Anda di halaman 1dari 10

KAJIAN PEMBUATAN XILITOL DARI TONGKOL JAGUNG

MELALUI PROSES FERMENTASI

Sirin Fairus1*, Ronny Kurniawan2, Ridho Taufana2, Adhytia Setya Nugraha2


1
Program Studi Teknik Lingkungan, Universitas Bakrie, Jakarta
2
Jurusan Teknik Kimia, Institut Teknologi Nasional Bandung

*Corresponding author: sirin.fairus@bakrie.ac.id

Abstract

One of the substitute for sucrose is xylitol. Xylitol is a sweetener that has excellent properties for
food development and pharmaceutical products. Xylitol can be obtained from the hydrolysis of
xylan into xylose, and then converted into xylitol with fermentation by using Candida tropicalis
yeast. Corn cob as agricultural waste is one important source of xylose because xylan content in
range of 12.4 to 31.94%. The success of the fermentation reaction is influenced by several
operating parameters, such as raw material type, the type of yeast used, the ratio of raw materials
for fermentation reactions, temperature, pH conditions, and time. Xylitol production in this
research was conducted through several stages such as pretreatment of raw material, hydrolysis,
xylose treatment, and fermentation. Corn cobs were used as raw material for source of xylan. The
variables of fermentation were time and temperature i.e 12, 24, 36, and 48 hours and 30, 34, and
37oC respectively. This research revealed that the optimum condition applied at 30oC and 48 hours
with yield 0.558 g xylitol/g xylose. It showed that the effective growth of Candida tropicalis occur
at 30oC and 48 hours.

Keywords : xylan, xylose, xylitol, hydrolysis, fermentation

PENDAHULUAN Berdasarkan hal tersebut perlu adanya


Di Indonesia masih banyak pemanis perhatian dan penanganan untuk
buatan/sintetis yang beredar dan digunakan pemanfaatannya sehingga lebih bernilai guna.
sebagai pemanis dalam berbagai produk Tongkol jagung merupakan bahan
makanan dan minuman, salah satunya yang berlignoselulosa (kadar serat 38,99%) yang
digunakan dalam beberapa produk minuman mengandung xilan tertinggi (12,4%)
berenergi (Kompas, 1/2/2002). Beberapa dibanding limbah pertanian lain (Richana et
pemanis buatan yang masih populer di al., 2004). Data lain menunjukkan bahwa
Indonesia adalah sakarin, siklamat dan kadar xilan dari limbah industri pertanian
aspartam. Namun demikian, pemanis buatan berupa tongkol jagung bisa mengandung
banyak menimbulkan bahaya bagi kesehatan sampai 31,94% (Agustina, 2002). Dengan
manusia. Secara umum xilitol dapat demikian ekstraksi xilan dari tongkol jagung
digunakan sebagai bahan pemanis alternatif. diduga layak untuk dilakukan.
Pemanis jenis ini memiliki banyak Xilan adalah hemiselulosa yang
keunggulan dibanding gula pasir (sukrosa). merupakan polimer dari pentosa atau xilosa
Tongkol jagung merupakan bagian dengan ikatan ß-1,4 yang jumlah
terbesar dari limbah jagung. Dari berat jagung monomernya berkisar 150-200 unit (Sunna &
bertongkol, diperkirakan 40-50% adalah Antranikian, 1997). Hemiselulosa sendiri
tongkol jagung, ukuran dipengaruhi oleh merupakan polimer dari monomer gula (gula-
varietas jagungnya. Oleh karena itu dapat gula anhidro) yang dapat dikelompokkan
diperkirakan untuk produksi jagung 13 juta menurut penyusunnya yaitu heksosa (glukosa,
ton (jagung pipilan) akan terjadi limbah manosa dan galaktosa), pentosa (xilosa,
tongkol jagung sekitar 10,6 juta ton/tahun. arabinopiranosa dan arabinofuranosa), asam

