NERACA MASSA
Hasil perhitungan neraca massa pada proses pembuatan dimetil eter dari metanol adalah
sebagai berikut :
Kapasitas produksi : 100.000 ton/tahun
Waktu operasi : 330 hari/tahun
Basis perhitungan : 1 jam operasi
Satuan operasi : kg/jam
Hasil perhitungan neraca energi pada proses pembuatan dimetil eter dari metanol adalah
sebagai berikut :
Kapasitas produksi : 100.000 ton/tahun
Waktu operasi : 330 hari/tahun
Basis perhitungan : 1 jam operasi
Satuan operasi : kj/jam
Basis temperatur : 250C (2980K)
Hasil perhitungan spesifikasi peralatan pada proses pembuatan dimetil eter dari metanol
adalah sebagai berikut :
5.1. Reaktor - 101 (R-101)
Tabel 5.11 Spesifikasi Reaktor-101
IDENTIFIKASI
Nama Alat Reaktor
Kode Alat R 101
Jumlah 1 buah
Operasi Kontinyu
Fungsi Mereaksikan bahan baku metanol secara
dehidrasi untuk menghasilkan Dimetil Eter
DATA DESAIN
Type Multitubular Fixed Bed
Temperatur Operasi : 250 oC
Tekanan Operasi : 12 atm
Diameter Reaktor : 1,3712m
Tinggi Reaktor : 3,2759 m
Tebal Dinding Reaktor : 0,0105 m
Tube Shell
OD = 0,0422 m Ds = 1,9037m
ID = 0,0351 m
Bahan Konstruksi Stainless Steel
Analog spesifikasi alat dapat dilihat pada MD-101 dan MD-102, sehingga diperoleh :
Diameter Diameter
Bahan Tinggi Efisiensi
MD kolom kolom
konstruksi kolom (m) Tray (%)
bawah (m) atas (m)
(MD-101) Carbon steel 0,7525 0,5607 6,1244 93,94
(MD-102) Carbon steel 0,5007 0,3607 13,1969 48,66
UC = 124,6301
UD = 99.9290
Rd Required = 0,002
1,9753 psi Calculated P, Psi 0,3780 psi
SUMMARY
UC = 104,5507
UD = 70,0379
Rd Calculated = 0,0047
Rd Required = 0,0030
12,2588 psi Calculated P, Psi 1,4144 psi
DATA DESIGN
Tipe Silinder vertical dengan tutup ellipsoidal
Temperature design 30 oC
Tekanan design 1atm
DATA MEKANIK
Tinggi = 33,0842 m
Diameter = 22,0561 m
Tebal = 0,0555 m
Bahan konstruksi : Carbon steel
DATA DESIGN
Tipe Silinder vertical dengan tutup ellipsoidal
Temperature design 30oC
Tekanan design 1atm
DATA MEKANIK
Tinggi = 25,8873 m
Diameter = 17,8232 m
Tebal = 0,03177 m
Bahan konstruksi : Low Alloys Steel
5.16.Accumulator-101 (ACC-101)
Tabel 5.16 Spesifikasi Accumolator-101
IDENTIFIKASI
Nama Alat Accumulator
Alat Kode ACC-101
Jumlah 1 buah
Fungsi Tempat menampung kondensat yang keluar dari
CD-101
DATA DESIGN
Tipe Silinder horizontal
o
Temperature design 50 C
Tekanan design 1 atm
Kapasitas 3,63 m3
DATA MEKANIK
Panjang 2,5546 m
Diameter 1,0219 m
Tebal 0,0010 m
Bahan konstruksi Carbon steel
Instrumentasi adalah peralatan yang dipakai di dalam suatu proses kontrol untuk
mengatur jalannya suatu proses agar diperoleh hasil sesuai dengan yang diharapkan. Dalam suatu
pabrik kimia, pemakaian instrumen merupakan suatu hal yang sangat penting karena dengan
adanya rangkaian instrumen tersebut maka operasi semua peralatan yang ada di dalam pabrik
dapat dimonitor dan dikontrol dengan cermat, mudah dan efisien. Alat-alat instrumentasi
dipasang pada setiap peralatan proses dengan tujuan agar sarjana teknik dapat memantau dan
mengontrol kondisi di lapangan. Dengan adanya instrumentasi ini pula, para sarjana teknik dapat
segera melakukan tindakan apabila terjadi kejanggalan dalam proses. Namun pada dasarnya,
tujuan pengendalian tersebut adalah agar kondisi proses di pabrik mencapai tingkat kesalahan
(error)yang paling minimum sehingga produk dapat dihasilkan secara optimal (Considine,
1985).
