“TAPE SINGKONG”
Disusun Oleh :
Nuril Hikmah
XII Kimia Analisis 2/ (22)
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses cara pembuatan fermentasi tape singkong?
2. Bagaimana cara mengamati perubahan organoleptik pada hasil fermentasi tape
singkong?
C. Tujuan Praktikum
Bahan :
1. Singkong 2 kg
2. Ragi tape 0,1%
B. Prosedur Kerja
Masukkan dalam cawan petri yang steril atau kertas aluminium foil
A. Hasil
Tabel 1. Pengamatan Uji Organoleptik
Pengamatan Organoleptik
No Sampel
Warna Aroma Rasa Tekstur
Manis tapi Lembut,
Tape singkong Aroma khas
1 Putih tulang sedikit sedikit terasa
B1 tape
terasa asam sponge
Tape singkong Aroma khas
2 Putih Manis Lembut
pasar tape
B. Pembahasan
Fermentasi Tape Singkong
Untuk membuat tape singkong, kulit singkong harus dibuang terlebih dahulu.
Singkong dicuci lalu dikukus dan ditempat pada toples atau wadah tertutup yang
dilapisi daun pisang. Ragi disebar pada singkong dan lapisan daun pisang yang
digunakan sebagai alas dan penutup. Toples tersebut kemudian disimpan pada suhu
28-30oC selama 2-3 hari..
Pada pengamatan organoleptik tape singkong didapatkan hasil yang berwarna
putih tulang, aroma khas tape, rasa manis tapi sedikit terasa asam dan tekstur yang
lembut namun sedikit terasa sponge. Menurut literature yang didapat bahwa tekstur
tape singkong yang mulanya tidak berlendir dan tidak putih pucat berubah menjadi
demikian karena kandungan glukosa pada tape yang dalam keadaan anaerob telah
dihidrolisis oleh khamir Saccharomyces cerevisiae menjadi alkohol dan CO2.
Sebelum fermentasi, singkong masih berbentuk seperti awal sebelum diberi
ragi pada umumnya. Namun, setelah mengalami fermentasi singkong tersebut
mengalami perubahan bentuk dan menghasilkan air yang mengandung alkohol serta
menimbulkan rasa asam dan manis. Kondisi tersebut disebabkan karena pada
singkong diberikan ragi yang merupakan mikroorganisme yang berfungsi mengubah
glukosa menjadi alkohol dan menghasilkan air.
Pada praktikum ini, singkong yang digunakan sebagai bahan dasar dan
nantinya sebagai substrat bagi khamir Saccharomyces cerevisiae dalam proses
fermentasi. Ragi disini berfungsi dalam mempercepat fermentasi tape singkong
karena pada ragi terkandung khamir Saccharomyces cerevisiae. Kemudian daun
pisang digunakan karena memberikan suasana yang cocok untuk mikroba fermentator
berperan aktif dalam proses fermentasi karbohidrat menjadi etanol. Menurut
literature, pada umumnya pembuatan tape setelah ditaburi ragi akan ditutup dengan
rapat agar tidak ada udara yang masuk ke dalam wadah penyimpanan. Ini disebabkan
karena pada pembuatan tape singkong memanfaatkan bakteri anaerob yaitu bakteri
yang tidak memerlukan udara dalam proses fermentasinya. Tape dibungkus daun
pisang untuk membuat suasana menjadi mikroaerob agar singkong tidak berwarna
putih dan rasa menjadi alkoholik. Pada tahap awal akan terjadi proses aerob, jika
terbuka akan mudah terkontaminasi. Pada hari kedua terjadi proses anaerob
pembentukan citarasa alkohol oleh khamir sehingga butuh tertutup. Berikutnya jika
ada udara maka alkohol akan dioksidasi menjadi asam asetat sehingga menjadi asam.
Tape mempunyai rasa yang spesifik yaitu manis, alkoholik dan kadang-kadang
asam. Hal ini karena terjadi perubahan pada dasar menjadi tape.
Pemasakan menentukan tekstur dan penampakan produk olahan tape yang
dihasilkan. Pengukusan singkong hingga matang akan menghasilkan tekstur tape yang
lebih lembut dibandingkan setengah matang akan menghasilkan tekstur tape yang
lebih keras. Pendinginan berfungsi untuk mengontrol kondisi proses. Pemasakan yang
kurang akan merusak kehidupan organism dari inokulum yang diberikan. Sementara,
pendinginan yang terlalu lama akan menyebabkan kontaminasi. Pengukusan singkong
dilakukan dalam waktu 0,5 jam untuk melunakkan singkong dan agar enzim mikroba
dapat bekerja dengan baik.
Fermentasi yang baik dilakukan pada suhu 28-30o C dan membutuhkan waktu
45 ja,. Fermentasi dilakukan di dalam wadah tertutup yang dibungkus dengan daun
pisang yang bersih dikerudungi dan ditutup rapat-rapat. Fermentasi yang tertutup akan
mencegah terjadinya kontaminasi. Suhu berpengaruh kepada kecepatan fermentasi,
meskipun suhu yang lebih rendah dari 25o C akan menghasilkan produk dengan kadar
alkohol tinggi pada fermentasi 144 jam. Tape dapat bertahan 2±3 hari bila di
fermentasi pada suhu kamar. Apabila fermentasi dalam suhu kamar melebihi hasil
yang didapatkan akan rusak. Bila dikemas dengan cangkir plastic dan disimpan dalam
lemari es akan bertahan selama 2 bulan akan tetapi teksturnya akan rusak yaitu
menjadi keras.
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan :
Saran :
Agar pembuatan tape dapat berhasil dengan sempurna maka alat dan bahan yang
digunakan haruslah bersih serta perbandingan antara ubi dan ragi harus sesuai sehingga
tape yang dihasilkan manis dan fermentasi berjalan dengan sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
Ajuz, Yayan. 2012. Laporan Pembuatan Tape Ketan dan Tape Singkong.
Yayanajuz.blogspot.com/2012/06/laporan-pembuatan-tape-ketan-dan-tape-html?m=1
(diakses pada tanggal 21 Oktober 2018)
Hala, Yusminah dan Hartono. 2012. Penuntun Praktikum Pengantar Bioteknologi. Makassar:
Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Makassar
Winarno. 1994. Sterilisasi Komersial Produk Pangan.Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama