Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PEMBAHASAN UMUM

1.1 Pendahuluan

Seiring dengan berkembanganya teknologi produksi bahan kimia serta

teknologi pengolahan bahan pangan dan farmasi, bahan pemanis sintesis telah

banyak digunakan sebagai alternatif pengganti gula. Salah satu produk pemanis

alami yang telah banyak digunakan saat ini adalah xylitol. Xylitol adalah gula

alkohol yang memiliki lima rantai karbon yang umum ditemukan dalam berbagai

bahan pertanian.

Kebutuhan xylitol terus bertambah seiring dengan perkembangan

industriindustri di Indonesia. Walaupun tingkat konsumsi xylitol di Indonesia

cukup besar, namun belum ada perusahaan yang memproduksi xylitol tersebut.

Saat ini semua kebutuhan xylitol masih diimpor dari negara lain. Negara-negara

yang mengimpor xylitol ke Indonesia adalah negara Amerika Serikat (AS),

negaranegara di Eropa, Cina, India, dan Jepang. Sehubungan dengan hal tersebut,

maka sangat tepat apabila didirikan pabrik xylitol di Indonesia dengan tujuan

untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan tidak menutup kemungkinan untuk

dapat diekspor ke luar negeri (Utami, 2018).

Xylitol mempunyai banyak manfaat diantaranya sebagai suplemen untuk

mengatasi metabolisme tulang, antimikroba pada infeksi telinga dan infeksi

saluran pernapasan, sebagai penghambat bakteri penyebab karies gigi, bahan

pemanis campuran untuk beberapa produk seperti permen karet dan pasta gigi dan

bahan pemanis untuk penderita diabetes. Selain di bidang kesehatan dan makanan,

1
2

penggunaan xylitol juga banyak ditemukan dalam industri kosmetik sebagai zat

tambahan dan dalam bidang kecantikan yaitu dapat meningkatkan pembentukan

kolagen dalam tubuh serta dapat melindungi kulit dari peradangan (Chukwuma,

2016).

Xylitol dihasilkan dari xylan yang diperoleh dari hemiselulosa yang

berasal dari berbagai tanaman seperti serat kayu, tongkol jagung, ampas tebu,

kulit gandum, sekam padi dan serat sawit. Dari beberapa bahan baku tersebut,

serat sawit memiliki potensi dalam memproduksi xylitol di Indonesia. Indonesia

merupakan negara penghasil sawit terbesar kedua didunia, jadi tidak menutup

kemungkinan jika serat sawit dapat dijadikan bahan baku produksi xylitol.

Gambar. 1.1. Struktur Xylitol

Limbah padat terbesar yang dihasilkan dari perkebunan kelapa sawit salah

satunya adalah Serat sawit. Limbah tersebut hingga saat ini dimanfaatkan sebagai

pupuk organik namun pemanfaatan tersebut belum maksimal. Limbah serat sawit

dengan komponen utama hemiselulosa, selulosa, dan lignin dapat dihidrolisis

menjadi xilosa dan dikonversi menjadi produk xilitol yang memiliki nilai jual

tinggi.

Penggunaan xylitol telah disetujui dalam makanan, obat-obatan, dan

produk-produk kesehatan mulut di lebih dari 35 negara (American Academy of


3

Pediatric Dentistry, 2010). Food and Drug Administration (FDA) telah

mengijinkan xylitol sebagai makanan aditif pada tahun 1963 dan telah digunakan

secara luas di pasar umum sejak pertengahan 1970-an. Badan Pengawas Obat dan

Makanan (BPOM) juga telah mengatur penggunaan xylitol sebagai pemanis

alternatif. Tabel 1.1 menunjukkan penggunaan xylitol pada berbagai produk yang

telah terdaftar di BPOM Indonesia.

