Anda di halaman 1dari 11

MESIN UAP

A.DEFINISI
Mesin uap adalah mesin yang menggunakan energi panas dalam uap air dan
mengubahnya menjadi energi mekanis.Mesin uap digunakan dalam pompa, lokomotif dan
kapal laut,dan sangat penting dalam Revolusi Industri.
Mesin uap merupakan mesin pembakaran eksternal, dengan cairan yang terpisah dari
hasil pembakaran. Sumber panas yang dapat digunakan yaitu tenaga surya, tenaga nuklir,
atau tenaga panas bumi. Jika uap berkembang melalui piston atau turbin, akan menyebabkan
kerja mekanik.
B.SEJARAH MESIN UAP
Hero (10-70M )
Catatan paling awal dari sejarah teknologi mesin uap dapat kita lihat ke kota Alexandria
pada tahun 75. Disana terdapat seorang ahli matematika bernama Hero, yang juga dikenal
denga nama Heros atau Heron yang menulis tiga buku tentang mekanik dan sifat-sifat
udara serta memperkenalkan rancangan dari mesin uap sederhana. Mesin ini dikenal dengan
nama Aeolipile atau Aeolypile, atau juga disebut dengan Eolipile.
Prinsip kerja mesin ini adalah dengan menggunakan tekanan uap untuk memutarkan
bola (bejana) yang berisi air sebagai bahan baku penghasil uap. Bola (bejana) tersebut dapat
berputar karena adanya dorongan dari uap yang keluar dari nosel yang terletak pada sisi
samping bejana.
Metode Hero yang mengubah tenaga uap menjadi gerak ini merupakan dasar bagi para
penerusnya untuk mengembangkan teknologi mesin uap di masa yang akan datang.

Giovanni Battista della Porta(1538 1615)
Giovanni Battista della Porta atau Gambattista della Porta atau juga dikenal dengan
nama John Baptist Porta adalah seorang sarjana, Polymath, dan dramawan yang berasal dari
Napoli, Italia. Dia adalah ilmuan yang pertama kali menemukan peranan uap dalam
menciptakan ruang hampa.
Teori yang dikemukakannya adalah bahwa jika air dikonversikan menjadi uap dalam
wadah tertutup dapat menghasilkan peningkatan tekanan. Demikian pula sebaliknya, jika uap
dikondensasikan menjadi air dalam ruangan tertutup maka akan menghasilkan penurunan
tekanan. Teori inilah yang nantinya akan menjadi konsep utama rancangan pada
pengembangan mesin uap yang dilakukan oleh para penerusnya.

Denis Papin (1647 1712)
Pada tahun 1679 seorang fisikawan, ahli matematika, dan penemu berkebangsaan
Prancis menemukan suatu alat yang dinamakan steam digester yang menjadi cikal bakal
ditemukannya mesin uap dan presser cooker (panci masak bertekanan). Penemuan tersebut ia
kerjakan bersamasama dengan rekannya yang bernama Robert Boyle, seorang filusuf,
fisikawan, kimiawan, penemu, dan ilmuan berkebangsaan Irlandia.
Alat ini berbentuk seperti sebuah wadah dengan penutup yang digunakan untuk
menghasilkan uap bertekanan. Untuk menjaga agar alat tersebut tidak meledak, Papin
melengkapi penemuannya tersebut dengan katup yang dapat bergerak naik turun sebagai
tempat pembuangan uap untuk mengatur tekanan didalam wadahnya. Selain itu Papin juga
mengembangkan mesinnya dengan menambahkan torak di bagian atas silinder yang tertutup
yang akan bergerak naik dan turun sesuai dengan teori yang ditemukan oleh Giovanni
Battista della Porta. Konsep inilah yang kemudian mengawali ditemukannya mesin uap
pertama di dunia yang menggunakan piston dan silinder mesin.

