Anda di halaman 1dari 81

BAB III

NERACA MASSA
Kapasitas pabrik

: 15.000 ton/tahun

Waktu operasi

: 330 hari/tahun

Basis perhitungan

: 1 jam operasi

Satuan operasi

: kg/jam

3.1 Neraca Massa pada Mixture Tank (MT-01)


Tabel 3.1 Neraca Massa pada Mixture Tank (MT-01)
Masuk (Kg/jam)

Komponen

Alur 2

Keluar (kg/jam)
Alur 3

H2SO4

3653,9064

H2O

74,5695

684,8221

3728,4759

684,8221

Total

Alur 4
3653,9064

4413,2980

759,3916
4413,2980

3.2 Neraca Massa pada Reaktor (R-01)


Tabel 3.2 Neraca Massa pada Reaktor 1 (R-01)
Komponen

Masuk (Kg/jam)

Keluar (kg/jam)

Alur 1

Alur 4

Alur 5

3653,9064

298,2781

H2SO4
C3H7NSO5

5786,7468

C3H3N

2016,4207

H2O

20,3679

759,3916

2036,7885

4413,2980

Total

201,6421

6450,087

163,4196
6450,087

III - 1
Universitas Sumatera Utara

3.3 Neraca Massa pada Reaktor (R-02)


Tabel 3.3 Neraca Massa pada Reaktor 2 (R-02)
Masuk (kg/jam)

Keluar (kg/jam)

Alur 5

Alur 6

H2SO4

298,2781

22,3709

C3H7NSO5

5786,7468

6262,5460

C3H3N

201,6421

52,427

H2O

163,4196

112,7428

Total

6450,087

6450,087

Komponen

3.4 Neraca Massa pada Reaktor Netralisasi (R-03)


Tabel 3.4 Neraca Massa pada Reaktor Netralisasi (R-03)
Komponen

Masuk (Kg/jam)
Alur 6

H2SO4

22,3709

C3H7NSO5

6262,5460

Keluar (kg/jam)
Alur 7

22,3709

(NH4)2SO4

4341,7073

NH3

377,9761

C3H5NO

188,9881
2335,3123

C3H3N

52,427

H2O

112,7428

881,9443

6450,087

1259,9205

Total

Alur 8

52,427

7710,01

769,2016
7710,01

III - 2
Universitas Sumatera Utara

3.5 Neraca Massa pada Centrifuge (CF-01)


Tabel 3.5 Neraca Massa pada Centrifuge (CF-01)
Komponen
H2SO4

Masuk (kg/jam)

Keluar (Kg/jam)

Alur 8

Alur 9a

Alur 10

22,3709

22,3709

Air pengotor

89,0628

(NH4)2SO4

4341,7073

4341,7073

NH3

188,9881

185,2083

C3H5NO

2335,3123

2335,3123

C3H3N

52,427

51,378

H2O

769,2016

684,9670

Total

7710,01

3256,8660

4453,1410

7710,01

3.6 Neraca Massa pada Washer (W-01)


Tabel 3.6 Neraca Massa pada Washer (W-01)
Komponen

Masuk (Kg/jam)

Keluar (Kg/jam)

Alur 10

Alur 12

Alur 11

Alur 13

H2SO4

22,3709

22,3709

Air pengotor

89,0628

89,0628

(NH4)2SO4

4341,7073

H2O
Total

4453,1410

4341,7073
6679,7115

66,7971

6612,9144

6679,7115

4408,5045

6724,3481

11132,8526

11132,8526

III - 3
Universitas Sumatera Utara

3.7 Neraca Massa pada Rotary Dryer (RD-01)


Tabel 3.7 Neraca Massa pada Rotary Dryer (RD-01)
Komponen

Masuk (kg/jam)
Alur 12

Keluar (Kg/jam)
Alur

14a Alur

14b

(ke cyclone)

(dari cyclone)
21,7085

Alur 15

(NH4)2SO4

4341,7073

21.7085

H2O

66,7971

22,7121

44,0850

4408,5045

22,7121

4385,7924

Total

4341,7073

4408,5045

3.8 Neraca Massa pada Crystalizer (CR-01)


Tabel 3.8 Neraca Massa pada Crystalizer (CR-01)
Masuk (Kg/jam) Keluar (Kg/jam)
Komponen

Alur 9b

Kristal

Larutan

Alur 16

Alur 17

C3H5NO

2335,3123

1893,9394

441,3729

H2O

684,9670

480,1537

204,8134

Impurities

236,5867

2,3659

234,2208

Total

3256,8660

2376,4590

880,4071

3256,8660

III - 4
Universitas Sumatera Utara

3.9 Neraca Massa pada Filter Press (FP-01)


Tabel 3.9 Neraca Massa pada Filter Press (FP-01)
Komponen

Masuk (kg/jam)

Keluar (Kg/jam)

Alur 17

Alur 17a

Alur 17b

NH3

183,3562

183,3562

C3H5NO

441,3729

C3H3N

50,8646

50,8646

H2O

204,8134

204,8134

Total

880,41

441,3729

441,3729

439,0342

880,41

3.10 Neraca Massa pada Rotary Dryer (RD-02)


Tabel 3.10 Neraca Massa pada Rotary Dryer (RD-02)
Masuk (kg/jam)
Komponen

Alur 16

Keluar (Kg/jam)
Alur

18a Alur

(ke cyclone)

(dari cyclone)
9,4697

C3H5NO

1893,9394

9,4697

H2O

480,1537

456,4127

Impurities

2,3659
2376,4590

Alur 19
1893,9394
23,7409
2,3659

465,8824
Total

18b

456,4127

9,4697

1920,0462

2376,4590

III - 5
Universitas Sumatera Utara

BAB IV
NERACA PANAS

Hasil perhitungan neraca panas pada proses pembuatan akrilamida dari


akrilonitril dan asam sulfat dengan kapasitas 15.000 ton/tahun adalah sebagai berikut
Basis perhitungan

: 1 jam operasi

Waktu kerja pertahun : 330 hari


Satuan operasi

: kJ/jam

4.1 Neraca Panas pada Reaktor (R-01)


Tabel 4.1 Neraca Panas pada Reaktor (R-01)
Komponen
C3H3N

Masuk (kJ/jam)
Q1

Qcw

-236,9576

H2SO4
H2O

Q4

Keluar (kJ/jam)

423,99768

Q5

Qreaksi

1.104.323,7
179,45807

2.480,2165

15.808,234

44.573,005

C3H7NSO5

3.703.997,3

Air pendingin

4.646.808,645
-192.390,842

Total

187,0401

15.987,6917 4.646.808,645 4.855.374,2

4.662.983,377

-192.390,842

4.662.983,377

IV - 1
Universitas Sumatera Utara

4.2 Neraca Panas pada Netralizer (R-03)


Tabel 4.2 Neraca Panas pada Netralizer (R-03)
Komponen

Masuk (kJ/jam)

Keluar (kJ/jam)

Q6

Q8

Qcw

Qreaksi

C3H3N

239.418,738

H2SO4

155,86625

H2O

18.359,41

191.920,246

NH3

50.920,66

1.444.377,07

C3H5NO

49.259,7295

(NH4)2SO4

320.957,4267

Air pendingin

2.176.800,233
-8,774949074

Total

69.280,07

2.176.800,233

2.246.080,31

2.246.089,08

-8,774949074

2.246.080,31

4.3 Neraca Panas pada Washer (W-01)


Tabel 4.3 Neraca Panas pada Washer (W-01)
Komponen

Masuk (kJ/jam)
Q10

Keluar (kJ/jam)
Q11

Q12

Q13

C3H3N

4788,374766

960,8047

H2SO4

155,866539

4,399148

H2O

21.017,00059

NH3

28.887,54152

(NH4)2SO4

320.957,4267

218.108,064

375.806,2098

139.051,3631 229.542,8232 285.314,75

Total

139.051,3631 11.434,7594

279.040,491
5.309,0552

514.857,5729

514.857,5729

IV - 2
Universitas Sumatera Utara

4.4 Neraca Panas pada Rotary Dryer (RD-01)


Tabel 4.4 Neraca Panas pada Rotary Dryer (RD-01)
Komponen

Masuk (kJ/jam)
Q12

Keluar (kJ/jam)
Qudara

Q14a

Q14b

Q15

2022,8403

404.568,1849

(NH4)2SO4

218.108,064

2022,8403

H2O

11.434,7594

3203,93339

Udara Panas

Hvl

6218,964

235.707,1974
51.258,938
229.542,8232 235.707,1974 5.226,7743

Total

465.250,0206

2022,8403

3203,93339

410.787,1487 51.258,938

465.250,0206

4.5 Neraca Panas pada Heat Exchanger (HE-01)


Tabel 4.5 Neraca Panas pada Heat Exchanger (HE-01)
Komponen

Masuk (kJ/jam)
Q9a

Keluar (kJ/jam)
Qcw

Q9b

C3H3N

234.630,3635

63.781,7051

C3H5NO

49.259,72947

219.877,1116

H2O

170.903,2453

42.840,52621

NH3

1.415.489,535

88.605,07769

Air Pendingin
Total

-1.383.178,45
1.870.282,87

-1.383.178,45

487.104,42

487.104,42

IV - 3

Universitas Sumatera Utara

4.6 Neraca Panas pada Crystalizer (CR-01)


Tabel 4.6 Neraca Panas pada Crystalizer (CR-01)
Masuk (kJ/jam)

Komponen

Q9b

Keluar (kJ/jam)
Qcw

Q16

C3H3N

63.781,7051

-0,0603767

C3H5NO

219.877,1116

67.489,5978

H2O

42.840,52621

9.995,34488

NH3

88.605,07769

249,51126

Air Pendingin

-409.370,027
487.104,42

Total

-409.370,027

77.734,393

77.734,393

4.7 Neraca Panas pada Rotary Dryer (RD-02)


Tabel 4.7 Neraca Panas pada Rotary Dryer (RD-02)
Komponen

Masuk (kJ/jam)
Q16

Keluar (kJ/jam)
Qudara

Q18a

Q18b

Q19

1687,2399

337.447,989

C3H5NO

67.489,5978

1687,2399

H2O

9.995,3448

64384,9694

NH3

249,51126

22.613,94005

C3H3N

-0,0603767

3779,1283

Udara Panas

Hvl

3349,07205

1.383.918,589
1.030.077,883
77.734,393

Total

1.461.652,982

1.383.918,589

66.072,2093 1687,2399
64384,9694

367.190,1297 1.030.077,883

1.461.652,982

IV - 4

Universitas Sumatera Utara

BAB V
SPESIFIKASI PERALATAN
5.1 Tangki Penyimpanan
Ada 3 buah tangki yang digunakan dalam pabrik akrilamida, yaitu :
1. T-01

: Menyimpan akrilonitril untuk kebutuhan 15 hari

Bahan konstruksi
2. T-02

: Carbon Steel SA-285 Grade C


: Menyimpan asam sulfat untuk kebutuhan 15 hari

Bahan konstruksi
3. T-03

: Alloy 20 CB 3
: Menyimpan amoniak untuk kebutuhan 15 hari

Bahan konstruksi

: Carbon Steel SA-285 Grade C

Bentuk

: Silinder vertikal dengan alas dan tutup ellipsoidal

Jenis sambungan

: Single welded butt joints

Jumlah

: 1 unit

Tabel 5.1 Spesifikasi Tangki Penyimpanan


Waktu

Volume

Diameter

Tinggi

Tinggi

simpan

tangki

tangki

tutup

tangki

(hari)

(m3)

(m)

(m)

(m)

(T 01)

15

1257,479

10,0372

2,5093

17,5651

(T 02)

15

890,1404

8,9454

2,2363

15,6544

(T 03)

15

890,5444

8,9467

2,2367

15,6568

Tangki

Jumlah
(unit)

5.2 Pompa
Ada 9 buah pompa yang digunakan dalam pabrik akrilamida, yaitu :
1. P-01

: memompa fluida dari T-01 menuju R-01

2. P-02

: memompa fluida dari T-01 menuju MT-01

3. P-03

: memompa fluida dari MT-01 menuju R-01

4. P-04

: memompa fluida dari R-01 menuju R-02

5. P-05

: memompa fluida dari R-02 menuju R-03

6. P-06

: memompa fluida dari T-03 menuju R-03


V-1
Universitas Sumatera Utara

7. P-07

: memompa fluida dari R-03 menuju CF-01

8. P-08

: memompa fluida dari CF-01 menuju HE-01

9. P-09

: memompa fluida dari CR-01 menuju FP-01

10. P-10 : memompa fluida dari FP-01 menuju R-03


Jenis

: Pompa sentrifugal

Jumlah

: 1 unit

Tabel 5.2 Spesifikasi Pompa Proses


Laju Alir

Pompa

(kg/jam)

D
optimum

ID (in)

V (ft/s)

(in)

Daya
(hp)

Daya
standar
(hp)

P 01

2036,7885

1,29

1,61

2,0194

0,7635

0,2079

1/4

P 02

3653,9064

1,26

1,61

1,5060

0,7668

0,0400

1/4

P 03

4413,298

1,38

1,61

1,8190

0,3501

0,0448

1/4

P 04

6450,087

1,45

1,61

1,8410

1,1005

0,0761

1/4

P 05

6450,087

1,43

1,61

0,7600

0,0538

0,0649

1/4

P 06

1259,9205

0,98

1,049

2,4502

0,4450

0,0140

1/4

P 07

7710,010

2,17

2,469

2,5731

0,6348

0,0797

1/4

P 08

3256,866

1,93

2,067

3,6072

2,1546

0,0589

1/4

P 09

441,3729

1,40

1,049

2,5767

1,3758

0,0398

1/4

P 10

439,0342

0,61

1,049

0,8779

1,3758

0,0034

1/4

5.3 Reaktor
Ada 4 buah reaktor yang digunakan dalam pabrik akrilamida, yaitu :
1. MT-01 : Tempat mengencerkan asam sulfat pekat
2. R-01 : Tempat mereaksikan akrilonitril dengan asam sulfat yang telah di. encerkan
3. R-02 : Tempat mereaksikan akrilonitril dengan asam sulfat (meningkatkan
konversi reaksi)
4. R-03 : Untuk memisahkan akrilamid sulfat menjadi akrilamida dan amonium sulfat
V-2

Universitas Sumatera Utara

Tabel 5.3 Spesifikasi Reaktor


Waktu Volume

Diameter

Tinggi

Tinggi

Jumlah

tinggal

tangki

tangki

tutup

tangki

(jam)

(m3)

(m)

(m)

(m)

(MT 01)

0,5

1,5732

1,0153

0,2704

1,8926

(R 01)

14,4594

2,2654

0,5653

3,9646

(R 02)

10,3010

2,0233

0,5058

3,5408

(R 03)

14,3880

2,2617

0,5654

3,9580

Diameter Tinggi

Panjang

Lebar

Lebar

Daya

impeller turbin

blade

blade

baffle

motor

Reaktor

(unit)

Tabel 5.4 Spesifikasi Pengaduk


Reaktor

(ft)

(ft)

(ft)

(ft)

(ft)

(Hp)

(MT 01)

0,8871

0,8871

0,2218

0,1774

0,2957

0,0256

(R 01)

1,8582

1,8582

0,4645

0,3716

0,6194

0,6589

(R 02)

1,6596

1,6596

0,4149

0,3319

0,5532

0,5256

(R 03)

1,8551

1,8551

0,4638

0,3710

0,6184

0,7850

Untuk reaktor 1, 2 dan 3 menggunakan jaket pendingin.


