Anda di halaman 1dari 21

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sistem Pembangkit Tenaga Kelapa Sawit


Sistem pembangkit tenaga adalah merupakan sumber utama penghasil energi
baik untuk kebutuhan industri maupun kebutuhan publik lainnya. Dimana
sistem ini kebanyakan menggunakan bahan bakar fosil baik itu berbahan
bakar gas, cair maupun padat.Di pabrik kelapa sawit di mulai dari boiler,
turbin dan bpv sebagai bejana penampung uap sisa dari turbin.Boiler
merupakan instalasi penghasil uap yang dipakai untuk menggerakkan turbin
uap sebagai pembangkit tenaga di pabrik kelapa sawit. Boiler bekerja
mengkonversikan panas yang dihasilkan bahan bakar yang berbentuk uap
dan mengandung enthalpy,yang kemudian digunakan untuk menggerakan
turbin.

Gambar 2.1 Skema pembangkit tenaga

Menurut (Leylan, 2014) siklus ideal yang mendasari siklus kerja dari suatu
pembangkit daya uapadalah siklus Rankine. Siklus Rankine berbeda dengan
siklus-siklus udara ditinjau dari fluida kerjanya yang mengalami perubahan
fase selama siklus pada saat evaporasi dan kondensasi. Perbedaan lainnya

5
secara termodinamika, siklus uap dibandingkan dengan siklus gas adalah
bahwa perpindahan kalor pada siklus uap dapat terjadi secara isotermal.

Boiler yang dijumpai di pabrik kelapa sawit terdiri dari jenis pipa api dan
pipa air.Berdasarkan dari jenis uap yang dihasilkan boiler uap dapat
dibedakan sebagai penghasil uap jenuh (sarated steam) dan uap kering
(superheated steam).

Turbin yang menerima uap panas dari pembakaran boiler akan menghasilkan
listrik.Uap buangan turbin dikumpulkan di tabung penyimpan uap dengan
tekanan yang sesuai dengan persyaratan exhaust turbin. Tabung tersebut
merupakan bejana yang berperan untuk mempertahankan tekanan lawan
turbin maka alat ini disebut dengan back pressure vessel (BPV). Umumnya
Volume BPV untuk kapasitas 30 ton/jam adalah 10 M3. Uap yang
dikeluarkan dari turbin masih serupa kualitasnya seperti yang keluar dari
boiler, oleh sebab itu agar uap kering tidak merusak minyak maka perlu
dilakukan penjenuhan dengan cara menginjksikan air kedalam BPV.

2.2. Boiler
Boiler adalah bejana tertutup dimana panas pembakaran dialirkan ke air
sampai terbentuk air panas atau steam. Prinsip kerja boiler sebenarnya cukup
sederhana sama seperti pada saat kita sedang mendidihkan air menggunakan
panci. Proses pendidihan air tersebut akan selalu diiringi proses perpindahan
panas yang melibatkan bahan bakar, udara, material wadah air, serta air itu
sendiri.

Proses perpindahan panas ini mencakup tiga jenis perpindahan panas yang
sudah sangat kita kenal yakni konduksi, konveksi, dan radiasi

6
Gambar 2.2 Ilustrasi sederhana boiler

Sumber panas didapatkan dari pembakaran bahan bakar di dalam furnace.


Energi panas ini sebagian akan terpancar secara radiasi ke pipa-pipa
evaporator sehingga memanaskan pipa-pipa tersebut. Panas yang terserap
oleh permukaan pipa akan secara konduksi berpindah ke sisi permukaan
dalam pipa. Di dalam pipa, mengalir air yang terus-menerus menyerap panas
tersebut.

Proses penyebaran panas antar molekul air di dalam aliran ini terjadi secara
konveksi. Perpindahan panas konveksi antar molekul air, seakan-akan
menciptakan aliran fluida tersendiri terlepas dengan aliran air di dalam pipa-
pipa boiler. Hal ini berhubungan dengan hukum termodinamika yang
menyatakan bahwa energi dari suatu proses dapat bertambah atau
bwerkurang oleh pertukaran dengan lingkungan dan diubah dari bentuk satu
ke bentuk yang lain didalam sistem itu.

