Anda di halaman 1dari 8

PENGARUH KADAR RAGI DAN LAMA FERMENTASI DALAM

PEMBUATAN ETANOL DARI KULIT PISANG KEPOK

Rudihen, Aditya Pratama, Sariman


Mahasiswa Program Studi Teknik kimia Universitas serang raya
Jl. Raya Cilegon, Drangong, Kec. Taktakan, Kota Serang, Banten 42162
email: rudihen_alkahfi@yahoo.co.id

Abstrak
Kulit Pisang merupakan limbah yang selama ini tidak banyak dimanfaatkan, sehingga
dalam waktu yang relatif panjang keberadaan limbah tersebut mendatangkan masalah
tersendiri antara lain pencemaran. Kulit Pisang memiliki kandungan lignoselulosa
yang cukup tinggi. Kulit pisang memiliki kandungan lignosellulosa yang cukup tinggi
yang dapat didegradasi menjadi bentuk yang lebih sederhana yaitu glukosa sebagai
sumber pembentukan bioetanol. Kandungan lignin dalam Kulit Pisang perlu
dihilangkan/dirusak strukturnya. Pada penelitian ini, metode yang digunakan untuk
mendegradasi lignin adalah pretreatment menggunakan H2SO4 encer (1%) dan
NaOH (4%). Setelah itu dilakukan hidrolisis enzimatik menggunakan enzim selulase
dan difermentasi dengan yeast saccharomyses cerevisiae. Larutan bioetanol hasil
fermentasi dipisahkan dari residu, kemudian etanol dipisahkan dari larutan
dengan distilasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar etanol yang dihasilkan
semakin tinggi sampai waktu fermentasi tertentu (waktu optimum) dan setelah waktu
optimum terlewati kadar etanol yang dihasilkan menurun. Kadar bioetanol tertinggi
yang dihasilkan sebesar 5,271%, pada 96 jam fermentasi sample ke -6
menggunakan ragi sebanyak 6 gram

Kata kunci: Bioetanol, Fermentasi, Hidrolisis Enzimatik, Kulit Pisang

PENDAHULUAN

Pada masa sekarang kecendrungan bahan bakar untuk pemecahan masalah


pemakaian bahan bakar sangat tinggi energi pada saat ini. Saat ini sedang
sedangkan sumber bahan bakar minyak diusahakan secara intensif pemanfaatan
bumi yang di pakai saat ini semakin bahan-bahan yang mengandung serat
menipis. Oleh karena itu, perlu adanya kasar dengan karbohidrat yang tinggi,
bahan alternatif yang dapat digunakan dimana semua bahan yang mengandung
sebagai pengganti minyak bumi. karbohidrat dapat diolah menjadi
Bioetanol dapat digunakan sebagai bioethanol. Misalnya umbi kayu, ubi
jalar, pisang, kulit pisang, dan lain-lain. Metode hidrolisis secara enzimatis
Bioethanol dapat dihasilkan dari lebih sering digunakan karena lebih
tanaman yang banyak mengandung ramah lingkungan dibandingkan
senyawa selulosa dengan menggunakan dengan katalis asam. Glukosa yang
bantuan dari aktivitas mikroba. diperoleh selanjutnya dilakukan proses
Pisang dengan nama Latin Musa fermentasi atau peragian dengan
paradisiacal merupakan jenis buah- menambahkan yeast atau ragi sehingga
buahan tropis yang sangat banyak diperoleh bioetanol. (Khairani, 2007).
dihasilkan di indonesia. Pulau Jawa dan
Madura mempunyai kapasitas produksi Perumusan masalah yang di
kira-kira 180.153 ton pertahun (BPS, dapatkan adalah sebagai berikut :
2018). Dari keseluruhan jumlah 1). Mengetahui pengaruh penambahan
tersebut terdapat jenis buah pisang yang ragi terhadap kadar bioethanol yang
sering diolah dalam bentuk gorengan, dihasilkan
salah satunya pisang kapok Musa 2). Mengetahui pengaruh penambahan
paradisiacal formatypica. Kulit dari jumlah enzim pada saat hidrolisis
buah pisang kepok biasanya oleh terhadap bioetanol yang dihasilkan.
masyarakat hanya dibuang dan hal itu 3). Mengetahui pengaruh waktu
menjadi permasalahan limbah di alam fermentasi terhadap Kadar BioEtanol.
karena akan meningkatkan keasaman 4). Mengetahui kondisi optimum proses
tanah dan mencemarkan lingkungan. hidrolisis enzimatik dan fermetasi
Berdasarkan permasalahan itulah sehingga di dapatkan hasil bioetanol
penelitian tentang pengolahan limbah yang baik
kulit pisang kepok ini dilakukan agar 5). Mengetahui faktor yang
lebih berguna untuk masyarakat. berpengaruh dalam keberhasilan proses
Bioetanol merupakan cairan hasil pembuatan bioetanol
proses fermentasi gula dari sumber Adapun penelitian ini memeliki
karbohidrat (pati) menggunakan beberapa tujuan,yaitu :
bantuan mikroorganisme (Atlas, 1984). 1. Menentukan lama waktu
Produksi bioetanol dari tanaman fermentasi yang menghasilkan
yang mengandung pati atau kualitas.
karbohidrat, dilakukan melalui proses 2. Menentukan jumlah optimum
konversi karbohidrat menjadi gula atau ragi yang di tambahkan .
glukosa dengan beberapa metode 3.Menentukan pengaruh waktu
diantaranya dengan hidrolisis asam dan fermentasi dan kadar ragi terhadap
secara enzimatis. hasil
Manfaat yang diharapkan dari mikroorganisme(Winarno&Fardiaz,199
penelitian ini adalah : 2).
Memberikan sumbangan dalam
pengadaan bahan baku alternatif Tabel 1 Kandungan Kulit Pisang
alcohol, Memberikan nilai lebih Unsur Komposisi
terhadap kulit pisang di bidang Air 69,80 %
fermentasi, Menjadikan limbah kulit Karbohidrat 18,50%
pisang bernilai ekonomis, Diharapkan Lemak 2,11%
dapat menjadi inovasi baru dalam Protein 0,32%
pemanfaatan limbah, Hasil penelitian Kalsium 715mg/100gr
Pospor 117mg/100gr
ini diharapkan menjadi pedoman dalam
Besi 0,6mg/100gr
Mempelajari pembuatan bioethanol dan Vitamin B 0,12mg/100gr
Diharapkan penggunaan limbah kulit Vitamin C 17,5mg/100gr
pisang dapat dikembangkan Ragi Yeast
menggunakan teknologi yang canggih
Ragi atau khamir adalah jamur yang
dan ramah lingkungan.
terdiri dari satu sel, dan tidak
membentuk hifa. Termasuk golongan
Pisang Kepok
