Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Zaman sekarang ini, listrik menjadi kebutuhan primer dalam kehidupan manusia
sehari-hari. Sector rumah tangga, bangunan komersil, dan industry membutuhkan listrik untuk
mendukung setiap aktivitas. Kebutuhan ini timbul akibat penggunaan teknologi untuk
membantu aktivitas manusia yang semakin meningkat. Dampak dari realita ini adalah
kebutuhan energy listrik terus bertambah. Di Indonesia beberapa jenis pembangkit
dioperasikan untuk memenuhi kebutuhan energy listrik termasuk Pusat Listrik tenaga Air
(PLTA), Pusat Listrik Tenaga Gas, Pusat Listrik Tenaga Uap, Pusat Listrik Tenaga Gas Uap
(PLTGU). Tiap-tiap sistem memiliki daerah kerja yang berbeda. Kestabilan daya pembangkit
dipengaruhi oleh permintaan konsumen/beban.
PLTG difungsikan untuk mengatasi kebutuhan energy listrik saat beban puncak.
Pemilihan jenis pembangkit ini adalah operasi penyediaan daya dibangkitkan lebih cepat.
Kelebihan lain yang dimiliki yaitu untuk menghasilkan daya yang besar dengan dibutuhkannya
ruangan yang kecil. Konsumsi energy pada peralatan PLTG bersumber dari putaran turbin gas.
Daya poros yang dihasilkan turbin gas digunakan untuk memutar accessory gear. Alat ini
digunakan untuk memutar alat-alat pendukung, yaitu pompa dan kompresor pengabut.
PLTG memiliki zat buang pembakaran yang dapat merusak lingkungan sekitar.
Sehingga alangkah baiknya PLTG ini di tambahkan menjadi PLTU, yang mana zat buang yang
dibuang oleh gas dipakai untuk membangkitkan PLTU sehingga dua gabungan ini disebut
PLTGU. PLTGU ini disebut dengan
1.2 Rumusan Masalah
1.
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Turbin Gas

Tidak seorangpun mengetahui dengan jelas tentang siapa sebenarnya yang pertama kali
menemukan prinsip turbin gas tersebut, tetapi kadang – kadang penghormatan telah diberikan
kepada seorang yang bernama Hero dari Mesir kira – kira 150 tahun sebelum Masehi. Dia
menemukan suatu mainan yang berputar akibat prinsip reaksi dari aliran uap yang diperoleh dari
pemanasan air di dalam ketel seperti terlihat pada gambar 2.1

Gambar 2.1 Hero Aelolipie

Pada gambar 2.1 merupakan suatu penemuan yang disebut dengan kendaraan Newton
yang dapat bergerak maju akibat gaya reaksi dari uap yang dilepaskan ke belakang.
Pengembangan Turbin Gas. Gagasan tentang sistem turbin gas telah dikembangkan
terus menerus. Desain pertama yang penting dibuat oleh John Barber dari Inggris pada tahun
1971.
Sistem turbin gas tersebut telah dilengkapi dengan komponen – komponen sistem gas
turbin yang modern, dan sistem tersebut bekerja dengan gas hasil pembakaran bahan – bakar.
Kompressornya pun telah digerakkan oleh turbin dengan perantaraan rantai roda gigi. Pada
tahun 1872, Stolze mungkin adalah orang yang pertama kali mendesain suatu sistem turbin gas
yang sesungguhnya.
Gambar 2.2 Kendaraan Newton

