Anda di halaman 1dari 27

MODUL PEMBANGKIT UAP DAN TURBIN

DISUSUN OLEH:
M. AGRIS MUQTAVIN (1421504813)
M.DWI PRASTIYO (1421504776)

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945


SURABAYA
2018
PERANCANGAN BOILER
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha


Esa atas segala hidayah dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelusaikan modul Pembangkit Uap dan Turbin mengenai
Perancangan Boiler ini.

Perancangan boiler ini merupakan salah satu subbab dari materi


Pengbangkit Uap dan Turbin yang merupakan matakuliah tambahan bagi
mahasiswa program sajana (S1) di program studi keteknikan.

Modul ini telah penulis susun semaksimal mungkin dan mendapat


bantuan dari berbagai macam pihak sehingga dapat memperlancar
pembuatan modul ini.

Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih


banyak kekuranyan baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka penulis menerima
segala macam kritik dan saran dari pembaca agar penulis dapat
memperbaiki modul ini.

Akhir kata penulis berharap semoga modul tentang konveksi paksa


aliran laminer pada plat datar ini dapat memberikan manfaat dan inspirasi
bagi para pembaca untuk dapat menyelesaikan permasalah yang sama.

Surabaya, 05 Juli 2018

M.AGRIS MUQTAVIN
BAB I

PENDAHULUAN

Boiler digunakan di hampir semua proses perindustrian untuk


proses pemanasan. Panas merubah air produksi menjadi uap. Uap hasil
dari boiler dapat digunakan menjadi penggerak turbin untuk PLTU.
Proses pemanasan boiler umumnya bisa menggunakan bahan bakar dan
bisa menggunakan listrik. Panas yang dihasilkan oleh pemanas
disalurkankan ke drum penyimpanan air pada boiler drum untuk
memanaskan air hingga fasanya berubah menjadi uap. Dalam hal ini
penulis akan merancang sistem kendali guna mengendalikan proses pada
sistem boiler. Untuk mengendalikan semua proses pada boiler
dibutuhkan metode kontrol yang baik dan handal supaya mendapatkan
hasil seperti yang diinginkan.

1. Standar Kompetensi
Setelah mempelajari Sistem Pembangkit Uap di harapkan
mahasiswa dapat memahami serta mengalikasikan perancangan
suatu pembangkit uap dengan macam bahan bakar yang di
gunakan dan cara menanggulangi efisiensi pada suatu pembangkit
uap.

2. Ruang lingkup
Pada dasarnya peralatan industry memang tidak ada habisnya.
Bolier merupakan alat pemesinan yang paling umum digunakan
pada industry besar, bahkan industry kecil menggunakan boiler
khususnya pada pembuatan tahu untuk pengukusan hasil dari uap.
3. Manfaat
Manfaat mempelajari modul perancangan boiler system pemanas
yang sangat cepat dan pengaplikasi pada ketel uap sangat luas,
mulai dari industry kecil bahkan industry besar. Khusus nya pada
pembuatan tahu proses pengukusan dengan menggunakan boiler
bisa mempercepat di bandingkan pengukusan pada dandang besar
yang dipanaskan diatas air.

I. Tinjauan mata kuliah

1. Deskripsi mata kuliah


Memahami hukum thermodinamika dan penggunaan hukum
pertama dan hokum kedua. Memahami Siklus carnot dan
Rankine baik yang ideal serta pemakain pemanas air umpan.
Menganalisa berbagai macam- macam boiler, turbin Uap serta
efisiensinya .

2. Kegunaan mata kuliah


Kegunaaan mata kulia System Pembangkit Uap dan Turbin
sebagai dasar untuk maha mahasiswa dapat memahami dan
mendalami cara menghitung siklus pembangkit tenaga,
pemilihan bahan bakar untuk pembangkit dan macam macam
perangkat penunjang pembangkit dengan mengaplikasikan siklus
pembangkit tenaga dan pemilihan turbin bertingkat.