jamur Ascomycotina. Reproduksi
dengan membentuk tunas (budding).
Adapun ragi yang digunakan pada
penelitian ini yaitu : ragi roti atau
Saccharomyces cerevciae.
Mikroorganisme ini dipilih
karena ragi roti g dapat memproduksi
alkohol dalam jumlah besar dan
mempunyai toleransi pada kadar
Gambar 1. Kulit pisang kepok
alkohol yang tinggi. Kadar alkohol
Pisang Kepok (Musa paradisiacal
yang dihasilkan sebesar 8-20% pada
formatypica) Kulit pisang kepok
kondisi optimum. ragi roti yang bersifat
digunakan karena mengandung
stabil, tidak berbahaya atau
karbohidrat. Karbohidrat tersebut diurai
menimbulkan racun, mudah di dapat
terlebih dahulu melalui proses
dan malah mudah dalam pemeliharaan.
hidrolisis kemudian di fermentasi
Bakteri tidak banyak digunakan untuk
dengan menggunakan starter menjadi
memproduksi alkohol secara komersial,
alkohol. Bioetanol (C2H5OH) adalah
karena bakteri tidak dapat tahan pada
cairan dari fermentasi gula dari sumber
kadar alkohol yang tinggi (Sudarmadji
karbohidrat menggunakan bantuan
K., 1989)
merupakan salah satu biofuel
Fermentasi yang hadir sebagai bahan bakar
adalah proses produksi energi alternatif yang lebih ramah lingkungan
dalam sel dalam keadaan anaerobik dan sifatnya terbarukan. Bioetanol
(tanpa oksigen). Secara umum, (C2H5OH) adalah cairan biokimia dari
fermentasi adalah salah satu bentuk proses fermentasi gula dari sumber
respirasi anaerobik, akan tetapi, karbohidrat menggunakan bantuan
terdapat definisi yang lebih jelas yang mikroorganisme. Bioetanol diartikan
mendefinisikan fermentasi sebagai juga sebagai bahan kimia yang
respirasi dalam lingkungan anaerobik diproduksi dari bahan pangan yang
dengan tanpa akseptor electron mengandung pati, seperti ubi kayu, ubi
eksternal. jalar, jagung, dan sagu. Bioetanol
Gula adalah bahan yang umum merupakan bahan bakar dari minyak
dalam fermentasi. Beberapa contoh nabati yang memiliki sifat menyerupai
hasil fermentasi adalah etanol, asam minyak premium (Khairani, 2007).
laktat, dan hidrogen. Akan tetapi Bioetanol bersifat multi-guna karena
beberapa komponen lain dapat juga dicampur dengan bensin pada
dihasilkan dari fermentasi seperti asam komposisi berapapun memberikan
butirat dan aseton. Ragi dikenal sebagai Dampak yang positif. Bioetanol sering
bahan yang umum digunakan dalam ditulis dengan rumus EtOH. Rumus
fermentasi untuk menghasilkan etanol molekul etanol adalah C2H5OH, sedang
dalam bir, anggur dan minuman rumus empirisnya C2H6O atau rumus
beralkohol lainnya. Respirasi anaerobik bangunnya CH3-CH2-OH. Bioetanol
dalam otot mamalia selama kerja yang merupakan bagian dari kelompok metil
keras (yang tidak memiliki akseptor (CH3-) yang terangkai pada kelompok
elektron eksternal), dapat dikategorikan metilen (-CH2-) dan terangkai dengan
sebagai bentuk fermentasi. Faktor- kelompok hidroksil (-OH). Secara
faktor yang mempengaruhi fermentasi umum akronim dari Bioetanol adalah
(Muljono, 2002) : EtOH (Ethyl-(OH)).
1. Ragi
2. Suhu Hidrolisis
3. Oksigen adalah reaksi kimia antara air dengan
4. Pengaruh pH suatu zat lain yang menghasilkan satu
5. Kadar Gula zat baru atau lebih dan juga
dekomposisi suatu larutan dengan
Bioetanol menggunakan air. Proses ini melibatkan
pengionan molekul air ataupun
peruraian senyawa yang lain
(Pudjaatmaka dan Qodratillah, 2002).
Hidrolisis diterapkan pada METODOLOGI PENELITIAN
reaksi kimia yang berupa organic atau Tempat: Laboratorium teknik kimia
anorganik dimana air mempengaruhi universitas serang raya.
dekomposisi ganda dengan campuran Waktu: Penelitian dilakukan selama 2
yang lain, hydrogen akan membentuk bulan mulai dari 22 Mei 2019 sampai
satu komponen dan hidroksil ke dengan 19 Juli 2020.
komponen yang lain. Adapun Bahan yang digunakan pada
XY + H2O => HY + XOH (1) penelitian ini adalah Kulit Pisang kepok
KCN + H2O=>HCN + KOH (2) Ragi fermipan (Yeast Saccromyces
