Anda di halaman 1dari 15

TATA NAMA ALKANE DAN ALKUNA

TUGAS MAKALAH

Dosen pengajar:
Rhahmasari Ismet S.Si.,M.Sc

Nama : Sukirno
Kelas : Reguler C
Nim : 201010900040

UNIVERSITAS PAMUlANG
Jln.Surya Kencana No.1 Pamulang Tangerang Selatan
Kata Pengantar

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-
Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul  Tata Nama
Alkena dan Alkuna dengan tepat waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran Kimia Organik.
Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang Tata Nama Alkena
dan Alkuna bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Rhahmasari Ismet Mata
Kuliah Kimia Organik . Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua
pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu,
saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Tangerang Selatan, 1 November 2021


Penyusun

Sukirno
DAFTAR ISI

A. Tata Nama Alkena Dan Alkuna


B. Reaksi Pada Alkena Dan Alkuna
C. Aplikasi Dan Manfaat
D. Sumber Alkena Dan Alkuna
Kesimpulan
A TATA NAMA ALKENA DAN ALKUNA

Senyawa hidrokarbon merupakan senyawa yang hanya tersusun oleh


atom-atom karbon (C) dan hidrogen (H). Berdasarkan kejenuhan ikatannya,
senyawa hidrokarbon dikelompokan menjadi tiga, yaitu:

1. Alkana (ikatan tunggal / jenuh)

2. Alkena (ikatan rangkap dua / tak jenuh)

3. Alkuna (ikatan rangkap tiga / tak jenuh)

Senyawa hidrokarbon golongan alkena mempunyai rumus umum CnH2n.


Senyawa ini mempunyai ikatan rangkap dua. Sedangkan senyawa hidrokarbon
golongan alkuna mempunyai rumus umum CnH2n – 2. Senyawa ini memiliki ikatan
rangkap tiga pada rantainya.

Khusus senyawa alkena dan alkuna, dasar penamaannya mengikuti alkana,


yaitu dengan mengganti akhiran –ana pada senyawa alkana dengan akhiran –ena
(senyawa alkena) dan akhiran –una (senyawa alkuna).

Senyawa karbon yang telah kehilangan satu atom hidrogen dinamakan


dengan gugus alkil yang biasanya dilambangkan dengan –R, rumus umum =
CnH2n + 1. Sistem penamaan gugus alkil mengikuti tata nama senyawa alkana,
dengan mengganti akhiran –ana pada senyawa alkana dengan akhiran –il.
Contohnya adalah Metana menjadi Metil, Etana menjadi Etil, dan selanjutnya.
Gugus alkil biasanya terdapat pada percabangan senyawa karbon.
Tata nama menurut ketentuan aturan IUPAC (International United of Pure
and Applied Cehemistry = Perhimpunan Internasional Ilmu Kimia Murni dan
Terapan) adalah sebagai berikut:

1. Jika rantai karbon (C) tidak bercabang, maka namanya sesuai dengan yang
disajikan pada tabel tersebut di atas, dengan diberi awalan n (normal).

Namanya : n-pentana

2. Jika rantai karbon (C) bercabang:

1. Rantai pokok yang menjadi nama alkananya merupakan rantai


terpanjang.
Catatan:
Atom-atom hidrogen (H) tidak ditulis agar tidak ruwet. Rantai
karbon (C) terpanjang = 8, jadi merupakan suatu oktana.

2. Penomoran atom karbon (C) dihitung dari salah satu ujung rantau
pokok yang terdekat dengan cabang.

Nama cabang dengan awalan nomor atom karbon (C) dimana cabang
tersebut terikat, ditulis di depan nama alkananya.
Jadi namanya : 2-metil oktana

3. Jika terdapat lebih dari satu cabang, maka ditulis urut abjad.

Jadi namanya : 4-etil-2-metil oktana


3. Jika terdapat lebih dari satu cabang yang sama, maka nama cabang
tersebut disebut sekali dengan memberikan tambahan awalan:

di = jika tedapat dua cabang yang sama

tri = jika terdapat tiga cabang yang sama

tetra = jika terdapat empat cabang yang sama


Jadi namanya : 2,2,4-trimetil heksana

4. Jika rantai terpanjang ada dua kemungkinan, maka dipilih rantai yang
memiliki cabang lebih banyak sebagai rantai pokok.
Namanya: 3-etil-2-metil hekasana (bukan 3-isopropil heksana)
5. Jika ada dua cabang yang terikat pada atom karbon (C) yang sama
jaraknya dari ujung, maka nomor terendah diberikan kepada cabang yang
terdahulu menurut abjad.
Namanya: 3-etil-5-metil heptana (bukan 5-etil-2-metil heptana)

Tata nama senyawa alkena dan alkuna adalah seperti pada alkana, tetapi
dengan beberapa tambahan sebagai berikut:

1. Rantai pokok haruslah yang mengandung ikatan rangkap.

2. Penomoran atom karbon (C) dihitung dari ujung yang terdekat dengan
ikatan rangkap.

3. Akhiran –ana diganti dengan akhiran –ena (untuk alkena), dan diganti
dengan akhiran –una (untuk alkuna), kemudian disertai dengan nomor atom
karbon (C) dimana ikatan rangkap tersebut terdapat.

Contohnya:

1-butena

4-metil-2-pentena

2,5-dimetil-3-heptuna

2-etil-3,6-dimetil-1,4-
oktadiena

1,3-pentadiena
Alkena adalah senyawa hidrokarbon yang tidak jenuh, dan memiliki ikatan
rangkap dua (–C=C–). Rumus umum yang digunakan untuk menyatakan Alkena
adalah: C2H2n

Nama lain dari Alkena adalah Olefin. Bentuk Alkena yang paling
sederhana yaitu Etena, yang memiliki rumus C2H4. Alkena lebih reaktif bila
dibandingkan dengan Alkana. Namun, relatif lebih stabil dibandingkan dengan
Alkuna.