Thomas Savery (1650 1715)
Thomas Savery adalah seorang insinyur yang bekerja pada militer Inggris dan penemu
berkebangsaan Inggris. Pada tahun 1698 ia menemukan mesin uap pertama di dunia.
Penemuannya ini diawali ketika ia bekerja pada sebuah tambang batubara yang mengalami
kesulitan dalam memompa air yang digunakan untuk mengairi tambang.
Prinsip kerja mesin ini adalah dengan menaikkan tekanan uap di dalam ketel. Uap
tersebut kemudian dimasukkan ke bejana kerja, sehingga memungkinkan untuk meniup air
keluar melalui pipa bawah. Ketika temperatur dalam bejana menjadi panas karena dipenuhi
uap keran antara ketel dan bejana ditutup, jika perlu bagian luar bejana didinginkan. Hal ini
mengakibatkan uap didalamnya berkondensasi, menciptakan vakum parsial dan tekanan
atmosfer mendorong air ke atas melalui pipa bawah hingga bejana penuh. Pada titik ini keran
di bawah bejana ditutup, dan keran antara bejana dan pipa atas dibuka untuk mengalirkan
pipa dari ketel. Tekanan uap yang tinggi akan memaksa air keluar dari bejana.



Thomas Newcomen (1663 1729)
Thomas Newcomen merupakan seorang pandai besi Inggris yang menemukan mesin
uap atmosfer, sebuah perbaikan terhadap desain Thomas Savery sebelumnya. Mesin uap
Newcomen menggunakan kekuatan tekanan atmosfer untuk bekerja. Pada mesin Newcomen
ini intensitas tekanan tidak dibatasi oleh tekanan uap, tidak seperti apa yang dipatenkan
Thomas Savery pada tahun 1698.
Pada tahun 1712, Thomas Newcomen bersama dengan John Calley membangun mesin
pertama diatas sebuah lubang tambang yang terisi air dimana mesin tersebut digunakan untuk
memompa air keluar tambang. Mesin Newcomen ini merupakan pendahulu mesin James
Watt dan salah satu bagian teknologi yang paling menarik yang berkembang selama abad ke-
17.
Uap pertama kali dialirkan dari boiler menuju ke silinder. Ketika piston mancapai
puncak, air disemprotkan kedalam silinder untuk mendinginkan uap yang membentuk sebuah
vakum. Piston terdorong turun oleh berat udara yang berada diatasnya (15 pond per inci2 dari
luas piston). Siklus tersebut terjadi secara berulang-ulang.

James Watt (1736 1819)
James Watt adalah seorang insinyur mesin dan penemu asal Skotlandia. Pada tahun
1769 James Watt mematenkan kondenser terpisah yang terhubung ke silinder oleh sebuah
katup. Tidak seperti mesin uap milik Newcomen, pada mesin uap milik James Watt ini
terdapat sebuah kondensor untuk mendinginkan silinder yang panas. Mesin James Watt ini
segera menjadi desain untuk semua mesin uap modern dan memicu terjadinya revolusi
industri. Satuan daya Watt diambil dari nama James Watt dimana 1 Watt besarnya setara
dengan 1/746 HP.
Perbedaan mendasar dari mesin James Watt ini dengan mesin milik Thomas
Newcomen adalah pada letak kondensor yang digunakan. Jika pada mesin Newcomen ruang
untuk mengkondensasikan uap menyatu dengan silinder kerja, maka pada mesin James Watt
ruang untuk mengkondensasikan uap terpisah dari silinder. Selain itu mekanisme penggerak
torak dari mesin James Watt menggunakan gerakan putar dari roda penggerak yang berputar,
tidak seperti pada mesin Newcomen yang menggunakan gerakan translasi (bolak-balik) dari
pompa air.


