Anda di halaman 1dari 5

Faktor yang Mempengaruhi Proses/Kecepatan Pengeringan

Udara yang terdapat dalam proses pengeringan mempunyai fungsi sebagai pemberi panas
pada bahan, sehingga menyebabkan terjadinya penguapan air. Fungsi lain daridari udara adalah untuk
mengangkut uap air yang dikeluarkan oleh bahan yang dikeringkan.Prinsip
dikeringkan. Prinsip pengeringan biasanya
akan melibatkan dua kejadian, yaitu panas harus diberikan pada bahan yang akan dikeringkan, d an
air harus dikeluarkan dari dalam bahan. Dua fenomena ini menyangkut perpindahan panas ke
dalam dan perpindahan massa keluar.

Pada proses pengeringan selalu diinginkan kecepatan pengeringan yang optimal. Oleh
karena itu perlu dilakukan usaha–usaha untuk mempercepat pindah panas dan pindah massa
(pindah massa dalam hal ini perpindahan air keluar dari bahan yang dikeringkan dalam proses
pengeringan tersebut). Ada beberapa faktor yang
yang perlu diperhatikan untuk memperoleh kecepatan
pengeringan yang optimal.

Golongan pertama:

 temperatur
 kecepatan volumetric
aliran udara pengering
 kelembaban udara
 waktu pengeringan

Faktor-faktor yang
mempengaruhi
pengeringan Golongan kedua:

 ukuran bahan
 sifat fisik dan kimia
bahan
 kadar air awal
 jumlah dan varietas
bahan
 tekanan parsial di
dalam bahan

Gambar Faktor-faktor yang mempengaruhi pengeringan

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengeringan dibagi kedalam dua golongan yaitu faktor
yang berhubungan dengan udara pengering dan faktor yang berhubungan dengan sifat bahan yang
dikeringkan. Faktor-faktor yang termasuk golongan pertama adalah temperatur, kecepatan
volumetric aliran udara pengering kelembaban udara, dan waktu pengeringan. Faktor-faktor yang
termasuk golongan kedua adalah ukuran bahan, sifat fisik dan kimia bahan, kadar air awal, jumlah
dan varietas bahan, dan tekanan parsial di dalam bahan.
Golongan pertama:

 Temperature
Semakin besar perbedaan suhu (antara medium pemanas dengan bahan yang dikeringkan),
maka akan semakin cepat proses pindah panas berlangsung sehingga mengakibatkan
proses penguapan semakin cepat pula. Atau semakin tinggi suhu udara pengering, maka
akan semakin besar energi panas yang dibawa ke udara yang akan menyebabkan proses
pindah panas semakin cepat sehingga pindah massa akan berlangsung juga dengan cepat.

 Kecepatan volumetric aliran udara pengering


Udara yang bergerak atau bersirkulasi akan lebih cepat mengambil uap air dibandingkan
udara diam. Pada proses pergerakan udara, uap air dari bahan akan diambil dan terjadi
mobilitas yang menyebabkan udara tidak pernah mencapai titik jenuh. Semakin cepat
pergerakan atau sirkulasi udara, proses pengeringan akan semakin cepat. Prinsip ini yang
menyebabkan beberapa proses pengeringan menggunakan sirkulasi udara.

 Kelembaban udara
Kelembaban udara menentukan kadar air akhir bahan pangan setelah dikeringkan. Bahan
pangan yang telah dikeringkan dapat menyerap air dari udara di sekitarnya. Jika udara
disekitar bahan pengering tersebut mengandung uap air tinggi atau lembab, maka
kecepatan penyerapan uap air oleh bahan pangan tersebut akan semakin cepat. Proses
penyerapan akan terhenti sampai kesetimbangan kelembaban nisbi bahan pangan tersebut
tercapai. Kesetimbangan kelembaban nisbi bahan pangan adalah kelembaban pada suhu
tertentu dimana tidak terjadi penguapan air dari bahan pangan ke udara dan tidak terjadi
penguapan air dari bahan pangan ke udara dan tidak terjadi penyerapan uap air dari udara
oleh bahan pangan.
a) Jika RH udara < RH keseimbangan  bahan masih dapat dikeringkan
b) Jika RH udara > RH keseimbangan  bahan malahan akan menarik uap air
dari udara

 Waktu pengeringan
Waktu pengeringan menentukan lama kontak bahan dengan panas. Karena sebagian besar
bahan pangan sensitif terhadap panas maka waktu pengeringan yang digunakan harus
maksimum, yaitu kadar air bahan akhir yang diinginkan telah tercapai dengan lama
pengeringan yang pendek. Pengeringan dengan suhu yang tinggi dan waktu yang pendek
dapat lebih menekan kerusakan bahan pangan dibandingkan dengan waktu pengeringan
yang lebih lama dan suhu lebih rendah. Misalnya, jika kita akan mengeringkan kacang-
kacangan, pengeringan dengan pengering rak pada suhu 800oC selama 4 jam akan
menghasilkan kacang kering yang mempunyai kualitas yang lebih baik dibandingkan
penjemuran selama 2 hari.
Golongan kedua:

 Ukuran bahan
Pada umumnya, bahan pangan yang dikeringkan mengalami pengecilan ukuran, baik
dengan cara diiris, dipotong, atau digiling. Proses pengecilan ukuran dapat mempercepat
proses pengeringan dengan mekanisme sebagai berikut :
a) Pengecilan ukuran memperluas permukaan bahan. Luas permukaan bahan yang
tinggi atau ukuran bahan yang semakin kecil menyebabkan permukaan yang dapat
komtak dengan medium pemanas menjadi lebih baik,
b) Luas permukaan yang tinggi juga menyebabkan air lebih mudah berdifusi atau
menguap dari bahan pangan sehingga kecepatan penguapan air lebih cepat dan
bahan menjadi lebih cepat kering.
c) Ukuran yang kecil menyebabkan penurunan jarak yang harus ditempuh oleh panas.
panas harus bergerak menuju pusat bahan pangan yang dikeringkan. Demikian juga
jarak pergerakan air dari pusat bahan pangan ke permukaan bahan menjadi lebih
pendek.

 Sifat fisik dan kimia bahan


Tujuan dari pengeringan ini merupakan penghilangan kadar air dari bahan. biasanya
dilakukan pengeringan untuk mengawetkan bahan atau menaikan nilai ekonomis suatu
bahan. Sehingga perlu diperhatikan sifat fisik dan kimia bahan yang akan dikeringkan.
Apabila bahan tersebut sensitive terhadap panas makan perlu dilakukan pengeringan tanpa
menggunakan temperature yang tinggi, salah satunya dengan freeze drying, atau merubah
sifat fisik bahan menjadi sangat keras sehingga bahan tidak dapat dikonsumsi.

 Kadar air awal


Kadar air bahan menunjukkan banyaknya kandungan air per satuan bobot bahan. Terdapat
dua metode untuk menentukan kadar air bahan, yaitu berdasarkan bobot kering (dry basis)
dan berdasarkan bobot basah (wet basis). Untuk memperpanjang daya tahan suatu bahan
maka sebagian air dari bahan harus dihilangkan sehingga mencapai kadar air tertentu.
Bahan pangan yang mempunyai kandungan air atau nilai aw (Water Activity) tinggi pada
umumnya cepat mengalami kerusakan, baik akibat pertumbuhan mikroba maupun akibat
reaksi kimia tertentu seperti oksidasi dan reaksi enzimatik. Aktivitas air pada bahan pangan
pada umumnya sangat mudah untuk dibekukan maupun diuapkan. Nilai aw yang
dianjurkan adalah < 0.70 tahan dalam penyimpanan.

 Jumlah dan varietas bahan.


Banyaknya bahan dan yang akan dikeringkan berpengaruh terhadap proses pengeringan.
Apabila jumlah bahan yang dikeringakn semakin banyak, maka semakin banyak pula air
yang harus di keluarkan dari bahan. hal tersebut berhubungan dengan waktu pengeringan,
temperatur, dan laju volumetric udara yang dibutuhkan. Sedangkan varietas berpengaruh
pada lamanya pengeringan. Setiap bahan memiliki kadar air yang berbeda dalam
varietasnya.
 Tekanan parsial di dalam bahan
Pada tekanan udara atmosfir 760 Hg (=1 atm), air akan mendidih pada suhu 100oC. Pada
tekanan udara lebih rendah dari 1 atmosfir air akan mendidih pada suhu lebih rendah dari
100oC.

P 760 Hg = 1 atrm air mendidih 100oC

P udara < 1 atm air mendidih < 100oC

Tekanan (P) rendah dan suhu (T) rendah cocok untuk bahan yang sensitif terhadap panas,
contohnya : pengeringan beku (freeze drying)
Daftar Pustaka

Hertanto, Priya Eko. 2008. “PENGARUH VARIETAS BUAH PISANG DAN SUHU
PENGERINGAN TERHADAP KUALITAS TEPUNG PISANG SERTA APLIKASI
TEPUNG PISANG CAMPURAN PADA KUE PUKIS”. https://www.researchgate.net.
Diakses pada tanggal 17 Februari 2018 Pukul 19.20
Jaya, Firman. Tt. “Prinsip proses pengawetan dengan penurunan kadar air pada bahan pangan hasil
ternak”. Fakultas Teknik. Universitas Jendral Soedirman: Purwokwerto
Mahardhika, Lintang Putri. 2015. “RANCANG BANGUN ALAT PENGERING TIPE TRAY
DENGAN MEDIA UDARA PANAS DITINJAU DARI LAMA WAKTU PENGERINGAN
TERHADAP EXERGI PADA ALAT HEAT EXCHANGER”. Fakultas Teknik. Politeknik
Negeri Sriwijaya: Palembang
Ranou, Lutfinda. 2015. “PENGARUH SUHU DAN LAMA WAKTU PERENDAMAN PADA
PROSES PENGERINGAN JAGUNG DENGAN ROTARY DRYER TERMODIFIKASI
(Influence of Temperature and Immersion Time on The Drying Process of Corn by a
Modified of Rotary Dryer)”. Fakultas Teknik. Universitas Dipenogoro: Semarang

Anda mungkin juga menyukai