Anda di halaman 1dari 13

Makalah Desain Komponen Mesin

RANCANGAN SEBUAH POROS

Oleh :

MHD Fadhlan Syahputra NIM : 5203121001

Satria Wardana NIM : 5202121001

Gillardoni NIM : 5201121006

Heri Kiswanto NIM : 5203121007

Rizhen Dwiki Iswari NIM : 5203321005

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Julaga Situmorang, M.Pd

Mata Kuliah : Desain Komponen Mesin

Program Studi Pendidikan Teknik Mesin

Fakultas Teknik – Universitas Negeri Medan

November 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat-Nya makalah
ini dapat diselesaikan tepat waktu. Makalah ini membahas tentang “Makalah Tentang
Rancangan Sebuah Pros.” Makalah ini disusun sebagai pelengkap tugas mata kuliah desain
komponen mesin. Makalah ini juga menjadi salah satu komponen penilaian. Makalah ini pun
diharapkan dapat memotivasi penulis dan para pembaca sehingga mampu memahami segala
pembahasan yang berkaitan dengan pembelajaran tersebut. Penulis mengucapkan terima kasih
kepada bapak dosen karena, dengan makalah ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan
tentang rancangan sebuah poros.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya saran dan kritik yang bersifat membangun demi
perbaikan tugas yang akan datang. Akhirnya, kami memohon maaf apabila terdapat banyak
kesalahan dalam penulisan makalah ini. Sekian dan terima kasih.

Medan, 20 November 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………. 2
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………... 3
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………... 4
A. Latar Belakang…………………………………………………………………. 4
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………... 4
C. Tujuan…………………………………………………………………..……… 4
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………. 5
A. Pengertian..…….……..........….……..........….….….…………………………. 5
B. Pembebanan Poros.….….….….……..….….….….….….….….….….….…..... 7
BAB III PENUTUP……………………………………………………………………. 12
A. Kesinpulan……………………………………………………………………... 12
B. Saran…………………………………………………………………………… 12
DAFTAR PUSTAKA….….….………………………………………………………... 13

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Poros adalah suatu bagian stasioner yang berputar, biasanya berpenampang
bulat dimana terpasang elemen-elemen seperti roda gigi (gear), pulley, flywheel,
engkol, sprocket dan elemen pemindah lainnya. Poros bisa menerima beban lentur,
beban tarikan, beban tekan atau beban puntiran yang bekerja sendiri-sendiri atau berupa
gabungan satu dengan lainnya. (Josep Edward Shigley, 1983).
Poros dalam sebuah mesin berfungsi untuk meneruskan tenaga melalui putaran
mesin. Setiap elemen mesin yang berputar, seperti cakra tali, puli sabuk mesin, piringan
kabel, tromol kabel, roda jalan, dan roda gigi. Dipasang berputar terhadap poros dukung
yang tetap atau dipasang tetap pada poros dukung yang berputar.
Adapun poros engkol yang dalam sejarah poros engkol ditemukan oleh insinyur
muslim yang bernama Al-Jazai ia dipanggil Al-jazari karena lahir di Al-Jazira, sebuah
wilayah yang terletak diantara Tigris dan Efrat, Irak. Sepeti ayahnya ia mengabdi pada
raja-raja Urtuq atau Artuqid di Diyar Bakir dari 1174 sampai 1200 sebagai ahli teknik.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian Axle shaft, solid shaft, solid shaft, dan hollow shaft.
2. Analisa tegangan yang terjadi pada poros jika pembebanan menggunakan satu
pully pengeerak, dua pully penggerak, dan tiga pully penggerak.

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui tentang pengertian dan fungsi dari sebuah poros.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis poros.
3. Untuk mengetahui gaya-gaya yang bekerja pada poros.
4. Dapat memilih bahan yang akan dibuat poros.

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
1. Pengertian Axle Shaft
Axle shaft atau kutub pendorong roda adalah salah satunya komponen
mekanisme pemindah tenaga, sebagai kutub pendorong roda-roda di mana roda-
roda terpasang pada axle shaft hingga beban roda ditopang oleh axle shaft.
Komponen ini berperan untuk melanjutkan tenaga gerak dari differential ke
roda-roda.
Axle shaft pada kendaraan dibagi jadi dua yaitu front axle shaft (kutub
pendorong roda depan) dan rear axle shaft (kutub pendorong roda belakang).
Pada kendaraan yang menggunakan tipe Front Engine Front Drive (FF) maka
front axle shaft sebagai pendorong (driving axle shaft). Sementara itu pada
kendaraan yang menggunakan type Front Engine Rear Drive (FR) maka rear
axle shaft sebagai pendorong (driving axle shaft). Berbeda lagi pada kendaraan
yang menggunakan Four Wheel Drive (4WD) atau AWD maka front axle shaft
atau rear axle shaft sebagai sama sebagai pendorong (driving axle shaft).
Dalam penggunaannya pada kendaraan, maka dapat disimpulkan
bahwasanya fungsi axle shaft yaitu
1) Penerus perputaran ke roda. Axle shaft akan menghubungkan putaran dari
gardan atau differentian ke masing masing roda. Hal ini memungkinkan
putaran dimanfaatkan untuk menggerakkan roda sehingga kendaraan dapat
berjalan.
2) Penerima beban roda Selain chasis, beban kendaraan baik vertikal maupun
horisontal juga ditopang atau ditahan oleh axle shaft. Oleh karena itu axle
shaft biasanya terbuat dari bahan yang sangat kuat dengan daya tahan
momen puntir yang tinggi
Axle shaft secara garis besar terbagi menjadi dua yaitu front axle dan
rear axle. Keduanya memiliki susunan komponen yang sedikit berbeda. Untuk
lebih jelasnya berikut merupakan komponen axle shaft dan fungsinya:
1) Komponen Front Axle

