Anda di halaman 1dari 21

KOMPETENSI DASAR :

3.8 Menganalisis karakteristik gelombang mekanik.

4.8 Mengajukan gagasan penyelesaian masalah tentang karakteristik gelombang mekanik misalnya pada tali.

MATERI PEMBELAJARAN :

Gelombang adalah getaran yang merambat. Gelombang mekanik adalah gelombang yang memerlukan media untuk
merambat. Gelombang yang terjadi pada slinky atau tali merupakan contoh gelombang mekanik. Gejala gelombang
pada slinky atau tali tersebut terjadi karena getaran yang merambat pada slinky atau tali.

Gelombang mekanik selalu hadir di setiap kehidupan kita sehari-hari. Cahaya yang kita lihat sehari-hari adalah salah
satu contoh gelombang mekanik. Gelombang pada tali yang kita gerakkan juga termasuk gelombang mekanik.

Jenis gelombang mekanik


Jenis gelombang mekanik ada dua macam. Pertama, gelombang transversal. Gelombang transversal adalah gelombang
dimana arah rambatnya berjalan tegak lurus dan searah dengan getarannya. Contoh gelombang ini adalah yang terlihat
pada cahaya dan tali. Kedua, gelombang longitudinal. Gelombang jenis ini memiliki frekuensi gerakan yang berupa
rapatan dan renggangan, jadi tidak berupa beberapa deretan bukit atau lembah seperti tali dan cahaya.

Gelombang transversal adalah gelombang yang mengalir karena adanya getaran yang tegak lurus terhadap arah
rambatan gelombang. Dan gerakan gelombang tersebut mempunyai partikel yang berada di sudut kanan ke arah
rambat gelombang. Gelombang tersebut dapat merambat melalui benda cair dan benda padat, namun gelombang ini
tidak dapat merambat melalui benda padat. Saat gelombang transversal ini berlangsung, maka getarannya akan
membentuk puncak dan lembah. Getaran transversal ini dibagi menjadi 2 macam, yaitu gelombang elektromagnetik
dan gelombang terpolarisasi. Gelombang transversal adalah gelombang yang terbentuk dari medan magnet dan arus
listrik. Contoh gelombang transversal adalah gelombang radio, gelombang cahaya, radiasi termal, sinar X, dll.
Gelombang terpolarisasi adalah gelombang yang membentuk sebuah pola stabil. Gelombang ini membentuk
gelombang dua dimensi. Gelombang ini dapat dibentuk dengan menggerakkan tangan ke atas dank e bawah, atau
dengan cara menggerakkan tangan memutar searah.
Karakteristik gelombang mekanik
Karakteristik gelombang mekanik adalah memerlukan alat atau perantara untuk berpindah. Gelombang ini mempunyai
panjang gelombang, periode gelombang, frekuensi gelombang, dan cepat rambat gelombang. Panjang gelombang
yang dihasilkan oleh gelombang transversal dan gelombang terpolarisasi sangat lah berbeda. Untuk gelombang
transversal panjang gelombang dapat diukur dari bukit, puncak dan dasar gelombang. Periode gelombang yaitu waktu
yang diperlukan untuk menempuh satu gelombang. Frekuensi gelombang yaitu jumlah gelombang yang dihasilkan
tiap detik. Berapa banyak gelombang penuh yang terbentuk dalam tiap detik. Cepat rambat gelombang adalah jarak
yang ditempuh oleh gelombang penuh tiap detik.

Rumus gelombang mekanik


Dari penjelasan di atas rumus gelombang mekanik dapat disimpulkan sebagai berikut:

v=s/t

jika s = λ maka persamaan cepat rambat gelombang tersebut di atas menjadi

v = λ / t atau v = λ . f

keterangan rumus di atas adalah sebagai berikut:

s : jarak gelombang yang ditempuh dalam waktu 1 detik

t : periode gelombang atau waktu gelombang untuk membentuk satu gelombang

v : cepat rambat gelombang atau jumlah gelombang tiap satu menit

Ciri – ciri gelombang mekanik


Ciri ciri gelombang mekanik adalah seperti karakteristik yang disebutkan sebelumnya di atas. Ciri – ciri tersebut
adalah memerlukan alat atau perantara untuk berpindah. Gelombang ini mempunyai panjang gelombang, periode
gelombang, frekuensi gelombang, dan cepat rambat gelombang. Panjang gelombang yang dihasilkan oleh gelombang
transversal dan gelombang terpolarisasi sangat lah berbeda. Untuk gelombang transversal panjang gelombang dapat
diukur dari bukit, puncak dan dasar gelombang. Periode gelombang yaitu waktu yang diperlukan untuk menempuh
satu gelombang. Frekuensi gelombang yaitu jumlah gelombang yang dihasilkan tiap detik. Berapa banyak gelombang
penuh yang terbentuk dalam tiap detik. Cepat rambat gelombang adalah jarak yang ditempuh oleh gelombang penuh
tiap detik.
1. Gelombang dapat mengalami pemantulan
Semua gelombang dapat dipantulkan jika mengenai penghalang. Contohnya seperti gelombang stationer pada tali.
Gelombang datang dapat dipantulkan oleh penghalang. Contoh lain kalian mungkin sering mendengar gema yaitu
pantulan gelombang bunyi. Gema dapat terjadi di gedung-gedung atau saat berekreasi ke dekat tebing.
2. Gelombang dapat mengalami pembiasan 
Pembiasan dapat diartikan sebagai pembelokan gelombang yang melalui batas dua medium yang berbeda. Pada
pembiasan ini akan terjadi perubahan cepat rambat, panjang gelombang dan arah. Sedangkan frekuensinya tetap.
3. Gelombang dapat mengalami pemantulan
Interferensi adalah perpaduan dua gelombang atau lebih. Jika dua gelombang dipadukan maka akan terjadi dua
kemungkinan yang khusus, yaitu saling menguatkan dan saling melemahkan. Interferensi saling menguatkan disebut
interferensi kontruktif dan terpenuhi jika kedua gelombang sefase. Interferensi saling melemahkan disebut interferensi
distruktif dan terpenuhi jika kedua gelombang berlawanan fase.
4. Gelombang dapat mengalami difraksi
Difraksi disebut juga pelenturan yaitu gejala gelombang yang melentur saat melalui lubang kecil sehingga mirip
sumber baru. Perhatikan Gambar 1.
Gambar 1. Defraksi gelombang
air.
Gelombang air dapat melalui celah sempit membentuk gelombang baru.
Berikut ini adalah Penjelasan Lengkapnya mengenai Sifat Gelombang :
1. Pemantulan (refleksi) Gelombang
Pemantulan (refleksi) adalah peristiwa pengembalian seluruh atau sebagian dari suatu berkas partikel atau gelombang
bila berkas tersebut bertemu dengan bidang batas antara dua medium. Suatu garis atau permukaan dalam medium dua
atau tiga dimensi yang dilewati gelombang disebut muka gelombang. Muka gelombang ini merupakan tempat
kedudukan titik-titik yang mengalami gangguan dengan fase yang sama, biasanya tegak lurus arah gelombang dan
dapat mempunyai bentuk, misalnya muka gelombang melingkar dan muka gelombang lurus, seperti yang terlihat pada
Gambar 2. 

Gambar 2. Muka gelombang a. Gelombang melingkar b. Gelombang datar.


Pada jarak yang sangat jauh dari suatu sumber dalam medium yang seragam, muka gelombang merupakan bagian-
bagian kecil dari bola dengan jari-jari yang sangat besar, sehingga dapat dianggap sebagai bidang datar. Misalnya,
muka gelombang sinar matahari, yang tiba di Bumi merupakan bidang datar.

Gambar 3. Pemnatulan gelombang oleh bidang.


Pada peristiwa pemantulan, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3, berlaku suatu hukum yang berbunyi:
a. sinar datang, sinar pantul, dan garis normal terhadap bidang batas pemantul pada titik jatuh, semuanya berada dalam
satu bidang,
b. sudut datang (θi) sama dengan sudut pantul (θr).
Hukum tersebut dinamakan “Hukum Pemantulan”.
2. Pembiasan (Refraksi Gelombang)
Perubahan arah gelombang saat gelombang masuk ke medium baru yang mengakibatkan gelombang bergerak dengan
kelajuan yang berbeda disebut pembiasan. Pada pembiasan terjadi perubahan laju perambatan. Panjang gelombangnya
bertambah atau berkurang sesuai dengan perubahan kelajuannya, tetapi tidak ada perubahan frekuensi. Peristiwa ini
ditunjukkan pada Gambar 4.

Gambar 4. Pembiasan gelombang.


Pada gambar tersebut kecepatan gelombang pada medium 2 lebih kecil daripada medium 1. Dalam hal ini, arah
gelombang membelok sehingga perambatannya lebih hampir tegak lurus terhadap batas. Jadi, sudut pembiasan (θ 2),
lebih kecil daripada sudut datang (θ1).
Gelombang yang datang dari medium 1 ke medium 2 mengalami perlambatan. Muka gelombang A, pada waktu yang
sama t di mana A1 merambat sejauh l1 = v1t, terlihat bahwa A2 merambat sejauh l2 = v2t. Kedua segitiga yang
digambarkan memiliki sisi sama yaitu a. Sehingga:
sin θ1 = l1/a = v1t/a dan sin θ2 = l2/a = v2t/a
Dari kedua persamaan tersebut diperoleh:
(sin θ1/sin θ2) = v1/v2........................................................... (1)
Perbandingan v1/v2 menyatakan indeks bias relatif medium 2 terhadap medium 1, n, sehingga:
n = n2/n1 ................................................................ (2)
Dari persamaan (1) dan (2) akan diperoleh:
sin θ1/sin θ2 = n
(sin θ1/sin θ2) = (n2/n1) ....................................................... (3)
atau
n1.sin θ1 = n2.θ2 ........................................ (4)
Persamaan (4) merupakan pernyataan Hukum Snellius.
3. Difraksi Gelombang
Difraksi merupakan peristiwa penyebaran atau pembelokan gelombang pada saat gelombang tersebut melintas melalui
bukaan atau mengelilingi ujung penghalang. Besarnya difraksi bergantung pada ukuran penghalang dan panjang
gelombang, seperti pada Gambar 5.

Gambar 5. Difraksi gelombang, a. Pada celah lebar. b. Pada celah


sempit.
Makin kecil panghalang dibandingkan panjang gelombang dari gelombang itu, makin besar pembelokannya.
4. Interferensi Gelombang
Interaksi antara dua gerakan gelombang atau lebih yang mempengaruhi suatu bagian medium yang sama sehingga
gangguan sesaat pada gelombang paduan merupakan jumlah vektor gangguan-gangguan sesaat pada masing-masing
gelombang merupakan penjelasan fenomena interferensi. Interferensi terjadi pada dua gelombang koheren, yaitu
gelombang yang memiliki frekuensi dan beda fase sama.
Pada gelombang tali, jika dua buah gelombang tali merambat berlawanan arah, saat bertemu keduanya melakukan
interferensi. Setelah itu, masing-masing melanjutkan perjalanannya seperti semula tanpa terpengaruh sedikit pun
dengan peristiwa interferensi yang baru dialaminya. Sifat khas ini hanya dimiliki oleh gelombang.

Gambar 6. Interferensi gelombang


tali.
Jika dua buah gelombang bergabung sedemikian rupa sehingga puncaknya tiba pada satu titik secara bersamaan,
amplitudo gelombang hasil gabungannya lebih besar dari gelombang semula. Gabungan gelombang ini disebut saling
menguatkan (konstruktif). Titik yang mengalami interferensi seperti ini disebut perut gelombang. Akan tetapi, jika
puncak gelombang yang satu tiba pada suatu titik bersamaan dengan dasar gelombang lain, amplitudo gabungannya
minimum (sama dengan nol). Interferensi seperti ini disebut interferensi saling melemahkan (destruktif). Interferensi
pada gelombang air dapat diamati dengan menggunakan tangki riak dengan dua pembangkit gelombang lingkaran.
Analisis interferensi gelombang air digunakan seperti pada Gambar 7.

Gambar 7. Interferensi Gelombang Air.


Berdasarkan gambar, S1 dan S2 merupakan sumber gelombang lingkaran yang berinterferensi. Garis tebal (tidak putus-
putus) menunjukkan muka gelombang yang terdiri atas puncak-puncak gelombang, sedangkan garis putus-putus
menunjukkan dasar-dasar gelombang.
Perpotongan garis tebal dan garis putus-putus diberi tanda lingkaran kosong (O). Pada tangki riak, garis sepanjang
titik perpotongan itu berwarna agak gelap, yang menunjukkan terjadinya interferensi yang saling melemahkan
(destruktif). Di antara garis-garis agak gelap, terdapat pitapita yang sangat terang dan gelap secara bergantian. Pita
sangat terang terjadi jika puncak dua gelombang bertemu (perpotongan garis tebal), dan pita sangat gelap terjadi jika
dasar dua gelombang bertemu (perpotongan garis putus-putus). Titik-titik yang paling terang pada pita terang dan
titik-titik yang paling gelap pada pita gelap merupakan titik-titik hasil interferensi saling menguatkan.
5. Dispersi Gelombang
Dispersi adalah peristiwa penguraian sinar cahaya yang merupakan campuran beberapa panjang gelombang menjadi
komponen-komponennya karena pembiasan. Dispersi terjadi akibat perbedaan deviasi untuk setiap panjang
gelombang, yang disebabkan oleh perbedaan kelajuan masing-masing gelombang pada saat melewati medium
pembias.
Apabila sinar cahaya putih jatuh pada salah satu sisi prisma, cahaya putih tersebut akan terurai menjadi komponen-
komponennya dan spektrum lengkap cahaya tampak akan terlihat.
6. Polarisasi Gelombang
Polarisasi merupakan proses pembatasan getaran vektor yang membentuk suatu gelombang transversal sehingga
menjadi satu arah. Polarisasi hanya terjadi pada gelombang transversal saja dan tidak dapat terjadi pada gelombang
longitudinal. Suatu gelombang transversal mempunyai arah rambat yang tegak lurus dengan bidang rambatnya.
Apabila suatu gelombang memiliki sifat bahwa gerak medium dalam bidang tegak lurus arah rambat pada suatu garis
lurus, dikatakan bahwa gelombang ini terpolarisasi linear.
Sebuah gelombang tali mengalami polarisasi setelah dilewatkan pada celah yang sempit. Arah bidang getar
gelombang tali terpolarisasi adalah searah dengan celah.