Dalam sistem turbin gas tersebut digunakan kompresor aksial bertingkat ganda yang
digerakkan langsung oleh turbin reaksi bertingkat ganda, dimana turbin tersebut digerakkan oleh
gas hasil pembakaran dari bahan – bakar dan udara didalam ruang bakar.
Pengujian terhadap sistem turbin gas tersebut dilaksanakan dalam tahun 1900 dan
1904. Pada tahun 1884 seorang Inggris bernama Sir Charles Parson menemukan suatu turbin
uap, yang menjelaskan lebih lanjut tentang teori bahwa turbin dapat digunakan untuk
menggerakkan kompresor dengan mendapalkan tenaga dari luar dan dengan arah yang
berlawanan. Parson juga berpendapat bahwa udara yang di kompresikan dapat dimasukkan ke
dalam suatu ruang bakar, kemudian bahan bakar dimasukkan dan gas hasil pembakaran
mengembang melalui turbin. Ide dari sistem turbin kompresor ini pada dasarnya adalah sama
seperti apa yang telah dibuat pada saat ini kecuali bentuk dari sudu – sudunya.
Pada tahun 1900 Dr. Sanford A. Moss seorang Amerika yang bekerja pada perusahaan
General Electric, menemukan suatu motor turbin gas tetapi masih kurang sukses karena daya
yang dibutuhkan untuk memutarkan kompresor ternyata lebih besar dari daya yang dihasilkan
oleh motor turbin gas tersebut. Akan tetapi data – data penemuannya itu mempunyai nilai yang
tinggi sehingga pada perusahaan tersebut dilaksanakan suatu proyek motor turbin gas pada
tahun 1903 dan akhirnya pada waktu perang dunia ke satu dibuatlah suatu motor General
Electric turbo super charger. Seorang Inggris bernama Frank Whittle mulai bekerja pada motor
turbin gas sejak ia masih belajar sebagai Kadet Royal Air Force, dimana pada tahun 1937 dia
mengeluarkan suatu konsepsi tentang motor turbin gas yaitu kompresor ditempatkan pada bagian
depan dan turbin pada bagian belakang pada poros yang sama, energi panas diberikan melalui
ruang bakar pada turbin, dan pancaran gas dikeluarkan pada bagian pembuangan. Pada tahun
1937 motor turbin, dan pancaran gas dikeluarkan pada bagian pembuangan. Pada tahun 1937
motor turbin gas hasil rencana dari Whittle ini dicoba putar pada bangku uji dengan hasil yang
memuaskan, sehingga pada bulan Mei 1941 uji terbang pun dimulai dengan pesawat terbang
experimental Gloster E 28/39 yang ditenagai oleh motor turbin gas WI (Whittle 1), hasil dari terbang
uji ini sangat memuaskan sehingga pabrik – pabrik maupun pemerintah sangat tertarik untuk
lebih mengembangkannya lagi.
Pada tahun – tahun yang hamper bersamaan pengembangan terhadap motor turbin gas
ini dilakukan dibeberapa negara, seperti di Italia misalnya Secohdo Campini membuat motor turbin
gas yang ditempatkan pada suatu pesawat terbang dan melakukan terbang uji pertama bulan
Agustus 1940 selama 10 menit dengan hasil yang memuaskan.
Tercatat juga bahwa pada November 1941, Kolonel Mario De Bernadini melakukan
penerbangan dari Milan ke Roma dengan pesawat yang ditenagai oleh motor turbin gas dengan
kecepatan rata – rata 130 mil per jam.