Tabel 1.1. Produsen Penggunaan Xylitol

No. Nama Produk Nama Pabrik


1. PASTA GIGI WHITE (Micro Active PT Lion Wings, Jakarta Timur
Foam & Xylitol, Whitemax)
2. KODOMO (Toothpaste with Xylitol) PT Lion Wings, Jakarta Timur
3. CIPTADENT (Cool Mint Micro Active PT Lion Wings, Jakarta Timur
Foam & Xylitol + IPMP Antibacterial)
4. Pasta gigi - Xylitol, Fluoride & Calcium PT. Shanghai Maspion Tooth Paste Industry,
Surabaya
5. HAPPYDENT (Pasta Gigi - Xylitol) PT Perfetti Van Melle Indonesia, Jawa Barat
6. Permen Kunyah Xylitol PT Lotte Indonesia, Jawa Barat

Ketersediaan bahan baku dan permintaan xylitol yang terus meningkat

setiap tahunnya, sehingga akan bernilai bisnis dan ekonomi yang tinggi.

Berdirinya pabrik xylitol tentu akan membutuhkan banyak tenaga kerja, sehingga

dapat mengurangi tingkat pengangguran di Indonesia.

1.2. Sejarah dan Perkembangan

Xylitol pertama kali ditemukan oleh peneliti berkebangsaan Jerman

bernama Herman Emil Fischer. Pada tahun 1943, xylitol pertama kali ditemukan

pada tanaman birch di Finlandia. Xylitol telah digunakan sebagai pemanis

makanan sejak tahun 1960-an (Holgeston, 2007) namun penggunaannya untuk


4

kesehatan gigi baru dimulai pada tahun 1970-an di Finlandia (Kidd dan Bechal,

1992). Setelah diputuskan sebagai pemanis yang aman untuk di konsumsi pada

tahun 1983 xylitol banyak diproduksi dalam bentuk permen karet di Swedia dan

Norwegia. Xylitol juga banyak dijumpai dalam bentuk tablet, pastiles, minuman

ringan dan obat-obatan.

Xylitol secara komersial telah banyak dimanfaatkan dalam bidang

kesehatan. Xylitol mempunyai sifat yang menguntungkan yaitu rasa yang

menarik, aman bagi kesehatan gigi karena sifatnya yang tidak merusak gigi (non

cariogenik), juga membantu menurunkan pembentukan carries dan plaque pada

gigi sehingga banyak digunakan untuk campuran pasta gigi. Tidak memerlukan

insulin untuk mengatur metabolismenya, sehingga menguntungkan bagi penderita

diabetes, mempunyai efek sensasi dingin yang menyenangkan, tahan panas dan

tidak mengalami karamelisa. (Evi Indrawanto, 2007)

1.3. Macam – Macam Proses Pembuatan Xylitol

1.3.1. Proses Hidrogenasi

Cara dengan menghidrolisa xylitol telah banyak dilakukan karena cara ini

telah dibakukan oleh Asian and Pacific for Transfer of Technology (APCTT), di

mana melalui program ini, APCTT bermaksud melakukan pengembangan

kolaborasi kelembagaan dan meningkatkan kerjasama di sejumlah negara terkait

promosi dan pemanfaatan energi terbarukan. Bahan baku yang digunakan dapat

meliputi tongkol jagung, kulit gandum dan juga ampas tebu karena mengandung

kandungan pentosan yang cukup tinggi.

Keuntungan proses hidrolisis xylitol ini antara lain :


5

- Kemurnian dari xylitol mencapai 98%

- Lama operasi lebih cepat dan memperoleh jumlah yang banyak

- Biaya produksi murah

1.3.2. Fermentasi Xylosa

Pembuatan xylitol dengan proses fermentasi sudah sejak lama digunakan

sejak awal ditemukannya xylitol. Dalam proses fermentasi ini, produk yang

dihasilkan tidak hanya xylitol tapi turunan – turunan dari produk xylitol. Proses

ini juga menggunakan bahan baku tongkol jagung, kulit gandum dan ampas tebu

dengan pertimbangan kadar pentosan yang cukup tinggi untuk diproses lebih

lanjut menghasilkan xylitol.