Sebagaimana yang telah diketahui Gelombang merupakan getaran yang merambat disertai dengan perpindahan energi
tanpa memindahkan medium perantaranya. Dalam proses terjadi suatu gelombang ternyata secara umum memiliki
ciri-ciri dan sifat-sifat.

KOMPETENSI DASAR :

3.9 Menganalisis besaran-besaran fisis gelombang berjalan dan gelombang stasioner pada berbagai kasus nyata.

4.9 Melakukan berbagai percobaan gelombang berjalan dan gelombang stasioner, beserta presentasi hasil dan makna
fisisnya.

MATERI PEMBELAJARAN :

GELOMBANG BERJALAN :

Jika ujung salah satu tali kita ikatkan pada beban yang tergantung pada pegas vertikal, dan pegas kita getarkan naik
turun,maka getaran pegas akan merambat pada tali seperti ditunjukkan pada Gambar 1.6. Jika Anda mengamati secara
seksama, maka amplitudo (simpangan maksimum) dari gelombang yang merambat pada tali selalu tetap (tidak
berubah). Gelombang merambat yang selalu memiliki amplitudo tetap digolongkan sebagai gelombang berjalan.

Gambar.1.6. Gelombang berjalan ke


kanan Gambar.1.7. Gelombang berjalan ke
kanan dengan cepat rambat v.
dengan titik asal getaran adalah titik O.
 

Ada juga gelombang merambat yang amplitudonya selalu berubah (dalam kisaran nol sampai nilai maksimum
tertentu). Gelombang merambat seperti ini disebut gelombang stasioner. Kita awali dengan terlebih dahulu
menentukan persamaan gelombang berjalan.

Persamaan gelombang berjalan

Gelombang berjalan memiliki sifat pada setiap titik yang dilalui akan memiliki amplitudo yang sama. Perhatikan
gelombang berjalan dari sumber P ke titik Q yang berjarak X pada Gambar 1.8. Bagaimana menentukan simpangan
pada titik P? Simpangan tersebut dapat ditentukan dari simpangan getarannya dengan menggunakan waktu
perjalanannya

Gambar 1.8.  Gelombang berjalan dari P ke Q

Dari titik P merambat getaran yang amplitudonya A, periodenya T dan cepat rambat getarannya v. Bila titik P telah
bergetar t detik, simpangannya :

yp = A sin ωt  = A sin (2π t/T)

Dari P ke Q yang jaraknya X getaran memerlukan v/x detik, jadi ketika P telah bergetar t detik, titik Q baru bergetar (t
– x/v) detik. Simpangan Q saat itu :

yQ = A Sin

Jadi, persamaan gelombang berjalan adalah :

y = A sin 2π  1.2

y = A sin 

y = A sin (ωt – kx) ................................1.3

dengan :

λ= panjang gelombang (m)

T = periode gelombang (s)

ω= frekuensi sudut

k = bilangan gelombang

Fase dan sudut fase gelombang

Fase gelombang dapat didefinisikan sebagai bagian atau tahapan gelombang. Perhatikan persamaan 1.2. Dari
persamaan itu, fase gelombang dapat diperoleh dengan hubungan seperti berikut.
φ= ..............................1.4

dengan :

φ = fase gelombang

T = periode gelombang (s)

λ= panjang gelombang (m)

t = waktu perjalanan gelombang (s)

x = jarak titik dari sumber (m)

Dari fase gelombang dapat dihitung juga sudut fase yaitu memenuhi persamaan berikut.

θ = 2πφ (rad)

Perbedaan phase antara titik P dan Q adalah :

Δφ= ;      Δ φ = ..................................1.5

Catatan :

Dua gelombang dapat memiliki fase yang sama dan dinormalkan sefase. Dua gelombang akan sefase bila beda
fasenya memenuhi:

θ = 0, 2π, 4π, ....

Dua gelombang yang berlawanan fase apabila berbeda fase :

θ = π, 3π, 5π ....

Jika getaran itu merambat dari kanan ke kiri dan P telah bergetar t detik, maka simpangan  titik Q :

y = sin 2π .................................................1.6

Contoh soal :

1. Gelombang merambat dari sumber P melalui titik Q. Simpangan getar gelombang di titik p memenuhi : y= 0,02 sin
10 π(2t – x/20). Semua besaran dalam satuan SI. Tentukan :

a. amplitudo gelombang

b. periode gelombang

c. frekuensi gelombang

d. panjang gelombang

e. cepat rambat gelombang


Pembahasan:

y = 0,02 sin 10π (2t – x/20 = 0,02 sin 2π(10t – x/4)

Bentuk umum persamaan gelombang berjalan

y = A sin 2π

Jadi dapat diperoleh :

a. amplitudo : A = 0,02 m

b. periode : T =1/10 = 0,1 s

c. frekuensi : f = 1/T= 10 Hz

d. panjang gelombang : λ = 4 m

e. cepat rambat gelombang:    v = λ. f = 4 . 10 = 40 m/s.

2. Gelombang berjalan simpangannya memenuhi: y = 0,04 sin 20π(t – x/10). Semua besaran memiliki satuan dalam
SI. Tentukan fase dan sudut fase pada titik berjarak 2 m dan saat bergerak 1/2 s!

Penyelesaian

t = ½ s; x = 2 m

sudut fase gelombang memenuhi:

θ = 20π (t – x/10)

θ  =20π = 6π rad

fasenya sebesar :

=6π/2π  = 3

Gelombang merambat dari titik P ke titik Q dengan frekuensi 2 Hz. Jarak PQ = 120 cm. Jika cepat rambat gelombang
1,5 m/s maka tentukan beda fase gelombang di titik P dan Q !

