1. LISTRIK adalah satu bentuk sumber daya atau energi yang sanggup untuk
melakukan usaha atau kerja yang dapat memberikan banyak manfaat untuk
menunjang aktifitas diberbagai sektor kegiatan.
Page 2
4. Untuk menjamin keamanan, kehandalan dan keselamatan pemanfaatan
tanaga listrik, maka harus memenuhi kaidah-kaidah teknis yang ditetap
kan dalam standard yang berlaku. Setiap peralatan dan pesawat yang
digerakkan dengan tenaga listrik, diperlukan pengamanan yang mema
dai guna melindungi peralatan itu sendiri dan pengamanan bagi opera
tornya atau yang menggunakannya.
Page 3
PERBEDAAN ARUS SEARAH (DC) DAN ARUS BOLAK BALIK (AC)
Page 4
GELOMBANG ARUS LISTRIK
Page 5
MEMPEROLEH LISTRIK DC DAN AC
Page 6
a. Simbul dan Satuan besaran listrik
Page 7
b. Alat Ukur besaran Listrik
Page 8
Simbol Gambar Listrik
Page 9
Variations
Transformer
Sekring Pengaman Lebur
Low Voltage
Page 10
Variations
Grounding Listrik
Normaly Open
Kontak
Normaly Close
Page 11
ISTILAH-ISTILAH LISTRIK
Page 12
ISTILAH-ISTILAH LISTRIK
Page 13
SISTEM JARINGAN INSTALASI LISTRIK PLN
TRANSMISI DISTRIBUSI
G
12/70 KV 70/6 KV
6/0,38 KV
KONSUMEN 1
KONSUMEN 2
KONSUMEN 3
Page 14
SISTEM JARINGAN INSTALASI LISTRIK PERTAMINA
Substation
DISTRIBUSI M
G M
12/6,9 KV
6.9/0.4 KV STATIC LOAD
Page 15
PRIME MOVER
Pada sistem konvensional energi listrik yang dihasilkan diperoleh dari generator yang
digerakkan oleh energi mekanis, seperti motor bakar, turbin gas, turbin uap, dll.
Pusat Listrik Tenaga Diesel (PLTD), adalah suatu pusat pembangkit listrik dengan
primemover berupa motor bakar (Diesel).
Pusat Listrik Tenaga Gas (PLTG), adalah suatu pusat pembangkit listrik dengan
primemover berupa turbin gas.
Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU), adalah suatu pusat pembangkit listrik dengan
primemover berupa turbin uap.
Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA), adalah suatu pusat pembangkit listrik dengan
primemover berupa turbin air.
Page 16
GENERATOR
Generator adalah peralatan listrik yang berfungsi untuk mengubah energi mekanis
Menjadi energi listrik.
Sebagaipenghasil tenaga listrik generator AC sering juga disebut Alternator dan me
rupakan peralatan utama pusat pembangkit listrik.
Pada pusat pembangkit selain generator, terdapat juga peralatan bantu yaitu :
-Panel kontrol
-Switchgear (pemutus) & busbar
-Proteksi (pengaman)
-Dc Supply dan UPS
-Motor listrik auxiliary, dll
Data generator yang bisa dilihat pada name plate generator adalah:
-Kapasitas : KVA atau KW
-Tegangan Output : KV atau Volt
-Frekuensi : Hz atau Cps
-Kecepatan putar : RPM
-Factor daya : cos φ
-Arus nominal : Amp
-Arus eksitasi : dc amp
-Tegangan eksitasi : dc Volt
-Hubugan belitan : star atau delta
Page 17
Page 18
Page 19
Page 20
Page 21
JENIS GENERATOR
Page 22
Generator Kutub dalam :
Page 23
KONSTRUKSI GENERATOR :
Konstruksi generator dapat dibagi menjadi beberapa bagian yaitu :
Rangka/framework :
Page 24
STATOR
Stator terdiri dari inti yang terbuat dari lapisan plat baja tipis (baja
silikon) dengan tujuan untukmereduksi kerugian arus eddy.
Belitan stator ditempatkan pada alur (slots) dari inti.
Belitan stator bisa berupa hubungan Wye (Y) atau Delta (Δ),
tergantung dari tegangan, design dan performance yang
direncanakan.
Pada umumnya generator pembangkit menggunakan hubungan
Wye (Y) sehingga 3 ujung belitan dijadikan satu sebagai titik
netral.
Pada terminal generator yang bertegangan tinggi kadang kala
ditambah dengan fasilitas lightning arrester dan surge capasitor.