5
Front axle yang berperan sebagai penerus perputaran ke roda sebagai
tempat knuckle supaya roda dapat dibelok-belokan. Komponen-komponennya :
a) Front axle housing
b) Front axle inner shaft
c) Front axle outer shaft
d) Tappered roller bearing

2) Komponen Rear Axle

Rear axle yang berperan sebagai penerus perputaran dari side gear ke
roda. Komponen-komponennya :
a. Axle shaft
b. Gasket
c. Axle shim
d. Axle retainer plate
e. Axle flange

2. Poros Transmisi
(Transmission Shafts) Poros transmisi lebih dikenal dengan sebutan
shaft. Digunakan pada mesin rotasi untuk metransmisikan putaran dan rotasi

6
dari satu lokasi kelokasi yang lainnya. Poros mentransmisikan torsi dan driver
(motor atau engine) ke driven. Shaft akan mengalami beban puntir berulang,
beban lentur berganti ataupun kedua-duanya. Pada shaft, daya dapat
ditransmisikan melalui gear, belt-pulley, rantai-sprocket, kopling, dll.
3. Poros Gandar
Poros gandar merupakan poros yang tidak berputar. Poros gandar tidak
menerima beban puntir dan hanya mendapat beban lentur.Poros Spindle Poros
spindle merupakan poros transmisi yang relatif pendek, misalnya pada poros
utama mesin perkakas dimana beban utamanya berupa beban puntiran. Selain
beban puntiran, poros spindle juga menerima beban lentur (axial load). Poros
spindle dapat digunakan secara efektif apabila deformasi yang terjadi pada poros
tersebut kecil dan bentuk serta ukuran haruslah teliti.
B. Pembebanan Poros
Pada prinsipnya, pembebanan pada poros ada 2 macam, yaitu puntiran karena
beban torsi dan bending karena beban transversal pada roda gigi, puli atau sproket.
Beban yang terjadi juga bisa merupakan kombinasi dari keduanya. Karakter
pembebanan yang terjadi bisa konstan, bervariasi terhadap waktu, maupun kombinasi
dari keduanya. Perbedaan antara poros dan as (axle) adalah poros meneruskan momen
torsi (berputar), sedangkan as tidak. Pada pembebanan konstan terhadap waktu,
tegangan yang terjadi pada as dengan roda gigi atau puli yang berputar pada bantalan
terhadap as tersebut adalah tegangan statik. Pada poros yang dibebani dengan bending
steady akan terjadi tegangan fully reversed seperti pada gambar 1 a. Tegangan yang
terjadi karena beban bending maupun torsi bisa fully reversed, repeated ataupun
fluctuating, seperti pada gambar 1.

Tegangan adalah gaya per satuan luas. Tegangan yang terjadi pada poros pada
umumnya berupa tegangan puntir (tangensial), bengkok (radial), gabungan bengkok dan
7
puntir, dan gabungan bengkok-puntir dan beban aksial. Tegangan yang terjadi pada
poros harus lebih kecil atau maksimum sama dengan tegangan yang diijinkan untuk
bahan poros yang dipakai.
Tegangan ijin adalah tegangan maksimum yang boleh bekerja pada bahan, agar
bahan tersebut tidak mengalami deformasi plastis. Besarnya tegangan ijin suatu bahan
biasanya ditentukan berdasarkan percobaan dan pengalaman. Harga-harga ini sangat
tergantung pada jenis bahan dan jenis pembebanan. Tegangan tarik ijin dihitung dengan
membagi tegangan maksimum dengan angka keamanan. Tegangan tarik yang terjadi
harus lebih kecil atau maksimum sama dengan tegangan tarik ijin.
Poros pada umumnya meneruskan daya melalui sabuk, roda gigi dan rantai. Jadi
poros ini mengalami beban puntir dan bengkok sehingga pada permukaan poros akan
terjadi tegangan geser  (=T/Zp) karena momen puntir T dan tegangan  (=M/Z)
karena momen lentur.
a. Pembebanan Statik Bending dan Torsi
Tegangan normal maksimum karena beban transversal

(1.1)
Tegangan geser maksimumnya

Untuk penampang bulat (1.2)

(1.3)
Sehingga tegangan normal utamanya bisa dihitung (σy=0)

(1.4)
Tegangan geser utama

(1.5)
Menurut kriteria energi distorsi, kegagalan poros akan terjadi ketika

8
(1.6)
dimana Ssy adalah kekuatan yield dan Ns adalah faktor keamanan. Diameter
minimum poros ketika mulai terjadi kegagalan adalah

(1.7)
Jika diameter poros diketahui, maka faktor keamanannya dihitung dengan

(1.8) Menurut kriteria tegangan geser maksimum,


kegagalan poros akan

terjadi ketika (1.9) Diameter minimum


poros ketika mulai terjadi kegagalan adalah

(1.10) Jika diameter poros diketahui, maka faktor


keamanannya dihitung dengan

(1.11)
b. Pembebanan Statik Bending, Torsi dan Gaya Aksial
Jika ditambahkan gaya aksial, maka tegangan normalnya menjadi

(1.12)
tegangan normal utamanya

(1.13)
Tegangan geser utama

9
(1.14)
Menurut kriteria energi distorsi, kegagalan poros akan terjadi ketika

(1.15) Menurut kriteria tegangan geser


maksimum, kegagalan poros akan
terjadi ketika

Pembebanan Siklik pada Poros


Tegangan bending alternating dan rata-rata terbesar terjadi pada permukaan luar,
besarnya :

(1.17) dan (1.18)


dengan kf dan kfm adalah faktor konsentrasi tegangan fatigue bending untuk
komponen alternating dan rata-rata. Untuk poros solid berpenampang lingkaran :

(1.19) dan (1.20) Sehingga :

(1.21) dan (1.22)


d adalah diameter poros pada posisi yang ditinjau.
Tegangan geser alternating dan rata-rata besarnya :

(1.23) dan (1.24)


dengan kfs dan kfsm adalah faktor konsentrasi tegangan fatigue torsi untuk
komponen alternating dan rata-rata. Untuk poros solid berpenampang lingkaran :

(1.25) dan (1.26) Sehingga :

10
(1.27) dan (1.28) Untuk gaya tarik aksial Fz,
biasanya hanya mempunyai komponen ratarata, yaitu sebesar:

11
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Axle shaft atau kutub pendorong roda adalah salah satunya komponen
mekanisme pemindah tenaga, sebagai kutub pendorong roda-roda di mana roda-roda
terpasang pada axle shaft hingga beban roda ditopang oleh axle shaft. Komponen ini
berperan untuk melanjutkan tenaga gerak dari differential ke roda-roda. Axle shaft
secara garis besar terbagi menjadi dua yaitu front axle dan rear axle. Keduanya memiliki
susunan komponen yang sedikit berbeda.
Poros transmisi lebih dikenal dengan sebutan shaft. Digunakan pada mesin
rotasi untuk metransmisikan putaran dan rotasi dari satu lokasi kelokasi yang lainnya.
Poros mentransmisikan torsi dan driver (motor atau engine) ke driven. Shaft akan
mengalami beban puntir berulang, beban lentur berganti ataupun kedua-duanya. Pada
shaft, daya dapat ditransmisikan melalui gear, belt-pulley, rantai-sprocket, kopling, dll.
Poros gandar merupakan poros yang tidak berputar. Poros gandar tidak
menerima beban puntir dan hanya mendapat beban lentur. Poros Spindle Poros spindle
merupakan poros transmisi yang relatif pendek, misalnya pada poros utama mesin
perkakas dimana beban utamanya berupa beban puntiran. Selain beban puntiran, poros
spindle juga menerima beban lentur (axial load).
Pada pembebanan konstan terhadap waktu, tegangan yang terjadi pada as
dengan roda gigi atau puli yang berputar pada bantalan terhadap as tersebut adalah
tegangan statik. Pada poros yang dibebani dengan bending steady akan terjadi tegangan
fully reversed

B. SARAN
Penyusunan makalah ini dapat digunakan sebagai refrensi untuk pembelajaran
di kampus khususnya untuk rancangan sebuah poros. Dan juga bisa dijadikan sebagai
tambahan pembelajaran untuk menambah ilmu bagi kita semua.

12
DAFTAR PUSTAKA

Stolk, ir.Jac & Kros, ir.C. (1982). Elemen Mesin Elemen Konstruksi dari Bangunan Mesin.
Jakarta : Penerbit Erlangga.
SHACKELFORD, JAMES F., "Introduction to Ma~Science for Engineers", pp. 225, 302, 1985,
New York, Macmillan Publishing Company.
BRENNER, HARRY S.PE.," ThreadedF astener" Mechanical Component Handbook, Section
1 O. Los Ange1es.pp.l0.1,10.41.

13

Anda mungkin juga menyukai