Anda di halaman 1dari 57

MAKALAH MESIN KONVERSI ENERGI

“BOILER PIPA AIR”

DISUSUN OLEH
1. Ali Ridho (061740411491)
2. Crisnah Nainggolan (061740411495)
3. Trecy Rezatantia (061740411509)

Kelas : 4 EGA
Kelompok : 1

DOSEN PEMBIMBING

Tahdid, S.T.,M.T.

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


TEKNIK KIMIA PROGRAM STUDI D IV TEKNIK ENERGI
2018 / 2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT karena berkat rahmat dan
karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Adapun makalah yang kami
buat membahas tentang “BOILER PIPA AIR”. Kami membuat makalah ini dengan sungguh-
sungguh dan penuh dengan semangat. Kami harap makalah yang kami buat dapat bermanfaat
bagi para pembaca.
Kami menyadari bahwa didalam makalah ini masih banyak kesalahan-kesalahan
yang harus kami perbaiki. Maka dari itu, saran dan kritikan yang membangun sangat kami
butuhkan demi perbaikan pembuatan-pembuatan makalah selanjutya.

Palembang, 4 Maret 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................................................................i

Daftar Isi ...................................................................................................................ii

BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................................1

1.1 Latar Belakang ....................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................3

1.3 Tujuan ..................................................................................................................4

BAB II. PEMBAHASAN .........................................................................................5

2.1 Mesin Pembakaran dalam dan Luar .....................................................................5

2.2 Steam ....................................................................................................................8

2.3 Boiler ....................................................................................................................14

2.4 Boiler Pipa Air .....................................................................................................16

2.5 Bagian-Bagian Boiler Pipa Air ............................................................................32

2.6 Prinsip Kerja Boiler Pipa Air ...............................................................................49

BAB III. PENUTUP .................................................................................................42

Kesimpulan ................................................................................................................42

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Steam generator/pesawat pembangkit uap/ketel uap/boiler adalah suatu bejana


tertutup yang terbuat dari baja digunakan untuk menghasilkan uap. Atau unit pesawat yang
dapat dipakai untuk merubah energi panas dari bahan bakar diberikan kepada air melalui
bagian pendidih sehingga terbentuk uap. Untuk menghasilkan uap bertekanan pada boiler
diperlukan panas/kalor, panas ini berasal dari proses pembakaran bahan bakar yang terjadi
pada ruang bakar. Uap yang dihasilkan oleh ketel uap, dipergunakan sebagai fluida kerja
atau sebagai media pemanas untuk berbagai macam keperluan, dari keperluan rumah
tangga atau sampai dengan keperluan industri.
Proses ketel uap secara sederhana dapat digambarkan seperti proses memasak air,
dimana dalam pemanasan air dibutuhkan sumber energi panas guna memasaknya.
Pemanasan diperoleh dari bahan bakar padat, cair, gas ataupun dari tenaga listrik dan
tenaga-tenaga lainnya. Proses ketel uap adalah suatu kombinasi dari peralatan-peralatan
yang bekerja untuk memproduksi panas dengan media fluida yang diuapkan dengan
kapasitas dan tekann serta temperature tertentu, pada umumnya uap tersebut dipergunakan
diluar ketel uap.
Proses pemanasan pada ketel uap dilaksanakan dengan tiga tahap, yaitu sebagai
berikut:
1. Proses pemanasan sehingga air menjdi uap basah ( wet steam )
2. Proses pemanasan sehingga air jenuh menjadi uap jenuh ( saturated steam )
3. Proses pemanasan sehingga uap jenuh menjadi uap panas lanjut ( superheated steam).
Proses uap panas pada aplikasinya kadang memerlukan pengerjaan lanjut sehingga
diperoleh uap panas kering untuk pemanasan tersebut. Selain itu air isian juga perlu
penanganan khusus agar dalam proses pembentukan uap tidak menimbulkan efek-efek
yang dapat merugikan pada ketel. Keseluruhan proses itu harus dikontrol sehingga

1
pelaksanaan produksi uap terkondisi dan tidak membahayakan bagi operator dan
lingkungan sekitarnya.
Fungsi boiler yaitu sebagai penghasil uap panas, sedang didunia perminyakan
uap/steam dari boiler ini digunakan untuk:
 Proses pengolahan minyak
 Pemanasan minyak berat
 Sebagai fluida kerja/penggerak turbin uap, mesin uap
 Membersihkan pipa minyak

Syarat-syarat Boiler Yang Baik


Boiler yang baik harus memenuhi persyaratan yang ditinjau dari segi teknis,
ekonomis, maupun keselamatan kerja. Persyaratan umum yang harus dipenuhi adalah:
 Hemat dalam pemakaian bahan bakar.
 Pengoperasian fleksibel ( dapat menyesuaikan naik turunnya beban ).
 Konstruksi ringkas dan sederhana agar mudah dalam pengoperasian dan
perawatannya.
 Mempunyai system pembuangan lumpur yang baik.
 Dapat menghasilkan uap yang bersih
 Material yang digunakan memenuhi standar yang berlaku.
 Dilengkapi peralatan pengaman yang memenuhi standar dari dinas pengawasan
keselamatan kerja Departemen Tenaga Kerja.
 Jumlah panas yang hilang karena radiasi harus sekecil-kecilnya.
 Peredaran gas panas dari pembakaran harus baik sehingga transfer panas dapat
maksimal.
 Perbandingan ruang uap dan air, saluran luar dan sirkulasi air yang memadai
 Boiler harus dapat dioperasikan dalam waktu singkat.

2
Klasifikasi Boiler
 Berdasarkan isi tube/pipa:
 Boiler lorong api
 Boiler pipa api (fire tube/smoke tube boiler)
 Boiler pipa air (water tube boiler)
 Boiler kombinasi

Gambar 1.1. Diagram skematis Ruang Boiler (Anonim, 2009)

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan motor mesin pembakaran dalam dan motor mesin
pembakaran luar?
2. Apa yang dimaksud dengan boiler?
3. Apa yang dimaksud dengan boiler pipa air?
4. Bagaimana sistem kerja Boiler pipa air?
5. Apa saja bagian-bagian dari Boiler pipa air ?

3
1.3 Tujuan
Penulisan makalah ini memiliki beberapa tujuan, antara lain :

1. Mengetahui motor mesin pembakaran dalam dan motor mesin pembakaran luar
2. Mengetahui pengertian Boiler dan Boiler pipa air
3. Mengetahui dan memahami prinsip kerja dari Boiler pipa air
4. Mengetahui bagian-bagian dari Boiler pipa air

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Mesin pembakaran dalam dan luar

Mesin adalah alat mekanik atau elektrik yang mengirim atau mengubah energi
untuk melakukan atau membantu pelaksanaan tugas manusia. Biasanya membutuhkan
sebuah masukan sebagai pelatuk, mengirim energi yang telah diubah menjadi sebuah
keluaran, yang melakukan tugas yang telah disetel. Mesin dalam bahasa Indonesia
sering pula disebut dengan sebutan pesawat, contoh pesawat telepon untuk tejemahan
bahasa Inggris telephone machine. Namun belakangan kata pesawat cenderung
mengarah ke kapal terbang.

Mesin telah mengembangkan kemampuan manusia sejak sebelum adanya catatan


tertulis. Perbedaan utama dari alat sederhana dan mekanisme atau pesawat sederhana
adalah sumber tenaga dan mungkin pengoperasian yang bebas. Istilah mesin biasanya
menunjuk ke bagian yang bekerja bersama untuk melakukan kerja. Biasanya alat-alat
ini mengurangi intensitas gaya yang dilakukan, mengubah arah gaya, atau mengubah
suatu bentuk gerak atau energi ke bentuk lainnya.

1. Mesin pembakaran dalam ;


a. Mesin bensin
b. Mesin Diesel
c. Four-stroke cycle
d. Two-stroke cycle
e. Mesin Wankel

5
Mesin pembakaran dalam adalah sebuah mesin yang sumber tenaganya berasal
dari pengembangan gas-gas panas bertekanan tinggi hasil pembakaran campuran bahan
bakar dan udara, yang berlangsung di dalam ruang tertutup dalam mesin, yang disebut
ruang bakar (combustion chamber).

Sebuah mesin piston bekerja dengan membakar bahan bakar hidrokarbon atau
hidrogen untuk menekan sebuah piston, sedangkan sebuah mesin jet bekerja dengan
panas pembakaran yang mendorong bagian dalam nozzle dan ruang pembakaran,
sehingga mendorong mesin ke depan. Secara kontras, sebuah mesin pembakaran luar
seperti mesin uap, bekerja ketika proses pembakaran memanaskan fluida yang bekerja
terpisah, seperti air atau uap, yang kemudian melakukan kerja. Mesin jet, kebanyakan
roket dan banyak turbin gas termasuk dalam mesin pembakaran dalam, tetapi istilah
“mesin pembakaran dalam” seringkali menuju ke “mesin piston”, yang merupakan tipe
paling umum mesin pembakaran dalam. Mesin pembakaran dalam ditemukan di Cina,
dengan penemuan kembang api pada Dinasti Song. Mesin pembakaran dalam
resiprokat (mesin piston) ditemukan oleh Samuel Morey yang menerima paten pada 1
April.