Gas hasil pembakaran yang mengandung energi panas akan terus mengalir
mengikuti bentuk boiler hingga ke sisi keluaran. Di sepanjang perjalanan,
panas yang terkandung di dalam gas buang akan diserap oleh permukaan
tubingboiler dan diteruskan secara konduksi ke air di dalam pipa. Secara
bertahap, air akan berubah fase menjadi uap basah (saturated steam) dan
dapat berlanjut hingga menjadi uap kering (superheated steam) (Artikel-
Teknologi).

7
2.2.1. Klasifikasi boiler

Berbagai – bagai orang mengklasifikasikan ketel uap tergantung pada sudut


pandang masing – masing. Dalam buku ini ketel uap diklasifikasikan dalam
klas yaitu :

1. Berdasarkan fluida yang mengalir dalam pipa, maka ketel uap uap
diklasifikasikan sebagai :
a. Ketel Pipa Api (Fire tube boiler).
b. Ketel Pipa Air (water tube boiler).

Pada ketel api, fluida yang mengalir dalam pipa adalah gas nyala (hasil
pembakaran), yang membawa energi panas (thermal energi), yang segera
menstransfer ke air ketel melalui bidang pemanas (heating surface). Tujuan
pipa - pipa api ini adalah untuk memudahkan distribusi panas (kalori)
kepada air ketel. Pada pipa air, fluida yang mengalir dalam pipa adalah air,
energi panas ditransfer dari luar pipa (yaitu ruang dapur) ke air ketel.

1. Berdasarkan pemakaiannya, ketel uap diklasifikasikan sebagai :


a. Stasioner (Stationary boiler) atau ketel tetap.
b. Modal (Mobile boiler) ketel pipa atau portable boiler.

Yang termasuk stasioner adalah ketel - ketel yang didudukkan diatas fundasi
yang tetap, seperti boiler untuk pembangkit tenaga, untuk indutri dan lain -
lain yang sepertinya. Yang termasuk ketel mobil, adalah ketel yang dipasang
pada fundasi ysng berpindah – pindah (mobil), seperti boiler lokomotif, loko
mobil dan ketel panjang serta lain yang sepertinya termasuk ketel kapal
(marine boiler).

1.Berdasarkan letak dapur (Furnace positition), ketel uap diklasifikasikan


sebagai berikut :
a. Ketel dengan pembakaran didalam (internally fired steam boiler),
dalam hal ini dapur berada (pembakaran terjadi) di bagian dalam
ketel. Kebanyakan ketel pipa api memakai sistem ini.
8
b. Ketel dengan pembakaran diluar (ourtenally fired steam boiler),
dalam hal ini dapur berada (pembakaran terjadi dibagian luar ketel,
kebanyakan ketel pipa air memakai sistem ini
2. Menurut jumlah lorong (Boiler tube), ketel diklasifikasikan sebagai
berikut:
a. Ketel dengan lorong tunggal (Single tube steam boiler).
b. Ketel dengan lorong ganda (Multi tubuler steam boiler).

Pada single tube steam boiler, hanya terdapat satu lorong saja, apakah itu
lorong api atau saluran air saja. Cornis boiler adalah single fire tube
boiler dan simple vertical boiler adalah single water tube boiler. Multi
fire tube boiler misalnya ketel scotch dan Multi water tube boiler
misalnya ketel B & W dan lain – lain.

1. Tergantung kepada poros tutup drum (shell), ketel diklasifikasikan


sebagai:
a. Ketel tegak (Vertical steam boiler), seperti ketel cochran, ketel
Clarkson dan lain – lain sepertinya.
b. Ketel mendatar (horizontal steam boiler), seperti ketel Cornish,
Lancashire, Scotch dan lain – lain.
2. Menurut bentuk dan letak pipa, ketel uap diklasifikasikan sebagai
berikut :
a. Ketel dengan pipa lurus, bengkok dan belekak – lekuk (straight,
bent and sinous tubuler heating surface).
b. Ketel dengan pipa miring – datar dan miring – tegak (horizontal,
inclined or vertical tubuler heating surface).
3. Menurut sistem peredaran air ketel (water circulation), ketel uap
diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Ketel dengan peredaran alam (natural circulation steam boiler).
b. Ketel dengan peredaran paksa (forced circulation steam boiler).

