Anda di halaman 1dari 27

BAB IV

KETEL UAP

4.1 Pendahuluan
Untuk melakukan proses pendidihan diperlukan energi panas, yang diperoleh
dari sumber panas, misalnya dari pembakaran bahan baker (padat, cair, den gas), tenaga
listrik den gas panas sebagai sisa proses kimia serta tenaga nuklir.
Penguapan bisa saja terjadi di sembarang tempat den waktu pada tekanan normal (atm
mutlak), bile di atas permukaan zat cair tekanan turun (atau diturunkan) di bawah
tekanan mutlak. Uap yang terjadi (dihasilkan) dengan care demikian tidak mempunyai
energi potensial, jadi tidak dapat dipergunakan sebagai sumber energi.
Sudah beribu-ribu tahun manusia bersahabat dengan uap air, yaitu semenjak manusia bisa
melakukan pekerjaan merebus (boiling), tetapi hanya baru dua abad ini mereka baru
menemui bagaimana untuk mempergunakan uap bagi kepentingan mereka.
Para insinyur Yunani den Romawi telah mempunyai pengetahuan yang
menarik tentang sifat-sifat uap den air panas, tetapi tidak mencoba untuk memakai
ilmunya tersebut. Hero dari Iskandariah dengan Whirling Aeolipyle mengembangkan
prinsip turbin reaksi dan mesin jet seperti sekarang dalam bentuk yang sederhana, tetapi
pada waktu itu direncanakan hanya sebagai permainan yang menggembirakan.
Tahun 1606 Giovanni Battista Della Porta merencanakan dua buah laboratorium
percobaan yang memperlihatkan tenaga uap dan sistem kondensasi.
Tahun 1641 Galileo, seorang saintis besar terkenal dengan teleskopnya, pendulum dan
percobaan dengan grafitasi, menyatakan bahwa air hanya dapat dipompa dari
kedalaman 28 kaki (8,5344 m), tetapi dia meninggal tahun berikutnya.
Tahun 1643, Evangelista Torricelli, salah seorang murid Galileo, setelah dia wafat,
meneruskan percobaan Galileo. Dia menemukan bahwa tekanan atmosfir dapat
menahan kolom air setinggi 32 kaki (9,7536 m) bile di atas permukeen air
tersebut keadaan vakum. Dia melakukan juga percobaan dengan air raksa; ternyata
tekanan atmosfir dapat menahan 76 cm air raksa bile di atas permukaan air raksa

77
tersebut keadaan vakum, kalau dipakai kolom air make same dengan 10.336 m. Tahun
1698, Thomas Savery memperoleh hak patent dari sebuah mesin pompa, yang dengan
sistem vakum, dengan memakai ketel uap din pesawat kondensor.
Tahun 1712 Thomas Newcomen dan John Galley, membuat mesin uap yang
pertama dengan sukses. Uap yang dihasilkan boiler, dialirkan ke dalam mesin uap lalu
mengangkat piston sampai ke puncak. Bila setelah itu diinjeksikan air ke dalam mesin
uap, maka tekanan uap sekonyong-konyong menjadi turun (vakum) maka piston
tertarik kembali ke bawah. Sistem ini akan menimbulkan gerak turun naik dari piston
(reciprocating). Tenaga mesin uap ini dapat menggerakkan pompa .yang terdapat di
sebelah kiri gambar.
Tahun 1764 sebuah model mesin Newcomen direparasi oleh James Watt,
seorang pembuat instrument dari Glasgow University. Tahun 1769 James Watt
mendapatkan hak patent dari mesin uap ciptaannya
.Menurut teori James Watt, uap adalah suatu media yang elastis, dapat
mengembang hingga vakum. Watt merancang mesin uap dengan memakai selinder
(tabung) dan sebuah piston (pengempa/pengisap) dengan sebuah kondensor dan sebuah
pompa udara.
Banyak rancangan mesin dibuat oleh James, sesudah itu, di antaranya Mesin tuas putar
kerja ganda . Dengan diperkenalkannya mesin ini maka berubahlah gerak vertikal
menjadi gerak rotasi.
Revolusi Industri mulai kira-kira tahun 1750, ini merupakan tantangan terhadap

kebutuhan tenaga penggerak (motive power). Pemakaian uap sebagai motive power,,

mantap (well establish).

4.2 Klasifikasi Ketel Uap


Ketel uap pada dasarnya terdiri dari bumbung (drum) yang tertutup pada
ujung pangkalnya dan dalam perkembangannya dilengkapi dengan pipa api maupun
pipa air.