6
2. Mesin pembakaran luar ;
a. Mesin uap
b. Mesin Stirling
c. fourstroke

Mesin pembakaran luar atau sering disebut juga sebagai eksternal combustion engine
(ECE), yaitu dimana proses pembakarannya terjadi diluar mesin.

Hal-hal yang dimiliki pada mesin pembakaran luar yaitu :


a. dapat memakai semua bentuk bahan bakar.
b. dapat memakai bahan bakar yang bermutu rendah.
c. cocok untuk melayani beban-beban besar dalam satu poros.
d. lebih cocok dipakai untuk daya tinggi

contoh mesin pembakaran luar misalnya pesawat tenaga uap, pelaksanaan


pembakaran dilakukan diluar mesin. Pada motor bakar torak tidak terdapat proses
pemindahan kalor gas pembakaran ke fluida kerja, karena itu jumlah komponen motor
bakar sedikit, cukup sederhana, lebih kompak, dan lebih ringan dibandingkan dengan
mesin pembakaran luar (mesin uap). Karena itu pula penggunaan motor bakar sangat
banyak dan menguntungkan. Penggunaan motor bakar dalam masyrakat antara lain
adalah dalam bidang transportasi, penerangan, dan sebagainya.

7
2.2 Steam

2.2.1 Pengertian Steam


Steam atau air yang berbentuk gas merupakan media panas yang sangat
penting karena memiliki kandungan panas yang sangat besar (panas kodensasi), dan
merupakan bahan pemanas yang paling banyak digunakan dalam industri kimia.
Sebagian besar kandungan panas steam merupakan panas kondensasi, karena
itu panas tersebut mutlak harus dimanfaatkan. Agar steam yang belum
termanfaatkan tidak ada yang keluar dari sistem pemanas dan agar tidak terjadi
pemampatan kondensat di dalam ruang pemanas, maka pada saluran keluar harus
dipasang alat penyalur kondensat. Penyalur kondensat ini juga dapat
mempertahankan tekanan uap dalam ruang pemanas agar tetap tinggi.
Pada pemanasan tidak langsung, panas yang dimanfaatkan hanya panas
superheated steam dan panas kondensasi. Temperatur yang diinginkan dalam ruang
pemanas dapat diatur dengan regulator tekanan. Melalui pentil, pemasukan steam-
pun bisa diatur. Dengan mengumpulkan steam secara langsung ke dalam bahan yang
akan dipanaskan, panas sensibel cairan akan termanfaatkan dengan lebih baik.
Air sangat menguntungkan jika digunakan sebagai media pemanas karena
memiliki panas kondensasi yang besar sekali, tidak mudah terbakar, dan tidak
beracun. Steam dapat mengakibatkan luka bakar yang parah terutama bila seluruh
panas kondensasi dibebaskan di atas kulit. Oleh karena itu, saluran-saluran yang
dialiri steam tidak boleh dimanipulasi sebelum saluran dibebaskan dari tekanan dan
didinginkan.
Steam dibuat di pusat pembangkitan steam di dalam ketel uap/steam (ketel
radiasi, ketel bakar, ketel listrik) dengan mengunakan bahan bakar batu bara,
minyak pemanas, atau listrik. Steam ini dibuat dari air yang telah dihilangkan
seluruh garam-garam dan gasnya (air umpan ketel). Di sini terbentuk steam pada
temperatur yang sesuai dengan tekaan di dalam ketel. Steam yang terbentuk
dipanaskan lebih lanjut oleh gas buang sehingga kehilangan panas pada saat
transportasi ke tempat pemakaian tidak segera menyebabkan terjadinya kondensasi.

8
Setelah tekanan tinggi direduksi, misalnya di dalam turbin uap, dan air
diinjeksikan ke dalam steam berkalor lebih, steam tersebut kemudian dialirkan ke
konsumen melalui saluran-saluran yang terisolasi dengan baik. Di tempat
pemakaian, yang dibutuhkan terutama ialah panas kondensasinya. Karena steam
tidak dapat disimpan, maka kelebihan steam akan diubah menjadi air panas atau air
hangat.
Alat pemanas yang mengunakan steam sebagai media pemanas mudah untuk
diatur dengan baik. Pemanasan dapat dilakukan dengan mengalirkan steam
langsung ke bahan proses yang akan dipanaskan. Temperatur pemanasan maksimal
yang dapat dicapai pada peralatan yang menggunakan ventilasi adalah 100 oC. Cara
ini hanya dapat digunakan bila air maupun penambahan volume tidak mengganggu
sistem. Panggunaan steam dapat dilakukan secara tidak langsung, misalnya dalam
alat penukar panas. Temperatur yang dapat dicapai secara teoritis sama dengan
temperatur kondensasi steam.

2.2.2 Macam-Macam Steam

Steam dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:

a. Saturated Steam, yaitu uap air yang terbentuk pada suhu didih dan tidak
mengandung titik-titik air maupun gas asing.
b. Wet Steam, yaitu campuran dari saturated steam dan titik-titik air yang
terdistribusi merata. Steam ini terbentuk misalnya pada waktu air mendidih
dengan sangat kuat atau karena kondensasi sebagian dari uap jenuh.
c. Supaerheated Steam, yaitu uap yang dipanaskan melebihi temperatur didihnya.
Pada tekanan yang sama steam ini memiliki kerapatan lebih rendah daripada
saturated steam.

9
2.2.3 Syarat Steam
Tekanan dan temperatur steam harus diketahui agar keadaan steam ini dapat
diidentifikasi dengan baik. Untuk mengolah 1 kg air pada temperatur 0 oC menjadi
steam diperlukan panas sebagai berikut:
 Panas sensibel cairan, yaitu jumlah panas yang diperlukan untuk memanaskan
air tersebut dari 0 oC ke temperatur didih.
 Panas penguapan, yaitu jumlah panas yang diperlukan untuk menguapkan air
tersebut pada temperatur didih tanpa terjadi keaikan temperatur.
 Panas steam lanjut, yaitu panas yang diperlukan untuk pemanasan saturated
steam sehingga terjadi superheated steam.
 Jumlah panas keseluruhan yang dibutuhkan untuk mengubah air bertemperatur
0 oC menjadi steam disebut kandungan panas dari uap/steam (kkal/kg). Pada
pemanfaatan steam sebagai media pemanas akan terjadi hal-hal sebagai berikut:
 Pada waktu pendinginan, superheated steam akan melepaskan panasnya sampai
menjadi saturated steam.
 Jumlah panas yang dibebaskan ini relatif kecil (misalnya hanya 10 %) bila
dibandingkan dengan jumlah panas kondensasi.
 Pada waktu pedinginan, saturated steam akan segera terkondensasi. Seluruh
panas kondensasi akan dibebaskan, yang besarnya sama dengan panas
penguapan.
 Pada waktu pendinginan kondensat, sebagian energi panas dibebaskan lagi
(panas sensibel air). Penggunaan energi panas ini hampir selalu berlangsung
dengan tidak sempurna dalam sistem pemanasan yang pertama. Panas yang
tersisa sering dimanfaatkan lagi dalam alat penukar panas selanjutnya, misalnya
untuk pemanasan awal bahan-bahan proses yang akan diumpankan.

Kualitas Steam harus tersedia pada titik penggunaan:


 Dalam jumlah yang benar untuk menjamin bahwa aliran panas yang memadai
tersedia untuk perpindahan panas

10
 Pada suhu dan tekanan yang benar, atau akan mempengaruhi kinerja
 Bebas dari udara dan gas yang dapat mengembun yang dapat menghambat
perpindahan panas
 Bersih, karena kerak (misal karat atau endapan karbonat) atau kotoran dapat
meningkatkan laju erosi pada lengkungan pipa dan orifice kecil dari steam traps
dan kran
 Kering, dengan adanya tetesan air dalam steam akan menurunkan entalpi
penguapan aktual, dan juga akan mengakibatkan pembentukan kerak pada
dinding pipa dan permukaan perpindahan panas.

2.2.4 Proses Steam

Bagaimana kondisi air dikatakan telah mendidih itu? Secara visual, air
dikatakan mendidih ketika banyak gelembung air yang bergejolak ketika air
dipanaskan. Prosesnya disebut proses kenaikan titik didih.

Air yang dipanaskan akan mendidih dan menghasilkan uap air (sumber:
doblellave.com)

11
1. Titik didih (Tb)

sebuah zat itu akan mendidih ketika tekanan uap zat cair sama dengan tekanan
udara luar. Jadi, titik didih larutan adalah temperatur saat tekanan uap zat cair
sama dengan tekanan udara luar. Titik didih yang diukur tanpa
memperhitungkan pengaruh tekanan disebut titik didih normal. Titik didih
normal ditetapkan berada pada 760 mmHg (≈760 torr), yaitu tekanan rata-rata
pada permukaan laut. Disi ni simbol titik didih yang dipakai adalah Tb dari
boiling , dan kalau versi bahasa Indonesia yaitu Td dari didih.