Gambar 2.3 Bagian Utama Motor Turbojet

Sementara itu di Jerman perusahaan Heinkel Aircraft Company, sukses juga dengan
pengembangan motor turbin gas ini sehingga pada tahun 1939 dibuat pesawat terbang Heinkel
He 178 yang ditenagai oleh motor He S3B yang mempunyai gaya dorong sebesar 800 sampai
1100 lb.
Demikianlah selanjutnya perusahaan – perusahaan di Inggris dan Amerika Serikat
seperti Gloster Aircraft Company dan Bell Aircraft Corporation membuat pesawat – pesawat
yang ditenagai oleh motor turbin gas berdasarkan konsepsi Frank – Whittle.
Hanya beberapa orang yang penting dari sekian banyak penemu motor turbin gas yang
tercatat disini, tetapi yang penting bahwa setiap orang tersebut bekerja berdasarkan pada hukum
– hukum gerak dari Sir Isaac Newton.
Desain pertama turbin gas dibuat oleh John Wilkins seorang Inggris pada tahun
1791. Sistem tersebut bekerja dengan gas hasil pembakaran batu bara, kayu atau minyak,
kompresornya digerakkan oleh turbin dengan perantaraan rantai roda gigi.
Pada tahun 1872, Dr. F. Stolze merancang sistem turbin gas yang menggunakan
kompresor aksial bertingkat ganda yang digerakkan langsung oleh turbin reaksi tingkat
ganda.
Tahun 1908, sesuai dengan konsepsi H. Holzworth, dibuat suatu sistem turbin gas yang
mencoba menggunakan proses pembakaran pada volume konstan. Tetapi usaha tersebut
dihentikan karena terbentur pada masalah konstruksi ruang bakar dan tekanan gas pembakaran
yang berubah sesuai beban.
Tahun 1904, “Societe des Turbomoteurs” di Paris membuat suatu sistem turbin gas yang
konstruksinya berdasarkan desain Armengaud dan Lemate yang menggunakan bahan bakar cair.
Temperatur gas pembakaran yang masuk sekitar 450 oC dengan tekanan 45 atm dan
kompresornya langsung digerakkan oleh turbin.
Selanjutnya, pada tahun 1935 sistem turbin gas mengalami perkembangan yang pesat
di mana diperoleh efisiensi sebesar kurang lebih 15%. Pesawat pancar gas yang pertama
diselesaikan oleh “British Thomson Houston Co” pada tahun 1937 sesuai dengan konsepsi Frank
Whittle (tahun 1930).
Turbin uap kemudian diterapkan pada sistem populasi kapal dan pusat tenaga listrik.
Selanjutnya turbin gas terus dikembangkan pada tahun – tahun berikutnya oleh para ilmuwan
hingga kemajuan teknologi turbin gas dapat digunakan dengan maksimal seperti sekarang. Pada
era sekarang ini turbin gas banyak dimanfaatkan untuk kebutuhan industri, pembangkit listrik dan
juga pesawat terbang.

2.2 Pengertian Turbin Gas

Turbin gas adalah suatu penggerak mula yang memanfaatkan gas sebagai fluida kerja.
Didalam turbin gas energi kinetik dikonversikan menjadi energi mekanik berupa putaran yang
menggerakkan roda turbin sehingga menghasilkan daya. Bagian turbin yang berputar disebut
rotor atau roda turbin dan bagian turbin yang diam disebut stator atau rumah turbin. Rotor
memutar poros daya yang menggerakkan beban (generator listrik, pompa, kompresor atau
yang lainnya).
Turbin gas merupakan sebuah mesin panas pembakaran dalam, proses kerjanya
seperti motor bakar yaitu udara atmosfer dihisap masuk kompresor dan dikompresi, kemudian
udara mampat masuk ruang bakar dan dipakai untuk proses pembakaran,
sehingga diperoleh suatu energi panas yang besar. Energi panas tersebut diekspansikan pada turbin
dan menghasilkan energi mekanik pada poros. Sisa gas pembakaran yang ke luar turbin menjadi energi
dorong (turbin gas pesawat terbang). Jadi, jelas bahwa turbin gas adalah mesin yang dapat mengubah
energi panas menjadi energi mekanik atau dorong. Persamaan turbin gas dengan motor bakar adalah pada
proses pembakarannya yang terjadi didalam mesin itu sendiri. Disamping itu proses kerjanya adalah sama
yaitu: hisap, kompresi, pembakaran, ekspansi dan buang. Perbedaannya adalah terletak pada
konstruksinya. Motor bakar kebanyakan bekerja gerak bolak – balik (reciprocating) sedangkan turbin gas
adalah mesin rotasi, proses kerja motor bakar bertahap (intermiten), untuk turbin gas adalah kontinyu dan
gas buang pada motor bakar tidak pernah dipakai untuk gaya dorong.

