Anda di halaman 1dari 18

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Boiler

Boiler adalah bejana tertutup yang dirancang untuk mengubah air

menjadi uap kering dengan cara dipanaskan. Panas yang diperlukan untuk

membuat uap air ini didapat dari hasil pembakaran bahan bakar pada tempat

pembakar. Boiler uap terdiri dari drum yang tertutup pada ujung serta

pangkalnya, dan dalam perkembangannya dikenal dengan boiler pipa api

dan boiler pipa air. Konstruksi boiler uap berhubungan dengan sifat yang

dimiliki oleh air terutama uap serta peristiwa yang terjadi pada

pembentukan uap. Naiknya temperatur air terjadi karena adanya paparan

panas yang diberikan pada air melalui dinding boiler yang berisikan gas

panas hasil pembakaran. Akibat pemberian panas secara terus menerus

maka akan terbentuk gelembung - gelembung uap yang bergerak keatas

permukaan. Hal ini akibat perbedaan berat jenis antara uap air dan air.

Fenomena ini bersirkulasi secara terus menerus selama proses pembakaran

bahan bakar tetap berlangsung (Pratama, 2017: 9).

Beberapa faktor yang mempengaruhi efisiensi boiler adalah

tekanan superheater, temperatur air umpan, temperatur uap, jumlah uap

yang dihasilkan, jumlah konsumsi bahan bakar, dan nilai kalor pembakaran

bahan bakar (Pesulima 2017: 60).

6
7

2.1.1 Prinsip Kerja Boiler

Proses pembentukan uap pada boiler diawali dengan mengalirkan

air umpan boiler (Boiler Feed Water) dari tangki penampungan air umpan

ke deaerator menggunakan pompa deaerator dengan tekanan yang sesuai

spesifikasi yang dibutuhkan. Pada unit deaerator air umpan akan

mengalami proses deaerasi, yaitu proses penghilangan kandungan gas-gas

terlarut yang tidak dikehendaki / tidak boleh terikut ke dalam boiler

terutama kandungan gas oksigen dan karbondioksida yang dapat

menyebabkan foaming dan korosif, dengan sistem mengalirkan air melewati

tray-tray pada unit deaerator yang kemudian dari arah samping dilakukan

penyemprotan menggunakan media uap panas bertekanan rendah (Low

Pressure Steam) sehingga akan terjadi proses pemisahan air dan gas-gas

terlarut. Air yang telah terbebas dari kandungan oksigen akan ditampung

dalam vesel penampung / akumulator, sedangkan oksigen dan gas-gas

terikut lainya akan dibuang ke atmosfir melalui venting. Pada outlet

deaerator juga dilakukan injeksi cairan kimia yaitu: Hydrazine yang

berfungsi untuk menghilangkan kandungan oksigen yang masih terikut,

Amine yang berfungsi sebagai pelapis / film untuk mencegah korosif, dan

Phospate yang berfungsi mengontrol pH air. Selanjutnya air umpan akan

dipompakan ke boiler menggunakan pompa Boiler Feed Water dengan

tekanan yang sesuai spesifikasi pada boiler ke dalam steam drum.

Kemudian dengan sirkulasi alami, air umpan akan turun menuju mud drum

melalui tube-tube down comer. Adanya radiasi panas dari proses


8

pembakaran bahan bakar pada ruang bakar (combusition chamber), akan

menyebabkan air umpan mengalami kenaikan termperatur hingga terjadi

perubahan fasa, yang mengakibatkan air mengalami penurunan density dan

akan mengalir ke atas melalui tube-tube riser menuju steam durm.

Selanjutnya air yang telah berubah menjadi uap basah (wet steam), akan

dialirkan menuju unit superheater untuk mendapatkan pemanasan lanjut

agar terjadi kenaikan 14 temperatur pada tekanan tetap, sehingga akan

menghasilkan superheated steam. Unit superheater terdiri dari dua bagian,

yaitu primary superheater dan secondary superheater, dimana diantara

primary dan secondary superheater terdapat fasilitas injeksi desuperheater

water yang berfungsi untuk mengatur temperatur steam yang keluar boiler

agar sesuai dengan spesifikasi yang diharapkan (Santiatma, 2017 : 13).

2.1.2 Fungsi Boiler

Menurut S.A, Karjono (2002) Boiler adalah suatu bejana tertutup

yang terbuat dari baja yang digunakan untuk menghasilkan uap. Uap yang

dihasilkan dapat digunakan sebagai fluida kerja atau media pemanas untuk

berbagai macam keperluan rumah-tangga sampai dengan keperluan industri,

misalnya:

1. Sebagai fluida kerja untuk menggerakkan mesin-mesin uap seperti

mesin turbin dan torak, Untuk keperluan ini biasanya uap yang

mempunyai tekanan dan suhu cukup tinggi.

2. Sebagai media pemanas untuk memanaskan cairan yang mudah beku

agar tetap dalam keadaan cair, misalnya dalam penyimpanan minyak


9

berat, dalam pengaliran dan lain sebagainya. Untuk keperluan ini

biasanya uap mempunyai tekanan yang rendah.

3. Sebagai bahan bantu proses untuk membantu proses fraksinasi, untuk

membantu proses pengeringan, untuk pembersihan dan lain sebagainya.

Untuk keperluan ini biasanya menggunakan tekanan sedang (Kwalepa,

2022 : 12).

2.1.3 Klasifikasi Boiler

Setiap boiler yang dibuat oleh suatu perusahaan pada dasarnya

terdiri dari drum yang tertutup. Dalam perkembangannya dilengkapi dengan

pipa api atau pipa air. Oleh karena itu sesuai dengan kontruksinya boiler

dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Berdasarkan Isi Pipa atau Tube

a. Boiler Pipa Api (Fire Tube Boiler)

Pada ketel jenis ini api dan gas panas yang dihasilkan oleh

pembakaran bahan bakar mengalir melalui pipa - pipa yang

dikelilingi oleh air yang berfungsi sebagai penyerap panas. Panas

dihantarkan melalui dinding - dinding pipa dari gas - gas panas ke air

disekelilingnya[5]. Boiler pipa api dapat menggunakan bahan bakar

minyak, gas, dan bahan bakar padat. (Rahmawati, 2018 : 6)

b. Boiler Pipa Air (Water Tube Boiler)

Ketel pipa air ini adalah ketel yang peredaran airnya terjadi

didalam pipa – pipa yang dikelilingi oleh nyala api dan gas panas

dari luar susunan pipa. Kontruksi pipa – pipa yang dipasang didalam
10

ketel dapat berbentuk lurus (Straight Tube) dan juga dapat berbentuk

pengkolan (Bend Tube) tergantung dari jenis ketelnya. Pipa – pipa

yang lurus dipasang secara paralel didalam 8 ketel dihubungkan

dengan Header, kemudian Header tersebut dihubungkan dengan

bejana uap yang dipasang secara horizontal diatas susunan pipa.

Contoh ketel yang termasuk kedalam golongan ini adalah Ketel

Benson, Ketel Babcock and Wilcox, Ketel Lamont, Ketel Yarrow,

dan Ketel Loeffer. Ketel pipa air ini terbilang ketel yang dibuat untuk

kapasitas besar dimana industri – industri besar yang memerlukan

pasokan listrik besar menggunakan model ketel pipa air untuk

menjadi penghasil steam guna membangkitkan listrik. Dalam segi

perawatan juga ketel pipa air lebih susah daripada ketel pipa api

yang lebih praktis. (Rahmawati, 2018 : 6)

2. Berdasarkan Penggunaan

Menurut Hakbar (2021) ada beberapa klasifikasi boiler

berdasarkan penggunaannya.

a. Power Boiler

Steam yang dihasilkan boiler ini menggunakan tipe water tube

boiler, hasil steam yang dihasilkan memiliki tekanan dan kapasitas

yang besar, sehingga mampu memutar steam turbin dan

menghasilkan listrik dari generator. Karakteristik Kegunaan

utamanya sebagai penghasil steam untuk pembangkit listrik dan sisa

steam digunakan sebagai proses industri.


11

b. Industrial Boiler

Steam yang dihasilkan boiler ini dapat menggunakan tipe water tube

boiler atau fire tube boiler. Karakteristik kegunaan steam utamanya

untuk menjalankan proses industri dan sebagai tambahan panas dan

steam memiliki kapasitas yang besar dan tekanan yang sedang.

c. Komersial Boiler

Steam yang dihasilkan boiler ini dapat menggunakan tipe water tube

boiler atau fire tube boiler. Karakteristik kegunaan steam utamanya

untuk menjalankan proses operasi komersial dan steam memiliki

kapasitas yang besar dan tekanan rendah.

d. Residential Boiler

Steam yang dihasilkan boiler ini menggunakan boiler tipe fire tube

boiler. Karakteristik memiliki tekanan dan kapasitas steam yang

rendah dan kegunaan utamanya yaitu sebagai penghasil steam

tekanan rendah yang digunakan untuk perumahan.

e. Heat Recovery Boiler

Steam yang dihasilkan boiler ini menggunakan tipe water tube boiler

atau fire tube boiler. Karakteristik steam yang dihasilkan memiliki

tekanan dan kapasitas yang besar dan kegunaan utamanya sebagai

penghasil steam dari uap panas yang tidak terpakai - Hasil steam ini

digunakan untuk menjalankan proses industri.


12

3. Berdasarkan Bahan Bakar yang Digunakan

Menurut Loviani (2018) ada beberapa klasifikasi boiler

berdasarkan penggunaannya.

a. Solid Fuel

Tipe Boiler bahan bakar padat memiliki karakteristik, harga

bahan baku pembakaran relatif lebih murah dibandingkan dengan

Boiler yang menggunakan bahan bakar cair dan listrik. Nilai

efisiensi dari tipe ini lebih baik jika dibandingkan dengan Boiler tipe

listrik. Cara kerjanya pemanasan yang terjadi akibat pembakaran

antara percampuran bahan bakar padat (batu bara, baggase, rejected

product, sampah kota, kayu) dengan oksigen dan sumber panas.

b. Oil Fuel

Tipe Boiler bahan bakar cair memiliki karakteristik, harga

bahan baku pembakaran paling mahal dibandingkan dengan semua

tipe. Nilai efisiensi dari tipe ini lebih baik jika dbandingkan dengan

Boiler bahan bakar padat dan listrik. Cara kerjanya pemanasan yang

terjadi akibat pembakaran antara percampuran bahan bakar cair

(solar, IDO, residu, kerosin) dengan oksigen dan sumber panas.

c. Gas Fuel

Tipe Boiler bahan bakar gas memiliki karakteristik, harga

bahan baku pembakaran paling murah dibandingkan dengan semua

tipe boiler. Nilai effisiensi dari tipe ini lebih baik jika dibandingkan

dengan semua tipe Boiler berdasarkan bahan bakar. Cara kerjanya


13

pembakaran yang terjadi akibat percampuran bahan bakar gas (LNG)

dengan oksigen dan sumber panas.

Gas adalah salah satu dari tiga keadaan materi. Gas

mempunyai sifat khusus yang tidak dimiliki oleh zat cair maupun zat

padat (Dhamayanthie, 2018 : 84)

d. Electric

Tipe Boiler listrik memiliki karakteristik, harga bahan baku

pemanasan relatif lebih murah dibandingkan dengan Boiler yang

menggunakan bahan bakar cair. Nilai efisiensi dari tipe ini paling

rendah jika dibandingkan dengan semua tipe Boiler berdasarkan

bahan bakarnya. Cara kerjanya pemanasan yang terjadi akibat

sumber listrik yang menyuplai sumber panas.

2.2 Peralatan Utama Boiler

Menurut Hakbar (2021) Boiler atau ketel uap terdiri dari berbagai

komponen yang membentuk satu kesatuan sehingga dapat menjalankan

operasinya, diantaranya:

1. Furnace

Komponen ini merupakan tempat pembakaran bahan bakar.

Beberapa bagian dari furnace diantaranya: refractory, ruang perapian,

burner, exhaust for flue gas, charge and discharge door.

Ruang bakar atau lorong api ini digunakan untuk memanaskan

air. Diameternya kurang dari 1 meter. Api yang dihasilkan adalah hasil

pengabutan dari bahan bakar, udara dan bahan lain yaitu LPG serta
14

dengan bantuan elektroda untuk penyalaan awal. Api yang dihasilkan

tersebut dihembuskan ke seluruh lorong api oleh motor blower dan

melewati pipa-pipa api sampai terjadi proses penguapan.

