Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemanfaatan tenaga uap sudah banyak dikembangkan karena banyak memberikan


manfaat bagi kehidupan sehari-hari untuk rumah tangga maupun perusahaan terkait. Salah
satu pemanfaatan tenaga uap adalah dapat menghasilkan energi listrik yang merupakan
salah satu kebutuhan yang paling pokok untuk menunjang kehidupan manusia. Selain
penggunaan energy uap sebagai tenaga penghasil listrik, energy uap digunakan sebagai
energy penggerak berbagai macam peralatan. Oleh karena manfaat yang dihasilkan
berpengaruh besar untuk kelangsungan hidup manusia dan merupakan kebutuhan yang besar
dan kebutuhan yang terus-menerus meningkat serta tidak tersedia secara alami di alam
membutuhkan suatu alat yang dapat mengubah energi dari bentuk lain menjadi tenaga
uap. Salah satu teknogi yang digunakan untuk mengubah suatu energi menjadi energy
listrik yaitu Pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).
Boiler atau ketel uap adalah suatu alat berbentuk bejana tertutup yang digunakan
untuk menghasilkan uap. Uap diperoleh dengan memanaskan bejana yang berisi air. Pada
boiler pipa api, dimana api mengalir didalam pipa-pipa (Tube), dan pemanasan air itu
dilakukan oleh gas panas dinding-dinding pipa bagian luar (bagian luar Tube).
Konstruksi dari boiler ini mempunyai beberapa pipa (Tube), dimana pipa-pipa api ini
terbuat dari carbon steel yang dipasang secara vertikal dan mempunyai garis tengah atau
diameter sesuai dengan rencana perancangan. Apabila diinginkan uap panas lanjut, maka
dapat ditambahkan alat pemanas lanjut (Superheater) pada instalasi boiler.
Dari pernyataan diatas maka dibuatlah makalah tentang fire tube boiler yang merupakan
salah satu macam-macam boiler. Dimana kedepannya makalah ini akan bermanfaat dalam
proses pemahaman lebih lanjut tentang fire tube boiler atau bahkan dapat menjadi referensi
dalam proses pembuatan alat fire tube boiler ini. Dengan mengetahui detail-detail dari salah
satu macam-macam boiler seperti kelebihan dan kekurangan dibandingkan dengan jenis
boiler yang lain, prinsip kerja fire tube boiler, dan hal-hal penting lainnya membantu kita
mengenal lebih dalam dan memungkinkan untuk merancang alatnya.

1
1.1. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada bagian latar belakang, dapat dirumuskan beberapa masalah,
yaitu :
1.1.1. Bagaimana sejarah mesin uap?
1.1.2. Apa pengertian boiler, jenis-jenis boiler, bahan penyusun boiler?
1.1.3. Bagaimana perawatan boiler?
1.1.4. Apa pengertian boiler pipa api?
1.1.5. Bagaimana prinsip kerja dari Fire Tube Boiler?
1.1.6. Apa kelebihan dan kekurangan dari Fire Tube Boiler?
1.1.7. Bagaimana prinsip kerja dari Fire Tube Boiler?

1.2. Tujuan
Setelah mengetahui latar belakang dibuatnya makalah ini maka dapat dilihat tujuannya yaitu
sebagai berikut :
1.2.1. Mengetahui jenis-jenis boiler
1.2.2. Dapat mengetahui informasi tentang Fire Tube Boiler
1.2.3. Mengetahui manfaat dari Fire Tube Boiler

1.3. Manfaat
Manfaat dari penyusunan makalah ini adalah :
1.3.1. Bagi pemakalah
Menambah wawasan dan pengetahuan tentang boiler khususnya jenis Fire Tube
Boiler

1.3.2 Bagi masyarakat

Sebagai gambaran bagi masyarakat bahwa uap dapat dijadikan sumber energy
untuk menggerakkan energy lain dengan jalan mengkonversi

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sejarah Mesin Uap

Mesin uap adalah mesin yang menggunakan energi panas dalam uap air dan
mengubahnya menjadi energi mekanis. Mesin uap digunakan dalam pompa,
lokomotif dan kapal laut, dan sangat penting dalam Revolusi Industri.

Gambar 2.1. Susunan umum instalasi super heater dalam lokomotif uap

Mesin uap merupakan mesin pembakaran eksternal, dengan cairan yang terpisah
dari hasil pembakaran. Sumber panas yang dapat digunakan yaitu tenaga surya, tenaga
nuklir, atau tenaga panas bumi. Jika uap berkembang melalui piston atau turbin, akan
menyebabkan kerja mekanik.
Mesin Uap, pertama kali dibuat oleh Hero dari Alexandria seorang Matematikawan
dan Teknisi, yaitu sebuah prototipe turbin uap primitif yang bekerja menggunakan prisip
reaksi. di mana tubin ini terdiri dari sumber kalor, bejana yang diisi dengan air dan pipa
tegak yang menyangga bola di mana pada bola terdapat dua nosel uap. Proses kerjanya
adalah sebagai berikut, sumber kalor akan memanasi air di dalam bejana sampai air
menguap, lalu uap tersebut mengalir melewati pipa tegak masuk ke bola. Uap tersebut
terkumpul di dalam bola, kemudian melalui nosel menyembur ke luar, karena semburan
tersebut, bola mejadi berputar.
Selanjutnya setelah penemuan Hero, beberapa abad kemudian dikembangkan
turbin uap oleh beberapa orang yang berusaha memanfaatkan uap sebagai sumber energi
untuk peralatan mereka. Thomas Savery (1650-1715) adalah orang Inggris yang
membuat mesin uap bolak-balik pertama, mesin ini tidak populer karena mesin sering
meledak dan sangat boros uap. Untuk memperbaiki kinerja dari mesin Savery, Denis

3
Papin (1647-1712) membuat katup-katup pengaman dan mengemukakan gagasan untuk
memisahkan uap air dan air dengan menggunakan torak.
Gagasan Papin direspons oleh Thomas Newcomen (1663-1729) yang merancang
dan membangun mesin menggunakan torak. Prinsip kerja yaitu uap tekanan rendah
dimasukan ke silinder dan menekan torak sehingga bergerak ke atas. Selanjutnya, silinder
disemprot air sehingga terjadi kondensasi uap, tekanan menjadi turun dan vakum. Karena
tekanan atmosfer dari luar torak turun maka terjadi langkah kerja.
Perkembangan mesin uap selanjutnya adalah mesin uap yang dikembangkan
oleh James Watt. Selama kurang lebih 20 tahun ia mengembangkan dan memperbaiki
kinerja dari mesin Newcomen. Gagasan James Watt yang paling penting adalah
mengkonversi gerak bolak-balik menjadi geraka putar (1781). Mesin tersebut kemudian
dikembangkan lebih lanjut oleh Corliss (1817-1888), yaitu dengan mengembangkan
katup masuk yang menutup cepat, untuk mencegah pencekikan katup pada waktu
menutup. Mesin Corliss menghemat penggunaan bahan bakar batu bara separo dari batu
bara yang digunakan mesin uap James Watt.
Kemudian Stumpf (1863) mengembangkan mesin uniflow yang dirancang untuk
mengurangi susut kondensasi. Mesin uap yang dibuat paling besar pada abad 18 adalah
menghasikan daya 5 MW, pada waktu itu dianggap raksasa, karena tidak adal agi mesin
yang lebih besar. Seiring dengan kebutuhan tenaga listrik yang besar, kemudian banyak
pengembangan untuk membuat mesin yang lebih efisien yang berdaya besar.
Mesin uap bolak-balik memiliki banyak keterbatasan, antara lain mekanismenya
terlalu rumit karena banyak penggunaan katup-katup dan juga mekanisme pengubah
gerak bolak-balik menjadi putaran. Maka untuk memenuhi tuntutan kepraktisan mesin
uap dengan efisiensi berdaya lebih besar, dikembangkan mesin uap rotari. Mesin uap
rotari komponen utamanya berupa poros yang bergerak memutar. Model konversi energi
potensial uap tidak menggunakan torak lagi, tetapi menggunakan sudu-sudu turbin.
Gustav de Laval (1845-1913) dari Swedia dan Charles Parson (1854-1930) dari
Inggris adalah dua penemu awal dari dasar turbin uap modern. De laval pada mulanya
mengembangkan turbin reaksi kecil berkecepatan tinggi, namun menganggapnya tidak
praktis dan kemudian mengembangkan turbin impuls satu tahap yang andal, dan
namanya digunakan untuk nama turbin jenis impuls. Berbeda dengan De laval, Parson
mengembang turbin rekasi tingkat banyak, turbinnya dipakai pertama kali pada kapal
laut.
Disamping para penemu di atas, penemu-penemu lainnya saling melengkapi dan
memperbaiki kinerja dari turbin uap. Rateau dari Prancis mengembangkan turbin impuls
tingkat banyak, dan C.G. Curtis dari Amerika Serikat mengembangkan tubin impuls
gabungan kecepatan. Selanjutnya, penggunaan turbin uap meluas dan praktis

4
menggantikan mesin uap bolak-balik, dengan banyak keuntungan. Penggunaan uap
panas lanjut yang meningkatkan efisiensi sehingga turbin uap berdaya besar (1000 MW,
3600 rpm, 60 Hz) banyak dibangun.

2.2. Definisi Boiler


Boiler adalah bejana tertutup dimana panas pembakaran dialirkan ke air sampai
terbentuk air panas atau steam. Air panas atau steam pada tekanan tertentu kemudian
digunakan untuk mengalirkan panas ke suatu proses. Air adalah media yang berguna dan
murah untuk mengalirkan panas ke suatu proses. Jika air dididihkan sampai menjadi
steam, volumnya akan meningkat sekitar 1.600 kali, menghasilkan tenaga yang
menyerupai bubuk mesiu yang mudah meledak, sehingga boiler merupakan peralatan
yang harus dikelola dan dijaga dengan sangat baik.
Air yang lebih panas memiliki berat jenis yang lebih rendah dibanding dengan air
yang lebih dingin, sehingga terjadi perubahan berat jenis air di dalam boiler. Air yang
memiliki berat jenis yang lebih kecil akan naik, dan sebaliknya air yang memiliki berat
jenis yang lebih tinggi akan turun ke dasar (MF Syahputra.2010).
Sistem boiler terdiri dari sistem air umpan (feed water system), sistem steam (steam
system) dan sistem bahan bakar (fuel system). Berikut penjelasan lebih lanjut :
1. Sistem air umpan (feed water system) menyediakan air untuk boiler secara otomatis
sesuai dengan kebutuhan steam. Berbagai kran disediakan untuk keperluan
perawatan dan perbaikan.
2. Sistem steam (steam sistem) mengumpulkan dan mengontrol produksi steam dalam
boiler. Steam dialirkan melalui sistem pemipaan ke titik pengguna. Pada keseluruhan
sistem, tekanan steam diatur menggunakan kran dan dipantau dengan alat pemantau
tekanan.
3. Sistem bahan bakar (fuel sistem) adalah semua peralatan yang digunakan untuk
menyediakan bahan bakar untuk menghasilkan panas yang dibutuhkan. Peralatan
yang diperlukan pada sistem bahan bakar tergantung pada jenis bahan bakar yang
digunakan pada sistem.
Air yang disuplai ke boiler untuk dirubah menjadi steam disebut air umpan (feed water).
Dua sumber air umpan adalah :
1. Kondensat atau steam yang mengembun yang dikembalikan dari proses.
2. Air makeup (air baku yang sudah diolah) yang harus diumpankan dari luar ruang
boiler danplant proses.
Sistem yang lain adalah penggunaan economizer untuk memanaskan awal air umpan
menggunakan limbah panas pada gas buang, untuk mendapatkan efisiensi boiler yang
lebih tinggi.