78
Banyak orang mengklasifikasikan ketel uap tergantung kepada sudut pandang masing-
masing.
Dalam bahan ajar ini, ketel uap diklasifikasikan dalam kelas, yaitu:
1. Berdasarkan fluida yang mengalir dalam pipa, maka ketel diklasifikasikan
sebagai
a. Ketel pipa api (fire tube boiler).
b. Ketel pipa air (water tube boiler).
Pada ketel pipa api, fluida yang mengalir dalam pipa adalah gas nyala (hasil
pembakaran), yang membawa energi panas (thermal energy), yang segera
mentransfernya ke air ketel melalui bidang pemanas (heating surface). Tujuan pipa-
pipa api ini adalah untuk memudahkan distribusi panas (kalori) kepada air ketel.
Pada ketel pipa air, fluida yang mengalir dalam pipa adalah. air, energi panas ditransfer
dari luar pipa (yaitu ruang dapur) ke air ketel.
2. Berdasarkan pemakaiannya, ketel dapat diklasifikasikan sebagai:
a. Ketel Stasioner (stationary boiler) atau ketel tetap.
b. Ketel Mobil (mobile boiler), ketel pindah atau portable boiler.
Yang termasuk stasioner ialah ketel-ketel yang didudukkan di atas fundasi yang tetap,
seperti boiler untuk pembangkit tenaga, untuk industri dan lain-lain yang sepertinya.
Yang termasuk ketel mobil, ialah ketel yang dipasang pada fundasi yang berpindah-
pindah (mobil), seperti boiler lokomotif, loko mobil dan ketel panjang serta lain
yang sepertinya termasuk ketel kapal (marine boiler).
3. Berdasarkan letak dapur (furnace positition), ketel uap diklasifikasikan sebagai:
a. Ketel dengan pembakaran di dalarn (internally fired steam boiler), dalam
hal ini data berada (pembakaran terjadi) di bagian dalatn ketel. Kebanyakan
ketel pipa api memakai sistem ini.
b. Ketel dengan pembakaran di luar (outernally fired steam boiler), dalam
hal ini dapur berada (pentbakaran terjadi) di bagian hear ketel, kebanyakan ketel
pipa air memakai sistem ini.

79
4. Menurut jurnlah lorong (boiler tube), ketel diklasifikasikan sebagai:
a. Ketel dengan lorong tunggal (single tube steam boiler).
b. Ketel dengan lorong ganda (multi tubuler steam boiler).
Pada single tube steam boiler, hanya terdapat seta lorong saja, apakah itu lorong
api atau saluran air saja. Cornish boiler adalah single fire tube boiler dan simple
vertikal boiler adalah single water tube boiler. Multi fire tube boiler misalnya
ketel Scotch dan multi water tube boiler misalnya ketel B dan W dan lain-lain.
5. Tergantung kepada poros tutup drum (shell), ketel diklasifikasikan sebagai:
a. Ketel tegak (vertical steam boiler), seperti ketel
Cochran, ketel Clarkson den lain-lain sepertinya.
b. Ketel mendatar (horizontal steam boiler), seperti
ketel Cornish, Lancashire, Scotch den lain-lain.
6. Menurut bentuk dan letak pipa, ketel uap diklasifikasikan sebagai:
a. Ketel dengan dengan pipa lurus, bengkok danberlekak-lekuk (straight,bent
and sinous tubuler heating surface)
b. Ketel dengan pipa miring datar dan miring tegak(horizontal,inclined or
vertical tubuler heating surface)
7. Menurut sistem peredaran air ketel (water circulation), ketel uap
diklasifikasikan sebagai:
a. Ketel dengan peredaran alam (natural circulation steam boiler).
b. Ketel dengan peredaran paksa (forced circulation steam boiler).
Pada natural circulationn boiler, peredaran air dalam ketel terjadi secara alami,
yaitu air yang ringan naik sedang air yang berat turun, sehingga terjadilah
aliran conveksi alami. Umumnya ketel beroperasi secara alir an alami, seperti
ketel Lancarshire, Babcock & Wilcox dan lain-lain.
Pada ketel dengan aliran paksa(forced circulation steam bioler), aliran paksa
diperoleh dari sebuah pompa centrifugal yang digerakkan dengan electric
motor misalnya. Sistem aliran paksa dipakai pada ketel-ketel yang bertekanan

80
tinggi seperti La-Mont Boiler, Benson Boiler, Loeffer Boiler dan Velcan Boiler.
8. Tergantung kepada sumber panasnya (heat source) untuk pembuatan
uap, ketel uap dapat diklasifikasikan sebagai:
a. ketel uap dengan bahan bakar alami.
b. ketel uap dengan bahan bakar buatan.
c. ketel uap dengan dapur listrik.
d. ketel uap dengan energi nuklir.

4.3 Komponen Ketel Uap


Ketel uap berfungsi sebagai pesawat konversi energi yang
mengkonversikan energi kimia (potensial) dari bahan bakar menjadi energi
panas.
Ketel uap terdiri dari dua komponen utama, yaitu:
1. Dapur, sebagai alat untuk mengubah energi kimia menjadi energi panas.
2. Alat penguap (evaporator) yang mengubah energi pembakaran (energi
panas) menjadi energi potensial uap (energi panas).
Kedua komponen tersebut di atas telah dapat untuk memungkinkan sebuah
ketel uap untuk berfungsi. Sedangkan komponen lainnya adalah:
3. Corong asap dengan sistem tarikan gas asapnya, memungkinkan
dapur berfungsi secara efektif.
4. Sistem pemipaan, seperti pipa-pipa api, pada ketel pipa api, pipa-pipa
air, pada ketel pipa air, memungkinkan sistem penghantaran kalor
yang efektif antara nyala api atau gas panas dengan air ketel.
5. Sistem pemanas uap lanjut, sistem pemanas udara pembakaran serta
sistem pemanas air pengisi ketel, berfungsi sebagai alat untuk
menaikkan efisiensi ketel. Supaya sebuah ketel uap beroperasi dengan
aman, perlu adanya sistem pengamanan yang disebut apendasi.

81
4.3.1 Bidang Pemanas
Bagian penghantaran panas sebuah ketel, terdiri dari alat penguap,
pemanas lanjut, pemanas ulang dan penguap yang disebut bidang pemanas
primer, sedang bidang pemanas udara dan ekonomiser disebut sebagai bidang
pemanas sekunder.
4.3.1.1Bidang Pemanas Primer
Bidang pemanas primer pada ketel terdiri dari bagian evaporator
(penguap), bagian pemanas lanjut (superheater), dan bagian pemanas ulang
(reheatturbine). Permukaan evaporator biasanya diletakkan pada bagian
terpanas dari zona pembakaran. Air yang mendidih di dalam pipa water wall
melindungi pipa dari pemanasan lanjut (over heating)
Pada ketel pipa air, penguap (evaporator) terdiri daxi dinding (pipa) air
(water wall), lantai (pipa) air (water floor) dan tabir (pipa) air (water screen)
yang dipakai untuk mengarahkan aliran gas (hasil) pembakaran. Dinding (pipa)
air berfungsi di samping memperluas BP juga melindungi dinding batu tahan api
dari suhu yang tinggi, sekaligus mengurangi kerugian panas karena radiasi.
Dinding (pipa) air disusun dalam tiga cara sebagai berikut:
1. Pipa-pipa licin disusun berdekatan satu sama lain sehingga
menghasilkan dinding pipa yang hampir bersatu atau diberi berjarak
beberapa centimeter (cm) dan di belakangnya di dinding dengan
sistem isolasi (Gambar 4.1 dan 4.2)
2. Pipa diberi berusuk (fin), hingga BP bertambah luas (Gambar 4.3).
3. Pipa diberi sejumlah stud pendek, hingga hanya ujun.g stud yang
berhubungandengan panas dapur (Gambar 1.33.)
Bagian pemanas lanjut (superheater) ialah bidang pemanas (BP di mana
panas dipindahkan ke uap jenuh (uap saturasi) untuk menaikkan
temperaturnya sehingga menaikkan energi potensial uap. Pemanas lanjut
sangat pentin~4 untuk produksi uap panas lanjut bagi turbin uap, karena uap

82
panas lanjut (adi panas) adalah uap kering, syarat yang diperlukan dalam
operasi turbin. Biasanya pemanas lanjut ini diklasifikasikan sebagai
pemanas lanjut konveksi, pemanas lanjut radiasi atau pemanas lanjut
kombinasi, tergantung pada baga.imana cara transfer energi termal.
Biasanya diperlukan pula bahwa temperatur akhir uap tetap konstan
meskipun beban ketel berbeda-beda. Bila temperatur uap keluar
melebihi ketentuan, maka sebagian unit menggunakan atemporator
ataupun des uperheater yang d i dalamnya air pengisian yang telah
dipompakan disemprotkan ke cap panas lanjut tersebut untuk menurunkan
temperaturnya.

Gambar 4.1 Gambar 4.2

83
Gambar 4.3 Gambar 4.4

Bagian pemanas ulang dari sebuah ketel ialah bagian ketel di mana
semua uap keluar dari turbin tekanan tinggi dikembalikan untuk tambahan panas
lanjut sebelum is dikirim ke turbin tekanan menengah. Pemanas ulang ini
sangat mirip dengan pemanas lanjut dalam bentuk dan
lokasinya di dalam ketel.

4.3.2.Bidang Pemanas Sekunder


Bidang pernanas sekunder memperoleh panas dari gas asap setelah gas
tersebut menyerahkan sebagian panasnya ke bidang pemanas primer. Untuk
memperoleh efisiensi ketel. yang tinggi, temperatur gas asap harus serendah mung-
kin. Ada dua jenis bidang pemanas sekunder yaitu ekonomiser dan pemanas
udara. Ekonomiser memindahkan panas dari gas asap ke air pengisian ketel,
sementara pemanas udara memindahkan energi gas asap ke udara pembakaran.
Meskipun temperatur gas bekas keluar yang rendah dapat menaikkan
efisiensi ketel, namun temperatur tersebut tidak boleh diturunkan hingga di
bawah 80 derajat Celcius yaitu di atas temperatur titik embun gas bekas. Bila
temperatur direndahkan jauh di bawah ini, kemungkinan akan terjadi kondensasi
pada permukaan saluran gas buang yang dingin itu. Semua kondensasi pada
sistem gas asap harus dihindarkan, karena cairan tersebut asam dan korosif
karena mengandung sulfur dioksida dan sulfur trioksida. Sedikit saja sulfur
dioksida di dalam gas asap ;ecara drastis akan menaikkan temperatur titik
embunnya.
Ekonomiser adalah sejenis alat penukar panas aliran silang di mana panas
dipindahkan dari gas asap ke air pengisian , yang sedang masuk. Diperkirakan