C5H11Cl+H2O=>HCl+C5H11OH (3) Cerevisiae), Buffer sitrat Glukosa 10
(Groggins, 1958) gr/l, (NH4)2SO4 0.1gr/l, Yeast extract
Reaksi hidrolisis pati berlangsung agar 100 gr/l, KH2PO4 0.1 gr/l,
menurut Mg2SO4. 7H2O 0.1 gr/l, Aquades,
persamaan reaksi sebagai berikut : Enzim Selulase dan β-glukosidase
C6H10O5)n+ nH2O=> n(C6H12O6) (4) Peralatan yang digunakan adalah
Pati air glukosa timbangan elektrik, kertas pH, pipet
tetes, gelas piala, blender, pengaduk
Karena reaksi antara pati merkuri, gelas ukur, Kertas saring dan
dengan air berlangsung sangat lambat, Oven Kompor listrik, Erlenmeyer
maka untuk memperbesar kecepatan pendingin balik Labu leher tiga
reaksinya diperlukan penambahan Piknometer Tabung reaksi Gelas arloji
katalisator. Penambahan katalisator ini
berfungsi untuk memperbesar keaktifan Secara umum, produksi bioethanol ini
air, sehingga reaksi hidrolisis tersebut mencakup tiga rangkaian proses, yaitu:
berjalan lebih cepat. Katalisator yang pertama persiapan bahan dengan
sering digunakan adalah asam sulfat, cara kulit pisang di potong-potong
asam nitrat, dan asam klorida. Dalam menjadi kecil, kemudian diblender dan
reaksi ini menggunakan katalis asam di saring dan diambil filtratnya serta
klorida sehingga persamaan reaksi yang diendapkan. Kemudian hasil endapan
terbentuk sebagai berikut : disaring dan dikeringkan dibawah sinar
(C6H10O5)n+nH2O =>(C6H12O6) (5) matahari sampai kering. Jika cuaca
Pati air glukosa tidak memungkinkan maka
pengeringan dapat dilakukan dalam
(Agra dkk, 1973) oven dengan suhu 45-50˚C. Setelah
kering, pati kulit pisang tersebut
dianalisis kadar air dan kadar patinya.
Tahap ke dua adalah hidrolisis pati Pretreatment Kulit Pisang
kulit pisang dengan ditambah larutan 1.Memotong kulit pisang lalu
H2SO4 0,5 N dengan berat tertentu di dikeringkan di panas matahari dan
dalam labu leher tiga dilengkapi dengan oven.
pendingin balik dan dipanaskan sampai 2. Menggiling dan menghaluskan kulit
suhu 100˚C selama 2,5 jam. Setelah itu pisang hingga ukuruan tertentu 3.
didinginkan sampai sama dengan suhu Menimbang 50gram Kulit Pisang,
ruangan. Hasil hidrolisis disaring, memasukkan kedalam erlemeyer 500
sehingga didapatkan filtrate. Filtrat ml. 4. Menambahkan 100 ml H2SO4 1
diatur pH nya antara 4 – 6, kemudian %,dan menutup rapat Erlenmeyer
difermentasi. dengan gabus kemudian dipanaskan
dalam autoclave pada suhu 85 oC
Tahap ke tiga adalah fermentasi selama 30 menit. Memisahkan fase
dengan cara filtrat sebanyak 100 ml airnya sehingga tersisa fase
dimasukkan ke dalam Erlenmeyer dan seluligninnya 5. Mencuci fase
ditambahkan 6 gram ammonium sulfat solidnya dengan air beberapa kali.
dan 6 gram urea sebagai nutrisi. 6.Analisa kadar pati
Selanjutnya di pasteurisasi pada suhu
80˚C selama 15 menit lalu Proses Fermentasi
didinginkan. Starter ( inokulum awal ) •Bubur kulit pisang yang telah
dengan berbagai variasi volum dihidrolisis ditambahkan dengan 4 gr
dimasukkan ke dalam medium Saccaromyces Cerevisiae dan diaduk
fermentasi. Kemudian dilakukan pada 150 rpm sampai homogen.
inkubasi dengan cara menutup rapat •Setelah itu menghubungkan erlemeyer
labu Erlenmeyer pada suhu berkisar 500 ml yang berisi bubur kulit pisang
antara 27-30oC selama waktu tertentu. tersebut dengan selang karet dan ujung
Percobaan diulangi dengan waktu selang dimasukkan kedalam air agar
fermentasi dan berat pati bervariasi tidak terjadi kontak langsung dengan
sampai diperoleh waktu fermentasi dan udara.
berat pati yang opitimum. Pengambilan •Selanjutnya larutan difermentasikan
cuplikan dilakukan disetiap variasi pada selama 1 hari, 3 hari, 5 hari, 6 hari dan
hari yang telah ditentukan setelah diberi 7 hari (sesuai dengan perlakuan).
inokulum kemudian di analisis kadar •Selanjutnya memisahkan larutan
bioethanolnya. dengan bubur kulit pisang sehingga
diperoleh cairan alkohol + air.
9 120 6 0.506

Destilasi (Pemurnian etanol)


•Merangkai dan menyalakan peralatan
destilasi dengan benar.
•Cairan hasil fermentasi lalu
dimasukkan kedalam labu destilasi.
•Temperatur pemanas dijaga pada suhu
80oC.
•Proses destilasi dilakukan selama1,5 –
2 jam sampai etanol tidak menetes lagi.
•Mengukur destilat (etanol) yang
didapat.

Penentuan kadar Etanol Gambar 4.1: Hubungan Massa Ragi dan


Untuk menganalisa kadar alkohol Kadar Etanol
(etanol) yang didapat digunakan analisa
density. Analisa density ini dilakukan Pembahasan
dengan menggunakan alat piknometer, Dari hasil analisa dapat di simpulkan
piknometer yang digunakan adalah bahwa sample ke -6 dengan berat ragi
piknometer 5 ml pada suhu kamar. sebesar 6 gr dan lama fermentasi 96
jam menghasilkan etanol yang paling
HASIL DAN PEMBAHASAN tinggi karena penambahan ragi sesuai
Table 1. Pengaruh konsentrasi ragi dan dengan banyaknya nutrisi di dalam
lama fermentasi terhadap kadar Bio sampel dan waktu fermentasi yang
ethanol yang dihasilkan cukup. Sedangkan Pada penambahan
Sampl Lama Jumlah Kadar ragi 4 dan 5% bioetanol yang
e ke- fermentasi ragi Etanol dihasilkan menurun karena
(jam) (gr) (%) produktivitas mikroorganisme menurun
1 48 2 1.306 akibat kurangnya nutrisi yang
2 48 4 3.277 dibutuhkan oleh mikroorganisme
3 48 6 3.3 tersebut. Apabila terlalu banyak
4 96 2 2.111 penambahan ragi juga akan
5 96 4 3.734 menghasilkan banyak asam, karena
6 96 6 5.271 Peoses metabolisme pada
7 120 2 4.11 Saccharomyces cereviseae merupakan
8 120 4 3.12 rangkaian reaksi yang terarah yang
berlangsung pada sel. Pada proses ini hari, dengan kadar etanol yang
terjadi serangkaian reaksi yang bersifat dihasilkan 5,27 %.
merombak suatu bahan tertentu dan DAFTAR PUSTAKA
menghasilkan energy serta serangkaian Anynomous, 1978, “Statistika
reaksi lain yang bersifat mensintesis Indonesia”, Biro Pusat
senyawa-senyawa tertentu dengan Statistika, Jakarta.
membutuhkan energi diantara nya Atlas, R. M, 1984, “Teknoligi
reaksi oksidasi. Saccharomyces Pengawetan Pangan”, edisi 3,
cereviseae sebenarnya tidak mampu Universitas Indonesia,
Jakarta.
langsung melakukan fermentasi
terhadap makromolekul seperti Desroir, Norman., 1988, “ Unit
Processing Organic
karbohidrat, tetapi karena mikroba
Synthesis”, ed 5, McGraw-Hill
tersebut memiliki enzim yang Book Company,
disekresikan mampu memutuskan New York.
ikatan glikosida sehingga dapat
Groggin, P. H., 1968, “Alcohols
difermentasi menjadi alcohol atau Their Chemistry
asam. Alcohol dapat teroksidasi Properties and Manufacture”,
menghasilkan senyawa asam Sehingga Reinhold Book
apabila jumlah ragi terlalu besar maka Corporation, New York.
asam yang dihasilkan cenderung lebih Perry,J.H.,1949,”Chemical
banyak dan produksi bioetanol yang Engineers Hand Book”,3
dihasilkan juga tidak optimal th edition,mc.Grow Hill Book
Company.inc.New
KESIMPULAN York,Toronto and London.
Dari penelitian yang dilakukan, Poedjiadi A, 1994,
dapat diambil beberapa kesimpulan “Dasar-dasar
yaitu : Untuk rentang waktu fermentasi Biokimia”, Universitas
Indonesia, Jakarta.
sampai 6 hari, semakin banyak jumlah
ragi yang digunakan, maka kadar etanol Prescott, S. G and C. G.
Said, 1959, “Industrial
yang dihasikan semakin tinggi. Kadar Microbiology”, ed 3,
bioetanol yang dihasilkan semakin McGraw-Hill Book
tinggi sampai 3 hari waktu fermentasi, Company, New York.
setelah melewati waktu 5 hari kadar
etanol yang dihasilkan semakin
menurun. Kondisi penelitian terbaik
adalah pada saat penambahan jumlah
enzim 6 gram dan waktu fermentasi 3

Anda mungkin juga menyukai