Anda di halaman 1dari 13

Nama :Wayan Pipit Puspita

NPM : 1915041061
Mata Kuliah : Perancangan Sistem Utilitas
Dosen pengampu : Dr. Elida Purba, S.T., M.Sc.
Pengertian Boiler
 Ketel uap (bahasa Inggris:boiler) adalah alat untuk menghasilkan uap air, yang akan digunakan
untuk pemanasan atau tenaga gerak. Bahan bakar pendidih bermacam-macam dari yang populer
batubara dan minyak bakar, sampai listrik, gas, biomasa, nuklir dan lain-lain. Pendidih merupakan
bagian terpenting dari penemuan mesin uap yang merupakan pemicu lahirnya revolusi industri.

● Sebuah ketel uap (boiler) harus memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai berikut:


● Dalam waktu tertentu harus dapat menghasilkan uap dengan berat tertentu dan tekanan lebih besar
dari 1 atmosfir.
● Uap yang dihasilkan harus dengan kadar air yang sedikit mungkin.
● Kalau dipakai alat pemanas lanjut, maka pada pemakaian uap yang tidak teratur, suhu uap tidak
boleh berubah banyak dan harus dapat diatur dengan mudah
● Pada waktu olah gerak dimana pemakaian uap berubah-rubah maka takanan uap tidak boleh berubah
banyak
● Uap harus dapat dibentuk dengan jumlah bahan bakar yang serendah mungkin
● Susunan pengopakan bahan bakar harus sedemikian rupa sehingga bahan bakar dapat dibakar dengan
tidak memerlukan ongkos dan tenaga yang terlalu besar.

Prinsip Kerja Boiler
• Boiler atau ketel uap adalah suatu perangkat mesin yang berfungsi untuk mengubah
air menjadi uap. Proses perubahan air menjadi uap terjadi dengan memanaskan air
yang berada didalam pipa-pipa dengan memanfaatkan panas dari hasil pembakaran
bahan bakar. Pembakaran dilakukan secara kontinyu didalam ruang bakar dengan
mengalirkan bahan bakar dan udara dari luar.
Fungsi Boiler
 Pada dasarnya boiler adalah alat yang berfungsi untuk memanaskan air
dengan menggunakan panas dari hasil pembakaran bahan bakar, panas hasil
pembakaran selanjutnya panas hasil pembakaran dialirkan ke air sehingga
menghasilkan steam (uap air yang memiliki temperatur tinggi). Dapat
menyimpulkan bahwa boiler berfungsi untuk memproduksi steam (uap) yang
dapat digunakan untuk proses/kebutuhan selanjutnya.
Klasifikasi Boiler (Ketel Uap)
• Dilihat dari zat yang mengalir di dalam pipanya, ketel dibagi menjadi tiga golongan
yaitu:

• 1. Ketel Pipa Api (Fire Tube Boiler). Pada ketel ini gas-gas panas mengalir di dalam pipa, sedangkan air
yang dipanasi berada di luar pipa. Ketel pipa api biasanya digunakan untuk kapasitas steam sampai 14.000
kg/jam dengan tekanan 18 kg/cm2. Ketel pipa api dapat menggunakan bahan bakar minyak bakar, gas atau
bahan bakar padat dalam operasinya. Untuk alasan ekonomis, sebagian besar ketel pipa api dikontruksi
sebagai “paket” boiler (dirakit pabrik ) untuk semua bahan bakar.
• Contohnya : Ketel Schots, Ketel Cochran
• Gambar Ketel Pipa Api
Klasifikasi Boiler (Ketel Uap)

• 2. Ketel Pipa Air (Water Tube Boiler). Pada ketel ini yang mengalir di dalam pipa adalah air
ketel, sedangkan gas-gas pemanasnya berada di luar pipa. Pada masa kini ketel-ketel pipa air ini lebih
pesat perkem¬bangannya. Pada ketel pipa air, air diumpankan boiler melalui pipa-pipa masuk kedalam
drum. Air yang tersirkulasi dipanaskan oleh gas pembakaran membentuk steam pad daerah uapdalam
drum. Ketel ini dipilih jika kebutuhan steam dan tekanan steam sangat tinggi seperti pada kasus ketel
untuk pembangkit tenaga. Ketel yang modern dirancang dengan kapasitas steam antar 4.500 – 12.000
ton/jam, dengan tekanan sangat tingi. Banyak ketel pipa air yang dikontruksikan secara paket jika
digunankan bahan bakar minyak bakar dan gas. Untuk ketel pipa air yang menggunakan bahan bakar
padat, tidak umum dirancang secara paket. Karakteristik ketel pipa air sebagai berikut:
• a. Fored, induced dan balanced draft membantu untuk meningkatkan efisiensi pembakaran.
• b. Kurang toleran terhadap kualitas air yang dihasilkan dari plant pengolahan air.
• c. Memungkinkan untuk tingkat efisiensi panas yang lebih tinggi
• Contohnya : Ketel Babcock dan Wilcox, Ketel Foster Wheeler, Ketel Yarrow, I S D, E S D ( ESD I, II, III
dan IV )
Klasifikasi Boiler (Ketel Uap)
• Gambar Ketel Pipa Air

• 3. Ketel Gabungan Pipa Api dan Pipa Air. Pada ketel ini terdapat dua macam jenis
pipa, yaitu pipa api dan pipa air. Konstruksi¬nya pada umumnya seperti Ketel Schots. Dan
nampaknya dibuatnya ketel ini adalah untuk memperbaiki kekurangan yang terdapat pada
Ketel Schots, seperti kurang baiknya sirkulasi air di dalam ketel.
• Contohnya : Ketel Werkspoor, Ketel Howden – Johnson
Klasifikasi Boiler (Ketel Uap)
• Dilihat dari Letak Dapur (Furnace Position), ketel dibagi menjadi :
• 1. Ketel dengan pembakaran di dalam (internally fired steam boiler).
Dalam hai ini dapur berada (pembakaran terjadi) di bagian dalam ketel .
kebanyakan ketel pipa api memakai sistem ini.
Klasifikasi Boiler (Ketel Uap)
• 2. Ketel dengan pembakaran di luar (outernally fired steam boiler).
Dalam hai ini dapur berada (pembakaran terjadi) di bagian dalam ketel .
kebanyakan ketel pipa air memakai sistem ini.
Klasifikasi Boiler (Ketel Uap)
• Dilihat berdasarkan tekanan kerjanya:
 1. Low-pressure boiler: Boiler ini menghasilkan uap air bertekanan 15-20 bar saja.
 2. Medium-pressure boiler: Boiler ini menghasilkan uap air dari 20 hingga 80 bar.
 3. High-pressure boiler: Boiler ini menghasilkan tekanan uap air di atas 80 bar.
 4. Sub-critical boiler: Titik kritis boiler adalah sebuah kondisi dimana uap air boiler mencapai suhu 560°C
pada tekanan 221 bar. Jika sebuah boiler bekerja di bawah kondisi tersebut, maka boiler tersebut
dinamakan boiler subcritical. Lazimnya boiler subcritical didesain bekerja di tekanan 160 bar dan
temperatur uap 540°C.
 5. Supercritical boiler: Jika sebuah boiler bekerja di atas titik kritisnya, maka boiler tersebut disebut
dengan boiler supercritical. Boiler supercritical memiliki tingkat efisiensi bahan bakar yang lebih baik
daripada boiler subcritical. Boiler supercritical memiliki nilai efisensi desain sekitar 45%. Sedangkan
boiler subcritical hanya mampu mencapai angka 38%.
 6. Ultra Supercritical boiler, boiler yang kita kenal dengan istilah Ultra Supercritical ini (disingkat USC)
memiliki titik operasional sekitar 260 bar dan temperatur 700°C. Boiler modern ini memiliki nilai
efisiensi teoritis mencapai 50%.
Permasalahan Umum yang Terjadi di Boiler
1. Problem Scale (Kerak)
• Problem ini terjadi karena feed water mengandung ion Mg atau Ca (hard water).
• Problem scale berakiat diameter pipa menyempit, transfer panas terhambat, dan terjadi hot
spot.
• Masalah boiler ini dapat dicegah dengan mencanangkan water treatment yang baik

2. Problem Korosi
• Problem ini terjadi karena feed water mengandung gas yang bersifat korosif (O2, CO2, dan
NH3).
• Adanya masalah korosi pada pipa menyebabkan dampak negative seperti ketebalan pipa
berkurang, pipa makin rapuh, penyumbatan dan penumpukan endapan hasil korosi, pipa
pecah serta korosi mengakibatkan pipa boiler menjadi tipis atau bocor.
Permasalahan Umum yang Terjadi di Boiler
• Produk korosi yang terakumulasi dan mengendap menyebabkan masalah korosi baru yang disebut
corrosion under deposit.
• Problem ini dapat dicegah dengan menyediakan plant untuk mengurangi kadar oksigen, juga perlu
injection corrosion inhibitor untk menghambat timbulnya korosi.
3. Problem Boiler Carryover
• Terjadi jika busa, padatan, butiran air atau gas-gas korosif terbawa oleh steam yang akan masuk ke
turbin (inlet turbin).
• Carryover menyebabkan masalah pada turbin dan peralatan setelahnya.
• Problem ini terkait dengan kemurnian steam.
4. Problem Efisiensi Pembakaran
• Api kurang panas.
• Boros bahan bakar.
• Meninggalkan banyak residu.
• Asap berwarna hitam.
• Solusinya adalah dengan menggunakan solid fuel additive yang dapat membantu bahan bakar untuk
mencapai nilai pembakaran maksimum.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai