Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH TEKNOLOGI PENGOLAHAN DAN PENGAWETAN

PANGAN (TPPP) KELOMPOK 9

LEMBAR RINCIAN

Makalah TPPP kelompok 9 ini terdiri dari 2 Judul besar yaitu:


1. Sterilisasi
2. Microwave Pasteurisasi

Pada makalah dengan judul besar Sterilisasi memuat pengertian dasar dan berbagai
macam jenis dan fungsi Sterilisasi.
Untuk makalah dengan judul besar Microwave Pasteurisasi memuat mengenai studi
kasus alat Wave Pasteurisation Control pada proses Microwave Pasteurisasi.
Untuk pertanyaan dan jawaban hasil presentasi kelompok 9 dilampirkan pada halaman
terakhir dari makalah ini

Kelompok 9 terdiri dari 4 anggota:


1. Arvin M. Yafiz 21030116120041
2. Agustina Rika Puspita S. 21030116170001
3. M. Ghimnastiar Ulsak 21030116140192
4. Ryan Setiawan C. 21030116130190

1
MAKALAH TEKNOLOGI PENGOLAHAN DAN PENGAWETAN PANGAN

STERILISASI

Disusun Oleh :

Ryan Setiawan C (21030116130190)


M. Ghimnastiar Ulsak (21030116140192)
Arvin M. Yafiz (21030116120041)
Agustina Rika Puspita S. (21030116170001)

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2018

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan

rahmat-Nya Makalah Teknologi Pengolahan dan Pengawetan Pangan dengan Pasturisasi

Gelombang Mikro dan Sterilisasi ini dapat terselesaikan sesuai dengan waktu yang telah

ditentukan. Makalah ini disusun sebagai tugas dari Mata Kuliah Pilihan 2 yaitu Teknologi

Pengolahan dan Pengawetan Pangan.

Dalam kesempatan ini tidak lupa kami haturkan terima kasih kepada Dr Aji

Prasetyaningrum ST, MSc.,selaku dosen pengampu materi kuliah MKP 2: Teknologi

Pengolahan dan Pengawetan Pangan dan teman-teman yang telah banyak membantu serta

membimbing kami baik dalam penyusunan makalah ini. Kami menyadari sepenuhnya bahwa

makalah ini masih banyak kekurangan baik dari segi isi, penampilan maupun teknik

pengetikannya. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran-saran yang sifatnya

membangun demi perbaikan dan penyempurnaan makalah ini selanjutnya. Akhirnya kami

mengharapkan agar makalah ini dapat menjadi sumbangan ilmu pengetahuan bagi rekan-

rekan yang lain dan juga dapat menambah pengetahuan.

Semarang, November 2018

Penyusun

3
BAB I
PENDAHULUAN.

1.1 Latar Belakang


Sterilisasi merupakan pembebasan suatu material bahan ataupun alat dari berbagai
mikroorganisme hidup atau stadium istirahatnya. Sel-sel vegetatif bakteri dan fungsi dapat
dimatikan pada suhu 60°C dan dalam waktu 5-10 menit. Namun spora fungsi dapat mati pada
suhu di atas 80°C dan spora bakteri baru mati diatas suhu 120°C selama 15 menit. Sterilisasi
dan pasteurisasi dapat dicapai dengan cara pemanasan lembab, pemanasan kering, filtrasi,
penyinaran, atau bahan kimia.
Autoklaf adalah alat yang berfungsi untuk mensterilkan berbagai macam alat dan bahan
yg digunakan dalam mikrobiologi menggunakan uap air panas bertekanan. Tekanan yg
digunakan pada umumnya adalah 15 Psi atau sekitar 2 atm dan dengan suhu 121 °C (250°F).
Prinsip kerja dari autoklaf adalah mensterilkan alat dan bahan dengan menggunakan tekanan
uap yang optimum untuk sterilisasi yaitu pada tekanan 15 Psi dan suhu 121 °C.. Terdapat tiga
jenis autoklaf, yaitu gravity displacement, prevacuum atau high vacuum, dan steam-flush
pressure-pulse.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja Definisi dari Sterilisasi ?
2. Apa saja macam-macam Sterilisisasi ?
3. Bagaimana Prinsip Autoklaf bekerja ?
4. Apa saja macam-macam dari Autoklaf ?
1.3 Tujuan
1. Apa saja Definisi dari Sterilisasi ?
2 Apa saja macam-macam Sterilisisasi ?
3 Bagaimana Prinsip Autoklaf bekerja ?
4 Apa saja macam-macam dari Autoklaf ?

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Definisi Sterilisasi


Sterilisasi merupakan pembebasan suatu material bahan ataupun alat dari berbagai
mikroorganisme hidup atau stadium istirahatnya. Sel –sel vegetatif bakteri dan fungi dapat
dimatikan pada suhu 60°C dan dalam waktu 5 – 10 menit. Namun spora fungi dapat mati pada
suhu di atas 80°C dan spora bakteri baru mati di atas suhu 120°C selama 15 menit. Sterilisasi
dan pasteurisasi dapat di capai dengan cara pemanasan lembab, pemanasan kering, filtrasi,
penyinaran, atau bahan kimia. Semakin tinggi tingkat kontaminasi mikroorganisme pada suatu
alat ataupun bahan maka jumlah spora semakin banyak yang termos resisten sehingga di
perlukan waktu pemanasan yang lebih lama (Schlegel, 1994).

1.2 Macam-Macam Sterilisasi


1.2.1 Sterilisasi Fisik
1. Pemanas Lembab
a. Uap bertekanan
Uap bertekanan merupakan metode sterilisasi yang biasa digunakan dalam
industri farmasi, karena dapat diprediksi dan menghasilkan efek dekstruksi
bakteri, dan parameterparameter sterilisasi seperti waktu dan suhu dapat
dengan mudah dikontrol dan monitoring dilakukan sekali dalam satu siklus
yang divalidasi.
b. Uap panas pada 100°C
Uap panas pada suhu 100 °C dapat digunakan dalam bentuk uap mengalir atau
air mendidih. Metode ini mempunyai keterbatasan penggunaan uap mengalir
dilakukan dengan proses sterilisasi bertingkat untuk mensterilkan media
kultur.
c. Pemanasan dengan bakterisida
Pemanasan ini menghadirkan aplikasi khusus dari pada uap panas pada 100°C.
Adanya bakterisida sangat meningkatkan efektifitas metode ini. Metode ini
digunakan untuk larutan berair atau suspensi obat yang tidak stabil pada
temperatur yang biasa diterapkan pada autoklaf.
d. Air mendidih
Penangas air mendidih mempunyai kegunaan yang sangat banyak dalam
sterilisasi jarum spoit, penutup karet, penutup dan alat-alat bedah. Bahan-
bahan ini harus benar-benar tertutupi oleh air mendidih dan harus mendidih
paling kurang 20 menit. Setelah sterilisasi bahan-bahan dipindahkan dan air
5
dengan pinset yang telah disterilisasi menggunakan pemijaran. Untuk
menigkatkan efisiensi pensterilan dari air, 5 % fenol, 1 – 2 % Na-carbonat atau
2 – 3 % larutan kresol tersaponifikasi yang menghambat kondisi bahan-bahan
logam.
2. Pemanas Kering
a. Udara panas oven
Oven digunakan untuk sterilisasi panas kering biasanya secara panas dikontrol
dan mungkin gas atau elektrik gas. Bahan yang karakteristik fisikanya tidak
dapat disterilisasi dengan uap destilasi dalam udara panas - oven. Yang
termasuk dalam bahan ini adalah minyak lemak, paraffin, petrolatum cair,
gliserin, propilen glikol.
b. Minyak dan pemanas lain
Bahan kimia dapat disterilisasi dengan mencelupkannya dalam penangas yang
berisi minyak mineral pada suhu 162 °C. Larutan jenuh panas dari natrium atau
ammonia klorida dapat juga digunakan sebagai pensterilisasi. Ini merupakan
metode yang mensterilisasi alat-alat bedah. Minyak dikatakan bereaksi sebagai
lubrikan, untuk menjaga alat tetap tajam, dan untuk memelihara cat penutup.
c. Pemijaran langsung
Pemijaran langsung digunakan untuk mensterilkan spatula logam, batang
gelas, filter logam bekerfield dan filter bakteri lainnya. Mulut botol, vial, dan
labu ukur, gunting, jarum logam dan kawat, dan alat-alat lain yang tidak hancur
dengan pemijaran langsung. Papan salep, lumping dan alu dapat disterilisasi
dengan metode ini.
3. Cara bukan panas
a. Sinar ultraviolet (sinar UV)
Sinar ultraviolet umumnya digunakan untuk membantu mengurangi
kontaminasi di udara dan pemusnahan selama proses di lingkungan. Sinar yang
bersifat membunuh mikroorganisme (germisida) diproduksi oleh lampu kabut
merkuri yang dipancarkan secara eksklusif pada 253,7 nm.
b. Aksi letal
Ketika sinar UV melewati bahan, energi bebas ke elektron orbital dalam atom-
atom dan mengubah kereaktivannya. Absorpsi energi ini menyebabkan
meningginya kereaktifan mikroorganisme. Ketika eksitasi dan perubahan
aktivitas atom-atom utama terjadi dalam molekul-molekul mikroorganisme
atau metabolit utamnya, organisme itu mati atau tidak dapat berproduksi.
Pengaruh utamanya mungkin pada asam nukleat sel, yang diperhatikan untuk

