Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH ELEMEN MESIN 1

“Transmisi Daya”
Disusun Guna Memenuhi Tugas Elemen Mesin 1

Di Susun Oleh :
AHMAD FAUZI
K2516004
Pendidikan Teknik Mesin

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan


Universitas Sebelas Maret
2017

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan sempurna. Shalawat serta
salam tak lupa kami haturkan kepada Junjugan kita Nabi Agung Muhammad SAW.
Sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Elemen Mesin 1.
Kami ucapkan terimakasih kepada Nyenyep Sriwardani selaku Dosen
Pengampu Mata Kuliah Elemen Mesin 1 yang telah memberi tugas pembuatan makalah
ini.
Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari masih banyak kekurangan dan
masih sedikit pengetahuan serta pengalaman kami. Oleh karena itu, kami menerima
kritik dan saran dari pembaca guna membangun, melengkapi dan memperbaiki makalah
ini agar dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya.
Surakarta,14 September 2017

Tim Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .............................................................................................


Daftar Isi ......................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1. Pengertian Transmisi Daya ...................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Umum....................................................................................
2.2. Macam-macam komponen mesin............................................................
2.3. Poros .......................................................................................................
2.3.1.1 Macam-macam poros...................................................................
2.3.2. Hal-hal penting dalam Perencanaan poros.....................................
2.3.3. Perhitungan pada poros..................................................................
2.4. Bantalan...................................................................................................
2.5. Puli ..........................................................................................................
2.6. Transmisi Sabuk – V...................................................................
2.6.1. Pemilihan Puli .........................................................................
2.6.2Rumus Dan Perhitungan.............................................................
2.7 Rantai-Sproket..........................................................................................
2.7.1 Definisi...................................................................................
2.7.2 Prinsip Kerja..........................................................................
2.7.3 Aplikasi.................................................................................
2.8 Roda Gigi..........................................................................................
2.8.1 Definisi..................................................................................
2.8.2 Fungsi.....................................................................................
2.8.3 Aplikasi.................................................................................

2.9 KOPLING

2.9.1 Jenis Kopling.........................................................................

3
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan .......................................................................................
2. Saran ..................................................................................................
Daftar Pustaka

4
BAB I
PENDAHULUAN

Sistem transmisi, dalam otomotif, adalah sistem yang berfungsi untuk konversi
torsi dan kecepatan (putaran) dari mesin menjadi torsi dan kecepatan yang berbeda-
beda untuk diteruskan ke penggerak akhir. Konversi ini mengubah kecepatan putar
yang tinggi menjadi lebih rendah tetapi lebih bertenaga, atau sebaliknya.

Dalam perancangan (suatu) alat ini dibutuhkan beberapa komponen pendukung


yang sering dijumpai dalam sebuah rangkaian alat atau mesin. Teori komponen ini
berfungsi untuk memberi landasan dalam perancangan ataupun pembuatan alat.
Ketepatan dan ketelitian dalam pemilihan berbagai nilai atau ukuran dari komponen itu
sangat mempengaruhi kinerja dari alat yang akan dirancang
Mesin merupakan kesatuan dari berbagai komponen yang selalu berkaitan
dengan elemen-elemen mesin yang bekerja sama satu dengan yang lainnya secara
kompak sehingga menghasilkan suatu rangkaian gerakan yang sesuai dengan apa yang
sudah direncanakan. Dalam merencanakan sebuah mesin harus memperhatikan faktor
keamanan baik untuk mesin itu sendiri maupun bagi operatornya. Dalam pemilihan
elemen-elemen dari mesin juga harus memperhatikan kekuatan bahan, safety factor, dan
ketahanan dari berbagai komponen tersebut. Adapun elemen tersebut adalah bantalan
duduk, poros, pully, mototr elektrik, mur dan baut.

BAB II

5
DASAR TEORI

2.1. Pengertian Umum

Sistem transmisi, dalam otomotif, adalah sistem yang berfungsi untuk konversi torsi
dan kecepatan (putaran) dari mesin menjadi torsi dan kecepatan yang berbeda-beda
untuk diteruskan ke penggerak akhir. Konversi ini mengubah kecepatan putar yang
tinggi menjadi lebih rendah tetapi lebih bertenaga, atau sebaliknya.