Gambar 2.4 Mesin pembakaran dalam (turbin gas dan motor bakar)

Turbin gas bekerja secara kontinyu tidak betahap, semua proses yaitu hisap,kompresi,
pembakaran dan buang adalah berlangsung bersamaan. Pada motor bakar yang prosesnya bertahap
yaitu yang dinamakan langkah, yaitu langkah hisap, kompresi, pembakaran, ekspansi dan langkah buang.
Antara langkah satu dan lainnya saling bergantung dan bekerja bergantian. Pada proses ekspansi turbin
gas, terjadi perubahan energi dari energi panas mejadi energi mekanik putaran poros turbin,
sedangkan pada motor bakar pada langkah ekspansi terjadi perubahan dari energi panas menjadi
energi mekanik gerak bolak - balik torak. Dengan kondisi tersebut, turbin gas bekerja lebih halus dan tidak
banyak getaran.
Turbin Gas didefinisikan sebuah mesin berputar yang mengambil energi dari arus gas
pembakaran. Turbin Gas memiliki kompresor naik ke atas dipasangkan dengan turbin turun ke-bawah, dan
sebuah bilik pembakaran di tengahnya. Energi ditambahkan di arus gas di pembakar, di mana udara
dicampur dengan bahan bakar dan dinyalakan. Pembakaran meningkatkan suhu, kecepatan dan volume
dari aliran gas. Kemudian diarahkan melalui sebuah penyebar (nozzle) melalui baling-baling turbin,
memutar turbin dan mentenagai kompresor.

Udara masuk kedalam kompresor melalui saluran masuk udara (inlet). Kompresor
berfungsi untuk menghisap dan menaikkan tekanan udara tersebut,sehingga temperatur
dan mati, karena panas banyak terbuang ke luar melalui gas bekas yang bercampur

udara juga meningkat. Kemudian udara bertekanan ini masuk ke dalam ruang
bakar. Di dalam ruang bakar dilakukan proses pembakaran dengan cara mencampurkan
udara bertekanan dan bahan bakar. Proses pembakaran tersebut berlangsung dalam keadaan
tekanan konstan sehingga dapat dikatakan ruang bakar hanya untuk menaikkan temperatur.
Gas hasil pembakaran tersebut dialirkan ke turbin gas melalui suatu nozel yang berfungsi
untuk mengarahkan aliran tersebut ke sudu-sudu turbin. Daya yang dihasilkan oleh turbin
gas tersebut digunakan untuk memutar kompresornya sendiri dan memutar beban lainnya
seperti generator listrik, dll. Setelah melewati turbin ini gas tersebut akan dibuang keluar
melalui saluran buang (exhaust). Seperti yang tertera pada gambar 3.5

Gambar 3.5 Turbin Gas dan Spesifikasinya

Secara umum proses yang terjadi pada suatu sistem turbin gas adalah
sebagai berikut:

1. Pemampatan (compression) udara dihisap dan dimampatkan.


2. Pembakaran (combustion) bahan bakar dicampurkan ke dalam ruang bakar dengan
udara kemudian dibakar.
nozel (nozzle).
4. Pembuangan gas (exhaust) gas hasil pembakaran dikeluarkan
lewat

saluran pembuangan.

2.3 Pusat Listrik Tenaga Gas (PLTG)


PLTG merupakan salah satu jenis pembangkit listrik di Indonesia untuk memenuhi
kebutuhan listrik. Salah satu parameter yang menunjukkan prestasi kerja PLTG adalah
efisiensi. Siklus Brayton merupakan prinsip dasar operasi pembangkit listrik tenaga gas.