6
menunjukkan lapisan absorpsi kuat dalam rentang gelombang UV yang
panjang.

1.2.2 Sterilisasi Kimiawi


Sterilisasi kimiawi bisa diklasifikasikan atas 3 golongan, yaitu :
1. Golongan zat yang dapat merusak membrane sel
2. Golongan zat yang menyebabkan denaturasi protein
3. Golongan zat yang mampu mengubah grup protein dan asam amino yang
fungsional.
Sterilisasi Secara Kimia, dapat dilakukan dengan cara Sterilisasi Gas digunakan
dalam pemaparan gas atau uap untuk membunuh mikroorganisme dan sporanya.
Meskipun gas dengan cepat berpenetrasi ke dalam pori dan serbuk padat, sterilisasi
adalah fenomena permukaan dan mikroorganisme yang terkristal akan dibunuh. Gas
yang biasa digunakan adalah etilen oksida dalam bentuk murni atau campuran dengan
gas inert lainnya.

1.2.3 Sterilisasi Mekanik


Sterilisasi Mekanik adalah sterilisasi bahan yang tidak tahan panas, seperti misalnya
ekstrak tanaman, media sintetik tertentu, dan antibiotik dilakukan dengan penyaringan.
Dasar dari metode ini adalah proses mekanis yang membersihkan larutan atau suspensi
dari segala organisme hidup dengan melewatkannya pada suatu saringan
(Elektromedik, 2011).

1.3 Autoklaf
Autoklaf adalah alat yang berfungsi untuk mensterilkan berbagai macam alat dan bahan
yg digunakan dalam mikrobiologi menggunakan uap air panas bertekanan. Tekanan yg
digunakan pada umumnya adalah 15 Psi atau sekitar 2 atm dan dengan suhu 121 °C (250°F).
Prinsip kerja dari autoklaf adalah mensterilkan alat dan bahan dengan menggunakan tekanan
uap yang optimum untuk sterilisasi yaitu pada tekanan 15 Psi dan suhu 121 °C.. Terdapat tiga
jenis autoklaf, yaitu gravity displacement, prevacuum atau high vacuum, dan steam-flush
pressure-pulse.
Prinsip kerja dari autoklaf adalah mensterilkan alat dan bahan dengan menggunakan
tekanan uap yang optimum untuk sterilisasi yaitu pada tekanan 15 Psi dan suhu 121 °C. Pada
saat sumber panas dinyalakan, air yang berada didalam autoklaf lama kelamaan akan
mendidih dan uap air yang terbentuk akan mendesak udara yang mengisi di seluruh autoklaf.
Setelah semua udara dalam autoklaf diganti dengan uap air, katup uap atau katup udara ditutup
sehingga tekanan udara didalam autoklaf naik. Pada saat mencapai tekanan dan suhu yang
7
sesuai., maka proses sterilisasi dimulai dan timer mulai menghitung waktu mundur. Setelah
proses sterilisasi selesai, sumber panas dimatikan dan tekanan dibiarkan turun secara perlahan
hingga mencapai tekanan 0 psi. Autoklaf tidak diperbolehkan untuk dibuka sebelum tekanan
mencapai 0 psi (Putriprinandya, Dea, 2014).
1.3.1 Gravity Displacement
Udara dalam ruang autoklaf dipindahkan hanya berdasarkan gravitasi. Prinsipnya
adalah memanfaatkan keringanan uap dibandingkan dengan udara, sehingga udara
terletak dibawah uap.
Cara kerjanya dimulai dengan memasukan uap melalui bagian atas autoklaf
sehingga udara tertekan ke bawah. Secara perlahan, uap mulai semakin banyak
sehingga menekan udara semakin turun dan keluar melalui saluran di bagian bawah
autoklaf, selanjutnya suhu meningkat dan terjadi sterilisasi. Autoklaf ini dapat bekerja
dengan cakupan suhu antara 121 - 134 °C dengan waktu 10 - 30 menit.
1.3.2 Prevacuum atau High vacuum
Cara kerjanya dimulai dengan pengeluaran udara. Proses ini berlangsung selama 8
- 10 menit. Ketika keadaan vakum tercipta, uap dimasukkan ke dalam autoklaf. Akibat
kevakuman udara, uap segera berhubungan dengan seluruh 12 permukaan benda,
kemudian terjadi peningkatan suhu sehingga proses sterilisasi berlangsung. Autoklaf
ini bekerja dengan suhu 132 - 135 °C dengan waktu 3 - 4 menit. Autoklaf ini dilengkapi
pompa yang mengevakuasi hampir semua udara dari dalam autoklaf.
1.3.3 Steam-Flush Pressure-Pulse
Autoklaf ini menggunakan aliran uap dan dorongan tekanan di atas tekanan
atmosfer dengan rangkaian berulang. Waktu siklus pada autoklaf ini tergantung
pada benda yang disterilisasi.