2.2. Macam-macam komponen mesin

Dalam perancangan (suatu) alat ini dibutuhkan beberapa komponen pendukung

yang sering dijumpai dalam sebuah rangkaian alat atau mesin. Teori komponen ini

berfungsi untuk memberi landasan dalam perancangan ataupun pembuatan alat.

Ketepatan dan ketelitian dalam pemilihan berbagai nilai atau ukuran dari komponen itu

sangat mempengaruhi kinerja dari alat yang akan dirancang

Mesin merupakan kesatuan dari berbagai komponen yang selalu berkaitan

dengan elemen-elemen mesin yang bekerja sama satu dengan yang lainnya secara

kompak sehingga menghasilkan suatu rangkaian gerakan yang sesuai dengan apa yang

sudah direncanakan. Dalam merencanakan sebuah mesin harus memperhatikan faktor

keamanan baik untuk mesin itu sendiri maupun bagi operatornya. Dalam pemilihan

elemen-elemen dari mesin juga harus memperhatikan kekuatan bahan, safety factor, dan

ketahanan dari berbagai komponen tersebut. Adapun elemen tersebut adalah bantalan

duduk, poros, pully, mototr elektrik, mur dan baut.

2.3. Poros

6
Poros merupakan salah satu bagian yang terpenting dari setiap mesin. Hampir

setiap mesin meneruskan tenaga bersama-sama dengan putaran. Peranan (Elemen)

utama dalam tranmisi seperti itu dipegang oleh(adalah) poros poros.

2.3.2 Macam-macam poros

Poros untuk meneruskam daya diklasifikasikan menurut pembebanannya

sebagai berikut:

1. Poros transmisi

Poros semacam ini mendapat beban puntir murni atau puntir dan

lentur. Daya di transmisikan kepada poros ini melalui kopling, roda gigi puli

sabuk atau sprocket rantai, dan lain-lain.

2. Spindel

Poros transmisi yang relatif pendek, seperti poros utama mesin

perkakas, dimana beban utamanya berupa puntiran, disebut sepindel. Syarat

yang harus di penuhi poros ini adalah deformasinya harus kecil dan bentuk

serta ukuranya harus teliti.

3. Gandar

Poros seperti yang di pasng di antara roda – roda kereta barang,

dimana tidak mendapat beban puntir, bahkan kadang – kadang tidak boleh

berputar, disebut gandar. Gandar ini hanya mendapat beban lentur, kecuali

jika digerakan oleh penggerak mula dimana akan mengalami beban puntir

juga.

Menurut bentuk poros dapat digolongkan atas poros lurus umum,

poros engkol sebagai poros utama dari mesin torak, dan lain-lain. Poros

7
luwes untuk tranmisi daya kecil agar terdapat kebebasan bagi perubahan

arah, dan lain-lain. Contoh gambar poros (adalah) gambar 2.3.

Gambar 2.3. Poros.

2.3.2. Hal-hal penting dalam Perencanaan poros

Hal-hal penting dalam merencanakan sebuah poros sebagai berikut ini

perlu diperhatikan : (Sularso, 1994)

1. Kekuatan poros

Suatu poros transmisi dapat mengalami suatu beban puntir atau lentur

atau gabungan antara puntir dan lentur seperti telah diutarakan di atas. Juga

ada poros yang mendapat beban tarik atau tekan seperti poros baling- baling

kapal atau turbin.

Kelelahan, tumbukan atau pengaruh kosentrasi tegangan bila

diameter poros diperkecil (poros bertangga ) atau bila poros mempunyai alur

pasak, harus diperhatikan. Sebuah poros harus di rencanakan hingga cukup

kuat untuk menahan beban- beban di atas.

2. Kekakuan poros

Meskipun sebuah poros mempunyai kekuatan yang cukup tetapi jika

lenturan atau defleksi puntiran terlalu besar akan mengakibatkan ketidak

telitian atau getaran dan suara. Disamping kekuatan poros, kekakuannya juga

8
harus diperhatikan dan disesuaikan dengan macam mesin yang akan dilayani

poros tersebut.

