Disusun Oleh
2016-2017
I. TUJUAN PERCOBAAN
Peralatan proses pengendalian pH terdiri dari dua buah tangki yang terletak
dibagian atas alat dan dibagian dasar. Tangki atas terbagi menjadi dua tangki A dan
tangki B yang masing - masing berisi larutan umpan beruapa asam dan tangki bawah
sebagai tangki penampungan. Tujuan utama pengendalian pH adalah mengendalikan pH
larutan yang terdapat pada tangki utama yang mengalir kebawah masuk menuju tangki
pencampuran.
Pada proses – proses tertentu, perubahan ketidakan liniearan menjadi sangat
ekstrim sehingga ada bagian dimana proses menjadi sangat sensitif atau sebaliknya
menjadi sangat tidak sensitif. Contoh paling klasik proese semacam ini adalah proese
dengan proses variabel pH.
Secara garishubungan antara bukaan valve Vs pH adalah seperti kurva digambar
bawah . dari kurva itu , jelas bahwa didareah Ph – 7, atau dareah netral, perubahan
bukaan valve sedikit saja akan menyebabkan perubahan pH yang sangat mencolok,
didareah itu proese sangat sensitif. Dengan kata lain, didareah itu gain sangat tinggi.
Ketidakliniearan proses biasanya dikompresikan dgn ketidakliniearan control
valve, namun untuk ini tidak bisa, untuk mengatasi hal itu, diperlukan sebuah
pengendalian non-linier. Pada pengendalian ini, dapat disetel dead band dan gain
sehingga didapatkan pengendalian proses yang diinginkan. Penyetealn PB, interval time
maupun derivatif time tetap seperti biasany,hanya saja semua transfer function di
control jenis ini akan selalu dikendalikan dengan gain yang tidak linear tadi. Jadi, bila
PB 200 % sedangkan gain dibuat 0,2 didareah sensitif itu GC = 0,01
Selain untuk pengendalian proses variabel p, pengendalian non linear juga
efektif untuk dipakai mengendalikan proses variabel pH, pengendalian non- linear juga
efektif untuk dipakai mengendalikan proses variabel flow yang sangat pulsatif.
Pada laju alir yang lambat, pengendali tidak dapat mempertahankan harga pH
dan pompa akan bergerak secara periodic (bergantian) sehingga menghasilkan osolasi
dan tidak mencapai set point dengan stabil. Pengukuran oksilasi dapat dilakukan dengan
mempercepat laju alir. Perbedaan untuk set point yang bersifat agak asam dan asam
dapat diperlihatkan pada grafik yang terbentuk. Linearitas dan bentuh simetris grafik
antara set point yang berbeda pada saat laju alir divariasikan menunjukkan
ketergantungan pH terhadap laju alir.
Intrumentasi dan control industri tentu tidak lepas dari sistem instrumentasi sebagai
pengontrol yang digunakan dalam keperluan pabrik. Sistem kontrol pada pabrik tidak lagi
manual seperti dahulu, tetapi saat sekarang ini telah dibantu dengan perangkat kontroler
sehingga dalam proses produksinya suatu pabrik bisa lebih efisien dan efektif. Kontroler juga
berfungsi untuk memastikan bahwa setiap proses produksi terjadi dengan baik.
PID (Proportional–Integral–Derivative controller) merupakan kontroler untuk
menentukan presisi suatu sistem instrumentasi dengan karakteristik adanya umpan balik
pada sistem tesebut. Pengontrol PID adalah pengontrol konvensional yang banyak
dipakai dalam dunia industri. Pengontrol PID akan memberikan aksi kepada Control
Valve berdasarkan besar error yang diperoleh. Control valve akan menjadi aktuator
yang mengatur aliran fluida dalam proses industri yang terjadi Level air yang
diinginkan disebut dengan Set Point. Error adalah perbedaan dari Set Point dengan level
air aktual. PID Blok Diagram dapat dilihat pada gambar dibawah :
Keterangan :
Kp = konstanta Proporsional
Ti = konstanta Integral
Td = konstanta Detivatif
Dengan :
1. Kontrol Proporsional
2.Kontrol Integratif
Pengontrol Integral berfungsi menghasilkan respon sistem yang memiliki
kesalahan keadaan mantap nol (Error Steady State = 0 ). Jika sebuah pengontrol tidak
memiliki unsur integrator, pengontrol proporsional tidak mampu menjamin keluaran
sistem dengan kesalahan keadaan mantapnya nol.
