Anda di halaman 1dari 4

BIOTEKNOLOGI

 HOME
 EKOSISTEM
 JARINGAN
 METAMORFOSIS
 SIMBIOSIS
 PENCERNAAN
 BIOTEKNOLOGI

Home » Bioteknologi » Pengertian dan 19 Contoh Bioteknologi Konvensional dalam Produk Pangan dan Non-Pangan

Pengertian dan 19 Contoh Bioteknologi Konvensional dalam Produk Pangan dan Non-Pangan

By Tewguth Yueornro di 07:39

Secara konvensional, bioteknologi telah dikenal dan dikembangkan oleh manusia semenjak ribuan tahun yang lalu. Penerapan

bioteknologi pada masa itu ditujukan untuk menghasilkan produk melalui peran mikroorganisme secara alami tanpa adanya

rekayasa genetik. Pada artikel kali ini, blog eBiologi.comakan membahas beberapa contoh bioteknologi konvensional  tersebut

untuk memperkaya wawasan kita semua terkait peranan bioteknologi dalam kehidupan kita sehari-hari.

Contoh Bioteknologi Konvensional

Dirunut dari konsepnya, pengertian bioteknologi konvensional diartikan sebagai suatu teknologi sederhana yang telah digunakan

sejak lama dengan memanfaatkan mikroorganisme sebagai agen pembantu dalam menghasilkan suatu produk. Contoh

bioteknologi konvensional yang dikembangkan oleh nenek moyang manusia pada zaman dahulu hingga kini masih diterapkan oleh

sebagian masyarakat kita. Contoh-contoh penerapan tersebut secara umum terbagi menjadi 3 jenis, yaitu penerapannya dalam

bidang pengolahan produk susu, bidang pangan, dan bidang non-pangan.

Bioteknologi Konvensional dalam Pengolahan Susu

Penerapan bioteknologi konvensional dalam bidang pangan berbahan baku susu dapat kita temukan dalam yogurt, keju, dan

mentega.

Contoh
Keterangan
Produk
Yogurt Camilan satu ini terbuat dari hasil fermentasi susu
oleh bakteri Streptococcus
thermophillus dan Lactobasilus bulgaricus. Susu
yang biasa digunakan adalah susu hewan yang
terlebih dahulu dipasteurisasi.
Keju merupakan contoh penerapan bioteknologi
konvensional yang dilakukan melalui metode
pengawetan susu. Metode ini sudah dilakukan
semenjak zaman Romai dan Yunani kuno. Keju
dibuat dengan menambahkan bakteri asam laktat
pada susu. Bakteri asam laktat tersebut
Keju misalnya Pripioni bacterium (untuk keju
keras), Penicilium roqueforti (untuk keju setengah
lunak), dan Penicilium camemberti (untuk keju
keras). Adapun bakteri-bakteri tersebut berfungsi
sebagai mikrobia yang dapat mengubah laktosa
(gula susu) menjadi asam laktat yang padat dan
menggumpal.
Mentega contoh produk bioteknologi konvensional
yang dihasilkan dari fermentasi krim susu
menggunakan bakteri Streptococcus lactis. Bakteri
Mentega
ini dapat memisahkan tetesan mentega yang
berlemak dengan cairan yang terkandung di
dalamnya.

Bioteknologi Konvensional dalam Bidang Pangan

Penerapan dan contoh bioteknologi konvensional dalam bidang pangan dapat kita temukan dalam beberapa produk sebagai

berikut.

