PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Meskipun di Indonesia semakin berkembangannya pembangkit-pembagkit
tenaga listrik tenaga air (PLTA), tetapi turbin uap tidak akan ketinggalan dalam
perencanaan sebagai sumber energi, maka turbin uap akan memegang peranan
penting. Hal ini disebabkan karena adanya bahan nuklir, maka panas yang dihasilkan
sebagai pemanas air didalam ketel uap dan uap ini nantinya sebagai fluida kerja dari
turbin uap, sehigga dengan demikian jelaslah bahwa dengan pengembangan
perencanaan turbin uap di Indonesia merupakan salah satu faktor untuk ikut
menunjang negara kita dalam kemajuan perencanaan pemerintah untuk proyek
pengembangan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN).
Tidak hanya terbatas pada pembangkit untuk umum saja, tetapi kalau kita lihat
sekarang, turbin uap mulai banyak dipergunakan oleh perusahaan guna effesiensi
dari produksinya. Sebagai contoh banyak pabrik gula sekarang ini yang memakai
turbin uap sebagai pengganti dari mesin uapnya, misalnya sebagai penggerak
gilingan, generator atau feed water pump. Sehingga dengan demikian pengembangan
pembelajaran dan perancangan turbin uap perlu mendapatkan tanggapan yang serius.
Keuntungan yang diperoleh dari turbin uap dibanding dengan penggerak utama
yang lain ialah, pada umumnya turbin uap berjalan stabil karena tidak ada gerak
bolak-balik atau translasi, pemakaian uap lebih rendah dibandingkan dengan
pemakaian uap pada mesin uap, untuk daya yang sama ukuran turbin uap lebih kecil
dibanding dengan mesin uap torak. Dan kerugian turbin uap dibandingkan dengan
mesin uap torak ialah, untuk mencapai reduksi putaran yang besar diperlukan gear
box yang prima dan tepat, dan untuk pengaturan kecepatan dengan governor yang
diatur oleh hidrolik memerlukan fluida minyak yang cukup banyak.Tetapi kerugian-
kerugian ini, tidak ada artinya dibanding dengan keuntungan-keuntungan yang
diperoleh dari turbin uap.Karena efisiensi yang tinggi, konstruksi yang ringan, daya
yang besar,dan pemakaian uap relatif kecil dibanding dengan mesin uap (Silalahi,
1984).
1.4.1.Tujuan Perencanaan
Mahasiswa dapat mengerti bagaimana perencanaan Turbin Uap yang benar
di harapkan setelah mahasiswa selesai merencanakan tugas turbin uap paham
dengan teori turbin uap yang di berikan selama di bangku perkuliahan.
Turbin adalah suatu penggerak mula yang mengubah energi pontensial uap
menjadi energi kinetik dan kemudian energi kinetik ini diubah menjadi energi mekanik
dalam bentuk putaran poros turbin.
Poros turbin uap dapat dihubungkan dengan mekanisme yang digerakkan baik
secara langsung maupun dengan bantuan roda gigi reduksi, tergantung dari mekanisme
yang digunakan. Turbin uap dapat dipergunakan pada berbagai bidang industri,
pembangkit tenaga listrik dan transportasi.
Sejarah perkembangan turbin uap dimulai sekitar 120 SM, yaitu ketika Hera Dan
Alexsandria membuat prototipe turbin yang pertama yang berkerja menggunakan
prinsip reaksi. Alat ini menjadi alat instalasi tenaga uap yang primitif. Semprotan uap
yang keluar dari nosel akan menyebabkan gaya reaksi pada nosel itu sendiri dan
memaksa bola itu berputar pada sumbu mendatarnya.
Keterangan :
1. Sumber Kalor
2. Bejana air
4. Pipa penyokong
5. Nosel
6. Aksel berongga
Keterangan :
1. Ketel.
2. Nosel.
3. Poros.
5. Kilang penumbuk
Setelah ditemukan kedua mesin uap diatas, kemajuan besar pada pengembangan
dan konstruksi turbin uap terjadi pada abad ke-19 tepatnya pada tahun 1890. Guslav De
Laval seorang ahli teknik berkebangsaan Swedia membuat sebuah turbin uap cakram
tunggal dengan kapasitas 5 DK, dengan poros fleksibel dan cakram. Energi kecepatan
semprotan uap memberikan gaya implus pada sudu-sudu dan melakukan kerja mekanis
pada poros atau turbin.
L.Jungstrom bersaudara pada abad 20 tepatnya tahun 1910 membuat turbin radial
yang arah aliran uapnya tegak lurus terhadap porosnya. Turbin ini terdiri dari 2 cakram-
cakram yang saling berhadapan, mempunyai sudu gerak yang dipasang melingkar
dengan jari-jari yang berbeda. Uap yang mengalir dari pipa utama uap 3 memasuki
ruang tengah melalui lubang pada cakram dan kemudian mengalir melalui semua baris
sudu-sudu gerak dan dialirkan melalui pipa buang turbin tersebut.
Turbin uap adalah suatu mesin penggerak utama (prime mover engine) yang
mengubah energi potensial uap menjadi energi kinetik dan energi kinetik ini selanjutnya
diubah menjadi energi mekanis dalam bentuk putaran poros turbin. Poros turbin
langsung atau dengan bantuan roda gigi reduksi dihubungkan dengan mekanisme yang
digerakkan. Tergantung pada jenis mekanisme yang digerakkan, turbin uap dapat
digunakan pada berbagai bidang industri, untuk pembangkit tenaga listrik, dan
transportasi.
Pada turbin, mula-mula uap yang memiliki energi potensial mengalir dari ketel
uap, dan kemudian berekspansi ke dalam nosel. Energi potensial uap dalam nosel ini
akan dirubah menjadi energi kinetik uap atau energi kecepatan uap. Uap yang memiliki
kecepatan tinggi akan menuju sudu gerak (moving blade) yang dipasang pada sebuah
rotor dan membuat rotor tersebut berputar sehingga menghasilkan energi mekanis yang
berupa putaran poros. Gerakan putar tersebut dirubah menjadi energi listrik pada
generator listrik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada turbin uap terjadi:
Skema dari sebuah sistem turbin uap dapat dilihat pada gambar sistem tersebut
terdiri dari beberapa komponen utama, yaitu: Air dari tanki air dipompa kedalam ketel
uap,kemudian didalam ketel uap air dipanaskan sehingga menjadi uap,uap ini masih
mengandung uap air(uap basah)kemudian mengalir ke superheater(pemanas
lanjut),sehingga setelah uap keluar dari superheater uap basah berubah menjadi uap
jenuh (uap kering),uap keing ini dialirkan kepipa pancar (nozel).Semburan uap dari
nozel mengenai sudu-sudu turbin sehngga memutar cakram dan poros turbin,setelah uap
mendorong sudu-sudu,kemudia meninggalkan sudu-sudu dan menjadi uap bekas yang
dialirkan ke evaporator untuk diembunkan menjadi air.Air dari evaporator dipompa ke
tanki air dan proses berulang lagi.
Biasanya uap bekas digunakan kembali untuk memanaskan air yang akan
dipompa ke ketel,sehingga kerugian panas dapat dikurangi dan penggunaan bahan bakar
menjadi lebih hemat,karena air yang dimasukkan ke ketel sudah panas.
Pada turbin uap semprotan uap bertekanan pada nosel atau dari satu grup nosel
akan memberikan gaya sudu turbin yang besarnya Pu (kg) dalam arah putarannya. Gaya
Pu yang dihasilkan oleh uap sewaktu uap tersebut didalam laluanya melalui sudu turbin
ini diubah menjadi kerja mekanis pada pinggir sudu. Kerja yang dilakukan oleh 1 kg
uap pada sudu dalam satu detik adalah :
L = Pu. U (kg.m/detik)
Turbin uap mempunyai jenis dan konstruksi yang berbeda-beda meskipun prinsip
dan bagian-bagiannya sama, namun dalam perencanaan ini secara garis besar turbin uap
klasifikasikan menjadi 3 macam yaitu :
Turbin uap reaksi ini biasanya dibuat dengan tingkat banyak (multi stage turbin),
dan didefinisikan sebagai turbin dimana ekspansi uap yang digunakan terjadi baik pada
guide blade maupun moving blade.
Turbin uap dapat diklasifiksikan kedalam katagori yang berbeda, tergantung pada
konstruksinya, proses penurunan kalor, kondisi-kondisi awal dan akhir uap, pemakaian
dibidang industri adalah sebagai berikut :
a. Turbin satu tingkat dengan satu atau lebih tingkat kecepatan, dan biasanya
berkapasitas kecil, untuk tekanan rendah antara 1,2 sampai 2 ata.
b. Turbin impulse dan reaksi bertingkat : Turbin dalam jangka kapasitas yang los,
yang biasanya mencapai tinggi diatas 40 ata.
a. Turbin aksial, dimana uapnya mengalir dalam arah yang sejajar terhadap sumbu
turbin, tegak lurus terhadap sumbu turbin, satu atau lebih tingkat kecepatan pada
turbin itu dibuat aksial.
b. Turbin radial, dimana uapnya mengalir dalam arah yang tegak lurus terhadap
sumbu turbin.
b. Turbin dengan pengaturan nosel yang uap segarnya masuk melalui satu atau lebih
pengatur pembuka (opening regulator) yang berurutan.
a. Turbin impluse, yang energi pontensial uapnya diubah menjadi energi kinetik
didalam nosel atau laluan yang dibentuk oleh sudu-sudu gerak, dan selanjutnya
energi kinetik uap diubah menjadi energi mekanis.
b. Turbin reaksi aksial, dimana ekspansi uap antara laluan sudu-sudu, baik sudu
penggerak maupun sudu gerak tiap tingkat berlangsung hampir pada derajat yang
sam
a. Turbin kondensasi (kondensing turbin) dengan generator, pada turbin jenis uap
pada tekanan yang lebih rendah dari tekanan atmosfir dialirkan kekondensor, uap
juga dicerat dari tingkat menengah untuk memanaskan air pengisi ketel.
b. Turbin kondensasi dengan satu atau dua penceratan dari tingkat menengah pada
temperatur tertentu untuk keperluan-keperluan industri dan pemanas.
c. Turbin tekanan lawan (back pressure turbin), pada turbin ini uap buang dipakai
untuk keperluan industri dan pemanas, dengan penceratan uap dari tingkat
d. Turbin tekanan campur satu atau dua tingkat tekanan dengan suplai uap buang
ketingkat-tingkat menengah.
e. Turbin tumpang adalah jenis turbin tekanan lawan dengan perbedaan bahwa uap
buang dari jenis ini lebih lanjut dipakai untuk turbin-turbin kondensasi tekanan
rendah dan menengah. Turbin ini beroperasi pada kondisi tekanan dan temperatur
awal yang tinggi, biasanya digunakan untuk memperbesar kapasitas pembangkit
pabrik yaitu untuk mendapatkan efesiensii yang lebih baik.
f. Turbin tekanan rendah (tekanan buang) dengan menggunakan tekanan buang dari
mesin-mesin uap.
a. Turbin uap stasioner dengan kecepatan putar yang konstan, dan biasanya
dipakai untuk penggerak alternator.
b. Turbin uap tidak stasioner dengan kecepatan yang bervariasi, biasanya dipakai
pada kapal-kapal uap, lokomotif kereta api dan lain-lain.
c. Turbin uap stasioner dengan kecepatan uap yang bervariasi, biasanya dipakai
untuk menggerakkan blower-turbo, dan lain-lain
𝑐1 = 91,5𝜑√𝐻′0
= 91,5 x 0,95 √66,2 = 707, 25 𝑚⁄𝑠
b) Teoritis
𝑐𝑐 707,25
𝑐1𝑡 = = = 744,47 𝑚⁄𝑠
𝜑 0,95
1602 − 1412
ℎ𝑏" = = 0,68 𝑘𝑐𝑎𝑙/𝑘𝑔
8378
e. Sudu gerak baris kedua
𝑐2′2 1352
ℎ𝑒 = = =2,175 kcal/ kg
8378 8378
𝜼𝒖 = 𝟎, 𝟔𝟕𝟑
Kesalahan perhitungan
𝟎, 𝟔𝟖𝟓 − 𝟎, 𝟔𝟕𝟑
𝑥 100% = 0,017%
𝟎, 𝟔𝟖𝟓
g. Kerugian akibat gesekan cakram
102𝑁𝑔𝑐𝑎
ℎ𝑔𝑐𝑎 =
427 𝐺
𝑈3
𝑁𝑔𝑐𝑎 = 𝜆(1.07)𝑑 2 𝛾
106
60𝑈