Proses terjadinya pendidihan diawali ketika kita mulai memanaskan sebuah zat.
Misalnya, saat kita memanaskan air, partikel-partikel air akan saling
berpisah membentuk uap air. Proses ini mengakibatkan kenaikan tekanan zat
cair. Ketika tekanan zat cair sama dengan tekanan lingkungan luar maka
terjadilah peristiwa pendidihan. Pada saat air mencapai temperatur
100ºC,tekanannya menjadi 1 atm (≈760 torr ≈ 760 mmHg ≈ 101.325 Pa), sama
dengan tekanan udara di luar. Hal ini menunjukan bahwa titik didih air adalah
100ºC.

2. Kenaikan titik didih larutan (∆Tb)

Bagaimana jika ke dalam air ditambahkan zat terlarut misalnya gula pasir?
Partikel-partikel gula pasir akan menghambat proses penguapan molekul air
sehingga untuk mencapai tekanan uap air sama dengan tekanan udara luar,
diperlukan temperatur yang lebih besar lagi. Dengan demikian, apabila ke dalam
air ditambahkan zat terlarut maka titik didih larutan akan naik. Jadi kenaikan titik
didih larutan dapat ditentukan sebagai selisih antara titik didih larutan
dengan titik didih pelarut.

∆Tb = Tb(larutan) – Tb(pelarut)

12
Untuk dapat membandingkan titik didih beberapa zat, di bawah ini diberikan data
titik didih larutan dan tetapannya (Kb).

Untuk menentukan nilai kenaikan titik didih larutan dapat digunakan persamaan
sebagaimana penentuan penurunan titik beku larutan. Persamaan yang digunakan
adalah:

∆Tb = Tb (larutan) – Tb (pelarut)

∆Tb = m . Kb

Dengan, ∆ Tb =kenaikan titik didih (boiling point elevation)

m = molalitas

Kb = tetapan kenaikan titik didih (oC kg/mol)

Titik didih melibatkan lebih dari satu fase kondisi atau fase zat terkait (fase cair-
gas). Oleh karena itu, akibat penurunan tekanan uap, dapat dijelaskan diagram
fase.

13
2.2.5 Proses steam pada boiler
Untuk merubah air yang berbentuk phase cair ke steam (phase uap), energi
panas ditambahkan untuk awalnya menaikan temperatur disebut sebagai “sensible
heat” titik didih air pada tekanan atmosphere adalah 100 0C (212 oF) dan akan naik
bila tekanan pada system dinaikan. Ketika perubahan air (liquid) menjadi steam
(uap) mulai berjalan, temperaturnya tidak berubah lagi dengan penambahan panas.
Fluida memperlihatkan hubungan antara tekanan dan temperature jenuh sewaktu
perubahan dari air ke steam. Energi panas yang diberikan untuk merubah dari phasa
cair ke uap dengan temperature tetap disebut “latent heat” dari penguapan. Steam
yang sepenuhnya menguap tapi belum dipanaskan sampai pada tempareture diatas
temperature jenuhnya disebut sebagai “dry saturated steam”. Steamyang belum
sepenuhnya di uapkan disebut “wet steam”. Persent beratnya dari titik air (water
droplet) didalam wet steam diketahui sebagai % moisture. Persen qualitas dari wet
steam didapat dengan mengurangkan % moisture dari 100 % Jumlah total panas
dalam sejumlah “dry saturated steam” termasuk sejumlah sensible heat diatas 0 oC
(32 oC) dan “latent heat” penguapan. Umumnya bila tekanan “dry saturated steam”
naik maka besarnya sensible heat juga naik dan besarnya latent heat turun.

2.3 Boiler
Boiler adalah bejana tertutup dimana panas pembakaran dialirkan ke air sampai
terbentuk air panas atau steam. Air panas atau steam pada tekanan tertentu kemudian
digunakan untuk mengalirkan panas ke suatu proses. Air adalah media yang berguna dan
murah untuk mengalirkan panas ke suatu proses. Jika air dididihkan sampai menjadi
steam, volumnya akan meningkat sekitar 1.600 kali, menghasilkan tenaga yang
menyerupai bubuk mesiu yang mudah meledak, sehingga boiler merupakan peralatan
yang harus dikelola dan dijaga dengan sangat baik.
Sistem boiler terdiri dari: sistem air umpan, sistem steam dan sistem bahan bakar.
Sistem air umpan menyediakan air untuk boiler secara otomatis sesuai dengan kebutuhan
steam. Berbagai kran disediakan untuk keperluan perawatan dan perbaikan. Sistem

14
steam mengumpulkan dan mengontrol produksi steam dalam boiler. Steam dialirkan
melalui sistem pemipaan ke titik pengguna. Pada keseluruhan sistem, tekanan steam
diatur menggunakan kran dan dipantau dengan alat pemantau tekanan. Sistem bahan
bakar adalah semua peralatan yang digunakan untuk menyediakan bahan bakar untuk
menghasilkan panas yang dibutuhkan. Peralatan yang diperlukan pada sistem bahan
bakar tergantung pada jenis bahan bakar yang digunakan pada sistem.
Air yang disuplai ke boiler untuk diubah menjadi steam disebut air umpan. Dua
sumber air umpan adalah:
1. Kondensat atau steam yang mengembun yang kembali dari proses dan
2. Air makeup (air baku yang sudah diolah) yang harus diumpankan dari luar ruang
boiler dan plant proses.
Untuk mendapatkan efisiensi boiler yang lebih tinggi, digunakan economizer untuk
memanaskan awal air umpan menggunakan limbah panas pada gas buang.
Boiler atau ketel uap merupakan sebuah alat untuk menghasilkan uap, dimana
terdiri dari dua bagian yang penting : dapur pemanasan, yaitu untuk menghasilkan panas
yang didapat dari pembakaran bahan bakar dan boiler proper, yaitu sebuah alat yang
mengubah air menjadi uap. Fluida panas (uap) kemudian disirkulasikan dari ketel untuk
berbagai proses dalam aplikasi industri, seperti untuk penggerak, pemanas, dan lain-lain.
Energi kalor yang dibangkitkan dalam sistem boiler memiliki nilai tekanan, temperatur,
dan laju aliran yang menentukan pemanfaatan steam yang akan digunakan.

Berdasarkan ketiga hal tersebut sistem boiler mengenal keadaan tekanan-temperatur


rendah (low pressure/LP), dan tekanan-temperatur tinggi (high pressure/HP), dengan
perbedaan itu pemanfaatan steam yang keluar dari sistem boiler dimanfaatkan dalam
suatu proses untuk memanasakan cairan dan menjalankan suatu mesin (commercial and
industrial boilers), atau membangkitkan energi listrik dengan merubah energi kalor
menjadi energi mekanik kemudian memutar generator sehingga menghasilkan energi
listrik (power boilers). Namun, ada juga yang menggabungkan kedua sistem boiler
tersebut, yang memanfaatkan tekanan-temperatur tinggi untuk membangkitkan energi

15
listrik, kemudian sisa steam dari turbin dengan keadaan tekanan-temperatur rendah
dapat dimanfaatkan ke dalam proses industri dengan bantuan heat recovery boiler.

Hal-hal yang mempengaruhi effisiensi boiler adalah bahan bakar dan kualitas air
umpan boiler. Parameter-parameter yang mempengaruhi kualitas air umpan boiler antara
lain :
1. Oksigen terlarut : Dalam jumlah yang tinggi dapat menyebabkan korosi pada
peralatan boiler.
2. Kekeruhan : Dapat mengendap pada perpipaan dan peralatan proses serta
mengganggu proses.
3. pH : Bila tidak sesuai dengan standart kualitas air umpan boiler dapat menyebabkan
korosi pada peralatan.
4. Kesadahan : Merupakan kandungan ion Ca dan Mg yang dapat menyebabkan kerak
pada peralatan dan perpipaan boiler sehingga menimbulkan local overheating.

Berdasarkan tipe pipa, boiler diklasifikasikan menjadi 2 yaitu boiler pipa api (fire
tube boiler) dan boiler pipa air (water tube boiler).

2.4 Boiler Pipa Air

Boiler pipa-air memiliki desain berkebalikan dengan boiler pipa-api. Boiler ini
mensirkulasikan air melewati saluran-saluran pipa dengan sumber panas berasal dari
ruang bakar (furnace). Sebuah tanki air yang biasa disebut dengan steam drum,
menjadi salah satu karakteristik boiler pipa-air. Steam drum berfungsi sebagai tanki air
yang dijaga levelnya untuk memastikan selalu ada air tersirkulasi ke pipa-pipa air.
Selain itu steam drum juga berfungsi untuk memisahkan uap air basah dengan air. Uap
air basah yang keluar dari steam drum biasanya akan dipanaskan lebih lanjut untuk
menghasilkan uap panas lanjut (superheated steam).