Contoh
Keterangan
Produk
Dibuat melalui fermentasi ketan atau singkong
Tapai atau menggunakan jamurSaccharoyces cerevisiae. Jamur
tape ini merubah glukosa pada bahan menjadi asam
asetat, energi, alkohol dan karbondioksida.
Tempe dibuat melalui fermentasi kedelai
menggunakan bantuan jamurRhizopus sp. yang
dapat merubah protein kompleks dari kedelai
Tempe dan menjadi asam amino, oncom hitam dibuat dari
oncom fermentasi ampas tahu menggunakan
jamur Neurospora crassa, sedangkan oncom hitam
dibuat dari fermentasi bungkil kacang tanah
menggunakan jamur Rhizopus oligosporus.
Roti Roti terbuat dari bahan utama berupa tepung terigu.
Agar adonan roti dapat mengembang, para
pembuatnya biasanya akan menambahkan ragi roti
atau Saccharomyces cerevisiae. Selain membuat
adonan roti lebih mengembang, penambahan
mikroorganisme ini juga membuat tekstur roti
menjadi lebih lembut dan tidak bantat.
Kecap terbuat dari kedelai yang ditambahkan
dengan jamur Aspergilus soyaedan Aspergilus
wentii, sedangkan tauco terbuat dari kedelau yang
Kecap dan
ditambai bakteri Aspergilus oryzae. Jamur-jamur ini
tauco
merubah protein kompleks kedelai menjadi asam
amino yang lebih mudah dicerna oleh tubuh
manusia.
Nata de coco adalah contoh bioteknologi
konvensional berupa camilan sehat dengan tekstur
kenyal. Makanan ini terbuat dari ari kelapa yang
ditambahi dengan bakteri Acetobacter xylinum.
Nata de Bakteri ini menrubah gula dalam air kelapa menjadi
Coco selulosa yang lebih kenyal dan padat. Selain dibuat
dari air kelapa, nata juga dapat diproduksi dari sari
nanas (nata de pineaplee), sari kedelai (nata de
soya), sari biji kakao (nata de cacao), dan lain
sebagainya.
Sayuran yang difermentasi menjadi asinan atau acar
juga merupakan contoh bioteknologi konvensional.
Bakteri-bakteri seperti Lactobacillus
Acar dan sp.,Streptococcus sp., dan Pediococcus sp.,
Asinan merupakan mikroba penting dalam pembuatan
bahan panganan tersebut. Bakteri-bakteri ini
mengubah gula dalam sayuran menjadi asam asetat
yang menghasilkan rasa masam.
Anggur, wine, rum, sake adalah beberapa contoh
produk bioteknologi konvensional yang
menggunakan lebih dari satu mikroorganisme
dalam proses pembuatannya. Misalnya dalam
Minuman
produksi alkohol, pati dari ketan atau bahan
berakohol
berkarbohidrat lainnya diubah menjadi glukosa
menggunakan bantuan jamur Aspergilus. Glukosa
tersebut kemudian diubah menjadi etanol
mengunakan bantuan jamur Saccharomyces.
Sufu atau Sufu terbuat dari gumpalan protein kedelai yang
Keju dihasilkan dari proses fermentasi
Kedelai jamur Actinomucor elegans. Meski jamur-jamur
lainnya seperti Mucor hiemalis, Mucor salvaticus,
Mucor sufu, dan Mucor substilissimus dapat
digunakan dalam pembuatan bahan pangan satu ini,
jamur Actinomucor elegans lebih banyak dipilih
karena lebih ekonomis.
Tempe bongkrek adalah hasil sampingan dari
produksi minyak kelapa yang difermentasi
menggunakan bakteri Pseudomonas cocovenenans.
Tempe Tempe bongkrek bisa bersifat racun jika dalam
Bongkrek proses pembuatannya terjadi kontaminasi
bakteri Burkholderia cocovenenans. Efek dari racun
ini bahkan bisa membuat terganggunya sistem
pernafasan dan menyebabkan kematian.

Bioteknologi Konvensional dalam Bidang Lainnya

Penerapan dan contoh bioteknologi konvensional dalam berbagai bidang lainnya dapat kita temukan dalam beberapa hal berikut.

Contoh
Keterangan
Produk
Biogas merupakan salah satu energi alternatif
pengganti minyak bumi yang dihasilkan melalui
fermentasi kotoran ternak dan bahan organik
Biogas lainnya. Melalui fermentasi ini, bahan-bahan
tersebut diubah menjadi metana yang dapat
berfungsi sebagai penghasil energi yang mirip gas
LPG.
Sebelum dibuang ke perairan, limbah industri
mengalami serangkaian proses pengolahan untuk
menurunkan tingkat pencemarannya. Pengolahan
Pengolahan limbah dewasa ini dilakukan menggunakan
Limbah bantuan mikroba pengolah limbah,
misalnya Methanobacterium. Bakteri tersebut
menguraikan limbah organik menjadi
karbondioksida, metana, dan hidrogen.
Contoh bioteknologi konvensional dapat pula
ditemukan dalam produksi obat-obatan.
Obat- Jamur Penicillium sp. digunakan sebagai antibiotik
obatan penisilin, antibiotik yang perannya sangat penting
di dunia kesehatan untuk mengobati penyakit-
penyakit akibat infeksi patogen.

Anda mungkin juga menyukai