5
Gambar 2.2. Penampang umum boiler

2.3. Materi Penyusun Boiler

Bejana tekan yang digunakan pada boiler biasanya terbuat dari baja atau campuran
baja. Sedangkan untuk stainless steel dilarang penggunaannya oleh ASME (American
Society of Mechanical Engineers) Boiler Code sebagai material utama bejana ataupun
bagian sambungan las dari bejana, namun masih bisa digunakan pada area superheater
yang tidak akan bersentuhan langsung dengan air boiler. Sebelumnya, tembaga juga
digunakan untuk material pembuat boiler karena sifatnya yang mudah dibentuk dan
memiliki nilai konduktifitas termal yang tinggi, namun karena harga material tersebut
cenderung meningkat dan mahal, maka saat ini tembaga sudah jarang digunakan. Jaman
dahulu, juga sering digunakan wrought iron sebagai material boiler yang difabrikasi
dengan menggunakan prinsip pakukeling (rivetting).
Terkadang di beberapa negara, boiler hanya digunakan untuk memproduksi air
panas saja, tanpa menghasil kan uap panas. Untuk kondisi tersebut, biasanya material
yang digunakan cukup dengan menggunakan besi tuang (cast iron) karena lebih murah
bila dibandingkan dengan baja. Namun, apabila ingin menggunakan boiler tersebut untuk
menghasilkan uap panas, dianjurkan tidak menggunakan besi tuang. Hal ini disebabkan
karena sifat getas yang dimiliki oleh besi tuang berbahaya bila digunakan untuk boiler
penghasil uap yang beroperasi pada tekanan yang sangat tinggi.

2.4. Kondisi Air Umpan Boiler


Air yang digunakan pada proses pengolahan dan air umpan boiler diperoleh dari
air sungai, air waduk, sumur bor dan sumber mata air lainnya. Kualitas air tersebut tidak
sama walaupun menggunakan sumber air sejenis, hal ini dipengaruhi oleh lingkungan
asal air tersebut. Sumber mata air sungai umumnya sudah mengalami pencemaran oleh
aktivitas penduduk dan kegiatan industri, oleh sebab itu perlu dilakukan pemurnian.
Air umpan boiler harus memenuhi spesifikasi yang telah ditentukan agar tidak
menimbulkan masalah-masalah pada pengoperasian boiler. Air tersebut harus bebas dari

6
mineral-mineral yang tidak diinginkan serta pengotor-pengotor lainnya yang dapat
menurunkan efisiensi kerja dari boiler.
Feed water harus memenuhi prasyarat tertentu seperti yang diuraikan dalam tabel
di bawah ini :
Table 2.1. Prasyarat air umpan

Parameter Satuan Pengendalian Batas


pH Unit 10.5 – 11.5
Conductivity µmhos/cm 5000, max
TDS Ppm 3500, max
P – Alkalinity Ppm -
M – Alkalinity Ppm 800, max
O – Alkalinity Ppm 2.5 x SiO2, min
T. Hardness Ppm -
Silica Ppm 150, max
Besi Ppm 2, max
Phosphat residual Ppm 20 – 50
Sulfite residual Ppm 20 – 50
pH condensate Unit 8.0 – 9.0
Sumber : NALCO. Reference

Ketidaksesuaian kriteria air umpan boiler menurut baku mutu diatas akan
mempengaruhi berbagai hal, misalnya :
1. Korosi
Peristiwa korosi adalah peristiwa elektrokimia, dimana logam berubah menjadi
bentuk asalnya akibat dari oksidasi yang disebabkan berikatannya oksigen dengan
logam, atau kerugian logam disebabkan oleh akibat beberapa kimia
- Penyebab korosi Boiller : Oksigen Terlarut
- Alkalinity ( Korosi pH tinggi pada Boiler tekanan tinggi )
- Karbon dioksida ( korosi asam karbonat pada jalur kondensat )
- Korosi khelate ( EDTA sebagai pengolahan pencegah kerak )
Akibat dari peristiwa korosi adalah penipisan dinding pada permukaan boiler
sehingga dapat menyebabkan pipa pecah atau bocor.

2. Kerak
Pengerakan pada sistem boiler dapat terjadi akibat:
- Pengendapan hardness feedwater dan mineral lainnya

7
- Kejenuhan berlebih dari partikel padat terlarut ( TDS ) mengakibatkan tegangan
permukaan tinggi dan gelembung sulit pecah
- Kerak boiler yang lazim : CaCO3, Ca3 (PO4)2, Mg(OH)2, MgSiO3, SiO2,
Fe2(CO3)3, FePO4

3. Endapan
Endapan terjadi akibat dari pembekuan material non mineral pada boiler, umumnya
berasal dari:
- Oksida besi sebagai produk korosi
- Materi organic ( kotoran – bio, minyak dan getah ), Boiler bersifat alkalinity jika
terkena gliserida maka akan terjadi reaksi penyabunan.
- Partikel padat tersuspensi dari feedwater ( tanah endapan dan pasir )

2.4.1. Spesifikasi Air Umpan Boiler


Untuk boiler tekanan tinggi (modern) memerlukan air umpan boiler dengan
spesifikasi yang telah ditentukan, karena dengan tingginya tekanan material yang
ditinggalkan semakin besar, hal ini tentu mempengaruhi efisiensi boiler.
Tabel 2.2. Karakteristik Air Filter

Sumber: Laboratorium Utility PT. PIM

2.5. Perawatan Boiler


1. Perawatan Preventif (Preventive Maintenance) Adalah pekerjaan perawatan yang
bertujuan untuk mencegah terjadinya kerusakan, atau cara perawatan yang
direncanakan untuk pencegahan (preventif). Ruang lingkup pekerjaan preventif