𝐷𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑑𝑖𝑠𝑐 =
𝜋. 𝑛
60 𝑥 𝟏𝟓𝟓
𝑑 = = 0,98 𝑚
𝜋. 3000
maka :
1553
2
𝑁𝑔𝑐𝑎 = 1,3 (1,07)(0,98 ) 3,95
106
𝑁𝑔𝑐𝑎 = 19,65 𝑘𝑤
102𝑥19,65
ℎ𝑔𝑐𝑎 = = 0,69 𝑘𝑐𝑎𝑙/𝑘𝑔
427 𝑥 6,76
h. Head drop ( H1)
H1 = H’o – (hn + H’b + hbg + hb + He + he.a)
H1 = 66,2 - (6,449 + 8,79 + 3,38 + 0,68 + 2,175 + 0,69
H1 = 44,036 kcal/kg
𝑔 𝑝1
𝐺𝐾𝑒𝑏𝑜𝑐𝑜𝑟𝑎𝑛 = 100 𝑥 𝑓𝑠 𝑥 √ 𝑥
𝑧 + 1,5 𝑣1
9,81 8
𝐺𝐾𝑒𝑏𝑜𝑐𝑜𝑟𝑎𝑛 = 100 𝑥0,0000755 𝑥√ 𝑥 = 0,2965𝑘𝑔/𝑠
40 + 1,5 0,1226
kritis
Penampang minimum atau leher untuk nosel 𝑓𝑚𝑖𝑛 &𝑓𝑚𝑎𝑘𝑠
𝐺𝑜 + 𝐺𝑘𝑒𝑏𝑜𝑐𝑜𝑟𝑎𝑛
𝑓𝑚𝑖𝑛 =
𝑃′𝑜
203√𝑣′𝑜
6,76 + 0,2965
𝑓𝑚𝑖𝑛 = = 2,4 𝑥 10−3 𝑚2
25,65
203√0,1299
"
𝐺𝑜 𝑣1′
𝑙 =
𝜋. 𝑑. 𝜀. 𝜔2. 𝑠𝑖𝑛𝛽2
6,76 𝑥 0,1299
𝑙" = = 1,75 𝑥10−2 𝑚
𝜋𝑥0,98𝑥0,965𝑥 445𝑥𝑠𝑖𝑛22,20
Tinggi sisi masuk sudu pengarah
𝒍𝒈𝒃 = 𝒍" + 𝟐, 𝟏 = 𝟏𝟕, 𝟓 + 𝟐, 𝟏 = 𝟏𝟗, 𝟔 𝒎𝒎
𝒍𝒎𝒊𝒏 𝟐𝟒
𝒇′𝒎𝒊𝒏 = = = 𝟏, 𝟐 𝒄𝒎
𝟐𝟎 𝟐𝟎
Lebar nosel pada bagian leher
Di asumsikan nilai lmin = 12mm
𝒇′ 𝒎𝒊𝒏 𝟏, 𝟐
𝒂𝒎𝒊𝒏 = = = 𝟏𝒄𝒎 = 𝟏𝟎𝒎𝒎
𝒍𝒎𝒊𝒏 𝟏, 𝟐
Lebar nossel pada sisi keluar
𝒇𝒎𝒂𝒌𝒔 𝟏𝟐, 𝟐
𝒂𝟏 = = = 𝟏, 𝟏𝟎𝟖 𝒄𝒎 = 𝟏𝟏, 𝟎𝟖 𝒎𝒎
𝟐𝟎. 𝒍 𝟐𝟎 𝒙 𝟏, 𝟐
Kesimpulan yang dapat kami ambil dari hasil penyusunan makalah ini adalah
sebagai berikut :
2. Untuk menggunakan turbin uap dengan baik dan benar, maka kita harus
mengetahui cara kerja dari turbin uap tersebut, agar kesalahan yang
mungkin terjadi bias diminimalisir.
5. Turbin uap merupakan buatan manusia, jadi alat tersebut ada kelebihan
dan kekurangannya.
B. Saran-saran
Dari hasil penyusunan makalah diatas maka penulis dapat memberikan saran
sebagai berikut :
1. Penulis sebaiknya menjelaskan secara rinci tentang komponen-komponen
utama dari turbin uap, agar pembaca dapat secara jelas mengerti tentang
komponen-komponen tersebut.
2. Sebaiknya penyusun makalah melakukan metode wawancara langsung
dengan pengguna turbin uap agar dapat mendapatkan penyusunan makalah
yang sempurna.
3. Mebangun kerja sama kelompok yang solid agar penyusunan makalah
berjalan dengan lancar.
Church, Edwin F., 1950, Steam Turbines, Third Edition, McGraw-Hill Book Company, Inc.,
New York.
Dietzel, Fritz., 1988, Turbin, Pompa dan Kompresor, Alih bahasa, Sriyono, Dakso., Erlangga,
Jakarta.
Shlyakhin,P.,1999, Turbin Uap, Teori dan Rancangan. Alih bahasa, Harahap, Zulkifli., Edisi
keempat. Erlangga, Jakarta.
Wawan Setiawan (1999), “Perecanaan Turbin Uap Penggerak Untuk Pompa Pengisi Ketel
Uap Pada PT.Madu Baru” IST AKPRIND.
Taufiq Hidayat Suarsono (2001) “Perancangan Turbin Uap Tiga Tingkat Tekanan Sebagai
Peggerak Generator Listrik Dengan Daya 1600 KW IST AKPRIND