Anda di halaman 1dari 39

PENGAWASAN K3 PESAWAT UAP

KELOMPOK 12

1.Martua Jaya Harianja (17117001)


2.Dimas Haris Ananta (17117002)
3.Aris Suwanto (17117014)
4.Stephen Juna Binoto (17117048)
5.Hendrik Nainggolan (17117072)
A.Latar Belakang

Pemanfaatan Ketel Uap sangat demikian luas di Indonesia terutama di sektor


industri.Namun pada pemakaiannya mengandung potensi bahaya ( high risk )
apabila tidak memenuhi standar atau syarat-syarat safety yang berlaku.Dengan
tekanan dan temperatur uap yang demikian tinggi didalam Ketel Uap, maka
berarti pada setiap pengoperasian Ketel Uap terdapat potensi bahaya yang
apabila Ketel Uap tersebut pecah akan dapat mengakibatkan kerusakan bangunan
perusahaan dan korban jiwa.
Peristiwa meledaknya suatu Ketel Uap telah terjadi beberapa kali di Indonesia,
Diantaranya:

 Ketel Uap bertekanan kerja 3 Kg/Cm2 pada salah satu pabrik tahu di wilayah
Binjai - Sumatera Utara.Seorang tewas ditempat dan beberapa orang lainnya luka-
luka serta bangunan pabrik runtuh.
 Ketel Uap bertekanan kerja 3 Kg/Cm2 pada salah satu Pabrik Mihuen di Deli
Serdang - Sumatera Utara.Seorang pekerja luka-luka, beberapa rumah penduduk
sekitarnya rusak serta bangunan pabrik runtuh.
 Kedua unit Ketel Uap tersebut diatas dioperasikan dengan tanpa memiliki Akte
Izin dari Pemerintah, pekerja yang mengoperasikannya belum terlatih terbukti
belum memiliki Sertifkat operator Pesawat Uap dari Pemerintah, yang berarti
pemakaiannya tidak mematuhi Peraturan Perundang-undangan di bidang K3 yang
berlaku
Pengertian Pesawat Uap

Pesawat Uap atau Ketel Uap adalah alat untuk


menghasilkan uap air, yang akan digunakan
untuk pemanasan atau tenaga gerak. Bahan
bakar pendidih bermacam-macam dari yang
populer batubara dan minyak bakar,
sampai listrik, gas, biomasa, nuklir dan lain-lain.
Pendidih merupakan bagian terpenting dari
penemuan mesin uap yang merupakan pemicu
lahirnya revolusi industri.
Sejarah Pesawat Uap

Gambar Aeolipile Gambar Turbin Uap Branca


Sekitar 200 tahun SM sekitar awal tahun 1600-an
HERO(Yunani) Giovanni Branca(Italia)
Sejarah Pesawat Uap

Gambar Waggon Boiler


Pada tahun ± 1760, James Watt, seorang bangsa Inggris, telah berhasil memakai
uap sebagai kekuatan pendorong.Dia adalah yang pertama membuat instalasi tenaga uap
yang terdiri dari sebuah ketel uap dan mesin uap yang terpisah.Alat tersebut dinamakan
Waggon Boiler, karena bentuknya seperti gerobak/wagon.

Dibagian bawah ketel terdapat ruang pembakaran untuk membakar bahan bakar
guna memanaskan ketel.Watt berkonsentrasi untuk mengembangkan kondenser pemisah
uap untuk menciptakan ruangan vakum, dan menggantikan tekanan atmosferik dengan
tekanan uap, yang meningkatkan efisiensi mesin.
Jenis Jenis Ketel Uap
Menurut Peraturan Uap 1930 dapat dikelompokkan sebagai berikut :

(1) Ditinjau dari sudut pandang tekanannya, yaitu :


Ketel uap tekanan rendah, memiliki tekanan maksimum ≤ 0,5 Kg/cm2 melebihi tekanan
udara atmosfer, .Ketel uap tekanan tinggi, memiliki tekanan > 0,5 Kg/cm2 melebihi tekanan
udara atmosfer

(2) Menurut tempat pengunaannya, yaitu :


Ketel uap darat tetap, ialah semua pesawat uap yang ditembok atau berada dalam tembokan.
Ketel uap darat berpindah, ialah semua ketel uap atau pesawat uap yang tidak ditembok dan
dapat dipindah-pindahkan.

