Anda di halaman 1dari 11

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Data Hasil Penelitian

Data yang digunakan untuk mengetahui nilai efisiensi auxiliary

boiler pada unit utilitas selama periode 1 januari 2023 s/d 30 januari 2023.

Pada data tersebut terdapat dua jenis data yaitu data primer dan data

sekunder

5.1.1 Data Primer

Data primer yang digunakan sebagai bahan perhitungan thermal

efisiensi pada auxiliary boiler PT TPPI diperoleh dari data logsheet

auxiliary boiler PT TPPI. Data lapangan diperoleh dengan cara

melihat data rata rata kondisi operasi per 6 hari:

Tabel 5.1 Data Kondisi Operasi

Kondisi Operasi Auxiliary Boiler PT TPPI


Tanggal Air Fuel Flue
(Januari Temp Temp Temp
Flow (m3)
2023) (C) (C) (C)
1-6 33,94 31,31 4913,44 135,34
7-12 34,22 32,36 4639,00 134,70
13-18 34,64 31,17 4582,72 134,20
19-24 34,58 32,28 4436,28 133,47
25-30 33,86 29,31 4150,24 132,88
Sumber : PT TPPI

43
44

Tabel 5.1 Lajutan Tabel Data Kondisi Operasi

Kondisi Operasi Auxiliary Boiler PT TPPI


Tanggal Excess Air T Referensi Radiasi
(Januari 2023) (%) (C) (%)
1-6 10 20 0,36
7-12 10 20 0,36
13-18 10 20 0,36
19-24 10 20 0,36
25-30 10 20 0,36
Sumber : PT TPPI

5.1.2 Reaksi Pembakaran

Bahan bakar yang digunakan untuk auxiliary boiler PT TPPI

adalah butana dengan reaksi pembakaran lengkap sempurna , dimana

reaksinya:

1
C 4 H 10(g) +6 O2 (g) → 4 CO2 (g) +5 H 2 O(L)
2

C 4 H 10=11743,13 kg/hr

Flow butane didapatkan dari data actual pada tanggal 1-6

januari 2023 dan digunakan untuk contoh perhitungan, berikut

perhitungan hasil reaksi pembakaran:

11743,1 kg/hr
O 2= .6,5=76330,36 kg / hr
1

79
N 2= .76330,36 kg /hr=287147,54 kg/hr
21

11743,1 kg /hr
CO 2= .4=46972,53 kg /hr
1
45

11743,1 kg /hr
H 2 O= .5=58715,66 kg/hr
1

Excess Air =( O2+ N 2 ) .10 %=36347,79 kg / hr

Total Air =( O 2+ N 2+ Excess Air )=399825,69 kg / hr

Air=( O 2 + N 2 ) =363477,9 kg/hr

Berikut hasil perhitungan O2, N2, CO2, H2O, Excess Air, dan

Air dari reaksi pembakaran bahan bakar yang digunakan (kg) di bulan

Januari 2023 dengan rata rata per 6 hari:

Tabel 5.2 Hasil Reaksi Pembakaran Butana

Tangal (Januari
1-6 7-12 13-18 19-24 25-30
2023)
O2 (kg/hr) 76330,36 71765,33 71192,59 68629,22 64743,68
N2 (kg/hr) 267819,7
287147,54 269974,33 258176,60 243559,60
0
CO2 (kg/hr) 46972,52 44163,28 43810,82 42233,36 39842,27
H2O (kg/hr) 58715,66 55204,10 54763,53 52791,71 49802,83
Air (kg/hr) 339012,3
363477,90 341739,66 326805,79 308303,25
3
Excess Air
36347,79 34173,97 33901,23 32680,58 30830,33
(kg/hr)
Excess O2 (kg/hr) 7633,03 7176,53 7119,26 6862,92 6474,37
Excess N2 (kg/hr) 28714,75 26997,43 26781,97 25817,66 24355,96

5.1.3 Neraca Panas

Untuk mengetahui nilai efisiensi dibutuhkan juga neraca

panas atau persamaan matematis yang menyatakan hubungan antara

panas masuk dan panas keluar suatu sistem. Setelah melakukan


46

perhitungan, maka di dapatkan neraca panas pada Auxiliary Boiler di

tanggal 1-6 Januari 2023 pada PT TPPI akan ditampilkan melalui

tabel berikut:

Tabel 5.3 Neraca Panas

Panas Masuk Panas Keluar


NO Jenis Panas
kj/hr kj/hr
1 Kalor sensibel Udara 0,62
2 Kalor Pembakaran Fuel 611890945,04
3 Kalor Sensibel Fuel 7999146,40
4 Kalor Radiasi 2202807,40
5 Kalor Stack 226746415,29
6 Kalor Tak Terdeteksi 390940869,37
Total 619890092,1 619890092,1

5.1.4 Perhitungan Efisiensi Thermal

Efisiensi thermal adalah ukuran tanpa dimensi yang

menunjukan performa peralatan thermal seperti mesin pembakaran

dalam dan sebagainya.

