Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

SISTEM PENGOPERASIAN BOILER, DAMPAK DAN EFEK PENGGUNAAN


BOILER DI ATAS KAPAL

Disusun oleh:

MUHAMMAD ANAS SHOFI

D-IV TRPK A SEMESTER VII

NIT. 07.19.014.1.02

PROGRAM DIPLOMA IV TEKNIKA

POLITEKNIK PELAYARAN SURABAYA

TAHUN AJARAN 2023


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Makalah ilmiah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu saya
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ilmiah ini.

Akhir kata saya berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi terhadap pembaca.

Surabaya, 20 Juni 2023

MUHAMMAD ANAS SHOFI


NIT. 07.19.014.1.02
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Saat ini, pembangkit listrik tenaga uap terdiri dari setidaknya satu pembangkit uap,
atau yang disebut ketel uap, yang dasarnya adalah alat yang mengubah air menjadi uap
bertekanan. Ketel uap disebut ``boiler'' dalam bahasa Inggris, berasal dari ``boil'' yang
berarti ``mendidih'' atau ``menguap''. Oleh karena itu boiler dapat diartikan sebagai alat
penghasil uap yang dapat mengubah energi kimiawi dari bahan bakar padat (cair padat
dan gas) menjadi energi panas. Uap yang dihasilkan oleh ketel uap adalah gas yang
dihasilkan dengan mengubah fasa cair menjadi uap atau gas melalui proses perebusan
yang membutuhkan sejumlah energi untuk menghasilkannya. Cairan yang dipanaskan
menyebabkan molekul bergerak cepat, meninggalkan lingkungan dan berubah menjadi
uap. Air di dekat area pemanas memiliki suhu yang lebih tinggi (berat jenis lebih rendah)
daripada air yang lebih dingin, sehingga air panas naik ke permukaan dan air yang lebih
dingin tenggelam. Proses ini berlangsung terus menerus (bersirkulasi) dalam bentuk uap.
Uap yang dihasilkan oleh boiler dapat digunakan untuk berbagai keperluan seperti :
Pembangkit listrik dan utilitas industri.
Boiler di atas kapal adalah sebuah perangkat yang digunakan untuk menghasilkan uap
yang digunakan dalam berbagai sistem di kapal. Uap yang dihasilkan oleh boiler dapat
digunakan untuk tujuan pemanasan, penggerak turbin, dan penghasil listrik. Boiler di atas
kapal biasanya menggunakan bahan bakar seperti minyak bakar, gas alam, atau batu bara
untuk menghasilkan panas. Panas ini kemudian digunakan untuk memanaskan air dalam
boiler dan mengubahnya menjadi uap. Proses ini melibatkan pembakaran bahan bakar di
dalam ruang bakar boiler, dan panas yang dihasilkan ditransfer ke air yang mengelilingi
ruang bakar. Uap yang dihasilkan oleh boiler digunakan dalam berbagai sistem di kapal,
termasuk sistem penggerak turbin untuk menghasilkan tenaga gerak kapal, pemanasan
ruangan, dan penghasil listrik melalui turbin uap atau generator. Uap juga dapat
digunakan untuk proses industri di kapal seperti pengolahan makanan atau desalinasi air
laut.
Boiler di atas kapal sangat penting untuk menjaga operasional kapal dengan efisien.
Perawatan dan pemeliharaan yang baik diperlukan agar boiler tetap berfungsi dengan baik
dan aman. Pemeriksaan rutin, pembersihan, dan penggantian suku cadang yang rusak atau
aus adalah beberapa langkah yang biasanya dilakukan untuk menjaga boiler dalam
kondisi yang optimal. Penting juga untuk memastikan keselamatan dalam pengoperasian
boiler di atas kapal. Sistem pengaman seperti katup tekanan dan alat pengaman lainnya
harus dipasang dan diperiksa secara teratur. Selain itu, awak kapal yang bertanggung
jawab terhadap operasi boiler harus terlatih dan memahami prosedur keselamatan yang
berlaku.
Dengan memahami sistem pengoperasian boiler, dampak penggunaannya, dan potensi
perbaikan yang dapat dilakukan, kita dapat meningkatkan efisiensi, keamanan, dan
dampak lingkungan dalam penggunaan boiler. Melalui penelitian dan pengembangan
yang berkelanjutan, diharapkan dapat ditemukan solusi inovatif untuk meningkatkan
kinerja boiler dan mengurangi dampak negatifnya, baik dari segi operasional maupun
lingkungan.
Dalam makalah ini, akan dijelaskan secara rinci mengenai sistem pengoperasian
boiler, dampak penggunaannya, serta upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
efisiensi dan mengurangi dampak negatif dalam penggunaan boiler di berbagai sektor
industri.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana sistem pengoperasian boiler di atas kapal?
2. Apa dampak penggunaan boiler di atas kapal?
3. Apa efek penggunaan boiler di atas kapal?