Penyelesaian

f = 2 Hz

v = 1,5 m/s

λ=v/f = 1,5 / 2 = ¾  m

x = 120 cm = 1,2 m

Beda fase gelombang memenuhi :

Δφ = φP – φQ
= -

= = = 0,16

GELOMBANG STASIONER

Pada proses pantulan gelombang, terjadi gelombang pantul yang mempunyai amplitudo dan frekuensi yang sama
dengan gelombang datangnya, hanya saja arah rambatannya yang berlawanan. Hasil interferensi (perpaduan) dari
kedua gelombang tersebut disebut Gelombang Stasioner Atau Gelombang Diam. Gelombang stasioner dapat
dibentuk dari pemantulan suatu gelombang. Contohnya pada gelombang tali. Tali dapat digetarkan di salah satu
ujungnya dan ujung lain diletakkan pada pemantul. Berdasarkan ujung pemantulnya dapat dibagi dua yaitu ujung
terikat dan ujung bebas. Gelombang stasioner adalah gelombang hasil superposisi dua gelombang berjalan yang :
amplitudo sama, frekuensi sama dan arah berlawanan. Ketika dua gelombang atau lebih datang secara bersamaan pada
tempat yang sama, resultan gangguan adalah jumlah gangguan dari masing-masing gelombang. Prinsip ini dapat
diaplikasikan pada semua jenis gelombang termasuk gelombang bunyi, gelombang permukaan air dan gelombang
elektromagnetik seperti cahaya. Kita akan mempraktekkan prinsip ini untuk menemukan rumus gelombang stasioner
pada tali.

Anda telah mengetahui bahwa jika salah satu ujung tali digetarkan harmonik naik-turun maka gelombang sinusoidal
akan merambat sepanjang tali. Apa yang terjadi ketika gelombang telah sampai pada ujung lainnya. Gelombang
datang ini akan dipantulkan sehingga terjadilah gelombang pantul. Dengan demikian pada setiap titik sepanjang tali,
bertemu dua gelombang yaitu gelombang datang dan gelombang pantul, yang keduanya memiliki amplitudo dan
frekuensi yang sama. Superposisi kedua gelombang yang berlawanan arah inilah yang menghasilkan gelombang
stasioner. (Gelombang stasioner sering disebut juga sebagai gelombang berdiri atau gelombang diam).

Ujung tali yang tak digetarkan bisa diikat kuat pada sebuah tiang sehingga tidak dapat bergerak ketika ujung lainya
digetarkan. Ujung ini disebut ujung tetap. Tetapi bisa juga ujung yang tak digetarkan ini diikatkan pada suatu gelang
yang bergerak pada tiang tanpa gesekan. Ujung ini disebut ujung bebas.

Salah satu contoh gelombang stationer adalah gelombang tali yang ujung satunya digetarkan dan ujung lain bebas.
Gelombang stationer ujung bebas juga terbentuk dari dua gelombang berjalan yaitu gelombang datang dan gelombang
pantul. Gelombang datang dan gelombang pantul di ujung bebas adalah 0, jadi Δφ= 0. Ini berarti bahwa fase
gelombang datang sama dengan fase gelombang pantul. Perhatikan Gambar 1.11:

Gambar 1.11

Pemantulan pada ujung bebas menghasilkan pulsa pantul sefase dengan pulsa datangnya. Dengan demikian jika
gelombang datang yang merambat ke kanan dapat dinyatakan dengan y1 = A sin (kx - ωt), maka gelombang pantul
yang merambat ke kiri tetapi sefase dinyatakan dengan :

y2 = A sin (-kx - ω t)
↑ ....↑

Sefase pemantulan terhadap x = 0

Dengan menggunakan sifat trigonometri sin (-α) = -sin α, dapat ditulis:

y2 = -A sin (kx - ωt)


Hasil superposisi gelombang datang, y1, dan gelombang pantul, y2, menghasilkan gelombang stasioner, y, dengan
persamaan:

y = y 1 + y2

= A sin (kx - ωt) – A sin (kx + ωt)

y = A [sin (kx -ω t) – sin (kx + ωt)]

mengingat sin A – sin B = 2 cos

maka

y = A × 2 cos

atau dengan

y = 2 A cos kx sin ωt ..........................................1.9

y = As sin ωt ......................................................1.10

As = 2 A cos kx ..................................................1.11

Di titik pantul yang tetap gelombang datang dan gelombang pantul berselisih fase 1/2 atau gelombang pantul
berlawanan dengan phase gelombang datang Δφ = 1/2. Ketika Anda mengirim pulsa transversal dari O ke ujung tetap
B, maka setibanya pulsa di ujung tetap B, pulsa akan dipantulkan dan dibalik (Gambar 1.13). Hal yang sama terjadi
jika Anda mengirim gelombang harmonik dari O ke ujung tetap B. Anda telah mengetahui bahwa gelombang datang
yang merambat ke kanan dapat dinyatakan oleh y 1= A sin (kx -ωt). Sedangkan gelombang pantul yang merambat ke
kiri dan dibalik (berlawanan fase) dapat dinyatakan dengan:

Y2 = -A sin( -kx - ωt) ↔ y2 = A sin (kx +ωt)


↑ ↑
Berlawanan fase Berlawanan terhadap x = 0

Hasil superposisi antara gelombang datang, y1, dan gelombang datang y2 menghasilkan gelombang stasioner. Pola
gelombang stasioner addalah adanya simpul-simpul dan perut – perut pada titik-titik tertentu.

Bagaimanakah persamaan simpangan pada titik sembarang P yang terletak sejauh x dari titik tetap B (lihat gambar
1.13a)? Pada titik P, gelombang datang y, bertindihan dengan gelombang pantul y 2.. Sesuai dengan prinsip superposisi,
simpangan titik sembarang P, diberi notasi y, adalah resultan dari y 1 dan yx.

y = y1 + y2 = A sin  (kx - ωt) + A sin (kx  + ωt)

y = A[ sin  (kx - ωt) + A sin (kx  +ωt)]

Mengingat

sin A + sin B = 2 sin (A + B) cos ( A – B),   maka

y = A x 2 sin (kx - ωt) + kx + ωt ) cos [ (kx - ωt) –( kx + ωt )]

y = 2 A sin kx cos ωt                                                                               (1.12)

Atau y = As cos ωt                                                                                       (1.13)


Dengan As = 2 A sin kx                                                                                  (1.14)

 Keterangan:

y = simpangan partikel pada gelombang stasioner oleh ujung tetap; A = amplitudo gelombang berjalan; A s= amplitude
gelombang stasioner; x = jarak partikel dari ujung tetap.

KOMPETENSI DASAR :

3.10 Menerapkan konsep dan prinsip gelombang bunyi dan cahaya dalam teknologi.

4.10 Melakukan percobaan tentang gelombang bunyi dan / atau cahaya, berikut presentasi hasil dan makna fisisnya.
Misalnya, sonometer, dan kisi difraksi.