Al-Kauniyah Jurnal Biologi Volume 6 Nomor 2, Oktober 2013 91


Sirin Fairus dkk Kajian Pembuatan Xilitol dari Tongkol Jagung

heksuronat (glukoronat, metilglukoronat dan ragi, dengan strain dari genus Candida dan
galakturonat) dan deoksi heksosa (rhamnosa Debaryomyces hansenii menjadi produsen
dan fruktosa). Rantai utama hemiselulosa alami terbaik. Namun rute mikroba untuk
dapat hanya terdiri atas satu macam monomer produksi xilitol ramah lingkungan dan
saja (homopolimer), misalnya xilan, atau penelitian di bidang ini terus bertambah.
dapat terdiri dua atau lebih monomer Enzim utama untuk produksi xilitol dalam
(heteropolimer), misalnya glukomanan ragi adalah reduktase D-xilose yang, baik
(Kulkarni et al., 1999). menggunakan NADH atau NADPH,
Xilan dapat diproses menjadi gula mengurangi D-xilose ke xilitol, dan terutama,
xilitol melalui proses hidrolisis xilan menjadi NAD-linked dehidrogenase xilitol yang
xilosa, kemudian dihidrogenasi menjadi reoksidasi xilitol untuk D - xilulosa.
xilitol. Xilanase adalah enzim yang dapat Akumulasi xilitol dalam ragi peka terhadap
menghidrolis xilan menjadi xilosa. Xilanase kondisi lingkungan seperti nutrisi, suhu, pH ,
dapat dimanfaatkan untuk campuran pakan inokulum dan aerasi substrat dengan dua
ternak, penjernih sirup, pembuatan gula xilosa terakhir menjadi penting untuk pertumbuhan
dan bahan proses pemutih kertas (Beg et al., ragi dan fermentasi. Hemicellulosic
2001). Xilosa ini dapat dikonversi menjadi hidrolisate berasal dari kayu, terutama dari
xilitol. residu pertanian seperti gula tebu, tongkol
Xilitol, gula alkohol lima karbon, jagung, gandum dan jerami padi yang
memiliki kekuatan yang sama seperti pemanis digunakan sebagai bahan baku untuk produksi
sukrosa. Xilitol dapat diproduksi dari xilitol. Karena keberadaan komponen hambat,
hidrogenasi katalitik xilosa atau xilosa kaya beberapa hidrolisat harus diperlakukan
hidrolisat hemiselulosa. Bahan kimia rute sebelum pemanfaatan mikroba (Parajo et al.,
produksi memerlukan pemurnian luas untuk 1998a, Rodrigueset et al., 1998; Sene et al.,
memenuhi standar makanan dan farmasi 2000).
sehingga produk ini sangat mahal. Produksi Kemampuan lima strain ragi
mikroba belakangan ini lebih menarik karena (terisolasi secara lokal) untuk memfermentasi
pengolahan hilir diharapkan akan lebih murah xilosa menjadi xilitol diseleksi menggunakan
(Rodrigues et al., 1998; Winkelhausen & hidrolisat tongkol jagung hidrolisat. Mikroba
Kuzmanova, 1998). Struktur xilitol dapat yang melakukan biokonversi xilosa menjadi
dilihat pada Gambar 1. xilitol adalah ragi, bakteri, serta fungi.
Mikroorganisme terbaik dalam memproduksi
xilitol adalah ragi terutama dari genus
Candida (C. guilliermondii, C. tropicalis, C.
pelliculosu, C. parapsilosis) dan genus
lainnya seperti Debaryomyces hansenii,
Saccharomyces sp. dan Penicillium sp.
Candida tropicalis terbukti menjadi produser
Gambar 1. Struktur xilitol (Anonim, 2013) terbaik. Efek dari kondisi kultur yaitu pH
awal, sumber nitrogen dan konsentrasi ekstrak
Xilitol banyak digunakan untuk pasta ragi pada produksi xilitol dapat dievaluasi.
gigi karena dapat menguatkan gigi dan Kondisi untuk batch produksi xilitol,
bersifat anti caries. Dalam pengembangan menggunakan C. tropicalis amobil sel ragi
bioproses xilan dimanfaatkan untuk substrat tumbuh dihidro jel pembawa kopolimer telah
sumber karbon pada media pertumbuhan dioptimalkan. Efek suplementasi medium
mikroba penghasil xilanase (Beg et al., 2001). fermentasi dengan konsentrasi metabolik
Biokonversi dapat dilakukan dengan inhibitor yang berbeda (asam mono fluoro
jamur, bakteri, ragi atau dimurnikan enzim acetat atau asam monoc hloro asetat) dan
dari mikroorganisme ini. Para produsen metanol sebagai pengubah aktivitas produksi
xilitol yang paling banyak dipelajari adalah xilitol oleh sel amobil dipelajari. Dalam