Jika G(s) adalah kontrol I maka u dapat dinyatakan sebagai u(t)=[integral
e(t)dT]Ki dengan Ki adalah konstanta Integral, dan dari persamaan di atas, G(s) dapat
dinyatakan sebagai u=Kd.[delta e/delta t]
Jika e(T) mendekati konstan (bukan nol) maka u(t) akan menjadi sangat besar
sehingga diharapkan dapat memperbaiki error. Jika e(T) mendekati nol maka efek
kontrol I ini semakin kecil. Kontrol I dapat memperbaiki sekaligus menghilangkan
respon steady-state, namun pemilihan Ki yang tidak tepat dapat menyebabkan respon
transien yang tinggi sehingga dapat menyebabkan ketidakstabilan sistem. Pemilihan Ki
yang sangat tinggi justru dapat menyebabkan output berosilasi karena menambah orde
system
Keluaran pengontrol ini merupakan hasil penjumlahan yang terus menerus dari
perubahan masukannya. Jika sinyal kesalahan tidak mengalami perubahan, maka
keluaran akan menjaga keadaan seperti sebelum terjadinya perubahan masukan. Sinyal
keluaran pengontrol integral merupakan luas bidang yang dibentuk oleh kurva
kesalahan / error.
Ciri-ciri pengontrol integral :
3.Kontrol Derivatif
1. Pengontrol tidak dapat menghasilkan keluaran jika tidak ada perubahan pada
masukannya (berupa perubahan sinyal kesalahan)
2. Jika sinyal kesalahan berubah terhadap waktu, maka keluaran yang dihasilkan
pengontrol tergantung pada nilai Kd dan laju perubahan sinyal kesalahan.
3. Pengontrol diferensial mempunyai suatu karakter untuk mendahului, sehingga
pengontrol ini dapat menghasilkan koreksi yang signifikan sebelum pembangkit
kesalahan menjadi sangat besar. Jadi pengontrol diferensial dapat mengantisipasi
pembangkit kesalahan, memberikan aksi yang bersifat korektif dan cenderung
meningkatkan stabilitas sistem.
4. Dengan meningkatkan nilai Kd, dapat meningkatkan stabilitas sistem dan
mengurangi overshoot.
Efek dari setiap pengontrol Proporsional, Integral dan Derivatif pada sistem lup
tertutup disimpulkan pada table berikut ini :
PID Controler adalah controler yang penting yang sering digunakan dalam
industri. Sistem pengendalian menjadi bagian yang tidak bisa terpisahkan dalam proses
kehidupan ini khususnya dalam bidang rekayasa industri, karena dengan bantuan
sistem pengendalian maka hasil yang diinginkan dapat terwujud. Sistem pengendalian
dibutuhkan untuk memperbaiki tanggapan sistem dinamik agar didapat sinyal keluaran
seperti yang diinginkan. Sistem kendali yang baik mempunyai tanggapan yang baik
terhadap sinyal masukan yang beragam.
IV. LANGKAH KERJA
Dari praktikum yang telah dilakukan, tujuan dari praktikum CRpH ini adalah
untuk menjaga nilai pH agar tetap berada pada set point yang telah ditentukan. Pada alat
pengendalian pH terdapat 2 galon yang terletak pada bagian atas dan bagian bawah.
Galon bagian atas berisi larutan asam, dalam hal ini adalah HCl dengan konsentrasi
30% dalam volume 9 liter dan pada bagian bawah berisi larutan basa, dalam hal ini
NaOH 30% dalam volume 6 liter. Pada praktikum ini dilakukan percobaan untuk
mengamati pengendalian mode proporsional.