Page 25
ROTOR :
Page 26
Sistem Eksitasi:
Page 27
Bearing (Bantalan) :
Page 28
UTILITIES SYSTEM UNIT, terdiri dari:
3
2 STATOR
GENERATOR
1 STATOR
STATOR
ROTOR
PMG FIELD
ROTATING
RECTIFIER
RECTIFIER
DC OUT PUT
AC AC 3 φ
Page 30
1. PMG (PERMANEN MAGNET GENERATOR)
2. GENERATOR PENGUAT
Merupakan generator 3 fasa kutub luar, dimana belitan stator mendapat tegangan
arus searah sebagai penguat medan.
Belitan rotor mengeluarkan tegangan induksi 3 fasa (AC), tegangan tersebut
disearahkan melalui penyearah berputar 3 fasa gelombang penuh guna
mendapatkan arus searah untuk kumparan medan utama.
3. GENERATOR UTAMA
Merupakan generator 3 fasa kutub dalam, dimana kumparan medan utama
mendapat tegangan arus searah dari penyearah berputar.
Stator membangkitkan tegangan induksi arus bolak balik 3 fasa dan tegangan inilah
yang merupakan tegangan keluaran generator (output) yang disebut tegangan kerja
atau tegangan jala-jala.
Page 31
1. Fungsi PMG (PERMANEN MAGNET GENERATOR)
Page 32
2. Fungsi Generator penguat (Eksitasi)
Page 33
3. Fungsi Generator Utama
Page 34
Page 35
Page 36
Page 37
Page 38
Page 39
Page 40
Syncronisasi Generator
Page 41
Cara melakukan syncron
Cara yang paling sederhana untuk melakukan syncron generator adalah dengan
Menggunakan lampu hidup mati, rangkaian secara sederhana adalah sbb:
R
S PLN
T
G1 G2
Page 42
Page 43
Page 44
Page 45
Page 46
Page 47
Page 48
Page 49
Page 50
Page 51
Page 52
Page 53
Page 54
Page 55
PEMELIHARAAN GENERATOR
Secara garis besar “Preventive Maintenance” dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu :
- Rutine Maintenance
- Minor Overhaul
- Major overhaul
Page 56
Rutine Maintenance
Pemeliharaan ini tidak ada jadwal tertentu, bisa dilakukan setiap hari,
setiap shift, setiap minggu tergantung keadaan.
Pemeliharaan ini meliputi :
- House keeping, yaitu menjaga lingkungan generator bebas dari debu,
ceceran minyak pelumas, gemuk dan alat-alat lain yang tidak
dibutuhkan dalam operasional.
Page 57
Minor Overhaul
Pemeliharaan ini menurut jadwal tertentu tergantung dari jam kerja (running hour)
dari operasi generator. Umumnya pekerjaan ini dilakukan pada saat penggerak
mula (primemover) sedang tidak beroperasi (shut down).
Page 58
MAYOR OVERHAUL
Page 59
- Melakukan pemeriksaan kekencangan Wedges
- Pembersihan rotor dan stator dan penguatannya dari kotoran debu,
minyak dan sebagainya dengan cairan yang cepat menguap seperti :
Cloroetheline, CRC, contac cleaner, dan sebangsanya yang dapat
menghilangkan kelembaban.
- Dilakukan penyemprotan varnis untuk menambah daya isolasinya.
- Diadakan pemanasan untuk mempercepat pengeringan dan menjaga
agar
rotor dan stator tidak lembab.
- Pengukurn rotating rectifier (dioda) dan fuse eksitasi.
- Pengukuan tahanan isolasi (Polarisasi index /PI) sebelum dan sesudah
diadakan overhaul untuk membandingkan tingkat kebersihan winding.
- Penggantian Sleeve Bearing, bila terindikasi terjadi ke ausan.
- Pemasangan kembali sedia kala.
Perlu diperhatikan disini anatar bearing dengan poros (shaft) juga harus
ada tahanan isolasi. Bila antara bearing dengan poros terhubung atau
mempunyai tahanan rendah sekali, maka akan ada sirkulasi sehingga
timbul percikan bunga api diantara minyak pelumas dan akan
mengakibatkan kerusakan (erosi) pada bearing-bearing tersebut.
-Hidupkan space heater apabila rotor telah masuk kedalam stator,untuk
menjaga tahanan isolasi tetap baik.
- Generator disoba jalan tanpa beban dengan memonitor terhadap
temperatur dan vibrasi.
Page 60
SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK DI KILANG UP III PLAJU
Page 61
FUNGSI MASING-MASING PEMBANGKIT
Fungsi EDG 2016 U adalah sebagai Black start, jadi EDG 2015 U akan
beroperasi secara auto start apabila 2 unit GTG 2015 stop karena
gangguan (Total Black Out).
Page 62
Power Plant Configuration
Fuel Gas
Steam to Refinery
48 bar, 400 Deg C
Packaged Packaged
Boiler A Boiler B 3 MW
10 MW
Steam
Old Power
Turbine
Plant
BFW BFW
Page 63
TEGANGAN KELUARAN GENERATOR
Page 64
SINGLE LINE DIAGRAM PLTG PERTAMINA UP III
T T T
G G G
MACHINE BUS 12
KV, 3 PH, 50 HZ,
2000 A, 50 KA
Page 66
Page 67
SISTEM JARINGAN KELISTRIKAN
Jaringan system distribusi tegangan menengah Pertamina UP III Plaju dan
sei Sei Gerong dirancang berdasarkan system distribsi radial yang dilengkapi
dengan redundant untuk meningkatkan keandalan jaringan.
a. Sistem Distribusi
Sistem distribusi yang dipilih adalah system radial yang dilengkapi
dengan redundant (Double feeder),Jaringan utama dari main distribution
panel SWGR ke Substation menggunakan tegangan 12 KV kemudian
diturunkan ke 6,9 KV, kemudian substation mensupply beban yang
mengunakan tegangan 6,9 KV.
b. Kapasitas Jaringan
Supply utama dari generator ke Switchgear menggunakan Bus duct
dengan kapasitas 2000 A, 12 KV, 50 KA, sedangkan jaringan kebeban
disesuaikan dengan beban yang ditanggungnya dengan memperhatikan
arus starting untuk motor-motor serta jarak sumber kebeban guna
mendapatkan jatuh tegangan dan losses yang kecil.
Page 68
KAPASITAS JARINGAN BEBAN
Page 69
JALUR KABEL
• Jalur kabel diusahakan sependek mungkin dengan memilih tempat yang kurang
gangguan mekanisnya serta mudah pelacakannya. Untuk itu dipilih jalur kabel
yang :
Bila kabel harus melintas jalan maka untuk pengamanan terhadap gangguan
mekanis, kabel dimasukkan pada pipa galvanis.
Untuk menghindari pemanasan yang berlebihan maka setiap pipa harus diisi
oleh phasa R-S-T sehingga eddy current yang mengalir mendekati nol.
Page 70
PENEMPATAN TRAFO DISTRIBUSI
• Letak trafo diusahakan sedekat mungkin pada beban yang dilayani dengan
kapasitas yang memperhitungkan perlunya kapasitas cadangan untuk
membantu bagian lain bila terjadi kerusakan pada transformer atau system
jaringan utama.
• Besar kapasitas Trafo ditentukan dengan memperhatikan besar beban
yang ditanggung serta memperhitungkan faktor daya dan coincidence
faktor yang digunakan. Besarnya kapasitas trafo ditentukan sbb:
Page 71
RELAY PENGAMAN
Page 72
PELEPASAN BEBAN (LOAD SHEDDING)
Page 73
SISTEM PELEPASAN BEBAN (LOAD SHEDDING)
DI UP III
Page 74
PENGATURAN BEBAN GENERATOR
Page 75
GOVERNOUR
Page 76
SYSTEM GOVERNOUR
GOVERNOR
Steam
SP +
- P
Speed
Steam
Turbine
Fuel
SP +
- P
Speed
Gas Turbine
Page 77
MODE GOVERNOUR
Page 78
MODE DROOP
FREK
N2
N1
50 HZ
0 4 MW 6 MW LOAD
Page 79
MODE ISO
FREK
50HZ
0 4 MW 6 MW LOAD
Page 80
MODE GTG UP III
KONDISI SAAT INI MODE SETTING GOVERNOR GTG ADALAH DROOP
4 % YANG BERARTI APABILA TERJADI PENAMBAHAN BEBAN PADA
SYSTEM PEMBANGKIT, FREKUENSI DARI SYSTEM AKAN CENDRUNG
TURUN, BEGITUPUN SEBALIKNYA APABILA TERJADI PENGURANGAN
BEBAN, FREKUENSI DARI SYSTEM AKAN CENDRUNG NAIK.
