Anda di halaman 1dari 7

PEMBUATAN ETANOL DARI PATI JAGUNG

PRATIWI PUTRI LESTARI


Jurusan Teknik Kimia – Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Medan
Jl. Gedung Arca No. 52 Medan. Telp.(061)7363771, email: tiwietri1986@yahoo.com

ABSTRAK
Salah satu kegunaan etanol adalah sebagai bahan bakar kimia organik. Etanol
yang digunakan selama ini umumnya diperoleh dari minyak bumi. Di mana minyak
bumi ini sendiri merupakan Sumber daya Alam yang tidak dapat diperbaharui. Keadaan
ini memaksa dilakukannya pencarian sumber bahan baku dalam pembuatan etanol.
Etanol ini diproduksi dari bahan baku tanaman yang mengandung pati.
Pada penelitian ini menggunakan bahan baku jagung biasa. Untuk proses
hidrolisa dilakukan menggunakan H2SO4 0,5 N pada temperatur 2550 C dengan variabel
waktu hidrolisa 1,5; 2; 2,5 jam, variabel jumlah asam 5, 6, 7 ml lalu dinetralkan dengan
KOH dan diukur volumenya. Kemudian difermentasi selama 2 hari dengan variabel
jumlah ragi 1; 1,5; 2 gram. Untuk penentuan kadar alkohol dilakukan secara titrasai
dengan FeSO4(NH4)2 SO4 0,4 N dan penambahan 3 tetes 1,10 Phenantrolin. Sebagai
parameter uji penelitian ini menggunakan parameter densitas etanol dan indeks bias.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi pada waktu hidrolisa 1,5 jam dan
penambahan ragi 1 gram adalah sesuai dengan yang ditetapkan dengan Standara
Nasional Indonesia (SNI).

ABSTRACT

One uses as fuel ethanol is organic chemistry. Ethanol, generally is obtained


from petroleum. Petroleum is Natural Resources that can not be renewed. This situation
forced the sourcing of raw materials in the manufacture of ethanol. Ethanol is produced
from plant materials containing starch.
In this research, using raw material ordinary corn. For the hydrolysis process
is done using 0.5 N H2SO4 at a temperature of 2550 C with variable hydrolysis time of
1.5; 2; 2.5 hours, a variable amount of acid 5, 6, 7 ml and then neutralized with KOH
and measured its volume. Then fermented for 2 days with a variable number of yeast 1;
1.5; 2 grams. To determine the level of alcohol is titrated with FeSO4(NH4)2SO4 0,4 N
and the addition of 3 drops of 1,10 Phenantrolin. As the test parameter of this research
are ethanol density and refractive index.
The results showed that the hydrolysis conditions at the time of 1,5 hours and
the addition of 1 gram of yeast is in accordance with established by Standar Nasional
Indonesia (SNI).
Keywords : Jagung, Etanol, Alkohol

PENDAHULUAN Jagung merupakan tanaman yang


Etanol banyak digunakan memproduksi etanol dengan cukup
sebagai bahan pembuatan minuman tinggi (Aak, 1993). Selain itu
keras, bahan kosmetik, obat – obatan, pertimbangan pemakaian jagung
antiseptik, ekstrak – ekstrak pada sebagai bahan baku pembuatan etanol
pembuatan iodoform, eter, parfum, dan ini didasarkan pada kemudahan biaya
sebagai bahan bakar kimia organik. dan produksinya. Kemudahan
Etanol yang digunakan selama pengadaan bahan baku tersebut bukan
ini umumnya diperoleh dari minyak saja meliputi harga produki tanaman
bumi, di mana minyak bumi ini sendiri sebagai bahan baku, tetapi juga meliputi
merupakan sumber daya alam yang daya tahan terhadap penyakit tinggi,
tidak dapat diperbaharui. Dewasa ini waktu panennya sangat singkat berkisar
cadangan minyak bumi semakin 4 bulan dan biaya pengelolaan tanaman
menipis, tidak dapat dielakkan lagi jagung tidak membutuhkan persyaratan
kondisi ini memaksa dilakukannya tanah yang khusus karena jagung dapat
pencarian sumber bahan baku dalam tumbuh hampir disetiap jenis tanah di
pembuatan etanol. Indonesia sehingga mudah
Etanol juga dapat diproduksi dibudidayakan.
dari bahan baku tanaman yang Pada penelitian ini Peneliti
mengandung pati seperti jagung, ubi membuat etanol dari jagung dalam skala
jalar, ubi kayu, dan sagu. Salah satu Labolatorium dengan variabel
alternatif lain yang cukup potensial pengaruh penambahan asam dan waktu
dalam menanggulangi krisis minyak pada proses hidrolisa, serta pengaruh
bumi ini adalah pemanfaatan jagung penambahan ragi pada proses
sebagai bahan baku pembuatan etanol. fermentasi.
Jagung Faktor – Faktor yang Mempengaruhi
Dalam penelitian ini, jagung yang Fermentasi
diguakan adalah jagung biasa (Zea a. Konsentrasi
mays), yang dapat menyumbangkan Konsentrasi gula yang optimum
hasil untuk keperluan konsumsi untuk fermentasi alkohol adalah 10 –
manusia. Hasil produksinya yang 18%. Konsentrasi gula terlalu tinggi
apabila telah direbus mempunyai rasa dapat menghambat kerja ragi, sehingga
enak dan manis. fermentasi berlangsung lebih lambat.
Hidrolisa Pembentukan alkohol akan terhamat
Skema pemecahan pati menjadi bila kadar alkohol mencapai 13 – 15 %
glukosa pada hidrolisis dengan karena ragi tidak tahan terhadap alkohol
menggunakan H2SO4 : dan sel – sel ragi akan mati.
Zat pati (C6H10O5)n Amilodekstrin b. Derajat Keasaman
Akradekstrin Eritrodekstrin Proses fermentasi berjalan baik
Maltodekstrin Maltosa bila pH berkisar antara 4 – 5 karena pH
Dekstrosa = D-glukosa ini paling cocok bagi pertumbuhan ragi.
Fermentasi Untuk mendapatkan pH yang optimum,
Fermentasi alkohol merupakan dapat dilakukan dengan penambahan
pemecahan glukosa secara anaerob oleh asam bila pH terlalu tinggi dan
enzim yang dihasilkan oleh khamir penambahan basa bila pH terlalu
(yeast) dimana rangkaian atom C rendah.
dipecah menjadi bentuk yang lebih c. Zat –Zat Nutrisi Dalam Bahan
sederhana. Peristiwa ini disebut Bahan nutrisi yang biasa
glikolisis. digunakan atau ditambahkan ke dalam
Secara kimia reaksi dalam bahan yang difermentasikan adalah zat
proses fermentasi ini berjalan cukup – zat yang mengandung Fosfat dan
panjang karena terjadi suatu reaksi yang Nitrogen.
masing – masing dipengaruhi oleh d. Jenis Ragi yang Digunakan
enzim khusus. Secara sederhana Pemilihan mikroorganisme
diikhtisarkan dengan reaksi sebagai biasanya didasarkan pada jenis
berikut: karbohidrat yang digunakan sebagai
C6H12O6 2C2H5OH + 2CO2 + energi medium. Sebagai contoh untuk
memproduksi alkohol dari pati dan gula mikroorganisme mampu tumbuh
digunakan Saccharomyces ellipsoids, dengan cepat dan mempunyai oleransi
Saccharomyces cerevsiae. terhadap konsentrasi gula yang tinggi
e. Suhu dn menghsilkan alkohol dalam jumlah
Kisaran suhu yang optimum banyak.
untuk pertumbuhan kebanyakan khamir Sifat – Sifat Alkohol
pada proses fermentasi alkohol berkisar Alkohol merupakan cairan tanpa
antara 27 – 370 C, dan suhu maksimum warna dengan karakteristik bau yang
berkisar antara 35 – 370 C. Untuk khas dengan rumus C2H5OH. Etanol
pertumbuhan spora ragi Saccharomyces dapat bercampur dengan air dalam
cerevsiae suhu optimum adalah 300 C. segala kondisi. Alkohol juga diguakan
f. Oksigen sebagai pelarut dalam larutan obat essen
Udara atau oksigen selama dan ekstrak – ekstrak pada pembuatan
proses fermentasi harus diatur sebaik iodoform, eter, parfum, sebagai pelarut
mungkin untuk memperbanyak atau dalam industri pernis. Sekarang ini telah
menghambat pertumbuhan mikroba digunakan sebagai bahan tambahan
tertentu. Setiap mikroba memerlukan beberapa macam minyak bumi yang
oksigen yang berbeda jumlahnya untuk tidak mengandung timbal.
pertumbuhan atau pembentukan sel – Tabel. 2 Sifat sifat alkohol (Riawan.S,
sel baru untuk fermentasi. 1990)
g. Waktu Fermentasi Sifat – sifat Keterangan
Waktu yang dibutuhkan untuk alkohol
fermentasi biasanya sekitar 30- 72 jam. Titik didih 78,270 C
h. Pemilihan Mikroorganisme Titik cair -114,150C
Pemilihan mikroorganisme Berat jenis 0,789 g/ml
biasanya didasarkan pada jenis Berat molekul 46,07 gram / mol
karbohidrat yang digunakan sebagai pKa 15,9
medium. Sebagai contoh untuk Viskositas 1,2 cp pada 200 C
memproduksi alkohol dari pati dan gula Indeks bias 1,36
diguankan Saccharomyces ellipsoider
dan Saccharomyces cereviciae.
Pemilihan ini bertujuan untuk agar
METODOLOGI Penentuan Kadar Alkohol
Pembuatan Pati Jagung Etanol
- dititrasi dengan FeSO4
Sampel (NH4)2SO4 0,4 N
jagung
- Dihaluskan - Ditambahkan 3 tetes 1,10
- Ditambahkan air dan Phenantrolin
diremas Kadar alkohol
- Disaring
- Didiamkan 24 jam Parameter Uji : Penentuan Densitas