8
termasuk : inspeksi, perbaikan kecil, pelumasan dan penyetelan, sehingga peralatan
atau mesin-mesin selama beroperasi terhindar dari kerusakan.
2. Perawatan Korektif Adalah pekerjaan perawatan yang dilakukan untuk memperbaiki
dan meningkatkan kondisi fasilitas/peralatan sehingga mencapai standar yang dapat
diterima. Dalam perbaikan dapat dilakukan peningkatan-peningkatan sedemikian
rupa, seperti melakukan perubahan atau modifikasi rancangan agar peralatan
menjadi lebih baik.
3. Perawatan Berjalan Dimana pekerjaan perawatan dilakukan ketika fasilitas atau
peralatan dalam keadaan bekerja. Perawatan berjalan diterapkan pada peralatan-
peralatan yang harus beroperasi terus dalam melayani proses produksi.
4. Perawatan Prediktif Perawatan prediktif ini dilakukan untuk mengetahui terjadinya
perubahan atau kelainan dalam kondisi fisik maupun fungsi dari sistem peralatan.
Biasanya perawatan prediktif dilakukan dengan bantuan panca indra atau alat-alat
monitor yang canggih.
5. Perawatan setelah terjadi kerusakan (Breakdown Maintenance) Pekerjaan perawatan
dilakukan setelah terjadi kerusakan pada peralatan, dan untukmemperbaikinya harus
disiapkan suku cadang, material, alat-alat dan tenagakerjanya.
6. Perawatan Darurat (Emergency Maintenance)Adalah pekerjaan perbaikan yang
harus segera dilakukan karena terjadi kemacetanatau kerusakan yang tidak terduga.

2.6. Komponen-Komponen pada Boiler


Boiler tersusun atas komponen-komponen penyusun untuk mendukung proses
kerjanya, berikut ini komponen-komponen beserta fungsinya :
- Tungku Pengapian (Furnace)
Bagian ini merupakan tempat terjadinya pembakaran bahan bakar yang akan menjadi
sumber panas, proses penerimaan panas oleh media air dilakukan melalui pipa yang
telah dialiri air, pipa tersebut menempel pada dinding tungku pembakaran. Proses
perpindahan panas pada furnace terjadi dengan tiga cara:
Perpindahan panas secara radiasi, dimana akan terjadi pancaran panas dari api
atau gas yang akan menempel pada dinding tube sehingga panas tersebut akan diserap
oleh fluida yang mengalir di dalamnya.
Perpindahan panas secara konduksi, panas mengalir melalui hantaran dari sisi
pipa yang menerima panas kedalam sisi pipa yang memberi panas pada air.
Perpindahan panas secara konveksi. panas yang terjadi dengan singgungan
molekul-molekul air sehingga panas akan menyebar kesetiap aliran air.
Di dalam furnace, ruang bakar terbagi atas dua bagian yaitu ruang pertama dan
ruang kedua. Pada ruang pertama, di dalamnya akan tejadi pemanasan langsung dari
9
sumber panas yang diterima oleh tube (pipa), sedangkan pada ruang kedua yang
terdapat pada bagian atas, panas yang diterima berasal dari udara panas hasil
pembakaran dari ruang pertama. Jadi, fungsi dari ruang pemanas kedua ini yakni
untuk menyerap panas yang terbuang dari ruang pemanasan pertama, agar energi
panas yang terbuang secara cuma-cuma tidak terlalu besar, dan untuk mengontrol
panas fluida yang telah dipanaskan pada ruang pertama agar tidak mengalami
penurunan panas secara berlebihan.

- Steam Drum
Steam drum berfungsi sebagai tempat penampungan air panas serta tempat
terbentuknya uap. Drum ini menampung uap jenuh (saturated steam) beserta air
dengan perbandingan antara 50% air dan 50% uap. untuk menghindari agar air tidak
terbawa oleh uap, maka dipasangi sekat-sekat, air yang memiliki suhu rendah akan
turun ke bawah dan air yang bersuhu tinggi akan naik ke atas dan kemudian menguap.

- Superheater
Merupakan tempat pengeringan steam, dikarenakan uap yang berasal dari steam
drum masih dalam keadaan basah sehingga belum dapat digunakan. Proses
pemanasan lanjutan menggunakan superheater pipe yang dipanaskan dengan suhu
260°C sampai 350°C. Dengan suhu tersebut, uap akan menjadi kering dan dapat
digunakan untuk menggerakkan turbin maupun untuk keperluan peralatan lain.
Perinsip Kerja pemanas lanjut (Super Heater)
Prinsip kerja Super Heater yaitu pada saat pemanasan, api harus diatur sehingga
suhu dari pipa Super Heater tidak melebihi batas keamanan yang diizinkan. Suhu dari
logam pipa pada waktu pemanasan ketel biasanya dijaga supaya berada di bawah suhu
pipa pada saat ketel berada pada kapasitas penuh. Hal ini dapat dilaksanakan dengan
mengatur waktu dari saat pemanasan sampai saat tekanan kerja tercapai, dengan
maksud untuk membatasi suhu gas masuk ke superheater pada ±5000C untuk
superheater dengan pipa baja biasa.

Superheater yang tdak dilengkapi dengan pembuangan atau drain akan selalu
menympan air condensate apda saat pembakaran dihentikan. Makin banyak
condensate yang terkulmpul disitu, makin banyak pula panas yang dibutuhkan untuk
mendidihkan air dalam pipa superheater, supaya pipa superheater bebar dari air. Pada
saat pemanasan pertama, biasanya membutuhkan waktu yang lama untuk
membersihkan pipa superheater dari air, karena banyak air yang terjebak di pipa
superheater sesudah diadakan hydrostatis test.
10
Cara termudah untuk membuang air tersebut adalah dengan menguapkannya.
Cara ini mengkibatkan kontrol dari suhu gas selama penaikan tekana menjadi sangat
penting, untuk mencegah panas berlebihan pada pipa yang tidak dilalui oleh uap
karena terhambat oleh air. Hal tersebut juga mengharuskan pembukaan penuh katup
pelepas (air vent) pada superheater sebelum pemanasan ketel dumulai, dan katub
haruslah tatap terbuka sampai dicapai aliran uap dari ketel pada pipa utama ±10% dari
kapasitas ketel.

