Anda di halaman 1dari 34

BAB IX

UTILITAS

Utilitas merupakan elemen pendukung terpenting dalam suatu pabrik


untuk mempercepat proses produksi. Akibatnya, semua sarana dan prasarana
harus dibangun dan dirancang sedemikian rupa agar operasional pabrik tidak
terganggu.
Berdasarkan kebutuhannya, utilitas pada pabrik pembuatan Dietanolamida
adalah sebagai berikut:
1. Kebutuhan uap (steam)
2. Kebutuhan air
3. Kebutuhan bahan bakar
4. Kebutuhan listrik

9.1 Kebutuhan Uap (Steam)


Uap digunakan dalam pabrik sebagai media pemanas. Kebutuhan uap pada
pabrik pembuatan Dietanolamida dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 9.1 Kebutuhan Uap Sebagai Media Pemanas
Nama Alat Kebutuhan Uap (Kg/jam )
Heater E-101 171,8459
Heater E-102 73,9329
Reaktor Amidasi R-201 13,4875
Vaporizer FE-301 54,9408
Vaporizer FE-302 617,1429
Reboiler E-303 36,0183
Reboiler E-403 4.212,3980
Total 5.179,7663

Steam yang digunakan adalah saturated steam dengan temperatur 120 oC


dan tekanan 1,9875 bar (1,9615 atm). Jumlah total steam yang dibutuhkan adalah

IX-1
5.179,7663 kg/jam. Untuk faktor keamanan diambil sebesar 5-20 % diambil 16 %
dan faktor kebocoran sebesar 10 % (Perry, 2008). Maka:
total steam yang dibutuhkan = 1,16 × 5.179,7663 kg/jam
= 6.008,5289 kg/jam
Diperkirakan 80 % kondensat dapat digunakan kembali (asumsi atas dasar
persentase hasil keluaran boiler dan loss pada cerobong berdasarkan referensi
Winarto, 2014, dengan 20 % sisa ~1 % akibat loss dinding), sehingga:
Kondensat yang digunakan kembali = 80 % × 6.008,5289 kg/jam
= 4.806,8231 kg/jam
Kebutuhan tambahan untuk ketel uap = 20 % × 6.008,5289 kg/jam
= 1.201,7058 kg/jam

9.2 Kebutuhan Air


Air memainkan peran penting dalam proses produksi, baik untuk
kebutuhan proses maupun keperluan domestik. Kebutuhan air pada pabrik
pembuatan dietanolamida adalah sebagai berikut:
1. Kebutuhan air untuk ketel
Air untuk umpan ketel uap = 1.201,7058 kg/jam
2. Kebutuhan air pendingin
Kebutuhan air pendingin pada keseluruhan pabrik pembuatan dietanolamida
ditunjukkan pada tabel 9.2.
Tabel 9.2 Kebutuhan Air Pendingin Pada Alat
Nama Alat Jumlah air (kg/jam)
Kondensor refluks E-201 97,0301
Kondensor aseton E-301 99,8887
Kondensor distilat aseton E-302 200,8683
Kondensor distilat dietil eter E-404 33.229,4789
Kondensor dietil eter E-402 13.487,7774
Cooler produk E-304 9.984,5558
Cooler produk E-401 8.155,3988
Total 65.254,9980

IX-2
Air pendingin bekas dari reaktor, kondensor dan juga cooler digunakan
kembali untuk kebutuhan air pendingin setelah didinginkan di dalam unit Chiller
pada proses refrigerasi. Dengan menganggap terjadi kehilangan air selama proses
sirkulasi berlangsung, maka air tambahan yang diperlukan adalah jumlah air yang
hilang karena penguapan, drift loss, dan blowdown (Perry et al, 1997).
Air yang hilang karena penguapan dapat dihitung dengan persamaan 12-
10:
We = 0,00085 Wc (T2 – T1) (Perry, 2008)
Di mana :
Wc = jumlah air pendingin yang diperlukan
T1 = temperatur air pendingin masuk = 15 °C = 59 °F
T2 = temperatur air pendingin keluar = 30 °C = 86 °F

Maka:
We = 0,00085 × 65.254,9980× (86 - 59)
= 1.497,6022 kg/jam
Air yang hilang karena drift loss biasanya 0,1-0,2 % dari air pendingin
yang masuk ke menara air (Perry, 2008). Ditetapkan drift loss 0,2 %, maka:
Wd = 0,002 × 1.497,6022
= 2,9952 kg/jam
Air yang hilang karena blowdown bergantung pada jumlah siklus sirkulasi
air pendingin, biasanya antara 3-5 siklus (Perry, 2008). Ditetapkan 5 siklus pada
pers 12-12, maka:
𝑊𝑒
𝑊𝑏 = (Perry, 2008)
𝑆−1
1.497,6022
𝑊𝑏 = = 374,4006 kg/jam
5−1

Sehingga air tambahan yang diperlukan,


We + Wd + Wb = 1.497,6022 + 2,9952 + 374,4006
= 1.874,9980 kg/jam

• Air untuk berbagai kebutuhan


Kebutuhan air domestik

IX-3
Kebutuhan air domestik untuk tiap orang/shift adalah 40 – 100 liter/hari (Metcalf
& Eddy, 1991)
1 ℎ𝑎𝑟𝑖
Diambil 100 liter/hari × 24 𝑗𝑎𝑚 = 4,16666667 liter/jam

ρair = 1.000 kg/m3 = 1 kg/liter


Jumlah karyawan = 156 orang
Maka total air domestik = 4,16666667 x 156 x 1 = 650 kg/jam

Kebutuhan air laboratorium


Kebutuhan air untuk laboratorium adalah 1.000 – 1.800 liter/hari (Metcalf &
Eddy, 1991).
Maka diambil 1.300 liter/haro = 62,5 kg/jam

Kebutuhan air kantin dan tempat ibadah


Kebutuhan air pada kantin dan tempat ibadah adalah 400 – 1.200 liter/hari
(Metcalf & Eddy, 1991)
Maka diambil 1.000 liter/hari = 41,6666667 kg/jam ~ 45 kg/jam

Kebutuhan air Poliklinik


Kebutuhan air untuk poliklinik adalah 1.000 – 1.500 liter/hari (Metcalf & Eddy,
1991)
Maka diambil 1.200 liter/hari = 50 kg/jam

Kebutuhan air untuk perumahan


Kebutuhan air untuk perumahan adalah 100 – 200 liter/hari tiap orang (Metcalf &
Eddy, 1991).
Maka diambil 150 liter/hari, dan tiap rumah terdiri dari 4 orang:
Kebutuhan air perumahan = 4 x 156 x 150 liter/hari = 3.900 kg/jam

Air untuk berbagai kebutuhan juga dapat dilihat dari tabel di bawah ini.