3. Sasaran belajar
Pembelajaran dengan cara pada awal kuliah seluruh mahasiswa
mendapat materi kuliah dan tugas dan dapat di download di
siakad materi, mencari rerfrensi buku yang mengenai Sistem
Pembangkit Uap. Mengerjakan soal- soal yang di berikan, serta
Pembuatan makalah.

4. Urutan penyajian
Diharapkan sebelum memahami tentang boiler, harus memahami
satuan british dan SI, Siklus Rankine, Siklus Carnot, Pembangkit
Uap dengan bahan bakar fosil, Ketel pipa air, Sirkulasi air.

5. Petunjuk belajar memahami modul


Setelah membaca di biasakan dengan langsung latihan atau
menyelesaikan soal-soal yang berbeda permasalahan, merangkum
apa yang sudah di pelajari
BAB II

DASAR TEORI

1. BOILER / KETEL UAP


Pada dasarnya boiler atau ketel uap adalah alat yang berfungsi
memanaskan air dengan cara hasil dari pembakaran bahan bakar,
hasil dari panas prose pembakaran, selanjutnya hasil panas di
alirkan ke air sehingga menghasilkan steam (uap air dengan
temperatur tinggi). Disimpulkan bahwa ketel uap atau bolier
berfungsi memproduksi steam (uap air) yang bisa digunakan
proses kebutuhan lainnya.

A. Bedasarkan aliran fluida Boiler dibagi beberapa macam :


 Boiler pipa api ( fire tube boiler )

Gambar 1. boiler pipa api


Jenis ini tubenya dialiri dengan gas pembakaran dan
bagian yaitu sell yang dialiri air yang diuapkan. Tubenya
di lindungi oleh air yang di dinginkan. Pada boiler ini
sering dipakai industry kecil.

 Boliler pipa air ( water tube boiler )

Gambar 2. Boiler pipa air

Pada tipe ini banyak yang dipakai pada industry skala


besar. Boiler pipa air kebalikan dari pipa air, gas
pembakaran dari furnace di lewatkan ke pipa yang berisi
air yang diuapkan.

B. Panasnya boiler untuk pembuatan uap dapat klasifikasikan :

 Boiler menggunakan bahan bakar alami


 Boiler menggunakan bahan bakar buatan
 Boiler menggunakan dapur listrik
 Boiler menggunakan energy nuklir
2. Uap
Uap adalah sejenis fluida yang berupa fasa gas dari air, bila
pemanasan mencapai temperature mendidih dibawah tekanan
tertentu, uap air sendiri tidak berwarna.

Dalam hukum gas uap air tidak termasuk di dalamnya, terkecuali


uap tersebut benar-benar kering 100%. Bila uap air kering dipanas
kan lanjut akan menjadi uap air panas lanjut dapat dikatakan
sebagai gas sempurna.

Uap air terbentuk dalam tiga jenis, yaitu


1. Uap saturasi basah
2. Uap saturasi kering
3. Uap adi panas

a. Uap saturasi basah


Adalah uap yang masih mengandung air
Bila 1 kg uap saturasi basah terdiri dari
- Ms kg/kg uap kering
- mw kg/kg air, maka dikatakan kadar uap
tersebut
ms
X=
ms+mw

Untuk uap saturasi basah : X<1


b. sedangkan uap saturasi kering
X=1

Enthalpy uap saturasi ;

Hsat = Hw + XL kkal/kg

Hsat = enthalpy uap saturasi, kkl/kg

Ha = enthalpy air pada suhu saturasi, kkal/kg

X = kadar uap

L = panas laten, kkal/kg

Untuk uap saturasi kering ( X = 1), maka :

Hsat = Ha + L kkal/kg

c. Enthalpy uap adi panas

Hsup = Hsat + Cp (tsup - tsup ) kkal/kg


Hsup = enthalpy uap adi panas, kkl/kg
Cp = panas jenis uap rata-rata, kkal/kg ˚C
tsup = temperature uap adi panas, ˚C
tsat = temperature uap saturasi, ˚C
perlu diketahu bahwa pemanasan air dan penguapan langsung
pada tekanan tetap. Begitu juga pada pemanasan lanjut uap
langsung pada tekanan tetap. Entropi uap pada tekanan tetap,
terdiri dari :
1. Kenaikan entropi air selama pemanasan dari titik lebur
sampai titik didih masih di bawah tekanan tertetu
2. Entropi naik selama peristiwa penguapan
3. Ertropi naik selama pemasan lanjut

Diaram T-s entropi temperature sangat membantu menyelesaikan


soal-soal ekspansi secara adiabatic. Dari diagram menunjukkan
entropi dari fluida, diatas titik air, dari kordinat menunjukkan
temperature fluida. Pada gambar grafik ABCD menggambarkan
pemanasan 1 kg air dari titik cair (0˚C) sampai air suhu adi panas
(tsup ˚C) pada tekanan uap ( constan ). Grafik AB digambarkan
pemanasan air sampai saturasi (tsup ˚C) kenaikan entropi ; Sw
kkal/kg ˚C di ukur sepanjang garis AB.

Gambar 1.1 grafik temperature entropi khusu air dan uap


BAB III

PERANCANGAN

1. Desain Penelitian
 Kapasitas uap = 1378 Kg/jam
 Tipe boiler = vertical fire tube boiler
 Diameter dalam = 800 mm (r = 400 mm= 15,74 in)
 Diameter pipa api = 70 mm (2,75 in)
 Tekanan perancangan P = 6 bar = 87 lb/in2
 Jenis hasil uap = uap jenuh
 Temperatur operasi = 100oC-150oC

2. Perhitungan Konstruksi Boiler


a. Badan boiler
Material dalam merencanakan badan boiler ini menggunakan
bahan SA 285 Grade C merupakan material carbon steel untuk
boiler pada ASME Section IV.
Material SA 285 Grade C didapatkan data sebagai berikut :
- S = maximum allowable stress value (11 Ksi= 11000 lb/in 2)
- E = joint coefficient (85%=0,85)
- P = Tekanan perancangan = 6 bar = 87 lb/in2
- R = radius dalam badan boiler r = 400 mm= 15,74 in
- Tinggi boiler = 2000 mm = 79 in

P.R 87 . 15 , 74
t= = = 0,147 in = 3,8 mm
S . E − 0 ,6 . P 11000 . 0 , 85− 0 , 6 . 87
jadi dengan maximum allowable working pressre 87 lb/in 2
ketebalan plat yang direncanakan sebesar 0,147 in atau 3,8 mm,
dan didapatkan diameter luar badan boiler sebesar 804 mm.

b. Pipa api
Fire tube yang dirancang harus dapat menahan Maximum
2
Allowable Working Pressure (MAWP) sebesar 87 lb/in . Material
fire tube menggunakan seamless carbon steel SA 53 Grade B untuk
boiler pada ASME Section IV. Firetube pada boiler ini merupakan
part yang mendapatkan external pressure.
Material SA 53 Grade B didapatkan data sebagai berikut:
- S = maximum allowable stress value (11 Ksi= 11000 lb/in 2)
- E = joint coefficient (85%=0,85)
- Dluar firetube= 70 mm = 2,75 in
- L firetube= 1500 mm = 60 in
- Tekanan perancangan P = 6 bar = 87 lb/in2
- T = 150o

Menentukan L/DO dan DO /t :

L/DO = 60/2,75 = 21,81 in

Diasumsikan DO/t = 60
Dari tabel ASME section II part D 2010 table 6 hal 791 dan ASME
section II part D 2010 table CS-2 hal 794 didapatkan :

Fakto
Do/ Faktor Faktor B
L/Do TO(C) Faktor A rB
t A (lb/in2)
(mpa)
60 10,000 3,22x104 150 1,6x104 15,63 2266,93
60 21,810 3,1x104 150 3,1x104 60,72 9377,73
60 25,00 3,07x104 150 7,83x104 77,90 11298,44

B 9377 , 73
P= = = 156,29 lb/in2
Do/t 60

P>P1 (156,29 lb/in2 > 87 lb/in2) jadi dapat digunakan.

t = Do/60 = 70/60 = 1,16 mm

dari perhitungan didapatkan t = 1,16 mm, maka ketebalan firetube


yang digunakan agar lebih mudah dibulatkan menjadi 1,2 mm. Jadi
diameter dalam firetube 68,8 mm.
c. Tubesheet

Tubesheet adalah tempat untuk menopang pipa-pipa api pada


boiler. Tubesheet merupakan bagian yang mendapatkan tekanan
yang paling besar. Oleh karena itu tubesheet harus dapat
menahan Maximum Allowable Working Pressure (MAWP)
yang direncanakan. Material tubesheet menggunakan SA 285
Grade C merupakan material carbon steel untuk boiler pada
ASME Section IV. Material SA 285 Grade C didapatkan data
sebagai berikut:

- S = maximum allowable stress value (11 Ksi= 11000 lb/in 2)


- E = joint coefficient (85%=0,85)
- P = Tekanan perancangan = 6 bar = 87 lb/in2
- p = maksimal jarak antar pipa api = 120 mm = 4,724 in
- C = 2,7 untuk pipa api pengelasan ketebalan kurang dari
11mm (7/16 in) dan 2,8 untuk pipa api pengelasan ketebalan
lebih dari 11mm (7/16 in)
- Dluar firetube= 70 mm = 2,75 in
Perhitungan Maximum Allowable Working Pressure 87 lb/in 2
adalah

√( )( )
2
P π .D
t= . ( p )−
2
C.S 4

√( )( )
2
87 π .2 , 75 = 0,219 in
t= . ( 4,724 ) −
2
2 , 7.11000 4

hasil perhitungan menunjukan ketebalan tubesheet sebesar 0,219 in


(5,6 mm), agar mudah dibulatkan menjadi 0,236 in (6 mm).

2 2
C . S .t 2 ,7 .11000 . 0,236
P = 2 π .D = 2
2
2
π . 2 ,75 = 101 lb/in
2
P − 4,724 −
4 4

Jadi ketebalan plat yang direncanakan sebesar 6 mm (0,236in)dapat


menahan tekanan sebesar 101 lb/in2.

d. Ligament
Ligament adalah jarak plat antar lubang pipa api pada tubesheet.
Ligament menggunakan pola jarak yang sama pada setiap baris.
p = jarak antar lubang = 4,724 in = 120 mm
d = diameter lubang pipa api = 2,75 in = 70 mm
efisiensi ligament dihitung dengan menggunakan rumus :
p−d 4,724 − 2 ,75
E= = = 0,4178 = 41,78%
p 4,724
Jadi efisiensi ligament adalah 41,78%. Sesuai dengan rumus dari
ASME efisiensi ligament dipengaruhi oleh besarnya diameter
pipa dan juga jarak antar pipa api. Pertimbangan perancangan
ligament pada perancangan ini yaitu dengan diameter pipa
yang relatif kecil yaitu 70 mm dan
berjumlah 21 pipa, maka akan mendapatkan permukaan pipa
yang semakin luas sehingga air yang ada disekitar api dapat cepat
mendidih.

e. Pipa nozzle

Pipa nosel berfungsi sebagai penopang instrumen boiler


seperti safety valve, pressure gauge / manometer, thermometer,
water level gauge, main steam valve, dan blowdown. Kebutuhan
pipa nosel disesuaikan dengan kebutuhan fungsi instrumennya,
jadi ada perbedaan ukuran pipa nosel setiap instrumen. Material
pipa nosel menggunakan seamless carbon steel SA 53 Grade B
untuk boiler ditunjukkan pada ASME Section IV Table HF-300.1
hal 73.Dari material SA 53 Grade B didapatkan data sebagai
berikut :

- S = maximum allowable stress value (12 Ksi= 12000 lb/in 2)