Yang menjadi catatan penting adalah bahwa ada uap mengalir memalui vent
tidaklah berarti bahwa semua pipa superheater telah dilalui uap, beberapa
kemungkinan masih mengandung air yang terjebak di dalamnya dan bila pemanasan
berlangsung cepat, pada saat itu pipa dapat mengalami panas berlebihan (pada bagian
permukaan air yang terjebak) karena tidak ada aliran uap didalamnya.

Pada saat penghentian operasi dai ketel katub pelepas superheater harus dibuka
sebelum menutup katub uap utama dan juga pada setiap saat dimana dimana uap yang
melewati katub utama lebih kecil dari 10% dari kapasitas ketel, seperti yang sudah
tersebut diatas.

Kemungkinan pipa superheater mengalami panas berlebihan pada saat katub


uap ditutub bila :
 Ketel masih sangat panas, yaitu pada saat baru berhenti.
 Ketel masih mengandung banyak bagasse atau abu panas diatas fire grate yang
masih dapat terbakar.

- Air Heater
Komponen ini merupakan alat yang berfungsi untuk memanaskan udara yang
digunakan untuk menghembus/meniup bahan bakar agar dapat terbakar sempurna.
Udara yang akan dihembuskan, sebelum melewati air heater memiliki suhu yang sama
dengan suhu udara normal (suhu luar) yaitu 38°C. Namun, setelah melalui air heater,
suhunya udara tersebut akan meningkat menjadi 230°C sehingga sudah dapat
digunakan untuk menghilangkan kandungan air yang terkandung didalamnya karena
uap air dapat menganggu proses pembakaran.

- Dust Collector (Pengumpul Abu)


Bagian ini berfungsi untuk menangkap atau mengumpulkan abu yang berada
pada aliran pembakaran hingga debu yang terikut dalam gas buang. Keuntungan

11
menggunakan alat ini adalah gas hasil pembakaran yang dibuang ke udara bebas dari
kandungan debu. Alasannya tidak lain karena debu dapat mencemari udara di
lingkungan sekitar, serta bertujuan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya
kerusakan pada alat akibat adanya gesekan abu maupun pasir.

- Pengatur Pembuangan Gas Bekas


Asap dari ruang pembakaran dihisap oleh blower IDF (Induced Draft Fan)
melalui dust collector selanjutnya akan dibuang melalui cerobong asap. Damper
pengatur gas asap diatur terlebih dahulu sesuai kebutuhan sebelum IDF dinyalakan,
karena semakin besar damper dibuka maka akan semakin besar isapan yang akan
terjadi dari dalam tungku.

- Safety Valve (Katup pengaman)


Alat ini berfungsi untuk membuang uap apabila tekanan uap telah melebihi
batas yang telah ditentukan. Katup ini terdiri dari dua jenis, yaitu katup pengaman uap
basah dan katup pengaman uap kering. Safety valve ini dapat diatur sesuai dengan
aspek maksimum yang telah ditentukan. Pada uap basah biasanya diatur pada tekanan
21 kg per cm kuadrat, sedangkan untuk katup pengaman uap kering diatur pada
tekanan 20,5 kg per cm kuadrat.

- Gelas Penduga (Sight Glass)


Gelas penduga dipasang pada drum bagian atas yang berfungsi untuk
mengetahui ketinggian air di dalam drum. Tujuannya adalah untuk memudahkan
pengontrolan ketinggian air dalam ketel selama boiler sedang beroperasi. Gelas
penduga ini harus dicuci secara berkala untuk menghindari terjadinya penyumbatan
yang membuat level air tidak dapat dibaca.

- Pembuangan Air Ketel


Komponen boiler ini berfungsi untuk membuang air dalam drum bagian atas.
Pembuangan air dilakukan bila terdapat zat-zat yang tidak dapat terlarut, contoh
sederhananya ialah munculnya busa yang dapat menganggu pengamatan terhadap
gelas penduga. Untuk mengeluarkan air dari dalam drum, digunakan blowdown valve
yang terpasang pada drum atas, katup ini bekerja bila jumlah busa sudah melewati
batas yang telah ditentukan.

BAB III

12
PEMBAHASAN

3.1 Teori Api

3.1.1 Pengertian Api

Api adalah suatu reaksi kimia (oksidasi) cepat yang terbentuk dari 3 (tiga) unsur
yaitu: panas, udara dan bahan bakar yang menimbulkan atau menghasilkan panas dan
cahaya.

3.1.2 Segitiga Api / Fire Triangle

Segitiga api adalah elemen-


elemen pendukung terjadinya
kebakaran dimana elemen tersebut adalah
panas, bahan bakar dan oksigen. Namun
dengan adanya ketiga elemen
tersebut, kebakaran belum terjadi dan
hanya menghasilkan pijar.

Untuk berlangsungnya suatu pembakaran, diperlukan komponen keempat,


yaitu rantai reaksi kimia (chemical chain reaction). Teori ini dikenal sebagai Piramida
Api atau Tetrahedron.

Rantai reaksi kimia adalah peristiwa dimana ketiga elemen yang ada saling
bereaksi secara kimiawi, sehingga yang dihasilkan bukan hanya pijar tetapi berupa
nyala api atau peristiwa pembakaran.

3.1.3 Tiga Unsur Api

1. Oksigen

Sumber oksigen adalah dari udara, dimana dibutuhkan paling sedikit


sekitar 15% volume oksigen dalam udara agar terjadi pembakaran. Udara normal
di dalam atmosfir kita mengandung 21% volume oksigen. Ada beberapa bahan

13
bakar yang mempunyai cukup banyak kandungan oksigen yang dapat mendukung
terjadinya pembakaran.

2. Panas

Sumber panas diperlukan untuk mencapai suhu penyalaan sehingga dapat


mendukung terjadinya kebakaran. Sumber panas antara lain: panas matahari,
permukaan yang panas, nyala terbuka, gesekan, reaksi kimia eksotermis, energi listrik,
percikan api listrik, api las / potong, gas yang dikompresi

3. Bahan bakar

Bahan bakar adalah semua benda yang dapat mendukung terjadinya


pembakaran. Ada tiga wujud bahan bakar, yaitu padat, cair dan gas. Untuk benda
padat dan cair dibutuhkan panas pendahuluan untuk mengubah seluruh atau
sebagian darinya, ke bentuk gas agar dapat mendukung terjadinya pembakaran.

3.2. Beberapa klasifikasi boiler

3.2.1 Klasifikasi menurut pemakaian Furnace-nya

a. Internal fire, dalam ketel ini dapur tempat pengapian ditempatkan di dalam shell.
Kebanyakan ketel pipa api menggunakan sistem ini, sehingga panas yang
dihasilkan langsung dapat di transfer ke air melalui dinding dapurnya.
b. External fire, dalam ketel jenis ini dapur ditempatkan di bawah ketel di dalam
ruangan yang dikelilingi oleh dinding-dinding bata tahan api. Kebanyak ketel
pipa air menggunakan sistem furnace ini. Dapur yang dipisah ini dapat
dikonstruksi sesuai dengan kebutuhan, kebanyakan untuk keperluan kapasitas

yang besar.

3.2.3 Klasifikasi menurut sumbu shellnya

a. Shell Tegak (Vertical shell), pada boiler jenis ini sumbu shellnya membujur
tegak lurus ke atas (vertikal). Konstruksinya sederhana, dimensinya ke arah
vertikal, sehingga membutuhkan area yang sempit. Yang termasuk jenis ini
adalah ketel Cochran.
b. Shell Mendatar (Horizontal shell), pada boiler jenis ini sumbu shellnya
mendatar (horisontal). Dimensinya ke arah menanjang sehingga memakai area
14
yang lebih luas.

Gambar 2.2.2 Ketel Uap : a). Shell Vertikal , b) Shell Horisontal

15
3.3 Boiler pipa api (Fire tube boiler)

3.3.1 Sejarah Boiler Pipa Api

Masih ingatkah Anda apa pengertian boiler? Boiler adalah sebuah wadah atau
bejana yang berfungsi untuk memanaskan air. Pada prinsipnya, sebuah panci pun juga
boiler, hanya saja bukan boiler semacam ini yang akan kita bahas. Dahulu kala, para
rekayasa mekanik menciptakan boiler hanya dengan jalan memperbesar ukuran 'panci'.
Lalu secara bertahap mereka mendesain boiler dengan lebih kompleks lagi. Salah
satunya adalah dengan menggunakan prinsip bahwa semakin luas permukaan kontak
antara sumber panas dengan air yang dipanaskan, maka akan semakin banyak uap yang
bisa dihasilkan oleh boiler dengan ukuran yang sama. Lalu muncullah ide untuk
membuat saluran-saluran pipa di dalam 'panci' raksasa tersebut, sehingga pipa-pipa
tersebut 'mengalirkan' api -- atau setidaknya gas panas hasil pembakaran -- melewati
sejumlah air yang ditampung oleh 'panci' raksasa. Inilah cikal bakal dari boiler pipa-
api. Maka pengertian boiler pipa-api adalah salah satu tipe boiler yang mengalirkan
panas hasil proses pembakaran ke dalam satu atau lebih pipa-pipa, yang berada di dalam
wadah tertutup berisi air.

Boiler Haystack: 'Panci Raksasa' cikal bakal boiler pipa-api

5
3.3.1 Boiler Pipa-Api Vertical: Pengembangan dari Boiler Haystack

Boiler pipa-api menjadi tipe boiler yang paling sederhana. Boiler ini
memungkinkan untuk diaplikasikan pada kebutuhan uap air rendah hingga menengah. Hal
tersebut dimungkinkan karena desainnya yang tidak lebih rumit dari boiler pipa-air. Ukuran
boiler pipa-api juga relatif lebih kecil, dan memungkinkan untuk dipindah tempatkan
dengan sangat mudah. Kelebihan tersebut yang kemudian membuat boiler ini sangat
populer ketika dikembangkan bersamaan dengan mesin uap. Di abad ke-19 hingga awal
abad ke-20, boiler pipa-api dikembangkan secara besar-besaran untuk memenuhi
kebutuhan transportasi di masa itu. Kereta uap, kapal laut, hingga model awal mobil,
menjadi moda transportasi berdapur pacu boiler pipa-api yang paling canggih di masa itu.

Sesuai dengan namanya, boiler pipa-api mengalirkan gas panas hasil pembakaran
ke saluran pipa-pipa yang diselubungi oleh air. Berbagai desain saluran pipa berbeda dibuat
untuk memaksimalkan penyerapan panas dari gas buang hasil pembakaran tersebut. Level
air di dalam tanki boiler, wajib terjaga ketinggiannya untuk menghindari overheat. Di sisi
lain, boiler ini juga dilengkapi dengan safety relief valve yang berfungsi untuk melepas
tekanan berlebih sehingga terhindar dari ledakan.

Banyak tipe boiler pipa-api juga sudah dilengkapi dengan sistem pemanas uap lanjut untuk
menghasilkan uap superheated. Namun demikian, boiler pipa-api memiliki keterbatasan
produksi uap air yang hanya maksimal 2500 kg/jam dengan tekanan maksimal 10 bar saja.

6
3.3.2 Pengertian Boiler Pipa Api

Pada fire tube boiler, gas panas melewati pipa-pipa dan air umpan boiler ada didalam
shell untuk dirubah menjadi steam. Fire tube boilers biasanya digunakan untuk kapasitas
steam yang relative kecil dengan tekanan steam rendah sampai sedang. Sebagai pedoman,
fire tube boilers kompetitif untuk kecepatan steam sampai 12.000 kg/jam dengan tekanan
sampai 18 kg/cm2. Fire tube boilers dapat menggunakan bahan bakar minyak bakar, gas atau
bahan bakar padat dalam operasinya. Untuk alasan ekonomis, sebagian besar fire tube boilers
dikonstruksi sebagai “paket”boiler (dirakit oleh pabrik) untuk semua bahan bakar.

Gambar 2.3.3 Sectional dari Boiler Api Tabung

Boiler Pipa Api ( Fire Tube Boiler) adalah pengembangan dari ketel lorong api
dengan menambah pemasangan pipa –pipa api, dimana gas panas hasil pembakaran dari
ruang bakar mengalir didalamnya, sehingga akan memanasi dan menguapkan air yang
berada di sekeliling pipa –pipa api tersebut. Pipa - pipa api berada atau terendam didalam air
yang akan diuapkan. Volume air kira – kira ¾ dari tangki ketel. 5 Jumlah pass dari boiler
tergantung dari jumlah laluan vertikal dari pembakaran diantara furnace dan pipa –pipa api.
Laluan gas pembakaran pada furnace dihitung sebagai pass pertama. Boiler jenis ini banyak
dipakai untuk industri pengolahan mulai skala kecil sampai skala menengah.

Pada ketel pipa api, fluida yang mengalir dalam pipa adalah gas nyala (hasil
pembakaran), yang membawa energi panas (thermal energy), yang segera
mentransfernya ke air ketel melalui bidang pemanas (heating

surface). Tujuan pipa-pipa api ini adalah untuk memudahkan distribusi panas (kalor)
kepada air ketel.

7
Api/gas asap mengalir dalam pipa sedangkan air/uap diluar pipa. Drum
berfungsi untuk tempat air dan uap, disamping itu drum juga sebagai tempat
bidang pemanas. Bidang pemanas terletak di dalam drum, sehingga luas bidang
pemanas yang dapat dibuat terbatas

Dalam perancangan boiler ada beberapa faktor penting yang harus


dipertimbangkan agar boiler yang direncanakan dapat bekerja dengan baik sesuai dengan
yang dibutuhkan. Faktor yang mendasari pemilihan jenis boiler ini adalah sebagai berikut :

a. Kapasitas yang digunakan

b. Kondisi steam yang dibutuhkan

c. Bahan bakar yang dibutuhkan

d. Konstruksi yang sederhana dan perawatan mudah

e. Tidak perlu air isian yang berkualitas tinggi

Prinsip aliran gas dalam ketel steam pipa api ada 3 macam :

1. Kostruksi dua laluan (pass) Konstruksi ini merupakan konstruksi ketel scoth yang mula
– mula lorong api yang besar dibutuhkan untuk mendapatkan bidang – bidang pemanas
yang luas.

2. Konstruksi tiga laluan (pass) Konstruksi ini gas asap melewati jalan yang lebih panjang
sebelum meninggalkan cerobong, sehingga dapat menaikkan effisiensi kalor, akan tetapi
tenaga yang dibutuhkan draft fan akan membesar akibat kerugian tekanan gas asap.

3. Konstruksi empat laluan (pass) Konstruksi ini merupakan unit yang mempunyai
efisiensi yang lebih tinggi, karena jalan asap menjadi lebih panjang, maka tenaga draft
fan 6 menjadi lebih besar pula. Agar gas asap lebih tinggi dibuat ukuran pipa – pipa
untuk pass – pass berikut yang lebih kecil. tipe vertikal dapat dilihat pada gambar
dibawah ini.

8
3.3.3 Prinsip Kerja Boiler Pipa Api

Gambar 3.10. skema proses kerja Fire Tube Boiler

Prinsip kerja boiler ini yaitu pengubahan dan pemindahan energi yang dikandung
bahan bakar menjadi energi yang dikandung uap air. Cara kerja dari boiler pipa api ini
adalah di dalam pipa terjadi proses pengapian, kemudian panas yang dihasilkan dalam
proses tersebut langsung dihantarkan ke dalam boiler yang berisi air. Proses
pelepasanenergi bahan bakar dilakukan dengan cara mereaksikan bahan bakar dengan
oksigen yang diambil dari udara. Pencampuran antara unsur-unsur yang dapatterbakar pada
bahan bakar dengan oksigen akan menyebabkan terlepasnya energiyang dikandung bahan
bakar. Energi tersebut akan menaikkan tingkat energi gasasap sehingga temperatur gas
tersebut naik. Kenaikan temperatur gas yang tinggimenyebabkan terjadinya perpindahan
energi panas, baik radiasi maupun konveksidari gas asap ke dinding air. Energi tersebut
diperlukan untuk menaikkantemperatur air menjadi uap. Gas asap yang telah melepaskan
energi mengalamipenurunan temperatur.Air yang telah diolah di Water Treatment Plant
(WTP) yang memilikikonduktifitas nol dan kandungan SiO2 rendah, biasanya disebut
DemineralisasiWater. Demineralisasi Water masuk ke dalam Deaerator untuk
menghilangkangas O2 yang dapat menimbulkan pengkaratan. Di dalam deaerator, air
dijatuhkandari atas dan uap dialirkan ke atas agar pemanasan berlangsung dengan efektif.
Air yang telah dipanaskan dialirkan ke dalam boiler untuk dinaikkan temperaturnya dan
dijadikan uap.Udara yang diperlukan untuk pembakaran diambil dari ruangan sekitar oleh

9
blower. Udara tersebut kemudian dialirkan ke masing-masing burner dan dicampur dengan
bahan bakar dengan komposisi tertentu. Boiler atau ketel uap merupakan suatu bejana
tertutup yang terbuat dari baja. Boiler berfungsi untuk mentransfer panas yang dihasilkan
dari pembakaranbahan bakar ke air yang menjadi uap atau steam yang berguna. Uap
ini digunakanuntuk proses-proses industri, penggerak, pemanas, dan lain-lain.
Pencampuranbahan bakar dengan udara pembakaran terjadi di alat pembakar/burner.Pada
boiler pipa api, api dan gas panas yang dihasilkan oleh pembakaranbahan bakar mengalir
melalui pipa-pipa yang dikelilingi oleh air yang berfungsisebagai penyerap panas. Panas
dihantarkan melalui dinding-dinding pipa dari gas- gas panas ke air disekelilingnya. Boiler
pipa api dapat menggunakan bahan bakarminyak, gas, dan bahan bakar padat.