3. Putaran kritis

Bila putaran suatu mesin dinaikan maka suatu harga putaran tertentu

dapat terjadi getaran yang luar biasa besarnya. Putaran ini disebut putaran

kritis. Hal ini dapat terjadi pada turbin, motor torak, motor listrik , dan lain-

lain. Juga dapat mengakibatkan kerusakan pada poros dan bagian bagian

lainya. Jika mungkin, poros harus direncanakan sedemikian rupa hingga

putaran kerjanya lebih rendah dari putaran kritisnya.

4. Korosi

Bahan-bahan tahan korosi (termasuk plastik) harus dipilih untuk

poros propeller dan pompa bila terjadi dengan kontak dengan fluida yang

korosif. Demikian juga yang terancam kavitasi, dan poros-poros mesin yang

sering berhenti lama. Sampai dengan batas-batas tertentu dapat pula

dilakukan perlidungan terhadap korosi.

2.3.3. Perhitungan pada poros

Pada poros yang menderita beban puntir dan beban lentur sekaligus,

maka pada permukaan poros akan terjadi tegangan geser karena momen puntir

dan tegangan lentur karena momen lengkung, maka daya rencana poros dapat

ditentukan denan rumus:

Pd  f c P  kW 

Dimana

9
Pd = daya rencana (kW)

Fc = factor koreksi

P = daya nominal motor penggerak (kW)

Jika momen puntir (disebut juga momen rencana) adalah T (kg.mm)

maka:

Pd 
 T / 1000 2n1 / 60
102
sehingga
Pd
T  9,74 x10 5
n1

Bila momen rencana T (kg.mm) dibebankan pada suatu diameter poros d

(mm), maka tegangan geser (kg.mm2) yang terjadi adalah:

T 5,1T
   3
d / 16 d
3

Meskipun dalam perkiraan sementara ditetapkan bahwa beban hanya

terdiri atas momen puntir saja, perlu ditinjau pula apakah ada kemungkinan

pemakaian dengan beban lentur dimasa mendatang. Jika memang diperkirakan

akan terjadi pemakaian dengan beban lentur maka dapat dipertimbangkan

pemakaian factor Cb yang harganya antara 1,2-2,3.(jika tidak diperkirakan akan

terjadi pembebanan lentur maka Cb diambil = 1,0).

Dari persamaan diatas diperoleh rumus untuk menghitung diameter

poros
1/ 3
 5,1 
d  K t CbT 
 a 
dimana :
 a   B /  sf1 x sf 2 

10
Perhitungan putaran kritis

d2 I
Nc  52700
Il W

Dimana :

W = berat beban yang berputar

l = jarak antara bantalan

2.4. Bantalan

Bantalan adalah elemen mesin yang menumpu poros berbeban, sehingga putaran

atau geraan bolak-baliknya dapat berlangsung secara halus, aman, dan panjang umur.

Bantalan harus cukup kokoh untuk memungkinkan poros serta elemen mesin lainya

bekerja dengan baik. Jika bantalan tidak berfungsi dengan baik maka prestasi seluruh

system akan menurun atau tidak dapat bekerja secara semestinya. Jadi bantalan dalam

permesinan dapat disamakan perannya dengan pondasi pada gedung.

Dalam memilih bantalan yang digunakan, perlu diperhatikan hal-hal sebagai

berikut:

1. Tinggi rendahnya putaran poros

2. Jenis bahan yang digunaka

3. Besar kecilnya beban yang dikenakan

4. Kemudahan perawatan

Adapun analisa terhadap bantalan dilakukan untuk menghitung umur bantalan

berdasar beban yang diterima oleh bantalan.

Perhitungan umur bantalan.

Untuk setiap beban :

11
a
C 
L =  , dimana L = Dalam jutaan putaran
F

1
C = FL a Beban bantalan

L1  F2 
  ; di mana a =3 untuk bantalan peluran
L2  F1 

a = 10/3 untuk bantalan rol

Tegangan geser maksimum:

2
 
 max   x    2 xy ( kpsi )
 2 

Nilai beban dasar:


1
  n D  a
CR = F  LD  
 
 LR  n g 

F = Beban radial bantalan yang sebenarnya

2.5. Puli

Puli merupakan salah satu elemen mesin yang berfungsi untuk mentransmisikan

daya seperti halnya sprocket rantai dan roda gigi (Gambar 2.4). Puli pada umumnya

dibuat dari besi cor kelabu FC 20 atau FC 30, dan adapula yang terbuat dari baja.