2.2.1 Prinsip Kerja PLTG

Gambar Aliran Fluida Kerja Turbin Gas


Mula-mula udara masuk ke compressor untuk dinaikkan tekanannya menjadi kira-
kira 13 kg/cm2 kemudian udara tersebut dialirkan ke ruang bakar. Dalam ruang bakar, udara
bertekanan 13 kg/cm2 ini dicampur dengan bahan bakar dan dibakar (dengan tekanan
konstan). Apabila digunakan bahan bakar gas (BBG), maka gas dapat langsung dicampur
dengan udara untuk dibakar, tetapi apabila digunakan bahan bakar minyak (BBM), maka
BBM ini harus dijadikan kabut terlebih dahulu kemudian baru dicampur dengan udara untuk
dibakar. Teknik mencampur bahan bakar dengan udara dalam ruang bakar sangat
mempengaruhi efiiensi pembakaran.
Pembakaran bahan bakar dalam ruang bakar menghasilkan gas bersuhu tinggi
sampai kira-kira 1.300ºC dengan teknan 13 kg/m2. Gas hasil pembakaran ini kemudian
dialikan menuju turbin untuk disemprotkan kepada sudu-sudu turbin sehingga energy
(enthalpy) gas ini dikonversikan menjadi energy mekanik dalam turbin penggerak generator
(dan compressor udara) dan akhirnya generator menghasilkan tenaga listrik.
Karena pembakaran yang terjadi pada turbin gas mencapai suhu sekitar 1.300ºC,
maka sudu-sudu turbin beserta porosnya perlu didinginkan dengan udara.
Selain masalah pendinginan, operasi turbin gas yang menggunakan gas hasil
pembakaran dengan suhu sekitar 1.300ºC memberi risiko korosi suhu tinggi, yaitu
bereaksinya logam kalium, vanadium, dan natrium yang terkandung dalam bahan bakar
dengan bagian-bagian turbin seperti sudu dan saluran gas panas. Oleh karena itu, bahan
bakar yang digunakan tidak boleh mengandung logam-logam tersebut diatas melebihi batas
tertentu. Kebanyakan pabrik pembuat turbin gas mensyaratkan bahan bakar dengan
kandungan logam kalium, vanadium dan natrium tidak boleh melebihi 1 part per mil (ppm).
Di Indonesia, BBM yang bisa memenuhi syarat ini hanya minyak solar, High Speed Diesel
Oil (minyak HSD). Namun pada umumnya BBG pada pertamina sudah memenuhi syarat itu.
2.2.2 Operasi dan Pemeliharaan
Dari segi operasi, unit PLTG tergolong unit yang masa startnya pendek, yaitu 15-30
menit, dan kebanyakan dapat distart tanpa pasokan daya dari luar (black start), yaitu dengan
menggunakan mesin diesel sebagai motor start.
Dari segi pemeliharaan, PLTG mempunyai selang waktu pemeliharaan (time
between overhaul) yang pendek, yaitu sekitar 4.000-5.000 jam operasi. Makin sering unit
mengalami star-stop, makin pendek selang waktu pemeliharaannya. Walaupun jam operasi
unit belum mencapai 4.000 jam, tetapi jika jumlah starnya telah mencapai 300 kali, maka
unit PLTG tersebut harus mengalami pemeriksaan (inspeksi) dan pemeliharaan. Saat
dilakukan pemeriksaan, hal-hal yang perlu mendapat perhatian khusus adalah bagian-
bagian yang terkena aliran gas hasil pembakaran yang suhunya mencapai 1.300ºC, seperti
: ruang bakar saluran gas panas (hot gas path), dan sudu-sudu turbin. Bagian-bagian ini
umumnya mengalami kerusakan (retak)sehingga perlu diperbaiki (dilas) atau diganti.
Proses start-stop akan mempercepat proses kerusakan (keretakan) ini, karena
proses start-stop menyebabkan proses pemuaian dan pengerutan yang tidak kecil. Hal ini
disebabkan sewaktu unit dingin, suhunya sama dengan suhu ruangan (sekitar 30ºC)
sedangkan sewaktu operasi, akibat terkena gas hasil pembakaran dengan suhu sekitar
1.300ºC.
Ada beberapa unit PLTG yang boleh dibebani lebih tinggi 10% dari nilai nominalnya
selama 2 jam atau disebut dengan peak operation . apa bila dilakukan peak operation maka
harus diperhitungkan pemendekan inspeks, karena kejadian ini akana menambah keausan
yang terjadi pada turbin gas sebagai akibat kenaikan suhu operasi.
Dari segi masalah lingkungan, yang perlu diperhatikan adalah masalah kebisingan,
jangan sampai melampaui ketentuan yang dibolehkan.
Seperti halnya pada PLTU, masalah instalasi bahan bakar, baik apabila digunakan
BBM maupun apabila digunakan BBG, perlu mendapat perhatian khusus dari segi
pengamanan terhadapa bahaya kebakaran.
Dari segi efisiensi pemakaian bahan bakar unit PLTG memiliki efisiensi paling
rendah, yaitu sekitar 15-25%.
Dalam perkembangan penggunaan unit PLTG di PLN, akhir-akhir ini digunakan unit
turbin gas aero derivative, yaitu turbin gas pesawat terbang yang dimodifikasi menjadi turbin
gas penggerak generator. Keuntunggannya, yaitu didapat unit yang dimensinya lebih kecil
dibanding unit stationer untuk daya yang sama.