- E = joint coefficient (85%=0,85)
- P = Tekanan perancangan = 6 bar = 87 lb/in2
- R1 = Radius dalam pipa nosel = 0,5 in = 12,7 mm
- R2 = Radius dalam pipa nosel = 1 in = 25,4 mm
 Pipa nosel safety valve, manometer,thermometer and water
level gauge
P.R1
t= + 0 , 04
S . E − 0 ,6. P
87.0 ,5
t= +0 ,04 = 0,044 in
12000.0 , 85 − 0 ,6.87
 Pipa nosel main steam dan blowdown

P.R2
t= + 0 , 04
S . E − 0 ,6. P

87. 1
t= +0 ,04 = 0,049 in
12000.0 , 85 − 0 ,6.87

Ketebalan Pipa nosel minimal yang diijinkan yaitu 1 mm (0,04


in). Jadi dari hasil perhitungan yaitu 0,049 in (1,24 mm)
memenuhi syarat dan dapat digunakan. Untuk panjang minimal
nosel pada ASME Section IV yaitu 1,5 dari tebal nosel, peneliti
membuat panjang yang sama untuk nosel 1 dan 2 yaitu sebesar 13
mm.

3. Perhitungan beban
- ⍴air = 1000 kg/m3
- Rb = 400 mm = 0,4 m
- Rt = 35 mm = 0,035 m
- Rd = 350 mm = 0,35 m
- Lb = luas alas badan boiler (π.r2)
- Lt = luas alas pipa api (π.r2)
- Ld = luas dapur (π.r2)
- Tta = 500 mm = 0,5 m
- Tba = 800 mm = 0,8
- Td = 450 mm = 0,45 m
- Jumlah pipa = 22
a. Volume badan boiler
Vbadan boiler = Lb x tba
Vbadan boiler = 0,4021 m3
b. Volume pipa api
Vfiretube= Lt x ta
Vfiretube= 0,0019 m3
c. Volume pipa api total
Vfiretube total = Vfiretube + jumlah pipa
Vfiretube total = 0,04 m3
d. Volume dapur
Vdapur= Ld x Td
Vdapur= 0,1731 m3
e. Volume air
Vair = Vbadan boiler – (Vfiretube total + Vdapur)
Vair = 0,186 m3
f. Massa air pengisian
Mair= Vair x ⍴air
Mair= 186,61 liter
4. Perhitungan tekanan air
- Db = 800 mm = 0,8 m
- Tb = 2000 mm = 2m
- Lt = luas dinding pipa api
- Dt = 70 mm = 0,07 m
- Tt= 1500 mm = 1,5 m
- Ld = luas dapur
- Dd= 700 mm = 0,7 m
- Td = 450 mm = 0,45 m
- Ma = beban air pengisisan
a. Lebar dinding boiler
Ldinding badan boiler= π. Db. Tb = 5,02 m2
b. Lebar firetube total
Lfiretube total= Lfiretube x jumlah pipa = 7,25 m2
c. Ldapur = π. Dd. Td = 0,88 m2
d. Total permukaan= Ldinding badan boiler + Lfiretube total + Ldapur
Total permukaan = 13,14 m2
M AIR
e. Tekanan kerja = =141 , 9 N /m2
TOTAL PERMUKAAN
5. Perhitungan volume ruang uap
- Vsb = volume badan boiler
- Vsf = volume pipa api
- Lsb = luas badan boiler (π.r2)
- Lsf = luas pipa api (π.r2)
- Rsb = 0,4 m
- Rsf = 0.035 m
- Tsb = 2 m
- Tsf = 1,5 m
a. Volume badan boiler
Vsb = Lsb x Tsb = 1 m3
b. Volume pipa api
Vsf = Lsf x Tsf = 0,0058 m3
c. VRUANG UAP= Vsb – Vsf = 0,9990 m3 = 999 L

