PENGANTAR:
Unit penyediaan uap dalam suatu industri sangatlah penting. Karena
uap/steam merupakan jenis energi yang mempunyai potensi kekuatan yang luar
biasa bila digunakan untuk membangkitkan tenaga listrik dalam skala yang besar.
Oleh karena itu, uap didalam suatu pabrik harus digunakan dengan se-efektif
mungkin, sehingga dapat mengurangi kerugian-kerugian dalam pemakaian nya.
TUJUAN PERKULIAHAN:
Pada pertemuan ini akan dijelaskan hal-hal yang terkait dengan Sistem
Kogenerasi Steam dan Contoh Perhitungan Utilitas pada Industri. Setelah
menyelesaikan perkuliahan, mahasiswa diharapkan mampu:
1. Menjelaskan sistem distribusi steam
2. Menjelaskan steam dan power balance.
3. Contoh perhitungan utilitas pada industri kimia
1
URAIAN MATERI:
DESKRIPSI MATERI
A. Kualitas Steam
Saturated Steam yang ideal sebaiknya memenuhi syarat-syarat berikut:
1. Flowrate sesuai dengan kebutuhan
Melakukan analisa terhadap kebutuhan steam yang diperlukan di proses, tidak
kurang ataupun lebih dan steam yang dibutuhkan didistribusikan dengan
menggunakan ukuran pipa yang tepat pada tekanan tinggi dan tekanan diturunkan
ketika mendekati proses.
2. Mempunyai hubungan antara tekanan dan suhu yang sesuai dengan steam table.
Gambar 1. Pemasangan Steam Trap dan Air Vent Pada Ujung Pipa Steam
4. Bersih
Steam sebaiknya bersih dari kotoran sehingga tidak merusak peralatan steam,
seperti Control Valve, PRV, Heat Exchanger, dll. Pada pendistribusian steam
sebaiknya dipasang strainer dengan 100 mesh screen (khusus untuk steam) dengan
posisi pemasangan yang tepat untuk menghindari genangan kondensat
(ditampilkan pada gambar 2 dan 3).
2
Gambar 2. Pemasangan Strainer Yang Tepat Pada Perpipaan Steam
5. Kering
Steam yang basah dapat menyebabkan waterhammer dan turunnya efisiensi
perpindahan panas.
Di sepanjang pipa distribusi steam, kondensat dapat timbul setiap saat. Hal ini
disebabkan karena:
a. Steam yang dihasilkan oleh Boiler merupakan steam yang mengandung kondensat
(steam basah) dan tidak mungkin dihasilkan 100 % steam kering.
Hal ini terutama terjadi pada Boiler yang menggunakan bahan bakar batu bara
karena efisiensi pembakaran batu bara cukup rendah.
b. Ukuran pipa distribusi steam terlalu “over size” sehingga luas permukaan kontak
pipa dengan lingkungan (udara sekitar) menjadi lebih besar dan menyebabkan
peluang terjadinya kondensasi lebih cepat (walaupun pipa distribusi steam telah
diisolasi dengan baik).
3
c. Kondensat di sepanjang pipa distribusi steam tidak segera dikeluarkan sehingga
akan menyebabkan kondensasi steam semakin menjadi lebih cepat.
d. Tidak adanya atau kurangnya "Drain Pocket" dengan ukuran dan kedalaman yang
tepat. Hal ini menyebabkan kondensat tidak dapat tertampung dengan baik
sebelum dibuang melewati steam trap.
e. Pemilihan tipe steam trap yang kurang cocok pada drain pocket sehingga
kondensat yang tertampung di drain pocket tidak dapat segera dikeluarkan.
h. Tidak adanya "Drain Pocket" pada saat pipa steam ke arah vertikal.
4
Untuk mengurangi steam yang basah, sepanjang pipa distribusi steam dipasang
drain pocket condensat dengan penempatan dan instalasi yang tepat (ditampilkan
pada gambar 7 dan 8).
Tipe steam trap yang dipilih sebaiknya adalah Thermodymic Steam Trap atau Ball
Float Steam Trap.
5
Contoh Perhitungan Utilitas pada Industri kimia :
5.1 Utilitas
Utilitas merupakan unit penunjang utama dalam memperlancar
jalannya suatu proses produksi. Dalam suatu pabrik, utilitas memegang
peranan yang penting. Karena suatu proses produksi dalam suatu pabrik
tidak akan berjalan dengan baik jika utilitas tidak ada. Oleh sebab itu,
segala sarana dan prasarananya harus dirancang sedemikian rupa sehingga
dapat menjamin kelangsungan operasi suatu pabrik.