Alkena juga memiliki kegunaan di berbagai bidang, seperti:

 Bisa menjadi obat bius bila dicampurkan dengan kandungan O2.

 Mematangkan buah-buahan.

 Bahan baku dari industri plastik, karet sintetis, dan juga alkohol.

Alkuna juga termasuk dalam senyawa hidrokarbon tak jenuh. Namun


Alkuna memiliki satu atau lebih ikatan rangkap tiga antara atom karbon. Alkuna
memiliki rumus umum: CnH2n-2

Alkuna juga disebut sebagai Asetilena. Alkuna adalah senyawa yang lebih
reaktif dibandingkan dengan Alkana dan juga Alkena. Alkena memiliki sifat
semikonduktor, karena adanya pembentukan polimer yang bernama Polyethylene
yang memiliki sifat tersebut.

Selain Alkana dan Alkena, Alkuna juga memiliki banyak kegunaan, seperti:

 Bisa digunakan dalam proses mengelas besi dan juga baja.

 Dapat digunakan sebagai penerangan.

 Merupakan sebuah Sintesis dari senyawa lain nya.


A. REAKSI PADA ALKENA DAN ALKUNA

Reaksi –reaksi Alkena Sederhana

Alkena sederhana adalah senyawa alkena dengan rantai karbon pendek.


Semua alkena memiliki gugus C=C sebagai tempat terjadinya reaksi kimia.
Reaksi yang terjadi pada ikatan rangkap antara lain adalah adisi dan oksidasi. 

Reaksi adisi adalah reaksi penambahan gugus yang mengubah ikatan


rangkap (tak jenuh) pada alkena menjadi ikatan tunggal (jenuh). Reaksi adisi
disebut juga reaks penjenuhan.

a. Adisi Alkena dengan Hidrogen (Hidrogenasi) Alkena

Hidrogenasi alkena disebut juga reaksi reduksi. Reaksi ini terjadi


melalui penambahan H2 pada ikatan rangkap alkena membentuk senyawa
alkana. Proses ini memerlukan katalis Pt, Pd, atau Ni. 

Contoh: 
b. Adisi Alkena dengan Halogen (Halogenasi)

Alkena dapat bereaksi dengan halogen(Cl2, Br2, I2) membentuk alkil


dihalida. Iodinasi jarang dilakukan karena produk reaksinya mudah terurai
kembali. 

Contoh: 

c. Adisi Alkena dengan Asam Halida (Hidrohalogenasi)

Adisi alkena dengan asam halida (HX) mengikuti aturan Markovnikov


sebagai berikut: atom H dari HX ditambahkan pada atom C berikatan rangkap
yang mengikat atom H lebih banyak. 
Adapun atom halogen (X) ditambahkan pada atom C = lainnya (yang
kurang tersubstitusi). Alkena akan berubah menjadi haloalkana jika
mengalami adisi dengan asam halida.

Reaksi –reaksi Alkuna Sederhana

Umumnya reaksi yang terjadi pada alkena juga dapat terjadi pada alkuna.
Karena alkuna memiliki satu ikatan rangkap tiga, maka reaksi adisi alkuna
berlangsung melalui dua tahap penjenuhan sebagai berikut

alkuna Reaksi adisi menjadi alkena dan alkana menggunakan katalis seperti
platina, nikel, dan paladium.

a. Hidrogenasi Katalitik Alkuna menjadi Alkana

Dengan katalis yang sesuai, hidrogenasi alkuna menghasilkan senyawa


alkana. Platina, nikel, dan paladium adalah katalis yang sesuai untuk reaksi
ini.
C. APLIKASI DAN MANFAAT

Kegunaan Alkena dalam Kehidupan Sehari-Hari


1. Butadiena, digunakan sebagai bahan baku pembuatan polibutadiena/karet
sintetis
2. Etena (C2H4), digunakan sebagai bahan baku pembuatan polietena dan
senyawa organik intermediet seperti kloroetena (vinil klorida) dan stirena.
3. Propena (C3H6, digunakan sebagai bahan baku pembuatan polipropena.

Kegunaan Alkuna dalam Kehidupan Sehari-Hari


1. Sebagai bahan baku pembuatan senyawa organik lain seperti etanal, asam
etanoat, dan vinil klorida
2. Sebagai pelarut.
3. Sebagai pelangsung reaksi adisi, polimerisasi, substitusi, dan pembakaran
4. Bahan baku pembuatan gas karbit yang berguna dalam mempercepat
proses pematangan buah.
5. Gas etuna digunakan dalam proses pengelasan dan pemotongan logam
6. Etuna digunakan sebagai bahan baku pembuatan vinil klorida yang dipakai
dalam pembuatan pipa
D. SUMBER ALKENA DAN ALKUNA

Alkena dihasilkan dengan melakukan pemecahan (cracking) senyawa alkana


pada minyak bumi dengan katalis. Alkana digunakan untuk bahan pembuatan
plastik dan pematangan buah.

Alkuna dihasilkan dari gas alam namun juga bisa dihasilkan dari reaksi
kalsium karbida. Alkuna digunakan untuk pengelas dan pemotong logam serta
penerangan bawah tanah.
Kesimpulan

Alkena dan Alkuna adalah bagian dari pembagian senyawa hidrokarbon


alifatik berdasarkan jenis ikatannya. Alkena memiliki ikatan ikatan rangkap dua,
dan Alkuna dengan tiga rangkap ikatan. Keduanya memiliki banyak kegunaan di
berbagai macam industri.

Anda mungkin juga menyukai