Kalor dibebaskan dengan membakar bahan bakar dengan

udara (atau oksigen), atau dari energi listrik, dan sebagian dari panas

ini ditransfer ke produk. Panas yang tersisa keluar dari gas buang dan

melalui lubang semacam itu sebagai pengisian pintu, atau hilang dari
47

permukaan luar (Jenskins, 2008 : 5). Efisiensi thermal dapat

dirumuskan sebagai berikut.

( Qa +Qf + Qfs )−(Qr+Qs)


η= . 100
Qa+Qf + Qfs

Qa=0,62 Kj/hr

Qf =611890945,04 Kj/hr

Qfs=7999146,4 Kj /hr

Qr=2202807,402 Kj /hr

Qs=216713563,95 Kj /hr

η=64,68 %

Data yang digunakan sebagai contoh perhitungan diambil

dari data actual pada tanggal 1-6 januari 2023. Setelah melakukan

perhitungan Efisiensi thermal maka di dapatkan efisiensi thermal pada

auxiliary boiler dibulan januari 2023 dengan rata rata per 6 hari yang

akan ditabulasikan pada tabel berikut:

Tabel 5.4 Efisiensi Thermal Auxiliary Boiler PT TPPI Januari 2023

Tanggal η (%)
1 - 6 Januari 2023 63,07
7 - 12 Januari 2023 63,18
13 - 18 Januari 2023 63,45
19 - 24 Januari 2023 63,60
25 - 30 Januari 2023 63,97
Rata-rata 63,45
48

5.2 Pembahasan

Boiler pada PT TPPI Unit Utilitas merupakan tipe water tube boiler

dengan 2 bahan bakar berupa fuel oil dan fuel gas, dalam proses

pengoperasiannya fuel oil tidak selalu digunakan karena dengan

memanfaatkan fuel gas dari unit feed & platforming dan aromatik lebih

menghemat biaya. Boiler merupakan alat pembakaran yang digunakan

untuk menghasilkan steam, feed dari auxyliary boiler ini adalah air demin

yang dihasilkan dari unit WTP.

Adanya pengotor pada fluida yang mengalir menyebabkan

terbentuknya kerak di dalam pipa yang dapat menghambat pembentukan

steam serta penyumbatan pada aliran fluida di dalam pipa. Beberapa faktor

yang mempengaruhi efisiensi boiler adalah tekanan superheater, temperatur

air umpan, temperatur uap, jumlah uap yang dihasilkan, jumlah konsumsi

bahan bakar, dan nilai kalor pembakaran bahan bakar. Untuk mengetahui

nilai efisiensi di bulan januari, salah satunya dapat menggunakan efisiensi

thermal.

5.2.1 Kebutuhan Udara Teoritis, Oksigen Teoritis terhadap Flue gas

Berdasarkan perhitungan yang sudah dilakukan, dapat dilihat

kebutuhan Udara dan Oksigen Teoritis yang ditunjukan pada grafik

berikut:

Tabel 5.5 Kebutuhan Udara Teoritis, O2 Teoritis dan Flue gas

Tanggal Fuel Gas Udara Teoritis Flue gas


(Januari 2023) (m3/hr) (m3/hr) (m3/hr)
1-6 4913,44 152082,80 59429,28
49

7-12 4639,00 143588,09 56109,81


13-18 4582,72 141846,16 55429,12
19-24 4436,28 137313,36 53657,84
25-30 4150,24 128459,67 50198,09

Pada tabel 5.5 terlihat bahwa nilai udara teoritis di asumsikan

dengan kandungan di dalam udara yaitu nitrogen 79% dan oksigen

21%. Naik atau turunnya udara teoritis disebabkan dari reaksi

pembakaran, apabila jumlah fuel gas yang digunakan tinggi, maka

kebutuhan udara teoritis yang juga akan tinggi, begitupun pada flue

gas. Jumlah setiap komponen pada flue gas (CO2, H2O, N2, dan O2)

yang dihasilkan tergantung pada jumlah fuel yang digunakan. Karena

kebutuhan udata teoritis (N2 dan O2) berpengaruh pada jumlah kalor

udara dan kalor stack. Menurut perhitungan yang penulis lakukan,

kebutuhan udara teoritis selalu menurun setiap 6 harinya, hal ini

mempengaruhi jumlah flue gas yang dihasilkan.

5.2.2 Perbandingan O2 Excess dengan Thermal Efisiensi

Berdasarkan data perhitungan, dapat dilihat perbandingan

antara O2 excess dengan Thermal Efisiensi yang ditunjukan pada

grafik berikut:

Grafik 5.1 Perbandingan O2 Excess dengan Thermal Efisiensi


50

Grafik Perbandingan O2 Excess dan


Thermal Efisiensi
64.20 3300.00
64.00 3200.00
63.80 3100.00
3000.00
63.60
2900.00
63.40
2800.00
63.20
2700.00
63.00 2600.00
62.80 2500.00
62.60 2400.00
1-6 Juni 7-12 Juni 13-18 Juni 19-24 Juni 25-30 Juni

EFISIENSI (%) O2 Excess (m3/hr)

Pada grafik 5.1 terlihat bahwa semakin sedikit jumlah O 2

Excess maka semakin tinggi nilai Thermal efisiensi auxiliary boiler

pada PT TPPI. Dari data perenam hari terlihat adanya sedikit

fluktuatif yang disebabkan dari nilai flow fuel gas dalam data perenam

hari berbeda-beda yang mengakibatkan nilai mengalami sedikit

fluktuatif yang berdampak pada nilai O2 excess juga berbeda, hal ini

mempengaruhi nilai efisiensi thermal. Pengaruh O2 excess terhanap

nilai efisiensi thermal tidak begitu besar, yang pada nilai O 2 excess

hanya salah satu komponen flue gas dari empat komponen lainnya.

Adapun faktor yang bisa mempengaruhi efisiensi boiler

diantaranya adalah : flue gas temperature, fuel specification, excess

air, ambient temperature, radiation dan convection losses. Didalam

buku panduan Cleaver Brooks 2010 Boiler Efficiency Guide

dijelaskan bahwa excess air (O2% pada flue gas) dapat berpengaruh

terhadap efisiensi boiler. Semakin besar excess air (O2%) maka


51

efisiensi akan semakin turun. Begitu juga sebaliknya apabila excess

air dibuat minim maka efisiensi semakin naik. Hal ini bisa terjadi

karena suplai udara yang berkurang, sehingga panas yang ada tidak

terlalu cepat terbuang ke stack. Dalam artian panas yang ada dapat

dimanfaatkan lebih lama didalam alat untuk memanaskan air.

Sehingga dimungkinkan pemakaian bahan bakar akan berkurang.

Dalam penelitian lain juga menjelaskan bahwa kekurangan excess air

akan mengakibatkan kebutuhkan bahan bakar menjadi lebih banyak.

Hal ini disebabkan karena pada kondisi ini bahan bakar sulit terbakar

sempurna sehingga untuk menghasilkan keluaran daya yang sama

dibutuhkan bahan bakar yang lebih banyak. Hal ini juga terjadi pada

excess air yang terlalu banyak. Excess air yang terlalu banyak akan

menaikan konsumsi bahan bakar, hal ini untuk memanaskan udara

lebih yang memang jumlahnya meningkat (Muholad, 2021:114).

5.2.3 Perbandingan Temperature Flue Gas dan Thermal Efisiensi

Berdasarkan data perhitungan, dapat dilihat perbandingan

antara Temperature Flue Gas dengan Thermal Efisiensi yang

ditunjukan pada grafik berikut:

Grafik 5.2 Perbandingan Temperature Flue Gas denganThermal Efisiensi


52

Grafik Perbandingan Temperature Flue Gas


dan Thermal Efisiensi
64.2 409.00
64.0 408.50
63.8 408.00
407.50
63.6
407.00
63.4
406.50
63.2
406.00
63.0 405.50
62.8 405.00
62.6 404.50
1-6 Juni 7-12 Juni 13-18 Juni 19-24 Juni 25-30 Juni

EFISIENSI (%) Temp Flue Gas (K)

Pada Grafik 5.2 terlihat bahwa semakin tinggi temperature

flue gas maka semakin kecil nilai efisiensi thermal, hal ini disebabkan

kenaikan temperature akan mempengaruhi semakin banyak kalor yang

dihasilkan flue gas yang dimana Qloss stack yang dihasilkan juga akan

semakin besar, yang mengakibatkan nilai efisiensi rendah. Naik

turunya nilai Qloss stack dipengaruhi oleh entalpi dan flow setiap

komponen flue gas, entalpi yang didapatkan semakin besar apabila

temperature flue gas semakin besar dan flow setiap komponen yang

ada di flue gas juga semakin besar apabila flow dari fuel gas semakin

besar, juga faktor koreksi dari perhitungan didalam data aktual yang

didapatkan per enam hari menunjukan temperature flue gas dan dan

flow fuel gas mengalami fluktuatif yang mengakibatkan nilai entalpi

dan flow dari setiap komponen pada flue gas mengalami perubahan

dalam per enam harinya, yang berdampak pada nilai efisiensinya.


53

Rata-rata nilai efisiensi thermal pada tanggal 1-6 januari 2023 adalah

63,45%.

Temperatur gas buang menunjukkan berapa banyak

penyerapan panas oleh seluruh komponen perpindahan panas di

boiler. Pada penelitian ini temperatur gas buang adalah yang terdapat

pada cerobong. Temperatur gas buang yang tinggi menunjukan proses

perpindahan panas dan penyerapan energi yang kurang baik. Luasan

penampang pipa atau tabung yang dilalui oleh gas buang selalu sama

maka pada EA yang besar, kecepatan gas buang akan lebih tinggi

dibanding pada EA yang kecil. Dengan kondisi seperti ini maka

penyerapan panas menjadi tidak maksimal sehingga temperatur gas

buang akan lebih tinggi. Temperatur gas buang yang semakin tinggi

juga akan menurunkan efisiensi termal pembangkit karena akan

membuang lebih banyak panas ke udara luar (Simanjuntak, 2019 :

294).

Anda mungkin juga menyukai