Al-Kauniyah Jurnal Biologi Volume 6 Nomor 2, Oktober 2013 92


Sirin Fairus dkk Kajian Pembuatan Xilitol dari Tongkol Jagung

pengulangan percobaan fermentasi secara menunjukkan bahwa selama sekitar 5 minggu


batch (tiap run percobaan selama 4 hari), sel- diulang modus batch dalam kondisi optimal,
sel amobil mempertahankan kemampuan konsentrasi xilitol akhir menurun secara
mereka untuk menghasilkan hasil xilitol bertahap (El Batal & Salwa, 2004). Produksi
superior (48,5 gl/l) dengan menggunakan 10 xilitol oleh berbagai macam jenis ragi dari
mg % asam monofluoroacetic dan 1,5 ml % dari hidrolisat tongkol jagung setelah 4 hari
metanol untuk media fermentasi. Hasil juga dan pH awal 5.0 terlihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Produksi xilitol oleh berbagai macam jenis ragi dari dari hidrolisat tongkol jagung setelah
4 hari dan pH awal 5.0 (El Batal & Salwa, 2004)
east strain Konsumsi Xilosa Konsentrasi Xilitol Koefisien yield Xilitol
C.boidinii 37.2 11.7 0.32
C.gulliermondii 38.5 13.4 0.35
C.tropicalis 37.4 16.5 0.44
Pichia farinose 40.7 10.6 0.26
Rhodotorula glutinis 39.3 12.8 0.33

Tujuan umum penelitian ini adalah alumunium foil, gelas ukur, corong, sentrifus,
membuat xilitol dari tongkol jagung. Tujuan pompa vakum, ayakan, hydroclave, blender,
khususnya adalah menentukan kondisi pemarut, neraca digital, gelas kimia, pH
terbaik yaitu dari variasi waktu dan meter, labu ukur, piknometer, cawan
temperatur fermentasi dikaitkan dengan porselin, pisau, botol sampel. Bahan-bahan
rendemen campuran gula xilitol yang yang digunakan adalah tongkol jagung,
dihasilkan. larutan H2SO4 0.1 N, larutan NaOH 0,1 N,
kertas saring, kapas berlemak dan air suling.
MATERIAL DAN METODE Cara kerja tahap pembuatan xilosa
Penelitian dilakukan di Laboratorium merujuk dan memodifikasi penelitian
Penelitian Teknik Kimia Kampus Itenas, Octaviani dan Elsya (2011). Perlakuan awal
Bandung pada tahun 2012-2013. Penelitian bahan baku dan hidrolisis dilakukan sebagai
melalui beberapa tahap kegiatan, yaitu tahap berikut, yaitu tongkol jagung dicuci kemudian
pembuatan xilosa dan tahap pembuatan dikeringkan di dalam oven pada temperatur
xilitol. Tahap pembuatan xilitol terdapat 60oC sampai berat tongkol jagung tersebut
beberapa tahap, yaitu tahap inokulasi, tahap konstan. Tongkol jagung dihaluskan
fermentasi dan tahap analisis kualitatif xilitol. menggunakan blender dan diayak dengan
Tahap hidrolisis dilakukan pada pH 5.5 ukuran 40 dan 50 mesh.
dengan konsentrasi larutan H2SO4 0.1 N. Tahap hidrolisis dimulai dengan
Tahap fermentasi menggunakan jenis ragi penimbangan sebanyak 10 gram tongkol
Candida tropicalis dengan variabel waktu jagung, kemudian dimasukkan ke dalam labu
fermentasi 24, 48, 72 dan 96 jam serta erlenmeyer 250 ml. larutan H2SO4 dengan
temperatur fermentasi 28, 34, dan 38 oC. konsentrasi 0,1 N sebanyak 100 ml
Penelitian ini menggunakan alat utama ditambahkan ke dalam labu erlenmeyer (rasio
berupa seperangakat alat fermentor seperti tongkol jagung terhadap larutan H2SO4
pada Gambar 2. Alat pendukung sebagai adalah 1:10 b/v). Sampel didiamkan dalam
berikut: autoclave, labu erlenmeyer 1 oven, suhu kamar selama 12 jam.
Sampel dihidrolisis menggunakan menggunakaan pompa vakum dengan
hydroclave pada temperatur konstan yaitu mengambil hidrolisat berupa cairan.
135oC selama 30 menit. Sampel disaring Hidrolisat ditambahkan larutan NaOH, diatur

Al-Kauniyah Jurnal Biologi Volume 6 Nomor 2, Oktober 2013 93


Sirin Fairus dkk Kajian Pembuatan Xilitol dari Tongkol Jagung

pH samapai dengan 5,5. Sentrifugasi larutan Sample dianalisis untuk mengetahui kadar
dengan kecepatan putaran 6000 rpm dan xilosa dengan menggunakan HPLC.
waktu 20 menit. Hidrolisat diuapkan sampai
dengan ½ volume awal dengan suhu 100oC.

 
 
Gambar 2. Alat untuk proses fermentasi

Tahap fermentasi merujuk pada


penelitian A Bou Zeid (2008). Setelah HASIL DAN PEMBAHASAN
melakukan perkembangbiakan C. torpicalis, Pembuatan xilosa
maka dilakukan tahap fermentasi untuk Konversi xilan menjadi xilosa
pembuatan xilitol. Media fermentasi berupa menggunakan proses hidrolisis dengan katalis
substrat (xilosa) disiapkan sebanyak 100 ml, larutan H2SO4 0,1 N yang bertujuan untuk
kemudian disterilisasikan di dalam autoklaf memperoleh garam yang mengendap
pada temperatur 121oC dalam 15 menit. sehingga mudah dipisahkan. Pada hasil
Substrat didiamkan hingga mencapai suhu percobaan sebelumnya, penggunaan katalis
kamar. Pipet seukuran yang sudah dibungkus hidrolisis memberi konversi hemiselulosa
dengan kertas koran disterilisasi yang baik. Reaksi hidrolisis dialakukan pada
menggunakan oven pemanggang pada suhu temperatur 135oC, diharapkan pada keadaan
170oC selama 1 jam. Sel ragi sebanyak 20 ml ini reaksi berjalan sesingkat mungkin karena
(10% dari total volume kerja 200 ml) dipipet hal ini dapat mempengaruhi pembentukan
dengan pipet seukuran yang sudah disterilisasi produk samping hasil dari degradasi pentosa.
kemudian dimasukkan ke dalam fermentor. Selama proses proses hidrolisis meggunakan
Media fermentasi digoyang-goyang dengan larutan H2SO4 senyawa-senyawa yang
menggunakan shaker dengan kecepatan rotasi menginhibisi pertumbuhan mikroorganisme
120 rpm dan berbagai variasi waktu dan juga terbetuk, seperti furlfural dan
temperatur. Hasil fermentasi disentrifugasi hidroksimetilfulfural (HMF).
untuk dipisahkan padatan dan cairannya pada Xilosa merupakan substrat yang
kecepatan 600 rpm dalam waktu 20 menit. digunakan untuk memproduksi xilitol.
Analisis kuantitatif dengan menghitung Konsentrasi substrat berpengaruh pada
rendemen campuran gula xilitol secara pertumbuhan sel dan pembentukan xilitol
gravimetri dengan menimbang berat kering yang bervariasi terhadap spesies ragi.
dari campuran gula xilitol dibandingkan Konsentrasi xilosa antara 100-150 g/l dapat
dengan campuran gula xilosa sebagai bahan menghambat produksi xilitol karena adanya
baku untuk menghitung rendemen. penimbunan hasil metabolisme. Kenaikan

Al-Kauniyah Jurnal Biologi Volume 6 Nomor 2, Oktober 2013 94


Sirin Fairus dkk Kajian Pembuatan Xilitol dari Tongkol Jagung

konsentrasi xilosa akan menyebabkan Berdasarkan Tabel 2, substrat yang


penurunan kecepatan pertumbuhan digunakan mempunyai kadar 40,18 g/l xilosa
organisme, kecuali aerasi ditingkatkan. yang aman digunakan sebagai umpan dalam
Konsentrasi substrat yang rendah dapat proses fermentasi karena tidak termasuk di
menurunkan hasil produksinya karena antara konsentrasi yang dapat menghambat
substrat tersebut sebagian digunakan sebagai produksi xilitol.
sumber karbon untuk pertumbuhan sel.