IX-4
Tabel 9.3 Pemakaian Air Untuk Berbagai Kebutuhan
Kebutuhan Jumlah air (kg/jam)
Domestik dan perkantoran 650
Laboratorium 62,5
Kantin dan tempat ibadah 42
Poliklinik 50
Perumahan 3.900
Total 4.704,5

Kebutuhan air yang diinginkan:


Wair = Kebutuhan Domestik + Kondensat Steam Kembali + Kebutuhan
Tambahan Steam + Air Pendingin Dibutuhkan + Kebutuhan Tambahan
Air Pendingin
= 4.704,5 + 4.806,8231 + 1.201,7058 + 65.254,9980 + 1.874,9980
= 77.843,0249 kg/jam
Total kebutuhan air yang memerlukan pengolahan awal adalah:
Wolah = Kebutuhan Domestik + Kebutuhan Tambahan Steam + Kebutuhan
Tambahan Air Pendingin
= 4.704,5 + 1.201,7058 + 1.874,9980
= 7.781,2037 kg/jam

Sumber air untuk pabrik pembuatan olein dietanolamida ini adalah dari
daerah aliran sungai Siak, Riau. Debit air sungai terbesar 153,45 m3/detik dan
terkecil 11,38 m3/detik (Sormin, et al., 2020). Kualitas air Sungai Siak dapat
dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 9.4 Kualitas dan Parameter Air Sungai Siak
Parameter Satuan Kisaran Rata-Rata
Suhu C ± 29,9
Kekeruhan NTU 40,1-48,6
Kecerahan Cm 35,5-46,2
TSS (Total Suspended Solid) mg/L 7-28,3

IX-5
Kecepatan Arus m/s 0,3-0,45
Derajat Keasaman pH 5,7-6,1
BOD (Biological Oxygen
mg/L 10,5-20,3
Demand)
DO (Dissolve Oxygen) mg/L 1-1,4
Nitrat (NO3-) mg/L 1,3-1,6
Nitrit (NO2-) mg/L 0,13-0,17
Sulfat (SO42-) mg/L 3,3143-7,6714
Sulfida (S2-) mg/L 0,0144-0,382
Fosfat (PO43-) mg/L 0,3-0,4
Fecal Coliform mg/L 967-17.333
Nilai Konduktivitas μS 37,7-39,53
Besi (Fe) mg/L 2,193
Seng (Zn) mg/L 1,954
Cuprum (Cu) mg/L 0,526
Timbal (Pb) mg/L 0,089
Amoniak mg/L 0,50-0,75
Mangan (Mn) mg/L 0,148-0,227
Kalsium (Ca) mg/L 1,60-2,40
III (ukuran: 23,80-31,19), tercemar
Indeks Kimia Kirchhof Kelas
sedang-berat
Lokasi Sampling: Sungai Siak (Sumber : Silaban, et al., 2013; Putri, et al., 2014;
Ritonga, et al., 2017; Yuliati, et al., 2017; Adi, 2019; Vanri, et al., 2020)

Fasilitas penampungan air didirikan pada lokasi pengambilan air untuk


menjamin kelangsungan penyediaan air, serta sebagai tempat pengolahan awal air
sungai. Penyaringan sampah dan kotoran yang terbawa oleh air adalah bagian dari
poses pengolahan ini. Setelah itu, air dipompa ke lokasi pabrik, di mana air
tersebut diproses dan digunakan sesuai dengan kebutuhan pabrik. Tahapan yang
digunakan dalam pengolahan air di pabrik adalah sebagai berikut:
1. Penyaringan/Screening
IX-6
2. Sedimentasi
3. Klarifikasi
4. Filtrasi
5. Demineralisasi
6. Deaerasi

9.2.1 Screening
Proses pengolahan air dimulai dengan pengambilan air sungai dan akan
melewati proses penyaringan awal. Dua jenis filter digunakan untuk screening,
yakni; berupa saringan kasar dan saringan halus. Screening berfungsi untuk
menghilangkan dan memisahkan partikel kasar dan halus dari air. Setelah itu, air
akan mengalir ke tangki air baku melalui proses gravitasi (Elfikrie, et al., 2020).
9.2.2 Sedimentasi
Pengendapan oleh gravitasi adalah proses pengolahan yang paling umum
dan diterapkan secara luas untuk menghilangkan padatan tersuspensi dari air dan
air limbah. Secara umum, kemampuan tangki sedimentasi untuk menjernihkan air
dengan membiarkan padatan tersuspensi mengendap sebagai partikel yang
terflokulasi bergantung pada dua aspek: (a) pola aliran air melalui tangki, yang
selanjutnya ditentukan oleh konfigurasi tangki dan parameter operasional.
(konsentrasi padatan, laju alir air dan suhu) dan (b) karakteristik pengendapan
partikel yang ditentukan oleh bentuk, ukuran dan interaksinya dengan air melalui
gaya hambat dan daya apung (Goula, et al., 2008).
9.2.3 Klarifikasi
Proses menghilangkan kekeruhan dari air dikenal sebagai klarifikasi.
Setelah injeksi larutan tawas/alum, larutan abu Al2(SO4)3, dan Na2CO3, air hasil
penyaringan dipompa ke dalam clarifier. Koagulan utama adalah larutan
Al2(SO4)3, dengan larutan Na2CO3 bertindak sebagai bahan pembantu untuk
mempercepat pengendapan dan netralisasi pH. Proses koagulasi dan flokulasi
akan berlangsung di bak clarifier. Tujuan dari tahap ini adalah untuk
menghilangkan padatan tersuspensi (SS), koloid (Degremont, 1991) dan
mengontrol pH dari pengolahan air (Masturiyah dan Safitri, 2017).

IX-7
Koagulan trivalen adalah koagulan yang paling sering digunakan. Reaksi
hidrolisis akan terjadi menurut reaksi:
𝑀3+ + 3𝐻2 𝑂 ⇄ 𝑀(𝑂𝐻)3 + 3𝐻 ↓
Dalam kasus ini, pH memainkan peran penting dalam eliminasi koloid.
Akan ada dua jenis reaksi, yakni: (Degremont, 1991):
𝐴𝑙2 (𝑆𝑂4 )3 + 6𝑁𝑎2 𝐶𝑂3 + 6𝐻2 𝑂 ⇄ 2𝐴𝑙(𝑂𝐻)3 ↓ +12𝑁𝑎 + + 6𝐻𝐶𝑂3− + 3𝑆𝑂43−
2𝐴𝑙2 (𝑆𝑂4 )3 + 6𝑁𝑎2 𝐶𝑂3 + 6𝐻2 𝑂 ⇄ 4𝐴𝑙(𝑂𝐻)3 ↓ +12𝑁𝑎 + + 6𝐶𝑂2 + 6𝑆𝑂43−
Reaksi koagulasi yang terjadi:
𝐴𝑙2 (𝑆𝑂4 )3 + 3𝑁𝑎2 𝐶𝑂3 + 3𝐻2 𝑂 → 2𝐴𝑙(𝑂𝐻)3 ↓ +3𝑁𝑎2 𝑆𝑂4 + 3𝐶𝑂2
Soda ash selain digunakan untuk menetralkan pH juga digunakan untuk
menghilangkan kesadahan permanen dengan proses soda dingin, yang melibatkan
reaksi berikut (Degremont, 1991):
𝐶𝑎𝑆𝑂4 + 𝑁𝑎2 𝐶𝑂3 → 𝑁𝑎2 𝑆𝑂4 + 𝐶𝑎𝐶𝑂3 ↙
𝐶𝑎𝐶𝑙4 + 𝑁𝑎2 𝐶𝑂3 → 2𝑁𝑎𝐶𝑙 + 𝐶𝑎𝐶𝑂3 ↙
Setelah pencampuran dan pengadukan, flok akan terbentuk dan akan
mengendap di dasar clarifier karena disebabkan oleh gaya gravitasi, sementara air
bersih akan meluap (overflow) dan disaring pada saringan pasir.
Penggunaan larutan tawas/alum seringkali digunakan hingga 50 ppm
untuk jumlah air yang akan diolah, sedangkan perbandingan pemakaian
tawas/alum dan abu soda adalah 1:0,54 (Crites dan Tchobanoglous, 1998; Halim,
2018). Pada uji pilot-plant pemakaian bahan tawas dosisnya antara 54-100 ppm,
hasil terbaik yang dilakukan dengan dosis maksimum 55 ppm dan minimum 45
ppm (Mulya, 2015).
Dalam mendesain instalasi pengolahan air, beban hidraulik areal (overflow
rate) dan waktu penahanan cekungan sedimentasi ditetapkan oleh perancang
sistem pengolahan dengan tujuan untuk mencapai penghilangan atau penyisihan
partikel (turbidity) yang efektif. Stabilitas koloid partikel dikendalikan oleh
koagulan kimia yang dipilih dalam desain dan pengoperasian pabrik pengolahan
untuk memberikan agregasi yang efektif dan dengan demikian meningkatkan laju
sedimentasi (O’melia, 1998).