Biasanya lorong pipa api di dalam boiler dibuat bergelembung

memanjang dengan tujuan:

- Menghambat jalannya panas atau gas dari hasil reaksi

pembakaran

- Memperluas bidang yang dipanaskan

- Pada saat pemuaian akibat pembakaran, lorong api dapat fleksibel

2. Steam Drum

Komponen ini merupakan tempat penampungan air panas dan

pembangkitan steam. Steam masih bersifat jenuh (saturated steam).

Tangki atau drum sering disebut juga badan ketel uap yaitu

tempat beroperasinya ketel uap di dalamnya terdapat instrument-

instrumen yang menjalankan proses pemindah panas seperti lorong api

dan pipa api, dalam badan ketel inilah sejumlah air ditampung untuk

dipanaskan.

3. Superheater

Komponen ini merupakan tempat pengeringan steam dan siap

dikirim melalui main steam pipe dan siap untuk menggerakkan turbin

uap atau menjalankan proses industri.

4. Air Heater
15

Komponen ini merupakan ruangan pemanas yang digunakan

untuk memanaskan udara luar yang diserap untuk meminimalisasi udara

yang lembab yang akan masuk ke dalam tungku pembakaran.

5. Pipa Api

Adalah pipa-pipa dengan diameter 55 mm yang jumlahnya

mencapai 1062 buah yang fungsinya untuk menguapkan air.

6. Burner

Yaitu perangkat dari ketel uap yang berfungsi menyemprot

bahan bakar ke dalam ruang pembakaran sehingga pembakaran mudah

terjadi.

7. Cerobong Asap

Yaitu perangkat dari ketel uap yang berfungsi meneruskan atau

membuang asap sisa reaksi pembakaran yang terjadi di dalam boiler

dengan tujuan menyalurkan gas asap bekas supaya tidak mengotori atau

mengganggu lingkungan sekitar. Di dalam cerobong asap ini terdapat

water spray yang fungsinya untuk menyemprotkan air di dalam cerobong

supaya abu dari sisa pembakaran jatuh ke bawah dan mengalir ke bak

sedimen.

8. Economizer

Komponen ini merupakan ruangan pemanas yang digunakan

untuk memanaskan air dari air yang terkondensasi dari sistem

sebelumnya maupun air umpan baru sebelum masuk ke dalam ketel.

Economizer terdiri dari pipa-pipa air yang ditempatkan pada lintasan gas
16

asap sebelum meninggalkan ketel. Gas asap yang akan melewati

cerobong temperaturnya masih cukup tinggi sehingga merupakan

kerugian panas yang besar bila gas asap tersebut langsung dibuang lewat

cerobong. Gas asap yang masih panas ini yang akan dimanfaatkan untuk

memanaskan air isian ketel.

Adapun keuntungan menggunakan economizer antara lain:

- Menghemat bahan bakar sehingga biaya operasional lebih

murah, karena air isian masuk ke dalam ketel sudah dalam

keadaan panas.

- Memperbesar efisiensi ketel karena memperkecil kerugian

panas yang dialami ketel uap.

2.3 Penunjang Boiler

Agar boiler dapat beroperasi secara optimum maka diperlukan alat

penunjang boiler lainnya yaitu : demineralizer, deaerator, dan BFW pump.

a. Demineralizer

Demineralisasi adalah suatu proses penghilangan garam-garam

mineral yang ada didalam air, sehingga air yang dihasilkan mempunyai

kemurnian yang tinggi. Air demin adalah suatu produk air yang telah

mengalami proses pemisahan mineral-mineral yang terkandung di

dalamnya atau air yang sudah tidak mengandung mineral-mineral.

(Akbar, 2020 : 28)

b. Dearator
17

Deaerator disebut sebagai pemanas air umpan tipe langsung

(open feedwater heater), karena dalam proses pemanasannya terjadi

kontak langsung (pencampuran) antara uap pemanas dari ekstraksi turbin

tekanan menengah dengan air umpan yang masuk ke dalam tangki

pemanas deaerator. Proses pemanasan ini mengakibatkan kenaikan

temperatur air umpan kurang lebih 17oC–20oC. Selain itu, kontrol

temperaturair keluar deaerator yang mendekati titik didihnya (belum

sampai mendidih) pada nilai tekanan tangki deaerator tertentu dapat

berfungsi untuk mencegah terjadinya kavitasi pada boiler feed pump

(Sunarwo, 2014 : 94)

c. Boiler Feed Water Pump

Boiler Feed Pump atau yang biasa disebut Pompa Pengisi Ketel

berfungsi untuk menaikkan tekanan air pengisi dari Deaerator menuju

Steam Drum melalui High Pressure Heater dan Ekonomiser. (Antono,

2019 : 83)

d. Soot Blower

Sootblower berfungsi untuk membersihkan jelaga/kerak/abu

yang menempel pada permukaan pipa-pipa wall tube, superheater

reheater, economizer, air heater. (Purnama, 2017 : 187)

2.4 Pembakaran

Proses pembakaran merupakan rangkaian reaksi-reaksi kimia yang

terjadi antara bahan bakar dan zat pengoksidasi berupa oksigen, dimana

dalam proses pembakaran ini dibarengi dengan produksi energi berupa


18

panas dan perubahan senyawa kimia. Pelepasan energi panas ini dapat

menimbulkan cahaya dalam bentuk api. Reaksi pembakaran berlangsung

ketika suatu zat bereaksi cepat dengan oksigen dan mendapatkan suhu yang

cukup untuk memulai awal pembakaran. Pada proses pembakaran terdapat

proses pembakaran yang berlangsung secara sempurna dan tidak

berlangsung secara sempurna, hal ini dipengaruhi oleh unsur yang

tergantung di dalam bahan bakar yang digunakan maupun proses terjadinya

pembakaran tersebut (Cahyono et al., 2011).

Pembakaran dapat berlangsung secara sempurna disaat unsur yang

terkandung dalam bahan bakar dapat terbakar secara keseluruhan,

sedangkan apabila dalam bahan bakar terdapat unsur yang tidak dapat

terbakar maka akan menghasilkan sisa pembakaran berupa gas beracun dan

material yang dapat mencemari dan berbahaya bagi lingkungan. Bahan

bakar yang umumnya digunakan adalah bahan bakar organik seperti

hidrokarbon dalam fasa padat, cair, dan gas. Pada umumnya dalam proses

pembakaran menghasilkan zat-zat berbahaya yang tidak digunakan lagi

seperti CO, CO2, dan jelaga. Reaksi pembakaran sempurna akan

menghasilkan CO2, hal ini terjadi ketika dalam proses oksidasi bahan bakar

terdapat suplai jumlah oksigen yang cukup. proses pembakaran. (Rohadi,

2016 : 4)

2.4.1 Klasifikasi Pembakaran Berdasarkan Sifat Reaksi Kimia

a. Pembakaran Sempurna
19

Pembakaran ini merupakan jenis pembakaran sempurna, dimana reaktan

secara keseluruhan terbakar dengan oksigen dan menghasilkan energi panas,

karbondioksida dan uap air saja. Pada umumnya pembakaran sempurna

tidak mungkin terjadi dalam kehidupan nyata. (Rohadi, 2016 : 5)

Contoh : CH 4 +O2 → CO 2+ H 2 O+ Heat …………………………….2.1

b. Pembakaran Tidak Sempurna

Proses pembakaran yang berlangsung secara tidak sempurna dapat

disebabkan karena jumlah oksigen tidak mencukupi untuk membakar bahan

bakar sehingga dihasilkan zat sisa pembakaran berupa karbon monoksida

dan jelaga yang merupakan zat bahaya bagi kesehatan manusia. oleh karena

itu zat sisa berupa karbon monoksida harus dihindari, hal ini dapat ditempuh

dengan melakukan optimasi pada proses pembakaran. (Rohadi, 2016 : 5)

Contoh : C 4 H 6+ 3O2 →CO 2 +CO+3 H 2 O+ Heat ………………….. 2.2

2.4.2 Klasifikasi Pembakaran Berdasarkan Cara Pencampuran Reaktan dan

Pengoksidasi

a. Pembakaran Premixed

Pembakran premixed memiliki ciri – ciri menglami proses

pembakaran, bahan bakar dan zat pengoksidasi bercampur secara

sempurna antara satu sama lain terlebih dahulu sebelum dialirkan ke

dalam ruang bakar (combustor) untuk mengalami proses pembakaran

(Rohadi, 2016 : 5).

b. Pembakaran Difusi
20

Bahan bakar pada pembakaran jenis difusi akan tercampur

dengan udara di dalam ruang bakar, seperti proses pembakaran pada

mesin diesel dimana bahan bakar diinjeksikan dalam ruang bakar agar

tercampur dengan udara bertekanan tinggi dan terjadi proses

pembakaran. (Rohadi, 2016 : 6)

Pembakaran secara difusi memiliki visualisasi nyala api yang

didominasi warna kuning, sedangkan pembakaran secara premixed

memiliki visualisasi nyala api berwarna biru yaitu memiliki suhu tinggi.

Warna dalam hal ini menunjukkan tingkat panas dari hasil pembakaran.

Kelemahan dari pembakaran premixed adalah terjadinya flash back, yaitu

api akan merambat ke dalam ruang pencampuran mekanik yang

menyebabkan kebakaran. Apabila terjadi kebakaran pada api tipe ini,

maka api lebih susah untuk di padamkan (Siamullah et al. 2013).

2.5 Rasio Udara dan Bahan Bakar (AFR)

Air flow ratio atau biasa disingkat AFR merupakan besaran yang

menyatakan jumlah perbandingan antara massa udara dan bahan bakar

dalam suatu reaksi kimia. Pada air fuel ratio (AFR) terdapat campuran kaya

dan campuran kurus, campuran kaya adalah campuran dimana jumlah bahan

bakar lebih banyak dibandingkan dengan udara, sedangkan campuran kurus

adalah campuran yang kekurangan bahan bakar atau kelebihan udara.

Antara campuran kaya dan campuran kurus terdapat campuran

stoichiometry, dimana perbandingan antara udara dengan bahan bakar

dalam keadaan setimbang. Setiap perbandingan volume udara dengan bahan


21

bakar menghasilkan emisi gas buang yang berbeda – beda. Perbandingan

udara dengan bahan bakar yang kurang sempurna akan berdampak terhadap

gas buang dari proses pembakaran (Tenaya, 2011 : 40)

2.6 Kalor

Kalor adalah salah satu bentuk energi yang dapat dipindahkan dari

satu tempat ke tempat lain, tetapi tidak bisa diciptakan atau dimusnahkan

sama sekali. Dalam prosesnya, panas dapat menyebabkan kenaikan suhu

atau perubahan tekanan, kimia reaksi dan listrik. Proses panas transfer dapat

dilakukan secara langsung, dan tidak langsung. Itu perbedaan suhu dan

tekanan dalam fluida akan mempengaruhi kecepatan perpindahan panas,

perpindahan panas koefisien, dan efisiensi (Prastyo, 2020 :

2.7 Efisiensi Thermal

Konsep efisiensi sangat mudah. Analisis efisiensi, dan inefisiensi,

dari suatu sistem dapat digunakan untuk mengidentifikasi di mana peluang

terbesar untuk keuntungan dapat diperoleh. Itu juga bisa digunakan untuk

membandingkan kinerja satu sistem dengan yang lain. Efisiensi termal dari

setiap sistem tungku didefinisikan sebagai energi berguna yang berasal dari

sistem relatif terhadap input energi (Jenkins, 2008 :336). Efisiensi thermal

dirumuskan sebagai berikut :

Useful heat
η=
Total Heat

(Q ¿ ¿ r+ Q s )
η=(Q ¿ ¿ a +Q f + Q fs )− ¿¿
(Q ¿ ¿ a +Q f +Q fs )¿

Dimana : Qa : Kalor sensibel udara


22

Qf : Kalor pembakaran fuel

Qfs : Kalor sensibel fuel

Qr : Kalor radiasi

QS : Kalor stack

a. Kalor Sensibel Udara

ma
Q1=cpa . ( T a −T d ) .
mf

Dimana :

cp : Kapasitas kalor

Ta : Temperatur udara masuk

Td : Temperatur standar

ma : O2 teoritis

mf : Humidity

b. Kalor Pembakaran Fuel

Q2=m. LHV

Dimana :

m : laju alir

HHV : High Heating Value

c. Kalor Sensibel Fuel

Q3=m. cp . ∆ T

Dimana :

m : Laju alir

cp : Kapasitas panas

∆ T : Selisih suhu
23

d. Kalor Radiasi

Q4 =Q3 .%radiasi

Dimana :

Q 3: Kalor pembakaran Fuel (Btu/hr)

e. Kalor Stack

Q5=M komponen . H komponen

Dimana :

Mkomponen : laju alir setiap komponen

Hkomponen : Entalpi setiap komponen

Anda mungkin juga menyukai