2.2.3 Pendinginan
Pendinginan sudu-sudu turbin dan poros turbin dilakukan dengan udara dari
kompresor. Untuk keperluan ini, ada lubang pendingin dalam sudu-sudu dan dalam poros
turbin yang pembuatannya memerlukan teknologi canggih. Sedangkan pendinginan minyak
pelumas dilakukan dengan menggunakan penukar panas (heat exchanger) konvensional.

2.2.4 Kontruksi PLTG

Peralatan utama PLTG:

a. Turbin gas
Berfungsi pengubah energy gerak gas menjadi energy putar (energy mekanik)
b. Compressor
Berfungsi untukmeningkatkan temperature dan tekanan udara.

c. Combustor (ruang bakar)


Berfungsi untukmembakar bahan bakar dengan menghembuskan udara yang telah
dinaikkan temperature dan tekanannya di kompresor
d. Generator
Berfungsi untuk mengubah energy mekanik dari turbin menjadi energy listrik
e. Transformator
Berfungsi sebagai penaik tegangan (step up)
f. Pumping house
Berfungsi untuk memompa bahan bakar gas
g. Air filter
Berfungsi sebagai penyaring udara
h. Stack
Berfungsi sebagai pembuangan hasil gas buang
i. Switch yard
Berfungsi untuk menyalurkan listrik dari trafo ke transmisi. Switch yard ini disebut
juga dengan sub transmisi tenaga listrik. Dan switch yard ini merupakan bagian
komponen dari gardu induk
j. Transmisi
Berfungsi untuk menyalurkan tenaga listrik ke konsumen

Peralatan pendukung pada PLTG:


a. Air Intake berfungsi menyuplai udara bersih ke dalam kompresor.
b. Blow off valve, berfungsi mengurangi besarnya aliran udara yang masuk ke dalam
kompresor utama atau membuang sebagian udara dari tingkat tertentu untuk
menghindari terjadinya stall (tekanan udara yang besar dan tiba-tiba terhadap sudu
kompresor yang menyebabkan patahnya sudu kompresor)
c. VIGV (variabel Inlet Guide Fan), berfungsi untuk mengatur jumlah volume udara
yang akan dikompresikan sesuai kebutuhan
d. Ignitor, berfungsi penyalaan awal atau start up. Campuran bahan bakar dengan
udara dapat menyala oleh percikan bunga api dari ignitor yang terpasang di dekat
fuel nozzle burner dan campuran bahan bakar menggunakan bahan bakar LPG.
e. Lube Oil System, berfungsi memberikan pelumasan dan juga sebagai pendingin
bearing-bearing seperti bearing turbin, kompresor, generator. Memberikan minyak
pelumas ke jacking oil system. Memberikan suplai minyak pelumas ke power oil
system
f. Rotor bearing system terdiri dari DC Pump, manual pump,constant pressure valve,
pilot valve, hydraulic piston rotor bearing. Rotor bearing beroperasi pada saat unit
standby dan unit shutdown. Rotor bearing on < 1rpm. Akibat yang timbul apabila
rotor bearing bermasalah ialah rotor bengkok dan saat di start up akan timbulvibrasi
yang tinggi dan dapat menyebabkan gas turbin trip.
g. Exhaust fan oil vapour, berfungsi utama membuang gas-gas yang tidak
terpakaiyang terbawa oleh minyak pelumas setelah melumasi bearing-bearing
turbin, kompresor dan generator . fungsi lain adalah membuat vacuum di lube oil
tank yang tujuannya agar proses minyak kembali lebih cepat dan untuk menjaga
kerapatan minyak pelumas di bearing-bearing (seal oil) sehingga tidak terjadi
kebocoran minyak pelumas di sisi bearing
h. Power oil system berfungsi menyuplai minyak pelumas ke hydraulic pistoj untuk
menggerakkan VIGV control –kontrol valve. Protection dan safety system (trip valve
staging valve). Terdiri dari 2 buah pompa yang digerakkan oleh 2 motor AC. jacking
oil system, berfungsi menyuplai minyak ke journal bearing saat unit shutdown dan
standby dengan tekanan yang tinggi dan membentuk lapisan film di bearing