Berdasarkan kebutuhannya, utilitas pada pabrik pembuatan PET
dari Terephthalic Acid dan Ethylene Glycol adalah sebagai berikut:
1. Kebutuhan uap (steam)
2. Kebutuhan air
3. Kebutuhan bahan kimia
4. Kebutuhan tenaga listrik
5. Kebutuhan bahan bakar
6. Unit pengolahan limbah
6
Tambahan untuk faktor keamanan diambil sebesar 30 % (Perry dan
Green, 1999) maka :
Total steam yang dibutuhkan = 1,3 × 109.027,2351 kg/jam
= 141.735,4057 kg/jam.
7
We = 0,00085 Wc (T2 – T1 ) (Perry, 1997)
Dimana:
Wc = Jumlah air masuk menara = 173.352,9338 kg/jam
T1 = Temperatur air masuk = 10 °C = 50 °F
T2 = Temperatur air keluar = 40 °C = 104 °F
Maka,
We = 0,00085 × 173.352,9338 × (104-50)
= 7.956,8997 kg/jam
Air yang hilang karena drift loss biasanya 0,1 – 0,2 % dari air
pendingin yang masuk ke menara air (Perry, 1997). Ditetapkan drift loss
0,2 %, maka:
Wd = 0,002 × 173.352,9338 = 346,7059 kg/jam
Air yang hilang karena blowdown bergantung pada jumlah siklus
sirkulasi air pendingin, biasanya antara 3 – 5 siklus (Perry, 1997).
Ditetapkan 5 siklus, maka:
Wb = = = 1.989,2249 kg/jam
8
113,44 m3 /detik (Pokja AMPL Kab. Tangerang, 2012), Jika diasumsikan
massa jenis air adalah 1 kg/m3 maka debit air Sungai Cimanceuri adalah
408.384 kg/jam.
Adapun kualitas air Sungai Cimanceuri, Banten dapat dilihat
pada tabel berikut :
Tabel 5.28 Kualitas Air Sungai Cimanceuri, Banten
No. Analisa Hasil Satuan
Fisika
1. Kekeruhan 38 NTU
2. Suhu 28,3 C
3. TDS 77,1 mg/l
4. TSS 544 mg/l
Kimia
1. Total Kesadahan 89,4 mg/l
2. Amoniak 0,29 mg/l
3. BOD 6,4 mg/l
4. COD 41 mg/l
5. DO 2,8 mg/l
6. Nitrat 5,3 mg/l
7. Nitrit 0,016 mg/l
8. Fe 2+ 1,5 mg/l
9. Co 0 mg/l
10. Fenol 0 mg/l
11. Cd 0 mg/l
12. Cr 6+ 0,031 mg/l
13. Mn2+ 0,112 mg/l
14. Zn 2+ 0,03 mg/l
15. Cu 2+ 0 mg/l
16. Pb 0,0315 mg/l
17. F 0,47 mg/l
18. Cl - 0,19 mg/l
19. CN 0,02 mg/l
20. SO4 14 mg/l
21. Ca 2+ 25,1 mg/l
22. Mg 2+ 6,94 mg/l
23. K+ 4,01 mg/l
24. Pospat (PO 4 ) 0,059 mg/l
25. pH 8,09 -
Sumber : Laporan Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Daerah Banten tahun
2014
9
5.4.3 Unit Pengolahan Air
Kebutuhan air untuk pabrik pembuatan PET dari Asam Tereftalat
dan Etilen Glikol diperoleh dari sungai Citarum, yang terletak di
kawasan pabrik. Untuk menjamin kelangsungan penyediaan air, maka di
lokasi pengambilan air dibangun fasilitas penampungan air (water
intake) yang juga merupakan tempat pengolahan awal air sungai.
Pengolahan ini meliputi penyaringan sampah dan kotoran yang terbawa
bersama air. Selanjutnya air dipompakan ke lokasi pabrik untuk diolah
dandigunakan sesuai dengan keperluannya. Pengolahan air di pabrik
terdiri dari beberapa tahap, yaitu (Degremont, 1991) :
1. Screening
2. Klarifikasi
3. Filtrasi
4. Demineralisasi
5. Deaerasi
Penukar Penukar
Kation Anion
Deaerator
Air Proses
&
Umpan Boiler
10
5.4.3.1 Screening
Tahap screening merupakan tahap awal dari pengolahan air.
Adapun tujuan screening adalah (Degremont, 1991):
- Menjaga struktur alur dalam utilitas terhadap objek besar yang
mungkin merusak fasilitas unit utilitas.
- Memudahkan pemisahan dan menyingkirkan partikel-partikel
padat yang besar yang terbawa dalam air sungai.