Perkembangan pesat dalam bidang penggerak pada berbagai mesin perkakas

dengan menggunakan motor listrik telah membuat arti sabuk untuk alat penggerak

menjadi berkurang. Akan tetapi sifat elastisitas daya dari sabuk untuk menampung

kejutan dan getaran pada saat transmisi membuat sabuk tetap dimanfaatkan untuk

mentransmisikan daya dari penggerak pada mesin perkakas.

12
Keuntungan jika menggunakan puli :

1. Bidang kontak sabuk-puli luas, tegangan puli biasanya lebih kecil

sehingga lebar puli bisa dikurangi.

2. Tidak menimbulkan suara yang bising dan lebih tenang.

Gambar 2.4. Puli.

2.6. Transmisi Sabuk – V

Jarak yang jauh antara dua buah poros sering tidak memungkkinkan transmisi

langsung dengan roda gigi. Dalam hal demikian, cara transmisi putaran atau daya yang

lain dapat di terapkan, di mana sebuah sabuk luwes atau rantai dibelitkan sekeliling puli

atau sprocket pada poros.

Sabuk atau belt terbuat dari karet dan mempunyai penampung trapezium.

Tenunan, teteron dan semacamnya digunakan sebagai inti sabuk untuk membawa

tarikan yang besar. Sabuk V dibelitkan pada alur puli yang berbentuk V pula. Bagian

sabuk yang membelit akan mengalami lengkungan sehingga lebar bagian dalamnya

akan bertambah besar. Gaya gesekan juga akan bertambah karena pengaruh bentuk baji,

13
yamg akan menghasilkan transmisi daya yang besar pada tegangan yang relatif rendah.

Hal ini merupakan salah satu keunggulan dari sabuk-V jika dibandingkan dengan sabuk

rata.

Sebagian besar transmisi sabuk menggunakan sabuk – V karena mudah

penanganannya dan harganyapun murah. Kecepatan sabuk direncanakan untuk 10

sampai 20 (m/s) pada umumnya, dan maksimal sampai 25 (m/s). Dalam gambar 2.5

diberikan sebagai proporsi penampang sabuk – V yang umum dipakai. Daya

maksimum yang dapat ditransmisikan kurang lebih 500 (kW). Di bawah ini ( gambar

2.5) dibahas tentang hal-hal dasar pemilihan sabuk-v dan puli.

14
Gambar 2.5 Konstruksi dan ukuran penampang sabuk-V

2.6.1. Pemilihan Puli

Pemilihan puli belt sebagai elemen transmisi didasarkan atas pertimbangan-

pertimbangan sebagai berikut :

 Dibandingkan roda gigi atau rantai, penggunaan sabuk lebih halus, tidak

bersuara, sehingga akan mengurangi kebisingan.

15
 Kecepatan putar pada transmisi sabuk lebih tinggi jika dibandingkan

dengan belt.

 Karena sifat penggunaan belt yang dapat selip, maka jika terjadi kemacetan

atau gangguan pada salah satu elemen tidak akan menyebabkan kerusakan

pada elemen lain.

2.6.2. Rumus Dan Perhitungan

Pada mesin ini menggunakan sabuk-V sebagai penerus daya dari motor listrik ke

poros, (dapat dihitung) dengan rumus perhitungan :

 Perbandingan transmisi

n1 d 2

n2 d1

Dimana :

n1 = putaran poros pertama (rpm)

n 2 = Putaran poros kedua (rpm)

d 1 = diameter puli penggerak (mm)

d 2 = diameter puli yang digerakan (mm)

 Kecepatan sabuk

 .d .n
v (m/s)
60.1000

Dimana :

V = kecepatan sabuk (m/s)

d = diameter puli motor (mm)

n = putaran motor listrik (rpm)

 Panjang sabuk

16
 1
L = 2C + (dp + Dp) + (Dp - dp) 2
2 4.C

Dimana :

L = panjang sabuk (mm)

C = jarak sumbu poros (mm)

D 1 = diameter puli penggerak (mm)

D 2 = diameter puli poros (mm)

2.7 Rantai-Sproket
2.7.1 Definisi
Rantai-sproket adalah roda bergerigi yang yang berpasangan dengan rantai, tarack
atau benda panjang yang bergerigi lainnya. Sprocket berbeda dengan roda gigi, sproket
tidak pernah bersinggungan dengan sprocket lainnya dan tidak pernah cocok. Sproket
juga berbeda dengan puli dimana sprocket memiliki gigi sedangkan puli pada umumnya
tidak memiliki gigi.
2.7.2 Prinsip Kerja
Prinsip kerja rantai dan sprocket yaitu sprocket dihubungkan dengan rantai untuk
memutar poros yang menyangga pada roda belakang. Yang bekerja berdasarkan gerakan
hidroluik transmisi dari pinion dan manual dari gear belakang.
2.7.3 Aplikasi
Sproket banyak digunakan pada sepeda, sepeda motor, mobil, kendaraan roda
rantai dan mesin lainnya digunakan untuk mentransmisikan gaya putar antara 2 poros.
Sproket juga digunakan pada kendaraan roda rantai. ada kendaraan jenis ini,
jumlah sproket yang terlibat banyak, namun sproket yang menggerakkan hanya satu,
dua atau tiga. Sproket yang menggerakkan jika hanya satu biasanya berada di depan
atau dibelakang kendaraan. Sementara dengan dua sproket penggerak, posisi sproket
ada didepan dan belakang. Sproket penggerak ketiga biasanya bisa dimana saja dan
biasanya posisinya lebih tinggi dari sproket penggerak yang lain.
2.8 Roda Gigi
2.8.1 Definisi
Roda gigi adalah bagian dari mesin yang berputar yang berguna untuk
mentransmisikan daya. Roda gigi memiliki gigi-gigi yang saling bersinggungan dengan

17
gigi dari roda gigi yang lain. Dua atau lebih roda gigi yang bersinggungan dan bekerja
bersama-sama disebut sebagai transmisi roda gigi, dan bisa menghasilkan keuntungan
mekanis melalui rasio jumlah gigi. Roda gigi mampu mengubah kecepatan putar, torsi,
dan arah daya terhadap sumber daya. Tidak semua roda gigi berhubungan dengan roda
gigi yang lain; salah satu kasusnya adalah pasangan roda gigi dan pinion yang
bersumber dari atau menghasilkan gaya translasi, bukan gaya rotasi
2.8.2 Fungsi
Roda gigi berfungsi mentransmisikan daya dan putaran yang tepat dari sumber
penggerak ke poros penggerak berikutnya.
2.8.3 Aplikasi
Roda gigi digunakan pada jam mekanis. Perputaran jarum jam, menit dan detik
terjadi karena kombinasi dari pasangan roda giginya, pada mainan anak-anak, kerek dan
lain-lain.

2.9 KOPLING

Defenisi Kopling dan Jenis-jenisnya

Kopling adalah suatu elemen mesin yang berfungsi untuk mentransmisikan daya dari
poros penggerak (driving shaft) ke poros yang digerakkan (driven shaft), dimana
putaran inputnya akan sama dengan putaran outputnya. Tanpa kopling, sulit untuk
menggerakkan elemen mesin sebaik-baiknya. Dengan adanya kopling pemindahan daya
dapat dilakukan dengan teratur dan seefisien mungkin.

Beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh sebuah kopling adalah:

1. Mampu menahan adanya kelebihan beban.


2. Mengurangi getaran dari poros penggerak yang diakibatkan oleh gerakan dari
elemen lain.
3. Mampu menjamin penyambungan dua poros atau lebih.
4. Mampu mencegah terjadinya beban kejut.

Untuk perencanaan sebuah kopling kita harus memperhatikan kondisi-kondisi sebagai


berikut:

18
1. Kopling harus mudah dipasang dan dilepas
2. Kopling harus dapat mentransmisikan daya sepenuhnya dari poros
3. Kopling harus sederhana dan ringan
4. Kopling harus dapat mengurangi kesalahan hubungan pada poros

2.9.1 Jenis Kopling

Kopling ditinjau dari cara kerjanya dapat dibedakan atas dua jenis:

1. Kopling Tetap
2. Kopling Tak Tetap

Kopling Tetap

Kopling tetap adalah suatu elemen mesin yang berfungsi sebagai penerus putaran dan
daya dari poros penggerak ke poros yang digerakkan secara pasti (tanpa terjadi slip),
dimana sumbu kedua poros tersebut terletak pada satu garis lurus atau dapat sedikit
berbeda sumbunya. Kopling tetap selalu dalam keadaan terpasang, untuk
memisahkannya harus dilakukan pembongkaran.

