Anda di halaman 1dari 19

BOILER

5.1 Pengertian Boiler

5.1.1 Umum

Boiler adalah bejana tertutup,yang fungsinya membentuk uap dengan tekanan lebih
dari 1 Atmosfir, yaitu dengan memanaskan air ketel yang ada pada dalam pipa-pipanya
dengan gas-gas steam yang mengelilinginya dari hasil pembakaran. Bejana ini merupakan
alat penukar kalor dimana energi panas yang dihasilkan dari pembakaran di ruang bakar di
ubah menjadi energi potensial yang berupa uap. Type boiler N 2.200Takuma water tube
boiler. Pada proses pembakaran dilakukan pengayakan bahan bakar di boiler agar udara
dapat masuk ke ruang pembakaran. Air adalah media yang berguna dan murah untuk
mengalirkan panas ke suatu proses. Jika air didihkan sampai menjadi steam, volumenya
akan meningkat sekitar 1.600 kali, menghasilkan tenaga yang menyerupai bubuk mesiu
yang mudah meledak, sehingga boiler merupakan peralatan yang harus dikelola dan dijaga
dengan sangat baik.

5.2.2 Khusus

Boiler merupakan suatu peralatan yang digunakan untuk mengubah air menjadi uap
kering dalam suhu 380°c. Air di dalam boiler dipanaskan oleh panas dari hasil pembakaran
bahan bakar (sumber panas lainnya) sehingga terjadi perpindahan panas dari sumber panas
tersebut ke air yang mengakibatkan air tersebut menjadi panas atau berubah wujud menjadi
uap. Air yang lebih panas memiliki berat jenis yang lebih rendah dibanding dengan air
yang lebih dingin, sehingga terjadi perubahan berat jenis air di dalam boiler. Air yang
memiliki berat jenis yang lebih kecil akan naik, dan sebaliknya air yang memiliki berat
jenis yang lebih tinggi akan turun ke dasar.

Boiler pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) biomassa merupakan


komponen kunci yang berperan dalam menghasilkan energi listrik. Boiler berfungsi
sebagai tempat di mana bahan bakar biomassa dibakar untuk menghasilkan panas. Panas
yang dihasilkan dari proses pembakaran ini digunakan untuk memanaskan air,
menghasilkan uap, dan akhirnya menggerakkan turbin untuk menghasilkan energi listrik
melalui generator. Berikut ini adalah Spesifikasi Boiler:
- -Tekanan Kerja (Pressannya): 33-36 bar
- -Temperatur : 380°c-400°c
- -Steam Flow. : Maks 70 ton kerja/1 jam
- -Max working Pressure. : 46,7
Dengan demikian, boiler memainkan peran vital dalam mengubah energi dari bahan
bakar biomassa menjadi listrik yang bisa digunakan.

5.2 Klasifikasi Boiler

Setelah mengetahui pengertian singkat boiler, selanjutnya kita perlu mengetahui


jenis-jenis boiler.Berbagai jenis-jenis boiler yang telah berkembang mengikuti kemajuan
teknologi dan evaluasi dari produk-produk boiler sebelumnya. Berikut adalah klasifikasi
boiler:

 Berdasarkan tipe pipa:


1.Fire Tube Boiler

Gambar 5.2 Firetube boiler

(Sumber Google)

Fire-tube boiler merupakan salah satu jenis boiler dimana sistem kerjanya yaitu
pipa-pipa dalam boiler akan dilewati oleh gas panas dan untuk air umpannya berada
didalam shell yang nantinya akan diubah menjadi steam. Penggunaan firetube
boiler ini biasanya pada tekanan rendah hingga sedang dengan kapasitas steam
yang relatif kecil.
Karakteristik Fire Tube:
- -Biasanya digunakan untuk kapasitas steam yang relatif kecil
- (12.000 kg/jam) dengan tekanan rendah sampai sedang (18kg/cm2).
- Dalam operasinya dapat menggunakan bahan bakar minyak, gas
- atau bahan bakar padat.
- Untuk alasan ekonomis, sebagian besar fire tube boiler
- dikonstruksi sebagai paket boiler (dirakit oleh pabrik) untuk semua bahan
bakar.