3.3.4 Komponen-komponen Boiler Pipa Api

Komponen sistem ketel uap terdiri dari komponen utama dan komponen bantu
yang masing- masing memiliki fungsi untuk menyokong prinsip kerja ketel uap.

6 Komponen utama dalam sistem ketel uap antara lain:

1.Tangki ketel

Terbuat dari bahan baja leleh tahan panas dengan penampang bulat yang disambung
menggunakan paku. Pada waktu ketel bekerja, di dalam tangki ketel dan bouiller diisi air
panas dengan batas ketinggian yang telah ditentukan yaitu tepat ditengah – tengah gelas
penduga dan di atas garis api.

2. Pipa api dan pipa penumpu

10
Pipa-pipa api dimaksudkan untuk memperbesar luas permukaan bidang pemanas yang
besar dipasang lurus dan mendatar sehingga gelembung uap yang terbentuk dari panas plat
bagian bawah dapat naik dengan bebas.

3. Cerobong

Cerobong ketel uap menggunakan sistem tarikan alam, yaitu masuknya aliran udara ke
ruang bakar dan aliran gas di dalam ketel sampai keluar lewat cerobong terjadi secara alami
tanpa bantuan alat lain. Tarikan ini terjadi karena sejumlah tahanan aliran gas asap didalam
ketel uap lebih kecil dari pada pada tarikan cerobong.

4. Damper

Damper berfungsi sebagai pengatur keluarnya gas sisa yang akan menuju cerobong
untuk mengurangi atau menambah udara pembakaran. Jika udara pembakaran kurang,
maka api akan kecil dan mengakibatkan gas asap yang dihasilkan akan berkurang.

5. Boilleur

Fungsi boilleur adalah menampung air pada pengisisan pertama kali dan jika air sudah
terisi penuh maka air akan naik langsung keatas melalui leher-leher boilleur dan mengisi
ketel hingga pada batas yang telah ditentukan (tengah-tengah gelas penduga).

6. Dapur api dan rangka bakar

Dapur api ditempatkan pada sebelah muka ketel, juga terbentuk dari susunan batu tahan
2api. Dalam dapur ini terdapat ruang bakar. Perjalanan gas panas dari hasil reaksi
pembakaran pada ruang pembakaran ( dapur ketel ), setelah dari rangka bakar, gas
mengalir kebelakang melalui pipa-pipa ke lemari asap kemudian kebelakang lagi.

3.3.5 Fungsi Fire tube boiler


Fungsi utama boiler adalah untuk menghasilkan uap kering, dengan temperatur, tekanan
kerja tertentu dan besar laju aliran tertentu menuju turbin uap.

11
Fungsi dari boiler fire tube itu sendiri adalah sebagai pembakaran (fire) tempat dimana
beradanya api didalam pipa. Proses pengapian terjadi didalam pipa, kemudian panas yang
dihasilkan dihantarkan langsung kedalam boiler yang berisi air. Besar dan konstruksi boiler
mempengaruhi kapasitas dan tekanan yang dihasilkan boiler tersebut. Tipe boiler pipa air
memiliki karakteristik, menghasilkan kapasitas dan tekanan steam yang rendah

3.3.6 Keuntungan dan kerugian Boiler Pipa Api

Kelebihan:
Proses pemasangan cukup mudah dan tidak memerlukan pengaturan yang khusus, tidak
membutuhkan area yang besar dan memiliki biaya yang murah.
Kekurangan :
Memiliki tempat pembakaran yang sulit dijangkau saat hendak dibersihkan, kapasitas steam
yang rendah dan kurang efisien karena banyak kalor yang terbuang sia-sia.

Gambar.3.3.6. skema Fire Tube Boiler

12
BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Setelah mengkaji berbagai sumber dapat diambil kesimpulan pada pembahasan Fire Tube
Boiler adalah sebagai berikut:
1. Boiler adalah bejana tertutup dimana panas pembakaran dialirkan ke air sampai terbentuk
air panas atau steam.
2. Sistem boiler terdiri dari
- sistem air umpan (feed water system)
- sistem steam (steam system)
- sistem bahan bakar (fuel system).
3. Komponen-Komponen pada Boiler
- Tungku Pengapian (Furnace)
- Steam Drum
- Air Heater
- Dust Collector (Pengumpul Abu)
- Pengatur Pembuangan Gas Bekas
- Safety Valve (Katup pengaman)
- Gelas Penduga (Sight Glass)
- Pembuangan Air Ketel
4. Boiler yang umum digunakan ada 2 jenis, yaitu :
1. Fire Tube Boiler
2. Water Tube Boiler

13
4.2. Saran
Setelah penyusunan makalah ini terselesaikan, diharapkan pembaca dan pengamat dapat
menambah informasi baik bagi penyusun maupun bagi pembaca sendiri tentang materi yang
berkaitan dengan Fire Tube Boiler atau tentang Boiler itu sendiri. Hal ini disarankan agar
wawasan tentang materi ini dapat lebih dipahami dan dikuasai.

14
15

Anda mungkin juga menyukai