(3) Menurut bangunan letak sumbu silinder ketel, yaitu :


Ketel uap tegak, dimana letak sumbu silinder tegak lurus dengan tempat kedudukan ketel
uap..etel uap darat, dimana letak sumbu silinder sejajar dengan permukaan tempat kedudukan
ketel uap.
Jenis Jenis Ketel Uap
Adapun saat ini, ketel uap lebih condong untuk diklasifikasikan lebih detail lagi sebagai berikut :

(1) Ditinjau dari sudut pandang tekanannya, yaitu :


Ketel uap tekanan rendah, memiliki tekanan <20
Kg/cm2 melebihi tekanan udara atmosfer,

 Ketel uap tekanan sedang, memiliki


tekanan 20 - 75 Kg/cm2 melebihi tekanan
udara atmosfer, Ketel Uap Pipa Api

 Ketel uap tekanan tinggi, memiliki tekanan >75 Kg/cm2 melebihi tekanan udara
atmosfer.
Jenis Jenis Ketel Uap

(2) Ditinjau dari media yang melalui pipa


(tube), yaitu :
 Ketel uap pipa api, dimana api akan
melewati pipa-pipa di dalam ketel uap
 Ketel uap pipa air, dimana air akan
melewati pipa-pipa di dalam ketel uap.
(3) Ditinjau dari sudut pandang bahan
bakarnya, yaitu :
 Bahan Bakar Fosil (minyak, gas alam,
batu bara)
 Panas Sisa Pembakaran (Gas buang
turbin, gas buang mesin)
 Bahan Bakar (Biomass, Bagasse, Rise Husk, Wood Pallets, Forestry Residues, Mill
Residues, Agricultural Residues, Chemical Recovery Fuels, Animal Wastes, Dry
Animal Manure, Wet Animal Manure (Dairy Manure Slurry)
 Nuklir (Uranium, Fission)
Jenis Jenis Ketel Uap
(4) Ditinjau dari sudut pandang sirkulasi air, yaitu :
 Natural,
 Forced

(5) Ditinjau dari sudut pandang ruang bakar, yaitu :


 Natural,
 Pressurized,
 Induced,
 Balance

(6) Ditinjau dari sudut pandang metode pembakaran, yaitu :


 Eksternal,
 Internal,
 HRSG.
Komponen Ketel Uap
Komponen Ketel Uap
1.Wall Tube
Dinding boiler terdiri dari tubes / pipa-pipa yang
disatukan oleh membran, oleh karena itu disebut
dengan wall tube. Di dalam wall tube tersebut mengalir
air yang akan dididihkan. Dinding pipa boiler adalah
pipa yang memiliki ulir dalam (ribbbed tube), dengan
tujuan agar aliran air di dalam wall tube berpusar
(turbulen), sehingga penyerapan panas menjadi lebih
banyak dan merata, serta untuk mencegah
terjadinya overheating karena penguapan awal air pada
dinding pipa yang menerima panas radiasi langsung
dari ruang pembakaran .
Wall tube mempunyai dua header pada bagian bawahnya yang berfungsi untuk
menyalurkan air dari downcomers.
Downcomer merupakan pipa yang menghubungkan steam drum dengan bagian bawah low
header.
Untuk mencegah penyebaran panas dari dalam furnace ke luar melalui wall tube, maka
disisi luar dari walltube dipasang dinding isolasi yang terbuat dari mineral fiber.
Komponen Ketel Uap
2.Steam Drum

Steam Drum adalah bagian dari boiler yang berfungsi


untuk :
1.Menampung air yang akan dipanaskan pada pipa-
pipa penguap (wall tube),dan menampung uap air dari
pipa-pipa penguap sebelum dialirkan ke superheater.
2.Memisahkan uap dan air yang telah dipisahkan di
ruang bakar ( furnace ).
3.Mengatur kualitas air boiler, dengan membuang
kotoran-kotoran terlarut di dalam boiler
melalui continious blowdown.
4.Mengatur permukaan air sehingga tidak terjadi
kekurangan saat boiler beroperasi yang dapat
menyebabkan overheating pada pipa boiler.Bagian-
bagian dari steam drum terdiri dari : feed
pipe, chemical feed pipe, sampling pipe, baffle
pipe, sparator, scrubber, dryer, dan dry box.
Komponen Ketel Uap