Tabel 5.5 Spesifikasi Jaket Pendingin
Diameter

Tebal

Luas dilalui

Tebal jaket

luar

jaket

air pendingin

standar

(in)

(in)

(m2)

(in)

(R 01) 101,9425

104,624

1,341

0,2806

1 3/8

(R 02)

92,4096

95,0697

1,330

0,2526

1 3/8

(R 03)

101,7955

104,4774

1,341

0,2802

Reaktor

Diameter
dalam (in)

Jumlah
(unit)

1 3/8

5.4 Centrifuge
Fungsi

: memisahkan akrilamid sulfat menjadi akrilamida dan ammonium


sulfat

Bahan

: cabon steel SA-285 Grade C


V-3

Universitas Sumatera Utara

Jenis : Knife-discharge bowl centrifuge


Jumlah : 1unit
Diameter bowl : 68 in = 1,73 m
R : 0,86 m
N : 900 rev/min
: 94,2 rad/s = 5652 rpm
Kecepatan partikel : R x = 0,86 m x 94,2 rad/s = 81,35 m/s
Fc = 4,5171 N
P = 0,6192 Hp
5.5 Belt Conveyer
Ada 3 buah belt conveyer yang digunakan, antara lain:
1. BLC-01

: mengangkut cake ammonium sulfat menuju washer

2. BLC-02

: mengangkut amonim sulfat menuju silo

3. BLC-03

: mengangkut akrilamida menuju silo

Tipe

: flat belt

Bahan Konstruksi

: karet

Spesifikasi belt conveyer


Dari Perry (1997) diperoleh:
- Lebar (L1)

= 14 in

- Kecepatan belt conveyer, v

= 200 rpm

- Tebal belt conveyer

= 3 in

- Power tripper

= 2 Hp

- Panjang belt conveyer, L

= 10 m = 32,808 ft

-w

= 0,5 lb/in

- Lo

= 100

- Z

= 16,9 ft

V-4

Universitas Sumatera Utara

Tabel 5.6 Spesifikasi Belt Conveyer


Kapasitas

Daya

Total

conveyer

conveyer

Daya

(ton/jam)

(Hp)

(Hp)

5,3437

0,2399

2,2399

(BLC 02)

5,2629

0,2365

2, 2365

(BLC 03)

2,304

0,1104

2,1104

Tangki
(BLC 01)

Jumlah
(unit)

5.6 Elevator
Fungsi

: mengangkut urea dari gudang bahan baku ke silo

Jenis

: bucket elevator

Bahan Konstruksi

: malleable cast iron

Jumlah

: 1 unit

Spesifikasi:

(Tabel 21-9, Perry, 1999)

Tinggi elevasi

= 25 ft = 7,62 m

Ukuran bucket

= 8 x 51/2 x 71/4 in

Jarak antar bucket

= 8 in

Kecepatan putaran

= 28 rpm

Daya yang digunakan 0,9174 Hp


Tabel 5.7 Spesifikasi Elevator
Tangki
(E 01)
(E 02)

Laju padatan

Daya

Elevator

Elevator

(ton/jam)

(Hp)

4,453

0,9174

0,4414

0,2139

Jumlah
(unit)

V-5
Universitas Sumatera Utara

5.7 Washer
Fungsi

: untuk mencuci ammonium sulfat dari zat-zat yang terikut

Jenis

: Continuous Rotary Drum Vacuum Filter

Jumlah

: 1 unit

Luas filter

= 436,1978 m3

Diameter filter

= 8,334 m

Tinggi filter

= 16,668 m

Waktu tinggal

= 90 s

Kecepatan putar = 0,06 putaran/menit

5.8 Rotary Dryer


Ada 2 buah rotary dryer yang digunakan, antara lain:
1. RD-01 : untuk mengurangi kadar air amoium sulfat
2. RD-02 : untuk mengurangi kadar air akrilamida
Tabel 5.7 Rotary Dryer
Diameter Panjang
Reaktor

Time off

Power

Jumlah
flight

Jumlah

dryer

dryer

passage

dryer

(ft)

(ft)

(s)

(Hp)

(RD 01) 14,6824

22,6871

2158,144

14,6824

30

(RD 02) 1,1250

100,2673

769,0895

1,1250

(unit)

5.9 Cyclon
Fungsi

: Memisahkan udara dari ammonium sulfat yang terikut


bersama udara

Bahan konstruksi : Stainless steel


Jumlah

: 1 buah

V-6
Universitas Sumatera Utara

Untuk ukuran standar (Fig 17-36 Perrys, 1999)


Spesifikasi :
Dc = 3 ft
Bc = 0,75 ft
Hc = 1,5 ft
Lc = 6 ft
Sc = 0,375 ft
Zc = 6 ft
Jc = 0,75 ft

5.10 Heat Exchanger


Fungsi

: Mendinginkan akrilamida sebelum masuk ke cristallyzer.

Bahan

: Stainless Steel type-302

Ukuran :
A

= 490,8549 ft2

ID

= 1,12 in

Flow area/tube (at)

= 0,985 in2

Surface/lin ft (at)

= 0,3271 ft2

Panjang (L)

= 10 ft

Jumlah Tube (Nt)

= 150,0626

Spesifikasi shell :
ID shell = 37 in
= 490,8549 ft2

A
1) Fluida panas (shell)
Flow AreA

= 1,90139 ft2

Mass Velocity

= 3501,8949 lb/hr.ft2

2) Fluida dingin, cooling water (tube)


Flow Area

= 0,985 in2

Mass Velocity

= 71097,53 lb/hr.ft2
V-7
Universitas Sumatera Utara

Pressure Drop:
Fluida panas

= 9,06 x 10-6 psi

Fluida dingin

= 0,242 psi

5.11 Crystallizer
Bahan konstruksi

: Carbon Steel SA-285 Grade C

Bentuk

: Silinder vertikal dengan alas datar dan tutup


ellipsoidal

Jenis sambungan

: Single welded butt joints

Jumlah

: 1 unit

Ukuran :
Diameter tangki (D)

= 117,915 in

Tinggi silinder (Hs)

= 3,7438 m

Tinggi tutup ellipsoidal (Hh)

= 0, 7487 m

Tinggi tangki (Ht)

= 5,2413 m

Tebal silinder

= 1,354 in

Pengaduk
Diameter impeller = 2, 4566 ft
Tinggi turbin dari dasar tangki

= 2, 4566 ft

Panjang blade pada turbin = 0,6141 ft


Lebar blade pada turbin
Lebar baffle

= 0, 4913 ft

= 0, 8189 ft

Power motor = 1,1629 hp

5. 12 Filter Press (FP-01)


Fungsi : untuk memisahkan antara impuritis dengan akrilamida.
Bahan : Carbon Steel SA-333
Jenis : Plate and Frame
Jumlah : 1 unit
V-8
Universitas Sumatera Utara

Spesifikasi filter penyaringan:


Luas filter penyaringan

: 4,805 ft2

Lebar

: 1,55 ft

Panjang

: 3,1 ft

Jumlah frame

: 25 unit

Jumlah plate

: 25 unit

Massa padatan tertahan (Mp) = 973,0595 lb/jam


Tebal cake (Vc)

= 1,08989 m3/jam

Cake frame (S)

= 25,28 lb/ft3

5.13 Screw Conveyor


Ada 3 buah screw conveyer yang digunakan, antara lain:
1. SC-01

: mengangkut ammonium sulfat dari washer menuju rotary


dryer

2. SC-02

: mengangkut akrilamida dari crystallizer menuju rotary


dryer

Jenis

: horizontal screw conveyor

Bahan konstruksi : Baja karbon


Jumlah

: 1unit
Tabel 5.9 Spesifikasi Screw Conveyer
Bahan

Panjang

masuk

conveyer volumetrik conveyer

standar

(ft)

(ft3/s)

(Hp)

(Hp)

(SC 02) 973,0443

39,37
39,37

0,5577
0,0558

0,0532
0,0053

0,25
0,25

(SC 03) 5239,107

39,37

1,2030

0,1148

0,25

Screw
Conveyer

(lb/jam)

(SC 01) 9718,925

Laju

Daya

Daya

Jumlah
(unit)
1

V-9
Universitas Sumatera Utara

5.14 Blower
Fungsi

: memompa udara ke heater

Jenis

: blower sentrifugal

Jumlah

: 1 unit

Bahan Konstruksi

: carbon steel

Daya blower

: 0, 0416 Hp

5.15 Air Heater


Fungsi

: Memanaskan udara sebelum masuk ke rotary dryer

Bahan

: Stainless Steel type-302

Ukuran :
A

=148,4126 ft2

ID

= 1,12 in

Flow area/tube (at)

= 0,985 in2

Surface/lin ft (at)

= 0,3271 ft2

Panjang (L)

= 10 ft

Jumlah Tube (Nt)

= 45,37

Spesifikasi shell :
ID shell = 37 in
= 148,4126 ft2

A
1) Fluida panas (shell)
Flow Area

= 1,9013 ft2

Mass Velocity

= 1805,3183 lb/hr.ft2

2) Fluida dingin, cooling water (tube)


Flow Area

= 0,155 in2

Mass Velocity

= 11420,81 lb/hr.ft2

Pressure Drop:
Fluida panas

= 1,9853 x 10-6 psi

Fluida dingin

= 5,959 psi

V - 10
Universitas Sumatera Utara

BAB VI
INSTRUMENTASI DAN KESELAMATAN KERJA

6.1

Instrumentasi
Instrumentasi adalah peralatan yang dipakai di dalam suatu proses kontrol

untuk mengatur jalannya suatu proses agar diperoleh hasil sesuai dengan yang
diharapkan. Dalam suatu pabrik kimia, pemakaian instrumen merupakan suatu hal
yang sangat penting karena dengan adanya rangkaian instrumen tersebut maka operasi
semua peralatan yang ada di dalam pabrik dapat dimonitor dan dikontrol dengan
cermat, mudah dan efisien. Alat-alat instrumentasi dipasang pada setiap peralatan
proses dengan tujuan agar sarjana teknik dapat memantau dan mengontrol kondisi di
lapangan. Dengan adanya instrumentasi ini pula, para sarjana teknik dapat segera
melakukan tindakan apabila terjadi kejanggalan dalam proses. Namun pada dasarnya,
tujuan pengendalian tersebut adalah agar kondisi proses di pabrik mencapai tingkat
kesalahan (error) yang paling minimum sehingga produk dapat dihasilkan secara
optimal (Considine, 1985).
Fungsi instrumentasi adalah sebagai pengontrol (controler), penunjuk
(indicator), pencatat (recorder), dan pemberi tanda bahaya (alarm). Instrumentasi
bekerja dengan tenaga mekanik atau tenaga listrik dan pengontrolannya dapat
dilakukan secara manual atau otomatis. Penggunaan instrumen pada suatu peralatan
proses tergantung pada pertimbangan ekonomi dan sistem peralatan itu sendiri. Pada
pemakaian alat-alat instrumen juga harus ditentukan apakah alat-alat tersebut dipasang
diatas papan instrumen dekat peralatan proses (kontrol manual) atau disatukan dalam
suatu ruang kontrol yang dihubungkan dengan bangsal peralatan (kontrol otomatis)
(Peters et al., 2004).
Pada dasarnya sistem pengendalian terdiri dari:
1. Sensing Element / Elemen Perasa (Primary Element)
Elemen yang merasakan (menunjukkan) adanya perubahan dari harga variabel
yang diukur.

VI - 1
Universitas Sumatera Utara

2. Elemen pengukur (measuring element)


Elemen pengukur adalah suatu elemen yang sensitif terhadap adanya perubahan
temperatur, tekanan, laju aliran, maupun tinggi fluida.
3. Elemen pengontrol (controlling element)
Elemen pengontrol yang menerima sinyal kemudian akan segera mengatur
perubahan-perubahan proses tersebut sama dengan nilai yang diinginkan.
4. Elemen pengontrol akhir (final control element)
Elemen ini merupakan elemen yang akan mengubah masukan yang keluar dari
elemen pengontrol ke dalam proses sehingga variabel yang diukur tetap berada
dalam batas yang diinginkan dan merupakan hasil yang dikehendaki.
(Considine,1985)
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam instrumen-instrumen adalah:
1. Range yang diperlukan untuk pengukuran
2. Level instrumentasi
3. Ketelitian yang dibutuhkan
4. Bahan konstruksinya
5. Pengaruh pemasangan instrumentasi pada kondisi proses
(Peters et al., 2004)
Instrumentasi yang digunakan dalam pabrik Akrilamida ini disajikan dalam table 6.1
berikut ini:
Tabel 6.1 Daftar Penggunanan Instrumentasi pada Pra Rancangan PabrikAkrilamida
No

1.

Instrumentasi

Temperature
Controller (TC)

Nama Alat

Kegunaan

AH - 01

Mengetahui suhu udara yang keluar dari AH 01

HE 01

Mengontrol suhu cairan yang keluar dari HE 01

MT 01

Mengontrol suhu cairan yang keluar dari MT 01

R 01

Mengontrol suhu cairan yang keluar dari R 01

R 02
Mengontrol suhu cairan yang keluar dari R 02

VI - 2
Universitas Sumatera Utara

Tabel 6.1 Daftar Penggunanan Instrumentasi ..........(Lanjutan)


R 03

Mengontrol suhu cairan yang keluar dari R 03

T 03

Mengontrol suhu cairan yang keluar dari T 03

Cooling
Tower
Water
Process

2.

3.

6.2

Flow
(FC)

Controller

Mengotrol aliran masuk ke Washer


Mengotrol aliran masuk ke R 01

P 01

Mengotrol aliran masuk ke R 02 dari T 01

P 02

Mengotrol aliran masuk ke R 01 dari T 02

P 03

Mengotrol aliran masuk ke R 02 dari R 01

P 04

Mengotrol aliran masuk ke R 03 dari R 02

P 05

Mengotrol aliran masuk ke R 04 dari R 03

P 06

Mengotrol aliran masuk ke R 04 dari T 03

P 07

Mengotrol aliran masuk ke CF 01 dari R 04

P 08

Mengotrol aliran masuk ke CR 01 dari CF 01

P 09

Mengotrol aliran masuk ke R 04 dari CR 01

T 01

Mengontrol level dalam T 01

T 02

Mengontrol level dalam T 02

MT 01

Mengontrol level dalam MT 01

Level

Controller R 01

Mengontrol level dalam R 01

(LC)

R 02

Mengontrol level dalam R 02

R 03

Mengontrol level dalam R 03

T 03

Mengontrol level dalam T 03

CF 01

Mengontrol level dalam CF 01

Keselamatan Kerja Pada Pabrik Akrilamida


Keselamatan kerja merupakan bagian dari kelangsungan produksi pabrik, oleh

karena itu aspek ini harus diperhatikan secara serius dan terpadu. Untuk maksud

VI - 3
Universitas Sumatera Utara

tersebut perlu diperhatikan cara pengendalian keselamatan kerja dan keamanan pabrik
pada saat perancangan dan saat pabrik beroperasi. Dalam rancangan pabrik akrilamida,
usaha-usaha pencegahan terhadap bahaya-bahaya yang mungkin terjadi dilakukan
sebagai berikut :
6.2.1

Pencegahan Terhadap Kebakaran dan Peledakan


Proses produksi akrilamida menggunakan reaktor yang beroperasi pada

tekanan 1 atm dan suhu 90C. Bahaya yang kemungkinan timbul adalah kebakaran
atau peledakan yang berasal dari reaktor. Selain itu unit penghasil uap (boiler) juga
dapat menciptakan hal yang serupa apabila pengendalian tidak berjalan optimal.
Dari uraian di atas maka perlu dilakukan upaya pencegahan dan penanganan
terhadap kebakaran dan ledakan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui adanya bahaya kebakaran maka sistem alarm dipasang pada
tempat yang strategis dan penting seperti laboratorium dan ruang proses.
2. Pada peralatan pabrik yang berupa tangki dibuat main hole dan hand hole yang
cukup untuk pemeriksaan.
3. Sistem perlengkapan energi seperti pipa bahan bakar, saluran udara, saluran steam,
dan air dibedakan warnanya dan letaknya tidak menggangu gerakan karyawan.
4. Mobil pemadam kebakaran yang ditempatkan di fire station setiap saat dalam
keadaan siaga.
5. Penyediaan racun api yang selalu siap dengan pompa hydran untuk jarak tertentu.
Sesuai dengan peraturan yang tertulis dalam Peraturan Tenaga Kerja No.
Per/02/Men/1983 tentang instalasi alarm kebakaran otomatis, yaitu :
1. Detektor Kebakaran, merupakan alat yang berfungsi untuk mendeteksi secara dini
adanya suatu kebakaran awal. Alat ini terbagi atas:
a. Smoke detector adalah detektor yang bekerja berdasarkan terjadinya
akumulasi asap dalam jumlah tertentu.
b. Gas detector adalah detektor yang bekerja berdasarkan kenaikan konsentrasi
gas yang timbul akibat kebakaran ataupun gas-gas lain yang mudah terbakar.
c. Alarm kebakaran, merupakan komponen dari sistem deteksi dan alarm
kebakaran yang memberikan isyarat adanya suatu kebakaran. Alarm ini
berupa:
VI - 4
Universitas Sumatera Utara

1) Alarm kebakaran yang memberi tanda atau isyarat berupa bunyi khusus
(audible alarm).
2) Alarm kebakaran yang memberi tanda atau isyarat yang tertangkap oleh
pandangan mata secara jelas (visible alarm).
2. Panel Indikator Kebakaran
Panel indikator kebakaran adalah suatu komponen dari sistem deteksi dan alarm
kebakaran yang berfungsi mengendalikan sistem dan terletak di ruang operator.
6.2.2 Peralatan Perlindungan Diri
Upaya peningkatan keselamatan kerja bagi karyawan pada pabrik ini adalah dengan
menyediakan fasilitas sesuai bidang kerjanya. Dalam melaksanakan tugasnya bagian
keselamatan kerja dibantu alat-alat keselamatan antara lain:
1. Pelindung Kepala
Digunakan oleh setiap orang yang memasuki area proyek. Warna helm
dibedakan menurut area kerja, yaitu:
Hijau

: Bagian Proses, Utilitas, Unit Pembangkit Listrik &


Instrumentasi, dan Pemeliharaan Pabrik

Biru

: Bagian Gudang/Logistik

Kuning

: Bagian kebersihan

Putih

: Kepala regu, ketua seksi, pimpinan dan tamu

2. Pelindung Mata
Alat ini digunakan untuk pekerja yang pekerjaannya berhubungan dengan
pemijaran. Macam-macam pelindung mata :
a. Kacamata bening

: Kepala regu, ketua seksi, pimpinan dan tamu

b. Kacamata las

: bagian pemeliharaan mesin

c. Kacamata gerinda

: bagian pemeliharaan mesin

3. Pelindung badan
a. Jaket karet

: bagian bengkel listrik dan mesin

b. Jaket hujan

: digunakan untuk semua bagian

4. Pelindung tangan
a. Kaos tangan karet

: bagian bengkel listrik, pengolahan air

b. Kaos tangan kulit

: bagian bengkel mesin

VI - 5
Universitas Sumatera Utara

5. Pelindung kaki
Macam-macam pelindung kaki:
a. Sepatu tahan api (dengan sol mengandung unsur carbon) untuk bagian
proses.
b. Sepatu karet pada bagian bengkel listrik
6. Pelindung pernafasan
Masker kain pada bagian pemeliharaan dan produksi
7. Pelindung telinga
Ear muff (untuk pekerja pada alat bersuara berat) yaitu pada bagian
kompresor dan genset
Tabel 6.2 Penggunaan Alat Pelindung Diri
Alat Pelindung
Keselamatan

1.Pelindung
Kepala

Pemakai

Jenis

Jumlah

Kepala Bagian Teknik

Putih

Kepala Bagian Produksi

Putih

Kepala Seksi Proses

Putih

Kepala Seksi Utilitas

Putih

Kepala Seksi Listrik & Instrumentasi

Putih

Kepala Seksi Pemeliharaan Pabrik

Putih

Kepala Seksi Gudang

Putih

Karyawan Proses

Hijau

24

Karyawan Utilitas

Hijau

20

Hijau

16

Karyawan Pemeliharaan Pabrik

Hijau

Karyawan Gudang/Logistik

Biru

Kuning

Putih

10

Karyawan Unit Pembangkit Listrik


& Instrumentasi

Petugas Kebersihan
Tamu
Total

101

VI - 6
Universitas Sumatera Utara

Tabel 6.2 Penggunaan Alat Pelindung Diri ...............(Lanjutan)


Alat Pelindung

Jenis

Pemakai

Keselamatan

Manager Teknik&Produksi

Kacamata
Bening
Kacamata

Kepala Bagian Teknik

Bening

Kepala Seksi Listrik & Instrumentasi


2. Pelindung Mata Kepala Seksi Pemeliharaan Pabrik
Karyawan Unit Pembangkit Listrik
& Instrumentasi

Kacamata
Bening
Kacamata
Bening
Kacamata
Las

Karyawan Pemeliharaan Pabrik

Kacamata
Gerinda
Kacamata

Tamu

Bening
Total

Jumlah
1
1
1
1
16
8
10
38

Tabel 6.2 Penggunaan Alat Pelindung Diri ....................(Lanjutan)


Alat Pelindung
Keselamatan

3.Pelindung badan

Pemakai

Jenis

Jumlah

Kepala Seksi Proses

Jaket Hujan

Kepala Seksi Utilitas

Jaket Hujan

Kepala Seksi Listrik & Instrumentasi


Kepala Seksi Pemeliharaan Pabrik

Jaket Karet
dan Hujan
Jaket Karet
dan Hujan

2
2

Karyawan Proses

Jaket Hujan

24

Karyawan Utilitas

Jaket Hujan

20

VI - 7
Universitas Sumatera Utara

Tabel 6.2 Penggunaan Alat Pelindung Diri .........(Lanjutan)


Karyawan Unit Pembangkit Listrik &

Jaket Karet

Instrumentasi

dan Hujan

Karyawan Pemeliharaan Pabrik

32

Jaket Karet

16

dan Hujan

Karyawan Gudang/Logistik

Jaket Hujan

Petugas Kebersihan

Jaket Hujan

Tamu

Jaket Hujan

10

Total

122

Tabel 6.2 Penggunaan Alat Pelindung Diri ................(Lanjutan)


Alat Pelindung

Pemakai

Jenis

Jumlah

Kepala Seksi Utilitas

Kaos Tangan Karet

Kepala Seksi Listrik & Instrumentasi

Kaos Tangan Karet

Kepala Seksi Pemeliharaan Pabrik

Kaos Tangan Karet

Karyawan Utilitas

Kaos Tangan Karet

20

Kaos Tangan Kulit

16

Karyawan Pemeliharaan Pabrik

Kaos Tangan Kulit

Petugas Kebersihan

Kaos Tangan Karet

Tamu

Kaos Tangan Karet

10

Keselamatan

4. Pelindung
tangan

Karyawan Unit Pembangkit Listrik


& Instrumentasi

Total

65

Tabel 6.2 Penggunaan Alat Pelindung Diri ................. (Lanjutan)


Alat Pelindung
Keselamatan
5. Pelindung kaki

Pemakai
Kepala Bagian Teknik

Jenis
Sepatu Tahan
Api

Jumlah
1

VI - 8
Universitas Sumatera Utara

Tabel 6.2 Penggunaan Alat Pelindung Diri .........(Lanjutan)


Kepala Bagian Produksi

Sepatu Tahan
Api
Sepatu Tahan

Kepala Seksi Proses

Api

Kepala Seksi Listrik & Instrumentasi

Sepatu Karet
Sepatu Tahan

Karyawan Proses

Api

Karyawan Unit Pembangkit Listrik

1
1
1
24

Sepatu Karet

16

Petugas Kebersihan

Sepatu Karet

Tamu

Sepatu Karet

10

& Instrumentasi

Total

62

Tabel 6.2 Penggunaan Alat Pelindung Diri .................(Lanjutan)


Alat Pelindung

Pemakai

Jenis

Jumlah

Kepala Bagian Teknik

Masker Kain

Kepala Bagian Produksi

Masker Kain

Kepala Seksi Proses

Masker Kain

Kepala Seksi Pemeliharaan Pabrik

Masker Kain

Karyawan Proses

Masker Kain

24

Karyawan Pemeliharaan Pabrik

Masker Kain

Karyawan Gudang/Logistik

Masker Kain

Petugas Kebersihan

Masker Kain

Tamu

Masker Kain

10

Keselamatan

6. Pelindung
pernafasan

Total

62

VI - 9
Universitas Sumatera Utara

Tabel 6.2 Penggunaan Alat Pelindung Diri .......................(Lanjutan)


Alat Pelindung

Pemakai

Jenis

Jumlah

Ear Muff

Kepala Seksi Listrik & Instrumentasi

Ear Muff

Kepala Seksi Pemeliharaan Pabrik

Ear Muff

Ear Muff

16

Karyawan Pemeliharaan Pabrik

Ear Muff

Tamu

Ear Muff

10

Keselamatan

Kepala Bagian Teknik

7. Pelindung
telinga

Karyawan Unit Pembangkit Listrik


& Instrumentasi

Total

37

6.2.3 Keselamatan Kerja Terhadap Listrik


Upaya peningkatan keselamatan kerja terhadap listrik adalah sebagai berikut :
1. Setiap instalasi dan alat-alat listrik harus diamankan dengan pemakaian sekering
atau pemutus arus listrik otomatis lainnya.
2. Sistem perkabelan listrik harus dirancang secara terpadu dengan tata letak pabrik
untuk menjaga keselamatan dan kemudahan jika harus dilakukan perbaikan.
3. Penempatan dan pemasangan motor motor listrik tidak boleh mengganggu lalu
lintas pekerja.
4. Memasang papan tanda larangan yang jelas pada daerah sumber tegangan tinggi.
5. Isolasi kawat hantaran listrik harus disesuaikan dengan keperluan.
6. Setiap peralatan yang menjulang tinggi harus dilengkapi dengan alat penangkal
petir yang dibumikan.
7. Kabel kabel listrik yang letaknya berdekatan dengan alat-alat yang bekerja pada
tekana dan suhu tinggi harus diisolasi secara khusus.
6.2.4 Pencegahan Terhadap Gangguan Kesehatan
Upaya peningkatan kesehatan karyawan dalam lapangan kerja adalah :
1. Setiap karyawan diwajibkan untuk memakai pakaian kerja selama berada di dalam
lokasi pabrik.
VI - 10
Universitas Sumatera Utara

2. Dalam menangani bahan-bahan kimia yang berbahaya, karyawan diharuskan


memakai sarung tangan karet serta penutup hidung dan mulut.
3. Bahan-bahan kimia yang selama pembuatan, pengolahan, pengangkutan,
penyimpanan, dan penggunaannya dapat menimbulkan ledakan, kebakaran,
korosi, maupun gangguan terhadap kesehatan harus ditangani secara cermat.
4. Poliklinik yang memadai disediakan di lokasi pabrik.
6.2.5 Pencegahan Terhadap Bahaya Mekanis
Upaya pencegahan kecelakaan terhadap bahaya mekanis adalah :
1. Alat alat dipasang dengan penahan yang cukup berat untuk mencegah
kemungkinan terguling atau terjatuh.
2. Sistem ruang gerak karyawan dibuat cukup lebar dan tidak menghambat kegiatan
karyawan.
3. Jalur perpipaan sebaiknya berada di atas permukaan tanah atau diletakkan pada
atap lantai pertama kalau di dalam gedung atau setinggi 4,5 meter bila diluar
gedung agar tidak menghalangi kendaraan yang lewat.
4. Letak alat diatur sedemikian rupa sehingga para operator dapat bekerja dengan
tenang dan tidak akan menyulitkan apabila ada perbaikan atau pembongkaran.
5. Pada alat alat yang bergerak atau berputar harus diberikan tutup pelindung untuk
menghindari terjadinya kecelakaan kerja.
Untuk mencapai keselamatan kerja yang tinggi, maka ditambahkan nilai-nilai
disiplin bagi para karyawan yaitu:
1. Setiap karyawan bertugas sesuai dengan pedoman-pedoman yang diberikan.
2. Setiap peraturan dan ketentuan yang ada harus dipatuhi.
3. Perlu keterampilan untuk mengatasi kecelakaan dengan menggunakan peralatan
yang ada.
4. Setiap kecelakaan atau kejadian yang merugikan harus segera dilaporkan pada
atasan.
5. Setiap karyawan harus saling mengingatkan perbuatan yang dapat menimbulkan
bahaya.
6. Setiap kontrol secara priodik terhadap alat instalasi pabrik oleh petugas
maintenance. (Peters et.al., 2004)

VI - 11
Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

BAB VII
UTILITAS
Dalam suatu pabrik, utilitas merupakan unit penunjang utama dalam
memperlancar jalannya proses produksi. Oleh karena itu, segala sarana dan
prasarananya

harus

dirancang

sedemikian

rupa

sehingga

dapat

menjamin

kelangsungan operasi suatu pabrik.


Berdasarkan kebutuhannya, utilitas pada pabrik pembuatan akrilamida adalah
sebagai berikut:
1. Kebutuhan uap (steam)
2. Kebutuhan air
3. Kebutuhan bahan kimia
4. Kebutuhan bahan bakar
5. Kebutuhan listrik
6. Unit pengolahan limbah
7.1

Kebutuhan Uap (Steam)


Uap digunakan dalam pabrik sebagai media pemanas. Kebutuhan uap pada

pabrik pembuatan akrilamida dapat dilihat pada tabel di bawah ini.


Tabel 7.1 Kebutuhan Steam Pabrik Akrilamida
Nama Alat

Jumlah steam (kg/jam)

Air Heater (AH-01)

803,9042

Jumlah

803,9042

Steam yang digunakan adalah saturated steam dengan temperatur 453,15 K,


tekanan 10 bar. Jumlah total steam yang dibutuhkan adalah 803,9042

kg/jam.

Tambahan untuk faktor keamanan diambil sebesar 20% dan faktor kebocoran sebesar
10%.
Maka:
Total steam yang dibutuhkan = 1,3 803,9042 kg/jam
= 1045,0755 kg/jam
Diperkirakan 80% kondensat dapat digunakan kembali, sehingga :
VII - 1
Universitas Sumatera Utara

Kondensat yang digunakan kembali = 80% 1045,0755 kg/jam


= 836,0604 kg/jam
Kebutuhan tambahan untuk ketel uap = 20% 1045,0755 kg/jam
= 209,0151 kg/jam
7.2

Kebutuhan Air
Dalam proses produksi, air memegang peranan penting, baik untuk kebutuhan

proses maupun kebutuhan domestik. Kebutuhan air pada pabrik pembuatan akrilamida
bersumber dari daerah aliran sungai Blukar.
Kebutuhan air pendingin pada keseluruhan pabrik pembuatan akrilamida
ditunjukkan pada tabel 7.2.
Tabel 7.2 Kebutuhan Air Pendingin
Nama Alat

Jumlah Air Pendingin


(kg/jam)

Reaktor (R-02)

55.605,84834

Reaktor (R-03)

49.282,6623

Reaktor Netralizer (R-04)

26.048,59224

Washer (W-01)

6679,7115

Heat Exchanger (HE-01)

16.551,74919

Crystalizer (CR-01)

4898,7099

Jumlah

159.067,2735

Air pendingin bekas digunakan kembali setelah didinginkan dalam menara


pendingin air. Dengan menganggap terjadi kehilangan air selama proses sirkulasi,
maka air tambahan yang diperlukan adalah jumlah air yang hilang karena penguapan,
drift loss, dan blowdown (Perry, 1999).
Air yang hilang karena penguapan dapat dihitung dengan persamaan:
We = 0,00085 Wc (T2 T1)

(Pers. 12-10, Perry, 1999)

Dimana:
Wc = jumlah air pendingin yang diperlukan
T1 = temperatur air pendingin masuk = 30C = 86F
T2 = temperatur air pendingin keluar = 50C = 122F
VII - 2
Universitas Sumatera Utara

Maka:
We = 0,00085 159.067,2735 (122 86)
= 3650,5939 kg/jam
Air yang hilang karena drift loss biasanya 0,1 0,2 % dari air pendingin yang masuk
ke menara air (Perry, 1997). Ditetapkan drift loss 0,2 %, maka:
Wd = 0,002 159.067,2735 kg/jam
= 318,1345 kg/jam
Air yang hilang karena blowdown bergantung pada jumlah siklus sirkulasi air
pendingin, biasanya antara 3-5 siklus (Perry, 1997). Ditetapkan 3 siklus, maka:

Wb

We
S 1

Wb

3650,5939 kg/jam
3 1

(Pers. 12-12, Perry, 1999)

= 1825,2970 kg/jam
Sehingga air tambahan yang diperlukan

= We + Wd + Wb
= 3650,5939 + 318,1345 + 1825,297
= 5794,0254 kg/jam

Kebutuhan air domestik (perumahan, kantor) diperkirakan 5% dari kebutuhan air


pabrik, sehingga kebutuhan air untuk domestik:

(Gordon, 1968)

= 5% x (kebutuhan air pendingin + air umpan)


= 5% x (159.067,2735 + 5794,0254)
= 8243,0649 kg/jam
Kebutuhan air untuk keperluan lain (laboratorium, poliklinik, kantin dan tempat
ibadah) diperkirakan 5% dari kebutuhan air domestik:

(Gordon, 1968)

= 5% x 8243,0649 kg/jam
= 412,1532 kg/jam
Perkiraan pemakaian air untuk berbagai kebutuhan ditunjukkan pada tabel 7.3.

VII - 3
Universitas Sumatera Utara

Tabel 7.3 Pemakaian Air Untuk Kebutuhan


Jumlah Air

Kebutuhan

(kg/jam)

Domestik

8243,0649

Laboratorium

103,0383

Kantin & Tempat Ibadah

206,0766

Poliklinik

103,0383

Total

8655,2182

Sehingga total kebutuhan air yang memerlukan pengolahan awal adalah:


= (209,0151 + 159.067,2735 + 5794,0254 + 8655,2182) kg/jam
= 173.725,5322 kg/jam
Sumber air untuk pabrik pembuatan Akrilamida ini adalah dari air Sungai
Blukar, Kaliwungu, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah. Adapun kualitas air Sungai
Blukar dapat dilihat pada tabel 7.4.
Tabel 7.4 Kualitas Air Sungai
No.

Analisa

Satuan

Hasil

I. FISIKA
1.

Bau

2.

Kekeruhan

3.

Rasa

4.

Warna

TCU

150

5.

Suhu

25

Tidak berbau
NTU

50,16
Tidak berasa

II. KIMIA
1.

Total kesadahan dalam CaCO3

mg/l

150

2.

Klorida

mg/l

1,3

3.

NO3-N

mg/l

0,2

4.

Zat organik dalam KMnO4 (COD)

mg/l

65

5.

SO4-

mg/l

Sulfida

mg/l

VII - 4
Universitas Sumatera Utara

Tabel 7.4 Kualitas Air Sungai...................(Lanjutan)


No.

Analisa

Satuan

Hasil

7.

Fosfat (PO43-)

mg/l

0,245

8.

NO3

mg/l

0,084

10.

Hardness (CaCO3)

mg/l

13

11.

pH

mg/l

6,6

mg/l

0,52

2+

12.

Fe

13.

Mn2+

mg/l

0,024

14.

Zn2+

mg/l

0,0012

15.

Ca2+

mg/l

75

16.

Mg2+

mg/l

27

17.

CO2 bebas

mg/l

132

18.

2+

Cu

mg/l

0,02

19

Pb2+

mg/l

0,784

20

Cd2+

mg/l

0,02

21

Cl2-

mg/l

60

22

CO32-

mg/l

95

Sumber: Laporan Akhir Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan, Bapedalda


Jawa Tengah, 2013.
Sumber air untuk pabrik pembuatan akrilamida ini adalah dari air sungai.
Untuk menjamin kelangsungan penyediaan air, maka di lokasi pengambilan air
dibangun fasilitas penampungan air (water intake) yang juga merupakan tempat
pengolahan awal air sungai Blukar. Pengolahan ini meliputi penyaringan sampah dan
kotoran yang terbawa bersama air. Selanjutnya air dipompakan ke lokasi pabrik untuk
diolah dan digunakan sesuai dengan keperluannya. Pengolahan air di pabrik terdiri
dari beberapa tahap, yaitu:
7.2.1

Screening
Pengendapan merupakan tahap awal dari pengolahan air. Pada screening,

partikel-partikel padat yang besar akan tersaring tanpa bantuan bahan kimia.
Sedangkan partikel-partikel yang lebih kecil akan terikut bersama air menuju unit
pengolahan selanjutnya (Degremont, 1991).

VII - 5
Universitas Sumatera Utara

7.2.2

Sedimentasi
Setelah air disaring pada tahap screening, di dalam air tersebut masih terdapat

partikel-partikel padatan kecil yang tidak tersaring pada screening. Untuk


menghilangkan padatan-padatan tersebut, maka air yang sudah disaring tadi
dimasukkan ke dalam bak sedimentasi untuk mengendapkan partikel-partikel padatan
yang tidak terlarut.
7.2.3

Klarifikasi
Klarifikasi merupakan proses penghilangan kekeruhan di dalam air. Air dari

screening dialirkan ke dalam clarifier setelah diinjeksikan larutan alum, Al2(SO4)3 dan
larutan abu Na2CO3. Larutan Al2(SO4)3 berfungsi sebagai koagulan utama dan larutan
Na2CO3 sebagai koagulan tambahan yang berfungsi sebagai bahan pembantu untuk
mempercepat pengendapan dan penetralan pH. Pada bak clarifier, akan terjadi proses
koagulasi dan flokulasi. Tahap ini bertujuan menyingkirkan Suspended Solid (SS) dan
koloid (Degremont, 1991).
Setelah pencampuran yang disertai pengadukan maka akan terbentuk flok-flok
yang akan mengendap ke dasar clarifier karena gaya gravitasi, sedangkan air jernih
akan keluar melimpah (overflow) yang selanjutnya akan masuk ke penyaring pasir
(sand filter) untuk penyaringan.
Pemakaian larutan alum umumnya hingga 50 ppm terhadap jumlah air yang
akan diolah, sedangkan perbandingan pemakaian alum dan abu soda = 1 : 0,54
(Crities, 2004).
Perhitungan alum dan abu soda yang diperlukan:
Total kebutuhan air

= 173.725,5322 kg/jam

Pemakaian larutan alum

= 50 ppm

Pemakaian larutan soda abu

= 0,54 50 = 27 ppm

Larutan alum yang dibutuhkan

= 50.10-6 173.725,5322 = 8,6863 kg/jam

Larutan abu soda yang dibutuhkan

= 27.10-6 173.725,5322 = 4,6906 kg/jam

7.2.4

Filtrasi
Filtrasi dalam pemurnian air merupakan operasi yang sangat umum dengan

tujuan menyingkirkan Suspended Solid (SS), termasuk partikulat BOD dalam air
(Metcalf, 1991).

VII - 6
Universitas Sumatera Utara

Material yang digunakan dalam medium filtrasi dapat bermacam-macam:


pasir, antrasit (crushed anthracite coal), karbon aktif granular (Granular Carbon
Active atau GAC), karbon aktif serbuk (Powdered Carbon Active atau PAC) dan batu
garnet. Penggunaan yang paling umum dipakai di Afrika dan Asia adalah pasir dan
gravel sebagai bahan filter utama, sebab tipe lain cukup mahal (Kawamura, 1991).
Unit filtrasi dalam pabrik pembuatan akrilamida menggunakan media filtrasi
granular (Granular Medium Filtration) sebagai berikut:
1. Lapisan atas terdiri dari pasir hijau (green sand). Lapisan ini bertujuan
memisahkan flok dan koagulan yang masih terikut bersama air. Lapisan yang
digunakan setinggi 24 in (60,96 cm).
2.

Untuk menghasilkan penyaringan yang efektif, perlu digunakan medium berpori


misalnya atrasit atau marmer. Untuk beberapa pengolahan dua tahap atau tiga
tahap pada pengolahan effluent pabrik, perlu menggunakan bahan dengan luar
permukaan pori yang besar dan daya adsorpsi yang lebih besar, seperti Biolite,
pozzuolana ataupun Granular Active Carbon/GAC) (Degremont, 1991). Pada
pabrik ini, digunakan antrasit setinggi 38 in

(0,963 m).

3. Lapisan bawah menggunakan batu kerikil/gravel setinggi 7 in (17,78 cm) (Metcalf


& Eddy, 1991).
Bagian bawah alat penyaring dilengkapi dengan strainer sebagai penahan.
Selama pemakaian, daya saring sand filter akan menurun. Untuk itu diperlukan
regenerasi secara berkala dengan cara pencucian balik (back washing). Dari sand
filter, air dipompakan ke menara air sebelum didistribusikan untuk berbagai
kebutuhan.
Untuk air proses, masih diperlukan pengolahan lebih lanjut, yaitu proses
softener dan deaerasi. Untuk air domestik, laboratorium, kantin, dan tempat ibadah,
serta poliklinik, dilakukan proses klorinasi, yaitu mereaksikan air dengan klor untuk
membunuh kuman-kuman di dalam air. Klor yang digunakan biasanya berupa kaporit,
Ca(ClO)2. Khusus untuk air minum, setelah dilakukan proses klorinasi diteruskan ke
penyaring air (water treatment system) sehingga air yang keluar merupakan air sehat
dan memenuhi syarat-syarat air minum.
Perhitungan kebutuhan kaporit, Ca(ClO)2
Total kebutuhan air yang memerlukan proses klorinasi = 8655,2182 kg/jam

VII - 7
Universitas Sumatera Utara

Kaporit yang digunakan direncanakan mengandung klorin 70 %


Kebutuhan klorin

= 2 ppm dari berat air

Total kebutuhan kaporit


7.2.5

(Gordon, 1968)

-6

= (2.10 8655,2182)/0,7 = 0,0247 kg/jam

Demineralisasi
Air untuk umpan ketel dan pendingin pada reaktor harus murni dan bebas dari

garam-garam terlarut. Untuk itu perlu dilakukan proses demineralisasi. Alat


demineralisasi dibagi atas:
a. Penukar Kation (Cation Exchanger)
Penukar kation berfungsi untuk mengikat logam-logam alkali dan mengurangi
kesadahan air yang digunakan. Proses yang terjadi adalah pertukaran antara kation
Ca, Mg dan kation lain yang larut dalam air dengan kation dari resin. Resin yang
digunakan bertipe gel dengan merek IRR122 (Lorch, 1981).
Reaksi yang terjadi :
2H+R + Ca2+ Ca2+R + 2H+
2H+R + Mg2+ Mg2+R + 2H+
2H+R + Mn2+ Mn2+R + 2H+
Untuk regenerasi dipakai H2SO4 dengan reaksi :
Ca2+R + H2SO4 CaSO4 + 2H+R
Mg2+R + H2SO4 MgSO4 + 2H+R
Mn2+R + H2SO4 MnSO4 + 2H+R
Perhitungan Kesadahan Kation
Air sungai mengandung kation Fe2+, Cd+2, Mn2+, Ca2+, Mg2+, Zn+2, Cu2+, Pb+2, dan
NO3+ masing-masing 0,52 ppm, 0,02 ppm, 0,023 ppm, 75 ppm, 27 ppm, 0,024 ppm,
0,02 ppm, 0,784 ppm dan 0,084 ppm (Tabel 7.4)
1 gr/gal = 17,1 ppm

Sumber : The Nalco Water Handbook (1988)

Total kesadahan kation = 0,52+0,02+0,023+75+27+0,024+0,02+0,784+0,084


= 103,391 ppm / 17,1

gr / gal
ppm

= 6,0463 gr/gal
Jumlah air yang diolah = 209,0151 kg/jam
=

209,0151 kg/jam
264,17 gal/m 3
3
996,24 kg/m

VII - 8
Universitas Sumatera Utara

= 55,4239 gal/jam
Kesadahan air

= 6.04626 gr/gal 55,4239 gal/jam 24 jam/hari


= 15.965,5448 gr/hari
= 15,9655 kg/hari

Perhitungan ukuran Cation Exchanger


Jumlah air yang diolah = 55,4239 gal/jam = 0,9237 gal/menit
Dari Tabel 12.4 , The Nalco Water Handbook, diperoleh:
- Luas penampang penukar kation

= 0,7854 ft2

- Jumlah penukar kation

= 1 unit

Volume resin yang diperlukan:


Total kesadahan air

= 8,0426 kg/hari

Dari Tabel 12.2, The Nalco Water Handbook (1988) diperoleh:


- Kapasitas resin

= 20 kgr/ft3

- Kebutuhan regenerant

= 6 lb H2SO4/ft3 resin

Jadi, kebutuhan resin =

8,0426 kg/hari
= 0,4021 ft3/hari
20 kg/ft 3

Tinggi resin

0,4021
= 0,5120 ft
0,7854

Tinggi minimum resin adalah 30 in = 1 ft (Tabel 12.4, The Nalco Water Handbook)
Sehingga volume resin yang dibutuhkan = 1 ft 0,7854 ft2 = 0,7854 ft3
Waktu regenerasi

0,7854 ft 3 20 kg/ft 3
= 1,9531 hari = 46,8745 jam
8,0426 kg/hari

= 2812,4717 menit
Kebutuhan regenerant H2SO4 = 8,0426 kg/hari

6 lb/ft 3
20 kgr/ft 3

= 2,4128 lb/hari = 1,0954 kg/hari


= 0,0456 kg/jam
b. Penukar Anion (Anion Exchanger)
Penukar anion berfungsi untuk menukar anion yang terdapat dalam air dengan
ion hidroksida dari resin.
Reaksi yang terjadi:

VII - 9
Universitas Sumatera Utara

2ROH + SO42- R2SO4 + 2OHROH + Cl-

+ OH-

RCl

Untuk regenerasi dipakai larutan NaOH dengan reaksi:


R2SO4 + 2NaOH Na2SO4 + 2ROH
RCl

+ NaOH NaCl

ROH

Perhitungan Kesadahan Anion


Air sungai mengandung Anion Cl-, SO42-, CO32-, PO43-masing-masing 60 ppm, 50
ppm, 95 ppm, dan 0,245 ppm (Tabel 7.4).
1 gr/gal = 17,1 ppm
Total kesadahan anion