16
Desain boiler pipa-air yang populer dilengkapi dengan pipa-pipa air yang didesain
menjadi dinding ruang bakar (wall-tube). Air dari steam drum turun melewati pipa
bernama downcomer ke sebuah pipa header yang terhubung dengan semua ujung
bawah pipa wall-tube. Ujung wall-tube yang lain yang berada di bagian atas ruang
bakar terhubung langsung dengan steam drum. Di bagian wall-tube inilah terjadi
perubahan fase dari air menjadi uap air. Sistem pipa-air ini menghasilkan sirkulasi air
tertutup antara steam drum-downcomer-wall-tube- dan kembali ke steam drum.
Dari steam drum hanya uap air basah saja yang akan keluar.

Boiler pipa-air sekalipun memiliki desain yang sedikit lebih kompleks daripada
boiler pipa-api, namun boiler pipa-air cenderung lebih mampu menghasilkan kualitas
uap air yang lebih tinggi (lebih superheated). Oleh karena itulah boiler pipa-air lebih
cocok diaplikasikan pada industri-industri besar yang lebih menuntut kualitas uap air
tinggi seperti pembangkit listrik tenaga uap.

Berdasarkan desain yang berbeda-beda boiler pipa-air dapat diklasifikasikan sebagai


berikut:

 Boiler John Blakey (1766)

Boiler yang di desain oleh John Blakey ini menjadi cikal bakal boiler pipa-
air. Boiler ini tersusun atas sebuah tunggu vertikal yang di tengah-tengahnya ditata
beberapa pipa terhubung yang dibuat miring membentuk sudut tertentu. Kedua
ujung dari susunan pipa-pipa tersebut terhubung dengan pipa yang berdiameter

17
lebih kecil. Boiler ini dipatenkan oleh John Blakey pada tahun 1766, namun tidak
terlalu populer di kala itu.

 Boiler James Rumsey (1788)

Boiler pipa-air pertama yang lebih fungsional diciptakan oleh seorang ahli
rekayasa mekanika asal Amerika Serikat bernama James Rumsey. Ia diketahui
mematenkan beberapa desain boiler pipa-air, sehingga membuat James Rumsey
disebut-sebut sebagai bapak penemu boiler pipa-air. Satu desain yang paling
terkenal adalah sebuah perahu bertenaga uap.

Perahu yang ketika itu dibuat untuk menyeberangi sungai Potomac, dilengkapi
dengan sebuah boiler pipa-air. Pipa-pipa air pada boiler tersebut didesain berliku-
liku secara horisontal, berada di dalam sebuah tungku api berukuran cukup besar.
Uap air yang diproduksi digunakan untuk menggerakkan sebuah piston uap.

18
Piston uap, menggunakan poros tunggal, terhubung dengan piston lain yang berada
di bawahnya. Piston kedua tersebut berfungsi sebagai pompa air, dengan media air
sungai tempat perahu beroperasi.Poros piston, juga terhubung dengan sebuah
pendulum besar. Pendulum tersebut terhubung dengan pompa injektor dan pompa
udara di sisi kondensor. Uap yang masuk ke dalam piston uap akan mengangkat
poros, sehingga piston air juga terangkat, dan menghisap air sungai masuk ke dalam
silinder piston air. Ketika poros mencapai titik mati atas, sebuah knop di poros akan
menyentuh sebuah mekanisme tongkat, sehingga katup kontrol akan berubah
posisi.Ketika katup kontrol berubah posisi, maka uap di dalam silinder uap akan
terbuang dan masuk ke dalam kondensor. Piston air juga akan ikut terdorong turun,
sehingga air keluar dari silinder, melewati nozzle di sisi buritan kapal, sehingga
menciptakan daya dorong bagi kapal.

Ketika posisi poros turun, pompa injektor mendorong air sungai masuk ke dalam
boiler, sedangkan pompa udara mendorong air di dalam kondesor untuk keluar.

 Boiler Julius Griffith (1821)

Boiler selanjutnya memiliki desain yang cukup sederhana, namun memiliki


dampak cukup penting terhadap perkembangan desain boiler pipa-air selanjutnya.

19
Boiler ini didesain oleh Julius Griffith pada tahun 1821, yang tersusun atas beberapa
pipa horisontal dalam beberapa tingkat dan diletakkan di atas sumber panas. Pipa-
pipa horisontal tersebut saling terhubung dengan dua pipa vertikal kembar di kanan-
kirinya. Di bagian paling ujung terdapat sebuah pipa horisontal terakhir sebagai
tempat berkumpulnya uap air terproduksi, yang kemudian keluar dari boiler. Desain
pipa horisontal bagian atas inilah yang selanjutnya menjadi cikal bakal desain steam
drum pada boiler-boiler pipa-air modern.

 Boiler Joseph Eve (1825)

Boiler pipa-air pertama dengan sistem pembagian sektor yang jelas, didesain
oleh Joseph Eve pada tahun 1825. Boiler ini termasuk boiler pipa-air vertikal yang
tersusun atas pipa-pipa vertikal dengan variasi lengkungan di bagian tengah, dua
pipa horisontal berdiameter lebih besar yang berfungsi masing-masing sebagai
tandon air dan tandon uap, serta dua pipa besar vertikal eksternal yang berfungsi
sebagai penghubung antara tandon uap di sisi atas dan tandon air di sisi bawah. Dua
pipa vertikal ini berfungsi untuk memastikan agar sirkulasi alami air dan uap air
pada boiler terjadi dengan baik di antara bagian pipa-pipa air, tandon, dan pipa
eksternal.

 Boiler Goldsworthy Gurney (1826)


Desain boiler pipa-air Gurney dipatenkan pada tahun 1825, dibuat pertama
kali di 1826, dan diujicoba di tahun 1827 oleh Simon Goodrich.

20
Boiler ini tersusun atas beberapa pipa lengkung berbentuk huruf U yang
dibaringkan dengan salah satu sisi berada di posisi atas. Masing-masing ujung
pipa U saling terhubung dengan pipa horisontal berdiameter lebih besar, baik bagian
atas dan bawah. Lalu kedua pipa horisontal ini terhubung dengan pipa-pipa vertikal
yang berfungsi untuk memastikan terjadinya sirkulasi air-uap air. Juga terdapat
sebuah tabung silinder berdiameter besar, berukuran cukup panjang, berdiri vertikal
terhubung dengan pipa horisontal atas dan bawah. Pipa silinder ini berfungsi
sebagai tandon air dan uap air.

 Boiler Stephen Wilcox (1856)

Boiler desain Wilcox ini menjadi boiler pipa-air pertama yang menggunakan
desain pipa miring. Pipa-pipa miring ini menghubungkan ruang air di bagian depan
dan belakang, dengan ruang uap air di bagian atas.

Desain boiler inilah yang kemudian berkembang menjadi desain boiler Babcock &
Wilcox, dan merajai pasar boiler pipa-air di era akhir abad 19 hingga awal abad 20.

21
 Boiler Pipa-Air Spiral

Jika boiler pipa-api berkembang bersamaan dengan berkembangnya kereta


api, desain boiler pipa-air justru berkembang beriringan dengan teknologi mobil.

Lahirnya teknologi mobil di tahun 1770 ciptaan Nicolas-Joseph Cugnot, mendorong


perkembangan mobil di era 1800 yang masih menggunakan mesin uap. Sebagian
besar mesin-mesin mobil tersebut menggunakan boiler pipa-air tipe spiral dengan
desain yang berbeda-beda. Sejak itu, boiler pipa-air spiral berkembang menjadi tipe
khusus dengan berbagai kegunaan.

Desain-desain boiler pipa-air spiral diantaranya adalah Boiler Climax, Boiler Lune
Valley, Boiler Monotube, The Baker Boiler, Boiler Ofeldt dan masih banyak yang
lain.

 Boiler Tipe-D
Tipe boiler ini dinamakan dengan tipe-D karena memang bentuk dari boiler
ini mirip dengan huruf D. Boiler ini dilengkapi dengan dua tanki yakni steam
drum di sisi atas dan mud drum (tanki air) di sisi bawah. Kedua tanki ini
dihubungkan dengan banyak pipa-pipa air yang sebagian tersusun vertikal, dan
sebagian lain tersusun membentuk huruf D. Di tengah-tengah pipa-pipa berbentuk
huruf D ini berfungsi sebagai ruang bakar.

22
 Boiler Tipe-A
Masih karena desain yang mirip dengan bentuk salah satu huruf latin, boiler
tipe-A dinamakan demikian memang karena desainnya yang mirip dengan huruf A.
Boiler ini memiliki satu steam drum namun dengan dua tanki air di bawah. Tujuan
dari digunakannya dua tanki air ini adalah untuk lebih memperpanjang umur boiler
karena pipa-air akan berusia lebih panjang daripada desain tipe-D. Boiler ini
memiliki desain lebih ramping daripada boiler tipe-D, namun demikian boiler tipe-
A tidak bisa menghasilkan uap air berkandungan energi lebih tinggi daripada tipe-D
untuk dimensi yang sama.