C.MEKANISME CARA KERJA MESIN UAP
Mesin uap (steam engines) masuk dalam kategori pesawat kalor, yaitu peralatan yang
digunakan untuk merubah tenaga termis dari bahan bakar menjadi tenaga mekanis melalui
proses pembakaran. Ada dua jenis pesawat kalor yaitu Internal Combustion Engines/ICE
(motor pembakaran dalam) dan External Combustion Engines/ECE (motor pembakaran luar).
Pada pesawat kalor jenis ICE, proses pembakaran bahan bakar untuk mengasilkan tenaga
mekanis dilakukan didalam peralatan itu sendiri; sedangkan pada ECE, peralatan ini hanya
merubah tenaga termis menjadi tenaga mekanis adapun proses pembakaran dilakukan diluar
peralatan tersebut.
Contoh dari pesawat kalor jenis ICE adalah motor bensin dan motor disel yang sangat
populer sebagai prime mover baik untuk otomotif maupun untuk industri. Pada motor bensin
dan motor disel proses pembakaran bahan bakar (bensin/solar) dilakukan didalam silinder
motor itu sendiri dan perubahan tenaga termis hasil pembakaran menjadi tenaga mekanis juga
dilakukan didalam pesawat itu sendiri melalui gerakan kian kemari dari piston menjadi
gerakan putaran dari crank shaft.
Contoh dari pesawat kalor jenis ECE adalah mesin uap dan turbin uap. Pada peralatan
ini, mesin uap hanya merubah tenaga potensial dari uap menjadi tenaga mekanis berupa
gerakan kian kemari dari piston dan selanjutnya diubah menjadi gerakan putaran dari crank
shaft; sedangkan turbine uap merubah tenaga potensial dari uap menjadi tenaga mekanis yang
langsung merupakan gerakan putaran dari as turbin. Adapun proses pembakaran bahan bakar
dilakukan diluar mesin uap dan turbin uap, yaitu didalam ketel uap (boiler). Didalam ketel
uap (boiler) tenaga termis hasil pembakaran bahan bakar digunakan untuk memanaskan air
sehingga berubah menjadi uap dengan temperatur dan tekanan tinggi, untuk selanjutnya uap
dengan temperatur dan tekanan tinggi tersebut dialirkan ke-mesin uap atau turbin uap untuk
diubah menjadi tenaga mekanis.
Adapun cara kerja mesin uap adalah sebagai berikut :














Didalam cylinder mesin uap terdapat
piston yang mempunyai piston rod yang
dihubungkan dengan cross head yang
berada diluar cylinder. Cross head
dihubungkan oleh connecting rod dengan
crank shaft (tidak tampak pada gambar), sehingga apabila piston bergerak kian kemari maka
crank shaft dapat berputar.Slide valve yang mempunyai valve rod digerakkan oleh crank
shaft melalui eksentrik, sehingga slide valve dapat bergerak kian kemari sambil membuka
dan menutup dua buah lubang uap yang berhubungan dengan cylinder. Valve box dimana
slide valve berada mempunyai dua saluran, saluran pemasukan yang dihubungkan dengan
boiler untuk menyalurkan uap dengan tekanan tinggi (warna merah), dan saluran
pembuangan yang dihubungkan dengan cerobong untuk membuang uap bekas (warna biru).
Pada waktu piston mencapai posisi paling kiri, maka slide valve akan membuka lubang
uap cylinder bagian kiri sehingga uap dari boiler dapat masuk kedalam cylinder pada bagian
kiri dari piston dan mendorong piston kekanan, sementara itu lubang uap sebelah kanan
dihubungkan dengan saluran pembuangan sehingga uap bekas dapat terbuang keluar melalui
cerobong. Sebelum akhir langkah piston, lubang uap tersebut sudah ditutup oleh slide valve
sehingga pasokan uap terhenti namun piston tetap bergerak kekanan karena ekpansi dari uap.