3.Superheater

Superheater berfungsi untuk menaikkan


temperatur uap jenuh menjadi uap panas
lanjut dengan memanfaatkan gas panas
hasil pembakaran. Uap yang masuk
ke superheater berasal dari steam
drum. Temperatur
masuk superheater adalah 304oC
dan temperatur keluar sebesar 541oC. Uap
yang keluar dari superheater kemudian
digunakan untuk memutar HP Turbine.
Komponen Ketel Uap

4.Reheater

Reheater berfungsi untuk memanaskan kembali uap yang keluar dari HP


Turbine dengan memanfaatkan gas hasil pembakaran yang temperaturnya
relatif masih tinggi. Pemanasan ini bertujuan untuk menaikkan efisiensi sistem
secara keseluruhan . Perpindahan panas yang paling dominan
pada reheater adalah perpindahan panas konveksi. Uap ini kemudian
digunakan untuk menggerakkan IP Turbine, dan setelah uap keluar dari IP
Turbine, langsung digunakan untuk memutar LP Turbine tanpa mengalami
pemanasan ulang.
Komponen Ketel Uap
5.Economizer

Economizer berupa pipa-pipa air yang dipasang


ditempat laluan gas hasil pembakaran sebelum air
heater. Economizer menyerap panas dari gas
hasil pembakaran setelah melewati superheater,
untuk memanaskan air pengisi sebelum masuk
ke main drum. Pemanasan air ini dilakukan
agar perbedaan temperatur antara air pengisi dan
air yang ada dalam steam drum tidak terlalu
tinggi, sehingga tidak terjadi thermal
stress (tegangan yang terjadi karena adanya
pemanasan) di dalam main drum. Selain itu
dengan memanfaatkan gas sisa pembakaran,
maka akan meningkatkan efisiensi dari boiler dan
proses pembentukan uap lebih cepat.
Jenis-Jenis Pesawat Uap selain Ketel Uap

Selain Ketel uap, terdapat pesawat uap selain Ketel Uap. Dimana menurut Peraturan
Uap 1930 dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1. Pemanas air (economiser) diperuntukkan guna mempertinggi temperatur dari air
pengisi untuk ketel-ketel uap dengan jalan pemanasan dengan hawa pembakaran

2. Pengering uap (Superheater) yang berarti sendiri terlepas ketel uapnya. Alat ini di
peruntukkan guna memanaskan uap basah atau uap jenuh menjadi uap kering

3. (Superheated Steam) sebagai fluida pemanasnya adalah gas panas hasil


pembakaran.Penguap-penguap diperuntukkan guna membuat air sulingan dengan
jalan pemanasan dengan uap

4. Bejana uap kedalam mana langsung atau tidak langsung dimasukkan uapnya dari
ketel uapnya, terkecuali pesawat-pesawat penguap sebagai contoh :Steam Header,
Back Pressure Vessel, Dearator, Sterillizer, Digister, Autoclave dan sebagainya .
Sumber-sumber Bahaya dan Akibatnya:

Adapun sumber-sumber bahaya yang dapat disebabkan oleh Pesawat Uap :


 Mamometer tidak berfungsi dengan baik akan mengakibatkan ledakan.
 Safety valve tidak berfungsi mengakibatkan tertahannya tekana yang berlebihan.
 Gelas duga tidak berfungsi mengakibatkan jumlah air tidak terkontrol.
 Air pengisi ketel tidak berfungsi mengakibatkan terjadinya pembengkaan bejana karena
tidak adanya transfer panas.
 Boiler tidak dilakukan blow down dapat menimbulkan scall
 Terjadi pemanasan lebih Karena kekelebihan produksi uap.
 Tidak berfungsinga pompa air pengisi ketel.
 Karena perubahan tidak sempurna.
 Karena boilernya sudah tua sehingga sudah tidak memenuhi syarat.
 Tidak teraturnya tekanan inspeksi sesuai peraturan yang berlaku.
Adapun Akibat yang Dapat Ditimbulkan oleh Kecelakaan Pesawat Uap

