Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGENDALIAN PROSES
PRILAKU DINAMIK TANGKI BERPENGADUK

DISUSUN
OLEH :

Kelompok 2
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Desi fitrianti
:061440411721
Indah Amalia
:061440411725
Joko Prasetio
:061440411728
M. Rizky Aditya
:061440411732
Monica kharisma Tama
:061440411734
M. Aditya
:061440411736
Kelas : 4EGD
Instruktur : Ir. Hj. Sutini Puji Astuti Lestari, M.T.

JURUSAN TEKNIK KIMIA PRODI TEKNIK ENERGI


POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
PALEMBANG

PRILAKU DINAMIK TANGKI BERPENGADUK


PERCOBAAN 1 : EFEK PERUBAHAN INPUT SECARA BERTAHAP (DS 1)

I.

TUJUAN
Setelah melakukan praktikum mahasiswa dapat diharapkan :
1. Mengetahui perilaku dinamis dari tangki berpengaduk yang disusun secara
seri
2. Menentukan respon konsentrasi tangki bersusun seri terhadap perubahan
konsentrasi di tangki pertama.
3. Menggambarkan kurva respon konsentrasi tangki bersusun dan menentukan
konstanta waktu (Time Constant).

II.

BAHAN DAN ALAT


Bahan yang digunakan :
Kalium klorida yang dilarutkan dalam air sehingga mencapai konsentrasi

III.

0,025 M dalam tangki berpengaduk (3 L)


Alat yang digunakan :
- 1 set tangki berpengaduk bersusun seri
- 1 set konduktometer
- Stopwatch
- Gelass kimia 100mL , 50ml , 500 ml
- Labu takar 1000ml
- Spatula, pengaduk, botol aquades.

DASAR TEORI
Tangki berpengaduk adalah alat simulasi pengendalian yang bertujuan
menjelaskan simulasi prilaku dari suatu sistem pengendali untuk tangki-tangki
berpengaduk yang disusun secara seri.

Salah satu hal yang penting dari pada tangki yang berpengaduk didalam
penggunaanya adalah :
1. Mempunyai bentuk yang pada umumnya digunakan yang berbentuk selinder
dan bagian bawahnya cekung.
2. Dapat dilihat dari ukurannya yaitu diameter dan tinggi tangki.
3. Kelengkapan dari suatu bejana yaitu :
- Ada atau tidaknya buffle, yang berpengaruh pada pola aliran di dalam
tangki.

Jaket atau coil pendingin/pemanas yang berfungsi sebagai pengendali

suhu.
- Letak lubang pemasukan dan pengeluaran untuk proses kontinyu.
- Tutup tangki.
4. Pengaduk, biasanya zat cair diaduk dalam suatu bejana yang biasa berbentuk
selinder dengan sumbu terpasang vertical. Bagian atas bejana ini mungkin
terbuka saja keudara atau dapat pula tertutup.
Pada ujung tangki membulat maksudnya agar atau tidak terlalu banyak sudutsudut tajam atau daerah yang sulilt ditembus arus zat cair. Kedalam zat cair biasanya
hampir sama dengan diameter tangki, dan di dalam tangki dipasang impeller pada
ujung poros yang menggantung artinya poros itu ditumpu dari atas. Poros tersebut
digerakkan oleh motor, yang kadang-kadang dihubungkan langsung dengan poros itu.
Pengadukan zat cair dilakukan untuk berbagai maksud tergantung dari tujuan
langkah pengolahan itu sendiri. Tujuan dari pengadukan antara lain :
1) Untuk mencampur dua macam zat cair yang mampu campur.
2) Melarutkan padatan seperti garam dan air.
3) Untuk mendispersikan gas dalam zat cair yang menjadi gelembung-gelembung
halus dalam suspensi agar suatu mikroorganisme untuk fermentasi atau untuk
proses kerja Lumpur dalam proses pengolahan limbah.
4) Untuk suspensasi padatan halus dalam zat cair seperti dalam hidrogenesasi katalik,
dimana gas-gas hydrogen didispersikan melalui zat cair dimana terdapat partikelpertikel katalis padat dalam keadaan suspensi di dalam bejana hidrogenasi.
5) Pengadukan fluida mempercepat proses perpindahan panas antara zat cair dengan
kumparan atau mantel kalor dalam dinding bejana, dimana kalor reaksi diangkut
melaui kumparan atau mantel.
Tangki ini termasuk sistem tangki kontinyu untuk reaksireaksi sederhana.
Berbeda dengan sistem operasi batch di mana selama reaksi berlangsung tidak ada
aliran yang masuk atau meningggalkan sistem secara berkesinambungan, maka di
dalam tangki alir (kontinyu), baik umpam maupun produk akan mengalir secara terus
menerus. Sistem seperti ini memungkinkan kita untuk bekerja pada suatu keadaan
dimana operasi berjalan secara keseluruhan daripadab sistem berada dalam kondisi
stasioner. Ini berarti bahwa baik aliran yang masuk , aliran keluar maupun kondisi
operasi reaksi di dalam tangki tidak lagi berubah oleh waktu. Pengertian waktu reaksi
tidak lagi sama dengan lamanya operasi berlangsung, tetapi akivalen dengan lamanya

reaktan berada di dalam tangki. Penyataan terakhir ini biasa disebut waktu tinggal
campuran di dalam tangki, yang besarnya ditentukan oleh laju alir campuran yang
lewat serta volume tangki di mana reaksi berlangsung.
Tangki tipe ini bisa terdiri dari satu tangki atau lebih. Biasanya tangkitangki
ini dipasang vertikal dengan pengadukan sempurna. Pengadukan pada masing-masing
tangki dilakukan secara kontinu sehingga diperoleh suatu keadaan di mana komposisi
campuran di dalam tangki benar-benar seragam. Tangki tangki ini biasanya digunakan
untuk reaksi-reaksi dalam fase cair, untuk reaksi heterogen cair padat atau reaksi
homogen cair- cair dan sebagainya.
Tiga buah tangki berpengaduk yang disusun secara seri mempunyi respon
berbentuk kurva eksponensial untuk tanki pertama : tempat terjadi perubahan input ,
dan kurva sigmoidal (bentuk huruf S) untuk dua tangki berikutnya. Perbedaan bentuk
kurva diakibatkan oleh transfer lag ; kelembapan akibat perpindahan , yang pada
akhirnya akan mencapai konstan pada titik yang sama.
A adalah konsentrasi dalam tangki pertama setelah terjadinya oerubahan
input konsenrasi yang diukur menggunakan alat konduktor, sedangkan E adalah
konsentrasi awal (konduktivitas awal) dan t adalah waktu konstan aau time constant,
yang besarnya 2/3 dari total perubahan mencapai konstan (63,2%) .

t /T
t /T
A = E (1 - e
) dapat disederhanakan menjadi dA/dT = (E/T) e

A = 0,6321 E
Dikarenakan kelambatan ini, maka suatu perubhan terhadap input akan
kembali stabil etelah waktu konstan, dengan menghitung waktu konstan maka dapat
diperkirakan waktu yang dibutuhjjan oleh suatu perubahan untuk mencapastabil suatu
keadaan konstan atau stabil sehingga pengaturan dapat sebelum perubahan tersebut
disarankan oleh suatu proses atau system.

IV.

LANGKAH KERJA
1. Mengkalibrasi konduktormeter yang akan digunakan sesuai prosedur kalibrasi.
2. Mempersiapkan 10 liter aquades dalam tangki penampungan dibelakang alat.

3. Mengisi ke 3 tangki berpengaduk dibagian depan dengan larutan KCl 0,025


M.
4. Menghidupkan pengaduk dan atur laju pengadukan dengan kecepatan
medium. Ukur konduktivitas ke 3 tangki di depan, pastikan nilai konduktivitas
harus sama (matikan pengaduk saat melakukan pengukuran konduktivitas)
5. Menghidupkan pompa dan alirakan aquadest dari tangki penampungan ke
tangki berpengaduk tentukan laju alir ke tangki berpengaduk dengan
menggunakan stopwatch (volume air tertampung/waktu).
6. Memasukkan selang berisi aquadest ke tangki berpengaduk I dan catat waktu
sebagai waktu 0 menit.
7. Mengukur konduktivias di tangki berpengaduk I,II,III bergantian setiap 2
menit . (matikan pengaduk saat melakukan pengukuran konduktivitas)
8. Mengulangi langkah ke7 hingga didapat harga konduktivitas yang konstan di
ke3 tangki berpengaduk.
9. Setelah selesai, mengosongkan seluruh tangki penampung dan ke 3 tangki
berpengaduk. Cuci bersih dengan air karena sisa air garam dapat membuat
korosi pada alat.
Alternatif :
Ke 3 tangki berpengaduk di isi dengan larutan KCL 0,025 M (2000mL)
sedangkan tangki penampungan di isi dengan air aquades.

V.

DATA PENGAMATAN

waktu
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
22

tangki
1
4,72
3,68
3,07
2,56
2,25
1,89
1,56
1,48
1,29
1,1
0,98
0,93

tangki
2
4,93
4,78
4,48
4,17
3,84
3,5
3,01
2,79
2,54
2,04
1,89
1,69

tangki
3
4,89
4,91
4,84
4,75
4,59
4,46
4,3
4,02
3,8
3,48
3,2
3,08

24
26
28
30
32
34
36
38
40
42
44
46
48
50

0,66
0,57
0,52
0,45
0,36
0,31
0,29
0,25
0,23
0,2
0,2
0,2
0,2
0,2

1,57
1,35
1,19
1,05
0,83
0,7
0,68
0,62
0,54
0,46
0,38
0,29
0,23
0,21

2,2
2,65
2,39
2,18
1,75
1,67
1,53
1,35
1,16
0,87
0,62
0,41
0,34
0,29

tangki 1
5
4
3

Konduktivitas

2
1
0

10

20

30

waktu (menit)

40

50

60

tangki 2
6
5
4

konduktivitas 3
2
1
0

10

20

30

40

50

60

40

50

60

waktu (menit)

tangki 3
6
5
4

konduktivitas 3
2
1
0

10

20

30

waktu (menit)

konduktivitas vs waktu
pada tangki 1, 2 dan 3
6
5
4

konduktivitas 3
2
1
0

10

20

30

40

waktu (menit)
tangki 1

VI.

tangki 2

Perhitungan

a. Lari alir masuk


1. Q = V/t = 50 ml / 33 s = 1,51ml/s
2. Q = V/t = 50 ml/33 s = 1,51 ml/s
3. Q = V/t = 50 ml/32 s = 1,5625 ml/s
Q rata-rata =
=

Q 1+Q 2+ Q3
3

( 1,51+1,51+1,5625 ) ml /s
3

= 1,5275 ml/s

b. Volume tangki 1

tangki 3

50

60

d = 9,3 cm
t = 11,5 cm
1
2
V= 4 D t

cm
9,3

1
3,14
4

3
= 780,78 cm

c. Time constant
Persamaan garis pada tangki 1
x

x2

y2

4,72

3,68

3,07

16

2,56

36

2,25

64

10

1,89

100

12

1,56

144

14

1,48

196

16
18

1,29
1,1

256
324

20

0,98

400

22

0,93

484

24

0,66

576

26

0,57

676

28

0,52

784

30

0,45

900

32
34

0,36
0,31

1024
1156

22,27
8
13,54
24
9,424
9
6,553
6
5,062
5
3,572
1
2,433
6
2,190
4
1,664
1
1,21
0,960
4
0,864
9
0,435
6
0,324
9
0,270
4
0,202
5
0,129
6
0,096

xy

0
7,36
12,28
15,36
18
18,9
18,72
20,72
20,64
19,8
19,6
20,46
15,84
14,82
14,56
13,5
11,52
10,54

a=

36

0,29

1296

38

0,25

1444

40
42
44
46
48
50

0,23
0,2
0,2
0,2
0,2
0,2

1600
1764
1936
2116
2304
2500

650

30,15

22100

x 2
n ( x 2 )
( y ) ( x 2 )( x ) (xy)