Perhitungan alum dan abu soda yang diperlukan:

IX-8
Total kebutuhan air = 7.781,2037 kg/jam
Pemakaian larutan alum = 50 ppm
Pemakaian larutan soda abu = 0,54 × 50 = 27 ppm
Larutan alum yang dibutuhkan = 50.10-6 × 7.781,2037 = 0,3891 kg/jam
Larutan abu soda yang dibutuhkan = 27.10-6 × 7.781,2037 = 0,2101 kg/jam

9.2.4 Filtrasi
Padatan tersuspensi (SS) memainkan peran penting (dan sering
diremehkan) dalam mengkarakterisasi kemampuan pengolahan, karena tingkat
pembuangan kontaminan dari air limbah. Ukuran padatan tersuspensi memiliki
dampak yang cukup besar pada proses pemisahan seperti sedimentasi, flokulasi,
dan filtrasi (Tiehm, et al., 1999).
Pasir, antrasit (Crushed Anthracite Coal), karbon aktif granular (Granular
Carbon Active atau GAC), karbon aktif bubuk (Powdered Carbon Active atau
PAC), dan batu garnet adalah beberapa bahan yang digunakan dalam media
filtrasi. Namun, pasir dan kerikil adalah bahan filter utama yang paling populer di
Afrika dan Asia, sementara bentuk yang lainnya sangat mahal (Kawamura, 1991).
Pada media sand filter, kolom diisi dengan pasir (biasanya kombinasi pasir
halus dan pasir kasar) sebagai media filter. Pebbles (kerakal) dan gravels (kerikil)
digunakan untuk mendukung atau menyangga media pasir. Air yang akan diolah
diumpankan dari bagian atas kolom dan air yang diolah dikumpulkan dari bagian
bawah. Selain media kombinasi, kolom juga ditambahkan kuarsa/silika atau
accusand silica, karena silika mampu menghilangkan virus dan menurunkan COD
(Verma, et al., 2017).
Perancangan instalasi pengolahan air membutuhkan aplikasi teknik
terutama bagian fisika (transportasi massal) dan kimia. Pencampuran fisik
diperlukan ketika koagulan kimia dimasukkan ke dalam air dan sangat penting
ketika menghidrolisis koagulan logam (AI(III) dan FE(III) garam) digunakan
karena dalam kasus ini, koagulan yang sebenarnya terbentuk adalah koagulan di
dalam air itu sendiri. Pencampuran fisik juga penting dalam fasilitas flokulasi di
mana partikel dikumpulkan untuk membentuk ukuran yang sesuai untuk
pemisahan padat-cair berikutnya (sedimentasi, flotasi, filtrasi). Namun, penting

IX-9
untuk diketahui bahwa semua aspek fisik dari proses desain pengolahan air
bergantung pada aspek kimia dari sistem koagulasi-sedimentasi/flotasi-filtrasi
(O’melia, 1998).
Prosedur klorinasi digunakan untuk penyedian air domestik, laboratorium,
kantin, dan tempat ibadah, serta poliklinik, Proses klorinasi melibatkan reaksi air
dengan klorin untuk menghilangkan mikroorganisme di dalam air. Ca(ClO)2
adalah jenis klorin yang paling umum digunakan. Setelah proses klorinasi, air
diangkut ke sistem pengolahan air, di mana air tersebut diolah untuk memastikan
bahwa air yang dihasilkan sehat dan memenuhi persyaratan untuk air minum
(Sofyan, 2018).
Salah satu contoh teknologi yang bagus dalam pengolahan air domestik/air
minum adalah penerapan teknologi membran, teknologi membram diharapkan
baik dalam produksi air minum maupun dalam pengolahan air limbah. Dalam
membran produksi air minum menggantikan teknologi pemisahan konvensional
karena kinerja yang unggul, potensi penggunaan bahan kimia yang lebih sedikit
dan produksi lumpur, serta potensi untuk memenuhi persyaratan penghalang
higienis (Leiknes, 2009).
Proses filtrasi membran yang melibatkan mikrofiltrasi (MF), ultrafiltrasi
(UF), dan nanofiltrasi (NF) dalam produksi air minum telah meningkat pesat
selama dekade terakhir. MF dan UF digunakan untuk menghilangkan
mikropartikel dan makromolekul, yang umumnya meliputi partikel anorganik,
koloid organik (yaitu, mikroorganisme), dan dissolved organic matter (DOM).
Namun, penggunaan proses membran tidak secara langsung menghilangkan
masalah disinfection by-products (DBP); meskipun MF, UF, NF, atau reverse
osmosis (RO) memiliki kinerja yang sangat baik dalam menghilangkan partikel
mikroba, proses desinfeksi tetap diperlukan (Zularisam, et al., 2006). Oleh karena
itu, perancangan pabrik ini tidak merancang penyediaan air minum. Namun,
hanya menyediaakan keperluan domestik.

Perhitungan kebutuhan kaporit, Ca(ClO)2


Total kebutuhan air yang memerlukan proses klorinasi = 4.704,5 kg/jam
Kaporit yang digunakan direncanakan mengandung klorin 70% (Anggraini, 2014)

IX-10
Kebutuhan klorin = 6-10 ppm dari berat air (Herawati dan Yuntarso, 2017)
Total kebutuhan kaporit = (6.10-6 × 4.704,5)/0,7 = 0,0403 kg/jam = 40,3243 g/jam

9.2.5 Demineralisasi
Air tanpa mineral banyak digunakan untuk berbagai macam kebutuhan
rumahan dan industri. Air industri, seperti air umpan boiler dan pendingin reaktor,
harus murni dan tidak mengandung garam terlarut. Untuk itu, diperlukan proses
demineralisasi. Berikut ini adalah beberapa alat yang dipakai pada proses
demineralisasi (Sutopo, 2019):
a. Penukar Kation (Cation Exchanger)
Penukar kation memiliki kemampuan menyerap/menukar kation-kation
seperti Ca, Mg, Na, dan lain-lain yang ada di dalam air. Contoh: Hidrogen zeolit
(H2Z), resin organik yang mempunyai gugus aktif SO3H(R.SO3H) dan sulfonated
coal (Saroso, 2016).
Resin yang digunakan bertipe gel dengan merek IRR–122 (Lorch, 1981).
Reaksi yang terjadi:
2𝐻 + 𝑅 + 𝐶𝑎2+ → 𝐶𝑎2+ 𝑅 + 2𝐻 +
2𝐻 + 𝑅 + 𝑀𝑔2+ → 𝑀𝑔2+ 𝑅 + 2𝐻 +
2𝐻 + 𝑅 + 𝑀𝑛2+ → 𝑀𝑛2+ 𝑅 + 2𝐻 +
Untuk regenerasi dipakai H2SO4 dengan reaksi :
𝐶𝑎2+ 𝑅 + 𝐻2 𝑆𝑂4 → 𝐶𝑎𝑆𝑂4 + 2𝐻 + 𝑅
𝑀𝑔2+ 𝑅 + 2𝐻 + → 𝑀𝑔𝑆𝑂4 + 2𝐻 + 𝑅
𝑀𝑛2+ 𝑅 + 2𝐻 + → 𝑀𝑛𝑆𝑂4 + 2𝐻 + 𝑅