8
BAB III
KESIMPULAN

Berdasarkan macam-macam prosesnya sterilisasi ada 3 macam yaitu sterilisasi fisik,


sterilisasi kimiawi, dan sterilisasi mekanik. Pada sterilisasi fisik menggunakan pemanas
lembab dan pemanas kering. Sedangkan pada sterilisasi kimiawi menggunakan gas etilen
oksida dalam bentuk murni atau campuran dengan gas inert lainnya. Sterilisasi Mekanik
adalah sterilisasi bahan yang tidak tahan panas, seperti misalnya ekstrak tanaman, media
sintetik tertentu, dan antibiotik dilakukan dengan penyaringan.
Autoklaf termasuk bagian dari proses sterilisasi yang berfungsi untuk mensterilkan
berbagai macam alat dan bahan yg digunakan dalam mikrobiologi menggunakan uap air panas
bertekanan. Tekanan yg digunakan pada umumnya adalah 15 Psi atau sekitar 2 atm dan
dengan suhu 121 °C (250°F). Prinsip kerja dari autoklaf adalah mensterilkan alat dan bahan
dengan menggunakan tekanan uap yang optimum untuk sterilisasi yaitu pada tekanan 15 Psi
dan suhu 121 °C

9
MAKALAH TEKNOLOGI PENGOLAHAN DAN PENGAWETAN PANGAN

MICROWAVE PASTEURISASI

Disusun Oleh :

Ryan Setiawan C (21030116130190)


M. Ghimnastiar Ulsak (21030116140192)
Arvin M. Yafiz (21030116120041)
Agustina Rika Puspita S. (21030116170001)

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2018

10
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan

rahmat-Nya Makalah Teknologi Pengolahan dan Pengawetan Pangan dengan Pasturisasi

Gelombang Mikro dan Sterilisasi ini dapat terselesaikan sesuai dengan waktu yang telah

ditentukan. Makalah ini disusun sebagai tugas dari Mata Kuliah Pilihan 2 yaitu Teknologi

Pengolahan dan Pengawetan Pangan.

Dalam kesempatan ini tidak lupa kami haturkan terima kasih kepada Dr Aji

Prasetyaningrum ST, MSc.,selaku dosen pengampu materi kuliah MKP 2: Teknologi

Pengolahan dan Pengawetan Pangan dan teman-teman yang telah banyak membantu serta

membimbing kami baik dalam penyusunan makalah ini. Kami menyadari sepenuhnya bahwa

makalah ini masih banyak kekurangan baik dari segi isi, penampilan maupun teknik

pengetikannya. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran-saran yang sifatnya

membangun demi perbaikan dan penyempurnaan makalah ini selanjutnya. Akhirnya kami

mengharapkan agar makalah ini dapat menjadi sumbangan ilmu pengetahuan bagi rekan-

rekan yang lain dan juga dapat menambah pengetahuan.