 Boiler Tipe-O
Boiler tipe-O menjadi tipe boiler pipa-air terakhir yang desainnya mirip
dengan salah satu huruf. Boiler yang berbentuk mirip huruf O ini memiliki bentuk
simetris dengan posisi steam drum di atas dan tanki air di bawah. Keduanya

23
terhubung dengan pipa-pipa air berbentuk simetris sehingga di tengah-tengahnya
menjadi ruang bakar boiler. Boiler tipe-O ini diklaim mampu menghasilkan uap air
lebih cepat ketimbang tipe-D. Rendahnya kebutuhan perawatan juga menjadi
keunggulan lain dari boiler ini.

 Boiler Babcock & Wilcox


Sesuai dengan namanya, boiler Babcock & Wilcox dikembangkan oleh
sebuah firma dengan nama yang sama dengan boiler tersebut. Desain boiler ini
dikembangkan dan dipatenkan di pertengahan abad kesembilanbelas. Boiler ini
hanya memiliki satu tanki yakni steam drum yang diposisikan di bagian atas
boiler. Steam drumtersebut sebagian berisi air dan sebagian yang lain berisi uap air
basah. Desain khas dari boiler ini adalah pipa-pipa air yang didesain berbentuk
miring membentuk sudut 15°. Kemiringan ini berfungsi untuk memastikan
terjadinya sirkulasi natural dari fluida air-uap air di dalam boiler. Di atas pipa-pipa
air tersebut dibuat pula ada pipa uap panas lanjut yang berfungsi untuk memanaskan
lebih lanjut uap air yang telah cukup panas dan lolos dari steam drum untuk lebih
lanjut dipanaskan hingga mencapai kualitas superheated. Untuk aliran gas
pembakaran pada boiler ini dibuat berliku-liku sehingga memaksimalkan
penyerapan panas dari gas buang ke fluida air.

24
 Boiler Stirling
Boiler Stirling menjadi salah satu pendahulu boiler pipa-air. Boiler ini
populer digunakan di era awal tahun 1900-an, dan sudah sangat sulit ditemukan saat
ini. Boiler ini memiliki kharakteristik digunakannya dua macam tanki air yakni
tanki steam drum di bagian atas dengan jumlah yang selalu lebih banyak daripada
tanki kedua yakni tanki air yang ada di bagian bawah boiler. Kharakteristik desain
tersebut membuat Boiler Stirling dapat diklasifikasikan berdasarkan jumlah tanki
air, yaitu tiga tanki dengan dua steam drum dan satu tanki air, empat tanki dengan
tiga steam drum dan satu tanki air, serta lima tanki berupa tiga steam drum di
bagian atas dan dua tanki air di bagian bawah boiler. Semakin banyak jumlah tanki,
menandakan kemampuan memproduksi uap air yang semakin tinggi. Namun
demikian boiler ini sudah kuno dan tidak digunakan lagi karena memiliki nilai
efisiensi yang relatif lebih rendah daripada boiler-boiler modern.

 Boiler Yarrow
Boiler Yarrow menjadi jenis penting dari boiler pipa air bertekanan tinggi.

25
Mereka dikembangkan oleh Yarrow & Co. (London), dan banyak digunakan di
kapal, terutama kapal perang. Desain boiler Yarrow memiliki karakteristik ketel
dengan tiga tanki air: dua tabung air lurus disusun dalam barisan segitiga dengan
tungku tunggal di antara keduanya. Drum uap tunggal dipasang di bagian atas di
antara mereka, dengan drum air yang lebih kecil di dasar masing-masing bank.
Sirkulasi, baik ke atas maupun ke bawah, terjadi di dalam tabung bank yang sama
ini. Keistimewaan Yarrow adalah penggunaan tabung lurus dan juga sirkulasi di
kedua arah yang terjadi seluruhnya di dalam bank tabung, dan tidak menggunakan
energi eksternal atau biasa kita kenal dengan sirkulasi natural.

Karena karakteristik tiga drumnya, boiler Yarrow memiliki kapasitas air yang
lebih besar. Makanya, jenis ini lazim digunakan pada aplikasi boiler kapal perang tua.
Ukurannya yang ringkas membuatnya menarik untuk digunakan dalam unit
pembangkit listrik yang dapat diangkut selama Perang Dunia II. Agar dapat diangkut
pada jamannya, boiler dan peralatan tambahannya (pemanas bahan bakar minyak, unit

26
pemompaan, kipas angin dll), turbin, dan kondensor dipasang pada gerbong tersendiri
untuk dibawa melalui jalur rel kereta api.

 Boiler Dinding Pipa (Tube Walled Boiler)


Di awal-awal perkembangannya, boiler pipa-air memang tidak secepat boiler pipa-
api. Hal ini dikarenakan boiler pipa-api membutuhkan desain perhitungan dan teknik
pembuatan yang lebih rumit. Namun kelebihan utama dari boiler pipa-api yang nyaris
tidak memiliki batas maksimum kapasitas, membuat perkembangan di masa-masa
selanjutnya hanya perlu menunggu lahirnya teknologi-teknologi modern di bidang
pengelasan dan material.

Setelah listrik ditemukan, lalu pembangunan pembangkit-pembangkit listrik


tenaga uap mulai gencar dilakukan di awal-awal abad ke-20, boiler tipe Stirling masih
mendominasi. Untuk memenuhi kebutuhan ini, beberapa Boiler Stirling dibangun
sekaligus secara paralel sehingga mampu memproduksi jumlah uap air lebih banyak.

Mengapa Boiler Stirling tidak dibuat saja berukuran lebih besar, sehingga bisa
memproduksi jumlah uap yang lebih banyak?

27
Alasan paling utama adalah dinding boiler yang masih menggunakan batu bata
tahan api. Dinding batu tahan api tentu akan merepotkan jika harus disusun terlalu
tinggi, sekaligus melebar, mengikuti desain boiler jika ingin diperbesar. Belum lagi
dinding yang berukuran besar ini harus mampu mengisolasi energi panas ruang bakar,
sehingga penyerapan panas pipa-pipa-air di dalam boiler menjadi maksimal.

Secara bertahap, lahirlah inovasi-inovasi baru untuk menggantikan dinding batu


tahan api. Semakin majunya teknologi material pipa dan juga pengelasan, mendorong
kemajuan teknologi dinding boiler.

Sehingga di masa itu, boiler yang menggunakan dua desain pipa-air itu sudah
mampu menerima panas tertinggi yang dihasilkan dari pembakaran batubara. Dinding
“pipa dan ubin” (“tube and tile”), menjadi inovasi awal revolusi desain dinding boiler.
Ditemukan di tahun 1920-an, dinding boiler ini menggabungkan pipa berdiameter 6
inch dengan ubin setebal 2,5 inchi atau batu tahan api setebal 4,5 inchi. Pipa dengan
ubin disusun secara berselang-seling serta sisi luar dinding dipasang insulator untuk
menjaga efisiensi boiler.

Adanya pipa di dinding boiler berfungsi untuk mendinginkan dinding sehingga


ketebalan batu tahan api dapat direduksi dari ketebalan sebelumnya yang bisa
mencapai 22 inchi. Sejak saat inilah desain boiler bisa terus tumbuh dalam hal ukuran
dan kapasitas.

Di akhir era 1920-an dan awal 1930-an, muncul desain dinding pipa bersirip pipih dan
pipa polos. Desain ini mampu meningkatkan penyerapan panas boiler.

28
Perubahan besar desain dinding boiler pipa-air terjadi di akhir era 1950-an dan awal
1960-an Desain pipa bersirip pada boiler pipa-air klasik. Sejak itu, dan hingga sekarang
masih digunakan, dinding boiler pipa-air dibuat dari pipa-pipa baja panjang disusun
berjajar dan saling dilas dengan penghubung lembar baja selebar tertentu.

Desain pipa pada dinding boiler pipa-air modern

Desain ini menjadi lebih mudah dikerjakan karena pembuatan dinding dapat
dilakukan di bengkel las. Kemudian panel-panel dinding pipa tersebut bisa dengan jauh
lebih mudah dirakit ketika pembangunan boiler. Proses pembangunan boiler pun
menjadi jauh lebih praktis, hemat waktu, dan tentu saja hemat biaya.

29
Tidak hanya itu saja, kelebihan utama dari penemuan desain dinding pipa boiler
ini membuat boiler pipa-air bisa dibangun lebih besar lagi. Diketahui boiler pipa-air
mampu dibangun untuk menghasilkan uap air superheat lebih dari 4.000 ton per jam.
Itu sama saja dengan lebih dari seribu kilogram uap air diproduksi oleh boiler ini,
setiap detiknya.