= 60 + 50 + 95 + 0,245
= 205,245 ppm / 17,1

gr / gal
ppm

= 12,0026 gr/gal
Jumlah air yang diolah

= 209,0151 kg/jam
=

209,0151 kg/jam
264,17 gal/m 3
996,24 kg/m 3

= 55,4239 gal/jam
Kesadahan air

= 12,0026 gr/gal 55,4239 gal/jam 24 jam/hari


= 15.965,5448 gr/hari
= 15,9655 kg/hari

Ukuran Anion Exchanger


Jumlah air yang diolah = 55,4239 gal/jam = 0,9237 gal/menit
Dari Tabel 12.4 , The Nalco Water Handbook, diperoleh:
- Diameter penukar anion

= 4 ft

- Luas penampang penukar kation

= 12,6 ft2

- Jumlah penukar anion

= 1 unit

Volume resin yang diperlukan:


Total kesadahan air

= 15,9655 kg/hari

Dari Tabel 12.7, The Nalco Water Handbook, diperoleh :


- Kapasitas resin

= 12 kgr/ft3

- Kebutuhan regenerant

= 5 lb NaOH/ft3 resin
VII - 10
Universitas Sumatera Utara

Jadi, kebutuhan resin =

15,9655 kg/hari
= 1,3305 ft3/hari
3
12 kgr/ft

Tinggi resin

1,3305
12,6

Waktu regenerasi

1,3305 ft 3 12 kgr/ft 3
= 1 hari = 24 jam
15,9655 kg/hari

= 0,1056 ft

5 lb/ft 3
Kebutuhan regenerant NaOH = 15,9655 kg/hari
12 kgr/ft 3
= 6,6523 lb/hari = 3,0201 kg/hari
= 0,1258 kg/jam
7.2.6

Deaerator
Deaerator berfungsi untuk memanaskan air yang keluar dari alat penukar ion

(ion exchanger) dan kondensat bekas sebelum dikirim sebagai air umpan ketel. Pada
deaerator ini, air dipanaskan hingga 90C supaya gas-gas yang terlarut dalam air,
seperti O2 dan CO2 dapat dihilangkan, sebab gas-gas tersebut dapat menyebabkan
korosi. Pemanasan dilakukan dengan menggunakan koil pemanas di dalam deaerator.
7.3

Kebutuhan Bahan Kimia

Kebutuhan bahan kimia pada pabrik pembuatan Akrilamida adalah sebagai berikut :
1. Al2(SO4)3 = 8,6863 kg/jam
2. Na2CO3

= 4,6906 kg/jam

3. Kaporit

= 0,0247 kg/jam

4. H2SO4

= 0,0456 kg/jam

5. NaOH

= 0,1258 kg/jam

7.4

Kebutuhan Listrik
Perincian kebutuhan listrik diperkirakan sebagai berikut:
Tabel 7.5 Perincian Kebutuhan Listrik untuk Utilitas
Nama

Kode Alat

Daya (Hp)

Pompa

PU 01

7,2725

Pompa

PU 02

3,8686

Pompa

PU 03

0,000194

VII - 11
Universitas Sumatera Utara

Tabel 7.5 Perincian Kebutuhan Listrik untuk Utilitas...... (lanjutan)


Pompa

PU 04

0,000105

Pompa

PU 05

3,8887

Pompa

PU 06

4,3723

Pompa

PU 07

0,0294

Pompa

PU 08

0,0003354

Pompa

PU 09

0,0717

Pompa

PU 10

0,002119

Pompa

PU 11

0,0326

Pompa

PU 12

0,0029

Pompa

PU 13

0,0019

Pompa

PU 14

0,0011

Pompa

PU 15

7,9885

Pompa

PU 16

0,0135

Pompa

PU 17

0,0000003

Pompa

PU 18

0,4840

Pompa

PU 19

0,0446

Tangki Pelarutan

TP 01

5,7610

Tangki Pelarutan

TP 02

2,1002

Tangki Pelarutan

TP 03

0,0261

Tangki Pelarutan

TP 04

0,00131

Tangki Pelarutan

TP 05

0, 000000636

Clarifier

CL

0.5958

Ketel Uap

KU

12,8963

Total

48,8600

Unit proses

= 150 Hp

Ruang kontrol dan laboratorium

= 80 Hp

Penerangan dan kantor

= 50 Hp

Bengkel

= 40 Hp

Total kebutuhan listrik

= (150 +49 +80+50+40)Hp


VII - 12
Universitas Sumatera Utara

= 369 Hp x 0,7457 kW/Hp


= 275,1633 kW
Efisiensi generator 80%, maka;
Daya output generator

= 275,1633 /0,8
= 343,9541 kW

Untuk perancangan dipakai 2 unit diesel generator AC 650 kW, 220 240 V,

50

Hz, 3 phase yang mempunyai keuntungan :


Tenaga dapat dinaikkan atau diturunkan sesuai dengan kebutuhan dengan
menggunakan transformator

Daya dan tenaga listrik yang dihasilkan relatif besar


Tenaga listrik stabil
Kawat penghantar yang digunakan lebih sedikit
Motor 3 phase harganya relatif lebih murah dan sederhana
7.5

Kebutuhan Bahan Bakar


Bahan bakar yang digunakan untuk ketel uap dan pembangkit tenaga listrik

(generator) adalah minyak solar karena minyak solar efisien dan mempunyai nilai
bakar yang tinggi.
Keperluan Bahan Bakar Generator
Nilai bahan bakar solar

= 19.860 Btu/lb

Densitas bahan bakar solar = 0,89 kg/liter


Daya yang dibutuhkan

(Perry, 1999)
(Perry, 1999)

= 343,9541 kW = 461,25 Hp
= 461,25 Hp x 2.544,5 Btu/jam
= 1173650,625 Btu/jam

Jumlah solar yang dibutuhkan untuk bahan bakar:


Kebutuhan solar

26,8054 kg/jam
0,89 liter/jam

= 30,1185 liter/jam
Digunakan 2 buah generator = 2 x 30,1185 liter/jam = 60,2370 liter/jam

VII - 13
Universitas Sumatera Utara

Keperluan Bahan Bakar Ketel Uap


Enthalpi steam (Hs1) pada 4550C; 1 atm
Hs1 = 2054,7 kJ/kg
Uap yang dihasilkan ketel uap = 209,0151 kg/jam
Panas yang dibutuhkan ketel
= 209,0151 kg/jam x 2054,7 kJ/kg/1,05506 kJ /Btu
= 407051,0772 Btu/jam
Efisiensi ketel uap

= 75%

Panas yang harus disuplai ketel


=

407051,0772 kg/jam
0,75

= 542734,7696 Btu/jam
Nilai bahan bakar solar

= 19.860 Btu/lb

Jumlah bahan bakar

= (542734,7696 Btu/jam)/( 19.860 Btu/lb)


= 27,3280 lb/jam x 0,45359 kg/lbm
= 12,3957 kg/jam

Kebutuhan solar

= (12,3957 kg/jam)/(0,89 kg/liter)


= 13,9278 liter/jam

Total kebutuhan solar

= 60,2370 liter/jam + 13,9278 liter/jam


= 74,1647 liter/jam

7.6

Unit Pengolahan Limbah

Limbah dari suatu pabrik harus diolah sebelum dibuang ke badan air atau
atmosfer karena limbah tersebut mengandung bermacam-macam zat yang dapat
membahayakan alam sekitar maupun manusia itu sendiri. Demi kelestarian lingkungan
hidup, maka setiap pabrik harus mempunyai unit pengolahan limbah.
Karakteristik limbah pabrik akrilamida adalah limbah cair yang mengandung
mikroorganisme aerobik. Limbah B3 yang dihasilkan adalah limbah cair sehingga
penanganannya langsung diisi ke dalam drum khusus tempat limbah B3.
Sumber-sumber limbah cair pabrik pembuatan akrilamida meliputi:
1. Limbah proses akibat zat-zat yang terbuang, bocor atau tumpah.

VII - 14
Universitas Sumatera Utara

2. Limbah cair hasil pencucian peralatan pabrik. Limbah ini diperkirakan


mengandung kerak dan kotoran-kotoran yang melekat pada peralatan pabrik.
3. Limbah domestik
Limbah ini mengandung bahan organik sisa pencernaan yang berasal dari toilet di
lokasi pabrik, limbah dari kantin berupa limbah padat dan limbah cair, serta limbah
perkantoran. Limbah domestik yang berasal dari toilet diolah pada septic tank yang
tersedia di lingkungan pabrik. Sementara limbah domestik yang non toilet diolah
pada sistem pengolahan limbah.
4. Limbah laboratorium dan limbah cair proses
Limbah yang berasal dari laboratorium ini mengandung bahan-bahan kimia yang
digunakan untuk menganalisa mutu bahan baku yang dipergunakan dan mutu
produk yang dihasilkan, serta yang dipergunakan untuk penelitian dan
pengembangan proses. Limbah proses berasal dari sisa air pencucian dari washer
sebesar 4500 liter/jam. Limbah ini mengandung sisa dari akrilonitril, asam sulfat
dan amoniak yang dapat menyebabkan iritasi. Limbah laboratorium dan limbah
cair proses termasuk limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) sehingga dalam
penanganannya harus dikirim ke pengumpul limbah B3 sesuai dengan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 1994 Tentang Pengelolaan
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. Dalam penanganannya, limbah B3
langsung ditampung di dalam drum khusus tempat limbah B3 dan dikirim ke PPLI
Cileungsi, Bogor.
Pengolahan limbah cair pada pabrik ini direncanakan melalui bak penampungan,
bak pengendapan awal dilanjutkan dengan bak netralisasi dan bak pengendapan akhir.
Perhitungan untuk Sistem Pengolahan Limbah
Diperkirakan jumlah air buangan pabrik adalah sebagai berikut :
1. Pencucian peralatan pabrik

= 50 liter/jam

2. Limbah domestik dan kantor


Diperkirakan air buangan tiap orang untuk:
Domestik

= 20 ltr/hari

(Metcalf & Eddy, hal:19, 1991)

Kantor

= 10 ltr/hari

(Metcalf & Eddy, hal:18, 1991)

VII - 15
Universitas Sumatera Utara

Jadi, jumlah limbah domestik dan kantor


= 187 x (20 + 10) ltr/hari x (1 hari/24 jam)
= 233,75 ltr/jam
Total air buangan

= 50 + 233,75
= 283,75 ltr/jam
= 0,2838 m3/jam

7.6.1 Bak Penampungan

Fungsi : tempat menampung buangan air sementara


Laju volumetrik air buangan

= 0,2838 m3/jam

Waktu penampungan air buangan

= 10 hari

Volume air buangan

= 0,2838 x 10 x 24
= 68,1 m3

Bak terisi 90%, maka volume bak

68,1 3
m
0,9

= 75,67 m3
Direncanakan ukuran bak sebagai berikut:
-

Panjang bak (p)

= 2 x lebar bak (l)

Tinggi bak (t)

= lebar bak (l)

Maka,
Volume bak

=pxlxt

18,9167 m3

= 2.l x l x l

l
Jadi, panjang bak

= 2,1148 m
= 2 x 2,1148 m
= 4,2296 m

Tinggi bak

= 2,1148 m

Luas bak

= 8,9449 m2

7.7 Spesifikasi Peralatan Pengolahan Air


7.7.1 Screening (SC)

Fungsi

: Menyaring partikel-partikel padat yang besar

Jenis

: Bar screen

Bahan konstruksi

: Stainless steel

VII - 16
Universitas Sumatera Utara

Jumlah

: 1 unit

Ukuran bar :
Lebar bar

= 5 mm

Tebal bar

= 20 mm

Bar clear spacing

= 20 mm

Slope

= 300

Ukuran screening:

7.7.2

Panjang screen

=2m

Lebar screen

=2m

Pompa Screening (PU-01)

Fungsi

: Memompa air dari sungai ke bak pengendapan

Jenis

: Pompa sentrifugal

Bahan konstruksi

: Commercial steel

Jumlah

: 1 unit

Kapasitas

: 1,7105 ft3/s

Daya motor

: 7,2725 hp
Tabel 7.6 Perhitungan Pompa Utilitas
Kapasitas

Daya Motor

(ft3/s)

(HP)

Pompa sentrifugal

1,7105

7,2725

PU-02

Pompa sentrifugal

1,7105

3,8686

PU-03

Pompa sentrifugal

0,000063

0,000194

PU-04

Pompa sentrifugal

0,000034

0,000105

PU-05

Pompa sentrifugal

1,7105

3,8887

PU-06

Pompa sentrifugal

1,7105

4,3723

PU-07

Pompa sentrifugal

0,0230

0,0294

PU-08

Pompa sentrifugal

0,00000045

0,0003354

PU-09

Pompa sentrifugal

0,0230

0,0717

10

PU-10

Pompa sentrifugal

0,0000008

0,002119

11

PU-11

Pompa sentrifugal

0,0230

0,0326

No

Nama Pompa

Jenis

PU-01

VII - 17
Universitas Sumatera Utara

Tabel 7.6 Perhitungan Pompa Utilitas.......... (lanjutan)

7.7.3

12

PU-12

Pompa sentrifugal

0,0021

0,0029

13

PU-13

Pompa sentrifugal

0,0012

0,0019

14

PU-14

Pompa sentrifugal

0,0007

0,0011

15

PU-15

Pompa sentrifugal

1,5662

7,9885

16

PU-16

Pompa sentrifugal

0,0077

0,0135

17

PU-17

Pompa sentrifugal

0,0000002

0,0000003

18

PU-18

Pompa sentrifugal

0,0852

0,4840

19

PU-19

Pompa sentrifugal

0,0077

0,0446

Bak Sedimentasi (BS)

Fungsi

: Untuk mengendapkan lumpur yang terikut dengan air

Jumlah

: 1 buah

Jenis

: Grift Chamber Sedimentation

Aliran

: Horizontal sepanjang bak sedimentasi

Bahan kontruksi

: Beton kedap air

Kondisi operasi

: Temperatur

Tekanan

7.7.4

= 30C

= 1 atm

Kapasitas

: 22,8355 m3

Lebar

: 2,4384 m

Tinggi

: 3,6576 m

Panjang

: 2,1336 m

Tangki Pelarutan Alum [Al2(SO4)3] (TP-01)

Fungsi

: Membuat larutan alum [Al2(SO4)3]

Bentuk

: Silinder tegak dengan alas dan tutup datar

Bahan konstruksi

: Carbon steel SA-283, Grade C

Jumlah

: 1 unit

Kondisi operasi

: Temperatur
Tekanan

Kapasitas

: 15,2950 m3

Diameter

: 2,4980 m

= 30C
= 1 atm

VII - 18
Universitas Sumatera Utara

Tinggi

: 3,7470 m

Jenis pengaduk

: flat 6 blade turbin impeller

Jumlah buffle

: 4 buah

Daya motor

: 5,7610 hp
Tabel 7.7 Perhitungan Tangki Pelarutan
Kapasitas

Jumlah Buffle

Daya Motor

(m3)

(Buah)

(HP)

Al2(SO4)3

15,2950

5,7610

Na2CO3

8,4834

2,1002

H2SO4

0,7429

0,0261

NaOH

0,0622

0,00131

Kaporit

0,0600

0,000000636

No.

