Anda di halaman 1dari 21

Penerapan

Bioteknologi dalam
Pembuatan Nata De
Coco
Mata kuliah : Bioproses

KELOMPOK 1
ANGGOTA KELOMPOK

01 02
ADI SAPUTRO AHMAD SUKARMAN
201010950023
201010950001

03
ALFI ALI 04INDAH
ASTRI
SYAMHURIS YANTI
201010950013 201010950011
PEMBAHASAN
KITA AKAN MEMBAHAS HAL-HAL SEBAGAI BERIKUT :

Pendahuluan Pengertian bioteknologi/bioproses, sejarah

Isi Sejarah, penggolongan, Cara pembuatan Nata De Coco

Penutup Kesimpulan
01
PENDAHULUAN
Apa itu bioteknologi/bioproses ?
PENGERTIAN
Bioteknologi adalah ilmu yang mempelajari tentang
pemanfaatan makhluk hidup seperti bakteri, fungi, termasuk
juga virus. Hubungan bioteknologi di bidang kesehatan dan
kefarmasian salah satunya yaitu Antibiotik.
Sejarah
● Revolusi biologi yang diawali dengan penemuan struktur sulur ganda (heliks) molekul DNA
(asam deoksiribo nukleat) oleh Watson dan Crick (1953) melejit pesat di pertengahan tahun
1970-an dengan berkembangnya rekayasa genetika. Perkembangan ini menjadikan bioteknologi
sebagai bidang antardisiplin yang memberi harapan  untuk memecahakan problem yang dihadapi
manusia. Padahal penerapan proses-proses bioteknologis sebenarnya telah berabad-abad lamanya
dikenal dan dibudidayakan oleh umat manusia.
● Di penghujung abad ke-20 bioteknologi telah menjadi salah satu penopang kegiatan industri
terutama di Negara-negara maju. Sebaliknya upaya pengembangan dan penerpannya di negara-
negara berkembang masih banyak menghadapi masalah dan dilema. Hal ini karena bioteknologis
memerlukan padat modal untuk penelitian dan penerapannya. Selain itu, juga memerlukan
dukungan sumberdaya manusia berupa pakar dan insinyur yang berkelayakan tinggi.
Sejarah
● Pengetahuan manusia tentang bioteknologi berawal dari pembuatan makanan dan minuman secara fermentasi. Seni
pembuatan pangan terfermentasi tersebut telah dikenal oleh masyarakat Babilonia sejak 6.000 tahun SM, jauh sebelum
Louis Pasteur mencetuskan temuannya tentang peran mikroba atau jasad renik dalam fermentasi.
● Minuman khas jepang (sake), bir, anggur, keju, yogurt, dan pangan tradisional Indonesia (tempe, oncom, acar, peda)
merupakan contoh hasil proses bioteknologis tradisional. Tahapan ini disebut bioteknologi generasi pertama atau era
pra-pasteur. Tahapan ini dicirikan oleh pemanfaatan atau pendayagunaan mikroba (bakteri, kapang, khamir) untuk
pengawetan dan atau pembuatan makanan/minuman. Sampai tahun 1940-an, penggunaan mikroba juga dikembangkan
untuk produksi bahan kimia (aseton-butanol, asam sitrat) dan biomassa.
● Bioteknologi generasi kedua dimulai ketika ditemukan penisilin oleh Fleming (1928/1929) dan permulaan
pengusahaannya dalam bentuk indutri pada tahun 1944. Pada era ini (dan sampai sekarang) kegiatan bioteknologis
diwarnai oleh proses produksi industri antibiotik, vitamin, dan asam orgaanik dengan fermentasi. Masa tersebut
dikenal pula sebagai era antibiotik.
Sejarah
● Bioteknologi generasi ketiga melejit secara pesat pada paruh tahun 1970-an dengan diterapkannya
rekayasa genetika untuk manipulasi dan memperbaiki sifat organisme sebagai “agen” yang berperan
penting dalam bioproses. Berbagai produk farmasi dan kedokteran yang bernilai tinggi seperti
interferon, hormon, dan vaksin diproduksikan berkat rekayasa genetik ini. Teknologi hibridoma
yang ditemukan oleh Kohler dan Milstein (1975) membuka era ini untuk produksi antibodi
monoklonal (Anonymous, 1990). Kekhasan ini menyebabkan tahapan perkembangan ini dinamai
bioteknologi baru.
● Perkembangan proses bioteknologis tidak lepas dari peran enzim, suatu biokatalis.
● Perkembangan yang pesat di bidang bioproses telah memberikan banyak manfaat bagi manusia.
Manfaat langsung yang dirasakan antara lain dihasilkannya berbagai produk dari penerapan
bioproses berskala industri atau komersial.
.
02
PEMBAHASAN
BIOTEKNOLOGI NATA DE COCO
DASAR TEORI