Pada waktu piston mencapai posisi paling kanan, maka slide valve akan membuka
lubang uap cylinder bagian kanan sehingga uap dari boiler dapat masuk kedalam cylinder
pada bagian kanan piston dan mendorong piston kekiri, sementara itu lubang uap sebelah kiri
dihubungkan dengan saluran pembuangan sehingga uap bekas dapat terbuang melalui
cerobong. Sebelum akhir langkah piston, lubang uap tersebut sudah ditutup oleh slide valve
sehingga pasokan uap terhenti namun piston tetap bergerak kekanan karena ekpansi dari uap.
Karena cross head dengan crank shaft dihubungkan oleh connecting rod, maka gerakan kian
kemari dari piston tersebut akan diubah menjadi gerakan putaran dari crank shaft. Demikian
selama ada pasokan uap dari boiler maka mesin uap akan merubah menjadi tenaga mekanis
dengan gerakan putaran dari crank shaft.

D.JENIS-JENIS MESIN UAP
Mesin uap menggunakan uap air sebagai media penghantar kalor. Uap biasa disebut
sebagai zat kerja mesin uap. Terdapat dua jenis mesin uap, yakni mesin uap tipe bolak balik
dan mesin uap turbin (turbin uap). Rancangan alatnya sedikit berbeda tetapi kedua jenis
mesin uap ini mempunyai kesamaan, yakni menggunakan uap yang dipanaskan oleh
pembakaran minyak, gas, batu bara atau menggunakan energi nuklir.
Mesin uap tipe bolak balik

Air dalam wadah biasanya dipanaskan pada tekanan yang tinggi. Karena dipanaskan
pada tekanan yang tinggi maka proses pendidihan air terjadi pada suhu yang tinggi (ingat
pembahasan mengenai pendidihan Teori kinetik gas).Suhu berbanding lurus dengan tekanan.
Semakin tinggi suhu uap, semakin besar tekanan uap. Uap bersuhu tinggi atau uap bertekanan
tinggi tersebut bergerak melewati katup masukan dan memuai terhadap piston. Ketika
memuai, uap mendorong piston sehingga piston meluncur ke kanan. Dalam hal ini, sebagian
kalor uap berubah menjadi energi kinetik (uap melakukan kerjaterhadap piston -- W = Fs).
Pada saat piston bergerak ke kanan, roda yang dihubungkan dengan piston berputar
(1). Setelah melakukan setengah putaran, roda menekan piston kembali ke posisinya
semula(2). Ketika piston bergerak ke kiri, katup masukan dengan sendirinya tertutup,
sebaliknya katup pembuangan dengan sendirinya terbuka. Uap tersebut dikondensasi oleh
kondensor sehingga berubah menjadi embun (embun = air yang berasal dari uap).
Selanjutnya, air yang ada di dalam kondensordipompa kembali ke wadah untuk dididihkan
lagi. Demikian seterusnya karena prosesnya terjadi secara berulang-ulang maka
piston bergerak ke kanan dan ke kiri secara terus menerus. Maka roda pun berputar
secaraterus menerus.Putaran roda bisaa digunakan untuk menggerakan sesuatu.
Proses perubahan bentuk energi dan perpindahan energi pada mesin uap tipe
bolak balik di atas bisa dijelaskan seperti ini : Bahan bakar fosil (batu
bara/minyak/gas) memiliki energi potensial kimia. Ketika bahan bakar fosil dibakar, energi
potensial kimia berubah bentuk menjadi kalor. Kalor yang diperoleh dari hasil
pembakaran bahan bakar fosil digunakan untuk memanaskan air (kalor berpindah menuju air
dan uap). Selanjutnya sebagian kalor pada uap berubah bentuk menjadi energy
kinetik translasi piston, sebagian lagi diubah menjadi energi dalam air. Sebagian besar energi
kinetic translasi piston berubah menjadi energi kinetik rotasi roda pemutar, sebagian kecil
berubah menjadi kalor (kalor timbul akibat adanya gesekan antara piston dengan silinder).