Bahan baku yang digunakan dipotong terlebih dahulu menjadi potongan

kecil diumpankan ke dalam reaktor dengan penambahan katalis H2SO pada

kondisi temperatur 100oC. Untuk menghilangkan adanya zat berbahaya

ditambahkan juga kalsium karbonat (CaCO). Keluaran dari reaktor dimasukkan ke

evaporator untuk menghilangkan air dalam campuran xylosa. Oleh karena

campuran masih mengandung ion sulfat maka perlu ditambahkan resin ion

exchange dengan alat ion exchanger yang bertujuan untuk menghilangkan ion

sulfat tersebut. Campuran xylosa kemudian dijernihkan warnanya dengan

penambahan karbon aktif (activated carbon). Maka didapatkan xylosa yang murni

dan bebas dari zat berbahaya karena ion sulfat telah dihilangkan.

Dari xylosa yang murni diumpankan ke dalam bioreaktor yang

menggunakan proses fermentasi dengan menambahkan ragi dan nutrients. Pada

bioreaktor perlu dijaga agar kondisi operasi stabil pada 30oC selama 170 jam.

Keluaran dari biorekator ini berupa campuran etanol dan xylitol. Oleh karena itu,
6

perlu dilakukan pemisahan pada campuran tersebut dengan menggunakan flash

drum dengan keadaan operasi 100 C dan 1 atm. Setelah didapat xylitol maka

xylitol didinginkan dengan cooler sampai temperatur xylitol berada pada 90oC,

kemudian dilanjutkan dengan proses kristalisasi dengan kristalizer pasa

temperature 30oC dan tekanan 1 atm. Kristal xylitol lalu dikeringkan dengan

menggunakan dryer. Keluaran dari dryer inilah yang berupa xylitol dengan

kemurnian xylitol 65%.

Adapun keuntungan proses fermentasi xylitol ini adalah produk yang dihasilkan

lebih bervariasi. Kelemahannya yaitu kemurnian xylitol hanya 65%, waktu

operasi lebih lama dan banyak menggunakan bahan kimia lainnya seperti CaCO

dan karbon aktif.

1.4. Sifat – Sifat Fisika dan Kimia

1.4.1. Bahan Baku

1. Serat Sawit

Spesifikasi kandungan bahan baku Serat sawit disajikan dalam Tabel 1.2.

Tabel 1.2. Kandungan serat buah kelapa sawit

Kandungan Kandungan (%)


Selulosa 37,6
Hemiselulosa 23,9
Lignin 38,5
(Sumber: Athanasia et al, 2018)

Tabel 1.3.Spesfikasi kandungan fisik serat buah kelapa sawit

Parameter Bagian Pangkal Bagian Ujung


Panjang Serat a. 0,63 a. 0,63
a. Minimum, mm b. 0,81 b. 0,81
b. Maksimum, mm c. 0,2 c. 0,2
c. Rata-rata (L), mm
Diameter serat (D), 𝜇m 15,01 14,34
Tebal dinding, 𝜇m 3,49 3,68
Kelangsingan (L/D) 79,95 53,00
7

Kelemasan 0,54 0,49


Kadar serat 72,67 67,42
Kadar bukan serat % 27,33 37,53
Rapat massa tumpukan serpih 177,98
(campuran) (kg/m3)
(Sumber: Darnoko et al, 1995; Erwiansyah et al, 2012)

Tabel 1.4. Analisis ultimat dan proksimat serat buah kelapa sawit

Ultimate analysis (wt%)


Carbon 43,52
Hydrogen 5,72
Nitrogen 1,20
Sulfur 0,66
Oxygen (diff) 48,90
Stoichiometric air/fuel ratio (kg/kg) 4,84
Proximate Analysis (wt.%)
Moisture 7,8
Volatiles 79,34
Ash 4,5
Fixed Carbon 8,36
HHV, MJ/kg (dry basis) 15,22
(Sumber: Gaol, 2018)