Semarang, November 2018

Penyusun

11
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Susu mempunyai kandungan nutrisi diantaranya protein, laktosa, lipida, garam
mineral, dan vitamin dengan pH sekitar 6,70 sehingga menjadi media pertumbuhan yang
sangat baik bagi bakteri pembusuk dan dapat menjadi sarana potensial bagi penyebaran
bakteri patogen. Banyaknya mikroorganisme yang mudah tumbuh di dalam susu
menyebabkan susu mudah rusak dalam jangka waktu 5 jam setelah proses pemerahan.
Pengolahan susu perlu lebih diperhatikan sebelum susu dikonsumsi. Pasteurisasi susu
diperlukan untuk mematikan semua bakteri patogen, hampir semua bakteri pembusuk dan
mempertahankan semaksimal mungkin sifat fisik dan cita rasa susu (Abubakar, 2001).
Pada umumnya pengolahan susu masih menggunakan metode konvensional yaitu dengan
menggunakan nyala api kompor untuk proses pasteurisasi. Pemanasan metode
konvensional tidak merata dan menjadikan tidak efektif dalam proses pemanasan. Hal ini
menyebabkan ketidaktepatan dalam menentukan suhu pemanasan, sehingga bakteri
spoilage masih dapat berkembang dan menjadikan susu mudah rusak serta menganggu
kinerja bakteri asam laktat pembentuk yoghurt dan kefir. Keadaaan tersebut seringkali
mengakibatkan produk susu memiliki mutu yang rendah. Teknologi yang ada saat ini
hanya dilakukan oleh perusahaan-perusahaan besar karena harga alat pasteurisasi yang
mahal dan membutuhkan tenaga ahli dalam mengoperasikannya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana sistematika pada alat Wave Pasteuritation Control ?
2. Apa saja kelebihan Wave Pasteuritation Control sebagai alat pasteurisasi ?

1.3 Tujuan Masalah


1. Dapat memahami alat Wave Pasteuritation Control bekerja ?
2. Dapat memahami Apa saja kelebihan Wave Pasteuritation Control sebagai alat
pasteurisasi ?

12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 definisi Susu


Susu mempunyai kandungan nutrisi diantaranya protein, laktosa, lipida, garam
mineral, dan vitamin dengan pH sekitar 6,70 sehingga menjadi media pertumbuhan
yang sangat baik bagi bakteri pembusuk dan dapat menjadi sarana potensial bagi
penyebaran bakteri patogen. Banyaknya mikroorganisme yang mudah tumbuh di
dalam susu menyebabkan susu mudah rusak dalam jangka waktu 5 jam setelah proses
pemerahan. Pengolahan susu perlu lebih diperhatikan sebelum susu dikonsumsi.
Pasteurisasi susu diperlukan untuk mematikan semua bakteri patogen, hampir semua
bakteri pembusuk dan mempertahankan semaksimal mungkin sifat fisik dan cita rasa
susu (Abubakar, 2001). Pada umumnya pengolahan susu masih menggunakan metode
konvensional yaitu dengan menggunakan nyala api kompor untuk proses pasteurisasi.
Pemanasan metode konvensional tidak merata dan menjadikan tidak efektif dalam
proses pemanasan. Hal ini menyebabkan ketidaktepatan dalam menentukan suhu
pemanasan, sehingga bakteri spoilage masih dapat berkembang dan menjadikan susu
mudah rusak serta menganggu kinerja bakteri asam laktat pembentuk yoghurt dan
kefir. Keadaaan tersebut seringkali mengakibatkan produk susu UMKM memiliki
mutu yang rendah.
Teknologi yang ada saat ini hanya dilakukan oleh perusahaan-perusahaan
besar karena harga alat pasteurisasi yang mahal dan membutuhkan tenaga ahli dalam
mengoperasikannya.Radiasi gelombang elektromagnetik telah lama diteliti mampu
mematikan bakteri, inaktifasi enzim dan merusak spora di dalam susu. Radiasi
gelombang mikro mampu diserap oleh kandungan air tanpa memepengaruhi nutrisi di
dalam susu. Hal ini menyebabkan energi kinetik dalam komponen sehingga terjadi
peningkatan temperatur susu secara tiba-tiba namun suhu susu tetap terjaga kurang
dari 60oC sehingga mencegah adanya denaturasi protein.

13
2.2 Sistematika Alat Wave Pasteuritation Control
2.2.1 Desain Wave Pasteuritation Control
Berikut penjabaran dari alat Wave Pasteurisation Control

Desain alat ini bertujuan untuk mempersingkat waktu yang dibutuhkan untuk
pasteurisasi dan kountinyunitas alat dapat dipastikan efisien karena susu dalam alat
akan mengalir dari pendinginan langsung ke pengemasan. Dengan menggunakan
gelombang mikro berbasis sistem kontrol otomatis. Pendinginan susu pasteurisasi
ditujukan untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme
psikrotropik dan enzim lipase dan protease yang dihasilkan (Burdova et al., 2002).
Desain alat ini diharapkan mampu digunakan masyarakat industri pengolahan susu
kecil dan menengah sehingga dapat memudahkan masyarakat ketika harus
melakukan pengolahan susu segar untuk menjaga kualitas susu dari mikroorganisme
dan spora. Membentuk desain alat pasteurisasi susu yang baik dengan
memperhatikan effisiensi dalam operasional, seperti faktor keamanan, kenyamanan
dan kemudahan dalam pengoprasian alat WPC.

2.2.2 Alat utama Perakitan WPC (wave pasteuritation control)


Pada tahap ini semua alat-alat akan di rangkai sesuai desain WPC. Alat utama yang
digunakan antara lain microwave, kaca spiral, dan tabung penampung susu.

2.2.3 Rancang bangun WPC

Pada perancangan alat WPC ini menggunakan microwave yang menggunakan


sistem aliran continue dengan memanfaatkan gaya gravitasi. Gelombang mikro ini
dibangkitkan oleh tabung elektron khusus. Biasanya, tabung elektron itu dilengkapi
dengan pengatur frekuensi, baik berupa resonator, oscillator, atau perangkat sejenis
lainnya (Widianarko dkk., 2000). Pemanasan volumetrik yang dipancarkan
gelombang microwave tidak hanya transfer panas pada permukaan, melainkan
sampai ke dalam permukaan, sehingga dari pemanasan tersebut didapatkan hasil
yang seragam, dan akan lebih efektif.
14
Microwave bekerja dengan melewatkan radiasi gelombang mikro pada molekul air,
lemak, maupun gula yang sering terdapat pada bahan makanan. Molekul-molekul
ini akan menyerap energi elektromagnetik tersebut. Proses penyerapan energi ini
disebut sebagai pemanasan dielektrik (dielectric heating). Molekul-molekul pada
makanan bersifat elektrik dipol (electric dipoles), artinya molekul tersebut memiliki
muatan negatif pada satu sisi dan muatan positif pada sisi yang lain. Akibatnya,
dengan kehadiran medan elektrik yang berubah-ubah yang diinduksikan melalui
gelombang mikro pada masing-masing sisi akan berputar untuk saling
menyejajarkan diri satu sama lain. Pergerakan molekul ini akan menciptakan panas
seiring dengan timbulnya gesekan antara molekul yang satu dengan molekul
lainnya. Energi panas yang dihasilkan oleh peristiwa inilah yang berfungsi sebagai
media pemanasan susu.
Susu yang keluar dari glass spiral pada microwave akan melalui katup yang diatur
dengan menggunakan Microcontroller ATMEGA 32. Sensor suhu

2.3 Kelebihan WPC (Wave Pasteurized Control) Sebagai Alat Pasteurisasi

Radiasi gelombang microwave dapat merusak bakteri sampai struktur DNA


bakteri sehingga dapat dipastikan semua bakteri patogen akan mati, enzim menjadi
inaktif bahkan bisa merusak spora. Secara umum, tidak terjadi kerusakan vitamin
selama iradiasi makanan sehingga lebih baik dari pada pengolahan pangan dengan
panas. Microwave berhasil mengurangi jumlah spora Aspergillus niger,
Penicillium sp. dan Rhizopus nigricans setelah terpapar dengan energi microwave
(5 KW, 2450 MHz) selama 2 menit dengan suhu akhir 65–70°C (Yaghmaee and
Durance, 2005). Microwave efektif dalam pemanasan secara konduktif dalam
mematikan spora B. subtilis, namun microwave E-field dapat menginduksi
perubahan struktur dan atau molekuler dari komponen spora yang berbeda dengan
hanya dengan perlakuan panas (Celandori et al., 2004). Sehingga kami
menggunakan Gelombang microwave sebagai iradiasi melalui gelombang mikro
yang dapat diterapkan dalam pasteurisasi susu. Alat ini diharapkan lebih praktis dari
mesin pasteurisasi konvensional akan merubah parameter suhu menjadi sinyal
tegangan yang selanjutnya akan diolah oleh Microcontroller ATMEGA 32 dan
menghasilkan output yang akan mengatur putaran motor servo yang berperan
sebagai aktuator katup. Setelah susu di panaskan menggunakan microwave susu
akan dikondensasi dengan media pendingin fluida air bertekanan.

15
Kondensor
Tujuan dari kondensasi ini adalah menjaga agar susu tetap baik dan mencegah
pertumbuhan bakteri pada susu. Setelah susu sudah di kondensasi susu akan dialirkan pada
collecting yang selanjutnya susu akan dikemas. Kondensor adalah alat penukar panas.
Kondensor yang dipakai dalam pasteurisasi ini menggunakan proses kondensasi. Kondensasi
adalah suatu proses untuk menurunkan suhu suatu fluida dengan cara mengalirkan fluida
tersebut pada fluida yang memiliki suhu lebih rendah.

16
BAB III
PENUTUP

Berdasarkan hasil program tentang pasteurisasi susu dengan gelombang mikro menggunakan
alat WPC (Wave Pasteurized Control), radiasi gelombang mikro mampu mematikan bakteri
sampai struktur DNA. WPC mampu mengurangi jumlah spora yang terkandung dalam susu dan
meminimalisir terjadinya denaturasi protein. Secara umum, tidak terjadi kerusakan vitamin
selama iradiasi makanan sehingga lebih baik dari pada pengolahan pangan dengan panas.
Didapatkan hasil negatif untuk uji Salmonella dan E. coli.

17
LEMBAR PERTANYAAN

Pertanyaan dari saudari Eka Erna Sari (21030116120030)


1. Aplikasi Sterilisasi dengan Sinar UV untuk apa saja?
Jawaban:
-Tempat umum atau ruang kantor
-Rumah sakit, berbagai jenis desinfektan air laboratorium
-Pengolahan air, perusahaan pemurnian air minum
-Desinfektan air industri pengolahan makana termasuk jus buah, susu, minuman bir,
minyak goreng, segala jenis makanan kalengan, dan minuman dingin/ cola
-Budidaya unggas, belut, udang, kerang, dan akuakultur
-Tempat publik seperti kantin, sekolah institusi, dan desinfektan air domestik, pemurnian
sampel laboratorium
-Obat biokimia, produksi kimia air disenfeksi

Pertanyaan dari saudari Rahmatullah Hiyal Ulya (21030116120065)


1. Apa yang dimaksud dengan mekanisme perubahan kereaktifitas mikroorganisme ketika
dilewatkan sinar UV pada proses sterilisasi ?
Jawaban :
kereaktifan yang dimaksud disini adalah aksi letal dimana ketika sinar UV melewati
bahan, energi bebas ke elektron orbital dalam atom-atom akan mengubah kereaktifan
mikroorganisme. Absorpsi energi ini menyebabkan meningginya kereaktifan
mikroorganisme. Ketika eksitasi dan perubahan aktivitas atom-atom utama terjadi dalam
molekul-molekul mikroorganisme atau metabolit utamnya, organisme itu mati atau tidak
dapat berproduksi. Pengaruh utamanya mungkin pada asam nukleat sel, yang diperhatikan
untuk menunjukkan lapisan absorpsi kuat dalam rentang gelombang UV.

18
Pertanyaan dari saudara Abdillah Iman Izzan (21030116130155)

1. Apa saja Kelemahan pada alat Wave Pasteurisation Control atau WPC ?
Jawaban:
Alat WPC ini bekerja menggunakan gelombang mikro atau microwave yang mempunyai
sifat fisika yakni panjang gelombang (ƛ) lebih besar daripada sinar UV dan sinar gamma
secara berurutan. Dikarenakan mempunyai panjang gelombang yang besar seperti pada
gambar berikut

dari penjelasan gambar dapat disimpulkan bahwa semakin panjang gelombang


elektromagnetik maka temperatur gelombang tersebut semakin rendah. Inilah yang
menjadi kelemahan alat WPC dikarenakan menggunakan gelombang mikro yang
temperatur gelombangnya lebih rendah daripada temperatur gelombang UV maupun
gamma. Oleh karena itu alat WPC ini tidak dapat membunuh virus seperti MERS-CoV
(Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus) yang umumnya terdapat pada susu
yang di produksi di Timur Tengah. Oleh karena itu alat WPC ini jelas tidak efektif untuk
digunakan pada negara-negara timur tengah.

19

Anda mungkin juga menyukai