C. TUJUAN
1. Untuk menegetahui sistem pengoperasian boiler di atas kapal
2. Untuk menegetahui dampak penggunaan boiler di atas kapal
3. Untuk menegetahui efek penggunaan boiler di atas kapal
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN BOILER
Boiler pada prinsipnya dibagi menjadi 2 yaitu Boiler pipa api (Fire Tube
Boiler) dan Boiler pipa air (Water Tube Boiler). Pada Boiler pipa api gas panas
melewati pipa-pipa dan air umpan boiler ada didalam shell untuk dirubah menjadi
uap. Boiler pipa api digunakan untuk menghasilkan uap dengan kapasitaskecil sekitar
12 ton/jam dengan tekanan steam rendah sampai sedang (s.d 18 Kg/cm2F = atau
sekitar 250 psi). Pada Boiler jenis ini nyala api dan gas panas diperoleh dari hasil
pembakaran bahan bakar untuk men-transfer panasnya. Gas panas dilewatkan melalui
pipa-pipa disekitar dinding luar yang dikelilingi oleh air atau uap yang telah
terbentuk.

Sedangkan Boiler pipa air (Water Tube Boiler) adalah boiler yang biasanya
menghasilkan uap dengan tekanan dan kapasitas yang besar. Boiler jenis ini biasanya
mempunyai tekanan kerja diatas 18 Kg/cm2F atau sekitar 250 psi dan kapasitas diatas
12 Ton/Jam. Boiler jenis ini adalah boiler yang peredaran airnya terjadi didalam pipa
pipa yang dikelilingi oleh nyala api dan gas panas dari luar susunan pipa. Kontruksi
pipa-pipa yang dipasang didalam boiler dapat berbentuk lurus (Straight Tube) dan
juga dapat berbentuk pengkolan/pipa bengkok (Bend Tube) tergantung dari jenis
boilernya. Pipa-pipa yang lurus dipasang secara paralel didalam boiler dihubungkan
dengan Header, kemudian Header tersebut dihubungkan dengan bejana uap yang
dipasang secara horizontal diatas susunan pipa.

B. PENGOPERASIAN BOILER DI ATAS KAPAL


1. Persiapan penyalaan dan pemeriksaan boiler:
a. Pastikan gelas pedoman ketinggalan
b. Periksa peralatan blow down
c. Periksa pengukur tekanan
d. Periksa peralatan air pengisi
e. Periksa peralatan pembakaran dan ventilasi
2. Menyalakan boiler:
a. Mengaktifkan sistem bahan bakar dan memastikan suplai bahan bakar
stabil.
b. Menghidupkan burner dan mengatur suhu serta tekanan awal sesuai
dengan spesifikasi boiler.
c. Memastikan adanya aliran udara yang cukup dan kualitas pembakaran
yang optimal.

C. DAMPAK PENGGUNAAN BOILER DI ATAS KAPAL


1. Emisi Gas Buang: Boiler di kapal menggunakan bahan bakar seperti minyak
bakar atau batu bara yang menghasilkan emisi gas buang. Emisi tersebut dapat
mencakup gas rumah kaca seperti karbon dioksida (CO2) dan gas polutan
seperti nitrogen oksida (NOx) dan sulfur dioksida (SO2). Emisi ini dapat
berkontribusi pada perubahan iklim dan polusi udara.
2. Polusi Air: Boiler di kapal membutuhkan air untuk menghasilkan uap. Limbah
atau air kondensat yang dihasilkan oleh boiler mengandung zat kimia dan
residu bahan bakar yang dapat mencemari perairan sekitarnya jika tidak
dikelola dengan baik.
3. Keselamatan dan Kesehatan Pekerja: Operasi boiler di kapal melibatkan risiko
kecelakaan dan bahaya bagi kesehatan pekerja. Pekerja yang berhubungan
langsung dengan operasi boiler harus memiliki pelatihan yang memadai dan
mematuhi prosedur keselamatan yang ditetapkan untuk mencegah insiden
yang berpotensi fatal.
4. Konsumsi Bahan Bakar: Boiler di kapal menggunakan bahan bakar untuk
menghasilkan uap. Konsumsi bahan bakar yang tinggi dapat berdampak pada
biaya operasional yang signifikan dan ketergantungan pada sumber energi
tertentu.
5. Pemanasan Global dan Perubahan Iklim: Emisi gas rumah kaca yang
dihasilkan oleh boiler di kapal berkontribusi pada pemanasan global dan
perubahan iklim. Hal ini dapat memengaruhi ekosistem laut dan menyebabkan
dampak negatif terhadap lingkungan maritim.
Cara penanggulangannya:
1. Mengadopsi teknologi boiler yang lebih efisien, seperti boiler berbahan bakar
LNG (Liquid Natural Gas) yang lebih bersih dan ramah lingkungan.
2. Memastikan pemeliharaan rutin dan perawatan boiler untuk meminimalkan
emisi gas buang yang berlebihan dan mengoptimalkan efisiensi pembakaran.
3. Mengelola dan membuang limbah boiler dengan benar untuk mencegah
pencemaran air.
4. Menggunakan sistem pemulihan panas (heat recovery) untuk memanfaatkan
panas buang dari boiler dan meningkatkan efisiensi energi.
5. Mematuhi peraturan dan standar internasional terkait emisi gas buang dan
perlindungan lingkungan.

D. EFEK PENGGUNAAN BOILER DI ATAS KAPAL


1. Efek Positif:
a. Pembangkit Energi: Boiler di kapal menghasilkan uap yang digunakan
untuk menggerakkan turbin atau mesin, yang pada gilirannya
menghasilkan energi listrik atau energi mekanis. Ini memungkinkan
kapal beroperasi secara efisien dan menggerakkan berbagai sistem dan
peralatan di kapal.
b. Pemanasan dan Pendinginan: Boiler di kapal juga digunakan untuk
memanaskan air atau udara yang diperlukan untuk keperluan
pemanasan dan pendinginan di kapal. Ini termasuk sistem pemanas di
kabin kru dan penumpang, sistem pemanas di ruang mesin, atau sistem
pendingin udara di area tertentu di kapal.

2. Efek Negatif:
a. Emisi Gas Buang: Penggunaan bahan bakar dalam boiler di kapal
menghasilkan emisi gas buang seperti karbon dioksida (CO2), nitrogen
oksida (NOx), sulfur dioksida (SO2), dan partikel debu. Emisi ini
dapat berkontribusi pada polusi udara dan perubahan iklim jika tidak
dikelola dengan baik.
b. Polusi Air: Limbah atau air kondensat yang dihasilkan oleh boiler di
kapal mengandung zat kimia dan residu bahan bakar. Jika tidak
dikelola dengan baik, dapat mencemari perairan sekitarnya dan
berdampak negatif pada ekosistem laut.
c. Konsumsi Bahan Bakar: Boiler di kapal membutuhkan bahan bakar
untuk menghasilkan uap. Konsumsi bahan bakar yang tinggi dapat
berdampak pada biaya operasional yang signifikan dan ketergantungan
pada pasokan bahan bakar.
d. Risiko Keselamatan: Operasi boiler di kapal melibatkan risiko
kecelakaan dan bahaya bagi kesehatan pekerja. Pekerja yang
berhubungan langsung dengan boiler harus mematuhi prosedur
keselamatan yang ditetapkan dan dilengkapi dengan peralatan
pelindung pribadi yang tepat.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pengoperasian boiler membutuhkan pemahaman yang baik tentang prinsip
kerjanya, pengaturan suhu, tekanan, dan aliran fluida kerja. Operator boiler harus
dilengkapi dengan pengetahuan teknis yang memadai untuk menjalankan boiler
dengan efisien dan aman. Penggunaan boiler di atas kapal memiliki dampak buruk
seperti resiko keselamatan, pencemaran udara, pencemaran air, pemanasan global dan
perubahan iklim. Namun penggunaan boiler di atas kapal memiliki efek positif yaitu
uap yang dihasilkan dapat digunakan untuk menggerakkan turbin atau mesin dan
dapat memanfaatkan uap panas untuk keperluan pemanasan di kapal.

B. SARAN
Pelajari dan pahami manual operasional: Pastikan memahami dengan baik
manual operasional yang disediakan oleh produsen boiler. Manual ini akan
memberikan instruksi yang jelas mengenai pengoperasian boiler, termasuk prosedur
start-up, shutdown, pengaturan suhu, tekanan, dan tindakan pencegahan dalam situasi
darurat. Ikuti prosedur keselamatan yang ditetapkan: Keselamatan adalah hal yang
sangat penting dalam pengoperasian boiler. Pastikan Anda dan semua operator
mengikuti prosedur keselamatan yang ditetapkan, termasuk penggunaan alat
pelindung diri (APD) yang sesuai. Perhatikan tanda bahaya, periksa sistem pengaman
secara teratur, dan siapkan tindakan pencegahan dan tanggapan darurat yang tepat.

Anda mungkin juga menyukai