Page 81
FREKUENSI DROOP
Frek
102 % D
101 % A
F
100 %
C G
99 %
98 %
H E
B
0 20 % 50 % 70 % 100 % Load
Page 82
PERHITUNGAN FREKUENSI DROOP
Page 83
SIMULASI LOAD SHEDDING KETIKA 1 GTG TRIP
Page 84
SIMULASI FREKUENSI KETIKA 1 GTG TRIP
Page 85
LOAD SHEDDING THN 2003
Total Beban Puncak : 38,33 MW
LOAD SHEDDING
STAGE 1 (49,5 HZ) STAGE 2 (49,4 HZ) STAGE 3 (48,8 HZ) Tanpa Shedding
•SS#15 PL = 3,26
Supply ke PLN MW
•SS#14 PL = 0,10
•SS#29 PL = 1,4
MW
5 MW •SS#06 PL = 0,65 MW
•SS#16 PL = 2,46
MW •BLD3000K = 1,24
MW
•SS#19 PL = 0,13 MW
•SS#17 PL = 0,09
MW •BLD2001K = 8,84
MW
•SS#01 PL = 0,07 MW
•SS#29 PL = 1,22
MW •SS#02 SG = 5,43
MW
•SS#11 PL = 0,65 MW
•BLD2001K = 0,36
MW
MW
•SS#05 PL = 1,35 •Total = 16,91
•BLD3000K = 2,66
MW MW
MW
•SS#17 PL = 0,22
•SS#06 SG = 0,04
MW
MW
•SS#28 PL = 0,46
•SS#09 SG = 0,19
MW
MW
•BLD2001K = 0,12
MW
•Total = 7,12
•BLD2002K = 0,24
MW
MW
•SS#05 SG = 0,47
MW Page 86
LOAD SHEDDING THN 2006
Total Beban Puncak : 33,33 MW
LOAD SHEDDING
STAGE 1 (49,5 HZ) STAGE 2 (49,4 HZ) STAGE 3 (48,8 HZ) Tanpa Shedding
•SS#15 PL = 3,26
Supply PLN di stop •SS#14 PL = 0,10
MW •SS#29 PL = 1,4
MW
•SS#06 PL = 0,65 MW
•SS#16 PL = 2,46
MW •BLD3000K = 1,24
MW
•SS#19 PL = 0,13 MW
•SS#17 PL = 0,09
MW •BLD2001K = 8,84
MW
•SS#01 PL = 0,07 MW
•SS#29 PL = 1,22
MW •SS#02 SG = 5,43
MW
•SS#11 PL = 0,65 MW
•BLD2001K = 0,36
MW
MW
•SS#05 PL = 1,35 •Total = 16,91
•BLD3000K = 2,66
MW MW
MW
•SS#17 PL = 0,22
•SS#06 SG = 0,04
MW
MW
•SS#28 PL = 0,46
•SS#09 SG = 0,19
MW
MW
•BLD2001K = 0,12
MW
•Total = 7,12
•BLD2002K = 0,24
MW
MW
•SS#05 SG = 0,47
MW Page 87
LOAD SHEDDING THN 2008
Total Beban Puncak : 27,70 MW
Kilang TA/PTA Stop Operasi
LOAD SHEDDING
STAGE 1 (49,5 HZ) STAGE 2 (49,3 HZ) STAGE 3 (48,8 HZ) Tanpa Shedding
•SS#15 PL = 2,88 •SS#28 PL = 0,90
•SS#16 PL = 1,68
MW MW •SS#29 PL = 1,41
MW
•SS#06 PL = 0,39 •SS#11 PL = 0,60 MW
•SS#17 PL = 0,34
MW MW •SS#14 PL = 0,09
MW
•SS#19 PL = 0,12 •SS#05 PL = 1,15 MW
•SS#09 SG = 0,19
MW MW •BLD2001K = 7,92
MW
•SS#01 PL = 0,04 •SS#29 PL = 1,65 MW
MW MW •SS#02 SG = 5,19
•Total = 2,21
•SS#17 PL = 0,04 •BLD2001K = 0,06 MW
MW
MW MW
•BLD2001K = 0,16 •SS#05 SG = 0,28 •Total = 14,61
MW MW MW
•BLD2002K = 0,77 •SS#06 SG = 0,33
MW MW
•BLD3000K = 0,16
MW •Total = 4,97
•SS#05 SG = 0,16 MW
MW
•SS#06 SG = 1,15
MW
Page 89
Peralatan Listrik yang banyak digunakan diKilang Minyak yaitu:
Page 90
KODE IP (INTERNATIONAL PROTECTION)
IP X X
HURUF KODE
ANGKA DIGIT 1 ( 0 – 6)
PROTEKSI BENDA PADAT
ANGKA DIGIT 2 ( 0 – 8)
PROTEKSI BENDA CAIR
Page 91
TABEL KODE IP
8 = PERENDAMAN KONTINUE
Page 92
HAZARDOUS AREA CLASIFICATION
Page 93
KLASIFIKASI DAERAH/RUANG
Page 94
KELOMPOK PERLENGKAPAN
Page 95
PERLENGKAPAN YANG DIGUNAKAN DALAM SETIAP ZONE
Page 96
INT INT
HAND
AUTO 39 40 43 44 45 46
STOP START
1 2 3 4 5 11 12 13 14
K1 K1
K1
F6
K1
H2
K1 H1
F6
Page 97
Page 98
Page 99
KESIMPULAN 1
Page 100
Page 101