UTILITAS
Adapun kebutuhan air pada pabrik gula semut dapat dilihat pada Tabel 8.1
hingga 8.4 sebagai berikut,
Tabel 8. 1 Data Kebutuhan Air Sanitasi
Jumlah Kebutuhan Air
No Nama Fasilitas
(Kg/Jam)
Kantor (120 L/orang/hari)
1 - 52 × 4 (dalam keluarga)× 120 L/hari = 1040
22560 L/hari
VIII-1
VIII-2
Laboratorium
2 208
- 20% dari kebutuhan kantor = 4512 L/hari
Kantin
3 - 10% dari kebutuhan kantor = 2256 L/hari 104
Mushalla
4 312
- 30% dari kebutuhan kantor = 6768 L/hari
Pemadam
5 - 10% dari kebutuhan kantor = 2256 L/hari 104
Poliklinik
6 104
- 10% dari kebutuhan kantor = 2256 L/hari
Taman dan lainnya
7 - 20% dari kebutuhan kantor = 4512 L/hari 208
Total kebutuhan air sanitasi 2080
Over design (+10%) 2288
Air yang disuplai dari sungai diolah terlebih dahulu agar memenuhi syarat
untuk digunakan. Pengolahan dapat meliputi syarat fisik dan kimia. Pada lokasi
pabrik (unit utilitas) didirikan water intake yang merupakan tempat penampung air
dari sumbernya. Unit ini dilengkapi dengan bar screen yang berfungsi untuk
menyaring benda-benda yang ikut tergenang dalam air. Secara umum pengolahan air
pada pabrik gula semut terdiri dari beberapa tahapan, yaitu: screening, klarifikasi,
filtrasi, demineralisasi dan deaerasi.
VIII-4
8.1.2.1 Screening
Screening berfungsi untuk menyaring partikel besar tanpa bahan kimia,
sedangkan partikel yang lebih kecil akan terikut bersama air menuju bak
pengendapan. Bak pengendapan bertujuan untuk mengendapkan dan memisahkan
lumpur yang mungkin terbawa (sehingga dapat menyebabkan gangguan).
8.1.2.2 Klarifikasi
Klarifikasi merupakan proses penghilangan kekeruhan dan pengendapan
partikel yang tersuspensi di dalam air dengan bantuan penambahan kimia di dalam
alat clarifier. Proses klarifikasi terdiri dari beberapa tahapan, yaitu koagulasi,
flokulasi dan sedimentasi. Pada proses ini ditambahkan bahan kimia, yaitu larutan
alum (Al2(SO4)3) sebagai koagulan utama dan larutan soda abu (Na2CO3) sebagai
koagulan pendukung. Penambahan larutan alum akan menyebabkan terbentuknya
gumpalan partikel-partikel yang tersuspensi (menjernihkan air). Larutan soda abu
dapat membantu pembentukan flok, mempercepat pengendapan serta mengatur pH
agar kondisi netral dikarenakan air sungai cenderung asam.
Reaksi yang terjadi pada proses klarifikasi adalah sebagai berikut:
Pada umumnya larutan alum yang digunakan mencapai 50 ppm terhadap air
yang akan diolah, dengan perbandingan alum dan soda abu 1:0,54 (Baumann Vonna
A., dkk., 2008).
Air yang telah mengalami proses koagulasi dan flokulasi masuk ke tahap
akhir dari proses klarifikasi yaitu tahap sedimentasi. Air yang telah bersih dapat
dipisahkan ketika flok telah mengendap dan selanjutnya air menuju tahap
penyaringan pasir (sand filter) atau filtrasi.
8.1.2.3 Filtrasi
Air yang berasal dari clarifier dialirkan ke sand filter untuk dilakukan proses
filtrasi. Filtrasi berfungsi untuk menyaring partikel-partikel halus yang masih lolos
dan belum terendapkan dari proses sebelumnya. Partikel-partikel yang akan disaring
VIII-5
akan tertahan pada bagian bed. Proses ini menggunakan beberapa jenis lapisan bed,
seperti coarse sand, fine sand dan selanjutnya activated carbon. Lapisan tersebut
disusun berurutan dari partikel terbesar hingga terkecil, penyaring warna, dan bau.