84
bahwa dari penyerapan panas di ekonomiser, kenaikan suhu air sekitar 6
hingga 7 derajat Celcius dapat meningkatkan efisiensi ketel sebesar 1 persen.
Bukan hanya suhu gas buang yang meninggalkan ekonomiser harus paling tidak
~0 derajat Celcius di atas temperatur titik embun gas asap, tetapi juga suhu air
yang meninggalkan ekonomiser haruslah paling tidak 30 derajat Celcius di
bawah temperatur jenuh air pengisian ketel. Hal ini akan mencegah terjadinya
pendidihan dan aliran dug Ease yang disertai dengan penurunan tekanan yang
tinggi di dalam ekonomiser sebagai akibat fluktuasi tekanan di dalam ketel.
Dalam rancangan ekonomiser biasa dilakukan penempatan air tekanan
tinggi di sebelah dalam pipa-pipa ekonomiser. Oleh karena. sisi gas
mempunyai koefisien pindahan papas yang rendah, make untuk pengaturan
koefisien pindahan papas di dalam sistem, make Bering dipakai pipa eko,
bersirip (fin), seperti terlihat pada Gambar 4.4,4.6 dan 4.7.
Pada semua sistem pembakaran batu-bara, khususnya batu-bara serbuk,
terdapat kandungan abu dari gas asap dan akan terjadi pengendapan abu dan terak
pada bidang pemanas ketel, baik bidang pemanas primer maupun bidang
pemanas sekunder. Endapan terseb dang-bidang pemanas yang memakai sirip (pin)

85
Gambar 4.5 Sistem sirip memanjang(Studded tube)

Gambar 4.6 Sistem sirip gelang (Gilled Tube )

Gambar 4.7. Sistem sirip Pipa Eco Green

86
Gambar 4.8. Peniup Jelaga G.9 intan dari Countesy of Babcock & Wlicox
Umumnya pada ketel-ketel dengan bahan bakar batubara, dipasang
pesawat-pesawat, yang disebut peniup jelaga (soot blower) (Gambar 4.8) untuk
mengikis endapan abu dan jelaga (arang para) pada pipa-pipa. Sistem-sistem ini
dapat terdiri dari nozel-nozel stationer ataupun pisaupisau yang dapat ditarik
masuk dengan nozel berputar. Kebanyakan blower-jelaga memakai udara atau
uap bertekanan tinggi, dan sekarang ini telah pula diselidiki kemungkinan
untuk menggunakan air yang bertekanan tinggi. Pemakaian air untuk membuang
endapan abu dari permukaan BP sangat efektif tetapi akan menimbulkan
tegangan termis. Sistem-sistem blower-jelaga ini ditunjukkan secara skematis
pada Gambar 4.8a s/d 4.8f).

87
Gambar 4.8a Peniup jelaga Nosel Gambar 4.8b Peniup jelaga Nosel
tunggal yang tidak dapat ditarik tunggal yang dapat ditarik

Gambar 4.8c Peniup jelaga Saluran jet Gambar 4.8d Peniup jelaga Pipa
Berganda Jet jet Berganda

88
Gambar 4.8e Peniup jelaga Lembing Gambar 4.8f Peniup jelaga
yang dapat ditarik sebagian Pemanasudara Regeneratif

Gambar 4.9 Pemanas Udara tipe Vekuperatif dengan arus berlawanan

Pemanas udara menyerap panas dari gas asap untuk memanaskan udara
pembakaran yang dingin. Ada dua jenis pemanas udara, yaitu: pemanas
regeneratif dan pemanas rekuperatif. Pemanas rekuperatif adalah sebuah peng-
alih panas (heat exchanger) jenis pelat atau tabular yang bekerja sebagai sebuah
unit arus berlawanan arah ataupun aliran silang. Sebuah pemanas udara jenis
rekuperatif dari tipe tabular dengan arus berlawanan ditunjukkan pada Gambar
4.9.
Sistem pembersihan-tembak (Gambar 4.10) tidak sama dengan sistem
blower-jelaga, umumnya digunakan untuk membersihkan saluran gas asap sistem
pengalih panas ini. Sistem pembersihan-tembak bekerja dengan pori-pori pe-

89
netes, penembak baja '/z inci, dari puncak pengalih panas tersebut. Penembak
tersebut memukul endapan ketika is mencucur ke luar tabung. Kemudian,
penembak tersebut dipisahkan dari flyash dan dikembalikan ke puncak sistem
pengalih panas dengan sebuah sistem pemindahan pneumatik.

Gambar 4.10 Sistem Pembersih Tembak Keith Blackman

Pemanas udara regeneratif atau pemanas Ljungstrum memakai sebuah


susunan rotor besar yang hampir setengah elemennya dipasang dalam saluran
gas buang dan setengah lagi dalam saluran suplai udara.
Elemen berputarnya, yang biasanya berputar dengan 2 hingga 4
put/menit, terdiri dari lapisan bergelombang yang secara berganti-ganti
dipanaskan oleh gas asap dan didinginkan oleh udara pembakaran. Elemen
bergelombang tersebut umumnya dibagi atas segmen atas dan bawah sehingga

90
bagian yang terdingin dapat diganti secara periodik. Bagian terdingin dan
pemanas mina udara adalah seperti
tempat di mana kondensasi terjadi, yang disertai dengan korosi. Sekat radial
dan diafragma menjaga agar kebocoran adalah minimum tetapi masih tetap
ada sedikit kebocoran terjadi (dalam kedua arah) karena adanya ikutan gas
dalam lapisan berputar tersebut. Sebuah pemanas regeneratif tipikal
ditunjukkan pada gambar.
Pemanas udara terpakai bukan saja sebagai alat untuk meningkatkan
efisiensi menyeluruh dari unit. Alat ini juga dapat mengurangi waktu yang
diperlukan untuk penyalahan bahan bakar, karenanya meningkatkan pemba-
karan bahan bakar. Temperatur maksimum udara pembakaran tergantung pada
jenis dapur yang dipakai.
Udara masuk untuk dapur stoker biasanya dibatasi temperaturnya
maksimum sekitar 120 hingga 175 ° C oleh karena udara ini dapat mendinginkan
panggangan (kisi). Udara masuk bagi dapur batu-bara serbuk dibatasi antara
290 hingga 315 ° C.
Jika seseorang memilih bidang pemanas sekunder, baik berupa permukaan
ekonomiser maupun permukaan pemanas mula, pilihan optimum ditentukan oleh
jenis sistem yang dipakai. Untuk sistem batu bara serbuk besar atau siklon,
permukaan pemanas mina biasanya lebih mudah daripada permukaan ekonomiser
untuk suatu pengembalian papas tertentu. Keefektifitasan sebuah ekonomiser
biasa juga dibatasi oleh pemakaian pemanas air pengisian yang banyak. Untuk
unit stoker yang kecil di mana pemanasan udara terbatas dan hanya satu pemanas
air pengisian penghawa udara (dearating feedwater heater) yang dipakai, per-
mukaan ekonomiser biasanya lebih mudah bagi suatu pengembalian panas
tertentu daripada permukaan pernanas udara.

91
4.4 Performance Ketel Uap
4.4.1 Daya Guna Efisiensi Ketel
Daya guna ketel uap adalah perbandingan antara komsumsi panas dengan
Ws Hsat  Ha 
k 
W f LHv 
suplay panas jadi :
 k  We
Hsat  Ha 
LHv 
Sedang presentase kerugian panas adalah perbandingan antara jumlah
kerugian panas dengan jumlah suplay panas .
Qlost
Jadi 1  k  
W f LHv 

Ada dua cara untuk menghitung efisiensi ketel, yaitu dengan cara metode langsung
dan metode tak langsung. Pada metode langsung, perhitungan efisiensi ketel ialah
dengan cara menjumlahkan panas total dengan fluida kerja dalam ekonomiser,
evaporator, pemanas lanjut, dan pemanas ulang dievaluasi dan besaran ini dibagi
dengan energi masukan bahan bakar, jadi:
Energitotalyangditambahkanpadafluida ker ja
k 
Energimasukkanbahanbakartotal
Efisiensi ketel:
Ws hsup  h1   Wr 2 (hr 2  hr1 )
k 
W f  LHv 

Dimana :
wf adalah suplai bahan bakar,
wr adalah jumlah aliran uap dari pemanas ulang,
ws adalah jumlah aliran uap dari pemanas lanjut,
hl adalah enthalpi air pengisian ketel yang masuk,
hsup adalah entalpi uap meninggalkan pemanas lanjut,

92
hrl adalah entalpi uap memasuki pemanas ulang, dan
hr2 adalah entalpi uap meninggalkan pemanas ulang.

Oleh karena sangat sulit untuk mengukur jumlah bahan bakar dan fluida
dengan ketelitian lebih dari sekitar 5 persen, metode langsung pengevaluasian
efisiensi generator uap ini tidak terlalu akurat dan tidak digunakan dalam praktek.
Kebanyakan perhitungan efisiensi ketel dibuat berdasarkan metode tak
langsung. Pada sistem ini, dianggap bahwa energi masukan bahan bakar total
dipindahkan ke fluida kerja ataupun hilang dengan berbagai cara, tetapi kerugian
ini dapat diketahui. Secara total ada 6 macam kerugian panas pada ketel dan
semuanya dihitung dalam bentuk kerugian energi persatuan berat bahan bakar
kkal/jam atau kkal/kg. Dengan menggunakan sistem ini, efisiensi generator uap
menjadi:
Energi pembakarantertinggibahanbakar  ker ugianpanastotal
k 
Nilai pembekaran tertinggi bahan bakar
 Kerugianpanas total 
 k  1 
  HHv  
 bahan bakar 

4.4.2 Nilai dan kemampuan Kerja Daya Kuda Ketel


Di awal abad kedua puluh telah dilakukan usaha untuk menghubungkan
kapasitas ketel dengan kapasitas penggerak mula uap, yaitu mesin uap torak
(reciprocating steamengine). Ini menghasilkan satuan kapasitas ketel yang di-
sebut daya kuda ketel (boiler horsepower), yaitu satu daya kuda ketel
menghasilkan satu daya kuda energi mekanis yang setara. Menurut The
American Society of Mechanical Engeneers (ASME), satu daya kuda ketel
setara dengan energi penguapan 15,653 kg air tiap jam pada suhu 100 °C. Selain
istilah daya kuda ketel, sebuah istilah lain, disebut nilai ketel (boiler rating).
Ketel dengan nilai 100 persen diharapkan dapat menghasilkan satu daya kuda

93
ketel untuk setiap 10 sqft (± 1m2 ), luas BP evaporatif/tidak termasuk tugs BP
ekonomiser dan BP pemanas lanjut.
Kedua istilah tersebut, yakni daya kuda ketel dan nilai ketel adalah harga
daluwarsa karena kebanyakan pembangkit uap modern mempunyai nilai lebih
dari 400 persen. Kadang-kadang dapat ditemui ketel-ketel tua atau kecil yang
dinilai dengan istilah daya kuda ketel.
Kebanyakan pembangkit uap modern dinilai dengan besaran kapasitas uap
(steam capacity) biasanya dengan satuan kkal/jam atau kkal/kg pada tekanan dan
temperatur map tertentu. Sekarang kelihatannya belum ada usaha unOuk
menghubungkan kapasitas turbin atau generator dengan kapasitas ketel. Penilai
yang terakhir ini disebut juga spesitilcasi ketel.
Daya guna ketel yang dapat menunjukkan prestasi kerja ketel atau generator uap
ialah daya guna (efisiensi)(η k ). Besaran ini didefinisikan sebagai angka
perbandingan energi yang dipindahkan ke atau diserap oleh fluida kerja di
dalam ketel dengan suplai energi kimia dari bahan bakar. Biasanya efisiensi
ketel berkisar antara 70 hingga 90 persen dan umumnya paling tinggi pada beban
ketel yang rendah.
Daya kuda ketel dapat ditentukan sebagai berikut ini:
Ws H sat  h1 
Boiler Horse Power  Hp
539,2 x 15,653
Selain yang tersebut di atas ada lagi penilaian terhadap ketel uap yang
disebut tara penguapan (equivalent eraporation), yaitu jumlah air ketel yang
menguap pada 100 °C dan 1 atm normal menjadi uap saturasi kering pada
100'C dan 1 atm normal.
Ini sering kali disebut sebagai tara penguapan dari dan pada 100°C, dan
diberi notasi E.
JumlahPanasPenguapan
Jadi E 
539,2
Jumlah papas penguapan adalah jumlah papas yang diperlukan untuk

94
membentuk uap dari air pengisi ketel (feed water).
Ws hsat  h1 
Jadi: E  (kg )
539,2
hsat  h1 
Harga dikenal sebagaifaktor evaporasi (Fe) jadi :
539,2
hsat  h1 
Fe  (kg )
539,2
Jadi E = Ws x Fe (kg)
Di samping itu ada cara lain untuk menilai ketel yaitu dengan menentukan
harga kelipatan penguapan standar, yaitu perbandingan antara jumlah papas untuk
membentuk uap dengan enthalpi uap saturasi pada suhu 100oC dan tekanan 1 atm std.
Ws hsat  h1 
Jadi: We std  (kg )
639,2
Angka 639,2 adalah enthalpi uap saturasi pada suhu 100oC dan tekanan1 atm abs (std).

Sedang perbandingan antara produksi uap (kapasitas ketel) dengan suplai bahan
bakar disebut kelipatan penguapan (We), jadi:

We   Ws (kg / kg )
Wf

4.4.3 Metode Penentuan Kerugian Ketel


Metode menentukan jenis kerugian ketel tergantung pada cara
menentukan HHV dan LHV. Ada 6 kerugian utama ketel, yaitu:
1. kerugian gas asap kering,
2. kerugian kelembaban
3. kerugian akibat kelembaban pembakaran
4. kerugian karena pembakaran tak sempurna
5. kerugian carbon tak terbakar
6. kerugian radiasi dan kerugian yang tak terhitung.

95
Kerugian-kerugian ini dihitung dengan menggunakan analisa buangan
bila sistem menggunakan pembakaran batu-bara,. sekaligus dengan tekanan dan
temperatur dapat diukur melalui percobaan yang lebih akurat dibanding jumlah
aliran uap, metode perhitungan tak langsung ini memberikan penaksiran yang
lebih dapat dipercaya terhadap efisiensi ketel dibandingkan dengan metode
langsung.
Kerugian gas asap kering adalah kerugian ketel yang sehubungan dengan udara
yang disuplai ke generator uap sebagian udara pembakaran. Karena semuanya
adalah panas sensibel, maka dapat dihitung dari angka perbandingan udara
keying, bahan bakar aktual dan temperatur gas. Berat gas asap kering yang
diproduksi per satuan berat bahan bakar adalah sama dengan angka perbandingan
udara kering, bahan- bakar ditambah dengan satuan berat bahan bakar dikurangi
bagian berat buangan dan berat air yang timbul dan terbentuk selama proses
pembakaran.
Kerugian gas asap kering:
Qg = wgCp (Tg - Tu ).
 A  
    1,0  A  M  9 H 2  C p Tg  Tu KJ / Kg
 F  act , m , d 
wg = (A/F) aktual,m,d + 1,0-A-M-9H2, kg gas asap kering/kg bahan bakar.
Cp = panas jenis gas asap (dianggap sama dengan udara)
=1,0048 KJ/kg. °C
Tu = temperatur udara masuk, °C
°
T g = temperatur gas asap keluar, o C
A,M, dan H2 adalah abu dalam sisa pembakaran, kelembaban, dan hidrogen
seperti yang dihitung dari analisa buangan dan ultimasi.
Kerugian kelembaban termasuk kerugian yang diakibatkan oleh menguapnya
kandungan air di dalam bahan bakar dan kerugian akibat panas laten air yang
dihasilkan oleh pembakaran hidrogen di dalam bahan bakar:

96
ML = (M + 9H2 ) (h su p -hw) kj/kg
hsup = enthalpi uap panas lanjut pada temperatur T g
hw = enthalpi air pada temperatur gas masuk T u.
Jika T g melebihi 300°C
hsup -hW = 2 442 + 2,093 T g - 4,187 T u. kj/kg.
Jika T g lebih rendah dari 300 °C
hsup- h w = 2492,6 + 1,926 T g - 4,187 T u. kj/kg.
Harga-harga M dan H2 adalah fraksi massa bahan bakar dari kelembaban
(moisture) dan hidrogen, yang diperoleh dari analisa ultimasi setelah terbakar,
sedang {hsu P - HW ) adalah perbedaan enthalpi dalam satuan kilojoule per
kilogram, dan temperatur adalah dalam derajat Celcius.
Kerugian kelembaban yang lain, tetapi lebih kecil, ialah kelembaban di dalam
kerugian udara pembakaran. Dalam perhitungan ini panas laten tidak disertakan
karena kelembaban masuk dan meninggalkan proses pembakaran sebagai uap:
 A
QM    C p , g Tg  Tu kj / kg
 F  act , m, d

Pada persamaan di atas, ω adalah kelembaban spesifik specifichumidity) dari


udara lembab yang masuk dalam ;ilogram, per kilogram udara keying, dan C p, g
°
adalah panas jenis uap air, atau 1,926 kJ/kg. C.
Kelembaban spesifik dapat dievaluasikan dari Gambar 4.11 sebagai fungsi
dari temperatur tabung kering dan tabung basah basah dalam derajat Fahrenheit.
Dapat juga dihitung dengan menggunakan persamaan berikut jika kelembaban
relatif dan tekanan atmosfir total Patm diketahui:
0.622 Psat
 kg / air / kg udara ker ing
Patm  Psat
Psat adalah tekanan saturasi dari uap pada T u

97
Ǿ Psat adalah tekanan parsial uap air di dalam udara

Gambar 4.11 Kelembabab spesifik sebagai suatu fungsi dari temperature gelembung kering dan
basah
( dari Lorenz,1952)

Kerugian kelembaban udara pembakaran merizpa'ran sizatu kerugian


ketel yang agak kecil, paling tidak besarnya lebih rendah dari kerugian
kelembaban dan dari kerugian gas keying dari kebanyakan bahan bakar.
Kerugian carbon tak terbakar adalah kerugian ketel yang berkaitan dengan
kandungan carbon dalam gas asap. gerugian ini sama dengan hasil kali massa

98
carbon tak terbakar dalam gas asap tersebut persatuan massa bahan kakar di
dalam (Cr) dan nilai bakar tertinggi karbon ( HHV) c :
Q C =C r (HHV) c = 32,778C r kJ/kg
Atau Q C = 8100 Cr kkal/kg
Kerugian karena pembakaran tak sempurna ialah kerugian energy akibat
terbentuknya karbon monoksida, bukan karbon dioksida di dalam proses pembakaran.
Kerugian ini, seperti kerugian carbon tak terbakar, adalah sama dengan massa
carbon monoksida yang dihasilkan per satuan massa bahan bakar dikali dengan
nilai bakar tertinggi dari carbon monoksida. Massa carbon monoksida yang
dihasilkan per satuan massa bahan bakar dapat dicari dengan menggunakan
persamaan berikut:

WCO CO W  28,01 


  C b
Wf CO w  CO 2 w  12,01 

Cb adalah massa carbon yang terbakar per massa bahan bakar (CO)w, dan
(C0 2)w adalah persentase berat CO dan C02 dalam gas asap yang dipqroleh
dengan cara analisa orsat.
Kerugian pembakaran tak sempurna dapat dihitung melalui persamaan
berikut:
CO W  28,01 
QCO   C HHV CO
CO w  CO2 w  12,01  b
 23,630 C b
CO W KJ / Kg
CO w  CO2 w
atau

QCO  5630,59C b
CO W Kkal / Kg
CO w  CO2 w
Kerugian akibat radiasi dan yang tak terhitung tak dapat dihitung secara
eksplisit, tetapi dapat ditaksir dari data yang ditunjukkan dalam Gambar 4.12
Data dari grafik ini memberikan kerugian radiasi sebagai fraksi nilai bakar atas

99
bahan bakar dan kerugian ini adalah fungsi dari kapasitas uap aktual (actual-steam
output) dan kapasitas maksimum yang mendekati (maximum-possible output),
dalam jutaan kkal per jam, serta jumlah dinding yang didinginkan di dalam
generator uap.

Gambar 4.12 Kerugian Panas karena radiasi ( dari steam/its Generation and use 1978)

100
Kapasitas uap ketel dapat ditaksir dengan cara mengalikan suplai daya dengan
harga efisiensi ketel yang diasumsikan. Sekali faktor ini dapat dihitung, kerugian
radiasi dapat diperoleh melalui:
Qr = (HHV)batubara (factor dari gambar 4.12) KJ/Kg
Jika semua kerugian telah dihitung, efisiensi ketel dapat dihitung dengan
bantuan rumus ηk di atas. Metode ini sangat umum dipakai untuk mengevaluasi
kemampuan sistem-sistem generator uap tetapi tidak kalah cukup sempurna untuk
beberapa keperluan. Kode Tes Daya (The Power Test Codes) dari The American
Society of Mechanical Engineers (ASME) menyediakan instruksi-instrul{si terinci
untuk menghitung performan generator uap. Instruksi-instruksi ini haruslah betul-betul
diikuti pada testes kontrak bila basil yang tepat dikehendaki.

4.5 Penutup
4.5.1 Kesimpulan
1. Ketel uap pada dasarnya terdiri dari bumbung (drum) yang tertutup pada ujung
pangkalnya dan dalam perkembangannya dilengkapi dengan pipa api maupun pipa
air.
2. Ketel uap berfungsi sebagai pesawat konversi energi yang mengkonversikan
energi kimia (potensial) dari bahan bakar menjadi energi panas.
3. Ketel uap terdiri dari dua komponen utama, yaitu:
a. Dapur, sebagai alat untuk mengubah energi kimia menjadi energi panas.
b. Alat penguap (evaporator) yang mengubah energi pembakaran (energi
panas) menjadi energi potensial uap (energi panas).
4 Bagian penghantaran panas sebuah ketel, terdiri dari alat penguap, pemanas
lanjut, pemanas ulang dan penguap yang disebut bidang pemanas primer,
sedang bidang pemanas udara dan ekonomiser disebut sebagai bidang
pemanas sekunder.
5 Daya guna ketel uap adalah perbandingan antara komsumsi panas dengan

101
Ws Hsat  Ha 
k 
W f LHv 
suplay panas jadi :
 k  We
Hsat  Ha 
LHv 
6 Sedang presentase kerugian panas adalah perbandingan antara jumlah kerugian
7 panas dengan jumlah suplay panas . Qlost
1 k  
W f LHv
4.5.2 Contoh Soal
1. Gas asap dari suatu arang api gas pada suhu 200oC mengandung 11% CO2 dengan
K = 0.69 untuk gas asap kering dan 0,875 untuk gas asap yang mengandung uap
air. Hitunglah prosesntase dari kerugian cerobong pada suhu udara luar 25oC
Jawab :
Diketahui : tg = 200oC
tu = 25 oC
CO2 = 11%
K = 0,69(asap kering)
K’=0,875(Asap basah)
Ditanyakan : Qg’ dan Qg”
tg  tu
Qg '  k %
CO2
200  25
a.  0,69 %
11
 10,98%
tg  tu
Qg"  k ' %
CO 2
200  25
b.  0,875 %
11
 14,0%

102
4.5.3 Soal-Soal Latihan
1. Sebutkan klasifikasi ketel uap berdasarkan fluida yang mengalir dalam pipa dan
Berdasarkan pemakaiannya, dan Berdasarkan letak dapur (furnace positition)!
2. Sebutkan komponen-komponen ketel uap dan jelaskan fungsi masing-
masing tiap komponen.!
3. Suatu gas asap pada suhu 200oC mengandung 1,28 nm3/kg (CO2 +SO2) dengan
panas jenis 0,426 kkal/ oC nm3, 10.42 nm3/kg (N2 + O2 ) dengan panas jenis 0,316
kkal/oC nm3 dan 0,6 nm3/kg (H2O) dengan panas jenis 0,375 kkal/ oC nm3. Berapa
kerugian panas karenanya.
4. Suatu instalasi ketel uap membakar 3400 kg batubara tiap jam dengan nilai baker
7080 kkal/kg, abu yang dapat dikumpulkan berjumlah seberat 300 kg dengan
kadar 65 % . Hitunglah keruguan panas karena terdapatnya bahan yang dapat
terbakar dalam abu dan terak.

103

Anda mungkin juga menyukai