Kopling tetap terbagi atas 4 yaitu :

Kopling kaku

Kopling kaku dipergunakan bila kedua poros harus dihubungkan sumbu segaris, dan
dipakai pada poros mesin dan transmisi umum di pabrik-pabrik, kopling ini terdiri atas :

1. Kopling bus
2. Kopling flens kaku
3. Kopling flens tempa
4. Kopling luwes

19
Kopling luwes ( fleksibel ) memungkinkan adanya sedikit ketidaklurusan sumbu
poros yang terdiri atas:

1. Kopling flens luwes


2. Kopling karet ban
3. Kopling karet bintang
4. Kopling gigi
5. Kopling rantai
6. Kopling universal

Kopling universal digunakan bila kedua poros akan membentuk sudut yang
cukup besar, terdiri dari:

1. Kopling universal hook


2. Kopling universal kecepatan tetap

Kopling universal digunakan bila poros penggerak dan poros yang digerakkan
membentuk sudut yang cukup besar.

Kopling Fluida

Penerusan daya dilakukan oleh fluida sehingga tidak ada hubungan antara kedua poros.
Kopling Fluida sangat cocok untuk mentransmisikan putaran tinggi dan daya yang
besar. Keuntungannya adalah getaran dari sisi penggerak dan tumbukan dari sisi beban
tidak saling diteruskan. Demikian pula pada waktu terjadi pembebanan lebih ,
penggerak mula tidak akan terkena momen yang akan melebihi batas kemampuan.

BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Sistem transmisi, dalam otomotif, adalah sistem yang berfungsi untuk konversi
torsi dan kecepatan (putaran) dari mesin menjadi torsi dan kecepatan yang berbeda-

20
beda untuk diteruskan ke penggerak akhir. Konversi ini mengubah kecepatan putar
yang tinggi menjadi lebih rendah tetapi lebih bertenaga, atau sebaliknya.
Dalam perancangan (suatu) alat ini dibutuhkan beberapa komponen pendukung

yang sering dijumpai dalam sebuah rangkaian alat atau mesin. Teori komponen ini

berfungsi untuk memberi landasan dalam perancangan ataupun pembuatan alat.

Ketepatan dan ketelitian dalam pemilihan berbagai nilai atau ukuran dari komponen itu

sangat mempengaruhi kinerja dari alat yang akan dirancang

Mesin merupakan kesatuan dari berbagai komponen yang selalu berkaitan

dengan elemen-elemen mesin yang bekerja sama satu dengan yang lainnya secara

kompak sehingga menghasilkan suatu rangkaian gerakan yang sesuai dengan apa yang

sudah direncanakan. Dalam merencanakan sebuah mesin harus memperhatikan faktor

keamanan baik untuk mesin itu sendiri maupun bagi operatornya. Dalam pemilihan

elemen-elemen dari mesin juga harus memperhatikan kekuatan bahan, safety factor, dan

ketahanan dari berbagai komponen tersebut. Adapun elemen tersebut adalah bantalan

duduk, poros, pully, mototr elektrik, mur dan baut.

2. Saran

Dari semua pembahasan materi yang telah kami sampaikan, kami


berharap teman-teman bisa mengerti lagi tentang sistem periodik unsur ini, dan
semoga teman-teman memperoleh manfaat yang ada dalam meteri tersebut. Jika

21
ada terdapat kekurangan terhadap materi kami, kami mohon maaf, terima kasih
telah memperhatikan sekaligus memahami materi kami.

DAFTAR PUSTAKA

Wallace, W.(2004). "You Can't Tension All Bolts", Distributor's Link Magazine,
<< akses 31 Januari 2016 :
http://www.appliedbolting.com/pdf/you_cannot_tension_all_bolts.pdf >>

https://www.researchgate.net/publication/311378174_Studi_Karakteristik_Baut_
Mutu_Tinggi_A325_dan_Grade_88_Terhadap_Tarik_dan_Pengaruhnya_pada_P
erencanaan_Sambungan

22
23

Anda mungkin juga menyukai