Jikadigunakan untuk membangkitkan listrik maka energi kinetik rotasi roda pemutar berubah
bentuk menjadi energi listrik.
Turbin uap
Pada dasarnya prinsip kerja turbin uap sama dengan mesin uap tipe bolak balik.
Perbedaannya mesin uap tipe bolak balik menggunakan piston, sedangkan turbin uap
menggunakan turbin. Pada mesin uap tipe bolak-balik, kalor diubah terlebih dahulu menjadi
energi kinetik translasi piston. Setelah itu energi kinetic translasi piston diubah menjadi
energi kinetik rotasi roda pemutar.Pada turbin uap, kalor langsung diubah menjadi energi
kinetik rotasi turbin.Turbin bisa berputar akibat adanya perbedaan tekanan. Suhu uap sebelah
atas bilah jauh lebih besar daripada suhu uap sebelah bawah bilah (bilah adalah lempeng tipis
yang ada di tengah turbin). Ingat, suhu berbanding lurus dengan tekanan. Karena suhu uap
pada sebelah atas bilah lebih besar dari suhu uap pada sebelah bawah bilah maka tekanan uap
pada sebelah atas bilah lebih besar daripada tekanan uap pada sebelah bawah bilah. Adanya
perbedaan tekanan menyebabkan uap mendorong bilah ke bawah sehingga turbin berputar.
Perlu diketahui bahwa prinsip kerja mesin uap didasarkan pada diagram perpindahan
energi yang telah dijelaskan di atas. Dalam hal ini, energi mekanik bisa dihasilkan apabila
kita membiarkan kalor mengalir dari benda atau tempat bersuhu tinggi menuju benda atau
tempat bersuhu rendah. Dengan demikian,perbedaan suhu sangat diperlukan pada mesin uap.
Apabila kita memperhatikan cara kerja mesin uap tipe bolak balik, tampak bahwa piston tetap
bisa bergerak ke kanan dan ke kiri walaupun tidak ada perbedaan suhu (tidak ada kondensor
dan pompa). Piston bisa bergerak ke kanan akibat adanya pemuaian uap bersuhu tinggi atau
uap bertekanan tinggi. Dalam hal ini, sebagian kalor pada uap berubah menjadi energi kinetik
translasi piston. Energi kinetic translasi piston kemudian berubah menjadi energi kinetik
rotasi roda pemutar. Setelah melakukan setengah putaran, roda akan menekan piston kembali
ke kiri. Ketika roda menekan piston kembali ke kiri, energi kinetik rotasi roda berubah lagi
menjadi energi kinetik translasi piston. Ketika piston bergerak ke kiri, piston mendorong uap
yang ada dalam silinder. Pada saat yang sama, katup pembuangan terbuka. Dengan demikian,
uap yang didorong piston tadi akan mendorong temannya ada di sebelah bawah katup
pembuangan. Apabila suhu uap yang berada di sebelah bawah katup pembuangan adalah
suhu uap yang didorong piston, makasem u a energi kinetik translasi piston akan berubah lagi
menjadi energi dalam uap. Energi dalam berbanding lurus dengan suhu. Kalau energi dalam
uap bertambah maka suhu uap meningkat. Suhu berbanding lurus dengan tekanan. Kalau
suhu uap meningkat maka tekanan uap juga meningkat. Dengan demikian, tekanan uap yang
dibuang melalui katup pembuangan adalah tekanan uap yang masuk melalui katup masukan.
Piston akan tetap bergerak ke kanan dan ke kiri seterusnya tetapi tidak akan ada energi
kinetik total yang bisa dimanfaatkan (tidak ada kerja total yang dihasilkan). Jadi energi
kinetik yang diterima oleh piston selama proses pemuaian (piston bergerak ke kanan) akan
dikembalikan lagi kepada uap selama proses penekanan (piston bergerak ke kiri).