9
Pada natural circulation boiler, peredaran air didalam ketel terjadi secara
alami, yaitu air yang ringan naik sedang yang berat turun, sehingga
terjadilah aliran conveksi alami. Umumnya ketel beroperasi secara aliran
alami, seperti ketel lancarshire, Babcock & Wilcox dan lain – lain.

Pada ketel dengan aliran paksa (Forced circulation steam boiler),


aliranpaksadiperoleh dari sebuah pompa centrifugal yang digerakkan
dengan electric motor. misalnya sistem aliran paksa dipakai pada ketel –
ketel yang bertekanan tinggiseperti La – Mont boiler, Benson Boiler,
Loeffer Boiler dan Velcan Boiler.

4. Tergantung kepada sumber panasnya (heat source) untuk pembuatan


uap, ketel uap dapat
5. diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Ketel uap dengan bahan bakar alami.
b. Ketel uap dengan bahan bakar buatan.
c. Ketel uap dengan dapur listrik.
d. Ketel uap dengan energi nuklir. (Ir.Syamsir A.muin)

Pada umumnya ketel uap yang dipakai sebagai tenaga penggerak


mempunyai ruang api dan ruang berbentuk silinder. Jenis – jenis dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Menurut penggunaanya
a. Stationary boiler
Jenis ini banyak dijumpai di pabrik – pabrik dan digunakan
menetap disuatu tempat. Contohnya : steam power plant dan
penghasil uap untuk proses pemanasan / pemisahan di pabrik
kelapa sawit dan pabrik gula.
b. Mobile boiler
Ketel uap yang diletakkan dalam body yang dapat berpindah –
pindah. Ketel seperti ini di jumpai di kapal – kapal lokomotif dan
sebagainya yang sifatnyta bergerak.
10
2. Menurut tekanan kerjanya
a. Low Pressure tekanan 2 – 16 atm.
b. Medium pressure tekanan 17 – 30 atm.
c. High pressure tekanan 31 – 140 atm.
d. Super high pressure tekanan 141 – 225 atm.
e. Super critical pressure tekanan 226 atau keatas.
3. Menurut kandungan pipanya
Yang dimaksud dengan kandungan pipa adalah bahan apa yang
mengisis ruangan didalam pipa. Berdasarkan ini ketel uap dibedakan
atas :
a. Fire Tube Boiler ( ketel pipa api )
Ketel jenis ini mempunyai pipa – pipa yang didalamnya di alliri
oleh api atau gaas panas. Sedangkan bahagian luarnya dikelilingi
oleh air didalam drum ketel.
b. Water tube Boiler ( ketel pipa air )
Ketel jenis ini memiliki pipa – pipa yang bahagian dalamnya berisi
air yang dipanaskan sedangkan luarnya dikelilingi oleh api atau gas
panas.
c. Combi boiler ( kombinasi ketel pipa api dan ketel pipa air )
Ketel jenis ini adalah kombinasi antara ketel pipa api dan pipa air,
dimana bagian ruang dapur pipa – pipanya yang bagian dalamnya
berisi air dan bagian badan ketel (Boiler proper)pipa – pipanya
dialiri oleh api atau gas panas. (PT.Super Andalas Steel)

2.2.2. Konstruksi boiler pipa air


Pipa-pipa air diklasifikasikan kedalam pipa-pipa air boiler proper, pipa-
pipa air combustion chamber dan pipa pipa air yang tidak dipanasi (pipa
down comer) pipa pipa tersebut terhubung dari drum atas dan drum
bawah dengan pembesaran (expanding)Kedua ujung pipa pipa air boiler
proper yang di susun tegak lurus antara drum atas dan drum bawah itu di
tekuk dan dihubung di kedua drum tersebut. Pipa pipa itu di susun

11
sedemikian untuk menambah perpindahan panas secara kontak langsung.
Pipa pipa air combustion chamber dibagi kedalam beberapa dinidng
dinding pipa (tube walls).