Apabila bagian bed sudah banyak terkumpul oleh pengotor, maka tekanan aliran
akan tinggi. Sehingga perlu dilakukan proses backwash dari aliran yang lebih tinggi
dari filtrasi, proses tersebut dilakukan untuk melepas kotoran dari permukaan filter
dan memperluas proses penyaringan. Air yang telah diolah dari sand filter akan
dialirkan ke activated carbon untuk penghilangkan bau dan penyaringan lebih lanjut.
Air yang telah melewati proses activated carbon dialirkan ke tangki
penampung. Aliran air pada tangki penampung dibagi menjadi 3 aliran, menuju ke
sand filter (untuk ion exchanger dan proses backwash) serta kebutuhan domestik
(sanitasi). Untuk air sanitasi diinjeksikan desinfektan yaitu klorin CaOCl2 terlebih
dahulu untuk membunuh bakteri serta menghilangkan kandungan Fe dan Mn dalam
air.
Untuk kebutuhan air minum, setelah diinjeksikan klorin, dilanjutkan ke
penyaring air (water treatment system), sehingga keluaran air dapat memenuhi
persyaratan air minum (konsumsi). Aliran air yang terakhir, air akan diproses lebih
lanjut untuk kebutuhan proses pada pabrik, yaitu digunakan sebagai air proses, air
pendingin, dan air umpan boiler.
Kebutuhan CaOCl2 untuk membunuh kuman = 2 ppm dari massa air masuk
Kebutuhan CaOCl2 untuk mengikat Fe = 0,886 mg/L untuk 1 mg/L Fe
Kebutuhan CaOCl2 untuk mengikat Mn = 1,857mg/L untuk 1 mg/L Mn
(Lin dalam Vonna, A., dkk., 2008).
8.1.2.4 Demineralisasi
Fungsi dari demineralisasi adalah memurnikan air dan bebas dari garam-
garam terlarut. Air murni ini dibutuhkan untuk umpan proses, umpan ketel dan
pendingin. Air yang telah mengalami proses ini disebut air demin (deionized water).
Pada proses demineralisasi menghilangkan segala material baik ion positif (kation)
maupun ion negatif (anion) yang terlarut dalam air. Resin kation berfungsi untuk
mengikat kation-kation yang terkandung dalam air yang kemudian ditukarkan dengan
ion hidrogen (H+). Sedangkan resin anion untuk mengikat anion-anion dalam air lalu
ditukarkan dengan ion hidroksil (OH-). Air demin ini dibutuhkan untuk umpan steam.
VIII-6
8.1.2.5 Deaerasi
Deareasi berfungsi untuk menghilangkan kandungan gas yang terlarut dalam
air. Gas-gas tersebut dapat mengakibatkan kerusakan pada alat. Alat yang digunakan
pada proses ini adalah deaerator. Prinsip kerjanya yaitu dengan menggunakan steam
yang dialirkan secara counter-current untuk menstrip dissolved gas pada boiler feed
water. Untuk mengikat udara yang terlarut dalam air, maka harus diinjeksikan
hidrazin (N2H4) atau senyawa lain yang berfungsi sebagai oxygen scavenger di
deaerator. Reaksi hydrazine dengan oksigen adalah sebagai berikut:
N2H4 + O2 2H2O + N2
D 500-1000 50
= 216,75 kW
Sehingga, total kebutuhan daya listrik untuk pabrik gula semut ini yaitu:
P = Kebutuhan listrik untuk proses dan utilitas + Kebutuhan listrik untuk
penerangan + Kebutuhan listrik untuk perumahan
= (35756,423 + 216750 + 68640) W
= 321798,910 W (321,799 kW)
Perhitungan Generator
Efesiensi generator = 80%
Daya output generator = 0,8 × 321,799 kW
= 257,439 kW
VIII-9
Limbah Cair
a. Limbah Domestik
Limbah domestik merupakan limbah yang berasal dari kebutuhan rumah
tangga seperti kamar mandi, dapur, pencucian dan lain-lain. Limbah jenis ini tidak
terlalu bahaya, dikarenakan tidak mengandung bahan kimia yang berlebihan dan
berbahaya. Namun, jika limbah tersebut terakumulasi dalam jumlah yang banyak,
maka berdampak bahaya bagi kesehatan ekosistem sungai sekitarnya. Hal yang harus
diperhatikan adalah kapasitas buangan yamg diizinkan dan tujuan pembuangan
limbah tersebut.
