KELOMPOK 12
Ketel Uap bertekanan kerja 3 Kg/Cm2 pada salah satu pabrik tahu di wilayah
Binjai - Sumatera Utara.Seorang tewas ditempat dan beberapa orang lainnya luka-
luka serta bangunan pabrik runtuh.
Ketel Uap bertekanan kerja 3 Kg/Cm2 pada salah satu Pabrik Mihuen di Deli
Serdang - Sumatera Utara.Seorang pekerja luka-luka, beberapa rumah penduduk
sekitarnya rusak serta bangunan pabrik runtuh.
Kedua unit Ketel Uap tersebut diatas dioperasikan dengan tanpa memiliki Akte
Izin dari Pemerintah, pekerja yang mengoperasikannya belum terlatih terbukti
belum memiliki Sertifkat operator Pesawat Uap dari Pemerintah, yang berarti
pemakaiannya tidak mematuhi Peraturan Perundang-undangan di bidang K3 yang
berlaku
Pengertian Pesawat Uap
Dibagian bawah ketel terdapat ruang pembakaran untuk membakar bahan bakar
guna memanaskan ketel.Watt berkonsentrasi untuk mengembangkan kondenser pemisah
uap untuk menciptakan ruangan vakum, dan menggantikan tekanan atmosferik dengan
tekanan uap, yang meningkatkan efisiensi mesin.
Jenis Jenis Ketel Uap
Menurut Peraturan Uap 1930 dapat dikelompokkan sebagai berikut :
Ketel uap tekanan tinggi, memiliki tekanan >75 Kg/cm2 melebihi tekanan udara
atmosfer.
Jenis Jenis Ketel Uap
3.Superheater
4.Reheater
Selain Ketel uap, terdapat pesawat uap selain Ketel Uap. Dimana menurut Peraturan
Uap 1930 dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1. Pemanas air (economiser) diperuntukkan guna mempertinggi temperatur dari air
pengisi untuk ketel-ketel uap dengan jalan pemanasan dengan hawa pembakaran
2. Pengering uap (Superheater) yang berarti sendiri terlepas ketel uapnya. Alat ini di
peruntukkan guna memanaskan uap basah atau uap jenuh menjadi uap kering
4. Bejana uap kedalam mana langsung atau tidak langsung dimasukkan uapnya dari
ketel uapnya, terkecuali pesawat-pesawat penguap sebagai contoh :Steam Header,
Back Pressure Vessel, Dearator, Sterillizer, Digister, Autoclave dan sebagainya .
Sumber-sumber Bahaya dan Akibatnya:
1. Kebakaran.
4. Peledakan.
Berdasarkan Undang-Undang Uap Tahun 1930 pasal 12, pesawat uap harus
dilengkapi dengan alat pengaman yang disesuaikan dengan penggolongan ketel
uapnya. Dengan adanya alat pengaman,maka pesawat ketel uap yang dioperasikan
akan aman bagi operator maupun lingkungannya.Perlengkapan ketel uap seperti
yang disyaratkan dalam Undang Undang Uap terdiri dari:
.
a.Tingkap pengaman (safety valve)
b.Alat penunjuk tekanan (manometer)
c.Flens coba (cerat duga)
d.Gelas pedoman ( water level glass )
e.Tanda Batas Air Terendah (TBAT)
f.Pompa pengisi air ketel (feed water pump)
g.Check valve
h.Pluit bahaya (alarm/sirine)
i.Kerangan pembuang (blow down)
j.Lobang lalu orang dan lubang lumpur (lubang periksa)
k.Pelat nama (name plate)
Apendages (peralatan pengaman)
Alat ini berfungsi untuk memberi isyarat suara apabila air di dalam ketel
melampaui batas terendah yang ditentukan.
Apendages (peralatan pengaman)
PASAL I
ATURAN UMUM
Pasal 1
1. Yang dimaksud dengan pesawat uap dalam Undang-undang ini ialah suatu ketel uap dan
setiap pesawat lainnja jang ditetapkan dengan peraturan pemerintah secara langsung atau
tidak langsung dihubungkan dengan suatu ketel uap dan diperuntukkan guna bekerdja
dibawah tekanan yang lebih tinggi dari tekanan udara biasa.
2. Ketel uap ialah suatu pesawat yang dibangun untuk menghasilkan uap jang dipergunakan
di luar pesawat tersebut.
Dasar Hukum Terkait Pengawasan K3 Pesawat Uap
ATURAN UMUM
Pasal 2
Yang dimaksud dengan perlengkapan suatu pesawat uap dalam Undang- undang ini ialah
semua pesawat jang ditudjukan untuk mendjamin pemakaian pesawat uap itu dengan aman.
Pasal 3
Yang dimaksud dengan pemakai suatu pesawat uap dalam Undang-undang ini ialah :
Dalam hal pemakaian khusus untuk keperluan rumah tangga, kepala keluarga atau pengurus
suatu bangunan di mana pesawat tersebut dipakai,
Dalam semua hal lainnja, kepala atau pengurus usaha, perusahaan atau bangunan di mana
pesawat itu dipakai.