Dari penjelasan sebelumnya, kita bisa menyimpulkan bahwa perbedaan suhu dalam
mesin uap tetap diperlukan. Perbedaan suhu dalam mesin uap bisa diperoleh dengan
memanfaatkan kondensor. Ketika suhu dan tekanan uap yang berada di sebelah bawah katup
pembuangan jauh lebih kecil dari pada suhu dan tekanan uap yang berada di dalam silinder,
maka ketika piston bergerak kembali ke kiri, besarnya tekanan yang dilakukan piston
terhadap uap jauh lebih kecil daripada besarnya tekanan yang diberikan uap kepada piston
ketika piston bergerak ke kanan.Dengan kata lain,besarnya usaha yang dilakukan piston
terhadap uap jauh lebih kecil daripada besarnya kerja yang dilakukan uap terhadap piston (W
=Fs).Jadi hanya sebagian kecil energy kinetik piston yang dikembalikan lagi pada uap,dengan
demikian akan ada energi kinetik total atau kerja total yang dihasilkan.
Mesin tenaga uap merupakan jenis mesin pembakaran luar dimana fluida kerja dengan
sumber energi terpisah. Sumber energi kalor dari proses pembakaran digunakan
untuk membangkitkan uap panas. Uap panas dibangkitkan di dalam boiler atau sering disebut
ketel uap. Untuk memperoleh uap dengan temperatur yang tinggi digunakan reheater. Pada
reheater uap dipanaskan lagi menjadi uap panas lanjut sehingga temperaturnya naik.
Selanjutnya uap panas dimasukan ke Turbin Uap untuk diekspansi yang akan
menghasilkan energi mekanik.
Di dalam turbin uap energi uap panas dikonversi menjadi energi mekanik di dalam
sudut-sudut turbin uap. Energi mekanik yang berupa putaran poros turbin uap akan
menggerakan generator pada instalasi pembangkit listrik tenaga uap.
E.SIKLUS YANG TERJADI DALAM MESIN UAP
Siklus Rankine (siklus dalam mesin uap) adalah siklus termodinamika yang mengubah panas
menjadi kerja.Panas disuplai secara eksternal pada aliran tertutup, yang biasanya
menggunakan air sebagai fluida yang bergerak.Siklus ini menghasilkan 80% dari seluruh
energi listrik yang dihasilkan di seluruh dunia. Siklus ini dinamai untuk mengenang
ilmuwan Skotlandia, William John Maqcuorn Rankine.
Siklus Rankine adalah model operasi mesin uappanas yang secara umum ditemukan
di pembangkit listrik. Sumber panas yang utama untuk siklus Rankine adalah batu bara, gas
alam, minyak bumi, nuklir, dan panas matahari.
Siklus Rankine terkadang diaplikasikan sebagai siklus Carnot, terutama dalam
menghitung efisiensi. Perbedaannya hanyalah siklus ini menggunakan fluida yang
bertekanan, bukan gas. Efisiensi siklus Rankine biasanya dibatasi oleh fluidanya.
Tanpa tekanan yang mengarah pada keadaansuper kritis, range temperatur akan cukup kecil.
Uap memasuki turbin pada temperatur 565 oC (batas ketahananstainless steel)
dan kondenser bertemperatur sekitar 30 oC. Hal ini memberikan efisiensi Carnot secara
teoritis sebesar 63%, namun kenyataannya efisiensi pada pembangkit listrik tenaga batu
bara sebesar 42%.
Fluida pada Siklus Rankine mengikuti aliran tertutup dan digunakan secara konstan. Berbagai
jenis fluida dapat digunakan pada siklus ini, namun air dipilih karena berbagai
karakteristik fisika dan kimia, seperti tidak beracun, terdapat dalam jumlah besar, dan murah.
Terdapat 4 proses dalam siklus Rankine, setiap siklus mengubah keadaan fluida (tekanan
dan/atau wujud).Prosesnya adalah sebagai berikut :
Proses 1 : Fluida dipompa dari bertekanan rendah ke tekanan tinggi dalam bentuk cair.
Proses ini membutuhkan sedikit input energi.
Proses 2 : Fluida cair bertekanan tinggi masuk ke boiler di mana fluida dipanaskan
hingga menjadi uap pada tekanan konstan menjadi uap jenuh.
Proses 3 : Uap jenuh bergerak menuju turbin, menghasilkan energi listrik. Hal ini
mengurangi temperatur dan tekanan uap, dan mungkin sedikitkondensasi juga terjadi.
Proses 4 : Uap basah memasuki kondenser di mana uap diembunkan dalam tekanan dan
temperatur tetap hingga menjadi cairan jenuh.
Dalam siklus Rankine ideal, pompa dan turbin adalahisentropic, yang berarti pompa dan
turbin tidak menghasilkan entropi dan memaksimalkan output kerja. Dalam siklus Rankine
yang sebenarnya, kompresi oleh pompa dan ekspansi dalam turbin tidak isentropic. Dengan
kata lain, proses ini tidak bolak-balik dan entropi meningkat selama proses. Hal ini
meningkatkan tenaga yang dibutuhkan oleh pompa dan mengurangi energi yang dihasilkan
oleh turbin. Secara khusus, efisiensi turbin akan dibatasi oleh terbentuknya titik-titik air
selama ekspansi ke turbin akibat kondensasi. Titik-titik air ini menyerang turbin,
menyebabkan erosi dan korosi, mengurangi usia turbin dan efisiensi turbin. Cara termudah
dalam menangani hal ini adalah dengan memanaskannya pada temperatur yang sangat tinggi.
Efisiensi termodinamika bisa didapatkan dengan meningkatkan temperatur input dari siklus.
Terdapat beberapa cara dalam meningkatkan efisiensi siklus Rankine.
1) Siklus Rankine dengan pemanasan ulang
Dalam siklus ini, dua turbin bekerja secara bergantian. Yang pertama menerima uap dari
boiler pada tekanan tinggi. Setelah uap melalui turbin pertama, uap akan masuk ke boiler dan
dipanaskan ulang sebelum memasuki turbin kedua, yang bertekanan lebih rendah. Manfaat
yang bisa didapatkan diantaranya mencegah uap berkondensasi selama ekspansi yang bisa
mengakibatkan kerusakan turbin, dan meningkatkan efisiensi turbin.
2) Siklus Rankine regeneratif
Konsepnya hampir sama seperti konsep pemanasan ulang. Yang membedakannya adalah uap
yang telah melewati turbin kedua dan kondenser akan bercampur dengan sebagian uap yang
belum melewati turbin kedua. Pencampuran terjadi dalam tekanan yang sama dan
mengakibatkan pencampuran temperatur. Hal ini akan mengefisiensikan pemanasan primer.
Dari penjelasan diatas, kita bisa menyimpulkan bahwa perbedaan suhu dalam mesin uap tetap
diperlukan. Perbedaan suhu dalam mesin uap bisa diperoleh dengan memanfaatkan
kondensor. Ketika suhu dan tekanan uap yang berada di sebelah bawah katup pembuangan
jauh lebih kecil dari pada suhu dan tekanan uap yang berada di dalam silinder, maka ketika si
piston bergerak kembali ke kiri, besarnya tekanan (P = F/A) yang dilakukan piston terhadap
uap jauh lebih kecil daripada besarnya tekanan yang diberikan uap kepada piston ketika si
piston bergerak ke kanan. Dengan kata lain, besarnya usaha alias kerja yang dilakukan piston
terhadap uap jauh lebih kecil daripada besarnya kerja yang dilakukan uap terhadap piston (W
= Fs). Jadi hanya sebagian kecil energi kinetik piston yang dikembalikan lagi pada uap.
Dengan demikian akan ada energi kinetik total atau kerja total yang dihasilkan.

Anda mungkin juga menyukai