Fungsi instrumentasi adalah sebagai pengontrol (controller), penunjuk (indicator), pencatat
(recorder), dan pemberi tanda bahaya (alarm). Instrumentasi bekerja dengan tenaga mekanik
atau tenaga listrik dan pengontrolannya dapat dilakukan secara manual atau otomatis.
Penggunaan instrumen pada suatu peralatan proses tergantung pada pertimbangan ekonomi dan
sistem peralatan itu sendiri. Pada pemakaian alat-alat instrumen juga harus ditentukan apakah
alat-alat tersebut dipasang diatas papan instrumen dekat peralatan proses (kontrol manual) atau
disatukan dalam suatu ruang kontrol yang dihubungkan dengan peralatan (kontrol otomatis)
(Timmerhaus, 2004).
Variabel-variabel proses yang biasanya dikontrol/diukur oleh instrumen adalah:
1. Variabel utama, seperti temperatur, tekanan, laju alir, dan level cairan.
2. Variabel tambahan, seperti densitas, viskositas, panas spesifik, konduktivitas, pH, humiditas,
titik embun, komposisi kimia, kandungan kelembaban, dan variabel lainnya (Considine,1985).
LOAD
Manipulated variable
Error -
+
Measured Contolled
variable
Set Point - + Controller
variable
Controller
Sesuai dengan peraturan yang tertulis dalam Peraturan Tenaga Kerja No. Per/02/Men/1983
tentang instalasi alarm kebakaran otomatis, yaitu :
1. Detektor Kebakaran, merupakan alat yang berfungsi untuk mendeteksi secara dini adanya
suatu kebakaran awal. Alat ini terbagi atas:
a. Smoke detector adalah detektor yang bekerja berdasarkan terjadinya akumulasi asap
dalam jumlah tertentu.
b. Gas detector adalah detektor yang bekerja berdasarkan kenaikan konsentrasi gas yang
timbul akibat kebakaran ataupun gas-gas lain yang mudah terbakar.
c. Alarm kebakaran, merupakan komponen dari sistem deteksi dan alarm kebakaran yang
memberikan isyarat adanya suatu kebakaran. Alarm ini berupa:
1) Alarm kebakaran yang memberi tanda atau isyarat berupa bunyi khusus (audible
alarm).
2) Alarm kebakaran yang memberi tanda atau isyarat yang tertangkap oleh pandangan
mata secara jelas (visible alarm).
1. Gudang tempat penyimpanan Bahan Kimia Berbahaya harus dibuat sedemikian rupa
hingga aman dari pengaruh Alam dan Lingkungan sekitarnya :
a. Memiliki system sirkulasi udara dan ventilasi yang cukup baik.
b. Suhu di dalam ruangan dapat terjaga konstan dan aman setiap saat.
c. Aman dari berbagai gangguan biologis ( Tikus, Rayap dll ).
2. Tata letak dan pengaturan penempatan bahan harus mempertimbangkan hal-hal sebagai
berikut :
a. Pemisahan dan pengelompokan untuk menghindari adanya bahayareaktivitas.
b. Penyusunan agar tidak melebihi batas maksimum yang dianjurkan manufactur untuk
menghindari roboh (ambruk) hingga tidak mengakibatkan kerusakan dan mudah
pembongkaran serta kelihatan rapi.
c. Lorong agar tetap terjaga dan tidak terhalang oleh benda apapun, jika perlu buatkan
garis pembatas lintasan alat angkat dan angkut.
d. Khusus bahan dalam wadah silinder/tabung gas bertekanan agar ditempatkan pada
tempat yang teduh, tidak lembab dan aman dari sumber panas seperti ( listrik, api
terbuka dll ).
3. Program House Keeping harus dilaksanakan secara periodik dan berkesinambungan yang
meliputi : Kebersihan, Kerapihan dan Keselamatan.
4. Sarana K3 haruslah disiapkan dan digunakan sebagaimana mestinya.
5. Setiap pekerja yang tidak berkepentingan dilarang memasuki gudang penyimpanan
Bahan Kimia Berbahaya.
6. Inspeksi K3 oleh pekerja gudang harus dilaksanakan secara teratur/periodik yang
meliputi pemeriksaan seluruh kondisi lingkungan, bahan, peralatan dan sistem. Segera
amankan/laporkan jika menemukan kondisi tidak aman kepada atasan.
Untuk mencapai keselamatan kerja yang tinggi, maka ditambahkan nilai-nilai disiplin bagi para
karyawan yaitu:
1. Setiap karyawan bertugas sesuai dengan pedoman-pedoman yang diberikan.
2. Setiap peraturan dan ketentuan yang ada harus dipatuhi.
3. Perlu keterampilan untuk mengatasi kecelakaan dengan menggunakan peralatan yang ada.
4. Setiap kecelakaan atau kejadian yang merugikan harus segera dilaporkan pada atasan.
5. Setiap karyawan harus saling mengingatkan perbuatan yang dapat menimbulkan bahaya.
6. Setiap kontrol secara periodik terhadap alat instalasi pabrik oleh petugas maintenance.
(Timmerhaus, 2004)
Dalam suatu pabrik, utilitas merupakan unit penunjang utama didalam memperlancar
jalannya proses produksi. Oleh karena itu, segala sarana dan prasarananya harus dirancang
sedemikian rupa sehingga dapat menjamin kelangsungan operasi suatu pabrik.
Berdasarkan kebutuhannya, utilitas pada pabrik pembuatan Dimetil Eter, adalah sebagai berikut:
1. Kebutuhan uap (steam)
2. Kebutuhan air
3. Kebutuhan bahan kimia
4. Kebutuhan bahan bakar
5. Kebutuhan listrik
6. Unit pengolahan limbah
Air pendingin bekas digunakan kembali setelah didinginkan dalam menara pendingin air.
Dengan menganggap terjadi kehilangan air selama proses sirkulasi, maka air tambahan yang
diperlukan adalah jumlah air yang hilang karena penguapan, drift loss, dan blowdown (Perry
dkk, 1999)
Air yang hilang karena penguapan dapat dihitung dengan persamaan:
We = 0,00085 Wc (T2 T1) (Pers 12-10, Perry dkk, 1999)
Dimana:
Wc = Jumlah air pendingin yang diperlukan
=2165751,3907kg/jam
T1 = Temperatur air pendingin masuk
= 30oC = 86oF
T2 = Temperatur air pendingin keluar
= 40oC = 104oF
Maka : We = 0,00085 x (2165751,3907x (104 86) 0F
= 33135,9963kg/jam
Air yang hilang karena drift loss biasanya 0,1 0,2 % dari air pendingin yang digunakan (Perry
dkk,1999). Ditetapkan drift loss0,2%, maka:
Wd = 0,002 x 2165751,3907 = 4331,5028kg/jam.
Laboratorium 6910,9465
Poliklinik 6910,9465
Total 138218,9306
Sumber air untuk pabrik pembuatan Dimetil Eter ini berasal dari Sungai Bontang Kalimantan
Timur, kualitas air Sungai ini dapat dilihat pada Tabel 7.4, berikut ini:
Untuk menjamin kelangsungan penyediaan air, maka dilokasi pengambilan air dibangun
fasilitas penampungan air (water intake) yang juga merupakan tempat pengolahan awal air
sungai. Pengolahan ini meliputi penyaringan sampah dan kotoran yang terbawa bersama air.
Selanjutnya air dipompakan kelokasi pabrik untuk diolah dan digunakan sesuai dengan
keperluannya. Pengolahan air dipabrik terdiri dari beberapa tahap yaitu:
1. Penyaringan Awal (Screening)
2. Klarifikasi
3. Filtrasi
7.2.2 Klarifikasi
Klarifikasi merupakan proses penghilangan kekeruhan didalam air. Air dari screening
dialirkan ke clarifier setelah diinjeksi larutan alum, Al2(SO4)3 dan larutan soda abu Na2CO3.
Larutan alum berfungsi sebagai koagulan utama dan soda abu sebagai koagulan tambahan yang
berfungsi sebagai bahan pembantu untuk mempercepat pengendapan dan penetralan pH.
Setelah pencampuran yang disertai pengadukan maka akan terbentuk flok -flok yang akan
mengendap kedasar clarifier karena gaya grafitasi, sedangkan air jernih akan keluar melimpah
(overflow) yang selanjutnya akan masuk kepenyaring pasir (sand filter) untuk penyaringan.