Jadi volume ruang uap sebesar 0,9990 m3 = 999 L

6. Perhitungan kebutuhan bahan bakar

Bahan bakar yang digunakan untuk proses pemanasan adalah


solar. Kebutuhan bahan bakar diketahui dari perhitungan-
perhitungan berikut ini:

- S = Kapasitas boiler (diasumsikan S=1400 kg/jam)


- Q = jumlah panas yg dipindahkan boiler
- ∆i = entalpi uap – entalpi air pengisian ketel
- Entalpi uap pada tekanan kerja 6 bar = 2756,2 kj/kg
- Entalpi pengisian ketel pada 1 atm = 419,06 kj/kg

Q = S x ∆i

Q = 1400x (2756,2-419,06)

Q = 3271996 kj/jam

Konsumsi bahan bakar boiler

- B = konsumsi bahan bakar boiler


- LHV = low heating value bahan bakar solar = 43,4 mj/kg
- ηboiler = efisiensi boiler rata-rata sebesar 70%

Q
B= = 107702,3 kg/jam
LHV X ηboiler

Jadi kebutuhan bahan bakar solar pada boiler sebesar 107702,3


kg/jam, kebutuhan tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan uap
boiler dengan kapasitas 1400 kg/jam
7. Perhitungan penguapan awal
Dari perhitungan bahan bakar didapatkan data sebagai berikut :
- B = 107702,3 kg/jam
- Q = 3271996 kj/jam
- Massa air pengisisan boiler 186,61 kg = 186610 gr
- ∆T = perubahan temperatur dimna temperatur awal air
20oC dan temperatur air saat mendidih 100oC
0
- C= kalor jenis air = 1,0069 kal/gram C

Q = M . C . ∆T = 186610 x 1,0069 x (100-20)

Q = 15031808,7 cal = 62893087,6 J= 62893,08 KJ

Selanjutnya untuk mendapatkan waktu pemanasan awal dengan


perhitungan sebagai berikut :

Q1=Q2

Q1 = 3271996 KJ/JAM

Q2 = 62893,08 Kj

Q1=Q2

3271996 = 62893,08

5,2 = JAM
1
Waktu penguapan awal = jam = 0,192 jam = 12 menit
5 ,2

Jadi air mulai menguap pada waktu 12 menit pada saat bahan bakar
maksimal.

8. Perhitungan penggunaan uap


Penggunaan uap dari boiler menjadi ukuran berapakah produksi
maksimal yang dapat dihasilkan dari boiler yang telah dirancang.

Cair = 4200 J/KgoC

Cuap = 2100 J/KgoC

M = 1378 kg

V. Rangkuman

Jadi yang dibutuhan uap air setiap 1 kali masak sebesar 1378 kg uap air.
Jika disesuaikan dengan kapasitas produksi uap boiler, maka setiap 1
kali masak kira- kira membutuhkan waktu 1 jam.
BAB IV

CONTOH SOAL

 Observasi pembangkit boiler uap selama uji satu jam:


– tekanan uap : 20 bar
– Temperatur uap : 2600 C
– Uap yang dihasilkan : 37.500 kg
– Temperatur air memasuki ekonomiser : 150 C
– Temperatur air meninggalkan ekonomiser : 900 C
– Bahan bakar yang digunakan: 4.400 kg
– Energi pembakaran bahan bakar: 30.000 kJ/kg
 Hitunglah: a. Penguapan ekivalen per kg bahan bakar b.
Efisiensi termal pembangkit c. Persen energi panas dari
bahan bakar yang terpakai oleh ekonomiser.
Pembahasan :
DAFTAR PUSTAKA

1. Purba,Jonas.2017.”perancangan boiler pipa api untuk perebusan


bubur kedelai pada industri tahu kapasitas uap jenuh 160 Kg/jam”
2. Ardiyanto,dwi,effendy.2013.”rancang bangun boiler untuk proses
pemanasan sistem uap pada industri tahu dengan menggunakan
software catia V5”
3. M.M El-Wakil.1984”powerplant technology”, McGraw-hill

Anda mungkin juga menyukai