2. NaOH

Tabel 1.5. Spesifikasi bahan pendukung Natrium Hidroksida

Parameter Spesifikasi
Rumus molekul NaOH
Berat molekul 40 g/mol
Bentuk Cairan
Titik didih normal 140℃
Titik leleh 12℃
Spesific gravity 1,53
Warna Tidak berwarna
Kemurnian 55%
Kelarutan Larut dalam air
(Sumber: Yaws, 1999)

3.H2O

Tabel 1.6. Spesifikasi bahan pendukung H2O

Parameter Spesifikasi
Rumus molekul H2O
Berat molekul 18,015 g/mol
Bentuk Cairan
Warna Jernih
Titik didih normal 100℃
Titik beku 0℃
Densitas 0,998 g/ml
8

Viskositas 8,949 mP (pada 1 atm)


Tekanan uap 0,0212 atm
Panas Penguapan 22,6105 kJ/mol
Panas pembentukan 6,013 kJ/mol
(Sumber: Kirk, 1968)

4. HCL

Tabel 1.7. Spesifikasi bahan pendukung HCL

Parameter Spesifikasi
Rumus molekul HCL
Berat molekul 36,5 g/mol
Bentuk Cairan
Titik didih normal -83,0314℃
Titik leleh 51,55℃
Densitas 1,268
Viscositas 0,0156
Tekanan kritis 82,5
Kelarutan Larut dalam air
(Sumber: Yaws, 1999)

5. Etanol

Tabel 1.8. Spesifikasi bahan pendukung Etanol

Parameter Spesifikasi
Rumus molekul C2H5OH
Berat molekul 46,049 g/mol
Bentuk Cairan
Titik didih normal 78,4℃
Titik beku -114,1℃
Densitas 568,65 kg/m2
Viscositas 0,161 cP
Warna Jernih
Kemurnia 96%
(Sumber: Yaws, 1999)

1.4.2. Produk

1. Produk Utama

Xylitol

Xylitol adalah gula alkohol dengan rumus C5H12O5 sering juga disebut
gula kayu. Xylitol bukan saja gula yang bebas pemanis tetapi sesuatu yang unik di
mana penggunaannya dapat kita temukan di bidang farmasi, kesehatan, dan
industri makanan. Xylitol dapat ditemukan dalam buah-buahan, sayur-sayuran,
cangkang kacangkacangan, tongkol jagung dan lain-lain.
9

Tabel 1.9. Spesifikasi produk utama Xylitol


Parameter Spesifikasi
Rumus molekul C5H12O5
Berat molekul 152,15 g/mol
Bentuk Serbuk Kristal
Titik lebur 92-96℃
Warna Putih
pH dalam air 5-7
Kalor pelarutan -34,8 kal/g (endotermik)
(Sumber: C.O.E&T.,Akola,2010)

2. Produk Samping

Etanol

Tabel 1.10.. Spesifikasi bahan pendukung Etanol


Parameter Spesifikasi
Rumus molekul C2H5OH
Berat molekul 46,049 g/mol
Bentuk Cairan
Titik didih normal 78,4℃
Titik beku -114,1℃
Densitas 568,65 kg/m2
Viscositas 0,161 cP
Warna Jernih
Kemurnia 96%
(Sumber: Yaws, 1999)

Glukan Mannan

Tabel 1.11. Spesifikasi bahan pendukung Glukan dan Mannan


Parameter Spesifikasi
Rumus molekul C6H10O5
Berat molekul 46,049 g/mol
Bentuk Cairan
Titik didih normal 78,4℃
Titik beku -114,1℃
Densitas 568,65 kg/m2
Viscositas 0,161 cP
Warna Jernih
Kemurnia 96%

Anda mungkin juga menyukai