Tangki Pelarutan

7.7.5

Clarifier (CL)

Fungsi

: Memisahkan endapan (flok-flok) yang terbentuk


karena penambahan alum dan soda abu

Tipe

: External Solid Recirculation Clarifier

Bentuk

: Circular desain

Bahan konstruksi

: Carbon Steel SA-283, Grade C

Jumlah

: 1 unit

Kondisi operasi

: Temperatur

Tekanan

= 1 atm

Kapasitas

: 174,3933 m3

Diameter

: 8,6054 m

Tinggi

: 12,9081 m

Daya motor

: 0,5958 hp

7.7.6

= 30C

Sand Filter (SF)

Fungsi

: Menyaring partikel-partikel yang masih terbawa


dalam air yang keluar dari Clarifier (CL)

Bentuk

: Silinder tegak dengan alas dan tutup elipsoidal


VII - 19
Universitas Sumatera Utara

Bahan konstruksi

: Carbon steel SA-283, Grade C

Jumlah

: 1 unit

Kondisi operasi

: Temperatur = 30C
Tekanan

7.7.7

Kapasitas

: 43,5953 m3

Diameter sand filter

: 2,9593 m

Tinggi sand filter

: 8,8780 m

Tebal sand filter

: 0,2710 in

= 1 atm

Tangki Utilitas 1 (TU-01)

Fungsi

: Menampung air sementara dari Sand Filter (SF)

Bentuk

: Silinder tegak dengan alas dan tutup datar

Bahan konstruksi

: Carbon Steel SA-283, Grade C

Jumlah

: 1 unit

Kondisi operasi

: Temperatur = 30C
Tekanan

Kapasitas

: 523,1436 m3

Diameter

: 8,7347 m

Tinggi

: 10,4817 m

Tebal

: 0,6086 in

= 1 atm

Tabel 7.8 Perhitungan Tangki Utilitas 1 dan 2

7.7.8

Diameter

Tinggi

Tebal

(m )

(m)

(m)

shell (in)

Tangki Utilitas 1

627,7723

8,7347

10,4817

0,6086

Tangki Utilitas 2

250,2111

6,2063

8,2751

0,4355

No

Nama Tangki

1
2

Kapasitas
3

Cation Exchanger (CE)

Fungsi

: Mengikat kation yang terdapat dalam air umpan


ketel

Bentuk

: Silinder tegak dengan alas dan tutup elipsoidal

Bahan konstruksi

: Carbon Steel SA-283 Grade C


VII - 20
Universitas Sumatera Utara

Jumlah

: 1 unit

Kondisi operasi

: Temperatur = 30oC
Tekanan

= 1 atm

Silinder:
Diameter

: 0,3048 m

Tinggi

: 0,1873 m

Tebal

: 0,0002 m

Tutup:

7.7.9

Diameter

: 0,3048 m

Tinggi

: 0,0762 m

Tebal

: 0,0002 m

Anion Exchanger (AE)

Fungsi

: Mengikat anion yang terdapat dalam air umpan


ketel

Bentuk

: Silinder tegak dengan alas dan tutup elipsoidal

Bahan konstruksi

: Carbon steel SA-283, Grade C

Jumlah

: 1 unit

Kondisi operasi

: Temperatur = 30C
Tekanan

= 1 atm

Silinder:
Diameter

: 0,3048 m

Tinggi

: 0,0386 m

Tebal

: 0,0002 m

Tutup:
Diameter

: 0,3048 m

Tinggi

: 0,0762 m

Tebal

: 0,0002 m

VII - 21
Universitas Sumatera Utara

7.7.10 Menara Pendingin Air / Water Cooling Tower (CT)

Fungsi

: Mendinginkan air pendingin bekas dari temperatur


50C menjadi 30C

Jenis

: Mechanical Draft Cooling Tower

Bahan konstruksi

: Carbon Steel SA53 Grade B

Jumlah

: 1 unit

Kapasitas

: 708,8027 gal/menit

Panjang

: 6 ft

Lebar

: 6 ft

Tinggi

: 4,4883 ft

7.7.11 Deaerator (DE)

Fungsi

: Menghilangkan gas-gas yang terlarut dalam air


umpan ketel

Bentuk

: Silinder horizontal dengan tutup elipsoidal

Bahan konstruksi

: Carbon Steel SA283 Grade C

Kondisi operasi

: Temperatur = 90C
Tekanan

Jumlah

: 1 unit

Kapasitas

: 67,3494 m3

= 1 atm

Silinder:
Diameter

: 2,9565 m

Tinggi

: 8,8694 m

Tebal

: 0,0056 m

Tutup:
Diameter

: 2,9565 m

Tinggi

: 0,7391 m

Tebal

: 0,0056 m

VII - 22
Universitas Sumatera Utara

7.7.12 Ketel Uap (KU)

Fungsi

: Menyediakan uap (steam) untuk keperluan proses

Jenis

: Water tube boiler

Bahan konstruksi

: Carbon steel

Jumlah

: 1 unit

Kapasitas

: 209,0151 kg/jam

Panjang tube

: 18 ft

Diameter tube

: 1,5 in

Jumlah tube

: 19 buah

Daya pompa

: 12,8963 Hp

VII - 23
Universitas Sumatera Utara

BAB VIII
LOKASI DAN TATA LETAK PABRIK
Tata letak peralatan dan fasilitas dalam suatu rancangan pabrik merupakan
syarat penting untuk memperkirakan biaya secara akurat sebelum mendirikan pabrik
yang meliputi desain sarana perpipaan, fasilitas bangunan, jenis dan jumlah peralatan
dan kelistrikan. Hal ini secara khusus akan memberikan informasi yang dapat
diandalkan terhadap biaya bangunan dan tempat sehingga dapat diperoleh perhitungan
biaya yang terperinci sebelum pendirian pabrik.
8.1

Lokasi Pabrik

Penentuan lokasi pabrik sangat menentukan kemajuan dan kelangsungan dari


industri, baik pada masa sekarang maupun pada masa yang akan datang, karena hal ini
berpengaruh terhadap faktor produksi dan distribusi dari pabrik yang didirikan.
Pemilihan yang tepat mengenai lokasi pabrik harus memberikan suatu perhitungan
biaya produksi dan distribusi yang minimal serta pertimbangan sosiologi, yaitu
pertimbangan dalam mempelajari sikap dan sifat masyarakat di sekitar lokasi pabrik
(Peters, 1991).
Berdasarkan faktor-faktor tersebut, maka pabrik akrilamida dari akrilonitril
dengan proses asam sulfat ini direncanakan berlokasi di jalur Arteri Kaliwungu,
kabupaten Kendal, Jawa Tengah.

Letak Pabrik Akrilamida

Gambar 8.1 Peta Lokasi Pabrik Akrilamida


VIII - 1
Universitas Sumatera Utara

Dasar pertimbangan dalam pemilihan lokasi pabrik ini adalah :


1. Bahan baku
Suatu pabrik sebaiknya berada di daerah yang dekat dengan sumber bahan baku
dan daerah pemasaran sehingga transportasi dapat berjalan dengan lancar. Bahan
baku utama yaitu akrilonitril di-import dari Jepang dan asam sulfat dipasok dari PT
Petrokimia Gresik . Bahan kimia lain yaitu amoniak juga berasal dari PT
Petrokimia Gresik dan yang lainnya dipasok dari daerah Jawa dan sekitarnya.
2. Letak dari pasar dan kondisi pemasaran
Daerah ini dekat dengan pelabuhan sehingga mempermudah pendistribusian
produk ke dalam dan ke luar negeri.
3. Fasilitas transportasi
Pembelian bahan baku dan penjualan produk dapat dilakukan melalui jalan darat
maupun laut. Lokasi yang dipilih dalam rencana pendirian pabrik ini merupakan
kawasan perluasan industri, yang telah memiliki sarana pelabuhan dan
pengangkutan darat.
4. Kebutuhan tenaga listrik dan bahan bakar
Dalam pendirian suatu pabrik, tenaga listrik dan bahan bakar adalah faktor
penunjang yang paling penting. Kebutuhan tenaga listrik dapat diperoleh
Perusahaan Listrik Negara (PLN) Jawa Tengah. Disamping itu juga disediakan
pembangkit listrik cadangan dari generator diesel yang bahan bakarnya diperoleh
dari PT Pertamina.
5. Kebutuhan air
Air merupakan kebutuhan penting bagi suatu pabrik industri kimia, baik itu untuk
keperluan proses maupun untuk keperluan lainnya. Kebutuhan air diperoleh dari
daerah aliran sungai Blukar yang ada di sekitar pabrik. Kebutuhan air ini berguna
untuk proses, sarana utilitas dan keperluan domestik.
6. Tenaga kerja
Tenaga kerja termasuk hal yang sangat menunjang dalam operasional pabrik.
Tenaga kerja yang direkrut merupakan tenaga kerja yang produktif dari berbagai
tingkatan baik yang terdidik maupun yang belum terdidik dari dalam maupun luar
daerah.

VIII - 2
Universitas Sumatera Utara

7. Harga tanah dan bangunan


Tanah yang tersedia untuk lokasi pabrik masih cukup luas, biaya harga tanah dan
bangunan untuk pendirian pabrik berkisar Rp 500.000/m2
8. Kemungkinan perluasan dan ekspansi
Ekspansi pabrik dimungkinkan karena tanah yang tersedia cukup luas dan di
sekeliling pabrik belum banyak berdiri pabrik serta tidak mengganggu pemukiman
penduduk.
9. Kondisi iklim dan cuaca
Seperti daerah lain di Indonesia, iklim di sekitar lokasi pabrik relatif stabil. Untuk
daerah ini belum terjadi bencana alam yang berarti sehingga memungkinkan
pabrik berjalan dengan lancar.
10. Masyarakat di sekitar pabrik
Sikap masyarakat diperkirakan akan mendukung pendirian pabrik pembuatan
akrilamida ini karena akan menyediakan lapangan kerja bagi mereka. Selain itu
pendirian pabrik akrilamida ini diperkirakan tidak akan mengganggu keselamatan
dan keamanan masyarakat di sekitarnya.
8.2

Tata Letak Pabrik

Tata letak pabrik adalah suatu perencanaan dan pengintegrasian aliran dari
komponenkomponen produksi suatu pabrik, sehingga diperoleh suatu hubungan yang
efisien dan efektif antara operator, peralatan, dan gerakan material proses dari bahan
baku menjadi produk. Tata letak suatu pabrik memainkan peranan penting dalam
menentukan biaya konstruksi, biaya produksi, serta efisiensi keselamatan kerja. Oleh
karena itu tata letak pabrik harus disusun secara cermat untuk menghindari kesulitan di
kemudian hari.
Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan pada penyusunan tata letak pabrik
pembuatan akrilamida ini adalah (Peters dan Timmerhaus, 2004) :
1. Urutan proses produksi dan kemudahan / aksesbilitas operasi, jika suatu produk
perlu diolah lebih lanjut maka pada unit berikutnya disusun berurutan sehingga
sistem perpipaan dan penyusunan letak pompa lebih sederhana.
2. Pengembangan lokasi baru atau penambahan / perluasan lokasi yang belum
dikembangkan pada masa yang akan datang.

VIII - 3
Universitas Sumatera Utara

3. Distribusi ekonomis dari fasilitas logistik (bahan baku dan bahan pelengkap),
fasilitas utilitas (pengadaan air, steam, tenaga listrik dan bahan bakar), bengkel
untuk pemeliharaan / perbaikan alat serta peralatan pendukung lainnya.
4. Pemeliharaan dan perbaikan.
5. Keamanan (safety) terutama dari kemungkinan kebakaran dan keselamatan kerja.
6. Bangunan yang meliputi luas bangunan, kondisi bangunan dan konstruksinya yang
memenuhi syarat.
7. Masalah pembuangan limbah cair.
8. Service area, seperti kantin, tempat parkir, ruang ibadah, dan sebagainya diatur
sedemikian rupa sehingga tidak terlalu jauh dari tempat kerja.
9. Letak tempat
Misalnya di suatu lokasi yang agak tinggi, bila digunakan untuk menempatkan
tangki penyimpan cairan maka cairan dalam tangki tersebut dapat dialirkan ke
tempat yang lebih rendah tanpa menggunakan pompa.
10. Fasilitas jalan, gudang, dan kantor sebaiknya ditempatkan dekat jalan, tujuannya
untuk memperlancar arus lalu lintas.
11. Fleksibilitas dalam perencanaan tata letak pabrik dengan mempertimbangkan
kemungkinan perubahan dari proses/mesin, sehingga perubahanperubahan yang
dilakukan tidak memerlukan biaya yang tinggi.
Pengaturan tata letak pabrik yang baik akan memberikan beberapa keuntungan,
seperti :
a. Mengurangi jarak transportasi bahan baku dan hasil produksi, sehingga
mengurangi biaya material handling.
b. Memberikan ruang gerak yang lebih leluasa sehingga mempermudah perbaikan
mesin dan peralatan yang rusak atau di blowdown.
c. Mengurangi ongkos produksi.
d. Meningkatkan keselamatan kerja.
e. Meningkatkan pengawasan operasi dan proses agar lebih baik.

VIII - 4
Universitas Sumatera Utara

VIII - 5

Universitas Sumatera Utara

8.3

Perincian Luas Tanah

Luas areal yang diperlukan untuk lokasi pabrik pembuatan akrilamida diperkirakan
sebagai berikut :
Tabel 8.1 Perincian Luas Tanah
Penggunaan

No

Areal Tanah

Luas

No

Penggunaan Areal
Tanah

Luas

1.

Pos keamanan

25

11.

Areal proses

2.

Taman

250

12.

Ruang kontrol

60

3.

Parkir

300

13

Unit pemadam kebakaran

70

4.

Perkantoran

250

14

Unit pengolahan air

250

5.

Kantin

100

15

Bengkel

200

6.

Poliklinik

50

16

Areal produk

350

7.

Mushallah

35

17

Pembangkit listrik

170

8.

laboratorium

200

18

Pembangkit uap

70

9.

Areal bahan baku

300

19

Pengolahan limbah

300

10.

Gudang peralatan

350

20

Area perluasan

1350

2500

Total

7180
2

Luas tanah untuk membangun pabrik akrilamida adalah 11250 m . Total penggunaan
areal tanah = 7180 m2. Dengan demikian luas areal antar bangunan dan jalan adalah
4070 m2.

VIII - 6
Universitas Sumatera Utara

BAB IX
ORGANISASI DAN MANAJEMEN PERUSAHAAN

Masalah organisasi merupakan hal yang penting dalam perusahaan, hal ini
menyangkut

efektivitas

dalam

peningkatan

kemampuan

perusahaan

dalam

memproduksi dan mendistribusikan produk yang dihasilkan. Dalam upaya


peningkatan efektivitas dan kinerja perusahaan maka pengaturan atau manajemen
harus menjadi hal yang mutlak. Tanpa manajemen yang efektif dan efisien tidak akan
ada usaha yang berhasil cukup lama. Dengan adanya manajemen yang teratur dan baik
dari kinerja sumber daya manusia maupun terhadap fasilitas yang ada, secara otomatis
organisasi akan berkembang (Madura, 2000).
9.1

Bentuk Hukum Badan Usaha

Bentuk badan usaha dalam pra rancangan pabrik pembuatan Akrilamida dari
Akrilonitril dengan proses Asam Sulfat yang direncanakan ini adalah perusahaan
berbentuk perseroan terbatas (PT). Perseroan Terbatas adalah badan hukum yang
didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang
seluruhnya terbagi dalam saham, dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam
UU No. 1 tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas (UUPT), serta peraturan
pelaksananya.
Dasar-dasar pertimbangan pemilihan bentuk perusahaan PT adalah sebagai
berikut :
1. Kontinuitas perusahaan sebagai badan hukum lebih terjamin, sebab tidak
tergantung pada pemegang saham, dimana pemegang saham dapat berganti-ganti.
2. Mudah memindahkan hak pemilik dengan menjual sahamnya kepada orang lain.
3. Mudah mendapatkan modal, yaitu dari bank maupun dengan menjual saham.
4. Tanggung jawab yang terbatas dari pemegang saham terhadap hutang perusahaan.
5. Penempatan pemimpin atas kemampuan pelaksanaan tugas.