●Air kelapa merupakan media yang sangat sesuai untuk pertumbuhan berbagai
jenis mikroorganisme. Nata de Coco merupakan salah satu produk hasil olahan
kelapa yang menggunakan proses fermentasi. Pada pengolahan air kelapa yang
menjadi Nata de Coco mikroorganisme yang berperan adalah Acetobacter xylinum.
Selain itu faktor lain yang juga berperan adalah pH dan suhu fermentasi.
●Diantara faktor-faktor tersebut yang paling berperan adalah mikroorganisme,
karena bagaimanapun banyak nutrisi yang di tambahkan ataupun kondisi medianya
sudah baik tetapi bila mikroorganismenya kurang maka proses fermentasi untuk
pembentukan Nata de Coco tidak berjalan dengan baik pula, hal ini menunjukkan
bahwa aktivitas bakteri sangat menentukan hasil yang akan di peroleh.
DASAR TEORI
●Air kelapa dapat dimanfaatkan dengan bantuan mikroorganisme (bakteri) seperti
alkohol, asam cuka dan Nata de Coco karena air kelapa ini rasanya manis dan
mengandung mineral 4%, gula 2% dan air.
●Air kelapa merupakan media yang sangat sesuai untuk pertumbuhan berbagai
jenis mikroorganisme. Oleh karena itu proses fermentasi merupakan tahap yang tidak
dapat dikesampingkan. Air kelapa yang mengalami fermentasi akan mengandung
berbagai jenis bakteri seperti Saccaromyces dan Acetobacter, karena air kelapa yang
telah mengalami fermentasi banyak mengandung asam maka bakteri yang tumbuh
lebih cepat dan lebih banyak adalah Acetobacter xylinum.
●Komposisi air kelapa banyak mengandung mineral dan vitamin
sehingga dapat dijadikan media yang baik dalam pertumbuhan mikroba
dibantu dengan gula yang terdapat dalam air kelapa maka akan terjadi
fermentasi dengan mudah menjadi alkohol dan asam asetat.
NATA DE COCO

●Nata de Coco sebenarnya terjadi karena proses fermentasi glukosa yang merupakan salah
satu jenis karbohidrat, karbohidrat tersebut berada dalam larutan gula yang terkandung dalam
air kelapa oleh Actobacter xylinum. Kemudian glukosa tersebut digabung dengan asam lemak
membentuk cairan nata pada membran sel.
●Selanjutnya cairan ini dikeluarkan bersama enzim yang akan mempolimerisasikan glukosa
menjadi selulosa di luar sel. Secara fisik nata bertekstur lembut dan berwarna putih. Air kelapa
yang digunakan untuk pengolahan Nata de Coco rata-rata mengandung gula sekitar 14,5% dan
pH 4,29. Berdasarkan komposisi kimianya maka Nata de Coco termasuk dalam makanan
penyegar atau pencuci mulut, dan dikomposisikan dengan buah-buahan lainnya.
●Nata de Coco yang dikenal di masyarakat saat ini adalah dibuat dari air kelapa yang kadar
gulanya telah ditingkatkan dengan penambahan gula pasir 70 gr/lt air kelapa, starter 165 ml
(16,5%) dan asam asetat 20-22 ml.
PEMBENTUKAN NATA DE COCO
●Pembentukan Nata de Coco adalah oleh bakteri asam asetat yang disebut Acetobacter
xylinum. Bakteri ini tergolong family Psomonadeceae dan termasuk genus Acetobacter,
panjang dua ujung biasanya terdapat sebagai sel tunggal. Bakteri ini membentuk asam dari
glukosa, etil alkohol, propil alkohol, dan glikol. Mengoksidasi asam asetat menjadi
karbondioksida dan air.
●Dalam fermentasinya bakteri ini mengubah glukosa menjadi selulosa secara ekstraseluler
sehingga terbentuk lapisan tebal, gelembung-gelembung udara yang terbentuk adalah akibat
dari metabolisme berupa gas CO2 mempunyai kecenderungan melekat pada jaringan selulosa,
sehingga struktur permukaan menjadi naik dan hal ini ternyata membantu persediaan oksigen
untuk mikroba. Nata de Coco merupakan salah satu produk hasil olahan air kelapa dengan
menggunakan proses fermentasi. Air kelapa yang digunakan alasannya adalah air kelapa yang
sudah tua karena air kelapa ini dikategorikan sebagai limbah yang dibuang sedangkan air
kelapa yang masih muda dapat digunakan secara langsung tanpa diolah misalnya sebagai
minuman segar.
FAKTOR-
FAKTOR
VARIETAS KELAPA

Air kelapa yang baik digunakan adalah air


kelapa dari varietas kelapa ganjah karena
penggunaan air kelapa ini akan menghasilkan
Nata de Coco yang lebih tebal bila
dibandingkan dengan menggunakan air kelapa
dari varietas kelapa hibrida.
TEMPERATUR

Temperatur merupakan faktor yang akan


mengontrol kondisi lingkungan dari proses
fermentasi dan temperatur yang digunakan pada
fermentasi air kelapa ini adalah 28-31°C
PH MEDIA
pH atau derajat keasaman yang digunakan juga
merupakan parameter tetap, untuk
mengendalikan tingkat keasaman dari proses,
dan menjaga agra bakteri tetap dapat tumbuh
dengan baik, seperti Actobacter xylinum
menyukai pH yang lebih asam yaitu 4,55.
Beberapa peneliti mengatakan pH yang
optimum adalah pH 4. Sehingga diperlukan
penambahan bahan untuk mendapatkan pH
yang diinginkan, yang digunakan biasanya
adalah asam asetat glasial.
GULA SEBAGAI SUMBER
KARBON
Proses fermentasi dapat terjadi apabila
mengandung cairan karbohidrat seperti jenis
sukrosa, laktosa dan jenis lainnya yang
didapatkan banyak dalam gula, merupakan
sumber karbon yang dugunakan sebagai nutrisi
bagi pertumbuhan bakteri pada saat proses
metabolisme dan juga sebagai sumber energi
pada saat perombakan glukosa dan fruktosa
menjadi selulosa.
SUMBER NITROGEN

Sumber nitrogen yang digunakan dapat berupa


ammonium posfat, Ammonium sulfat dan
sumber nitrogen lainnya. Nitrogen ini juga
merupakan sumber nutrisi untuk pertumbuhan
dari bakteri, konsentrasi yang biasa digunakan
adalah 0,3-0,7%
THANKS!
Do you have any questions?

Anda mungkin juga menyukai