MATERI PEMBELAJARAN :

GELOMBANG BUNYI

Bunyi adalah sesuatu yang dihasilkan dari suatu getaran. Bunyi termasuk gelombang longitudinal yang merambat
lurus kegala arah dari sumber tersebut.

Syarat terjadinya dan terdengarnya bunyi adalah

a.        Ada sumber bunyi (benda yang bergetar)

b.       Ada medium (zat antara untuk merambatnya bunyi)

c.        Ada penerima bunyi yang berada di dekat atau dalam jangkauan sumber bunyi

Berdasarkan frekuensinya, bunyi dibedakan menjadi 3 yaitu :

1. Bunyi Infrasonik adalah bunyi yang frekuensinya < 20 Hz. bunyi ini tidak dapat didengarkan oleh manusia namun
dapat didengarkan oleh laba-laba, jangkrik dan lumba-lumba.

2. Bunyi audiosonik adalah bunyi yang frekuensinya diantara  20 Hz - 20.000 Hz. bunyi jenis inilah yang dapat
didengarkan oleh manusia.

3. Bunyi ultrasonik adalah bunyi yang frekuensinya  > 20.000 Hz. bunyi jenis ini juga tidak dapat di dengarkan
manusia. hewan yang mampu mengarkan bunyi jenis ini adalan lumba2, jangkrik, anjing....dll

Nada Bunyi, Kuat Bunyi dan Warna Bunyi.

Nada dan Desah


Nada adalah bunyi yang frekuensinya tetap. Desah adalah bunyi yang frekuensinya tidak teratur. Nada bunyi
bergantung pada frekuensi sumber bunyi. Semakin tinggi frekuensi sumber bunyi, semakin tinggi nada bunyi yang
dihasilkannya. Sebaliknya, semakin rendah frekuensi sumber bunyi, semakin rendah nada bunyi yang dihasilkannya.

Kuat Bunyi

Kuat Bunyi (Intensitas Bunyi) adalah keras atau lemahnya bunyi yang terdengar. Kuat bunyi bergantung
pada amplitudo. Semakin besar amplitudo getaran sumber bunyi, semakin keras bunyi yang dihasilkan. Sebaliknya,
semakin kecil amplitudo getaran sumber bunyi, semakin lemah bunyi yang dihasilkannya. Telinga manusia dapat
mendeteksi bunyi dengan intensitas serendah 10-12 W/m2 dan setinggi 1 W/m2. Tingkat Intensitas, β, dari bunyi
didefinisikan dalam intensitasnya, I, sebagai berikut :

(dalam dB)

dimana I0 adalah intensitas tingkat acuan, dan logaritma adalah dari basis 10. I0 biasanya diambil dari intensitas
minimum yang dapt didengar manusia (ambang pendengaran).

Kualitas Bunyi atau Timbre

Umumnya, sumber nada tidak bergetar hanya pada nada dasarnya, tetapi disertai pula oleh nada-nada atasnya.
Gabungan nada dasar dan nada-nada atas menghasilkan bentuk gelombang tertentu untuk setiap sumber nada yang
menunjukkan kualitas bunyi atau timbre dari sumber nada. Sebagai contoh, nada suling dan nada terompet pada
frekuensi yang dibedakan bunyinya.

Cepat Rambat Bunyi 

Cepat rambat bunyi adalah jarak yang ditempuh oleh bunyi tiap satuan waktu. 

Faktor-faktor yang mempengaruhi cepat rambat bunyi:

a.        Medium tempat gelombang bunyi itu dirambatkan

b.       Suhu

Cepat rambat bunyi pada beberapa medium :

Medium Kecepatan (m/s)

Udara 340

Alkohol 1.240

Air 1.500

Kayu oak 3.850

Kaca 4.540

Besi 5.100

Suhu Udara (⁰ C) Kecepatan (m/s)

0 332
15 340

25 347

Cepat rambat bunyi dirumuskan sebagai berikut :

V=s:t

Keterangan:
v = cepat rambat bunyi (m/s)
s = jarak yang ditempuh (m)
t = waktu tempuh (s)

Gambar: Rumus Cepat Rambat Bunyi

Contoh Soal Cepat Rambat Gelombang Bunyi

Ledakan petasan terdengar 4 sekon setelah terlihat percikan api. Berapa laju rambat bunyi di udara saat itu jika jarak
antara petasan dengan pengamat 1,2 km? (laju rambat cahaya di udara diabaikan)
Pembahasan
Diketahui: rambatan bunyi petasan di udara
t = 4 s
s = 1,2 km = 1.200 m
Ditanya: v = ...?

V = s : t
    = 1.200 m : 4 s
    = 300 m/s
Jadi, laju rambat bunyi di udara saat itu adalah 300 m/s.
Laju rambat bunyi di udara berbeda-beda pada suhu yang berbedabeda. Moll dan Van Beek menyelidiki laju bunyi di
udara dengan cara berikut.
Di atas dua bukit yang berjarak 17 km ditempatkan sebuah meriam. Percobaan dilakukan pada malam hari agar
terlihat nyala api yang keluar dari mulut meriam sewaktu ditembakkan.
Dengan mencatat selisih waktu antara nyala api yang terlihat dan bunyi yang terdengar, orang dapat menentukan
waktu yang diperlukan bunyi untuk merambat dari satu bukit ke bukit yang lain. Menurut pengamatan, selisih waktu
itu 50 detik.
Dengan menggunakan rumus berikut ini.
V = s : t
Maka
V = 17.000 m : 50 s
    = 340 m/s
Waktu yang digunakan cahaya untuk merambat dari satu bukit ke bukit lain dapat diabaikan karena laju cahaya jauh
lebih besar daripada laju bunyi. Samakah laju bunyi di udara pada berbagai suhu? Berdasarkan penyelidikan, tiap
kenaikan suhu 1oC, laju bunyi di udara bertambah 0,6 m/s.
Jadi, laju bunyi terhadap suhu dapat dirumuskan sebagai berikut.
vt = v0 + 0,6 t
vt = laju pada toC
Intensitas dan Taraf Intensitas Bunyi

Intensitas bunyi adalah jumlah energi yang ditransfer oleh gelombang per satuan waktu dibanding bidang luasan
rambat. Satuan Intensitas bunyi adalah Watt/meter2 ([latex]W/m^2[/latex]). Persamaan intensitas bunyi dinotasikan
dengan:

[latex]TI = 10 \: log (\frac{I}{I_0})[/latex].

Dimana,
TI = Taraf intensitas bunyi (dB)
I = Intensitas bunyi ([latex]W/m^2[/latex])
I0= intensitas ambang pendengaran ([latex]W/m^2[/latex])
Intensitas ambang pendengaran manusia sebesar [latex]10^{-12} \: W/m^2[/latex].

Karakteristik Gelombang Bunyi

Cepat rambat bunyi berbeda-beda tergantung jenis material media rambatnya. Besar cepat rambat bunyi juga
dipengaruhi oleh temperatur, khususnya jika media rambatnya adalah gas. Contohnya, cepat rambat bunyi di udara
pada suhu normal sebesar [latex]343 \: m/s^2[/latex], namun cepat rambat bunyi di udara pada suhu 0 0C hanya sebesar
[latex]331 \: m/s^2[/latex].

Karena cepat rambat bunyi di berbagai media rambatnya berbeda, maka notasi atau persamaan untuk mencari cepat
rambat bunyi juga berbeda. Berikut notasi cepat rambat bunyi pada ketiga media rambat:

 Padat

[latex]v = \sqrt{\frac{E}{\rho}}[/latex]

Dimana,
[latex]E[/latex] = modulus elastisitas material (N/m 2
[latex]\rho[/latex] = massa jenis material (kg/m 3)

 Gas

[latex]v = \sqrt{\gamma \frac{P}{\rho}}[/latex]

Dimana,
[latex]P[/latex] = takanan gas (N/m2)
[latex]\gamma[/latex] = konstanta Laplace (kg/m 3)

 Cair

[latex]v = \sqrt{\frac{B}{\rho}}[/latex]

Dimana,
B = modulus Bulk (N/m2)

Selain itu, berdasarkan frekuensinya bunyi dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu:

 Bunyi audiosonik = frekuensinya antara 20 Hz hingga 20.000 Hz. Bunyi audiosonik merupakan satu-satunya
bunyi yang dapat kita dengar secara baik.
 Bunyi ultrasonik = frekuensinya diatas 20.000 Hz. Kita tidak dapat mendengarnya, tapi sebagian binatang
dapat mendengarnya, contohnya seperti anjing dan kelelawar.
 Bunyi infrasonik = frekuensinya dibawah 20 Hz. Contohnya gelombang bunyi yang disebabkan gempa bumi,
halilintar, dan gunung berapi.

Sumber sumber Bunyi


Sumber-sumber bunyi berasal dari setiap benda yang bergetar. Getaran menghasilkan gelombang. Kita dapat
mengetahui kecepatan gelombang tersebut. Persamaan kecepatan gelombang dinotasikan dengan:

[latex]v = \lambda \cdot f[/latex]

Dimana,
[latex]\lambda[/latex] = Panjang gelombang (m)
[latex]f[/latex] = frekuensi gelombang (Hz)

Selain itu, persamaan kecepatan gelombang senar/dawai dan pipa dinotasikan dengan:

[latex]v = \sqrt{\frac{F \cdot L}{m}}[/latex]

Dimana,
F = Tegangan tali senar/dawai (N)
L = panjang tali senar/dawai (m)
m = massa senar/dawai (kg)

Berikut nada-nada yang dihasilkan dari sumber-sumber bunyi,

 Senar/ Dawai

[Sumber: Douglas C. Giancoli, 2005]

 Pipa Organa terbuka

[Sumber: Douglas C. Giancoli, 2005]

[latex]f_0 : f_1 : f_2 : \cdot = 1 : 2 : 3 : \cdot[/latex]

[latex]f_n = (\frac{n+1}{2L})v \rightarrow n = 0, 1, 2, 3, \cdot[/latex]

 Pipa Organa tertutup


Efek Doppler

Efek Dopler adalah peristiwa naik atau turunnya frekuensi gelombang bunyi yang terdengar penerima bunyi ketika
sumber bunyi bergerak mendekat atau menjauh. Contoh efek Dopler dapat dilihat pada gambar dibawah. Pada saat
sumber suara diam, kedua penerima mendengar besar frekuensi yang sama. Saat sumber suara bergerak, salah satu
penerima mendengar frekuensi yang lebih besar dari sebelumnya dan penerima lain mendengar frekuensi yang lebih
kecil dari sebelumnya.

[Sumber: Douglas C. Giancoli, 2005]

Besarnya frekuensi bunyi yang terdengar penerima dinotasikan dengan:

[latex]f_p = (\frac{V \pm V_p}{V \pm V_s})f_s[/latex]

Dimana,
V = cepat rambat bunyi di udara (m/s)

[latex]V_p[/latex] = kecepatan pendengar (m/s)


(Bernilai plus (+), jika pendengar mendekati sumber bunyi
Bernilai minus (-), jika pendengar menjauhi sumber bunyi
Bernilai nol (0), jika pendengar diam)

[latex]V_s[/latex] = kecepatan sumber bunyi (m/s)


(Bernilai plus (+), jika sumber bunyi menjauhi pendengar
Bernilai minus (-), jika sumber bunyi mendekati pendengar
Bernilai nol (0), jika sumber bunyi diam)

[latex]f_s[/latex] = frekuensi sumber bunyi (Hz)

GELOMBANG CAHAYA

A. Spektrum cahaya
Cahaya (Spektrum optic, atau spektrum terlihat atau spektrum tampak) adalah bagian dari spektrum elektromagnet
yang tampak oleh mata manusia. Radiasi elektromagnetik dalam rentang panjang gelombang ini disebut sebagai
cahaya tampak atau cahaya saja. Tidak ada batasan yang tepat dari spektrum optik; mata normal manusia akan dapat
menerima panjang gelombang dari 400 sampai 700 nm.Panjang gelombang yang kasat mata didefinisikan oleh
jangkauan spektral jendela optik, wilayah spektrum elektromagnetik yang melewati atmosfer Bumi sebagian besar
tanpa dikurangi (meskipun cahaya biru dipencarkan lebih banyak dari cahaya merah, salah satu alasan mengapai langit
berwarna biru). Radiasi elektromagnetik di luar jangkauan panjang gelombang optik, atau jendela transmisi lainnya,
hampir seluruhnya diserap oleh atmosfer.
Panjang gelombang cahaya berbanding terbalik dengan frekuensi. Artinya, semakin besar panjang gelombang maka
semakin rendah frekuensi cahaya, maka warna merah memiliki energi lebih rendah daripada warna ungu.

B. Dapat dijumlahkan (interferensi)

Interferensi cahaya merupakan perpaduan dua atau lebih gelombang cahaya yang bertemu pada suatu titik. Hasil
interferensi gelombang cahaya dapat saling menguatkan (konstruktif) dengan ditandai garis terang ( untuk cahaya
monokromatik) dan saling melemahkan ( destruktif ) yang ditandai dengan garis gelap. Agar dua cahaya dapat
berinterferensi maka kedua cahaya tersebut harus koheren artinya kedua cahaya memiliki frekuensi yang sama serta
beda fase yang tetap. Interferensi cahaya dapat terjadi pada:

1. Celah Ganda

Pertama kali ditunjukkan oleh Thomas Young pada tahun 1801, ketika dua gelombang yang koheren
menyinari/melalui dua celah sempit, maka akan teramati pola interferensi terang dan gelap pada layar.

2. Interferensi pada selaput tipis

Dalam kehidupan sehari-hari, kita melihat gelembung air sabun akan terlihat berwarna, warni. Begitu juga genangan
minyak tanah diatas permukaan air, akan terlihat sama berwarna warni.

Apa yang terjadi dengan peristiwa itu? 

Kesan melihat gelembung air sabun berwarna-warni disebabkan terjadinya interferensi yaitu perpaduan dua
gelombang cahaya yang jatuh pada selaput tipis, seperti selaput air sabun. Sinar datang (AB) jatuh pada selaput tipis
dengan tebal lapaisan (d), oleh selaput akan dibiaskan sinar (BC) dan dua sinar dipantulkan yaitu sinar (BD) dan EF,
kedua sinar s1 dan s2 akan berinterferensi di retina mata, sehingga kita bisa melihat gelembung sabun berwarna.

Jika cahaya yang dijatuhkan pada selaput tipis cahaya monokhromatik, maka pada gelembung sabun tidak akan
terlihat warna pelangi, melainkan warna terang dan gelap.

3. Interferensi Cincin Newton


Fenomena Cincin Newton, dinamai dari Isaac Newton, adalah interferensi warna yang diakibatkan oleh refleksi
cahaya antara dua permukaan � permukaan bulat yaitu permukaan bulat Lensa Plan Konveks dan Permukaan bulat
Kaca Plan Paralel. Interferensi terjadi pada selaput tipis udara, disekitar lensa plan konveks (cembung) dan kaca plan-
paralel. Berkas sinar monokromatis jatuh pada lensa plan konveks yang diteruskan dan melewati selaput udara tipis di
bawah lensa diatasnya kaca plan paralel, setelah itu berkas sinar diteruskan ke kaca plan paralel. Dan terbentuklah
pola lingkaran-lingkaran gelap dan terang hasil interferensi berupa pola lingkaran / Cincin Newton. Pola interferensi
yang terjadi pada lapisan selaput tipis udara yang ada dibawah lensa.

C. Dapat mengalami pelenturan (difraksi)


Jika sebuah gelombang permukaan air tiba pada suatu celah sempit, maka gelombang ini akan mengalami
lenturan/pembelokan sehingga terjadi gelombang-gelombang setengah lingkaran yang melebar di daerah belakang
celah tersebut. Gejala ini disebut difraksi.

Beberapa Peristiwa Difraksi


1. Difraksi Cahaya pada Celah Tunggal
Bila cahaya monokhromatik (satu warna) dijatuhkan pada celah sempit, maka cahaya akan di belokan /dilenturkan
seperti gambar 1, bila cahaya yang dijatuhkan polikhromatik (cahaya putih/banyak warna), selain akan mengalami
peristiwa difraksi, juga akan terjadi peristiwa interferensi, hasil interferensi menghasilkan pola warna pelangi
2. Difraksi Cahaya pada Celah Banyak (kisi Difraksi)\

Kisi/celah banyak, sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari terutama untuk dinding bangunan. Kisi difraksi
yang ada di laboratorium Fisika adalah Kaca yang digores dengan intan, sehingga dapat berfungsi sebagai celah
banyak.

3. Difraksi Terhadap Perbesaran Alat Optik (Difraksi pada celah berlubang)

Difraksi yang terjadi jika cahaya dilewatkan melalui lubang sempit berbentuk lingkaran. seperti lubang pupil mata
manusia, D = diameter pupil, S1 dan S2 dua sumber cahaya, seperti dua lampu sorot pada mobil. Pola difraksi yang
dihasilkan berbentuk lingkaran pada layar atau retina mata. Pada retina mata ada dua bayangan yang berbentuk
lingkaran di S1' dan S2', seperti gambar berikut/gambar daya urai suatu lensa mata/daya urai alat optik. Pada malam
hari mobil kita akan menyalakan lampu saat sedang bergerak, pada saat berpapasan dengan mobil lain yang arahnya
berlawan, juga menyalakan lampu, kita akan silau melihat mobil itu. Apa yang terjadi pada mata kita ketika melihat
silau/ tidak jelas? Terjadinya silau karena pada retina mata bayangan dari dua lampu mobil tidak bisa dipisahkan,
seperti pada gambar (a).

 Daya Urai Lensa (d) adalah kemampuan alat optik untuk menghasilkan bayangan yang terpisah dari dua benda yang
berdekatan. Kriteria Rayleigh berbunyi : "Dua benda titik tepat dapat dipisahkan jika pusat dari pola difraksi benda
pertama berimpit dengan minimum pertama dari difraksi benda kedua".

D. Polarisasi (Pengkutuban)

Polarisasi adalah peristiwa perubahan arah getar gelombang cahaya yang acak menjadi satu arah getar. Polarisasi
Gelombang menunjukkan arah medan listrik pada suatu titik yang dilewati oleh gelombang tersebut. Jenis polarisasi
antena dapat dikategorikan berdasarkan polanya pada bidang yang tegak lurus atau normal dengan sumbu propagasi.

 Gelombang yang dapat mengalami polarisasi hanyalah gelombang tranversal yang mempunyai arah getaran
tegak lurus dengan arah perambatannya.
 Terpolarisasi atau terkutub artinya memiliki satu arah getar tertentu saja

Cahaya terpolarisasi didapatkan dengan cara sebagai berikut:

a. Polarisasi Karena Pemantulan


Berkas sinar alami (sinar yang belum terpolarisasi) dijatuhkan dari medium udara, ke medium kaca (cermin
datar). Dengan sudut datang i = 57o, maka sinar yang dipantulkan sudah terpolarisasi, seperti pada animasi
berikut:

b. Polarisasi Karena Pemantulan dan Pembiasan


Berkas Sinar alami yang melalui suatu medium kaca, akan dipantulkan dan dibiaskan. Sinar terpolarisasi bila
sudut pantul dan sudut bias membentuk sudut 900, seperti pada animasi berikut:

Dari peristiwa pemantulan dan pembiasan akan diperoleh Rumus Brewster, sebagai berikut:

ip + r = 90, r = 90 -ip
n2/n1 = sin ip/sin r
= sin ip/sin (90-ip) = sin ip/cos ip = tg ip
n2/n1 = tg ip

c. Polarisasi karena penyerapan selektif

Polarisasi dengan penyerapan selektif diperoleh dengan memasang dua buah polaroid, yaitu Polarisator dan
Analisator. Polarisator berfungsi untuk menghasilkan cahaya terpolarisasi, sedangkan Analisator untuk
mengetahui apakah cahaya sudah terpolarisasi atau belum

d. Polarisasi karena Hamburan 


Penyerapan dan pemancaran kembali cahaya oleh partikel-partikel disebut hamburan .
Contoh : terjadinya warna biru pada langit. cahaya matahari dihamburkan oleh molekul-molekul air yang
disebabkan fluktuasi kepadatan udara.