IX - 1
Universitas Sumatera Utara

9.2

Manajemen Perusahaan

Manajemen perusahaan pabrik Pabrik Akrilamida dari Akrilonitril dengan proses


Asam Sulfat termasuk dalam kategori perusahaan besar. Dimana pada perusahaan
besar, manajemen dibagi dalam tiga kelas (Siagian,1992), yaitu:
1. Top manajemen
2. Middle manajemen
3. Operating manajemen
Fungsi dari manajemen adalah meliputi usaha memimpin dan mengatur faktorfaktor ekonomis sedemikian rupa, sehingga usaha itu memberikan perkembangan
dan keuntungan bagi mereka yang ada di lingkungan perusahaan (Siagian,1992).
9.3

Organisasi Perusahaan

Perkataan organisasi, berasal dari kata lain organum yang dapat berarti alat,
anggota badan. James D. Mooney, mengatakan : Organisasi adalah bentuk setiap
perserikatan manusia untuk mencapai suatu tujuan bersama, sedang Chester I.
Barnard memberikan pengertian organisasi sebagai : Suatu sistem daripada aktivitas
kerjasama yang dilakukan dua orang atau lebih (Siagian,1992).
Bentuk organisasi dalam pabrik Pabrik Akrilamida dari Akrilonitril dengan
proses Asam Sulfat adalah bentuk organisasi garis dan fungsional. Dasar-dasar
pertimbangan pemilihan bentuk organisasi garis ini adalah sebagai berikut :
1. Solidaritas tinggi
2. Disiplin tinggi
3. Produktivitas tinggi karena spesialisasi dilaksanakan maksimal
4. Pekerjaan-pekerjaan yang tidak rutin atau teknis tidak dikerjakan.

IX - 2
Universitas Sumatera Utara

IX - 3
STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN
PABRIK PEMBUATAN AKRILAMIDA DARI AKRILONITRIL DENGAN PROSES ASAM SULFAT

Gambar 9.1 Bagan Struktur Organisasi Perusahaan Pabrik Pembuatan Akrilamida Dari Akrilonitril Dengan Proses Asam Sulfat

Universitas Sumatera Utara

9.4

Uraian Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab

9.4.1 Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)


Pemegang kekuasaan tertinggi pada struktur organisasi garis adalah Rapat
Umum Pemegang Saham (RUPS) yang dilakukan minimal satu kali dalam
setahun. Bila ada sesuatu hal, RUPS dapat dilakukan secara mendadak sesuai
dengan jumlah forum. RUPS dihadiri oleh pemilik saham, Dewan Komisaris dan
Direktur. Hak dan wewenang RUPS (Sutarto,2002) :
1. Meminta pertanggungjawaban Dewan Komisaris dan Direktur lewat suatu
sidang.
2. Dengan musyawarah dapat mengganti Dewan Komisaris dan Direktur serta
mengesahkan anggota pemegang saham bila mengundurkan diri.
3. Menetapkan besar laba tahunan yang diperoleh untuk dibagikan, dicadangkan,
atau ditanamkan kembali.
9.4.2 Dewan Komisaris
Dewan Komisaris dipilih dalam RUPS untuk mewakili para pemegang
saham dalam mengawasi jalannya perusahaan. Dewan Komisaris ini bertanggung
jawab kepada RUPS. Tugas-tugas Dewan Komisaris adalah :
1. Menentukan garis besar kebijaksanaan perusahaan.
2. Mengadakan rapat tahunan para pemegang saham.
3. Meminta laporan pertanggungjawaban Direktur secara berkala.
4. Melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap seluruh kegiatan dan
pelaksanaan tugas Direktur.
9.4.3 Direktur
Direktur merupakan pimpinan tertinggi yang diangkat oleh Dewan
Komisaris. Adapun tugas-tugas Direktur adalah :
2. Memimpin dan membina perusahaan secara efektif dan efisien.
3. Menyusun dan melaksanakan kebijaksanaan umum pabrik sesuai dengan
kebijaksanaan RUPS.
4. Mengadakan kerjasama dengan pihak luar demi kepentingan perusahaan.

LE--499
IX
Universitas Sumatera Utara

5. Mewakili perusahaan dalam mengadakan hubungan maupun perjanjianperjanjian dengan pihak ketiga.
6. Merencanakan dan mengawasi pelaksanaan tugas setiap personalia yang
bekerja pada perusahaan.
Dalam melaksanakan tugasnya, Direktur dibantu oleh Manajer Teknik dan
Produksi, Manajer Umum dan Keuangan, Manajer R&D (Research and
Development).

9.4.4 Sekretaris
Sekretaris diangkat oleh Direktur untuk menangani masalah suratmenyurat untuk pihak perusahaan, menangani kearsipan dan pekerjaan lainnya
untuk membantu Direktur dalam menangani administrasi perusahaan.
9.4.5 Manajer Teknik dan Produksi
Manajer teknik dan produksi bertanggung jawab langsung kepada direktur.
Tugasnya mengkoordinir segala kegiatan yang berhubungan dengan operasi
pabrik baik proses maupun teknik. Manajer ini dibantu oleh dua kepala bagian,
yaitu kepala bagian teknik dan kepala bagian produksi.
9.4.6 Manajer Umum dan Keuangan
Manajer umum dan keuangan bertanggung jawab langsung kepada
direktur dalam mengawasi dan mengatur keuangan, administrasi, pemasaran dan
personalia. Dalam menjalankan tugasnya manajer umum dan keuangan dibantu
oleh dua kepala bagian yaitu kepala bagian umum dan personalia dan kepala
bagian keuangan dan administrasi.
9.4.7 Manajer R & D (Research and Development)
Manajer R & D bertanggung jawab langsung kepada direktur dalam usaha
pengembangan proses produksi dan perbaikan kualitas produksi dari pabrik.
Dalam menjalankan tugasnya manajer R & D dibantu oleh dua kepala bagian
yaitu kepala bagian QC/QA (quality control / quality analyst) dan kepala bagian R
& D.

LE
IX--100
5
Universitas Sumatera Utara

9.5

Sistem Kerja

Pra Rancangan Pabrik Akrilamida dari Akrilonitril dengan proses Asam


Sulfat direncanakan beroperasi 330 hari per tahun secara kontinu 24 jam sehari.
Berdasarkan pengaturan jam kerja, karyawan dapat digolongkan menjadi
tiga golongan, yaitu :
1. Karyawan non-shift, yaitu karyawan yang tidak berhubungan langsung dengan
proses produksi, misalnya bagian administrasi, bagian gudang, dan lain-lain.
Jam kerja karyawan non-shift ditetapkan 40 jam per minggu dan jam kerja
selebihnya dianggap lembur. Perincian jam kerja non-shift adalah:
Senin Kamis
-

Pukul 08.00 12.00 WIB Waktu kerja

Pukul 12.00 13.00 WIB Waktu istirahat

Pukul 13.00 17.00 WIB Waktu kerja

Jumat
-

Pukul 08.00 12.00 WIB Waktu kerja

Pukul 12.00 14.00 WIB Waktu istirahat

Pukul 14.00 17.00 WIB Waktu kerja

2. Karyawan Shift
Untuk pekerjaan yang langsung berhubungan dengan proses produksi yang
membutuhkan pengawasan terus menerus selama 24 jam, para karyawan diberi
pekerjaan bergilir (shift work). Pekerjaan dalam satu hari dibagi tiga shift, yaitu
tiap shift bekerja selama 8 jam dan 15 menit pergantian shift dengan pembagian
sebagai berikut :
Shift I (pagi)

: 08.00 16.15 WIB

Shift II (sore)

: 16.00 00.15 WIB

Shift III (malam)

: 00.00 08.15 WIB

Jam kerja bergiliran berlaku bagi karyawan. Untuk memenuhi kebutuhan


pabrik, setiap karyawan shift dibagi menjadi empat regu dimana tiga regu kerja

IX- -101
6
LE
Universitas Sumatera Utara

dan satu regu istirahat. Pada hari Minggu dan libur nasional karyawan shift
tetap bekerja dan libur 1 hari setelah tiga kali shift.
Tabel 9.1 Jadwal Kerja Karyawan Shift
Regu

Hari

10

11

12

II

II

II

III

III

III

II

II

II

III

III

III

III

III

III

II

II

II

III

III

II

II

II

III

3. Karyawan borongan
Apabila diperlukan, maka perusahaan dapat menambah jumlah karyawan
yang dikerjakan secara borongan selama kurun jangka waktu tertentu yang
ditentukan menurut kebijaksanaan perusahaan.
9.6

Jumlah Karyawan dan Tingkat Pendidikan

Dalam melaksanakan kegiatan perusahaan / pabrik, dibutuhkan susunan


karyawan seperti pada struktur organisasi. Jumlah karyawan yang dibutuhkan
adalah sebagai berikut :
Tabel 9.2 Jumlah Karyawan dan Kualifikasinya
Jabatan

Jumlah

Pendidikan

Direktur

Teknik Kimia (S2)

Dewan Komisaris

Ekonomi / Teknik (S1)

Sekretaris

Akutansi (S1) / Kesekretariatan (D3)

Manajer Teknik dan Produksi

Teknik Kimia (S1)

Manajer R&D

Teknik Industri/Kimia (S1)

Manajer Umum dan Keuangan

Ekonomi / Manajemen (S1)

Kepala Bagian Keuangan

Ekonomi / Akutansi (S1)

Kepala Bagian Umum dan Personalia

Hukum / Fisikologi (S1)

Kepala Bagian Teknik

Teknik Industri (S1)

Kepala Bagian Produksi

Teknik Kimia (S1)

LE
IX--102
7
Universitas Sumatera Utara

Tabel 9.2 Jumlah Karyawan dan Kualifikasinya ..........(Lanjutan)


Kepala Bagian R&D

MIPA Kimia (S1)

Kepala Bagian QC/QA

Teknik Kimia (S1)

Kepala Seksi Proses

Teknik Kimia (S1)

Kepala Seksi Utilitas

Teknik Kimia (S1)

Kepala Seksi Listrik dan Instrumentasi

Teknik Elektro (S1)

Kepala Seksi Pemeliharaan Pabrik

Teknik Mesin (S1)

Kepala Seksi Keuangan

Akuntansi (S1)

Kepala Seksi Humas

Ilmu Komunikasi (S1)

Kepala Seksi Administrasi dan Personalia

Sekretaris (D3)

Kepala Seksi Keamanan & Kebersihan

Satpam

Kepala Seksi Gudang

Manajemen (S1)

Karyawan Proses

24

Teknik Kimia (S1) / Politeknik (D3)

Karyawan Laboratorium QC/QA dan R&D

24

Karyawan Utilitas

20

Teknik Kimia (S1) / Politeknik (D3)

16

Teknik Elektro / Mesin (S1)

Karyawan Unit Pembangkit Listrik dan


Instrumentasi

MIPA Kimia (S1) / Kimia Analisa


(D3)

Teknik Mesin (S1) / Politek. Mesin

Karyawan Pemeliharaan Pabrik

Karyawan Bag. Keuangan

Akutansi / Manajemen (D3)

Karyawan Bag. Administrasi dan Personalia

Ilmu Komputer (D1)/Akutansi (D3)

Karyawan Bag. Humas

Akutansi/ Managemen (D3)

Karyawan Gudang / Logistik

SLTP / STM / SMU / D1

Petugas Keamanan

24

SLTP / STM / SMU / D1

Dokter

Kedokteran (S1)

Perawat

Akademi Perawat (D3)

Petugas Kebersihan

12

SLTP / SMU

Supir

10

SMU / STM

Jumlah

187

(D3)

LE
IX- -103
8
Universitas Sumatera Utara

9.7 Sistem Penggajian

Penggajian karyawan didasarkan kepada jabatan, tingkat pendidikan,


pengalaman kerja, keahlian, resiko kerja. Dengan UMK daerah Rp. 2.000.000.
Perincian gaji karyawan adalah sebagai berikut :
Tabel 9.3 Perincian Gaji Karyawan
Jabatan

Jumlah Gaji/bulan (Rp) Jumlah Gaji/bulan (Rp)

Direktur

30.000.000

30.000.000

Dewan Komisaris

30.000.000

90.000.000

Sekretaris

3.000.000

6.000.000

Manajer Teknik dan Produksi

15.000.000

15.000.000

Manajer R&D

15.000.000

15.000.000

Manajer Umum dan Keuangan

15.000.000

15.000.000

Kepala Bagian Keuangan

8.000.000

8.000.000

Kepala Bagian Umum dan Personalia

8.000.000

8.000.000

Kepala Bagian Teknik

8.000.000

8.000.000

Kepala Bagian Produksi

8.000.000

8.000.000

Kepala Bagian R&D

8.000.000

8.000.000

Kepala Bagian QC/QA

8.000.000

8.000.000

Kepala Seksi Proses

6.000.000

6.000.000

Kepala Seksi Utilitas

6.000.000

6.000.000

6.000.000

6.000.000

Kepala Seksi Listrik dan


Instrumentasi

Kepala Seksi Pemeliharaan Pabrik

6.000.000

6.000.000

Kepala Seksi Keuangan

6.000.000

6.000.000

Kepala Seksi Humas

6.000.000

6.000.000

6.000.000

6.000.000

6.000.000

6.000.000

6.000.000

6.000.000

Kepala Seksi Administrasi &


Personalia
Kepala Seksi Keamanan &
Kebersihan
Kepala Seksi Gudang

1
1
1

LE
IX- -104
9
Universitas Sumatera Utara

Tabel 9.3 Perincian Gaji Karyawan...............(Lanjutan)


Karyawan Proses

24

3.000.000

72.000.000

24

3.000.000

72.000.000

20

3.000.000

60.000.000

16

3.000.000

48.000.000

Karyawan Pemeliharaan Pabrik

3.000.000

24.000.000

Karyawan Bag. Keuangan

3.000.000

9.000.000

2.500.000

15.000.000

Karyawan Bag. Humas

2.500.000

10.000.000

Karyawan Gudang / Logistik

2.500.000

20.000.000

Petugas Keamanan

24

2.000.000

48.000.000

Dokter

8.000.000

8.000.000

Perawat

2.200.000

2.200.000

Petugas Kebersihan

12

2.200.000

26.400.000

Supir

10

2.200.000

22.000.000

Jumlah

187

Karyawan Laboratorium QC/QA dan


R&D
Karyawan Utilitas
Karyawan Unit Pembangkit Listrik
dan Instrumentasi

Karyawan Bag. Administrasi dan


Personalia

709.600.000

9.8 Kesejahteraan Karyawan

Kesejahteraan yang diberikan oleh perusahaan pada karyawan antara lain :


1. Tunjangan
a. Tunjangan berupa gaji pokok yang diberikan berdasarkan golongan
karyawan yang bersangkutan.
b. Tunjangan jabatan yang diberikan berdasarkan jabatan yang dipegang
karyawan. Tunjangan ini besarnya 10 % dari gaji.
c. Tunjangan lembur yang diberikan kepada karyawan yang bekerja diluar
jam kerja, berdasarkan jumlah jam kerja.
2. Cuti
a. Cuti tahunan diberikan kepada setiap karyawan selama 12 hari kerja dalam
satu tahun.