Reaksi yang mungkin terjadi :
Pemakaian larutan alum umumnya hingga 50 ppm terhadap jumlah air yang akan diolah,
sedangkan perbandingan pemakaian alum dan soda abu 1 : 0,54.
Total kebutuhan air = 203837,7848kg/jam
Pemakaian larutan alum = 50 ppm
Pemakaian larutan soda abu = 0,54 x 50 = 27 ppm
Larutan alum dibutuhkan = 203837,7848. 10-6 x 50= 10,1919kg/jam
Larutan soda abu dibutuhkan = 203837,7848. 10-6 x 27= 5,5036kg/jam
7.2.3 Filtrasi
Filtrasi berfungsi untuk memisahkan flok dan koagulan yang masih terikut bersama air.
Penyaringan pasir (sand filter) yang digunakan terdiri dari 3 lapisan yaitu :
a. Lapisan l terdiri dari pasir hijau (green sand) setinggi 24 in = 60,96 cm
b. Lapisan ll terdiri dari anterakit setinggi 12,5 in = 31,75 cm
7.2.4 Demineralisasi
Air untuk umpan ketel dan pendinginan pada reaktor harus murni dan bebas dari garam
garam terlarut. Untuk itu perlu dilakukan proses demineralisasi. Alat demineralisasi dibagi atas:
Pengolahan limbah cair pabrik ini dilakukan dengan menggunakan activate sludge(sistem
lumpur aktif) meningat cara ini dapat menghasilkan effluentdengan BOD yang lebih rendah
dengan effisiensi mencapai 95% (Metcalf, 1991 ; Perry 1991).
Perhitungan untuk sistem pengolahan limbah
Diperkirakan jumlah air buangan pabrik :
- Limbah pencucian alat pabrik diperkirakan 50 liter / jam
1. Bak Penampung
Fungsi : Tempat menampung air limbah sementara
Jumlah : 1 buah
Laju Volumetrik air buangan = 0,925 m3/jam
Waktu penampungan air buangan = 7 hari
Volume air buangan = 0,925x 7 x 24 = 155,4 m3
Bak terisi 90%, maka Volume bak = 155,4/ 0,9 = 172,6667 m3
Direncanakan ukuran bak sebagai berikut:
- panjang bak (p) = 2 x lebar bak(l)
- tinggi bak (t) = lebar bak (l), maka:
Volume bak = pxlxt
172,6667 m3 = 2l x l x l
dimana l = 4,4197 meter
Jadi panjang bak = 4,4197 X 2 = 8,8394 m
Lebar bak = 4,4197 m
Tinggi bak = 4,4197 m
Px = Qw x Xr Q
Qw
Xr
YQ (So S )
Px = = 1087091,7659 liter mg/l hari (Metcalf&Eddy,1991)
1 c kd
Neraca massa pada tangki sedimentasi
Akumulasi = jumlah massa masuk -jumlah massa keluar
0 = (Q + Qr)X QeXe - QwXr
0 = QX + QrX Q (0,001X) - Px
QX (0,001 1) Px
Qr =
X
= 5012,2082gal/hari
Tata letak peralatan dan fasilitas dalam suatu rancangan pabrik merupakan syarat penting
untuk memperkirakan biaya secara akurat sebelum mendirikan pabrik yang meliputi desain
sarana perpipaan, fasilitas bangunan, jenis dan jumlah peralatan dan kelistrikan. Hal ini secara
khusus akan memberikan informasi yang dapat diandalkan terhadap biaya bangunan dan tempat
sehingga dapat diperoleh perhitungan biaya yang terperinci sebelum pendirian pabrik.
N
19 15 18
9 8 W E
3
S
1
6 4
5
2
14
22
16
7
21
23
1 10 17 13 12 11
20
Maka total luas tanah yang dibutuhkan untuk membangun pabrik pembuatan
dimetil eter dari metanoladalah 9170m2.