( 30,15 )( 22100 ) ( 650 ) (347,76)


26 (71,6155 )422500

= -1,046

b=

x 2
n ( x 2 )
n ( xy ) ( x ) (y )

26 ( 347,76 )( 650 ) ( 30,15 )


26 ( 71,6155 )422500

= 0,025

Di dapatkan persamaan : y = a + bx
In A= -1,046 + 0,025t
b=

1
T

1
0,084
1
0,062
5
0,052
9
0,04
0,04
0,04
0,04
0,04
71,61
55

10,44
9,5
9,2
8,4
8,8
9,2
9,6
10
347,7
6

0,025 =

T=

1
T

1
0,025

T = 40

VII.

Analisa data

Pada percobaan kali ini mengenai perilaku dinamik tangki berpengaduk bertujuan untuk
mengamati perubahan input secara bertahap. Larutan yang di guanakan pada percobaan ini
adalah KCl dengan konsentrasi 0,3 M. Larutan KCl ini dimasukan kedalam tangki satu secara
terus menerus. Ketika larutan dimasukan dalam tangki 1 maka tangki dua juga akan terisi
dengan volume yang sama. Hal ini di karenakan adanya pipa yang menjadi penghubung
antara tangki satu dan tangki dua. Ketika tangki satu dan tangki dua telah terisi dengan
ketinggian maksimum, secara otomatis tangki tiga akan ikut terisi karena tangki tiga
terhubung dengan tangki dua pada batas ketinggian tertentu.
Untuk mengukur konduktivitas pada ketiga tangki di gunakan alat konduktometeryang
sebelumnya telah di kalibrasi dengan larutan KCl 0,1 M. Sebagai umpan digunakan aquadest
yang di alirkan ke tangki satu dengan menggunakan pompa pada laju alir tertentu. Pada
waktu yang bersamaan pengaduk juga dihidupkan. Pengadukan ini bertujuan untuk
menghomogenkan antara aquadest dengan larutan di dalam tangki.
Pada saat aquadest di alirkan ke dalam tangki, konsentrasi pada tangki satu akan lebih cepat
menurunya. Begitu pula dengan nilai konduktivitasnya yang lebih cepat menurun di
bandingkan dengan tangki dua dan tiga. Hal tersebut di karenakan aquadest yang bercampur
secara langsung dengan larutan pada tangki satu. Sedangkan pada tangki dua hanya
menerima input dari tangki satu, oleh karena itu penurunannya lebih lambat. Sama halnya
yang terjadi pada tangki tiga yang menerima input dari tangki dua.
Aquadest secara terus menerus di alirkan ke dalam tangki satu hingga ketiga tangki mendapat
nilai konduktivitas yang konstan dan sama pada ketiga tangki. Waktu dimana ketiga tangki
ini memiliki konduktivitas yang sama di sebut waktu konstan. Dengan mengetahui waktu
konstan kita akan dapat memperkirakan waktu yang di perlukan oleh suatu proses untuk
mencapai keadaan konstan.

VIII.

Kesimpulan

Setelah melakukan percobaan ini, dapat di simpulkan bahwa:


1. Konsentrasi larutan dari ketiga tangki akan berbeda pada saat awal penambahan
aquadest. Namun pada waktu tertentu konsentrasinya akan sama.

2. Tangki berpengaduk yang di susun secara seri memiliki perilaku dinamis akibat
adanya jarak pada ketiga tangki.
3. Ketiga larutan konstan pada menit ke 50

Daftar Pustaka

Kasi laboratorium.2016.Penuntun Praktikum Pengendalian Proses :


Politeknik Negeri Sriwijaya
https://www.scribd.com/Perilaku_Tangki_berpengaduk

Anda mungkin juga menyukai