LE
IX- -105
10
Universitas Sumatera Utara

b. Cuti sakit diberikan kepada karyawan yang menderita sakit berdasarkan


surat keterangan dokter.
3. Pakaian Kerja.
Pakaian kerja diberikan kepada setiap karyawan sejumlah 3 pasang untuk
setiap tahunnya.
4. Kesehatan.
Perusahaan memberikan fasilitas Poliklinik yang berada di areal pabrik.
Poliklinik ini berfungsi sebagai pertolongan pertama pada karyawan selama
jam kerja. Untuk menangani kecelakaan berat, baik akibat kerja maupun
bukan, yang menimpa karyawan dan keluarganya, perusahaan menunjuk rumah
sakit rujukan untuk menangananinya. Selain itu perusahaan juga bekerjasama
dengan beberapa rumah sakit.
a. Biaya pengobatan bagi karyawan yang menderita sakit yang diakibatkan
oleh kerja, ditanggung perusahaan sesuai dengan undang-undang yang
berlaku.
b. Biaya pengobatan bagi karyawan yang menderita sakit yang tidak
disebabkan oleh kecelakaan kerja diatur berdasarkan kebijaksanaan
perusahaan.
5. Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK).
JAMSOSTEK diberikan oleh perusahaan untuk memberikan jaminan sosial
dan memberikan perlidungan kepada karyawan terhadap hal-hal yang tidak
diinginkan.
6. Pendidikan.
Perusahaan menyediakan beasiswa bagi anak-anak karyawan yang berprestasi
disekolahnya. Selain itu perusahaan mengembangkan sumber daya manusia
melalui pelatihan, pendidikan, pembinaan dan pemantapan budaya perusahaan.
Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan kesempatan belajar pada karyawan
untuk mengembangkan diri sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.
7. Peralatan Safety.

Untuk menjaga keselamatan kerja karyawan pabrik, diberikan peralatan safety


berupa safety helmet, safety shoes, masker, goggle, glove dan alat-alat safety
lainnya.

LE
IX -- 106
11
Universitas Sumatera Utara

Selain itu perusahaan juga menyediakan fasilitas untuk kemudahan bagi


karyawan dalam melaksanakan aktivitas selama di pabrik, antara lain :
1. Penyediaan mobil dan sopir untuk kegiatan operasional maupun bus untuk
transportasi antar jemput karyawan.
2. Kantin untuk memenuhi kebutuhan konsumsi bagi karyawan. Untuk makan
siang dan makan malam ditanggung oleh perusahaan.
3. Sarana peribadatan, seperti masjid di areal pabrik.

LE
107
IX - 12
Universitas Sumatera Utara

BAB X
ANALISA EKONOMI

Suatu pabrik harus dievaluasi kelayakan berdirinya dan tingkat


pendapatannya sehingga perlu dilakukan analisa perhitungan secara teknik.
Selanjutnya, perlu juga dilakukan analisa terhadap aspek ekonomi dan
pembiayaannya. Hasil analisa tersebut diharapkan berbagai kebijaksanaan dapat
diambil untuk pengarahan secara tepat. Suatu rancangan pabrik dianggap layak
didirikan bila dapat beroperasi dalam kondisi yang memberikan keuntungan.
Berbagai parameter ekonomi digunakan sebagai pedoman untuk
menentukan layak tidaknya suatu pabrik didirikan dan besarnya tingkat
pendapatan yang dapat diterima dari segi ekonomi. Parameter-parameter tersebut
antara lain :
1. Modal investasi / Capital Investment (CI)
2. Biaya produksi total / Total Cost (TC)
3. Marjin keuntungan / Profit Margin (PM)
4. Titik impas / Break Even Point (BEP)
5. Laju pengembalian Modal / Return On Investment (ROI)
6. Waktu pengembalian Modal / Pay Out Time (POT)
7. Laju pengembalian internal / Internal Rate of Return (IRR)
10.1

Modal Investasi

Modal investasi adalah seluruh modal untuk mendirikan pabrik dan mulai
menjalankan usaha sampai mampu menarik hasil penjualan. Modal investasi
terdiri dari :
10.1.1 Modal Investasi Tetap / Fixed Capital Investment (FCI)
Modal investasi tetap adalah modal yang diperlukan untuk menyediakan
segala peralatan dan fasilitas manufaktur pabrik. Modal investasi tetap ini terdiri
dari:
1. Modal Investasi Tetap Langsung (MITL) / Direct Fixed Capital Investment
(DFCI), yaitu modal yang diperlukan untuk mendirikan bangunan pabrik,

LE
X -- 108
1
Universitas Sumatera Utara

membeli dan memasang mesin, peralatan proses, dan peralatan pendukung


yang diperlukan untuk operasi pabrik.
Modal investasi tetap langsung ini meliputi :
Modal untuk tanah
Modal untuk bangunan dan sarana
Modal untuk peralatan proses
Modal untuk peralatan utilitas
Modal untuk instrumentasi dan alat kontrol
Modal untuk perpipaan
Modal untuk instalasi listrik
Modal untuk insulasi
Modal untuk investaris kantor
Modal untuk perlengkapan kebakaran dan keamanan
Modal untuk sarana transportasi

Dari hasil perhitungan pada Lampiran E diperoleh modal investasi tetap langsung
(MITL) sebesar Rp 118.313.551.560,-.
2. Modal Investasi Tetap Tak Langsung (MITTL) / Indirect Fixed Capital
Investment (IFCI), yaitu modal yang diperlukan pada saat pendirian pabrik

(construction overhead) dan semua komponen pabrik yang tidak berhubungan


secara langsung dengan operasi proses. Modal investasi tetap tak langsung ini
meliputi :
Modal untuk pra-investasi
Modal untuk engineering dan supervisi
Modal biaya legalitas
Modal biaya kontraktor (contractors fee)
Modal untuk biaya tak terduga (contigencies)

Dari perhitungan pada Lampiran E diperoleh modal investasi tetap tak langsung,
MITTL sebesar Rp 31.944.658.921,-.

LE
X - 109
2
Universitas Sumatera Utara

Maka, total modal investasi tetap (MIT) adalah :


Total MIT = MITL + MITTL
= Rp 118.313.551.560,-.+ Rp 31.944.658.921,= Rp 150.258.210.481,10.1.2 Modal Kerja / Working Capital (WC)
Modal kerja adalah modal yang diperlukan untuk memulai usaha sampai
mampu menarik keuntungan dari hasil penjualan dan memutar keuangannya.
Jangka waktu pengadaan biasanya antara 3 4 bulan, tergantung pada cepat atau
lambatnya hasil produksi yang diterima. Dalam perancangan ini jangka waktu
pengadaan modal kerja diambil 3 bulan. Modal kerja ini meliputi :
Modal untuk biaya bahan baku proses dan utilitas
Modal untuk kas

Kas merupakan cadangan yang digunakan untuk kelancaran operasi dan


jumlahnya tergantung pada jenis usaha. Alokasi kas meliputi gaji pegawai,
biaya administrasi umum dan pemasaran, pajak, dan biaya lainnya.
Modal untuk mulai beroperasi (start up)
Modal untuk piutang dagang

Piutang dagang adalah biaya yang harus dibayar sesuai dengan nilai penjualan
yang dikreditkan. Besarnya dihitung berdasarkan lamanya kredit dan nilai jual
tiap satuan produk.
Rumus yang digunakan: PD

IP
HPT
12

Dengan: PD = piutang dagang


IP

= jangka waktu yang diberikan (3 bulan)

HPT = hasil penjualan tahunan


Dari hasil perhitungan pada Lampiran E diperoleh modal kerja sebesar
Rp 292.793.912.495,-.
Total Modal Investasi = Modal Investasi Tetap + Modal Kerja
= Rp 150.258.210.481,- + Rp 292.793.912.495,= Rp 443.052.122.975,-

LEX--110
3
Universitas Sumatera Utara

Modal investasi berasal dari:


-

Modal sendiri / saham saham sebanyak 60 dari total modal investasi.


Modal sendiri adalah Rp 265.831.273.785,-

Pinjaman dari bank sebanyak 40 dari total modal investasi.


Pinjaman dari bank adalah Rp 177.220.849.190,-

10.2

Biaya Produksi Total (BPT) / Total Cost (TC)

Biaya produksi total merupakan semua biaya yang digunakan selama


pabrik beroperasi. Biaya produksi total meliputi :
10.2.1 Biaya Tetap / Fixed Cost (FC)
Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tidak tergantung pada jumlah
produksi, meliputi :
-

Gaji tetap karyawan

Bunga pinjaman bank

Depresiasi dan amortisasi

Biaya perawatan tetap

Biaya tambahan industri

Biaya administrasi umum

Biaya pemasaran dan distribusi

Biaya laboratorium, penelitian dan pengembangan

Biaya hak paten dan royalti

Biaya asuransi

Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)

Dari hasil perhitungan pada Lampiran E diperoleh biaya tetap / fixed cost adalah
sebesar Rp 86.958.547.818,-.
10.2.2 Biaya Variabel (BV) / Variable Cost (VC)
Biaya variabel adalah biaya yang jumlahnya tergantung pada jumlah
produksi, meliputi :
-

Biaya bahan baku proses dan utilitas

Biaya variabel tambahan, meliputi biaya perawatan dan penanganan


lingkungan, pemasaran dan distribusi

Biaya variabel lainnya

LEX--111
4
Universitas Sumatera Utara

Dari hasil perhitungan pada Lampiran E diperoleh biaya variabel / variable cost
adalah sebesar Rp 369.785.387.205,-.
Total Biaya Produksi = Biaya Tetap + Biaya Variabel
= Rp 86.958.547.818,- + 369.272.801.351,= Rp 456.231.349.169,-

10.3

Total Penjualan (Total Sales)

Penjualan yang diperoleh dari hasil penjualan produk akrilamida dan amonium
sulfat adalah sebesar Rp 709.197.230.570,-. Maka laba penjualan adalah sebesar
Rp 252.965.881.400,-.
10.4

Bonus Perusahaan

Sesuai fasilitas tenaga kerja dalam pabrik pembuatan akrilamida, maka


perusahaan memberikan bonus 0,5% dari keuntungan perusahaan yaitu sebesar Rp
1.264.829.407,-.
10.5

Perkiraan Rugi / Laba Usaha

Dari hasil perhitungan pada Lampiran E diperoleh :


Laba sebelum pajak (bruto)

= Rp 251.701.051.993,-

Pajak penghasilan (PPh)

= Rp

Laba setelah pajak (netto)

= Rp 176.273.236.395,-

10.6

75.427.815.598,-

Analisa Aspek Ekonomi

10.6.1 Profit Margin (PM)


Profit Margin adalah persentase perbandingan antara keuntungan sebelum

pajak penghasilan PPh terhadap total penjualan.


PM =
PM =

Laba sebelum pajak


100
Total penjualan
Rp 251.701.05 1.993, 100 %
Rp 709.197.23 0.570,-

PM = 35,49 %

LEX- -112
5
Universitas Sumatera Utara

Dari hasil perhitungan diperoleh profit margin sebesar 35,49 %, maka pra
rancangan pabrik ini memberikan keuntungan.
10.6.2 Break Even Point (BEP)
Break Even Point adalah keadaan kapasitas produksi pabrik pada saat hasil

penjualan hanya dapat menutupi biaya produksi. Dalam keadaan ini pabrik tidak
untung dan tidak rugi.
BEP =

Biaya Tetap
100
Total Penjualan Biaya Variabel

BEP =

Rp 86.958.547.818, 100
Rp 709.197.230.570,- Rp 369.272.801.351 ,-

BEP = 25,58 %
Kapasitas produksi pada titik BEP

= 25,58 % 15.000 ton/tahun


= 3.837,26 ton/tahun

Nilai penjualan pada titik BEP

= 25,58 % Rp 709.197.230.570,= Rp 181.424.916.794,-

Dari data feasibilities, (Peters et.al., 2004) :


-

BEP 50 , pabrik layak (feasible)

BEP 70 , pabrik kurang layak (infeasible).

Dari perhitungan diperoleh BEP = 25,58 %, maka pra rancangan pabrik ini layak.
10.6.3 Return on Investment (ROI)
Return on Investment adalah besarnya persentase pengembalian modal tiap

tahun dari penghasilan bersih.


ROI =
ROI =

Laba setelah pajak


100
Total Modal Investasi
Rp 176.273.23 6.395, 100
Rp 443.052.12 2.975,-

ROI = 39,79 %

X -- 113
6
LE
Universitas Sumatera Utara

Analisa ini dilakukan untuk mengetahui laju pengembalian modal


investasi total dalam pendirian pabrik. Kategori resiko pengembalian modal
tersebut adalah :

ROI 15 resiko pengembalian modal rendah.

15 ROI 45 resiko pengembalian modal rata-rata.

ROI 45 resiko pengembalian modal tinggi.

Dari hasil perhitungan diperoleh ROI sebesar 39,79 %; sehingga pabrik yang akan
didirikan ini termasuk resiko laju pengembalian modal rata rata.
10.6.4 Pay Out Time (POT)
Pay Out Time adalah angka yang menunjukkan berapa lama waktu

pengembalian modal dengan membandingkan besar total modal investasi dengan


penghasilan bersih setiap tahun. Untuk itu, pabrik dianggap beroperasi pada
kapasitas penuh setiap tahun.
1
1 tahun
39,79

POT =

POT = 2,51 tahun


Dari hasil perhitungan, didapat bahwa seluruh modal investasi akan
kembali setelah 2,51 tahun pabrik beroperasi.
10.6.5 Return on Network (RON)
Return on Network merupakan perbandingan laba setelah pajak dengan

modal sendiri.
RON =
RON =

Laba setelah pajak


100
Modal sendiri

Rp 176.273.23 6.395, 100


Rp 265.831.27 3.785,-

RON = 66,31 %

LE
X -- 114
7
Universitas Sumatera Utara

10.6.6 Internal Rate of Return (IRR)


Internal Rate of Return merupakan persentase yang menggambarkan

keuntungan rata rata bunga pertahunnya dari semua pengeluaran dan pemasukan
besarnya sama.
Apabila IRR ternyata lebih besar dari bunga riil yang berlaku, maka
pabrik akan menguntungkan tetapi bila IRR lebih kecil dari bunga riil yang
berlaku maka pabrik dianggap rugi.
Dari perhitungan Lampiran E diperoleh IRR = 51,23 , sehingga pabrik
akan menguntungkan karena lebih besar dari bunga bank saat ini sebesar 13,5 %
(Bank Mandiri, 2013).

LEX--115
8
Universitas Sumatera Utara

BAB XI
KESIMPULAN
Hasil analisa perhitungan pada Pra Rancangan Pabrik
Akrilamida dari Akrilonitril dengan Proses Asam Sulfat kapasitas
15.000 ton/tahun diperoleh beberapa kesimpulan, yaitu :
1. Kapasitas produksi akrilamida 15.000 ton/tahun menggunakan bahan baku
akrilonitril sebanyak 5.786,7468 kg/jam.
2. Bentuk badan usaha adalah Perseroan Terbatas (PT) dengan bentuk organisasi
garis. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan adalah 187 orang.
3. Lokasi pabrik direncanakan di jalur Arteri Kaliwungu, kabupaten Kendal,
Jawa Tengah karena berbagai pertimbangan antara lain kemudahan
mendapatkan bahan baku, daerah pemasaran, sarana transportasi yang mudah
dan cepat. Luas tanah yang dibutuhkan adalah 11.250 m2.

4. Analisa ekonomi :
a. Modal Investasi

: Rp 443.052.122.975,-

b. Biaya Produksi

: Rp 456.231.349.169,-

c. Hasil Penjualan

: Rp 709.197.230.570,-

d. Laba Bersih

: Rp 252.965.881.400,-

e. Profit Margin

: 35,49 %

f. Break Event Point

: 25,58 %

g. Return of Investment

: 39,79 %

h. Return on Network

: 66,31 %

i. Pay Out Time

: 2,51 tahun

j. Internal Rate of Return : 51,23

Dari hasil analisa aspek ekonomi dapat disimpulkan bahwa


Pabrik Akrilamida dari Akrilonitril dengan Proses Asam Sulfat ini
layak untuk didirikan.

LE
XI- -116
1
Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai