OLEH :
2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga laporan ini bisa
selesai pada waktunya.
Terima kasih juga saya ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan ide - idenya sehingga “LAPORAN PERANCANGAN POROS PENGGERAK /
AXLE SHAFT PADA TOYOTA HILUX” ini bisa disusun dengan baik. Saya berharap
semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, saya memahami bahwa laporan ini masih jauh dari kata
sempurna, sehingga saya sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun
demi terciptanya laporan yang lebih baik lagi.
Penulis.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
➢ Spindel.
Poros transmisi yang relatif pendek, seperti poros utama mesin perkakas, dimana
beban utamanya adalah puntiran. Syarat yang harus dipenuhi poros ini adalah
deformasinya harus kecil dan bentuk serta ukurannya harus teliti.
2
Gambar 2.2 Poros Spindel
➢ Gandar.
Poros yang dipasang di antara roda – roda kereta api yang mana tidak mendapat beban
puntir dan tidak berputar tetapi hanya mendapat beban lentur saja. Kecuali jika di
gerakkan oleh penggerak mula maka akan mengalami beban puntir juga.
➢ Poros Engkol.
Fungsi poros engkol itu sendiri adalah merubah gerak translasi menjadi gerak rotasi
atau sebaliknya. Perubahan gerak translasi menjadi gerak rotasi terjadi pada waktu mesin
beroperasi, sedangkan perubahan gerak rotasi menjadi gerak translasi terjadi pada waktu
start dan waktu pengereman dengan mesin. Tenaga yang dihasilkan dari pembakaran di
silinder diteruskan oleh poros engkol untuk ditransmisikan secara rotasi sehingga dapat
menggerakkan kendaraan. Beban yang terjadi pada poros engkol merupakan kombinasi
dari lenturan dan puntiran.
3
➢ Poros Ulir Daya.
Ulir daya (power screw) adalah perlatan yang berfungsi untuk mengubah gerakan
angular menjadi gerakan linear dan biasanya juga mentransmisikan daya.
➢ Kekuatan Poros.
Poros yang direnacanakan harus cukup kuat untuk menahan pembebanan yang
dikenakan atau yang bekerja pada poros tersebut. Pembebanan itu adalah beban puntir
atau lentur atau gabungannya, beban tarik ataupun tekan, beban tumbuk, beban lelah,
atau juga pengarus konsentrasi tegangan pada poros bertangga atau yang mempunyai
alur pasak.
➢ Kekakuan Poros.
Meskipun sebuah poros mempunyai kekuatan yang cukup tetapi jika lentur atau
defleksi puntirnya terlalu besar akan mengakibatkan ketidaktelitian dan menimbulkan
getaran dan suara.
➢ Putaran Kritis.
Bila putaran suatu mesin dinaikkan, maka pada suatu harga putaran tertentu dapat
terjadi getaran yang luar biasa besarnya. Putaran ini disebut putaran kritis. Untuk
pengamanan, poros harus direncanakan sedemikian rupa hingga putaran kerjanya lebih
rendah dari putaran kritisnya.
➢ Korosi.
Pemilihan bahan poros dan lingkungan kerja untuk poros – poros yang terancam
korositas dan poros – poros yang sering berhenti lama sampai batas – batas tertentu perlu
perlindungan terhadap korosi.
➢ Bahan Poros.
Bahan Poros yang digunakan sesuai apa yang diinginkan.
4
BAB III
PEMBAHASAN
Bila salah satu roda berada pada jalan datar dan yang satu lagi pada jalan kasar seperti
diperlihatkan pada Gambar 3.1, roda (A) pada permukaan kasar sudah tentu akan berputar
lebih cepat dari roda lainnya (B) pada permukaan datar (hal ini tidak akan terjadi bila kedua
roda berpijak pada jalan yang sama).
Lebih lanjut, roda – roda jarang berputar pada putaran yang sama di jalan umum,
sebab kedua roda berhubungan dengan permukaan jalan yang berbeda. Sebab lain adanya
perbedaan putaran roda kanan dan kiri karena adanya perbedaan tekanan angin dan keausan
ban. Bila roda- roda bergerak pada rpm yang sama, maka salah satu akan slip. Ban akan cepat
aus dan cenderung berakibat pada kemampuan pengendaraan. Untuk megatasi hal ini
diperlukan differential dengan tujuan agar dapat membedakan rpm untuk menghasilkan
momen yang sebanding.
Differential adalah suatu bagian komponen dari sebuah Axle (gardan) berupa piranti
rakitan roda gigi antara dua buah poros yang menjadikan poros penggerak tersebut dapat
berputar dalam kecepatan yang berbeda yang disebabkan oleh macam – macam kondisi
5
misalnya ketika kendaraan melakukann manuver atau berbelok, terjadinya slip yang
diakibatkan oleh jalanan yang begelombang atau mempunyai elevasi yang tidak rata. Roda –
roda gigi khusus yang berbentuk roda gigi kerucut ini disebut juga Gardan.
Pada umumnya konstruksi dasar dari differential adalah dua roda yang masing –
masing ujung porosnya dipasang dengan sebuah roda gigi kerucut. Kedua roda gigi kerucut
ini disebut roda gigi samping (side gear), yang selanjutnya dihubungkan dengan dua roda
gigi kerucut lain yang berukuran lebih kecil yang disebut roda gigi differential atau
differential pinion sehingga keempat roda gigi tersebut saling berkaitan.
Hasil perhitungan gigi komponen pada differential ditunjukkan pada Tabel berikut :
1. Ring Gear 41
2. Side Gear 16
6
Hasil perhitungan rasio putaran Pinion Shaft belakang terhadap Ring Gear
ditunjukkan pada tabel dibawah ini :
41 11 3,72
Sehingga rasio jumlah putaran pinion Shaft terhadap Ring Gear 3,72 : 1, artinya 1
putaran Ring Gear menghasilkan 3,72 putaran Pinion Shaft.
Axle shaft atau poros penggerak roda merupakan suatu komponen dari kendaraan
yang berfungsi meneruskan putaran dari differensial ke roda. Oleh karena itu, putaran pada
Axle Shaft sangat bergantung pada putaran Ring Gear.
Jika mobil berjalan di lintasan lurus dengan kedua roda berada pada permukaan jalan
yang sama, maka putaran dari Axle rear shaft akan sama dengan putaran dari Ring Gear.
7
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Jumlah gigi Ring Gear 41 dan jumlah gigi pinion shaft, maka rasio jumlah putaran
pinion Shaft terhadap Ring Gear 3,72 : 1, artinya 1 putaran Ring Gear menghasilkan
3,72 putaran Pinion Shaft.
2. Jika mobil berjalan di lintasan lurus dengan kedua roda berada pada permukaan jalan
yang sama, maka putaran dari Axle rear shaft akan sama dengan putaran dari Ring
Gear.
8
DAFTAR PUSTAKA