Anda di halaman 1dari 14

Ketel Uap 

(Boiler)
Ketel uap atau dalam bahasa “bule” disebut sebagai boiler merupakan suatu mesin penghasil
uap. Uap yang dihasilkan oleh boiler dapat digunakan untuk bermacam tujuan. Pada
kebanyakan Pabrik Kelapa Sawit (PKS), boiler diibaratkan sebagai jantung pabrik karena uap
yang dihasilkan oleh boiler digunakan untuk menggerakkan turbin sebagai penghasil energi
listrik untuk seluruh proses produksi kelapa sawit. Selain untuk menggerakkan turbin, boiler
juga digunakan untuk menjaga suhu air umpan boiler, menjaga suhu di Continous Settling
Tank, memanaskan suhu pada air pengencer di proses kempa, pengeringan ampas sisa proses
kempa, dan pada proses perebusan (sterilizer). Uap di sterilizer digunakan untuk mematikan
enzim yang dapat meningkatkan kadar Asam Lemak Bebas (ALB). Perawatan boiler sangat
dipengaruhi oleh mutu air umpan. Air umpan boiler harus dikontrol kadar silika, TDS,
oksigen, dan masih banyak lagi senyawa dan unsur kimia agar sesuai dengan norma yang
telah ditentukan dengan menggunakan sistem pemurnian air

Ketel atau pembangkit uap adalah salah satu dari sekian banyak peralatan dalam siklus
energi thermal yang bertujuan untuk merubah air menjadi uapyang berguna.Uap yang
dihasilkan tersebut kemudian dapat membangkitkan tenaga mekanik atau mensuplai panas
bagi keperluan industri ( manufacturing proses)
Bentuk dari ketel uap secara garis besar merupakan suatu bejana tertutup, dimana kalor
dari pembakaran bahan bakar dipindahkan ke air melalui ruang bakar dan bidang-bidang
pemanas. Energi dalam (intenal energi) dari air akan meningkat seiring dengan meningkatnya
temperature dan tekanan. Dimana pada suatu tingkat keadaan tertentu air akan berobah
menjadi uap (menguap)
Sumber kalor untuk ketel dapat berupa bahan baker dalam bentuk padat, cair atau
gas.Bahkan dewasa ini sumber kalor dengan menggunakan energi listrik atau nuklir banay
dikembangkan.
Kalor atau panas yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar dipindahkan ke air atau
ke uap melalui bidang pemanas (BP).
Bidang pemanas( BP) adalah :Dinding-dinding ketel yang menerima kalor dari api atau gas
asap dan memberikan panas tersebut ke air atau uap. Perpindahan kalor pada ketel dapat
terjadi dengan tiga cara atau kombinasi dari kertiganya yaitu:
- Secara konduksi ( hantaran)
- Secara Konveksi (aliran)
- Secara Radiasi ( Pancaran)

Perpindahan panas secara konduksi.


Adalah proses perpindahan panas dari suatu bagian kebagian lain dalam satu material
atau material yang saling bersentuhan. Pada ketel proses konduksi ini terjadi pada:
- Dinding ruang bakar.
- Dinding pipa gas asap.
- Dinding pipa air.
Perpindahan kalor secara Konveksi.
Yaitu proses perpindahan panas oleh kombinasi proses konduksi, penyimpanan energi dan
gerak pencampuran.Dengan kata lain konveksi adalah konduksi yang berlansung secara
serentak dengan aliran fulida.
Pada ketel proses konveksi terjadi pada:
- Gas asap dengan dinding pipa gas asap.
- Dinding pipa gas asap ke air.

Perpindahan panas secara Radiasi.


Yaitu proses perpindahan kalor yang terpancarkan dari benda bertemperatur tinggi ke benda
bertemperatur rendah yang terpisah satu sama lain tanpa media penghantar. Pada ketel proses
radiasi terjadi pada ruang bakar yaitu dari badan api ke dinding ruang bakar.

Komponen Utama Ketel Uap


Secara garis besar suatu pembangkit uap mempunyai komponen utama sbb:
- Ruang bakar
- Tangki air
- Pipa-pipa ketel
- Cerobong gas asap.
- Intrumentasi pengukur
- Superheater
- Ekonomiser
- Pemanas udara
- Dll

Kalsifikasi ketel uap.


Ketel uap dapat diklasifikasikan atas:
a. Berdasarkan fluida yang mengalir dalam pipa, maka ketel dapat diklasifikasikan sbb:
- Ketel pipa api ( fire tube boiler)
- Ketel pipa air ( water tube boiler)

Ketel pipa api, fluida yang mengalir didalam pipa adalah gas panas (gas hasil
pembakaran) dan metransfer panasnya ke air ketel melalui bidang-bidang pemanas.

Ketel pipa air

Ketel pipa air, adalah suatu jenis ketel dimana air mengalir didalam pipa-pipa dan
disekeliling pipa pipa tersebut mengalir gas panas dan penguapan akan terjadi didalam pipa.

Ketel pipa air

b. Berdasarkan pemakaianya ketel dapat diklasifikasikan:


- Ketel stationer atau ketel tetap yaitu ketel yang dipasang pada pondasi yang tetap seperti
ketel untuk pembangkit tenaga untuk industri.
- Ketel Mobil atau ketel yang dapat dipindah pindahkan, atau ketel yang dipasang pada
pondasi yang tidak tetap atau pakai roda.
c. Berdasarkan letak dapur maka ketel dapat diklasifikasikan:
- Ketel dengan pembakaran didalam, dalam hal ini dapur berada dibagian dalam ketel.
Kebanyakan ketel pipa api menggunakan sistim ini.
- Ketel dengan pembakaran diluar, dalam hal ini dapur berada dibagian luar ketel, dipakai
pada ketel pipa air.
d. Menurut jumlah lorong, maka ketel dapat diklasikasikan
- Ketel dengan lorong tunggal
- Ketel dengan lorong ganda ( banyak)
e. Menurut posisi poros dari tutup drum maka ketel dapat diklasifikasikan.
- Ketel Vertikal ( berdiri)
- Ketel horizontal ( mendatar)
f. Menurut bentuk dan letak pipa-pipa, maka ketel dapat diklasifikasikan
- Ketel dengan pipa lurus
- Ketel dengan pipa miring.
g. Menurut peredaran air, ketel dapat diklasifikasikan:
- Ketel dengan peredaran alamiah, dimana peredaran air didalam ketel terjadi secara
alamiah, yaitu air yang panas akan naik dan yang dingin akan turun akibat dari
perbedaan berat jenisnya.
- Ketel dengan peredaran paksa, dimana aiar didalam ketel dipaksa bersirkulasi dengan
bantuan pompa, biasanya sistim ini dapakai pada ketel bertekan tinggi.

Keuntungan dan kerugian Ketel Pipa api.


Keuntungan.
1. Kontruksi ketel sederhana.
2. Biaya awal murah
3. Baik untuk kapasitas uap yang besar
4. Tidak bermasalah terhadap terhadap fluktuasi beban karena kapasitas uap cukup besar
dan jumlah air didalam tangki banyak.
5. Tidak memerlukan air pengisi yang begitu bersih.

Kerugian
1. Membutuhkan waktu star yang cukup lama untuk mendapatkan kwalitas uap yang
diinginkan.
2. Hanya dapat dipakai efisien untuk keperluan dengan kapasitas dan tekanan uap yang
rendah.

Keuntungan dan kerugian Ketel Pipa Air.


Keuntungan
1. Ketel dapat menghasilkan uap waktu yang cukup pendek.
2. Baik dan efisien dipakai untuk kapasitas dan tekanan uap yang tinggi.
3. Dapat mengunakan bermacam macam bahan bakar.
4. Dengan cara mudah instalsi ketel dapat dilengkapi dengan ekonomiser dan alat pemanas
lanjut ( superheater)

Kerugian
1. Kontruksi rumit dan biaya awal mahal.
2. Peka terhadap fluktuasi beban karena jumlah air dan kapasitas uap kecil.
3. Dikarenakan diameter pipa-pipa air yang kecil maka sulit untuk dibersihkan dari dalam
maka untuk itu perlu air pengisi yang sangat bersih

EFFISIENSI KEKEL
1. Efisiensi Ketel

Dimana: h2= Entalphi spesfifik uap keluar boiler ( kJ / Kg)


h1 = Efntalphi spesifik air pengisi boiler ( kJ / Kg)
Wu = Kapasitas boiler ( kg/jam)
Np = Nilai Pembakaran bahan bakar ( kJ/kg)
Wf = Jumlah bahan bakar yang dibakar ( Kg/jam)

2. Effisinsi Ekonomiser

Dimana: h2= Entalphi spesfifik air masuk ekonomiser ( kJ / Kg)


h1 = Efntalphi spesifik air keluar ekonomiser ( kJ / Kg)
Wa = Kapasitas ekonomiser ( kg/jam)
Q = Panas masuk Ekonomiser kJ/Jam

3. Efisiensi Superheater (APL)

Dimana: h2 = Entalphi spesfifik Uap masuk Superheater ( kJ / Kg)


h1 = Efntalphi spesifik Uap keluar Superheater( kJ / Kg)
Wu = Kapasitas aliran uap masuk superheater ( kg/jam)
Q = Panas masuk Superheater kJ/Jam

BAHAN BAKAR
Jenis-jenis baha bakar.
1. Bahan Bakar padat ( batu bara, Kokas , kayu dll)
Batu bara terbagi menjadi beberapa macam menurut umurnya, yang paling tua dinamakan
“antrasit” ditandai dengan nyala api yang kebiru-biruan bial ia dibakar. Batau bara
semakin tua semakin banyak mengandung energi/ kg nya dan semakin muda semakin
banyak mengandung gas. Batu bara yang muda nyala api ke merah-merahan.
2. Bahan bakar cair.
Misalnya Premium/Petrolium, minyak tanah , solar dll
3. Bahan bakar Gas.
Misalnya, LPG,LNG
Bahan bakar tersebut dapat pula digolongkan dalam 2 golongan :
1. Bahan bakar Alam
2. Bahan bakar Buatan

Bahan bakar umunya mengandung Unsur Carbon, Hydrogen, Sulfur, Nitrogen, Oksigen dll
Proses pembakaran adalh reaksi antara unsure-unsur yang ada didalam bahan bakar dengan
oksigen
Misalnya
Pembakaran unsur C
CO2C + O2 - panas---
Pembakaran unsur H
2H2 + O2 H2O panas----
Pembakaran unsur S
S + O2 SO2- panas-

Dengan mengetahui kandungan unsur yang ada didalam bahan bakar, maka akan dapat
ditentukan Nilai panas yang dihasilkan oleh bahan bakar.
Nilai Panas ( Nilai Pembakaran) HV ( Heating Value)
Nilai Panas adalah : jumlah panas yang dikeluarkan oleh 1kg bahan bakar bila bahan
bakar tersebut dibakar.
Pada gas hasil pembakaran terdapat H2O dalam bentuk uap atau cairan. Dengan
demikian nilai pembakaran bila H2O yang terbentuk berupa uap akan lebih kecil bila
dibandingkan dengan H2O yang terbentuk sebagai cairan. Berarti ada 2 macam Nilai
Pembakaran yaitu Nilai Pembakaran Atas (NPA) atau HHV dan Nilai Pembakaran Bawah.
(NPB) atau LHV.

NPA atau HHV adalah :Yaitu Nilai Pembakaran bila didalam gas hasil pembakaran terdapat
H2O berebentuk cairan

NPB atau LHV adalah:Yaitu Nilai Pembakaran bila didalam gas hasil pembakaran terdapat
H2O berbentuk gas.

Rumus Dulong & Petit untuk menghitung Nilai Panas


HHV = 33950 C + 144200 ( H2-O2/8) + 9400 S kJ/Kg (Prinsip Prinsip Konversi Energi)
C = persentase unsure Carbon.
H2 = persentase unsure Hidrogen.
S = persentase unsure Sulfur.
O2 = persentase unsure Oksigen.