Pipa pipa air tersebut adalah pada dinding atap , dinding bagian depan,
dinding bagian samping , dinding bagian belakang dan dinding baffle
(baffle wall) yang memisah combustion chamber dengan boiler proper.
Pipa pipa pada dinding samping, dinding belakang dan beberapa pipa di
dinding depan di susun dengan jarak (pitch) yang sesuai, membangun
satu dinding air yang sempurna sebagai satu penutupan / batasan dapur
untuk menyerap secara efektif panas radiasi di dalam combustion
chamber dan menghindari kehilangan panas. Berikut adalah konstruksi
boiler pipa air yang biasa di gunakan di pabrik kelapa sawit

Gambar 2.2.2 konstruksi boiler pipa air

12
2.2.3. Komponen Utama Boiler Pipa Air

Gambar 2.2.3 Prinsip Kerja Steam Drum


(Sumber : Thermopedia.com)
a. SteamDrum
Steam Drum pada boiler berfungsi sebagai reservoir campuran air dan
uap air, dan juga berfungsi untuk memisahkan uap air dengan air pada
proses pembentukan uap superheater.

Steam drum memiliki beberapa saluran masuk dan dua saluran keluar.
Air yang masuk ke dalam steam drum memiliki fase campuran antara
uap air dan cair. Di dalam steam drum terdapat cyclone separator,
bagian ini berfungsi untuk memisahkan antara uap air saturated dengan
air. Uap air akan keluar melalui pipa sebelah atas steam drum dan
menuju ke boiler untuk dipanaskan lebih lanjut menjadi uap kering.
Sedangkan yang masih berfase cair akan menuju ke raiser tube untuk
dipanaskan sehingga berubah fase menjadi uap.

Gambar 2.2.3.1 Prinsip Kerja Cyclone Separator

13
Cyclone separator menjadi bagian paling utama di dalam steam drum.
Di dalam cyclone separator terdapat semacam cakram miring yang
dapat berputar terhadap porosnya. Campuran uap air dan air bertekanan
terdorong masuk ke dalam sehingga menyebabkan cakram ini berputar.
Efek putaran dan benturan antara fluida dengan cakram tersebut secara
alami akan memisahkan air dengan uap saturated, sehingga air akan
jatuh ke bawah sedangkan uap air akan naik ke atas. Di bagian atas
keluaran steam drum, terdapat plat-plat miring yang disebut eliminator /
scrubber. Plat ini juga berfungsi untuk memisahkan air dengan uap
sehingga hanya uap saja yang dapat melewati scrubber tersebut.

b. Boiler Water Circulating pump


Boiler Water Circulating Pump (BWCP) mensupply air feedwater dari
steam drum ke water wall / raiser tube. Pada boiler sub-kritikal
sebenarnya air dapat secara natural mengalir sesuai dengan desain
boiler, asalkan saluran perpipaan didesain dengan hambatan yang
sangat rendah. Keberadaan BWCP akan memastikan air mengisi
seluruh bagian pipa boiler, yang hal ini tidak dijamin dapat dilakukan
oleh boiler dengan sistem sirkulasi natural.

Sirkulasi air pada boiler sangat penting untuk diperhatikan, karena


selain sebagai fluida kerja air juga berfungsi sebagai media pendingin
pipa-pipa boiler. Sedikit saja bagian dari pipa boiler tidak terisi air
akibat turunnya head keluaran BWCP, akan sangat fatal akibatnya.
Sebagai contoh mari kita perhatikan salah satu desain BWCP pada
sebuah boiler PLTU di atas.

Pompa tersebut berjenis sentrifugal berposisi vertikal dengan satu inlet


dan dua outlet. BWCP ini menggunakan sebuah motor listrik khusus
yang seporos dengan pompa. Di antara pompa dengan motor tidak
dipergunakan sistem sealing semacam gland packing atau mechanical
seal, karena temperatur kerja air yang dipompa sudah terlalu tinggi.

14
Untuk mengatasi hal ini, rotor dari motor pompa didesain dapat
terendam air dan digunakan pula heat exchanger untuk mendinginkan
air di dalam motor.

c. Desuperheater Spray
Uap air superheater yang masuk turbin uap pada sebuah PLTU harus
memiliki spesifikasi yang sesuai dengan ketentuan. Temperatur uap air
harus dijaga pada angka tertentu sehingga sesuai dengan persyaratan
untuk menggerakkan turbin uap. Desuperheater spray adalah sebuah
bagian pada boiler yang berfungsi untuk mengontrol temperatur uap
superheater maupun reheater keluaran boiler dengan jalan
menyemprotkan air padanya. Jumlah air yang disemprotkan ke uap air
tersebut dikontrol oleh control valve. Komponen inilah yang berfungsi
untuk menjaga agar spesifikasi uap air selalu dalam parameter terbaik.