e. Teknologi LCD dan LED

Teknologi semakin berkembang dari zaman ke zaman tidak terkecuali juga televisi. Perkembangan teknologi yang
semakin pesat memberi dampak kepada banyak penemuan baru. TV sekarang semakin tipis serta menghasilkan
gambar yang berkualitas tinggi (HD) dan 3D. Jadi pada kali ini akan dikaji sedikit mengenai penjelasan, kelebihan dan
kekurangan di antara LCD dan LED. Tahukah anda bahwa monitor LCD ( Liquid Crystal Display ) sebenarnya tidak
ramah lingkungan? Sebab, ketika layarnya dinyalakan dengan menggunakan tabung-tabung fluorescent (biasanya ada
empat), terbentuklah uap merkuri (air raksa) bertekanan rendah. Nah, merkuri (Hg) ini adalah produk yang berbahaya,
yang jika dibuang begitu saja akan mencemari lingkungan. O ya, tabung-tabung fluorescent/neon itu namanya Cold
Cathode Fluorescent Lamp (CCFL). Para Grafik Desainer lebih memilih monitor CRT ( Cathoda Ray Tube ) karena
memiliki kualitas warna yang lebih baik.

(http://xlawsknowledges.blogspot.com/2011/07/kelebihan-dan-kekurangan-tv.html )

Nah sekarang ini eranya serba hijau CCFL yang tidak ramah lingkungan mulai digantikan dengan yang ramah
lingkungan. Solusinya adalah dengan mengantikan dengan teknologi LED ( Light Emitting Diode ), menggunakan
teknologi dioda sehingga bisa menggantikan neon CCFL yang dipakai di LCD, lebih terang daripada LCD dan lebih
fokus. Lebih jelasnya LCD dan LED akan dijelaskan di bawah ini:

 TV LCD (Liquid Crystal Display)

TV LCD menggunakan teknologi yang berbeda. Secara umumnya panel LCD dibuat dari dua lapisan bahan halus,
yang terpolarisasi dilekatkan antara satu sama lain. Salah satu lapisan dibalut dengan polimer khas yang memegang
setiap individu hablur cair. Kemudian, tenaga elektrik disalurkan melalui setiap individu hablur yang mana
membenarkan kristal untuk menyekat cahaya bagi menghasilkan gambar. Kristal LCD tidak menghasilkan cahaya
mereka sendiri, jadi sumber cahaya keluaran seperti mentol lampu neon diperlukan supaya gambar yang dihasilkan
oleh LCD tadi dapat di lihat oleh penonton. Seperti yang kita ketahui sendiri, LCD merupakan layar datar yang
memanfaatkan teknologi Liquid Crystal Display. Jenis ini memiliki dua lapisan kaca yang terpolarisasi dan saling
menempel. Cairan kristal terletak di salah satu lapisan. Kristal-kristal cair berfungsi melewatkan atau memblokir
cahaya, agar menghasilkan gambar pada layar saat arus listrik melewatinya.Namun, kristal tersebut tidak
menghasilkan cahaya sendiri. Cahaya berasal dari serangkaian lampu neon di belakang layar. Dengan bantuan lampu
neon (sebagai back light), gambar yang dibuat oleh kristal menjadi terlihat.  Teknologi LCD saat ini banyak di pakai
pada monitor/ layar baik untuk TV maupun Komputer, tentunya banyak perbedaan jika di bandingkan dengan
teknologi Monitor CRT. Monitor LCD menghasilkan kualitas gambar yang tinggi. TV LCD dapat dibuat sangat tipis,
yang membuatnya hemat ruangan, dan pengguna dapat leluasa menempatkannya dimana saja bahkan dengan cara
menempelkan di tembok. Hal ini membuat LCD menarik bagi pembeli.

 TV LED (Light Emitting Display) 

Bila datang teknologi LED (ada 2 jenis yaitu Full LED dan Edge LED), Sumber cahaya yang digunakan sebelum ini,
ditukarkan dari lampu kepada LED. Ini membolehkan gambar lebih jelas sebab LED lebih fokus dan tak berkelip. Full
LED disusun penuh di belakang LCD. Kalau Edge LED, LED tersebut disusun hanya di sekeliling bingkai belakang
layar LCD.  

 Keunggulan-keunggulan LED Monitor:

Kemampuan menghasilkan detail gambar yang lebih halus dan lebih sempurna dibandingkan dengan LCD monitor.
Selama ini LCD monitor banyak dikeluhkan oleh pengguna komputer yang bekerja sebagai desainer grafis, yaitu
kemampuan gambar yang dihasilkan oleh LCD tidak sehalus gambar yang dihasilkan oleh CRT monitor. Karena
menggunakan LED dipastikan tidak menghasilkan flicker (kedip) lebih sering (diistilahkan sebagai "flicker free").
Pencahayaan yang dihasilkan oleh LED lebih stabil dibandingkan dengan LCD, sehingga kestabilan cahaya dan
warna, serta ketajamannya bisa terjaga selama monitor digunakan. Konsumsi energi yang digunakan lebih sedikit
(40% lebih hemat) dibandingkan dengan LCD monitor yang masih menggunakan lampu fluorescent sebagai pemancar
cahaya.Nah hal inilah yang diperbaiki oleh LED monitor, sehingga nantinya seorang desainer grafis bisa memilih
LED monitor sebagai media kerjanya. Umur lampu LED lebih lama atau mempunyai masa pakai yang lebih lama
dibandingkan LCD monitor. LED monitor dibandingkan dengan LCD monitor akan mempunyai berat yang lebih
ringan, disamping itu ketebalannya akan lebih tipis juga. Kedalaman warna yang lebih tinggi dibandingkan LCD
monitor sampai hampir mendekati warna aslinya Kontras Rasio yang cukup tinggi perbandingannya dibandingkan
dengan LCD monitor, misalnya sampai dengan 1.000.000:1.Tidak menggunakan bahan-bahan yang berbahaya bagi
lingkungan, salah satunya tidak lagi menggunakan bahan elektronik yang mengandung mercury. TV LCD
menggunakan lampu neon, sedangkan TV LED menggunakan LED (Light Emitting Dioda). Namun LED TV saat ini
lebih mahal dari LCD TV. 

KOMPETENSI DASAR :

3.11 Menganalisis cara kerja alat optik menggunakan sifat pemantulan dan pembiasan cahaya oleh cermin dan lensa

MATERI PEMBELAJARAN :

Anda mungkin juga menyukai