Macam-macam boiler berdasarkan metode sirkulasi air


Pada boiler pipa air, sirkulasi air di dalam pipa-pipa boiler menjadi penting untuk
diperhatikan. Selain sirkulasi air boiler yang baik akan meningkatkan efisiensi boiler,
perputaran air juga penting untuk menjaga keawetan boiler. Hal tersebut mengingat air
di dalam boiler juga berfungsi sebagai media pendingin, keterlambatan sedikit saja air
untuk bersirkulasi, akan mengakibatkan pipa air mengalami tegangan termal tinggi.
Tentu saja hal tersebut sangat dihindari.

30
Atas latar belakang tersebut, dikenal ada dua jenis boiler berdasarkan cara air di
dalamnya tersirkulasi. Berikut adalah keduanya:

1. Boiler dengan sirkulasi air natural (natural circulation boiler)


Boiler dengan sirkulasi air natural tidak menggunakan energi luar untuk
menyirkulasikan air di dalam pipa-pipa boiler. Air di dalam boiler ini tersirkulasi
secara alami akibat adanya perbedaan tekanan antara air bertemperatur rendah
dengan yang bertemperatur tinggi. Secara alami air bertemperatur tinggi akan
memiliki massa jenis yang relatif lebih rendah. Oleh karena itulah air yang semakin
panas dan semakin berubah fase menjadi uap, akan semakin terdorong ke atas.
Karena proses inilah maka air di dalam pipa-pipa boiler akan tersirkulasi. Boiler-
boiler dengan sirkulasi natural antara lain adalah boiler Babcock & Wilcox, boiler
Lancashire, Cochran, boiler lokomotif, dan lain sebagainya.

Perbedaan Boiler Sirkulasi Natural dan Paksa

31
 Boiler dengan sirkulasi air paksa (forced circulation boiler)
Boiler dengan sirkulasi paksa, menggunakan bantuan pompa tambahan untuk
membantu terjadinya sirkulasi air di dalam boiler. Boiler tipe ini tidak perlu
menunggu diferensiasi fase air untuk dapat mensirkulasi air di dalamnya. Dengan
adanya bantuan energi luar untuk proses sirkulasi air tersebut, maka proses
mengenerasi uap air tidak akan dibatasi oleh ukuran dari boiler. Jika disandingkan,
boiler dengan sirkulasi paksa mampu menghasilkan uap air dua puluh kali lebih
banyak daripada boiler sirkulasi natural yang memiliki ukuran volume sama.
Contoh dari boiler sirkulasi paksa antara lain adalah boiler Benson, boiler La
Mont, boiler Velox, dan lain sebagainya

2.5 Bagian-Bagian Boiler Pipa Air

Memahami bagian-bagian dari boiler, akan memudahkan kita untuk memahami


proses kerja dari boiler. Boiler yang menjadi media untuk "memindahkan" kandungan
energi panas dari bahan bakar ke air, memiliki dua lingkup besar komponen penyusun
yakni komponen-kompoen yang mendukung proses pembakaran, dan komponen-
komponen yang berhubungan dengan perubahan fase dari air menjadi uap air. Kedua
lingkup komponen tersebut akan kita bahas satu-persatu pada artikel ini.

Sebagai pokok pembahasan, saya akan mengambil acuan berupa sebuah boiler pipa air
dengan bahan bakar batubara (kapasitas max. 283 ton/jam batubara) dan mampu
memproduksi uap air superheater max. 640 kg/s. Boiler jenis ini sangat umum
digunakan pada industri pembangkit listrik tenaga uap dengan kemampuan produksi
listrik max. 640 MW.

32
A. Komponen-komponen Boiler Sisi Water-Steam

Komponen-komponen dari boiler yang akan saya sebutkan berikut menjadi komponen
yang berhubungan dengan proses perubahan fase dari air menjadi uap air. Air yang
masuk ke boiler berskala besar memiliki temperatur dan tekanan yang tinggi.
Temperatur tinggi didapatkan dari proses preheating, dan dibangkitkan tekanannya
oleh Boiler Feed Water Pump. Selanjutnya air akan mengalami berbagai proses di
boiler sehingga terbentuk uap kering (superheated steam). Dan berikut adalah bagian-
bagian dari boiler yang berhubungan dengan proses perubahan fase air tersebut:

1. Steam Drum

Steam Drum pada boiler berfungsi sebagai reservoir campuran air dan uap air, dan juga
berfungsi untuk memisahkan uap air dengan air pada proses pembentukan uap superheater.

Prinsip Kerja Steam Drum

33
Steam drum memiliki beberapa saluran masuk dan dua saluran keluar. Air yang masuk
ke dalam steam drum memiliki fase campuran antara uap air dan cair. Di dalam steam
drum terdapat cyclone separator, bagian ini berfungsi untuk memisahkan antara uap air
saturated dengan air. Uap air akan keluar melalui pipa sebelah atas steam drum dan
menuju ke boiler untuk dipanaskan lebih lanjut menjadi uap kering. Sedangkan yang
masih berfase cair akan menuju ke raiser tube untuk dipanaskan sehingga berubah fase
menjadi uap.

Prinsip Kerja Cyclone Separator

Cyclone separator menjadi bagian paling utama di dalam steam drum. Di dalam
cyclone separator terdapat semacam cakram miring yang dapat berputar terhadap
porosnya. Campuran uap air dan air bertekanan terdorong masuk ke dalam sehingga
menyebabkan cakram ini berputar. Efek putaran dan benturan antara fluida dengan
cakram tersebut secara alami akan memisahkan air dengan uap saturated, sehingga air
akan jatuh ke bawah sedangkan uap air akan naik ke atas. Di bagian atas keluaran
steam drum, terdapat plat-plat miring yang disebut eliminator / scrubber. Plat ini juga
berfungsi untuk memisahkan air dengan uap sehingga hanya uap saja yang dapat
melewati scrubber tersebut.

34
Bagian-bagian Steam Drum

2. Boiler Water Circulating Pump


Boiler Water Circulating Pump (BWCP) mensupply air feedwater dari steam drum ke water
wall / raiser tube. Pada boiler sub-kritikal sebenarnya air dapat secara natural mengalir sesuai
dengan desain boiler, asalkan saluran perpipaan didesain dengan hambatan yang sangat rendah.
Keberadaan BWCP akan memastikan air mengisi seluruh bagian pipa boiler, yang hal ini tidak
dijamin dapat dilakukan oleh boiler dengan sistem sirkulasi natural. Sirkulasi air pada boiler
sangat penting untuk diperhatikan, karena selain sebagai fluida kerja air juga berfungsi sebagai
media pendingin pipa-pipa boiler. Sedikit saja bagian dari pipa boiler tidak terisi air akibat
turunnya head keluaran BWCP, akan sangat fatal akibatnya.

35
Prinsip Kerja BWCP

Sebagai contoh mari kita perhatikan salah satu desain BWCP pada sebuah boiler PLTU
di atas. Pompa tersebut berjenis sentrifugal berposisi vertikal dengan satu inlet dan dua
outlet. BWCP ini menggunakan sebuah motor listrik khusus yang seporos dengan
pompa. Di antara pompa dengan motor tidak dipergunakan sistem sealing semacam
gland packing atau mechanical seal, karena temperatur kerja air yang dipompa sudah
terlalu tinggi. Untuk mengatasi hal ini, rotor dari motor pompa didesain dapat terendam
air dan digunakan pula heat exchanger untuk mendinginkan air di dalam motor.

36
Bagian-bagian BWCP

3. Desuperheater Spray
Uap air superheater yang masuk turbin uap pada sebuah PLTU harus memiliki spesifikasi
yang sesuai dengan ketentuan. Temperatur uap air harus dijaga pada angka tertentu sehingga
sesuai dengan persyaratan untuk menggerakkan turbin uap. Desuperheater spray adalah
sebuah bagian pada boiler yang berfungsi untuk mengontrol temperatur uap superheater
maupun reheater keluaran boiler dengan jalan menyemprotkan air padanya. Jumlah air yang
disemprotkan ke uap air tersebut dikontrol oleh control valve. Komponen inilah yang berfungsi
untuk menjaga agar spesifikasi uap air selalu dalam parameter terbaik.

Konsep Sistem Desuperheater Spray

37
Sistem desuperheater mendapatkan input sinyal berupa temperatur uap air keluaran
sistem. Sinyal ini diproses sehingga sistem kontrol dapat mengatur besar bukaan
control valve yang mensupply air ke sistem. Air yang digunakan haruslah memiliki
tekanan yang lebih besar daripada tekanan uap air. Maka digunakanlah air feedwater
yang berasal dari outlet Boiler Feedwater Pump.

4. Pipa Boiler (Tube)


Boiler berskala besar dibentuk oleh pipa-pipa (tubing) berukuran antara 25 mm hingga 100
mm. Pipa-pipa ini memiliki desain material dan bentuk khusus yang harus tahan terhadap
perbedaan temperatur ekstrim antara ruang bakar dengan air / uap air yang mengalir di
dalamnya. Selain itu material pipa haruslah bersifat konduktor panas yang baik, sehingga
perpindahan panas (heat transfer) dari proses pembakaran ke air / uap air bisa efektif.

Tubing Boiler dengan Ulir Dalam

38
Ada desain khusus pada pipa-pipa boiler besar yang cukup unik. Pipa-pipa tersebut
berkontur ulir di dalamnya, sehingga menciptakan aliran turbulen pada saat air atau
uap air mengalir di dalam pipa-pipa tersebut. Tujuan diciptakannya aliran turbulen
adalah untuk mengurangi efek gesekan antara air atau uap air dengan permukaan pipa,
sehingga mengurangi resiko kemungkinan adanya aliran yang mengganggu
(turbulensi) pada lekukan pipa. Pada akhirnya hal ini akan meningkatkan efisiensi
perpindahan energi panas dari proses pembakaran ke air.

Macam-macam Ukuran Pipa Boiler

5. Boiler Relief Valve


Boiler relief valve adalah sebuah safety valve yang berfungsi untuk membuang uap boiler pada
saat tekanan terlalu berlebihan di atas ketentuan produksi boiler. Hal ini untuk mencegah
terjadinya ledakan yang lebih besar yang mungkin diakibatkan oleh tekanan uap superheater
yang besar. Boiler relief valve memiliki tekanan kerja tertentu yang sesuai dengan setting yang
telah ditentukan sebelum boiler beroperasi. Jika tekanan uap boiler lebih besar daripada
tekanan kerja relief valve ini, maka ia akan membuka dan membuang uap air ke atmosfer.

39
Bagian-bagian Boiler Relief Valve

Komponen-komponen Proses Pembakaran Pada Boiler

Seperti yang telah Anda ketahui pula bahwa proses pembakaran apapun melibatkan dua
komponen utama, yaitu bahan bakar serta oksigen di dalam udara. Proses pembakaran pada
boiler melibatkan komponen-komponen yang mengatur supply udara serta bahan bakar ke
dalam furnace boiler sehingga terjadi proses pembakaran yang tepat. Jumlah dari udara
serta bahan bakar yang masuk ke dalam furnace harus tepat sesuai dengan perbandingan
rasio bahan bakar / udara (fuel/air ratio) teoritis sehingga didapatkan proses pembakaran
yang sempurna.

Komponen-komponen boiler yang berhubungan dengan proses pembakaran tersusun atas


dua kelompok besar, yaitu sistem supply udara yang biasa disebut draft system serta sistem
supply bahan bakar. boiler yang akan kita bahas adalah boiler skala besar yang digunakan
pada pembangkit listrik tenaga uap. Berikut adalah komponen-komponen boiler tersebut:

40
1. Coal Feeder
Coal feeder berfungsi untuk mengatur jumlah batubara yang akan masuk ke dalam
pulverizer. Jumlah batubara diatur sesuai dengan kebutuhan pembakaran pada furnace.
Sistem pengaturan jumlah batubara pada coal feeder dapat dilakukan dengan dua cara
berdasarkan jenisnya, yaitu secara fraksi berat atau secara fraksi volume batubara.

Coal Feeder

Pengaturan jumlah batubara berdasarkan fraksi berat, menggunakan sensor


gravimetric yang dapat mendeteksi berat dari batubara yang melewati konveyornya.
Coal feeder jenis ini biasa disebut dengan Gravimetric Feeder. Sedangkan coal
feeder fraksi volume memiliki luas penampang jalur konveyor yang tetap untuk
mengatur jumlah batubara yang melewati konveyornya. Kedua sistem di atas sama-
sama menggunakan konveyor yang kecepatannya dapat diatur secara fleksibel.

41
Prinsip Kerja Gravimetric Coal Feeder

Gravimatic feeder lebih banyak dipilih untuk digunakan karena kemampuannya


dalam merespon perubahan berat jenis batubara yang digunakan. Kandungan energi
pada batubara cenderung bergantung pada berat jenis daripada volume batubara,
sehingga gravimetric feeder akan lebih baik dalam mengontrol supply energi yang
masuk ke boiler. Disamping itu gravimetric feeder memerlukan kalibrasi sensor
gravimetric-nya secara berkala agar sistem kontrol supply batubara dapat selalu
berjalan dengan baik.

2. Pulverizer
Batubara hasil tambang memiliki ukuran fisik yang sangat beragam, dari yang hanya
berukuran butiran pasir hingga seperti bongkahan kerikil berdiameter 20cm. Ukuran
batubara yang terlalu besar dapat mengurangi efisiensi proses pembakaran, karena semakin
kecil ukuran partikel batubara maka akan semakin cepat pula batubara tersebut terbakar.

42
Untuk mendapatkan ukuran batubara yang cukup kecil maka sebelum masuk ke furnace
boiler, batubara akan mengalami proses grinding pada sebuah alat bernama pulverizer.
Silahkan Anda bayangkan bahwa batubara keluaran pulverizer akan berukuran selembut
tepung, yang dinamakan pulverized fuel.

Pulverizer

Batubara yang diatur jumlahnya oleh coal feeder masuk ke pulverizer melalui sisi
inlet pada bagian atasnya. Batubara jatuh pada sebuah table yang berputar. Pada
bagian lain terdapat beberapa buah grinding yang dapat berputar bebas karena
permukaan grinding tersebut bersentuhan dengan table yang berputar tadi. Pada
grinding terdapat sistem pegas untuk memudahkan dalam menghancurkan batubara.
Udara panas dengan tekanan dan temperatur yang terjaga dimasukkan ke dalam
pulverizer sebagai media untuk membawa batubara yang telah halus keluar
pulverizer. Pada sisi outlet (bagian atas) terdapat sudu-sudu classifier yang

43
berfungsi untuk memfilter agar hanya batubara yang telah halus saja yang dapat
melewati sudu-sudu tersebut. Batubara yang tidak dapat melewati classifier akan
jatuh kembali ke table untuk digrinding agar lebih halus.

3. Burner
Burner menjadi alat untuk mencampur batubara dengan udara dan sebagai nozzle untuk
mendorong campuran bahan bakar tersebut ke dalam furnace boiler. Pulverized fuel yang
keluar dari pulverizer dibawa oleh udara bertekanan menuju ke burner malalui pipa-pipa, di
sisi lain ada pula udara tambahan (biasa disebut secondary air) yang disupply untuk
memenuhi kebutuhan pembakaran. Secondary air dalam debit tertentu tersebut bertemu
dengan pulverized fuel pada burner. Keduanya bercampur dan terdorong menuju ke tengah-
tengah furnace untuk dibakar. Pada proses penyalaan boiler diperlukan proses penyalaan
awal untuk campuran bahan bakar tersebut, dan umumnya boiler-boiler besar menggunakan
bahan bakar bantuan seperti solar (HSD) untuk membantu proses penyalaan awal.

Coal Burner

Komponen-komponen dari coal burner umumnya adalah sebagai berikut:

44
o Oil Gun. Bagian ini berfungsi untuk mensupply bahan bakar (biasanya HSD) ke
dalam boiler sebagai proses penyalaan awal boiler dan juga proses pematian boiler.
Pada oil gun terdapat dua saluran utama yakni saluran fuel oil dan saluran
atomizing air. Atomizing air berfungsi untuk membentuk kabut bahan bakar HSD
tadi sehingga lebih mudah terbakar. Pada oil gun juga terdapat ignitor yang
berfungsi sebagai pemantik untuk menyalakan bahan bakar tadi.
o Damper udara termasuk di dalam bagian burner. Damper ini mengatur supply udara
pembakaran yang masuk ke boiler.
o Coal Nozzle. Bagian ini sebagai ujung masuknya pulverized fuel ke dalam furnace
boiler.
o Flame Scanner. Adalah alat sensor api yang berfungsi untuk membaca apakah
terjadi proses pembakaran pada burner.

Pada proses penyalaan awal, boiler akan menggunakan bahan bakar HSD. Dengan
bantuan ignitor sebagai pemantik apinya, HSD akan terbakar di dalam furnace
dengan jarak aman tertentu. Jika proses pembakaran dengan menggunakan HSD
dirasa telah stabil (biasanya ditandai dengan jumlah tertentu uap air yang dihasilkan
boiler) maka pulverized fuel dapat dimasukkan ke dalam proses pembakaran dengan
tanpa menghentikan supply HSD. Supply HSD akan dihentikan jika flame scanner
telah membaca pulverized fuel terbakar di ujung burner. Jarak api yang terbentuk
pada ujung burner harus dijaga pada jarak aman tertentu, hal ini berhubungan
dengan keselamatan kerja agar api tidak menjalar ke pipa-pipa supply pulverized
fuel.