Tabel 2. Data kadar xilosa dari tongkol jagung (Fairus, et al., 2011)
No Kandungan Kadar (mg/kg) Rata-Rata (mg/kg) Kadar (g/L)
20973,572
1. Glukosa 20970.434 27,45
20967,294
30678,838
2. Xilosa 30692.417 40,18
30705,996
5699,852
3. Arabinosa 5558.375 7,28
5416,897
Hidroksimetilfu 856,697
4. 895.479 1,17
lfural (HMF) 934,261

Pada Tabel 3 menunjukkan hasil hidrolisis analisis menunjukkan bahwa hidrolisis tongkol
jagung menghasilkan produk utama berupa xilosa dan poduk samping berupa arabinosa. Xilosa
didapatkan dari hidrolisis hemiselulosa berupa xilan dan arabinosa didapat dari hidrolisisis cabang
rantai induk xilan. Selain arabinosa, produk samping yang biasa dihasilkan dari hidrolisis tongkol
jagung yaitu glukosa yang dihasilkan dari hidrolisis selulosa. Diketahui rendemen xilosa sebesar
0,633 yang didapat dari perbandingan berat kering hidrolisat dengan berat kering tongkol jagung
sebesar 26,433 gram.

Tabel 3. Perbandingan rendemen campuran gula xilosa


Rendemen
Bahan Bahan (mg xilosa/g berat
No Kondisi Operasi Penelitian
Baku Penghidrolisis kering tongkol
jagung)
Waktu : 50 menit
Temperatur : 121˚C Oktaviani
Tongkol Konsentrasi H2SO4 : 2,5% 597,98
1 H2SO4 dan Elsya,
Jagung (v/v) (2011)
Ratio bahan baku/ H2SO4
:1:5 b/v
Waktu: 40 menit
Temperature: 135oC Fairus
Tongkol
2 H2SO4 Konsentrasi H2SO4 : 0.1 N 633,29 et al.,
Jagung
Ratio bahan baku/ H2SO4: (2011)
1:10 m/m

Dari Tabel 3 terlihat perbandingan sebesar 633,29 mg xilosa/g berat kering


campuran gula xilosa dari penelitian tongkol jagung. Kenaikan suhu operasi masih
sebelumnya, diperoleh hasil rendemen bisa menaikan produk xilosa mengingat
tertinggi pada percobaan nomor 2 yaitu kandungan xilan pada tongkol jagung berkisar

Al-Kauniyah Jurnal Biologi Volume 6 Nomor 2, Oktober 2013 95


Sirin Fairus dkk Kajian Pembuatan Xilitol dari Tongkol Jagung

12.4 to 31.94%, sehingga didapat tongkol aerasi, konsentrasi substrat, dan konsentrasi
jagung sebagai bahan baku yang baik untuk kosubstrat (Parajo et al., 1998). Nilai pH yang
pembuatan xilosa. Hasil rendemen campuran digunakan 5.5 yang termasuk di antara nilai
gula pada percobaan 2 lebih besar daripada pH yang baik untuk Candida sp. yaitu 4-6.
percobaan 1. Hal ini karena temperatur pada Aerasi merupakan faktor yang penting karena
percobaan 2 lebih besar dari pada percobaan 1 ketersediaan oksigen di dalam media dapat
yang menyebabkan pemutusan rantai pada mempengaruhi pertumbuhan khamir,
xilan lebih cepat dan menghasilkan lebih kecepatan pengambilan substrat, dan
banyak monomer-monomer gula. Ukuran kecepatan pembentukan produk.
mesh yang lebih kecil yaitu 50 mesh Penelitian ini menggunakan ragi jenis
menghasilkan ukuran butiran tongkol jagung C. tropicalis yang merupakan jenis ragi
yang lebih halus sehingga lebih banyak terbaik untuk mengonversi xilosa menjadi
menghasilkan xilosa. xilitol. Hasil penelitian Anggraeni (2011)
Fermentasi konversi xilitol dengan menggunakan C.
Sebelum masuk ke tahap fermentasi, tropicalis mendapatkan konsentrasi xilitol
semua peralatan dan media yang digunakan 12.08 g/l. Xilosa dengan nilai rendemen 555,1
disterilisasi terlebih dahulu untuk mencegah mg xilosa/g tongkol jagung digunakan pada
kontaminasi oleh mikroorganisme lain, media fermentasi sebagai substrat yang dapat
adanya mikroorganisme lain yang tidak langsung direduksi menjadi xilitol. Kadar
diinginkan dapat menghambat pertumbuhan xilosa yang didapat dari tahap sebelumnya
karena terjadi kompetisi untuk merebutkan didukung dengan adanya glukosa pada media
nutrisi yang terdapat dalam media. Media fermentasi yang berfungsi sebagai ko-
pertumbuhan mengandung ekstrak khamir, substrat. Adanya ko-substrat bertujuan agar
ekstrak malt, bakto pepton, dan glukosa. xilitol yang dihasilkan tidak dimetabolisme
Glukosa pada media digunakan sebagai lebih lanjut oleh C. tropicalis, baik untuk
sumber karbon. Ekstrak khamir terbuat dari pertumbuhan atau sebagai sumber ko-enzim
ragi pengembang roti atau pembuat alkohol serta sumber energi. Adanya glukosa dapat
yang mengandung asam amino dan vitamin B digunakan oleh C. tropicalis sebagai
kompleks. Adanya bakto pepton dan ekstrak ekuivalen reduksi (NADH/NADPH) yang
khamir dalam media berperan dalam diperlukan untuk mereduksi xilosa menjadi
memenuhi kebutuhan material sel untuk xilitol untuk pemeliharaan serta pertumbuhan
metabolime sel khamir. sel.
Pada proses fermentasi dipengaruhi
oleh beberapa faktor yaitu pH, temperatur,

Xilan (C5H8O4) n D-Xilosa (C5H10O5) nD-Xilitol (C5H12O5)


Hidrolisis (H2O+asam) Fermentasi (Candida tropicalis)

Analisis xilitol perhitungan berat kering dari cairan hasil


Pada penelitian ini, perlakuan terhadap fermentasi yang dihilangkan kadar airnya
percobaan menggunakan temperatur dan pada suhu 100 oC. Analisis xilitol terbentuk
waktu fermentasi yang berbeda-beda dilakukan dengan menghitung rendemen
(variabel). Sedangkan untuk konsentrasi campuran gula dapat dilihat pada Tabel 4.
substrat, pH, jumlah dan jenis ragi dibuat Dari tabel tersebut didapat 3 rendemen
tetap (parameter). Rendemen campuran gula campuran gula terbaik yaitu 0,558; 0,508; dan
pada penentuan kadar xilitol didapat dari

Al-Kauniyah Jurnal Biologi Volume 6 Nomor 2, Oktober 2013 96


Sirin Fairus dkk Kajian Pembuatan Xilitol dari Tongkol Jagung

0,500 dengan kondisi terbaik pada temperatur 30 oC dan waktu fermentasi 48 jam.

Tabel 4. Rendemen campuran gula


Waktu T (oC ) Berat produksi Berat Berat kering Rendemen
(jam) 100 ml (gram) kering campuran gula (g campuraan gula xilitol/
(gram) xilitol (g) g campuran gula xilosa)

24 104.667 7.768 7.383 0.443


48 104.53 9.69 9.305 0.558
30
72 104.192 8.867 8.482 0.508
96 105.09 7.842 7.457 0.447
24 103.676 8.148 7.763 0.465
48 103.942 8.557 8.172 0.490
34
72 103.68 6.893 6.508 0.390
96 102.508 6.345 5.960 0.357
24 103.438 8.223 7.838 0.470
48 103.402 8.708 8.323 0.500
38
72 103.237 7.342 6.957 0.417
96 103.74 5.316 4.931 0.296

Gambar 3. Hubungan perolehan campuran gula sebagai fungsi temperatur dalam berbagai waktu
fermentasi

Pengaruh temperatur fermentasi terhadap tetap yaitu 5,5 dengan temperatur fermentasi
produksi campuran gula xilitol pada 30 oC, 34 oC, dan 38 oC rendemen
Gambar 3 menyajikan grafik campuran gula menurun seiring dengan
hubungan perolehan campuran gula sebagai semakin tingginya temperatur. Hasil yang
fungsi temperatur dalam berbagai waktu terbaik terjadi pada temperatur 30 oC dengan
fermentasi. Jika dilihat dari grafik, pada pH waktu fermentasi 48 jam. Hal ini disebabkan