Perhitungan Kesadahan Kation


Air sungai Siak, Riau mengandung kation Fe2+, Mn2+, Ca2+, Zn2+, Pb+2 dan Cu2+
masing-masing 2,193 ppm, 0,227 ppm, 2,40 ppm, 1,954 ppm, 0,089 ppm dan
0,526 ppm (Tabel 9.4).
1 gr/gal = 17,1 ppm
Total kesadahan kation = 2,193 + 0,227 + 2,40 + 1,954 + 0,089 + 0,526
= 7,389 ppm / 17,1
= 0,4321 gr/gal

IX-11
Kebutuhan tambahan ketel uap = 1.201,7058 kg/jam
1.201,7058 𝑘𝑔/𝑗𝑎𝑚
Jumlah air yang diolah = × 264,17 𝑔𝑎𝑙/𝑚3
995,68 𝑘𝑔/𝑚3

= 318,8320 gal/jam
Kesadahan air = 0,4321 gr/gal × 318,8320 gal/jam × 24
jam/hari
= 3.306,4151 g/hari = 3,3064 kg/hari
Perhitungan ukuran Cation Exchanger
Jumlah air yang diolah = 318,8320 gal/jam = 0,9555 gal/menit
Dari Tabel 12.4, The Nalco Water Handbook (Kemmer, 1988), diperoleh data-
data berikut:
- Diameter penukar kation = 2 ft
- Luas penampang penukar kation = 3,14 ft2
- Jumlah penukar kation = 1 unit
Volume resin yang diperlukan:
Total kesadahan air = 3,3064 kg/hari
Dari Tabel 12.2, The Nalco Water Handbook (Kemmer, 1988), diperoleh:
- Kapasitas resin = 20 kg/ft3
- Kebutuhan regenerant = 6 lb H2SO4/ft3 resin
3,3064 𝑘𝑔/ℎ𝑎𝑟𝑖
Jadi, kebutuhan resin = = 0,1653 ft3/hari
20 𝑘𝑔/𝑓𝑡 3

𝑓𝑡3 𝑢𝑛𝑖𝑡
(0,1653 )(1 )
ℎ𝑎𝑟𝑖 ℎ𝑎𝑟𝑖
Tinggi resin = 2
= 0,0526 ft/unit
3,14 𝑓𝑡

Tinggi minimum resin dalam 30 in = 8 ft3/3,14 ft2 = 2,5478 ft (Tabel 12.4, The
Nalco Water Handbook),
Volume resin yang dibutuhkan =0,0526 ft × 3,14 ft2 = 0,1653 ft3
0,1653 𝑓𝑡 3 ×20 𝑘𝑔/𝑓𝑡 3
Waktu regenerasi = = 1 hari = 24 jam
3,3064 𝑘𝑔/ℎ𝑎𝑟𝑖

6 𝑙𝑏/𝑓𝑡 3
Kebutuhan regenerant H2SO4 = 3,3064 kg/hari × 20 𝑘𝑔/𝑓𝑡 3

= 0,9919 lb/hari = 0,0187 kg/jam


b. Penukar Anion (Anion Exchanger)
Penukar anion resin yang mempunyai kemampuan menyerap/menukar
anion-anion yang ada didalam air. Resin ini biasanya berupa gugus amin aktif.

IX-12
Misalnya : R-NH2 (Saroso, 2016). Resin yang digunakan bermerek IRA-410.
Resin ini merupakan kopolimer stirena DVB (Lorch,1981). Reaksi yang terjadi:
2𝑅𝑂𝐻 + 𝑆𝑂42− → 𝑅2 𝑆𝑂4 + 2𝑂𝐻 −
𝑅𝑂𝐻 + 𝐶𝑙 − → 𝑅𝐶𝑙 + 𝑂𝐻 −
Untuk regenerasi dipakai larutan NaOH dengan reaksi:
𝑅2 𝑆𝑂4 + 2𝑁𝑎𝑂𝐻 → 𝑁𝑎2 𝑆𝑂4 + 2𝑅𝑂𝐻
𝑅𝐶𝑙 + 2𝑁𝑎𝑂𝐻 → 𝑁𝑎𝐶𝑙 + 𝑅𝑂𝐻

Perhitungan Kesadahan Anion


Air sungai Siak mengandung Anion SO42-, S2-, NO3-, NO2- dan PO43- masing-
masing 7,6714 ppm, 0,382 ppm, 1,6 ppm, 0,17 ppm, dan 0,4 ppm (Tabel 7.4).
1 gr/gal = 17,1 ppm
Total kesadahan anion = 7,6714 + 0,382 + 1,6 + 0,17 + 0,4
= 10,2234 ppm / 17,1
= 0,5979 gr/gal
Air untuk ketel = 1.201,7058 kg/jam
1.201,7058 𝑘𝑔/𝑗𝑎𝑚
Jumlah air yang diolah = × 264,17 𝑔𝑎𝑙/𝑚3
995,68 𝑘𝑔/𝑚3

= 318,8320 gal/jam
Kesadahan air = 0,5979 gr/gal × 318,8320 gal/jam × 24
jam/hari
= 4.575,1112 g/hari = 4,5751 kg/hari

Ukuran Anion Exchanger


Jumlah air yang diolah = 318,8320 gal/jam = 0,9555 gal/menit
Dari Tabel 12.4 , The Nalco Water Handbook (Kemmer, 1988), diperoleh:
- Diameter penukar anion = 2 ft
- Luas penampang penukar anion = 3,14 ft2
- Jumlah penukar kation = 1 unit
Volume resin yang diperlukan
Total kesadahan air = 4,5751 kg/hari
Dari Tabel 12.7, The Nalco Water Handbook (Kemmer, 1988), diperoleh :
- Kapasitas resin = 20 kgr/ft3
IX-13
- Kebutuhan regenerant = 6 lb NaOH/ft3 resin
4,5751 𝑘𝑔/ℎ𝑎𝑟𝑖
Jadi, kebutuhan resin = = 0,2288 ft3/hari
20 𝑘𝑔/𝑓𝑡 3

𝑓𝑡3 𝑢𝑛𝑖𝑡
(0,2288 )(1 )
ℎ𝑎𝑟𝑖 ℎ𝑎𝑟𝑖
Tinggi resin = 2
= 0,0729 ft/unit
3,14 𝑓𝑡

Tinggi minimum resin dalam 30 in = 8 ft3/3,14 ft2 = 2,5478 ft (Tabel 12.4, The
Nalco Water Handbook),
Volume resin yang dibutuhkan = 0,0729 ft × 3,14 ft2 = 0,2288 ft3
0,2288 𝑓𝑡 3 ×20 𝑘𝑔/𝑓𝑡 3
Waktu regenerasi = = 1 hari = 24 jam
0,8226 𝑘𝑔/ℎ𝑎𝑟𝑖

6 𝑙𝑏/𝑓𝑡 3
Kebutuhan regenerant NaOH = 4,5751 kg/hari × 20 𝑘𝑔/𝑓𝑡 3

= 1,3725 lb/hari = 0,0259 kg/jam


9.2.6 Deaerator
Deaerator adalah tempat di mana kadar oksigen berkurang/ Fungsi
deaerator untuk menghilangkan pengotor dissolved gas. Peralatan logam, seperti
boiler, dapat terkorosi oleh kehadiran oksigen. Teknik deaerasi digunakan untuk
menghilangkan kadar oksigen dari udara. Hukum Henry dapat digunakan untuk
menggambarkan prinsip deaerasi tersebut. Singkatnya, hukum Henry dapat
menjelaskan bahwa oksigen dan karbon dioksida dapat dihilangkan dari air umpan
dengan memanaskannya dengan menurunkan tekanan parsial oksigen dan karbon
dioksida (Hariyatma, et al., 2015; Setyawan, et al., 2021).

9.3 Kebutuhan Listrik


Berikut ini merupakan rincian perkiraan kebutuhan listrik pabrik
pembuatan dietanolamida:
1. Unit Proses, daya yang dibutuhkan pada unit proses sebesar 9,5 hp dengan
rincian sebagai berikut:
Tabel 9.5 Kebutuhan daya pada unit proses
Nama Alat Kebutuhan Daya (hP)
Reaktor Amidasi R-201 36,0
Tangki Pecampuran M-101 8,5
Tangki Ekstraksi M-301 25,0
Flat Belt Conveyor (C-101) 0,5
Pompa J-103 1,0

IX-14
Pompa J-101 1,0
Pompa J-104 1,0
Pompa J-302 1,0
Pompa JCW-101 2,0
Pompa J-201 1,0
Pompa J-301 1,0
Pompa J-303 1,0
Pompa J-402 1,5
Pompa J-401 1,0
Pompa J-404 1,5
Pompa J-403 1,0
Pompa J-102 1,0
Pompa JSC-101 1,0
Total Daya 86

2. Unit Utilitas, daya yang dibutuhkan pada unit utilitas sebesar 45,5 hp
dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 9.6 Kebutuhan daya pada unit utilitas
Nama Alat Kebutuhan Daya (hp)
Pompa Screening JU-101 1,0
Pompa Sedimentasi JU-102 1,0
Pompa Alum JU-103 0,5
Pompa Soda Abu JU-104 0,5
Pompa Sand Filter JU-201 1,0
Pompa Cation Exchanger I JU-301 0,5
Pompa Cooling Tower I JU-302 0,5
Pompa Tangki Utilitas JU-303 0,5
Pompa Asam Sulfat JU-304 0,5
Pompa NaOH JU-305 0,5
Pompa Anion Exchanger I JU-306 0,5
Pompa Anion Exchanger II JU-307 0,5
Pompa Deaerator JU-308 1,0
Pompa Ketel Uap JU-309 0,5
Pompa Tangki Bahan Bakar JU-310 1,0
Pompa Cooling Tower II JU-311 1,5
Pompa Kaporit JU-312 0,5
Pompa Tangki Utilitas JU-313 1,0
Tangki Pelarut Alum TT-101 0,5
Tangki Pelarut Soda Abu TT-102 0,5

IX-15
Clarifier CL-101 1,0
Tangki Pelarut H2SO4 TT-301 0,5
Tangki Pelarut NaOH TT-302 0,5
Tangki Pelarut Kaporit TT-303 2,5
Cooling Tower CT-301 10,0
Bak Aerator F-404 10,0
Chiller G-301 10,0
Total Daya 48,5

3. Ruang kontrol dan laboratorium = 30 hp


4. Penerangan dan kantor = 30 hp
5. Bengkel = 40 hp

Total kebutuhan listrik = 86 hp + 48,5 hp + 30 hp + 40 hp


= 204 hp × 0,7457 kW/hp = 152,1228 kW
Untuk cadangan 20 % = (1+0,2) × 204 hp = 244,8 hP = 182,5474 kW
Efisiensi generator 80 %, maka
Daya output generator = 244,8 hp /0,8 = 306 hp = 228,1842 kW
Untuk perancangan dipakai 2 unit generator diesel dengan spesifikasi sebagai
berikut:
1. Jenis keluaran : AC
2. Kapasitas : 500 kW
3. Tegangan : 220 – 260 Volt
4. Frekuensi : 50 Hz
5. Tipe : 3 Fase
6. Bahan Bakar : Solar/Diesel

9.4 Kebutuhan Bahan Bakar


Bahan bakar yang digunakan untuk ketel uap dan pembangkit tenaga
listrik (generator) adalah minyak solar karena minyak solar efisien dan
mempunyai nilai bakar yang tinggi.
Keperluan Bahan Bakar Generator
Nilai bahan bakar solar = 19.860 Btu/lbm (Perry, 2008)
Low Heating Value solar = 42.789,53 kJ/kg (Nababan, 2017)

IX-16
Densitas bahan bakar solar = 848,3 kg/m3 (Naddaf dan Heris, 2018)
Daya output generator = 228,1842 kW
Daya generator yang dihasilkan = 228,1842 kW  (0,9478 Btu/det)/kW  3600
det/jam = 778.582,7451 Btu/jam
Jumlah bahan bakar = (778.582,7451Btu/jam)/(19.860 Btu/lbm  0,45359kg/lbm)
= 86,4295 kg/jam
Kebutuhan solar = (86,4295 kg/jam) / (848,3 kg/m3)
= 0,1018 m3/jam = 101,8855 L/jam
Kebutuhan solar untuk 2 generator = 0,2037 m3/jam = 203,7711 L/jam

Keperluan Bahan Bakar Ketel Uap


Air pada ketel uap = 1.081,0250 kg/jam
Panas laten saturated steam (120 C) = 2.706,3 kJ/kg (Reklaitis, 1987)
Panas laten air (30 C) = 125,70 kJ/kg(Reklaitis, 1987)
Panas yang dibutuhkan ketel
Qboiler = mair × ΔH (Rahmawati, 2018)
= 1.081,0250 kg/jam × (2.706,3 – 125,7)
= 2.789.693,115 kJ/jam = 2.644.119 btu/jam
Efisiensi ketel uap = 70% (Purba,2016)
Low Heating Value, untuk solar = 42.789,53 kJ/kg (Nababan, 2017)
Maka panas yang harus disuplai untuk ketel adalah minimal sebesar,
𝑘𝐽
𝑄 2.789.693,115
𝑗𝑎𝑚
Qneed boiler = 𝜂 = = 3.985.275,879 kJ/jam
0.7

Bahan bakar yang dibutuhkan untuk ketel minimal adalah sebesar,


massa solar = Qneed boiler/LHV
= (3.985.275,879 kJ/jam)/(42.789,53 kJ/kg)
= 93,1367 kg/jam
= 109,7922 liter/jam

9.5 Spesifikasi Peralatan Utilitas


9.5.1 Screening S-101
Fungsi : Menyaring partikel-partikel padat yang besar

IX-17
Jenis : Bar screen
Jumlah : 1 unit
Bahan konstruksi : Stainless steel
Ukuran screening :
Panjang =2m
Lebar =2m
Ukuran bar :
Lebar = 5 mm
Tebal = 20 mm
Bar clear spacing = 20 mm
Slope = 30°
Jumlah bar = 50 buah
9.5.2 Pompa Screening JU-101
Fungsi : Memompa air dari sungai hasil screening ke tangki
sedimentasi ST-101
Jenis : Pompa sentrifugal
Jumlah : 1 unit
Bahan konstruksi : Commercial steel
Kapasitas = 0,0015 m3/s
Daya motor = 1 hp
9.5.3 Tangki Sedimentasi ST-101
Fungsi : Untuk mengendapkan lumpur yang terikut dengan
air
Jumlah : 1 unit
Jenis : Grift Chamber Sedimentation
Aliran : Horizontal sepanjang bak sedimentasi
Bahan konstruksi : Beton kedap air
Kondisi operasi :
Temperatur = 30 C
Tekanan = 1 atm
Kapasitas = 0,05368 ft3/menit
Panjang = 1,5386 ft (0,4689 m)

IX-18
Lebar = 2 ft (0,61 m)
Tinggi = 10 ft (3,0480 m)
Waktu retensi = 9,5541 menit
9.5.4 Pompa Sedimentasi JU-102
Fungsi : Memompa air dari tangki sedimentasi ST-101 ke
clarifier
Jenis : Pompa sentrifugal
Bahan konstruksi : Commercial steel
Jumlah : 1 unit
Kapasitas = 0,0015 m3/s
Daya motor = 1 hp
9.5.5 Tangki Pelarutan Alum (Al2(SO4)3) TT-101
Fungsi : Membuat larutan alum [Al2(SO4)3]
Bentuk : Silinder tegak dengan alas dan tutup datar
Bahan konstruksi : Carbon Steel SA-283 Grade C
Jumlah : 1 unit
Kondisi pelarutan :
Temperatur = 30 C
Tekanan = 1 atm

Kapasitas = 0,3616 m3
Diameter = 0,6745 m
Tinggi = 1,0118 m
Jenis pengaduk = Flat 6 blade turbin impeller
Jumlah baffle = 4 buah
Daya motor = 0,5 hp
9.5.6 Pompa Alum (Al2(SO4)3) JU-103
Fungsi : Memompa air dari Tangki Pelarutan Alum TT-101
ke Clarifier CL-101
Jenis : Pompa injeksi/peristaltik
Bahan konstruksi : Commercial steel
Jumlah : 1 unit

IX-19
Kapasitas = 0,000000664 m3/s
Daya motor = 0,5 hp
9.5.7 Tangki Pelarutan Soda Abu (Na2CO3) TT-102
Fungsi : Membuat larutan soda abu (Na2CO3)
Bentuk : Silinder tegak dengan alas dan tutup datar
Bahan konstruksi : Carbon Steel SA-283 Grade C
Jumlah : 1 unit
Kondisi pelarutan :
Temperatur = 30 C
Tekanan = 1 atm
Kapasitas = 0,1747 m3
Diameter = 0,5294 m
Tinggi = 0,79406 m
Jenis pengaduk = Flat 6 blade turbin impeller
Jumlah baffle = 4 buah
Daya motor = 0,5 hp
9.5.8 Pompa Soda Abu (Na2CO3) JU-104
Fungsi : Memompa air dari Tangki Pelarutan Soda Abu
TT-102 ke Clarifier CL-101
Jenis : Pompa injeksi/peristaltik
Bahan konstruksi : Commercial steel
Jumlah : 1 unit
Kapasitas = 0,0000000337 m3/s
Daya motor = 0,5 hp
9.5.9 Clarifier CL-101
Fungsi : Memisahkan endapan yang terbentuk karena
penambahan alum dan soda abu
Tipe : External Solid Recirculation Clarifier
Bentuk : Circular konis desain
Bahan konstruksi : Carbon steel SA-283, Grade C
Jumlah : 1 unit
Kondisi operasi :

IX-20
Temperatur = 30 C
Tekanan = 1 atm
Kapasitas air = 45,5811 m3
Diameter = 4,9872 m
Tinggi = 2,3333 m
Daya motor = 1 hp

9.5.10 Sand Filter SF-201


Fungsi : Menyaring partikel-partikel yang masih terbawa
dalam air yang keluar dari Clarifier CL-301
Bentuk : Silinder tegak dengan alas dan tutup elipsoidal
Bahan konstruksi : Carbon steel SA-283 Grade C
Jumlah : 1 unit
Kondisi operasi :
Temperatur = 30 C
Tekanan = 1 atm
Kapasitas = 2,1889 m3
Diameter sand filter = 1,2786 m
Tinggi sand filter = 1,7048 m
Tebal tangki = 0,2 in
9.5.11 Pompa Sand Filter JU-201
Fungsi : Memompa air dari Sand Filter SF-201 ke Menara
Air MA-201
Jenis : Pompa sentrifugal
Jumlah : 1 unit
Bahan konstruksi : Commercial steel
Kapasitas = 0,0015 m3/s
Daya motor = 1 hp
9.5.12 Menara Air MA-201
Fungsi : Menampung air sementara dari Sand Filter SF-201
Bentuk : Silinder tegak dengan alas dan tutup datar

IX-21
Bahan konstruksi : Carbon Steel SA-283, Grade C
Jumlah : 1 unit
Kondisi operasi :
Temperatur = 30 C
Tekanan = 1 atm
Kapasitas = 9,8503 m3
Diameter = 2,0296 m
Tinggi = 3,0445 m
Tebal dinding = 0,3 in
9.5.13 Pompa Cation Exchanger I JU-301
Fungsi : Memompa air dari Menara Air MA-201 ke Cation
Exchanger CE-301
Jenis : Pompa sentrifugal
Jumlah : 1 unit
Bahan konstruksi : Commercial steel
Kapasitas = 0,000006 m3/s
Daya motor = 0,5 hp
9.5.14 Pompa Cooling Tower I JU-302
Fungsi : Memompa air dari Menara Air MA-201 ke
Cooling Tower CT-301
Jenis : Pompa sentrifugal
Jumlah : 1 unit
Bahan konstruksi : Commercial steel
Kapasitas = 0,000147 m3/s
Daya motor = 0,5 hp
9.5.15 Pompa Tangki Utilitas JU-303
Fungsi : Memompa air dari Menara Air MA-201 ke Tangki
Utilitas TT-304
Jenis : Pompa sentrifugal
Jumlah : 1 unit
Bahan konstruksi : Commercial steel
Kapasitas = 0,001312 m3/s

IX-22
Daya motor = 0,5 hp
9.5.16 Tangki Pelarutan Asam Sulfat (H2SO4) TT-301
Fungsi : Membuat larutan asam sulfat
Bentuk : Silinder tegak dengan alas dan tutup datar
Bahan konstruksi : Low Alloy Steel SA-203 grade A
Jumlah : 1 unit
Kondisi pelarutan :
Temperatur = 30 C
Tekanan = 1 atm
Kapasitas = 0,0027 m3
Diameter = 0,1321 m
Tinggi = 0,1982 m
Jenis pengaduk = Flat 6 blade turbin impeller
Jumlah baffle = 4 buah
Daya motor = 0,5 hp
9.5.17 Pompa Asam Sulfat (H2SO4) JU-304
Fungsi : Memompa larutan asam sulfat dari Tangki
Pelarutan Asam Sulfat TT-301 ke Cation Exchanger
CE-301
Jenis : Pompa injeksi
Bahan konstruksi : Commercial steel
Jumlah : 1 unit
Kapasitas = 8,7322 × 10-10 m3/s
Daya motor = 0,5 hp
9.5.18 Penukar Kation/Cation Exchanger CE-301
Fungsi : Mengikat kation yang terdapat dalam air umpan
ketel
Bentuk : Silinder tegak dengan alas dan tutup elipsoidal
Bahan konstruksi : Carbon steel SA-283 Grade C
Jumlah : 1 unit
Kondisi penyimpanan :
Temperatur = 30 C

IX-23
Tekanan = 1 atm
Resin yang digunakan = IRR-122
Silinder :
- Diameter = 0,6096 m
- Tinggi = 0,9319 m
- Tebal = 0,2 in
Tutup :
- Diameter = 0,6096 m
- Tinggi = 0,1524 m
- Tebal = 0,2 in
9.5.19 Pompa Anion Exchanger I JU-306
Fungsi : Memompa air dari Cation Exchanger CE-301 ke
Anion Exchanger AE-301
Jenis : Pompa sentrifugal
Jumlah : 1 unit
Bahan konstruksi : Commercial steel
Kapasitas = 0,00006 m3/s
Daya motor = 0,5 hp
9.5.20 Tangki Pelarutan Natrium Hidroksida (NaOH) TT-302
Fungsi : Membuat larutan natrium hidroksida (NaOH)
Bentuk : Silinder tegak dengan alas dan tutup datar
Bahan konstruksi : Carbon Steel SA-283 Grade C
Jumlah : 1 unit
Kondisi pelarutan :
Temperatur = 30 C
Tekanan = 1 atm
Kapasitas = 0,0307 m3
Diameter = 0,2965 m
Tinggi = 0,4447 m
Tebal = 0,2 in
Jenis pengaduk = Flat 6 blade turbin impeller
Jumlah baffle = 4 buah

IX-24
Daya motor = 0,5 hp
9.5.21 Pompa Natrium Hidroksida (NaOH) JU-305
Fungsi : Memompa larutan natrium hidroksida dari tangki
pelarutan NaOH TT-302 ke Anion Exchanger AE-
301
Jenis : Pompa injeksi/peristaltik
Bahan konstruksi : Commercial steel
Jumlah : 1 unit
Kapasitas = 1,2447 × 10-9 m3/s
Daya motor = 0,5 hp
9.5.22 Penukar Anion/Anion Exchanger AE-301
Fungsi : Mengikat anion yang terdapat dalam air umpan
ketel
Bentuk : Silinder tegak dengan alas dan tutup elipsoidal
Bahan konstruksi : Carbon steel SA-283, Grade C
Jumlah : 1 unit
Kondisi penyimpanan :
Temperatur = 30 C
Tekanan = 1 atm
Resin yang digunakan = IRA-410
Silinder :
- Diameter = 0,6096 m
- Tinggi = 0,9319 m
- Tebal = 0,2 in
Tutup :
- Diameter = 0,6096 m
- Tinggi = 0,1524 m
- Tebal = 0,2 in
9.5.23 Pompa Anion Exchanger II JU-307
Fungsi : Memompa air dari Anion Exchanger AE-301 ke
Deaerator DE-301
Jenis : Pompa sentrifugal

IX-25
Jumlah :1
Bahan konstruksi : Commercial steel
Kapasitas = 0,00006 m3/s
Daya motor = 0,5 hp
9.5.24 Tangki Pelarutan Kaporit (Ca(ClO)2) TT-303
Fungsi : Membuat larutan kaporit untuk klorinasi air
domestik
Bentuk : Silinder tegak dengan alas dan tutup datar
Bahan konstruksi : Carbon Steel SA-283 Grade C
Jumlah : 1 unit
Kondisi pelarutan :
Temperatur = 30 C
Tekanan = 1 atm
Kapasitas = 0,1368 m3
Diameter = 0,4879 m
Tinggi = 0,7319 m
Jenis pengaduk = Flat 6 blade turbin impeller
Jumlah baffle = 4 buah
Daya motor = 2,5 hp

9.5.25 Pompa Kaporit JU-312


Fungsi : Memompa larutan kaporit dari Tangki Pelarutan
Kaporit TT-303 ke Tangki Utilitas TT-304
Jenis : Pompa sentrifugal
Jumlah : 1 unit
Bahan konstruksi : Commercial steel
Kapasitas = 8,8 × 10-9 m3/s
Daya motor = 0,5 hp
9.5.26 Tangki Utilitas TT-304
Fungsi : Menampung air untuk didistribusikan ke domestik
Bentuk : Silinder tegak dengan alas dan tutup datar

IX-26
Bahan konstruksi : Carbon Steel SA-283, Grade C
Jumlah : 1 unit
Kondisi operasi :
Temperatur = 30 C
Tekanan = 1 atm
Kapasitas = 136,0774 m3
Diameter = 4,8701 m
Tinggi = 7,3051 m
Tebal dinding = 0,5 in
9.5.27 Pompa Tangki Utilitas JU-313
Fungsi : Memompa air dari Tangki Utilitas TT-304 untuk
air kebutuhan domestik
Jenis : Pompa sentrifugal
Jumlah : 1 unit
Bahan konstruksi : Commercial steel
Kapasitas = 0,0013 m3/s
Daya motor = 1 hp
9.5.28 Menara Pendingin Air/Cooling Tower CT-301
Fungsi : Mendinginkan air pendingin bekas dari temperatur
80 oC menjadi 30 oC
Jenis : Mechanical Draft Cooling Tower
Bahan konstruksi : Carbon Steel SA–53 Grade B
Jumlah : 1 unit
Kondisi operasi :
Suhu air masuk menara (TL2) = 80 oC = 176 oF
Suhu air keluar menara (TL1) = 30 oC = 86 oF
Kapasitas = 19,4584 m3/jam
Luas menara = 82,2452 ft2
Tinggi = 18,7087 m
Daya = 10 hp
9.5.29 Pompa Cooling Tower II JU-311

IX-27
Fungsi : Memompa air pendingin dari Cooling Tower CT-
301 ke unit proses
Jenis : Pompa sentrifugal
Jumlah : 1 unit
Bahan konstruksi : Commercial steel
Kapasitas = 0,005 m3/s
Daya motor = 2 hp

9.5.30 Deaerator DE-301


Fungsi : Menghilangkan gas-gas yang terlarut dalam air
umpan ketel
Bentuk : Silinder horizontal dengan tutup elipsoidal
Bahan konstruksi : Carbon steel SA-283, Grade C
Jumlah : 1 unit
Kondisi operasi :
Temperatur = 30 C
Tekanan = 1 atm
Kapasitas = 31,2686 m3
Silinder :
- Diameter = 2,9829 m
- Tinggi = 4,4744 m
- Tebal = 0,3 in
Tutup :
- Diameter = 2,9829 m
- Tinggi = 0,7457 m
- Tebal = 0,3 in
9.5.31 Pompa Deaerator JU-308
Fungsi : Memompa air dari Tangki Deaerator DE-301 ke
Ketel Uap E-301
Jenis : Pompa sentrifugal
Jumlah :1
Bahan konstruksi : Commercial steel

IX-28
Kapasitas = 0,0003 m3/s
Daya motor = 1 hp
9.5.32 Ketel Uap E-301
Fungsi : Menyediakan uap untuk keperluan proses
Jenis : Fire tube boiler
Bahan konstruksi : Carbon steel
Jumlah : 1 unit
Kapasitas = 218,8802 kg/jam
Diameter = 5,9346 m
Tinggi = 7,9128 m
Tebal tangki = 1 in
Diameter tube = 3 in
Tebal tube = 0,004 in
Kapasitas tube = 0,036 m3
Jumlah tube = 35 buah
Daya = 1.178,2589 hp
9.5.33 Tangki Bahan Bakar TBB-301
Fungsi : Menyimpan bahan bakar solar
Bentuk : Silinder tegak dengan alas dan tutup datar
Bahan konstruksi : Carbon steel SA-53, Grade B
Jumlah : 1 unit
Kondisi operasi :
Temperatur = 30 C
Tekanan = 1 atm
Kapasitas = 108,38774 m3
Diameter = 4,5144 m
Tinggi = 6,7716 m
Tebal = 0,5 in
9.5.34 Pompa Ketel Uap JU-309
Fungsi : Memompa bahan bakar solar ke Ketel Uap E-301
Jenis : Pompa sentrifugal
Jumlah :1

IX-29
Bahan konstruksi : Commercial steel
Kapasitas = 0,0000348 m3/s
Daya motor = 0,5 hp
9.5.35 Pompa Tangki Bahan Bakar JU-310
Fungsi : Memompa bahan bakar generator
Jenis : Pompa sentrifugal
Jumlah :1
Bahan konstruksi : Commercial steel
Kapasitas = 0,00003484 m3/s
Daya motor = 0,5 hp
9.5.36 Chiller (G-301)
Fungsi : mendinginkan air dari menara pendingin
temperatur 30 oC menjadi 15 oC
Jenis : Single stage mechanical refrigeration cycle
Bahan konstruksi : Carbon steel
Jumlah : 1 unit
Laju air : 65.254,9980 kg/jam
Panas dipindahkan : 1.187.565 kJ/jam
Spesifikasi refrigerant : 1,1,1,2-tetrafluoroetana (CH2FCF3) (R-134a)
Laju sirkulasi : 7.941,264 kg/jam

9.6 Pengolahan Limbah


Limbah industri mengandung banyak senyawa yang dapat membahayakan
lingkungan dan manusia, sehingga harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang
ke badan air atau ke atmosfer. Setiap pabrik harus memiliki unit pengolahan
limbah demi kelestarian lingkungan.
9.6.1 Jenis Limbah Yang Dihasilkan
Sumber-sumber limbah pabrik pembuatan dietanolamida dari RBDP olein
meliputi:
1. Limbah proses berupa limbah cair yaitu kondensat bekas yang tidak dapat
digunakan kembali, limbah akibat zat-zat yang terbuang, bocor, atau

IX-30
tumpah. Khusus limbah dari bahan baku monomer dan katalis, limbah B3
(Bahan Berbahaya dan Beracun) dari sumber yang spesifik, maka dalam
penanganannya harus dikirim ke pengumpul limbah B3 sesuai dengan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia.
2. Limbah cair hasil pencucian peralatan pabrik. Limbah ini diperkirakan
mengandung kerak dan kotoran-kotoran yang melekat pada peralatan
pabrik.
3. Limbah domestik dan kantor, limbah ini mengandung bahan organik sisa
pencernaan yang berasal dari kamar mandi di lokasi pabrik, serta limbah
dari kantin berupa limbah padat dan cair.
4. Limbah laboratorium, limbah yang berasal dari laboratorium ini
mengandung bahan-bahan kimia yang digunakan untuk menganalisa mutu
bahan baku yang dipergunakan dan mutu produk yang dihasilkan, serta
yang dipergunakan untuk penelitian dan pengembangan proses. Limbah
laboratorium termasuk kategori limbah B3 (Bahan Berbahaya dan
Beracun) sehingga dalam penanganannya harus dikirim ke pengumpul
limbah B3 sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia.
Dalam pengelolaan limbah B3 dikirim ke PPLI Cileungsi, Bogor,
Indonesia.
9.6.2 Pemilihan Sistem Pengolahan Limbah
Dinilai dari jenis limbah yang dihasilkan pabrik ini, diputuskan bahwa
tidak diperlukan sistem pengolahan limbah yang khusus, karena jenis zat yang
terlarut tidak bersifat ekstrim dan dapat terdegradasi secara alamiah.
Adapun dalam upaya pengelolaan limbah, dilakukan suatu tindakan seperti
penyediaan tempat pembuangan akhir sementara. Satu unit pengolahan limbah
berupa bak pengolahan selain tempat pembuangan sementara.
Perhitungan untuk sistem pengolahan limbah
Diperkirakan jumlah air buangan pabrik:
1. Limbah proses = 50 L/jam
2. Pencucian peralatan pabrik diperkirakan = 80 L/jam (Dahyat, 2011)
3. Laboratorium diperkirakan = 15 L/jam (Dahyat, 2011)
4. Limbah domestik dan kantor

IX-31
Diperkirakan air buangan tiap orang untuk:
- Domestik = 75 L/hari (Tchobanoglous, 2003)
- Kantor = 50 L/hari (Tchobanoglous, 2003)
Jumlah karyawan = 304 orang
Jadi, jumlah limbah domestik dan kantor
Jumlah = 304 × ((75+50) L/hari × (1 hari/24 jam))
= 1.583,33 L/jam
Total air buangan pabrik
Total = 80 + 15 + 1.583,33 = 1.728,33 L/jam
= 1,7283 m3/jam
9.6.3 Spesifikasi Alat Limbah
9.6.3.1 Bak Penampung F-401
Fungsi : Tempat menampung air buangan sementara
Bentuk : Balok
Bahan konstruksi : Beton
Jumlah : 1 unit
Kondisi operasi :
Temperatur = 30 C
Tekanan = 1 atm
Kapasitas = 24,89 m3
Panjang = 4,8202 m
Lebar = 3,2135 m
Tinggi = 1,6067 m
9.6.3.2 Bak Pengendapan Awal F-402
Fungsi : Tempat pengendapan padatan yang terikut
Bentuk : Balok
Bahan konstruksi : Beton
Jumlah : 1 unit
Kondisi operasi :
Temperatur = 30 C
Tekanan = 1 atm
Kapasitas = 24,89 m3

IX-32
Panjang = 4,8202 m
Lebar = 3,2135 m
Tinggi = 1,6067 m
9.6.3.3 Bak Netralisasi F-403
Fungsi : Tempat menetralkan pH limbah
Bentuk : Balok
Bahan konstruksi : Beton
Jumlah : 1 unit
Kondisi operasi :
Temperatur = 30 C
Tekanan = 1 atm
Kapasitas = 24,89 m3
Panjang = 4,8202 m
Lebar = 3,2135 m
Tinggi = 1,6067 m
Kebutuhan soda abu = 0,0235 kg/jam
9.6.3.4 Bak Aerasi F-404
Fungsi : Tempat pengolahan limbah sistem activated sludge
Bentuk : Balok
Bahan konstruksi : Beton
Tipe : Surface aerator
Jumlah : 1 unit
Kondisi operasi :
Temperatur = 30 C
Tekanan = 1 atm
BOD influent = 350 mg/L
BOD effluent = 30 mg/L
Kapasitas = 21,471 m3
Panjang = 4,5887 m
Lebar = 3,0591 m
Tinggi = 1,5296 m
Resirkulasi = 0,0606 m3/jam

IX-33
Watu tinggal = 12,41 jam
Daya = 10 hp
9.6.3.5 Bak Sedimentasi F-405
Fungsi : Mengendapkan flok biologis dari bak aerasi
Bentuk : Balok
Bahan konstruksi : Beton
Jumlah : 1 unit
Kondisi operasi :
Temperatur = 30 C
Tekanan = 1 atm
Kapasitas = 21,47 m3
Panjang = 4,8523 m
Lebar = 3,2349 m
Tinggi = 1,6174 m
9.6.3.6 Tangki Nutrien dan Bakteri F-406
Fungsi : Tempat nutrien dan bakteri untuk pengolahan
biologis
Bentuk : Silinder tegak dengan alas dan tutup datar
Bahan konstruksi : Carbon Steel SA-285 Grade C
Jumlah : 1 unit
Kondisi pelarutan :
Temperatur = 30 C
Tekanan = 1 atm
Kapasitas = 0,362 m3
Diameter = 0,821 m
Tinggi = 0,821 m

IX-34

Anda mungkin juga menyukai