2. Water Tube Boiler

Gambar 5. 2 Diagram sederhana Water Tube Boiler


(Sumber: Google)
Water Tube Boiler merupakan salah satu jenis boiler yang memiliki pipa-pipa yang
Melintasi api. Proses pengapian terjadi di luar pipa. Panas yang dihasilkan
digunakan untuk memanaskan pipa yang berisi air. Air umpan itu sebelumnya
dikondisikan terlebih dahulu melalui economizer. Steam yang dihasilkan kemudian
dikumpulkan terlebih dahulu di dalam sebuah steam drum sampai sesuai. Setelah
melalui tahap secondary superheater dan primary superheater, baru steam
dilepaskan ke pipa utama distribusi.
Karakteristik Water Tube:
- Tingkat efisiensi panas yang dihasilkan cukup tinggi.
- Kurang toleran terhadap kualitas air yang dihasilkan dari plant
- pengolahan air. Sehingga air harus dikondisikan terhadap mineral dan
kandungan-kandungan lain yang larut dalam air.
- Boiler ini digunakan untuk kebutuhan tekanan steam yang sangat tinggi seperti
pada pembangkit tenaga.
- Kapasitas steam antara 4.500-12.000 kg/jam dengan tekanan sangat tinggi.
- Menggunakan bahan bakar material organik untuk water tube boiler di pabrik
PT GLOBAL INOVASI PRIMA .
 Klasifikasi boiler berdasarkan bahan bakar yang digunakan.
- Stoker-fired boiler
Stoker-fired boiler merupakan jenis boiler pada Pembangkit Listrik Tenaga
Uap (PLTU) biomassa yang menggunakan sistem grate untuk membakar
bahan bakar padat. Dalam stoker-fired boiler, bahan bakar biomassa yang
berbentuk padat, seperti serasah, limbah pertanian, atau kayu, ditempatkan
pada grate (tirai) yang bergerak secara periodik. Proses pembakaran ini
menghasilkan panas yang digunakan untuk memanaskan air dan menghasilkan
uap. Uap yang dihasilkan kemudian digunakan untuk menggerakkan turbin dan
menghasilkan energi listrik. Desain stoker-fired boiler ini umumnya cocok
untuk aplikasi dengan bahan bakar padat dan dapat efektif mengubah energi
dari biomassa menjadi listrik.
Karakteristik Stoker-fired boiler:
- -Penggunaan Sistem Grate Yang Bergerak Secara Periodik Untuk
Membakar Bahan Bakar Padat.
- Pembakaran Yang Stabil Dan Efisien Dari Bahan Bakar Biomassa
Dalam Bentuk Padat.
- Memiliki Kemampuan Untuk Mengatasi Variasi Kualitas Bahan Bakar,
Sehingga Dapat Mengakomodasi Berbagai Jenis Biomassa Dengan
Efektif.
- Memiliki Desain Yang Relatif Sederhana Dan Dapat Dioperasikan
Dengan Mudah.

- Fluidized bed boiler


Fluidized bed boiler merupakan jenis boiler pada Pembangkit Listrik Tenaga
Uap ( (PLTU) yang menggunakan aliran udara tinggi untuk membakar bahan
bakar biomassa dalam bentuk serbuk atau serpihan. Dalam fluidized bed boiler,
bahan bakar biomassa dicampur dengan pasir atau material inert lainnya yang
membuatnya terionisasi dan terbakar dalam kondisi fluidized. Proses ini
memungkinkan pembakaran yang efisien dan homogen serta meminimalkan
emisi gas buang. Fluidized bed boiler umumnya digunakan untuk aplikasi
dengan bahan bakar biomassa dalam bentuk serbuk atau serpihan dan cocok
untuk industri energi yang memerlukan efisiensi tinggi.
Karakteristik Fluidized bed boiler:
- Penggunaan aliran udara tinggi untuk membakar bahan bakar biomassa
dalam bentuk serbuk atau serpihan.
- Pembakaran yang efisien dan homogen, serta menghasilkan emisi gas
buang yang lebih rendah.
- Cocok untuk bahan bakar biomassa dalam bentuk serbuk atau serpihan,
dan dapat memberikan efisiensi tinggi dalam aplikasi industri energi.

- Gasifier boiler
Gasifier boiler merupakan jenis boiler pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap
(PLTU) biomassa yang mengubah bahan bakar biomassa menjadi gas sebelum
proses pembakaran. Dalam gasifier boiler, biomassa dipanaskan dalam
lingkungan berkurang oksigen untuk menghasilkan gas sintesis yang terdiri
dari karbon monoksida, hidrogen, dan metana. Gas sintesis ini kemudian
digunakan sebagai bahan bakar dalam boiler untuk menghasilkan panas yang
diperlukanuntuk mengubah air menjadi uap. Penggunaan gasifier boiler
membantu meningkatkan efisiensi pembakaran biomassa dan mengurangi
emisi polutan.
Karakteristik Gasifier boiler:
- Membantu meningkatkan efisiensi pembakaran dan mengurangi emisi
polutan.
- Memiliki tingkat efisiensi yang tinggi dalam menghasilkan panas yang
diperlukan untuk mengubah air menjadi uap.
- Desainnya memungkinkan penggunaan bahan bakar biomassa dengan
lebih efisien dan ramah lingkungan.
 Klasifikasi Boiler Berdasarkan Kegunaan Boiler
1. Power Boiler
Steam yang dihasilkan boiler ini menggunakan tipe water tube boiler,
hasil steam yang dihasilkan memiliki tekanan dan kapasitas yang besar, sehingga
mampu memutar steam turbin dan menghasilkan listrik
dari generator.
Karakteristik:
- Kegunaan utamanya sebagai penghasil steam untuk pembangkit listrik
- Sisa steam digunakan sebagai proses industri.
2. Industrial Boiler
Steam yang dihasilkan boiler ini dapat menggunakan tipe water tube boiler atau
fire tube boiler.
Karakteristik:
- Kegunaan steam utamanya untuk menjalankan proses industri dan sebagai
tambahan panas.
- Steam memiliki kapasitas yang besar dan tekanan yang sedang.