1. Kebakaran.

2. Keracunan dan iritasi

3. Pernapasan tercekik (Aspisia).

4. Peledakan.

5. Terkena cairan sangat dingin (Crygenic)


Apendages (peralatan pengaman)

Berdasarkan Undang-Undang Uap Tahun 1930 pasal 12, pesawat uap harus
dilengkapi dengan alat pengaman yang disesuaikan dengan penggolongan ketel
uapnya. Dengan adanya alat pengaman,maka pesawat ketel uap yang dioperasikan
akan aman bagi operator maupun lingkungannya.Perlengkapan ketel uap seperti
yang disyaratkan dalam Undang Undang Uap terdiri dari:
.
a.Tingkap pengaman (safety valve)
b.Alat penunjuk tekanan (manometer)
c.Flens coba (cerat duga)
d.Gelas pedoman ( water level glass )
e.Tanda Batas Air Terendah (TBAT)
f.Pompa pengisi air ketel (feed water pump)
g.Check valve
h.Pluit bahaya (alarm/sirine)
i.Kerangan pembuang (blow down)
j.Lobang lalu orang dan lubang lumpur (lubang periksa)
k.Pelat nama (name plate)
Apendages (peralatan pengaman)

a.Tingkap pengaman (safety valve)

Alat ini berfungsi untuk menyalurkan tekanan yang melebihi kapasitas


tekanan ketel. Apabila tidak ada katup pengaman, ketel dapat meledak
karena adanyanya tekanan lebih yang tidak mampu ditahan ketel.
Apendages (peralatan pengaman)

b.Alat penunjuk tekanan (manometer)

Alat ini berfungsi untuk menyalurkan tekanan yang melebihi kapasitas


tekanan ketel. Apabila tidak ada katup pengaman, ketel dapat meledak
karena adanyanya tekanan lebih yang tidak mampu ditahan ketel.
Apendages (peralatan pengaman)

c.Flens coba (cerat duga)


Apendages (peralatan pengaman)

d.Gelas pedoman air (water level glass)

Alat ini berfungsi untuk mengetahui kedudukan permukaan air dalam


ketel uap.
Apendages (peralatan pengaman)

e.Tanda Batas Air Terendah (TBAT)


Apendages (peralatan pengaman)

f.Alat Pengisi Air Ketel (feed water pump)


Apendages (peralatan pengaman)

g.Pluit bahaya (sirine/alarm)

Alat ini berfungsi untuk memberi isyarat suara apabila air di dalam ketel
melampaui batas terendah yang ditentukan.
Apendages (peralatan pengaman)

h.Lobang lalu orang & lobang periksa


Apendages (peralatan pengaman)

i.Pelat Nama (Name Plate)


Dasar Hukum Terkait Pengawasan K3 Pesawat Uap

1.UU Uap tahun 1930

Menimbang bahwa dianggap perlu untuk menindjau kembali Peraturan


Uap jang ditetapkan berdasarkan Ordonansi tanggal 4 Pebruari tahun 1924 (Stb. No.
42 tahun 1924), sebagaimana diubah dengan Ordonansi tanggal 24 Maret 1924 (Stb.
No. 129), tanggal 19 Maret tahun 1925 (Stb. No. 121) dan tanggal 11Mei tahun 1927
(Stb. No. 257)

PASAL I

Dengan mentjabut Peraturan-peraturan uap jang ditetapkan berdasarkan


Ordonansi tanggal 4 Pebruari tahun 1924 (Stb. No. 42) menetapkan sebagai berikut :
Dasar Hukum Terkait Pengawasan K3 Pesawat Uap

ATURAN UMUM

Pasal 1
1. Yang dimaksud dengan pesawat uap dalam Undang-undang ini ialah suatu ketel uap dan
setiap pesawat lainnja jang ditetapkan dengan peraturan pemerintah secara langsung atau
tidak langsung dihubungkan dengan suatu ketel uap dan diperuntukkan guna bekerdja
dibawah tekanan yang lebih tinggi dari tekanan udara biasa.

