BAB I
LANDASAN TEORI
Beras
Kata "beras" mengacu pada bagian bulir padi (gabah) yang telah dipisah dari sekam. Sekam (Jawa merang) secara
anatomi disebut 'palea' (bagian yang ditutupi) dan 'lemma' (bagian yang menutupi).
Pada salah satu tahap pemrosesan hasil panen padi, gabah ditumbuk dengan lesung atau digiling sehingga bagian
luarnya (kulit gabah) terlepas dari isinya. Bagian isi inilah, yang berwarna putih, kemerahan, ungu, atau bahkan
hitam, yang disebut beras. Beras dari padi ketan disebut ketan.
Kandungan Beras
Sebagaimana bulir serealia lain, bagian terbesar beras didominasi oleh pati (sekitar 80-85%). Beras juga
mengandung protein, vitamin (terutama pada bagian aleuron), mineral, dan air. Pati beras tersusun dari dua
polimer karbohidrat, yaitu:
• amilosa, pati dengan struktur tidak bercabang dan
• amilopektin, pati dengan struktur bercabang dan cenderung bersifat lengket.
Perbandingan komposisi kedua golongan pati ini sangat menentukan warna (transparan atau tidak) dan tekstur
nasi (lengket, lunak, keras, atau pera). Ketan hampir sepenuhnya didominasi oleh amilopektin sehingga sangat
lekat, sementara beras pera memiliki kandungan amilosa melebihi 20% yang membuat butiran nasinya terpencar-
pencar (tidak berlekatan) dan keras.
Fermentasi
Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik (tanpa oksigen). Secara umum,
fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi anaerobik, akan tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas yang
mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi dalam lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor elektron
eksternal.
Gula adalah bahan yang umum dalam fermentasi. Beberapa contoh hasil fermentasi adalah etanol, asam laktat,
dan hidrogen. Akan tetapi beberapa komponen lain dapat juga dihasilkan dari fermentasi seperti asam butirat dan
aseton. Mikrobia yang umumnya terlibat dalam fermentasi adalah bakteri, khamir dan kapang. Contoh bakteri
yang digunakan dalam fermentasi adalah Acetobacter xylinum pada pembuatan nata de coco, Acetobacter aceti
pada pembuatan asam asetat. Contoh khamir dalam fermentasi adalah Saccharomyces cerevisiae dalam
pembuatan alkohol sedang contoh kapang adalah Rhizopus sp. pada pembuatan tempe, Monascus purpureus pada
pembuatan angkak dan sebagainya. Fermentasi dapat dilakukan menggunakan kultur murni ataupun alami serta
dengan kultur tunggal ataupun kultur campuran. Fermentasi menggunakan kultur alami umumnya dilakukan pada
proses fermentasi tradisional yang memanfaatkan mikroorganisme yang ada di lingkungan. Salah satu contoh
produk pangan yang dihasilkan dengan fermentasi alami adalah gatot dan growol yang dibuat dari singkong. Tape
merupakan produk fermentasi tradisional yang diinokulasi dengan kultur campuran dengan jumlah dan jenis yang
tidak diketahui sehingga hasilnya sering tidak stabil. Ragi tape yang bagus harus dikembangkan dari kultur murni.
Kultur murni adalah mikroorganisme yang akan digunakan dalam fermentasi dengan sifat dan karakteristik yang
diketahui dengan pasti sehingga produk yang dihasilkan memiliki stabilitas kualitas yang jelas. Dalam proses
fermentasi kultur murni dapat digunakan secara tunggal ataupun secara campuran. Contoh penggunaan kultur
murni tunggal adalah Lactobacillus casei pada fermentasi susu sedang contoh campuran kultur murni adalah pada
fermentasi kecap, yang menggunakan Aspergillus oryzae pada saat fermentasi kapang dan saat fermentasi garam
digunakan bakteri Pediococcus sp. dan khamir Saccharomyces rouxii.
a. Mikrobia
Mikrobia dalam industri fermentasi merupakan faktor utama, sehingga harus memenuhi syarat-syarat tertentu
yaitu:
1. Murni
Dalam proses-proses tertentu harus menggunakan biakan murni (dari satu strain tertentu) yang telah diketahui
sifat-sifatnya. Untuk menjaga agar biakan tetap murni dalam proses maka kondisi lingkungan harus dijaga tetap
steril. Penggunaan kultur tunggal mempunyai resiko yang tinggi karena kondisi harus optimum. Untuk mengurangi
kegagalan dapat digunakan biakan campuran. Keuntungan penggunaan biakan campuran adalah mengurangi
resiko apabila mikrobia yang lain tidak aktif melakukan fermentasi. Dalam bidang pangan penggunaan biakan
campuran dapat menghasilkan aroma yang spesifik.
Pengembangan inokulum yang terdiri campuran biakan murni belum berkembang di Indonesia. Sebagai contoh,
inokulum tempe yang dibuat LIPI masih merupakan inokulum kultur tunggal sehingga produsen tempe sering
mencampur inokulum murni dengan inokulum tradisional dengan maksud memperoleh hasil yang baik.
Inokulum tape (ragi tape) juga belum berkembang. Di Malaysia, telah dikembangkan campuran kultur murni untuk
membuat tape rendah alkohol. Ini merupakan upaya untuk memenuhi tuntutan masyarakat yang sebagian besar
muslim. Isolatnya sendiri diperoleh dari ragi yang telah ada di pasaran.
Penggunaan inokulum campuran harus memperhatikan kebutuhan nutrisi mikroorganismenya. Kultur campuran
yang baik adalah model suksesi sehingga antar organisme tidak bersaing namun saling mendukung untuk
pembentukan produk.
2. Unggul
Pada kondisi fermentasi yang diberikan, mikrobia harus mampu menghasilkan perubahan-perubahan yang
dikehendaki secara cepat dan hasil yang besar. Sifat unggul yang ada harus dapat dipertahankan. Hal ini berkaitan
dengan kondisi proses yang diharapkan. Proses rekayasa genetik dapat dilakukan untuk memperbaiki sifat jasad
dengan maksud mempertinggi produk yang diharapkan dan mengurangi produk-produk ikutan.
3. Stabil
Pada kondisi yang diberikan, mikrobia harus mempunyai sifat-sifat yang tetap, tidak mengalami perubahan karena
mutasi atau lingkungan.
c. Sifat-sifat Proses
d. Pilot-plant
Klasifikasi Fermentasi
Respirasi anaerob disebut fermentasi atau peragian. Pada umumnya respirasi ini terjadi pada tumbuhan, fungi dan
bakteri. Proses fermentasi sering disebut sesuai dengan hasil akhir yang terbentuk. Misalnya fermentasi alkohol
bila hasil akhir fermentasi berupa alkohol. Menurut hasil samping yang terbentuk, maka fermentasi dibedakan
atas:
Fermentor
Fermentor yang digunakan dalam produksi etanol tergantung pada bahan baku yang digunakan. Untuk
penggunaan dengan bahan baku gula dapat langsung dengan fermentor anaerob. Sedangkan jika yang akan
digunakan dengan bahan baku dari pati atau karbohidrat lain harus ada proses sakarifikasi sehingga minimal ada
dua fermentor. Fermentor adalah tempat berlangsungnya fermentasi dapat berupa alat dengan kerja anaerob
ataupun anaerob.
BAB II
LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM BIOLOGI
2.2. TUJUAN
Tujuan dalam melakukan praktikum Biologi ini adalah untuk mengetahui bagaimana proses fermentasi terjadi serta
zat apa saja yang dihasilkan.
2.3. WAKTU PELAKSANAAN PRAKTIKUM BIOLOGI
Kelompok kami melaksanakan praktikum Biologi yang dilaksanakan pada:
Hari : Jumat
Tanggal : 30 September 2011
Waktu : 12.00 - selesai
2. Isi langseng dengan air kemudian letakkan di atas kompor yang menyala dengan api sedang. Biarkan airnya
hingga mendidih atau sampai keluar asap
3. Buang air dari rendaman beras ketan
4. Masukan beras ketan ke dalam langseng.
5. Kukus beras ketan hingga setengah matang.
6. Setelah mencapai tahap setengah matang, angkat beras ketan dan masukan ke dalam baskom
7. Berikan air sedikit demi sedikit ke dalam beras ketan sambil diaduk secara dengan centong. Untuk 1 kg ketan,
air yang diperlukan 100ml.
8. Masukkan kembali beras ketan ke dalam langseng, kemudian kukus hingga matang.
9. Angkat beras ketan yang telah matang lalu letakkan ke dalam nampan.
10. Siapkan kipas angin untuk mempercepat proses pendinginan beras ketan.
11. Tumbuk ragi sampai halus.
12. Setelah dingin, taburkan ragi ke beras ketan sampai merata.
13. Masukkan beras ketan yang telah diberi ragi ke dalam toples, beri selotip pada toples tersebut.
Catatan:
1. Banyaknya ragi yang digunakan disesuaikan dengan jumlah beras ketan. Bila terlalu banyak akan
mempercepat proses fermentasi dan menyebabkan rasa tape menjadi pengar, bila terlalu sedikit dapat
menyebabkan tape yang terbentuk tidak manis dan terasa keras.
2. Takaran ragi yang tepat biasanya diperoleh berdasarkan pengalaman.
3. Kualitas tape yang baik turut ditentukan oleh jenis ragi yang digunakan dan asal ragi tersebut
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
a. Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik (tanpa oksigen) dengan tanpa
akseptor elektron eksternal.
b. Fermentasi yang terjadi pada pembuatan tape ketan adalah fermentasi alkohol.
c. Jamur Saccharomyces cereviceae (ragi) cara hidupnya bersifat fakultatif aerob. Secara anaerob
Saccharomyces yang berperan dalam pembuatan tape, roti, atau minuman keras mampu mengubah gula
menjadi alkohol melalui proses fermentasi alkohol.
d. Fermentasi alkohol dilakukan oleh jamur ragi Saccharomyces cereviceae (yeast) secara anaerob. Sebagai
substrat fermentasi adalah asam piruvat. Molekul piruvat difermentasi menjadi asetaldehid. NADH
memberikan elektron dan hidrogen kepada asetaldehid, sehingga terbentuk produk akhir alkohol, yaitu etanol.
Hal ini menyebabkan tape ketan terasa sedikit asam dan manis.
e. Proses dalam pembuatan tape dapat dipengaruhi beberapa faktor baik itu faktor internal maupun eksternal.
Yang termasuk ke dalam faktor internal di antaranya bahan yang digunakan, proses dan sifat fermentasi yang
terjadi, dan sebagainya. Sedangkan yang termasuk ke dalm faktor eksternal di antaranya factor sosial serta
faktor kebiasaan.
DAFTAR PUSTAKA
****http://situsbiologiindonesia.blogspot.com/2009/08/metabolisme.html?
showComment=1317635122944#c7703048311266472531
****http://rimanyosss.blogspot.com/2010/03/laporan-biologi-fermentasi-tape-ketan.html
****Diah Aryulina dkk. 2007. BIOLOGI 3 SMA dan MA untuk Kelas XII. Jakarta.Esis.