Masalah organisasi dan manajemen merupakan salah satu faktor yang penting
diperhatikan dalam suatu perusahaan karena akan menentukan kelangsungan hidup
dan keberhasilan suatu perusahaan. Manajemen dapat didefinisikan sebagai suatu
proses atau cara yang sistematis untuk melakukan perencanaan, pengorganisasian,
kepemimpinan, pengendalian anggota organisasi dan penggunaan semua sumber
daya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan organisasi
merupakan alat bagi manajemen untuk mencapai tujuan. Kedua unsur ini merupakan
unsur yang tidak terpisahkan dalam menjalani operasional pabrik yang bersangkutan.
Dewan
Komisaris
Direktur
Utama
Sekretaris
Kepala Seksi Kepala Seksi Kepala Seksi Kepala Seksi Kepala Seksi Kepala Seksi Kepala Seksi Kepala Seksi Kepala Seksi Kepala Seksi Kepala Seksi Kepala Seksi Kepala Seksi Kepala Seksi
Proses R&D Utilitas Mesin Listrik Instrumentasi Pemeliharaan Pabrik Keuangan Administrasi Personalia Humas Keamanan Pembelian Penjualan
Karyawan Perusahaan
Gambar 9.1 Bagan Struktur Organisasi Pabrik Pembuatan Dimetil Eter dari Metanol
9.4.4 Sekretaris
Sekretaris diangkat oleh Direktur untuk menangani masalah surat-menyurat
untuk pihak perusahaan, menangani kearsipan dan pekerjaan lainnya untuk
membantu Direktur dalam menangani administrasi perusahaan.
Jumlah karyawan pabrik dimetil eter dapat dilihat pada table 9.1 dibawah ini:
Dari hasil perhitungan pada Lampiran E diperoleh modal investasi tetap langsung
(MITL) sebesar Rp79.864.599.884,-
Dari hasil perhitungan pada Lampiran E diperoleh biaya variabel / variable cost
adalah sebesar = Rp 1.080.697.864.457,-
Biaya tetap = Rp 87.144.687.904,-
Total Biaya Produksi = Biaya Tetap + Biaya Variabel
= Rp 87.144.687.904,- + Rp 1.080.697.864.457,-
= Rp 1.167.842.552.361,-
Dari hasil perhitungan diperoleh profit margin sebesar 33,94%, maka pra rancangan
pabrik ini memberikan keuntungan.
Dari perhitungan diperoleh BEP = 12,60 %maka pra rancangan pabrik ini layak.
Analisa ini dilakukan untuk mengetahui laju pengembalian modal investasi total
dalam pendirian pabrik. Kategori resiko pengembalian modal tersebut adalah:
Dari hasil perhitungan diperoleh ROI sebesar 49,52 %sehingga pabrik yang akan
didirikan ini termasuk resiko laju pengembalian modal tinggi.
Dari hasil perhitungan, didapat bahwa seluruh modal investasi akan kembali setelah
2,02 tahun pabrik beroperasi.
Hasil analisa perhitungan pada Pra Rancangan Pabrik Dimetil Eter dari
metanol dengan kapasitas 100.000 ton/tahun diperoleh beberapa kesimpulan, yaitu :
1. Kapasitas produksi Dimetil Eter 100.000 ton/tahun menggunakan bahan baku
Metanol sebanyak 12626,26263kg/jam.
2. Bentuk badan usaha yang direncanakan adalah Perseroan Terbatas (PT).
Bentuk organisasi yang direncanakan adalah garis dengan jumlah tenaga kerja
yang dibutuhkan 126 orang.
3. Lokasi pabrik direncanakan di daerah hilir Kecamatan Bontang, Kalimantan
Timur karena berbagai pertimbangan antara lain kemudahan mendapatkan
bahan baku, daerah pemasaran, sarana transportasi yang mudah dan cepat.
4. Luas tanah yang dibutuhkan adalah 9170m2.
5. Analisa ekonomi:
- Modal Investasi = Rp 850.667.204.548,-
- Biaya Produksi Per Tahun = Rp 1.167.842.552.361,-
- Hasil Jual Produk Per Tahun = Rp 1.772.506.747.460,-
- Laba Bersih Per Tahun = Rp 604.664.195.099,-
- Profit Margin (PM) = 33,94 %
- Break Even Point (BEP) = 12,60%
- Return Of Investment (ROI) = 49,52 %
- Pay Out Time (POT) = 2,02 tahun
- Return Of Network (RON) = 85,53 %
Dari hasil analisa aspek ekonomi dapat disimpulkan bahwa pabrik pembuatan
Dimetil Eter dari Metanol ini layak untuk didirikan.