3. Komersial Boiler

Steam yang dihasilkan boiler ini dapat menggunakan tipe water tube Boiler atau
fire tube boiler.

Karakteristik:

- Kegunaan steam utamanya untuk menjalankan proses operasi Komersial.


- Steam memiliki kapasitas yang besar dan tekanan rendah.

4. Residential Boiler

Steam yang dihasilkan boiler ini menggunakan boiler tipe fire tube

Boiler. Karakteristik:

- Memiliki tekanan dan kapasitas steam yang rendah


- Kegunaan utamanya yaitu sebagai penghasil steam tekanan rendah Yang
digunakan untuk perumahan.

5. Heat Recovery Boiler

Steam yang dihasilkan boiler ini menggunakan tipe water tube boilerAtau fire tube
boiler.

Karakteristik:

- Steam yang dihasilkan memiliki tekanan dan kapasitas yang besar


- Kagunaan utamanya sebagai penghasil steam dari uap panas yang Tidak
terpakai
- Hasil steam ini digunakan untuk menjalankan proses industri.
 Klasifikasi Boiler Berdasarkan Konstruksi Boiler
1. Package Boiler
Disebut package boiler karena sudah tersedia sebagai paket yang lengkap
pada saat dikirim ke pabrik. Hanya memerlukan pipa steam, pipa air, suplai bahan
bakar dan sambungan listrik untuk dapat beroperasi. Paket boiler biasanya
merupakan tipe fire tube boiler dengan transfer panas yang tinggi baik radiasi
maupun konveksi.
Ciri-ciri package boiler:
- Kecilnya ruang pembakaran dan tingginya panas yang dilepas menghasilkan
penguapan yang lebih cepat.
- Banyaknya jumlah pipa yang berdiameter kecil membuatnya Memiliki
perpindahan panas konvektif yang baik.
- Sistem forced atau induced draft menghasilkan efisiensi Pembakaran yang baik.
- Sejumlah lintasan/pass menghasilkan perpindahan panas Keseluruhan yang
baik.
- Tingkat efisiensi thermisnya yang lebih tinggi dibandingkan Dengan boiler
lainnya.
Boiler tersebut dikelompokkan berdasarkan jumlah pass nya yaitu
berapa kali gas pembakaran melintasi boiler. Ruang pembakaran ditempatkan
sebagai lintasan pertama setelah itu kemudian satu, dua, atau tiga set pipa api.
Boiler yang paling umum dalam kelas ini adalah unit tiga pass dengan dua set
fire tube dan gas buangnya keluar dari belakang boiler.
2. Site Erected Boiler
Tipe site erected boiler perakitannya biasanya dilakukan ditempat akan
berdirinya boiler tersebut. Pengiriman dilakukan perkomponen.
 Klasifikasi Boiler Berdasarkan Tekanan Kerja Boiler

1.Low Pressure Boilers

Tipe ini memiliki tekanan steam operasi kurang dari 20 bar dan
menghasilkan air panas dengan tekanan temperatur dibawah 300°c .
Tekanan suhu ini sesuai dengan karakteristik boiler tekanan rendah yang
dirancang untuk menghasilkan panas dengan suhu yang lebih rendah
dibandingkan dengan boiler tekanan menengah atau tinggi.

2.High Pressure Boilers

Tipe ini memiliki tekanan steam operasi diatas 80 bar atau menghasilkan air
panas dengan tekanan temperatur diatas 550°c.Tekanan suhu ini sesuai
dengan karakteristik boiler tekanan rendah yang dirancang untuk
menghasilkan panas dengan suhu yang lebih tinggi dibandingkan dengan
boiler tekanan rendah atau menengah.

5.3 Komponen Komponen Boiler

5.3.1 Drum Ketel

Pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) biomassa, drum ketel boiler memiliki
peran penting sebagai tangki penyimpanan air dan uap dalam sistem boiler. Drum ketel ini
berfungsi sebagai tempat akumulasi air, memisahkan air dan uap, serta memastikan suplai
air yang stabil ke bagian boiler. Cara kerja drum ketel dimulai dengan pemasukan air ke
dalam drum, di mana air dipanaskan oleh bahan bakar biomassa hingga berubah menjadi
uap. Uap yang dihasilkan kemudian dikumpulkan di drum sebelum didistribusikan ke
bagian-bagian lain dalam sistem boiler untuk proses pembangkitan listrik.
Pentingnya drum ketel boiler terletak pada fungsinya sebagai penyedia air dan uap
yang diperlukan dalam proses pembangkitan energi listrik. Dengan pemahaman yang baik
mengenai drum ketel ini, dapat memastikan kinerja optimal dari PLTU biomassa.

5.3.2 Superheater

Pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) biomassa, superheater boiler


memiliki peran penting dalam meningkatkan suhu uap yang dihasilkan oleh boiler sebelum
uap tersebut digunakan untuk proses pembangkitan listrik. Superheater bertanggung jawab
untuk memanaskan uap yang telah dihasilkan sebelum uap tersebut masuk ke turbin.
Proses pemanas lanjutan dengan menggunakan Superheater pipa yang di panaskan pada
kisaran suhu 260°c-350°c. Suhu tersebut memungkinkan uap menjadi kering yang
kemudian dapat menggerakan turbin atau di gunakan untuk keperluan peralatan lainnya.
Cara kerja superheater dimulai dengan menerima uap dari drum ketel yang sudah
melewati proses pemanasan awal. Selanjutnya, superheater memanaskan uap tersebut
hingga mencapai suhu yang lebih tinggi daripada uap jenuh, sehingga menghasilkan uap
superheated yang memiliki energi termal yang lebih tinggi.
Superheater bertujuan untuk meningkatkan efisiensi boiler dengan mengoptimalkan
suhu uap yang digunakan dalam proses pembangkitan listrik. Dengan pemahaman yang
baik mengenai superheater, dapat memastikan kinerja optimal dari PLTU biomassa.

5.3.3 Economizer

Pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) biomassa,economizer boiler memiliki


peran penting dalam meningkatkan efisiensi penggunaan energi dengan memanfaatkan
panas buang dari gas pembakaran sebelum dilepaskan melalui cerobong. Economizer
bertugas untuk memanaskan air umpan boiler menggunakan panas sisa dari gas
pembakaran sebelum air tersebut masuk ke dalam drum ketel untuk diubah menjadi uap.
Selain itu gas sisa-sisa pembakaran dapat meningkatkan efisiensi boiler serta mempercepat
proses pembentukan uap.
Tujuan penyerapan panas ini untuk menjaga perbedaan temperatur antara air dalam
drum ketel dan air pengisi agar tidak terlalu tinggi, sehingga mencegah terjadinya thermal
stress(tegangan yang terjadi karena pemanasan) di dalam drum. Dengan cara ini,
economizer membantu dalam mengurangi konsumsi bahan bakar dengan memanfaatkan
panas yang sebelumnya terbuang.

5.3.4 Steam Air Boiler

Pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) biomassa, steam drum boiler
memiliki peran penting sebagai tempat di mana uap dan air terpisah dalam sistem boiler.
Steam drum ini berfungsi sebagai tangki akumulasi uap, memastikan suplai air yang stabil
ke bagian boiler, dan memisahkan air dan uap. Cara kerja steam drum dimulai dengan
pemasukan air ke dalam drum, di mana air dipanaskan oleh bahan bakar biomassa hingga
berubah menjadi uap. Uap yang dihasilkan kemudian dikumpulkan di steam drum sebelum
didistribusikan ke bagian-bagian lain dalam sistem boiler untuk proses pembangkitan
listrik.
Pentingnya steam drum boiler terletak pada fungsinya sebagai penyedia air dan uap
yang diperlukan dalam proses pembangkitan energi listrik. Dengan pemahaman yang baik
mengenai steam drum ini, dapat memastikan kinerja optimal dari PLTU biomassa.
5.3.5 Furnace
Pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) biomassa, furnace boiler memiliki
peran utama sebagai tempat pembakaran bahan bakar biomassa untuk menghasilkan panas
yang diperlukan dalam proses pembangkitan listrik. Furnace berfungsi sebagai ruang bakar
di mana bahan bakar biomassa seperti serbuk kayu atau limbah pertanian terbakar,
menghasilkan panas yang kemudian digunakan untuk memanaskan air dalam boiler hingga
berubah menjadi uap. Beberapa bagian dari furnace di Pembangkit Listrik Tenaga Uap
(PLTU) biomassa meliputi:

1. Ruangan Bakar (Combustion Chamber): Tempat terjadinya pembakaran bahan bakar


biomassa.
2. Grate (Grate): Area di mana bahan bakar ditempatkan untuk dibakar.
3. Overfire Air System: Sistem yang menyediakan udara tambahan di atas permukaan
bahan bakar untuk membantu pembakaran yang efisien.
4. Ash Pit (Lubang Abu): Tempat di mana sisa-sisa abu dari pembakaran bahan bakar
terkumpul.
5. Furnace Walls (Dinding Furnace): Struktur yang membentuk ruang bakar dan
memastikan panas terjaga di dalamnya.
6. Burners (Pembakar): Alat yang digunakan untuk memasukkan bahan bakar ke dalam
ruang bakar untuk pembakaran.
Cara kerja furnace dimulai dengan pemasukan bahan bakar ke dalam ruang bakar,
di mana bahan bakar tersebut terbakar dan menghasilkan panas yang dialirkan ke air dalam
boiler. Api yang dihasilkan adalah hasil Pengabutan dari bahan bakar biomassa seperti
serbuk kayu atau limbah pertanian dan bahan lain yaitu LPG serta dengan Bantuan
elektroda untuk penyalaan awal. Api yang dihasilkan tersebut dihembuskan ke seluruh
lorong api oleh motor blower dan melewati pipa-pipa api sampai terjadi proses penguapan.
Biasanya lorong pipa api di dalam boiler dibuat bergelembung memanjang dengan tujuan:
- Menghambat jalannya panas atau gas dari hasil reaksi pembakaran
- Memperluas bidang yang dipanaskan
- Pada saat pemuaian akibat pembakaran, lorong api dapat fleksibel

Pentingnya furnace boiler terletak pada peranannya sebagai sumber panas utama
dalam menghasilkan uap untuk proses pembangkitan energi listrik.

5.3.6 Safety Valve (Katup Pengaman)

Pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) biomassa, safety valve pada boiler
memiliki peran penting dalam menjaga tekanan yang aman di dalam sistem. Safety valve
bertugas untuk melepaskan tekanan berlebih yang dapat terjadi dalam boiler agar tidak
terjadi kelebihan tekanan yang membahayakan. Cara kerja safety valve dimulai ketika
tekanan di dalam boiler melebihi batas aman yang telah ditentukan. Saat itu terjadi, safety
valve akan membuka secara otomatis untuk melepaskan uap dan mengurangi tekanan
dalam boiler.
Keberadaan safety valve sangat krusial dalam menjaga keselamatan operasional
PLTU biomassa dengan mencegah terjadinya kelebihan tekanan yang dapat
membahayakan sistem. Dengan pemahaman yang baik mengenai fungsi dan cara kerja
safety valve, dapat memastikan operasi boiler berjalan dengan aman dan efisien.

5.3.7 Sight Glass(Gelas penduga)

Pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) biomassa, sight glass pada boiler
memiliki peran penting dalam memantau level air di dalam boiler secara visual. Sight glass
merupakan komponen transparan yang memungkinkan operator atau pengawas melihat
langsung tingkat air di dalam boiler tanpa perlu membuka tutup atau memasuki boiler.
Cara kerja sight glass dimulai dengan prinsip transparansi material khusus yang
memungkinkan cahaya melewati sehingga tingkat air di dalam boiler dapat terlihat dengan
jelas dari luar.
Keberadaan sight glass mempermudah pengawasan dan pemantauan level air dalam
boiler, yang merupakan aspek krusial dalam menjaga operasi boiler yang aman dan efisien.
Dengan pemahaman yang baik mengenai fungsi dan cara kerja sight glass, dapat
memastikan bahwa level air dalam boiler tetap terjaga dan operasi PLTU biomassa berjalan
dengan lancar.
5.4 Komponen Pendukung Boiler

5.4.1 Air Heater

Komponen ini merupakan alat pemanas udara, dimana panas diambil dari gas
buang hasil Pembakaran sebelum masuk ke cerobong (stack). Dengan pemanfaatan gas
buang ini, maka dapat menghemat biaya bahan bakar sehingga bisa meningkatkan efisiensi
pembakaran.Air Heater yang digunakan pada PLTU adalah tipe Ljungstrom. Tipe ini
paling banyak digunakan di dunia karena performa dan ketahanannya yang telah teruji.
Selain itu tipe ini dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama sebelum dilakukan
overhaul. Perbaikan dan perawatan berkala mudah dilakukan pada Air Heater tipe ini
karena desainnya yang sederhana.
Air Heater terdiri dari hot end element dan cold end element.Air Heater yang
digunakan di PLTU merupakan Air Heater jenis Regenerative, yaitu gas sisa pembakaran
dilalukan pada sebuah selubung tertutup untuk memanaskan sebagian dari elemen Air
heater, dan elemen yang dipanaskan ini, diputar ke selubung yang lain dimana disini
dilalukan udara yang akan dipanaskan, sehingga terjadi perpindahan panas secara
konduksi.

5.4.2 Air Preheater

Komponen ini merupakan alat yang berfungsi untuk memanaskan udara sebelum
masuk ke dalam boiler. Dengan memanaskan udara, Air Preheater membantu
meningkatkan efisiensi pembakaran bahan bakar dengan mengurangi kehilangan energi
panas saat udara dingin memasuki sistem. Hal ini membantu dalam menciptakan kondisi
optimal untuk pembakaran yang efisien, yang pada akhirnya meningkatkan kualitas dan
efisiensi dari PLTU biomassa secara keseluruhan.
5.4.3 Forced Draft Fan

Komponen ini merupakan sistem ventilasi boiler yang bertujuan untuk memberikan
udara segar ke dalam ruang pembakaran. Berikut adalah beberapa bagian dari Forced Draft
Fan (FDF) diantaranya:

1. Impeller: Bagian berputar yang bertugas untuk menarik udara dan mendorongnya ke
dalam ruang pembakaran.
2. Housing: Bagian luar yang melindungi impeller dan memandu aliran udara ke dalam
boiler.
3. Motor: Komponen penggerak yang memberikan tenaga pada impleller untuk
menghasilkan aliran udara.
4. Ducting: Saluran udara yang mengarahkan udara dari FDF ke ruang pembakaran boiler.
5. Inlet dan Outlet: Tempat masuk dan keluarnya udara dari FDF untuk dipasok ke dalam
boiler.

Bentuk Forced Draft Fan (FDF) pada boiler umumnya berbentuk silinder dengan
impeller di bagian tengah yang berputar untuk menarik udara.
Forced Draft Fan (FDF) bekerja dengan cara menarik udara dari luar dan
mendorongnya ke dalam ruang pembakaran boiler. FDF menciptakan tekanan positif untuk
memastikan aliran udara yang memadai ke dalam ruang pembakaran, membantu proses
pembakaran bahan bakar berjalan dengan efisien. Dengan menyediakan pasokan udara
yang diperlukan, FDF membantu dalam menciptakan kondisi optimal untuk menghasilkan
uap dengan kualitas baik.

5.4.4 Induced Draft Fan

Komponen ini merupakan tempat untuk mengeluarkan gas buang dari ruang
pembakaran setelah proses pembakaran bahan bakar. IDF menciptakan tekanan negatif di
dalam sistem, memastikan bahwa gas buang dialirkan keluar dari boiler dengan efisien.
Dengan demikian, IDF membantu menjaga tekanan yang tepat dalam sistem dan
memastikan pengeluaran gas buang berjalan lancar.

Induced Draft Fan (IDF) pada boiler PLTU biomassa bekerja dengan cara
menciptakan tekanan negatif di dalam ruang pembakaran setelah proses pembakaran bahan
bakar. Tekanan negatif yang dihasilkan oleh IDF membantu menarik gas buang keluar dari
boiler dengan efisien, menjaga agar udara bersih masuk ke dalam sistem, dan memastikan
proses pembuangan gas berjalan lancar. Dengan demikian, IDF berperan penting dalam
menjaga keseimbangan tekanan dalam sistem dan memastikan kelancaran proses
pengeluaran gas buang.

5.4.5 Burner

Komponen ini merupakan Alat yang berfungsi untuk membakar campuran antara
bahan bakar (fuel) dengan udara (air) di dalam ruang bakar (furnace) pada boiler dalam
ruang bakar (furnace) pada boiler.

Burner bekerja dengan mengatur campuran bahan bakar dan udara sesuai dengan
kebutuhan, menciptakan lingkungan pembakaran yang optimal untuk menghasilkan panas
yang diperlukan dalam boiler. Dengan kontrol yang tepat, burner membantu menjaga
efisiensi proses pembakaran dan kinerja keseluruhan dari PLTU biomassa.

5.4.6 Soot Blower

Komponen ini merupakan perangkat yang digunakan untuk membersihkan deposit


abu dan jelaga yang menumpuk pada permukaan pemanas, seperti wall tube, superheater,
economizer dan air heater.
Soot blower bekerja dengan menyemprotkan uap atau udara bertekanan tinggi ke
permukaan yang deposit, membantu menghilangkan lapisan tersebut dan menjaga efisiensi
pemanasan dalam boiler. Dengan membersihkan deposit abu secara teratur, soot blower
membantu mencegah penumpukan yang dapat mengganggu transfer panas optimal dan
kinerja keseluruhan dari PLTU biomassa.
Cara kerja/mekanisme pengoperasiannya sootblower dibagi atas :
1. Short Retractable Sootblower / Furnace Wall Blower, digunakan untuk
membersihkan pipa-pipa penguap (wall tube) pada daerah furnace.
2. Long Retractable Sootblower, digunakan untuk membersihkan pipa-pipa
superheater
3. Air Heater Sootblower, digunakan untuk membersihkan elemen-elemen air Heaer.
5.4.7 Cerobong Asap
Cerobong asap pada PLTU biomassa berfungsi sebagai saluran untuk mengarahkan
gas buang hasil pembakaran keluar dari boiler menuju atmosfer. Cerobong asap dirancang
untuk memastikan emisi gas buang yang dihasilkan oleh proses pembakaran bahan bakar
biomassa dapat keluar dengan aman ke udara terbuka tanpa mencemari lingkungan
sekitar.Cerobong asap Ini memiliki tinggi 15 meter dan lebar 5 meter. Dengan demikian,
cerobong asap menjadi komponen penting dalam menjaga kebersihan udara dan
lingkungan sekitar dari dampak negatif emisi gas buang.
5.5 Mekanisme Boiler
Mekanisme pada boiler PLTU biomassa melibatkan serangkaian proses yang
penting untuk menghasilkan energi listrik. Pada dasarnya, proses dimulai dengan
pembakaran bahan bakar biomassa di dalam boiler untuk menghasilkan panas. Panas yang
dihasilkan kemudian digunakan untuk memanaskan air dan menghasilkan uap yang akan
menggerakkan turbin. Turbin yang berputar akan menggerakkan generator untuk
menghasilkan listrik. Setelah energi listrik dihasilkan, sisa panas dari proses tersebut dapat
dimanfaatkan kembali dengan menggunakan reheater untuk meningkatkan efisiensi sistem.
Pemahaman yang baik tentang mekanisme ini penting untuk memastikan operasi yang
optimal dan efisien dari boiler PLTU biomassa.
5.6 Sistem Kerja Boiler
Sistem kerja boiler pada PLTU biomassa melibatkan proses yang penting dalam
menghasilkan energi listrik. Pada dasarnya, boiler berfungsi sebagai tempat pembakaran
bahan bakar biomassa untuk menghasilkan panas. Panas yang dihasilkan dari pembakaran
ini kemudian digunakan untuk memanaskan air dan menghasilkan uap. Uap yang
dihasilkan akan menggerakkan turbin untuk menghasilkan energi listrik melalui generator.
Proses ini memastikan bahwa energi yang dihasilkan dari bahan bakar biomassa dapat
dikonversi menjadi listrik yang dapat digunakan.
Sistem boiler terdiri dari: sistem air umpan, sistem steam, dan sistem bahan bakar.
Sistem air umpan menyediakan air untuk boiler secara otomatis sesuai dengan kebutuhan
steam. Berbagai kran disediakan untuk keperluan perawatan dan perbaikan. Sistem steam
mengumpulkan dan mengontrol produksi steam dalam boiler. Steam dialirkan melalui
sistem pemipaan ke titik pengguna. Pada keseluruhan sistem, tekanan steam diatur
menggunakan kran dan dipantau dengan alat pemantau tekanan. Sistem bahan bakar adalah
semua peralatan yang digunakan untuk menyediakan bahan bakar untuk menghasilkan
panas yang dibutuhkan. Peralatan yang diperlukan dalam sistem bahan bakar tergantung
pada jenis bahan bakar yang digunakan pada sistem.
Air yang disuplai ke boiler untuk dirubah menjadi steam disebut air umpan. Dua
sumber air umpan adalah:
1. Kondensat atau steam yang mengembun yang kembali ke proses
2. Air make up (air baku yang sudah diolah) yang harus diumpankan dari luar
ruang boiler ke plant proses.Untuk mendapatkan efisiensi boiler yang lebih tinggi,
digunakan economizer untuk memanaskan awal air umpan menggunakan limbah
panas
5.7 Prosedur Blowdown
Prosedur blowdown boiler pada PLTU biomassa merupakan langkah penting dalam
menjaga kualitas air di dalam boiler. Blowdown dilakukan untuk mengeluarkan air boiler
yang telah terkontaminasi dengan mineral dan zat padat terlarut yang dapat mengganggu
efisiensi kerja boiler. Dengan melakukan blowdown secara teratur, kita dapat mengontrol
kualitas air dalam boiler, mencegah penumpukan mineral yang merugikan, dan menjaga
operasional boiler agar tetap optimal.Tahapannya meliputi:
1. Persiapan: Pastikan boiler dalam keadaan aman dan mati sebelum memulai
prosedur.
2. Buka katup blowdown: Buka katup blowdown untuk mengalirkan air dan
endapan.
3. Kontrol tekanan: Jaga tekanan boiler tetap terkendali selama proses
blowdown.
4. Pantau air yang dikeluarkan: Perhatikan kejernihan dan warna air yang
dikeluarkan untuk menilai kebersihan boiler.
5. Tutup katup: Setelah selesai, tutup katup blowdown dengan hati-hati.
Prosedur ini membantu menjaga performa dan keamanan boiler dengan
memastikan air di dalamnya tetap bersih.

5.8Perawatan Boiler

5.8.1 Perawatan Preventif

Perawatan boiler secara Preventif (Preventive Maintenance) Pekerjaan perawatan


yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kerusakan, atau cara perawatan yang
direncanakan untuk pencegahan (preventif).
Perawatan preventif pada boiler PLTU biomassa sangat penting untuk menjaga
kinerja optimal dan mencegah kerusakan yang dapat mengganggu operasional. Beberapa
langkah perawatan preventif yang biasanya dilakukan pada boiler PLTU biomassa
meliputi:

1. Pemeriksaan Rutin: Lakukan pemeriksaan rutin terhadap seluruh komponen boiler,


termasuk kontrol tekanan, suhu, dan kebocoran.
2. Pembersihan Berkala: Bersihkan bagian dalam boiler secara berkala untuk
menghindari akumulasi kerak atau endapan yang dapat mengganggu aliran air dan uap.
3. Uji Tekanan: Lakukan uji tekanan secara teratur untuk memastikan boiler
beroperasi dalam batas tekanan yang aman.
4. Penggantian Suku Cadang: Ganti suku cadang yang aus atau rusak agar boiler tetap
berfungsi dengan baik.
5. Pelatihan Operator: Pastikan operator terlatih dengan baik dalam pengoperasian
dan perawatan boiler untuk menghindari kesalahan yang dapat merusak peralatan.

Dengan melakukan perawatan preventif secara teratur, boiler PLTU biomassa dapat
beroperasi dengan efisien dan aman.

5.8.2 Perawatan Korektif

Perawatan boiler secara Korektif atau Corrective Maintenance adalah tindakan


perbaikan yang dilakukan pada saat terjadinya kerusakan pada sebuah mesin atau
downtime mesin.Beberapa langkah perawatan korektif yang biasanya dilakukan pada
boiler PLTU biomassa meliputi:

1. Identifikasi Masalah: Lakukan identifikasi masalah dengan cermat untuk mengetahui


penyebab kerusakan atau gangguan dalam operasional boiler.
2. Perbaikan Komponen: Lakukan perbaikan atau penggantian komponen yang rusak atau
mengalami keausan, seperti pipa, katup, atau sensor.
3. Uji Coba: Setelah perbaikan dilakukan, lakukan uji coba untuk memastikan sistem
boiler berfungsi dengan baik dan sesuai standar.
4. Pemeliharaan Lanjutan: Lakukan pemeliharaan lanjutan setelah perbaikan untuk
mencegah terulangnya masalah yang sama di masa depan.
5. Pemantauan Reguler: Pantau kinerja boiler secara berkala untuk mendeteksi potensi
masalah sejak dini dan mengambil tindakan korektif jika diperlukan.
Dengan melakukan perawatan korektif yang tepat, boiler PLTU biomassa dapat
kembali beroperasi dengan optimal dan efisien.

5.8.3 Perawatan Reaktif


Perawatan boiler secara reaktif (Breakdown maintenance) Perawatan ini
merupakan perawatan tidak terencana sehingga tidak ada jadwal perawatan atau
pemeriksaan rinci terhadap mesin dan tidak ada upaya yang dilakukan untuk
mengantisipasi atau mencegah terjadinya kerusakan, mesin diperbaiki hanya bila
terjadi kerusakan.Beberapa langkah perawatan reaktif yang biasanya dilakukan
pada boiler PLTU biomassa meliputi:
1. Identifikasi Masalah: Lakukan identifikasi masalah dengan cermat untuk mengetahui
penyebab kerusakan atau gangguan dalam operasional boiler.
2. Perbaikan Komponen: Lakukan perbaikan atau penggantian komponen yang rusak atau
mengalami keausan, seperti pipa, katup, atau sensor.
3. Uji Coba: Setelah perbaikan dilakukan, lakukan uji coba untuk memastikan sistem
boiler berfungsi dengan baik dan sesuai standar.
4. Pemeliharaan Lanjutan: Lakukan pemeliharaan lanjutan setelah perbaikan untuk
mencegah terulangnya masalah yang sama di masa depan.
5. Pemantauan Reguler: Pantau kinerja boiler secara berkala untuk mendeteksi potensi
masalah sejak dini dan mengambil tindakan korektif jika diperlukan.
Dengan melakukan perawatan reaktif yang tepat, boiler PLTU biomassa dapat
kembali beroperasi dengan optimal dan efisien.
5.8.4 Perawatan Deteksi Dini

Perawatan boiler secara deteksi dini (predictive maintenance) penting untuk


menjaga kinerja optimal dan mencegah kerusakan yang lebih serius.Beberapa
langkah perawatan reaktif yang biasanya dilakukan pada boiler PLTU biomassa
meliputi:

1. Inspeksi rutin terhadap semua komponen boiler.


2. Monitoring parameter seperti level air, gas buang, dan tekanan uap.
3. Serta menjaga kebersihan boiler dengan membersihkan bagian dalam secara teratur.
4. Kalibrasi sensor secara berkala diperlukan untuk memastikan pengukuran yang akurat.
Jika terdapat peringatan atau indikasi tidak normal, segera lakukan investigasi lebih
lanjut dan perbaikan yang diperlukan.
Dengan perawatan deteksi dini yang teratur dan menyeluruh, boiler dapat
beroperasi dengan efisien dan aman.
5.8.5 Perawatan Proaktif
Perawatan boiler secara proaktif (Proactive Maintenance) Perawatan proaktiv
adalah strategi perawatan dimana kerusakan/breakdown dapat dihindari dengan melakukan
aktifitas-aktifitas yang mengawasi kondisi mesin dan melakukan perbaikan-perbaikan
minor untuk mempertahankan kondisi mesin dalam keadaan optimal. Dalam perawatan ini,
fokus diberikan pada tindakan preventif yang dilakukan sebelum terjadinya masalah.
Langkah-langkahnya meliputi:
1. pemantauan terus-menerus terhadap kondisi operasional boiler,
2. analisis data untuk mendeteksi pola kerusakan potensial,
3. serta perencanaan perawatan berdasarkan temuan tersebut.
Selain itu, pelatihan tim operasional dalam mendeteksi gejala awal kerusakan dan
tindakan yang harus diambil juga sangat penting. Dengan pendekatan proaktif, kita dapat
mengidentifikasi masalah sejak dini, mencegah gangguan operasional yang merugikan, dan
memastikan boiler pada PLTU biomassa beroperasi secara optimal.

Anda mungkin juga menyukai