Pasal 4
Dalam Undang-undang ini jang dimaksud dengan pesawat uap yang tetap ialah semua
pesawat uap yang ditantjapkan di lantai/dinding dan dengan pesawat uap jang dapat dipindah-
pindahkan ialah semua pesawat uap jang tidak ditantjapkan di lantai dinding.
PEMERIKSAAN RENCANA GAMBAR PESAWAT UAP
Pasal 5
(1)Barang siapa merencanakan suatu pesawat uap guna dipakai di “Hindia
Belanda”, mengadjukan permohonan pengesahan rentjana gambar pesawat uap
tersebut kepada Direktur Pembinaan Norma-norma Keselamatan Kerdja, Hygiene
Perusahaan dan Kesehatan Kerdja.
Pasal 6
(1)Dilarang mendjalankan suatu pesawat uap tanpa memiliki surat izin untuk itu jang
diberikan oleh Direktur Pembinaan Norma-norma Keselamatan Kerdja, Hygiene
Perusahaan dan Kesehatan Kerdja.
(2)Dengan Peraturan Pemerintah dapat ditundjuk pesawat uap, terhadap mana tidak
berlaku ajat jang lalu.
Pasal 7
(1)Surat izin diberikan, apabila pemeriksaan dan pertjobaan pesawat, juga pemeriksaan
terhadap perlengkapannja jang dilakukan oleh Negara menundjukkan hasil jang memenuhi
sjarat-sjarat dalam dan berdasarkan peraturan perundangan termasuk pasal 8.
(2)Untuk Pesawat Uap jang ditempatkan di kapal berasal dari luar Indonesia dan jang telah
diperiksa dan ditjoba di Negeri Belanda, pertjobaan seperti termaksud pada ajat (1) pasal
ini tidak diharuskan, asalkan pesawat itu tetap berada di kapal jang sama dimana pesawat
itu ditempatkan sewaktu pemeriksaan dilakukan di Negeri Belanda, dan pada surat
permohonan dilampirkan bukti jang diberikan oleh Menteri Perburuhan, Perdagangan dan
Perindustrian Belanda jang menjatakan baahwa pemeriksaan dan pertjobaan telah
dilakukan dengan hasil jang memuaskan.
Pasal 8 Dengan Peraturan Perundangan ditetapkan :
Keterangan apakah yang harus dimuat dalam surat permohonan untuk mendapatkan
surat izin dan apakah jang harus dilampirkan; Juga tentang keterangan dan sjarat-
sjarat jang harus dinjatakan dalam surat izin tersebut.
sjarat apakah jang harus dipenuhi oleh pesawat uap dan perlengkapannja termasuk
dalam pasal 6;cara pemeriksaan dan pertjobaan serta aturan jang harus diindahkan.
dalam hal manakah Direktur Pembinaan Norma-Norma Keselamatan Kerdja,
Hygiene Perusahaan dan Kesehatan Kerdja dapat memberi pembebasan seluruhnja,
sebagian atau dengan bersjarat atau ketentuan dalam peraturan pemerintah tersebut
1. Pertimbangan-pertimbangan Desain
• Gambar konstruksi harus memenuhi syarat mempunyai skala yang cukup
dan dapat dibaca dengan jelas
• Data ukuran-ukuran pesawat serta bagian-bagiannya harus dituliskan
secara jelas
• Gambar bagian (detail) konstruksi penyambungan antara satu bagian ke
bagian lain harus dicantumkan, sehingga bentuk sambungan dapat
diketahui secara jelas
• Pelaksanaan pembuatan pesawat uap harus memenuhi prosedur sesuai
dengan standar yang jelas.Pelaksanaan pengujian pesawat uap harus
memenuhi prosedur yang berlaku
2.Penempatan ketel uap
• Ruang ketel uap adalah bukan suatu tempat khusus dimana di dalamnya
tidak pasti untuk bekerja
• Ketel uap harus ditempatkan dalam suatu ruangan atau bangunan tersendiri
yang terpisah dari ruangan kerja bagian lainnya
H.Ruang Lingkup
Pedoman Pelaksanaan Pemeriksaan dan Pengujian serta Penerbitan Ijin Pesawat uap:
1. Pokok-pokok kegiatan dalam pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian
2. Pokok-pokok kegiatan dalam pelaksanaan penerbitan ijin pemakaian
3. Prosedur pemeriksaan dan pengujian
4. Prosedur penerbitan ijin pemakaian pesawat uap
Pedoman Pelaksanaan dan Pengujian serta Penerbitan Pengesahan Pemakaian Bejana
Tekan:
1. Pemeriksaan dan pengujian dilakukan oleh ahli K3 spesialis pesawat uap dan
bejana tekan
2. Persyaratan keselamatan kerja harus dipatuhi bagi suatu bejana tekan dan
ketentuan teknis pelaksanaan pelaksanaan kegiatan pemeriksaan dan pengujian
serta penertiban
3. pengesahan pemakaian bejana tekan, harus mentaati undang-undang dan
pertauran yang berlaku.
KESIMPULAN