4. Fan System
Untuk men-supply udara yang digunakan pada proses pembakaran, boiler membutuhkan
kerja beberapa jenis kipas dengan fungsi masing-masing. Dan berikut adalah sistem-sistem
yang berhubungan dengan supply udara untuk proses pembakaran pada boiler:
o Primary Air Fan. Kipas ini berfungsi untuk men-supply udara bertekanan yang
akan digunakan untuk membawa pulverized fuel dari pulverizer menuju ke boiler.
Parameter terkontrol pada primary air adalah besar tekanan kerjanya, sehingga
kipas yang digunakan adalah yang bertipe kipas sentrifugal. Kipas sentrifugal

45
dikenal dapat menghasilkan tekanan udara keluaran yang lebih tinggi daripada
kipas aksial namun dengan debit aliran yang cukup tinggi pula.

Centrifugal Primary Air Fan

Pada sisi inlet primary air fan terdapat sudu-sudu (inlet vane) yang dapat
bergerak ke arah menutup ataupun membuka 100%. Sudu-sudu ini berfungsi
untuk mengatur debit udara yang masuk ke kipas dan di-supply ke
pulverizer.

o Secondary Air Fan. Kipas inilah yang menjadi penyupply utama udara ke dalam
furnace boiler untuk memenuhi kebutuhan proses pembakaran. Berbeda dengan
primary air yang menitik beratkan kepada tekanan kerjanya, secondary air lebih
diutamakan kontrol terhadap debit volume-nya. Oleh karena itulah secondary air
umumnya menggunakan kipas dengan tipe aksial yang dapat menghasilkan volume
debit aliran yang tinggi.

46
Axial Secondary Air Fan

Untuk mengatur jumlah udara yang di-supply ke boiler, sudu-sudu pada


secondary air fan dapat bergerak-gerak fleksibel membuka dan menutup.
Semakin besar bukaan sudu maka akan semakin banyak pula udara yang
dialirkan oleh kipas ini ke boiler untuk mencukupi kebutuhan proses
pembakaran.

o Air Pre-Heater. Komponen ini berfungsi untuk memanaskan awal primary dan
secondary air dengan menggunakan panas yang dihasilkan oleh gas buang boiler.
Air Pre-Heater tersusun atas plat-plat yang berfungsi untuk menyerap panas dari
gas buang boiler. Plat-plat tersebut tersusun melingkar dan dapat berputar sehingga
aliran udara ataupun gas buang adalah sejajar dengan poros putaran air pre-heater
ini. Putaran yang teratur namun tidak terlalu cepat akan memindahkan panas dari
gas buang boiler ke plat-plat air pre-heater dan berlanjut pindah ke udara-udara
primary dan secondary.

47
Desain Air Pre-Heater

Temperatur panas pada primary air berfungsi untuk mengeringkan


pulverized fuel yang dihasilkan oleh pulverizer. Karena jika pulverized fuel
dalam keadaan basah (akibat hujan mungkin) akan memperlambat proses
pembakaran di dalam furnace. Selain itu, kondisi basah dari pulverized fuel
yang selembut tepung dapat menempel dan menyebabkan penimbunan pada
pipa-pipa saluran menuju furnace. Hal ini sangat berbahaya karena jika terus
dibiarkan dapat menyumbat pipa-pipa tersebut.

5. Soot Blower
Salah satu produk sampingan dari proses pembakaran barubara pada boiler adalah kerak.
Kerak ini didapati banyak menempel pada pipa-pipa boiler, sehingga akan sangat
mengganggu proses perpindahan panas jika hal ini terus dibiarkan. Maka dipergunakanlah
satu alat bernama soot blower. Alat ini berfungsi untuk menyemprotkan uap panas ke
dinding-dinding pipa boiler sehingga kotoran-kotoran yang menempel padanya dapat lepas.
Soot blower menggunakan uap air kering yang dihasilkan oleh boiler.

48
Prinsip Kerja Boiler Soot Blower

2.6 Prinsip Kerja Boiler Pipa Air

boiler adalah sebuah wadah tertutup berisi air atau fluida lain untuk dipanaskan.
Sekalipun sebuah boiler tidak harus berfungsi untuk mendidihkan fluida, namun kita
lebih familiar dengan boiler yang berfungsi untuk mendidihkan air sehingga
memproduksi uap air. Sehingga pada umumnya kita lebih memahami bahwa boiler
adalah sebuah alat untuk memproduksi uap air.

49
Ilustrasi Sederhana Boiler

Prinsip kerja boiler sebenarnya cukup sederhana sama seperti pada saat kita sedang
mendidihkan air menggunakan panci. Proses pendidihan air tersebut akan selalu
diiringi proses perpindahan panas yang melibatkan bahan bakar, udara, material wadah
air, serta air itu sendiri. Proses perpindahan panas ini mencakup tiga jenis perpindahan
panas yang sudah sangat kita kenal yakni konduksi, konveksi, dan radiasi.

50
Boiler Pipa Air Superheated

Pada boiler pipa air di atas misalnya, sumber panas didapatkan dari pembakaran bahan
bakar di dalam furnace. Energi panas ini sebagian akan terpancar secara radiasi ke
pipa-pipa evaporator sehingga memanaskan pipa-pipa tersebut. Panas yang terserap
oleh permukaan pipa akan secara konduksi berpindah ke sisi permukaan dalam pipa.
Di dalam pipa, mengalir air yang terus-menerus menyerap panas tersebut. Proses
penyebaran panas antar molekul air di dalam aliran ini terjadi secara konveksi.
Perpindahan panas konveksi antar molekul air, seakan-akan menciptakan aliran fluida
tersendiri terlepas dengan aliran air di dalam pipa-pipa boiler.

51
Proses Pembentukan Uap di Dalam Pipa Boiler

Gas hasil pembakaran yang mengandung energi panas akan terus mengalir mengikuti
bentuk boiler hingga ke sisi keluaran. Di sepanjang perjalanan, panas yang terkandung
di dalam gas buang akan diserap oleh permukaan tubing boiler dan diteruskan secara
konduksi ke air di dalam pipa. Secara bertahap, air akan berubah fase menjadi uap
basah (saturated steam) dan dapat berlanjut hingga menjadi uap kering (superheated
steam).

52
BAB III
PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan

Mesin pembakaran dalam adalah sebuah mesin yang sumber tenaganya berasal
dari pengembangan gas-gas panas bertekanan tinggi hasil pembakaran campuran bahan
bakar dan udara, yang berlangsung di dalam ruang tertutup dalam mesin, yang disebut
ruang bakar (combustion chamber). Mesin pembakaran luar atau sering disebut juga
sebagai eksternal combustion engine (ECE), yaitu dimana proses pembakarannya
terjadi diluar mesin.

Boiler adalah bejana tertutup dimana panas pembakaran dialirkan ke air sampai
terbentuk air panas atau steam. Air panas atau steam pada tekanan tertentu kemudian
digunakan untuk mengalirkan panas ke suatu proses. Air adalah media yang berguna dan
murah untuk mengalirkan panas ke suatu proses. Jika air dididihkan sampai menjadi
steam, volumnya akan meningkat sekitar 1.600 kali, menghasilkan tenaga yang
menyerupai bubuk mesiu yang mudah meledak, sehingga boiler merupakan peralatan
yang harus dikelola dan dijaga dengan sangat baik.

Boiler pipa-air memiliki desain berkebalikan dengan boiler pipa-api. Boiler ini
mensirkulasikan air melewati saluran-saluran pipa dengan sumber panas berasal dari
ruang bakar (furnace). Sebuah tanki air yang biasa disebut dengan steam drum,
menjadi salah satu karakteristik boiler pipa-air. Steam drum berfungsi sebagai tanki air
yang dijaga levelnya untuk memastikan selalu ada air tersirkulasi ke pipa-pipa air.
Selain itu steam drum juga berfungsi untuk memisahkan uap air basah dengan air. Uap
air basah yang keluar dari steam drum biasanya akan dipanaskan lebih lanjut untuk
menghasilkan uap panas lanjut (superheated steam).

53
DAFTAR PUSTAKA

1. https://joelrichardsihombing26.blogspot.com/2017/04/komponen-komponen-utama-
boiler-pipa-air.html
2. Anonim. (2010). “Pengetahuan Umum Boiler”. Tersedia di : http://id.scribd.com/doc/
84032826/28323850-Pengetahuan-Umum-Boiler. (Diunduh tanggal 8 November
2012)
3. Aulia, Bima. (2012). “Analisa Boiler” (online). Tersedia di : http://bimoauliac.
blogspot.com/2012/10/sinopsis-tugas-besar-analisa-pengaruh.html. (Diunduh tanggal
31 Oktober 2012
4. Adang. 2011. http://rkpsb.files.wordpress.com/2010/09/steam-boiler.pdf diakses
tanggal 09 april 2014
5. Anonim. 2013. http://dunia-engineer.blogspot.com/2013/steam.html diakses tanggal
10 april 2014
6. Anonim. 2013. http:// matabayangan.blogspot.com/2013/jenis-jenis-ketel-uap.html
diakses tanggal 11 april 2014

Anda mungkin juga menyukai