1. Kolam Anaerobik
Di dalam kolam Upflow Anaerobic Sludge Blanket (USAB) ini, air limbah
dari dasar kolam naik melewati lumpur anaerobik dalam bentuk pellet/granular.
Setelah itu, air limbah mengalir melalui separator 3 fasa (air-lumpur-biogas) yang
ada pada bagian atas kolam untuk memisahkan larutan dengan biogas. Sedangkan
lumpur bakteri keluar dari blanket yang kemudian kembali ke kolam. Effluent kolam
anaerobik mengalir ke unit fakultatif, dimana BOD dan COD air limbah diturunkan
lebih lanjut sampai batas yang ditetapkan oleh pemerintah. Biogas yang terbentuk
dari kolam anaerobik dibakar.
2. Kolam Fakultatif
Proses fakultatif dapat menguraikan kandungan bahan organik yang berupa
senyawa organik (BOD dan COD) yang cukup tinggi yaitu 250 – 400 mg/liter.
Dengan demikian memenuhi persyaratan influent untuk diolah pada unit proses
fakultatif. Desain teknis unit proses fakultatif ini pada umumnya berbentuk kolam
penampungan yang menerima influent leachate dari unit proses anaerobik. Desain
untuk bak ini berupa kolam penampungan yang berbentuk persegi panjang dengan
VIII-12
kedalaman 1 – 2 meter. Dari unit ini selanjutnya leachate dialirkan ke unit proses
pengolahan anaerobik dengan sistem pengaliran secara gravitasi.
3. Kolam Aerobik
Kolam aerobik berfungsi menguraikan bahan organik yang terdapat pada
lumpur tinja dengan menggunakan bakteri pengurai aerob yang dibiakkan dengan
tekanan udara. Udara dihasilkan oleh komposer yang bertujuan untuk memasukkan
oksigen (secara mekanis maupun alami). Dalam kolam ini air limbah yang keluar
dari kolam fakultatif diolah dengan menggunakan mikroorganisme aerobik. Aerasi
diperlukan pada unit ini untuk keperluan mikroorganisme. Dalam unit ini senyawa-
senyawa dalam air limbah diubah menjadi mikroba baru dan senyawa yang lebih
sederhana.
8.7 Laboratorium
8.7.1 Peran Laboratorium
Laboratorium merupakan bagian yang penting dalam menunjang kelancaran
proses produksi dan menjaga mutu produksi. Selain itu, laboratorium juga berperan
dalam pengendalian pencemaran lingkungan, baik dari udara maupun limbah cair.
Laboratorium kimia merupakan sarana untuk mengadakan penelitian bahan baku,
proses maupun produksi. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan dan menjaga
kualitas produksi.
Tugas laboratorium antara lain:
1. Menganalisis bahan baku dan bahan pendukung yang akan digunakan;
2. Menganalisis dan meneliti produk yang akan dipasarkan;
3. Melakukan penelitian yang ada kaitannya dengan proses produksi; dan
4. Menganalisis limbah atau buangan pabrik.
VIII-13
Kapasitas : 185,193 m3
Tinggi : 3m
Panjang : 9m
Lebar : 9m
Jumlah : 1 unit
Jumlah : 1 Unit
Kapasitas : 0,131 m3
Tinggi : 0,55 m
Diameter : 0,55 m
Tebal Shell : 0,375 in
Tebal head : 0,375 in
Jenis pengaduk : propeller
Jumlah baffle : 4 buah
Daya motor pengaduk : 0,05 Hp
Jumlah : 1 Unit
Jumlah : 1 unit