2.3 Cogeneration

Cogeneration adalah teknologi untuk meningkatkan efisiensi pembangkit. Melalui


cogeneration ini ternyata efisiensi dari bahan bakar yang digunakan pembangkit bisa
mencapai 80%, akibatnya biaya produksi menjadi murah, hal itu dilakukan dengan cara
mengolah energy panas yang berasal dari gas buang pembangkit termal. Dari pengolahan
itu dihasilkan dua macam energy panas, yakni:
1. Panas yang bisa digunakan untuk kebutuhan industry
2. Panas yang dialirkan ke pembangkit sehingga penggunaan bahan bakar untuk
pemanasan pembangkit bisa dihemat.

Dengan menggunakan cogeneration berarti pencemaran udara bisa dikurangi serta efisiensi
total pada pembangkit meningkat sampai 84%. Keuntngan cogeneration adalah mengurangi
ketergantungan catu daya, mengurangi biaya untuk pemakaian energy, bisa menghemat
konsumsi energy 20-40%, keandalannya baik, fluktuasi tegangan kecil, kebisingan rendah.
Teknologi ini merupakan pilihan tepat untuk memanfaatkan energy pada boiler, gas turbin,
dan diesel secara optimum. Teknologi ini bisa memanfaatkan dua jenis energy : pertama
memanfaatkan uap yang dihasilkan boiler, kedua memanfaatkan panas gas buang suatu
pembangkit listrik untuk memproduksi uap. Ada dua tipe pada cogeneration, yaitu:

 Tipe siklus topping


Siklus topping terjadi bila bahan bakar dipakai langsung untuk memproduksi energy
listrik, kemudian gas panasnya digunakan untuk pans/uap proses. Jadi energy listrik
nya terlebih dahulu diproduksi kemudian baru panas buangnya di manfaatkan.
Sehingga energy termalnya bisa digunakan untuk kebutuhan industry seperti
pemanas dan pendingijn ruangan. Cogeneration siklus topping biasanya terdapat
pada PLTU dengan tenaga penggerak turbin uap (TU) biasanya mempunyai sisa
uap dengan suhu sekitar 1000ºF dan teknaan 1500 psia. Sehingga teknologi ini
banyak digunakan pada PLTU yang dibutuhkan untuk pengadaan uap bisa dihemat.

 Tipe siklus Bottoming


Pemanfaatan gas buang melalui heat recovery sehingga menghasilkan panas/uap
proses. Proses/uap itu selanjutnya digunakan untuk menggerakkan turbin uap
sehingga dihasilkanlah energy listrik. Untuk itu berarti gas buangnya harus
mempunyai suhu tinggi. Tipe ini biasanya menggunakan gas buang dengan suhu
400-600ºC berarti suhu fluidanya rendah, sehingga tipe ini sangat cocok untuk
PLTG
http://artikel-teknologi.com/prinsip-kerja-turbin-gas/

Anda mungkin juga menyukai