Gambar 2.2.3.2 Konsep Sistem Desuperheater Spray

Sistem desuperheater mendapatkan input sinyal berupa temperatur uap


air keluaran sistem. Sinyal ini diproses sehingga sistem kontrol dapat
mengatur besar bukaan control valve yang mensupply air ke sistem. Air
yang digunakan haruslah memiliki tekanan yang lebih besar daripada
tekanan uap air. Maka digunakanlah air feedwater yang berasal dari
outlet Boiler Feedwater Pump.
15
d. Boiler Relief Valve
Boiler relief valve adalah sebuah safety valve yang berfungsi untuk
membuang uap boiler pada saat tekanan terlalu berlebihan di atas
ketentuan produksi boiler. Hal ini untuk mencegah terjadinya ledakan
yang lebih besar yang mungkin diakibatkan oleh tekanan uap
superheater yang besar. Boiler relief valve memiliki tekanan kerja
tertentu yang sesuai dengan setting yang telah ditentukan sebelum
boiler beroperasi. Jika tekanan uap boiler lebih besar daripada tekanan
kerja relief valve ini, maka ia akan membuka dan membuang uap air ke
atmosfer.

Gambar 2.2.3.3 .Bagian-bagian Boiler Relief Valve

f. Gelas Penduga
Gelas penduga berfungsi untuk membaca level air didalam upper drum.

2.3. Perpindahan panas


Perpindahan Kalor adalah bentuk kalor yang dapat berpindah dari benda
yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah. Sedangkan kalor ini
merupakan suatu bentuk energi atau dapat juga didefinisikan sebagai
jumlah panas yang ada dalam suatu benda.

16
a.Konduksi ( Hantaran)
Perpindahan kalor secara konduksi adalah proses perpindahan kalor
dimana kalor mengalir dari daerah yang bertemperatur tinggi ke daerah
yang bertemperatur rendah dalam suatu medium (padat, cair, atau gas)
atau antara medium –medium yang berlainan yang bersinggungan secara
langsung sehingga terjadi pertukaran energi dan momentum. Perpindahan
Panas Konduksi pada dinding dapat dilihat pada gambar

Gambar 2.3.1 Perpindahan Panas Konduksi pada Dinding

(Sumber : J.P. Holman, hal :33)

b.Konveksi (aliran)
Konveksi adalah perpindahan panas karena adanya gerakan/aliran/
pencampuran dari bagian panas ke bagian yang dingin. Menurut cara
menggerakkan alirannya, perpindahan panas konveksi diklasifikasikan
menjadi dua, yakni konveksi bebas (free convection) dan konveksi paksa
(forced convection). Bila gerakan fluida disebabkan karena adanya
perbedaan kerapatan karena suhu, maka perpindahan panasnya disebut
sebagai konveksi bebas (free/ natural convection). Bila gerakan fluida
disebabkan oleh gaya pemaksa/ eksitasi dari luar, misalkan dengan
pompa atau kipas yang menggerakkan fluida sehingga fluida mengalir di
atas permukaan, maka perpindahan panasnya disebut sebagai konveksi
paksa (forced convection). Berikut gambar perpindahan panas konveksi
dapat dilihat pada gambar 8.
17
Gambar 2.3.2 Perpindahan Panas Konveksi

Sumber : (J.P. Holman, hal: 252)

2.4 . Dasar Thermodinamika


Thermodinamika adalah ilmu tentang energi, yang secara spesific membahas
tentang hubungan anatara energi panas dengan kerja.
1. Hukum Thermodinamika I
Hukum thermodinamika pertama menyatakan bahwa energi tidak dapat
diciptakan dan dimusnakan tetapi hanya dapat di ubah dari suatu bentuk
ke bentuk yang lain. Prinsip tersebut juga dikenal sebagai konversi
energi. Hukum pertama dapat dinyatakan secara sederhana : selama
interaksi antara sistem harus sama dengan energi yang dilepaskan oleh
lingkungan dapat melintas dari suatu sistem tertutup dalam dua bentuk
yang berbeda yaitu panas (heat) dan kerja (work).
2. Hukum Thermodinamika II
Menurut pernyataan Kelvin – Plank melihat karakteristik dari sebuah
mesin kalor, maka tidak ada sebuah mesin kalor yang dapat
mengubahnaya semua menjadi kerja. Keterbatasan tersebut kemudian
dibuat sebauh pernyataan oleh kelvin – plank yang berbunyi adalah tidak
mungkin untuk sebuah alat dan mesin yang beroperasi dalam sebuah
siklus menerima panas dari sebuah reservoir tunggal dan memproduksi
sejumlah kerja bensin. Pernyataan kelvi – Plank (hanya diperuntukkan
untuk mesin kalor ) diatas dapat juga diartikan sebagai tidak ada sebuah

18
mesin/alat yang berkerja dalam sebuah siklus menerima panas dari
reservoir bertemperatur tinggi dan mengubah panas tetrsebut selluruh
menjadi kerja bersih atau dengan kata lain tidak ada sebuah mesin kalor
yang mempunyai efesiensi 100 %.

Menurut pernyataan Clausius dapat diungkapkan sebagai berikut :

Adalah tidak mungkin membuat sebuah alat yang beroperasi dalam


sebuah siklus tanpa adanya efek dari luar untuk menstransfer panas dari
media bertemperatur tinggi.
Telah diketahui bahwa panas akan berpindah dari temperatur tinggi ke
temperatur rendah. Pernyataan Clausius tidak mengimplikasikakn bahwa
membuat sebuah alat siklus yang bertemperatur tinggi adalah tidak
mungkin dibuat.

2.5 Maintenance
Produk yang dihasilkan oleh manusia, tidak ada yang tidak mungkinrusak,
tetapi usia penggunaannya dapat diperpanjang dengan melakukan perbaikan
yang dikenaldengan pemeliharaan. (Anthony, 1992). Oleh karena itu, sangat
dibutuhkan kegiatanpemeliharaan yang meliputi kegiatan pemeliharaan dan
perawatan mesin yang digunakan dalam proses produksi. Kata pemeliharaan
diambil dari bahasa yunani terein artinya merawat, menjaga, dan
memelihara.

Pemeliharaan adalah suatu kombinasi dari berbagai tindakan yang


dilakukanuntuk menjaga suatu barang dalam, atau memperbaikinya sampai
suatu kondisi yang bisaditerima. (Anthony, 1992). Untuk Pengertian
Pemeliharaan lebih jelas adalah tindakan merawatmesin atau peralatan
pabrik dengan memperbaharui umur masa pakai dan kegagalan atau
kerusakan mesin.\

19
a. Tujuan Maintenance
Dengan adanya kegiatan pemeliharaan ini maka fasilitas atau peralatan
perusahaan dapat dipergunakan untuk kegiatan produksi sesuai dengan
rencana, dan tidak mengalami kerusakan selama fasilitas atau peralatan
perusahaan tersebut dipergunakan selama proses produksi. Oleh karena
itu, suatu kalimat yang perlu diketahui oleh orang pemeliharaan dan
bagian lainnya bagisuatu pabrik adalah pemeliharaan (maintenance)
murah sedangkan perbaikan (repair) mahal (Setiawan, 2008).

Menurut Asyari (2007), dalam bukunya manajemen pemeliharaan mesin


tujuan pemeliharaan yang utama dapat didefenisikan sebagai berikut:

1. Untuk memperpanjang kegunaan asset


2. Untuk menjamin ketersediaan optimum peralatan yang dipasang untuk
produksi dan mendapatkan laba investasi maksimum yang mungkin
3. Untuk menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang
diperlukan dalamkeadaan darurat setiap waktu
4. Untuk menjamin keselamatan orang yang menggunakan sarana
tersebut.
b. Pembagian Maintenance
Pemeliharaan menurut Asyari (2007), dalam bukunya Manajemen
pemeliharaan mesin membagi pemeliharaan menjadi :

1. Pemeliharaan pencegahan (Preventive Maintenance)


Pemeliharaan pencegahan adalah pemeliharaan yang bertujuan untuk
mencegah terjadinya kerusakan, atau cara pemeliharaan yang
direncanakan untuk pencegahan. Ruang lingkup pekerjaan preventif
termasuk inspeksi,perbaikan kecil, pelumasan dan penyetelan,
sehingga peralatan atau mesin-mesin selamaberoperasi terhindar dari
kerusakan.

20
2. Pemeliharaan korektif (Corrective Maintenance)
Pemeliharaan korektif adalah pekerjaanpemeliharaan yang dilakukan
untuk memperbaiki dan meningkatkan kondisi fasilitas atauperalatan
sehingga mencapai standar yang dapat di terima. Dalam perbaikan
dapat dilakukanpeningkatan- peningkatan sedemikian rupa, seperti
melakukan perubahan atau modifikasirancangan agar peralatan
menjadi lebih baik.
3. Pemeliharaan berjalan (Running Maintenance)
Pemeliharaan ini dilakukan ketika fasilitas atau peralatan dalam
keadaan bekerja. Pemeliharan berjalan diterapkan pada peralatan-
peralatanyang harus beroperasi terus dalam melayani proses produksi.
4. Pemeliharaan prediktif (Predictive Maintenance)
Pemeliharaan prediktif ini dilakukan untukmengetahui terjadinya
perubahan atau kelainan dalam kondisi fisik maupun fungsi dari
sistemperalatan. Biasanya pemeliharaan prediktif dilakukan dengan
bantuan panca indra atau alat-alatmonitor yang canggih.
5. Pemeliharaan setelah terjadi kerusakan (Breakdown Maintenance)
Pekerjaan pemeliharaan ini dilakukan ketika terjadinya kerusakan pada
peralatan, dan untuk memperbaikinya harusdisiapkan suku cadang,
alat-alat dan tenaga kerjanya.
6. Pemeliharaan Darurat (Emergency Maintenance)
Pemeliharan ini adalah pekerjaan pemeliharaan yang harus segera
dilakukan karena terjadi kemacetan atau kerusakan yang tidak terduga.
7. Pemeliharaan berhenti (shutdown maintenance)
Pemeliharaan berhenti adalah pemeliharaanyang hanya dilakukan
selama mesin tersebut berhenti beroperasi.
8. Pemeliharaan rutin (routine maintenance)
Pemeliharaan rutin adalah pemeliharaan yangdilaksanakan secara rutin
atau terus-menerus

21
9. Design out maintenance
Merancang ulang peralatan untuk menghilangkan sumber penyebab
kegagalan dan menghasilkan model kegagalan yang tidak lagi atau
lebih sedikit membutuhkan maintenance

2.5. Analisa Kegagalan


Kegagalan dapat didefinisikan sebagai kejadian sewaktu komponen tidak
lagi mampu memenuhi fungsi pemakaiannya dengan baik dikarenakan
patahan atau deformasi berlebih ataupun deteriorasi. Mekanisme kegagalan
umumnya merupakan kegagalan bahan yang ditentukan oleh riwayat
termomekanis bahan selama pemrosesan dan kondisi pemakaian.

Kegagalan merupakan semua perubahan dalam bagian mesin yang


menyebabkannya tidak bisa melakukan fungsinya dengan baik. Tahap-
tahap yang mendahului kegagalan akhir adalah kegagalan dini, kerusakan
dini semua ini akan membuat bagian atau komponennya menjadi tidak
aman untuk pemakaian berikutnya.

2.5.1 Penyebab kegagalan


Penyebab kegagalan biasanya ditentukan dengan mengkaitkannya
pada satu atau lebih bentuk kegagalan yang spesifik dan dari sini
akan menjadi gagasan utama dari kegiatan analisa kegagalan.
Penyebab kegagalan sering dimonitor dari perancangan, operasi dan
pemeliharaan, pada bagian dalam operasi dan pemeliharaan secara
tradisional ada penekanannya untuk analisa kegagalan dan
pencegahan kegagalan. Pengurangan kegagalan jangka panjang dapat
dicapai dengan spesifikasi dan modifikasi rancangan.

Kegagalan pada komponen teknik dapat dikelompokan menjadi tiga


bagian :

1) Kegagalan yang disebabkan oleh desain yang salah atau pemilihan


bahan yang tidak tepat

22
.

2) Kegagalan akibat pemrosesan yang salah.


3) Kegagalan akibat keausan selama pemakaian.
Disamping tiga cara pembagian penyebab kegagalan seperti
disebutkan diatas ada cara pembagian lain yaitu :

a) Kegagalan pada tegangan di atas level desain.


Kegagalan jenis ini paling mudah diperbaiki dan terutama
terjadi karena kesalahan, seperti desain yang salah atau
penggunaan bahan yang salah , atau karena beban yang lebih.

b) Kegagalan pada tegangan dibawah level desain


Kegagalan ini terjadi karena adanya cacat dianggap sebagai
kegagalan beban lebih setempat, karena kondisi tegangan
setempat melebihi tegangan desain. Ini terjadi akibat adanya
konsentrasi tegangan berkurang sehingga berada dibawah
tegangan desain.

2.5.2 Klasifikasi kegagalan material


Pengertian dari analisa kegagalan yaitu merupakan suatu prosedur yang
dilakukan untuk mencari dan mengungkapkan mengapa dan bagaimana
suatu alat atau komponen mengalami kegagalan dengan mengacu kepada
bagian atau komponen yang mengalami kegagalan tersebut, khususnya
pada bagian permukaan patah. Sangatlah penting untuk merencanakan
analisa kegagalan sebelum melakukan penelitian.

Tahapan-tahapan utama dari analisis kegagalan metalurgi :

a) Pengumpulan data tentang latar belakang dan pemilihan sampel.


b) Pemeriksaan awal dari bagian yang gagal.
c) Pengujian tidak merusak.
d) Pengujian mekanik.
e) Pengujian makroskopi dan analisisnya.
23
f) Pengujian mikroskopi dan analisisnya.
g) Pengujian metalografis.
h) Menentukan mekanisme kegagalan.
i) Analisis tetang mekanik patahan.
Dalam memecahkan masalah kegagalan maka perlu untuk mendaftar dan
mendokumentasikan kegagalan guna memperoleh gambaran tentang
faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan.

2.5.3 Material.
Spesifikasi Boiler Takuma N 900 R
Merk : TAKUMA
Model :N-900 R
Max working pressure : 24 kg/cm2
Max steam evaroration : 30.000 kg/h
Steam temperature : 260o C.
Serial nomor/sisi operasi : 1149/kanan.
Years built : 2002.

2.5.4 Standart Pipa header


Material pipa header Takuma N 900 R menggunakan standart Japanese
Industrial Standard (JIS) G3456 STPT 480

Tabel 2.1. Komposisi kimia


Komposisi Kimia (%)
No. Kode Sampel
Carbon Silikon Mangan Posfor Sulfur
(C) ( Si ) (Mn ) (P) (S)
Grade STB35, max Max Max Max Max
1 Jis G3456 0,25 0,35 1,00 0,035 0,035

2.5.5 Uji Komposisi Kimia


Pengujian komposisi kimia bertujuan untuk mengetahui kandungan unsur –
unsur kimia yang terkandung didalam material. Pengujian komposisi
menggunakan Spektrometer. Setiap unsur yang terkandung dalam suatu
material akan memberikan pengaruh pada material tersebut, baik dari
24
kekerasan (Hardness), kekuatan (Strength), keuletan (Ductility), kelelahan
(Fatique) maupun ketangguhan (Toughness). Dengan mengetahui komposisi
kimia dari suatu material maka dapat diketahui sifat atau karakteristik dari
material tersebut (Luthfi kurniawan,2006).
1. Spectro Max 127203, LMM14
Pengujian komposisi kimia dilakukan dengan alat spectro max dengan
Prinfsip kerja material sampel menjadi menguap oleh pelepasan percikan
di dalam unit tersebut. Diproses ini pelepasan atom dan ion menjadi
berhamburan dan melepaskan cahaya, kemudian cahaya tersebut
langsung masuk kedalam sistem optik dan diukur memakai teknologi
CCD. Teknologi CCD adalah pendeteksi elektronik yang sensitif cahaya
yang mengkonversi cahaya menjadi muatan listrik.

25

Anda mungkin juga menyukai