LHV = HHV – 2400 ( M+9H2) kJ/Kg. (Prinsip Prinsip Konversi Energi)


M = Moinsture (kebasahan). Jumlah kebutuhan udara untuk proses pembakaran juga dapat
dihitung dengan persamaan pembakaran.
Komposisi udara = 21 % O2 dan 79 % N2 dll dalam Volume
atau
Dalam komposisi berat ; 23,2 % O2 dan 76,8 % N2 dll
Untuk mengitung kebutuhan udara teorits dapat digunakan rumus:

1. Jenis KETEL
Ketel adalah alat untuk membuat uap yang berguna untuk menggerakkan mesin-mesin
uap.
Adapun Jenis-jenis Ketel, yaitu ;
1. Ketel Pipa Api (fire tube boiler). Ketel pipa api merupakan bentuk khusus dari
perkembangan ketel jenis selongsong. Gas panas, bukannya uap dialirkan melalui
buluh-buluh (pipa-pipa). Kenaikan panas ketel pipa api jauh lebih efisien dari pada
ketel selongsong dan dapat mencapai efisien sekitar 70 persen. Sebuah boiler tabung
api adalah jenis boiler di mana gas panas dari api melewati satu atau lebih tabung
berjalan melalui wadah tertutup air. Panas dari gas ditransfer melalui dinding tabung
dengan konduksi panas, pemanas air dan akhirnya menciptakan uap.

2. Ketel Pipa Air (water tube boiler). Ketel pipa air meletakkan tekanan dalam pipa-pipa
dan diameter drum yang relative kecil tidak mampu menahan tekanan yang sangat tinggi
seperti pada pembangkit uap modern. Secara umum ketel pipa air dalam perkembangan
tampak seperti ketel pipa api kecuali bahwa uap air dan tekanan tinggi terletak di dalam
pipa-pipa dan gas pembakaran terletak di luar.
3. Ketel Tangki (shell type boiler)

Ketel tangki adalah drum atau selongsong (shell) silinder tertutup yang terisi air.
Bagian dari selongsong sedemikian rupa sehingga bagian bawahnya secara sederhana
terekspos ke panas, yaitu gas hasil pembakaran dari luar. Ketel jenis selongsong
berkembang secara berlahan menjadi bentuk yang modern seperti ketel elektrik, yang
mana panas disuplai oleh elktroda yang dipasang dalam air, atau akumulator yang
didalamnya panas disuplai oleh uap dari sumber luar yang mengalir melalui pipa-pipa
(tubes) di dalam selongsong. Dalam kedua hal ini selongsong tidak terekspos ke panas.

4. Pot type boiler

Pot type boiler, ditampilkan dalam Gambar 2, adalah jenis yang paling sederhana dan
terdiri dari sebuah tabung silinder dengan pelat tembaga akhir tinggal. Api, yang biasanya
dari burner alkohol, diterapkan pada permukaan eksternal boiler. Kemampuannya mengukus
dapat secara signifikan meningkat dengan penambahan sebuah tabung asap dan perisai
stainless steel yang membungkus kompor dan bagian bawah boiler. Jadi dikonfigurasi, boiler
panci bisa menjadi generator uap dewa dalam suhu moderat dan angin ringan.
lokomotif Tank adalah kandidat yang baik untuk boiler panci sejak tank menyembunyikan
perisai api. Sebuah kipas hisap dan blower yang tidak diperlukan untuk pembakaran karena
tidak ada keharusan untuk forced draft. Pot boiler memiliki kapasitas \` 1air yang besar dan
sederhana untuk uap. Namun, boiler panci cenderung menghitamkan karena api kompor yang
bersentuhan langsung dengan permukaan laras luar. Baik sumbu atau menguap burner tipe
dapat digunakan.

5. Center Flue Type

Center Flue Type, ditampilkan dalam Gambar 4, memiliki kapasitas air yang besar dan pusat
gravitasi rendah yang membuatnya ideal untuk perahu model. Pusat saluran teko dikelilingi
oleh air dan kadang-kadang memiliki beberapa tabung silang untuk meningkatkan sirkulasi.
Jenis boiler biasanya dipecat oleh kompor gas, karena api sudah benar-benar tertutup oleh
pusat buang. Oleh karena itu, kemungkinan api disengaja berkurang. Hal ini diperlukan untuk
menjaga tingkat ketinggian air yang tepat dalam jenis boiler untuk menghindari kerusakan
buang tengah. Ini menawarkan kemampuan kinerja yang baik dalam kondisi cuaca buruk.

Bagian2 Ketel uap


Ketel uap merupakan gabungan yang kompleks dari pipa-pipa penguapan (evaporator),
pemanas lanjut (superheater), pemanas air (ekonomiser) dan pemanas udara (air heater).
Pipa-pipa penguapan (evapurator) dan pemanas lanjut (superheater) mendapat kalor langsung
dari proses pembakaran bahan bakar, sedangkan pemanas air (economiser) dan pemanas
udara (air heater) mendapat kalor dari sisa gas hasil pembakaran sebelum dibuang ke
atmosfer
A. Evaporator
Evaporator adalah sebuah alat yang berfungsi untuk memanaskan air hingga berubah
menjadi uap jenuh, evapurator terdiri atas pipa-pipa air yang disusun dengan jarak sempit
agar penyerapan kalor setinggi mungkin. Pipa-pipa tersebut adalah pipa evapurator yang
berfungsi sebagau pipa penguapan yaitu merubah air menjadi uap, pipa evapurator terletak
disepanjang dinding ketel mengelilingi alat pembakar (Furnace).
Air masuk ketel melewati pipa pengatur turun (down corner) kemudian mengisi pipa
evapurator dan mengalami pemanasan oleh pembakaran bahan bakar dan air akan
mendidih lalu menuju Drum ketel oleh separator dilakukan proses pemisahan antara uap
dan air. Air yang tersisa akan disirkulasikan kembali ke pipa evapurator untuk dipanaskan
kembali. Selanjutnya uap tersebut akan dialirkan ke superheater untuk dipanaskan lebih
lanjut.

B. Pemanas Lanjut (Superheater)


Pemanas lanjut atau superheater (super = lebih, heater = pemanas) ialah alat untuk
memanaskan uap basah dari boiler menjadi uap yang dipanaskan lanjut. Uap yang
dipanaskan lanjut bila digunakan untuk melakukan kerja dengan jalan ekspansi di dalam
turbin tidak akan segera mengembun, sehingga mengurangi kemungkinan timbulnya
bahaya yang disebabkan terjadinya pukulan balik atau back stroke yang diakibatkan
mengembunnya uap sebelum pada waktunya sehingga menimbulkan vakum di tempat
yang tidak semestinya pada daerah ekspansi. Superheater terdiri atas 3 tingkat yaitu
Superheater I, Superheater IB dan Superheater II, kontrol temperatur menggunakan feed
water spraying (Attamperator), Attemperator I diletakkan diantara Superheater I dan
Superheater IB, Attemperator II diletakkan diantara Superheater IB dan Superheater II.
C. Ekonomiser
Gas buang setelah meninggalkan superheater, temperaturnya masih cukup tinggi sehingga
akan merupakan kerugian panas yang besar bila gas tersebut langsung dibuang lewat
cerobong. Gas buang yang masih panas ini dapat dimanfaatkan untuk memanasi air
terlebih dahulu sebelum dimasukkan ke dalam drum ketel, sehingga air dalam keadaan
panas. Air yang dalam keadaan panas pada saat masuk kedalam drum, dinding drum ketel
tidak mengerut sehingga drum ketel dapat lebih awet. Keuntungan lainnya adalah dengan
air yang telah dalam keadaan panas masuk ke dalam drum ketel tersebut untuk
menguapkannya di dalam furnace hanya sedikit saja dibutuhkan panas. Sehingga dengan
demikian untuk menguapkan air di dalam furnace hanya dibutuhkan sedikit bahan bakar,
sehingga pemakaian bahan bakar menjadi lebih hemat atau dengan kata lain biaya operasi
menjadi lebih ekonomis.

D. Air Heater
Air heater adalah pemanas udara pendahuluan sebelum dimasukkan kedalam ruang bakar,
sebagai pemanas digunakan gas-gas sisa hasil pembakaran sebelum dibuang ke atmosfer.
Pemanasan udara pendahuluan sebelum dimasukkan ke ruang bakar berarti mengurangi
kebutuhan untuk menaikkan temperatur udara di dalam ruang bakar, manfaat lain dengan
memanaskan udara pembakaran terlebih dahulu adalah agar dapat mempercepat
penguapan air yang terkandung dalam bahan bakar.

Ketel Uap (Boiler) di Pabrik Kelapa Sawit

Dalam pabrik kelapa sawit Ketel uap (Boiler) merupakan jantung dari sebuah pabrik kelapa
sawit. Dimana, ketel uap ini lah yang menjadi sumber tenaga dan sumber uap yang akan
dipakai untuk mengolah kelapa sawit. disini kita akan membahas sedikit tentang ketel uap
yang digunakan dalam pabrik kelapa sawit
Sebelum kita membahas ketel uap yang digunakan dipabrik kelapa sawit. ada baiknya kalau
kita mengetahui dahulu apa itu ketel uap dan berfungsi sebagai apa.
Ketel uap merupakan suatu alat konversi energi yang merubah Air menjadi Uap dengan cara
pemanasan dan panas yang dibutuhkan air untuk penguapan diperoleh dari pembakaran
bahan bakar pada ruang bakar ketel uap.
Uap (energi kalor) yang dihasilkan ketel uap dapat digunakan pada semua peralatan yang
membutuhkan uap di pabrik kelapa sawit, terutama turbin. Turbin disini adalah turbin uap
dimana sumber penggerak generatornya adalah uap yang dihasilkan dari ketel uap. selain
turbin alat lain di pabrik kelapa sawit yang membutuhkan uap seperti di sterilizer (Alat untuk
memasak TBS) dan distasiun pemurnian minyak (Klarifikasi). oleh karena itu kualitas uap
yang dihasilkan harus sesuai dengan kebutuhan yang ada dipabrik kelapa sawit tersebut.
karena jika tidak akan mengganggu proses pengolahan dipabrik kelapa sawit.
Bahan Bakar Ketel Uap

Agar kualita uap yang dihasilkan dari ketel uap sesuai dengan yang diinginkan/dibutuhkan
maka dibutuhkan sejumlah panas untuk menguapkan air tersebut, dimana panas tersebut
diperoleh dari pembakaran bahan bakar di ruang bakar ketel. Untuk mendapatkan
pembakaran yang sempurna didalam ketel maka diperlukan beberapa syarat, yaitu:
1. Perbandingan pemakaian bahan bakar harus sesuai (cangkang dan serabut)
2. Udara yang dipakai harus mencukupi
3. Waktu yang diperlukan untutk proses pembakaran harus cukup.
4. Panas yang cukup untuk memulai pembakaran
5. Kerapatan yang cukup untuk merambatkan nyala api

Dalam hal ini bahan bakar yang digunakan adalah serabut dan cangkang, Adapaun alasan
mengapa digunakan serabut dan cangkang sebagai bahan bakar adalah :
1.      Bahan bakar cangkang dan serabut cukup tersedia dan mudah diperoleh dipabrik.
2.      Cangkang dan serabut merupakan limbah dari pabrik kelapa sawit apabila tidak
digunakan.
3.      Nilai kalor bahan bakar cangkang dan serabut memenuhi persyaratan untuk
menghasilkan panas yang dibutuhkan.
4.      Sisa pembakaran bahan bakar dapat digunakan serbagai pupuk untuk tanaman kelapa
sawit.
5.      Harga lebih ekonomis.
Cangkang adalah sejenis bahan bakar padat yang berwarna hitam berbentuk seperti
batok kelapa dan agak bulat, terdapat pada bagian dalam pada buah kelapa sawit yang
diselubungi oleh serabut.
Pada bahan bakar cangkang ini terdapat berbagai unsur kimia antara lain : Carbon (C),
Hidrogen (H2), Nitrogen (N2), Oksigen (O2) dan Abu. Dimana unsur kimia yang terkandung
pada cangkang mempunyai persentase (%) yang berbeda jumlahnya., bahan bakar cangkang
ini setelah mengalami proses pembakaran akan berubah menjadi arang, kemudian arang
tersebut dengan adanya udara pada dapur akan terbang sebagai ukuran partikel kecil yang
dinamakan peatikel pijar.
Apabila pemakaian cangkang ini terlalu banyak dari serabut akan menghambat proses
pembakaran akibat penumpukan arang dan nyala api kurang sempurna, dan jika cangkang
digunakan sedikit, panas yang dihasilkan akan rendah.karena cangkang apabila dibakar akan
mengeluarkan panas yan besar.
Serabut adalah bahan bakar padat yang bebentuk seperti rambut, apabila telah
mengalami proses pengolahan berwarna coklat muda, serabut ini terdapat dibagian kedua dari
buah kelapa sawit setelah kulit buah kelapa sawit.didalam serabut dan daging buah sawitlah
minyak CPO terkandung.
Panas yang dihasilkan serabut jumlahnya lebih kecil dari yang dihasilkan oleh
cangkang, oleh karena itu perbandingan lebih besar serabut dari pada cangkang.disamping
serabut lebih cepat habis menjadi abu apabila dibakar, pemakaian serabut yang berlebihan
akan berdampak buruk pada proses pembakaran karena dapat menghambat proses
perambatan panas pada pipa water wall, akibat abu hasil pembakaran beterbangan dalam
ruang dapur dan menutupi pipa water wall,disamping mempersulit pembuangan dari pintu
ekspansion door (Pintu keluar untuk abu dan arang) akibat terjadinya penumpukan yang
berlebihan.

Ketel uap yang digunakan di pabrik kelapa sawit biasanya adalah ketel uap dengan kapasitas
uap 20.000 Kg uap/jam dan dengan tekanan 20 kg/cm2. dimana dibutuhkan 2 unit boiler
untuk pabrik kelapa sawit dengan kapasitas olah 45 ton TBS/jam.

Sebagian besar ketel uap yang digunakan pada pabrik kelapa sawit adalah ketel uap yang
menghasilkan uap superheated, dimana uap ini digunakan pertama kali untuk memutar turbin
sebagai pembangkit tenaga listrik kemudian sisa uap dari pembangkit tersebut digunakan
sebagai pemanasan TBS pada sterilizer.

Menurut jenisnya ketel uap terbagi menjadi 2 bagia yaitu : ketel pipa air dan ketel pipa api.
ketel yang digunakan pada pabrik kelapa sawit adalah ketel pipa air. maksudnya adalah air
berada didalam pipa dipanaskan oleh api yang berada diluar pipa air.
Untuk menghitung kapasitau uapa pada ketel uap yang dibutuhkan adalah dengan :
- kebutuhan uap pada pabrik kelapa sawit adalah 0.6 ton uap/ton TBS
- Jadi untuk pabrik 45 ton membutuhkan boiler = 45 ton x 0.6 = 27 ton uap/jam
Maka dari itu dibutuhkan 2 unit ketel uap dengan kapasita uap 20 ton uap/jam pada masing-
masing ketel uap.

 Gambar Boiler yang digunakan di Pabrik Kelapa Sawit

Biasanya bolier yang digunakan di pabrik kelapa sawit memiliki spesifikasi sebagai berikut:
1. Kapasita Uap                                                 :  20 Ton/jam
2. Temperatur Uap                                            :  280 C
3. Tekanan Uap                                                  :  20 kg/cm2
4. Temperatur air umpan                                  :  90 C
5. Effisiensi Ketel Uap                                    :  75 %
6. Pemakaian bahan bakar                                :  75% serabut dan 25% cangkang.

Anda mungkin juga menyukai