Pada tahap ini, partikel yang besar akan tersaring tanpa bantuan
bahan kimia. Sedangkan partikel-partikel yang lebih kecil akan terikut
bersama air menuju unit pengolahan selanjutnya.
5.4.3.2 Klarifikasi
Klarifikasi merupakan proses penghilangan kekeruhan di dalam
air dengan cara mencampurkannya dengan larutan Al2 (SO 4 )3 dan
Na2 CO3 (soda abu). Larutan Al2 (SO 4 )3 berfungsi sebagai koagulan
utama dan larutan Na2 CO 3 sebagai bahan koagulan tambahan yaitu
berfungsi sebagai bahan pambantu untuk mempercepat pengendapan
dan penetralan pH. Pada bak Clarifier, akan terjadi proses koagulasi
dan flokulasi. Tahap ini bertujuan menyingkirkan Suspended Solid
(SS) dan koloid (Degremont, 1991).
Dalam hal ini, pH menjadi faktor yang penting dalam
penyingkiran koloid. Kondisi pH yang optimum penting untuk
terjadinya koagulasi dan terbentuknya flok-flok (flokulasi). Koagulan
yang biasa dipakai adalah larutan alum Al2 (SO 4 )3 . Sedangkan koagulan
tambahan dipakai larutan soda abu Na2 CO3 yang berfungsi sebagai
bahan pembantu untuk mempercepat pengendapan dan penetralan pH.
Selanjutnya flok-flok yang akan mengendap ke dasar Clarifier
karena gaya gravitasi, sedangkan air jernih akan keluar melimpah
(overflow) yang selanjutnya akan masuk ke penyaring pasir (sand
filter) untuk penyaringan.
11
Pemakaian larutan alum umumnya hingga 50 ppm terhadap
jumlah air yang akan diolah, sedangkan perbandingan pemakaian alum
dan abu soda = 1 : 0,54 (Crities, 2004).
5.4.3.3 Filtrasi
Filtrasi dalam pemurnian air merupakan operasi yang sangat
umum dengan tujuan menyingkirkan Suspended Solid (SS), termasuk
partikulat BOD dalam air (Metcalf, 1984).
Unit filtrasi dalam pabrik pembuatan PET dari Terephthalic
Acid dan Ethylene Glycol menggunakan media filtrasi granular
(Granular Medium Filtration) sebagai berikut :
1. Lapisan atas terdiri dari pasir hijau (green sand). Lapisan ini
bertujuan memisahkan flok dan koagulan yang masih terikut
bersama air. Lapisan yang digunakan setinggi 24 in (60,96 cm).
2. Untuk menghasilkan penyaringan yang efektif, perlu digunakan
medium berpori misalnya atrasit atau marmer. Untuk beberapa
pengolahan dua tahap atau tiga tahap pada pengolahan effluent
pabrik, perlu menggunakan bahan dengan luar permukaan pori
yang besar dan daya adsorpsi yang lebih besar, seperti Biolite,
pozzuolana ataupun Granular Active Carbon/GAC) (Degremont,
12
1991). Pada pabrik ini, digunakan antrasit setinggi 12,5 in (31,75
cm).
3. Lapisan bawah menggunakan batu kerikil/gravel setinggi 7 in
(17,78 cm) (Metcalf & Eddy, 1991).
Bagian bawah alat penyaring dilengkapi dengan strainer
sebagai penahan. Selama pemakaian, daya saring sand filter akan
menurun. Untuk itu diperlukan regenerasi secara berkala dengan cara
pencucian balik (back washing). Dari sand filter, air dipompakan ke
menara air sebelum didistribusikan untuk berbagai kebutuhan.
Untuk air domestik, laboratorium, kantin, dan tempat ibadah,
serta poliklinik, dilakukan proses klorinasi, yaitu mereaksikan air
dengan klor untuk membunuh kuman-kuman di dalam air. Klor yang
digunakan biasanya berupa kaporit, Ca(ClO)2 .
5.4.3.4 Demineralisasi
Air untuk umpan ketel dan proses harus murni dan bebas dari
garam-garam terlarut. Untuk itu perlu dilakukan proses demineralisasi,
dimana alat demineralisasi dibagi atas :
a. Penukar kation
Berfungsi untuk mengikat logam-logam alkali dan mengurangi
kesadahan air yang digunakan. Proses yang terjadi adalah
pertukaran antara kation Ca, Mg, dan Mn yang larut dalam air
dengan kation hidrogen dan resin. Resin yang digunakan bertipe
gel dengan merek IR–22 (Lorch, 1981).
13
Reaksi yang terjadi :
2H+R + Ca2+ Ca2+R + 2H+
2H+R + Mg2+ Mg2+R + 2H+
2H+R + Mn2+ Mn2+R + 2H+
= x 264,17 gal/m3
= 14.455,2140 gal/jam
Kesadahan air = 1,949 gr/gal × 14.455,2140 gal/jam × 24 jam/hari
= 683.341,0758 gr/hari = 683,3411 kg/hari
14
Perhitungan ukuran Cation Exchanger :
Jumlah air yang diolah = 14.455,2140 gal/jam = 240,9202 gal/min
Dari Tabel 12.4, Nalco Water Treatment, 1988 diperoleh data –
data sebagai berikut :
- Diameter penukar kation = 2 ft
- Luas penampang penukar kation = 0,7854 ft2
- Jumlah penukar kation = 1 unit
Volume Resin yang Diperlukan
Total kesadahan air = 683,3411 kg/hari
= 205,0023 lb/hari
= 92,9876 kg/hari = 3,8745 kg/jam
15
b. Penukar anion
Penukar anion berfungsi untuk menukar anion negatif yang
terdapat dalam air dengan ion hidroksida dari resin. Resin yang
digunakan bermerek IRA–410. Resin ini merupakan kopolimer
stirena DVB (Lorch,1981). Reaksi yang terjadi:
2ROH + SO42- R2 SO 4 + 2OH-
ROH + Cl- RCl + OH-
Untuk regenerasi dipakai larutan NaOH dengan reaksi:
R2 SO 4 + 2NaOH Na2 SO 4 + 2ROH
RCl + NaOH NaCl + ROH
= x 264,17 gal/m3
= 14.455,2140 gal/jam
Kesadahan air = 6,371 gr/gal × 14.455,2140 gal/jam × 24 jam/hari
= 2.210.359,4463 gr/hari = 2.210,3594 kg/hari
16
- Diameter penukar kation = 2 ft
- Luas penampang penukar kation = 0,7854 ft2
- Jumlah penukar kation = 1 unit
Volume Resin yang Diperlukan
Total kesadahan air = 2.210,3594 kg/hari
Dari Tabel 12.2, Nalco, 1988 diperoleh :
- Kapasitas resin = 12 kg/ft3
- Kebutuhan regenerant = 5 lb H2 SO 4 /ft3 resin
Jadi,
= 920,9831 lb/hari
= 417,751 kg/hari = 17,4063 kg/jam
5.4.3.5 Deaerator
Deaerator berfungsi untuk memanaskan air yang keluar dari
alat penukar ion (ion exchanger) dengan memakai panas dari
kondensat bekas sebelum dikirim sebagai air umpan ketel. Pada
deaerator ini, air dipanaskan supaya gas-gas yangterlarut dalam air,
17
seperti O 2 dan CO 2 dapat dihilangkan, sebab gas-gas tersebut dapat
menyebabkan korosi. Adapun perhitungan Temperatur keluaran dari
Deaerator berdasarkan asas Black, yaitu : Qserap = Qlepas
18
Tabel 5.29 Kebutuhan listrik untuk keperluan proses
Daya Total
Nama Alat Jumlah
(hp) (hp)
MT-101 4 1 4
R-101 3 3 9
R-102 2 4 8
R-103 13 5 65
CR-101 10 1 10
CF-101 30 1 30
BE-101 6 1 6
BC-101 6 1 6
P-101 20 3 60
Pompa Proses - 9 10,05
Jumlah Daya 208,05
19
Total kebutuhan listrik = 4.556,325 hp x 0,7457 kW/hp
= 3.397,6516 kW
Efisiensi generator 80 %, maka :
Daya output generator = 3.397,6516/0,8 = 4.247,0644 kW
= 11.593.568,9625 btu/jam
Jumlah solar yang dibutuhkan untuk bahan bakar generator adalah :
= x x = 297,5167 L/jam
20
Maka total panas yang dibutuhkan ketel uap = Panas keluar – Panas
masuk
= (188.167.924.5774 – 117.838.816,2803) kJ/jam
= 70.329.108,2972 kJ/jam x 1,05506 btu/kJ
= 74.201.429 btu/jam
Efisiensi ketel uap = 75 %
Panas yang harus disuplai ketel
= 98.935.238,6667 btu/jam
Nilai bahan bakar solar = 19.860 btu/lb (Perry, 1999)
Jumlah bahan bakar = 98.935.238,6667 btu/jam / 19.860 btu/lbm
= 4.981,6334 lbm/jam x 0,45359 kg/lbm
= 2.259,6191 kg/jam
Kebutuhan solar = (2.259,6191kg/jam) / (0,89 kg/l)
= 2.538,8978 L/jam
21
yang dilengkapi dengan dryer yang berisi silica gel untuk menyerap
kandungan air sampai maksimal 84 ppm.
22