2. Ketel uap ialah suatu pesawat yang dibangun untuk menghasilkan uap jang dipergunakan
di luar pesawat tersebut.
Dasar Hukum Terkait Pengawasan K3 Pesawat Uap
ATURAN UMUM

Pasal 2
Yang dimaksud dengan perlengkapan suatu pesawat uap dalam Undang- undang ini ialah
semua pesawat jang ditudjukan untuk mendjamin pemakaian pesawat uap itu dengan aman.

Pasal 3
Yang dimaksud dengan pemakai suatu pesawat uap dalam Undang-undang ini ialah :
Dalam hal pemakaian khusus untuk keperluan rumah tangga, kepala keluarga atau pengurus
suatu bangunan di mana pesawat tersebut dipakai,
Dalam semua hal lainnja, kepala atau pengurus usaha, perusahaan atau bangunan di mana
pesawat itu dipakai.

Pasal 4
Dalam Undang-undang ini jang dimaksud dengan pesawat uap yang tetap ialah semua
pesawat uap yang ditantjapkan di lantai/dinding dan dengan pesawat uap jang dapat dipindah-
pindahkan ialah semua pesawat uap jang tidak ditantjapkan di lantai dinding.
PEMERIKSAAN RENCANA GAMBAR PESAWAT UAP

Pasal 5
(1)Barang siapa merencanakan suatu pesawat uap guna dipakai di “Hindia
Belanda”, mengadjukan permohonan pengesahan rentjana gambar pesawat uap
tersebut kepada Direktur Pembinaan Norma-norma Keselamatan Kerdja, Hygiene
Perusahaan dan Kesehatan Kerdja.

(2)Dengan Peraturan Pemerintah ditetapkan:

a. surat-surat manakah yang harus dilampirkan pada permohonan pengesahan


tersebut diatas,
b. berapa biaja jang harus dibajar kepada Negara untuk itu dan
c. oleh pedjabat manakah pengesahan itu dapat ditjabut.
IZIN UNTUK MENJALANKAN PESAWAT UAP

Pasal 6

(1)Dilarang mendjalankan suatu pesawat uap tanpa memiliki surat izin untuk itu jang
diberikan oleh Direktur Pembinaan Norma-norma Keselamatan Kerdja, Hygiene
Perusahaan dan Kesehatan Kerdja.
(2)Dengan Peraturan Pemerintah dapat ditundjuk pesawat uap, terhadap mana tidak
berlaku ajat jang lalu.

Pasal 7

(1)Surat izin diberikan, apabila pemeriksaan dan pertjobaan pesawat, juga pemeriksaan
terhadap perlengkapannja jang dilakukan oleh Negara menundjukkan hasil jang memenuhi
sjarat-sjarat dalam dan berdasarkan peraturan perundangan termasuk pasal 8.
(2)Untuk Pesawat Uap jang ditempatkan di kapal berasal dari luar Indonesia dan jang telah
diperiksa dan ditjoba di Negeri Belanda, pertjobaan seperti termaksud pada ajat (1) pasal
ini tidak diharuskan, asalkan pesawat itu tetap berada di kapal jang sama dimana pesawat
itu ditempatkan sewaktu pemeriksaan dilakukan di Negeri Belanda, dan pada surat
permohonan dilampirkan bukti jang diberikan oleh Menteri Perburuhan, Perdagangan dan
Perindustrian Belanda jang menjatakan baahwa pemeriksaan dan pertjobaan telah
dilakukan dengan hasil jang memuaskan.
Pasal 8 Dengan Peraturan Perundangan ditetapkan :

Keterangan apakah yang harus dimuat dalam surat permohonan untuk mendapatkan
surat izin dan apakah jang harus dilampirkan; Juga tentang keterangan dan sjarat-
sjarat jang harus dinjatakan dalam surat izin tersebut.
sjarat apakah jang harus dipenuhi oleh pesawat uap dan perlengkapannja termasuk
dalam pasal 6;cara pemeriksaan dan pertjobaan serta aturan jang harus diindahkan.
dalam hal manakah Direktur Pembinaan Norma-Norma Keselamatan Kerdja,
Hygiene Perusahaan dan Kesehatan Kerdja dapat memberi pembebasan seluruhnja,
sebagian atau dengan bersjarat atau ketentuan dalam peraturan pemerintah tersebut

2.UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja


3.Permen No. 01/Men/1982 tentang Bejana Tekan
4.Permen No. 02/Men/1982 tentang Klasifikasi Juru Las
5.Permen No. 01/Men/1988 tentang Klasifikasi dan Syarat-syarat Operator Pesawat
Uap
H.Ruang Lingkup

1. Pertimbangan-pertimbangan Desain
• Gambar konstruksi harus memenuhi syarat mempunyai skala yang cukup
dan dapat dibaca dengan jelas
• Data ukuran-ukuran pesawat serta bagian-bagiannya harus dituliskan
secara jelas
• Gambar bagian (detail) konstruksi penyambungan antara satu bagian ke
bagian lain harus dicantumkan, sehingga bentuk sambungan dapat
diketahui secara jelas
• Pelaksanaan pembuatan pesawat uap harus memenuhi prosedur sesuai
dengan standar yang jelas.Pelaksanaan pengujian pesawat uap harus
memenuhi prosedur yang berlaku
2.Penempatan ketel uap
• Ruang ketel uap adalah bukan suatu tempat khusus dimana di dalamnya
tidak pasti untuk bekerja
• Ketel uap harus ditempatkan dalam suatu ruangan atau bangunan tersendiri
yang terpisah dari ruangan kerja bagian lainnya
H.Ruang Lingkup

3. Penggolongan Bejana Uap


Perbedaan antara ketel uap dan bejana uap adalah pada fungsi dan operasinya.
Ketel uap adalah sebagai penghasil uap sedangkan bejana uap adalah sebagai
penerima uap dalam kelangsungan suatu proses yang menggunakan instalansi uap.

4. Pengoperasian Pesawat Uap


Agar pemeliharaan ketel uap dapat terlaksana dengan baik, maka perlu diadakan
pendidikan dan latihan terhadap operator ketel uap, juru las untuk pesawat uap,
yaitu:
• Pendidikan operator ketel uap
• Pendidikan dan latihan juru las
Pemeriksaan dan Pengujian

Pedoman Pelaksanaan Pemeriksaan dan Pengujian serta Penerbitan Ijin Pesawat uap:
1. Pokok-pokok kegiatan dalam pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian
2. Pokok-pokok kegiatan dalam pelaksanaan penerbitan ijin pemakaian
3. Prosedur pemeriksaan dan pengujian
4. Prosedur penerbitan ijin pemakaian pesawat uap
Pedoman Pelaksanaan dan Pengujian serta Penerbitan Pengesahan Pemakaian Bejana
Tekan:
1. Pemeriksaan dan pengujian dilakukan oleh ahli K3 spesialis pesawat uap dan
bejana tekan
2. Persyaratan keselamatan kerja harus dipatuhi bagi suatu bejana tekan dan
ketentuan teknis pelaksanaan pelaksanaan kegiatan pemeriksaan dan pengujian
serta penertiban
3. pengesahan pemakaian bejana tekan, harus mentaati undang-undang dan
pertauran yang berlaku.
KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat di ambil dari semua materi,untuk menjaga


keselamat dalam oprasional ketel uap, perlu diadakan perawatan yang
semestinya dan di adakan pengujian-pengujian yang harus dilakukan untuk
mengetahui bahwa ketel uap yang akan digunakan bisa berjalan dengan
normal dan aman.
Dan semua ketel uap sebelum dipakai atau dikeluarkan dari meker,
wajib memiliki sertifikat yang telah di tentukan. dari dilaksanakanya
pengujian tekan dari ketel uap adalah bertujuan untuk memberikan
pengetahuan dan keterampilan dalam tehnik pengoperasian pesawat uap
secara aman, benar dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
dibidang Kesehatan Keselamatan Kerja ( K3) yang berlaku. Dan tujuan agar
Semua persyaratan yang sudah ditetapkan dalam undang-undang dan
peraturan harus ditaati,mulai dari tahapan perencanaan,pengoperasian
dan pengujian/pemeriksaan.

Anda mungkin juga menyukai