Al-Kauniyah Jurnal Biologi Volume 6 Nomor 2, Oktober 2013 97


Sirin Fairus dkk Kajian Pembuatan Xilitol dari Tongkol Jagung

suhu optimum biasanya antara 27-30 oC. Berdasarkan data rendemen campuran
Sedangkan pada suhu 34-40 oC hasil gula yang digunakan untuk temperatur
rendemen campuran gula cenderung konstan. fermentasi optimum ditetapkan suhu 30 oC
Pada temperatur 40 oC pertumbuhan dari C. sebagai waktu yang efesiensi untuk
tropicalis berhenti (Anggraeni, 2011). Oleh melakukan konversi xilitol melalui
karena itu temperatur 30 oC merupakan fermentasi. Nilai rendemen secara berturut-
temperatur optimum untuk proses fermentasi. turut 0,443; 0,558; 0,508; dan 0,447 pada
Jumlah dari xilosa yang terkonversi menurun waktu 24, 48, 72 dan 96 jam.
seiring dengan meningkatnya temperatur.
temperatur. Jika dilihat dari gambar di atas
Pengaruh waktu fermentasi terhadap diketahui volume bahan baku 100 ml dengan
produksi campuran gula xilitol konsentrasi Candida tropicalis 20% bahan
Dari Gambar 4 menunjukkan grafik baku dan pH 5.5 pada waktu fermentasi 24,
hubungan rendemen campuran gula sebagai 48, 72, dan 96 jam.
fungsi waktu dalam berbagai waktu

Gambar 4. Hubungan rendemen campuran gula sebagai fungsi waktu dalam berbagai waktu
temperatur

Pada Gambar 4 kandungan campuran penurunan. Menurut Winkelhausen dan


gula terbaik diperoleh pada waktu 48 jam Kuzmanova (1998), pada saat sumber karbon
proses fermentasi konversi xilitol dari xilosa terbatas, Candida tropicalis akan
menggunakan ragi jenis Candida tropicalis. mengkonsumsi xilitol yang telah diproduksi
Berdasakan Gambar 4 pada waktu 48 jam karena menurunnya kandungan xilosa.
menuju 96 jam mengalami penurunan Sedangkan pada waktu fermentasi 24 jam
rendemen campuran gula. Hal ini disebabkan xilosa yang ada belum seluruhnya terkonversi
karena setelah 48 jam kandungan xilosa sudah menjadi xilitol oleh Candida tropicalis.
semakin menipis dan xilosa juga dipakai Berdasarkan data rendemen campuran
sebagai bahan nutrisi untuk Candida gula yang digunakan untuk waktu fermentasi
tropicalis. Hasil penelitian lainnya dari optimum ditetapkan waktu 48 jam sebagai
Anggraeni (2011) menyatakan bahwa pada waktu yang efisien untuk melakukan konversi
waktu 96 jam konsentrasi xilitol mengalami xilitol melalui fermentasi dengan nilai

Al-Kauniyah Jurnal Biologi Volume 6 Nomor 2, Oktober 2013 98


Sirin Fairus dkk Kajian Pembuatan Xilitol dari Tongkol Jagung

rendemen secara berturut-turut 0,558; 0,490; 38oC.


dan 0,500 dengan temperatur 30oC, 34oC dan

KESIMPULAN Beg, Q.K., Kapoor, M., Mahajan, L., & G.S.


Kesimpulan yang dapat diperoleh dari Hoondal. (2001). Microbial xylanases
penelitian ini berdasarkan hasil percobaan and their industrial applications ; a
adalah sebagai berikut: Rev. J. Appl. Micribiol. Biotechnol.
1. Rendemen xilitol meningkat sampai 56, 326-338.
waktu 48 jam dan selanjutnya terus El Batal, Ahmed I. & Salwa A. K. (2004).
menurun hingga pada waktu 96 jam. Xylitol Production from corn cobs
2. Semakin tinggi temperatur, rendemen hemicellulosic hydrolysate by
xilitol akan semakin menurun Candida tropicalis immobilized cells
3. Rendemen xilitol terbaik didapat pada in hydrogel opolymer Carrier.
temperatur 30oC dan waktu 48 jam International J. Agri Biol. 6(6), 1066-
dengan perolehan 0.558 g xilitol/g xilosa. 1073.
Fairus, S., Rhyma O. D., Elsya D., & Aditya
SARAN S. N. (2011). Pembuatan xilosa
1. Melakukan analisis kandungan xilosa sebagai bahan dasar pemanis buatan
dan xilitol dengaan menggunakan HPLC xilitol dari tongkol jagung. Prosiding
atau dengan metode kualitatif yang lain. SNTK TOPI. Universitas Riau.
2. Menggunakan metode lain untuk Pekanbaru.
melakukan proses fermentasi seperti Kulkarni, N. A. Shendye, & Rao, M. (1999).
hidrogenasi dan membandingkannya Molecular and biotechnological
dengan hasil penelitian yang aspects of xylanase. FEMS Microbiol.
menggunakan fermentasi a Rev. 23, 411-456.
Octaviany, R. D. & Eslya, D. (2011).
DAFTAR PUSTAKA Pembuatan Xilosa Sebagai Pemanis
A Bou Zeid, A. A., Mohie Z., El-fouly, Buatan Dari Tongkol Jagung. Skripsi.
Yehia, A. D. & El Zawahry. (2008). Institut Teknologi Nasional. Bandung.
Bioconversion of rice straw xylose to Parajo, J. C., Dominguez, H., & JM
xylitol by a local strain of Candida Dominguez. 1998a. Produksi
tropicalis . Journal of Applied Science bioteknologi xylitol. Bagian 2:
Research V4(8), 975-986. Operasi dalam media kultur dibuat
Anonim. (2013). Xylitol. dengan sugars. Biores komersial.
http://www.chemicalbook.com/ Technology. 65, 203-12.
ChemicalProductProperty_ Parajo, JC , Dominguez, H. & Dominguez,
DE_CB1353242.html. (diakses 19 J.M. (1998b). Produksi bioteknologi
November 2013) xylitol . Bagian 3 : Operasi dalam
Anggraeni, A. S. (2011). Produksi xilitol pada media kultur terbuat dari hidrolisat
hidrolisat ampas tebu oleh sel amobil lignoselulosa. Biores Technology. 66,
Candida tropicalis dan Candida 25-40.
guilliermondii. Departemen Richana, N., Lestina, P. & Irawadi, T. T.
Biokimia. Fakultas MIPA. IPB- (2004). Karakterisasi lignoselulosa:
Bogor. xilan dari limbah tanaman pangan dan
Agustina, S. W. (2002). Penetapan kadar pemanfaatannya untuk pertumbuhan
xilan dari beberapa limbah industri bakteri RXA III-5 penghasil xilanase.
pertanian dengan menggunakan J. Penelitian Pertanian. 23(3), 171-
metoda kromatografi cair kinerja 176.
tinggi. Skripsi. Fakultas Farmasi,
Universitas Pancasila. Jakarta.

Al-Kauniyah Jurnal Biologi Volume 6 Nomor 2, Oktober 2013 99


Sirin Fairus dkk Kajian Pembuatan Xilitol dari Tongkol Jagung

Rodrigues, D.C.G.A., Silva, S.S., Prata, M.R. Sunna, A. & Antranikian, G. (1997).
& Felipe, M.G.A. (1998). Xylanolytic enzyme from fungi and
Biotechnological production of xylitol bacteria. Crit. Rev. in Biotechnol. 17(
from agroindustrial residues 1), 39-67.
evaluation bioprocesses. Appl. Winkelhausen, E. & Kuzmanova, S. (1998).
Biochem. Biotechnol. 70(72), 869– Microbial conversion of D– xylose to
875. xylitol.J. Ferment. Bioeng. 86, 1–14.
Sene, L., Vitolo, M., Felipe, M. G. A. &
Silva, S. S. (2000). Pengaruh kondisi
lingkungan pada xylose reduktase dan
produksi dehidrogenase xylitol oleh
Candida guilliermondii. Appl .
Biochem . Biotechnol. 84(86), 371-
380.

Al-Kauniyah Jurnal Biologi Volume 6 Nomor 2, Oktober 2013 100

Anda mungkin juga menyukai