dan Penentuan Indeks Bias


air Pati basah
Dikeringkan HASIL DAN PEMBAHASAN

Pati kering HASIL

Hidrolisis Pati Tabel 1 Hasil Hidrolisa Pati

Sampel R Berat H2SO4 Waktu pH Filtrat


jagung- U Pati 0,5 N hidrolisa (ml)
Dimasukkan kedalam
N (g) (ml) (jam)
Erlenmeyer 300 ml
- Ditambahkan 15 ml air 1 100 5 1,5 4,5 30
suling 5 2 4 31
- Diaduk 5 2,5 4 32
- Dipanaskan dan diaduk -
2 100 6 1,5 4,5 32
aduk
6 2 4 33
Masa kanji 6 2,5 4 35
- Ditambahkan H2SO4 0,5 3 100 7 1,5 4.5 35
N dengan variasi 5,6,7 ml 7 2 4 37
- Diukur pH dengan pH 7 2,5 4 37
indikator
- Dimasukkan kedalam
autoklaf Tabel 2 Hasil Proses Fermentasi
- Dihidrolisis dengan
variasi 1;1,5;2 jam R Waktu Fil- Berat Den- Indeks Al-
hid- trat Ragi bias kohol
- Dinetralkan dengan KOH U sitas
rolisa (g) (%)
- Disaring dengan kertas N (jam)
saring whatman 1 1,5 30 1 0,788 1,35806 8,8
- Kertas saring dicuci 31 1,35743 9,6
2 1 0,787
dengan 30 ml aquadest
2,5 32 1 0.786 1,35736 10.8

2 1,5 32 1,5 0.784 1,35681 12

2 33 1,5 0.783 1,35642 12,4


endapan filtrat 35 1,35642 12,8
2,5 1,5 0.782
3 1,5 35 2 0,781 1,35090 14

2 37 2 0,781 1,35042 14,4

Hasil 2,5 37 2 0,780 1,35038 15,2

hidrolisis pati
PEMBAHASAN filtrat yang diperoleh semakin tinggi
Pengaruh Waktu Terhadap
pula.
Hidrolisis
Pengaruh Masa Ragi Terhadap
Grafik Hubungan waktu hidrolisa (jam) terhadap hasil
Hidrolisis Kadar Alkohol (%)
38
37
Hasil Hidrolisis (ml)

36
35 Run I 16
34 Run II 14

Kadar alkohol (%)


33 Run III
32 12
Run III
31 10
30 8 Run II
29
6
1.5 2 2.5 4
Run I
Waktu Hidrolisa (Jam) 2
0
0 1 2 3
massa ragi
Berdasarkan gambar di atas dapat
Dalam penelitian ini keadaan kadar
dilihat bahwa pada waktu hidrolisa 1,5
alkohol terus mengalami peningkatan.
jam hasil hidrolisis yang diperoleh
Hal ini disebabkan karena berat ragi
30ml; waktu hidrolisa 2 jam hasil
terhadap kadar alkohol berbanding
hidrolisis yang diperoleh 31 ml dan
lurus, sebatas berat ragi yang
waktu hidrolisis 2,5 jam hasil hidrolisis
ditambahkan masih dalam keadaan
yang diperoleh 32 ml. Keadaan ini terus
ketentuannya. Karena apabila berat ragi
mengalami peningkatan. Hal ini
yang ditambahkan terlalu sedikit maka
disebabkan semakin lama waktu
mengakibatkan keterlambatan pada
hidrolisa maka hasil hidrolisisnya pun
proses fermentasi untuk mendapatkan
semakin tinggi karena lamanya waktu
alkohol. Demikian juga halnya apabila
yang dibutuhkan untuk menghidrolisa
kadar ragi terlalu besar juga dapat
membuat filtrat yang dihasilkan
memperlambat proses fermentasi,
semakin mencair dan menghasilkan
sehingga dalam penelitian ini
berdasarkan kepada literatur diambil KESIMPULAN

kadar ragi antara 1 – 2 gram. Etanol yang diperoleh dengan densitas

Pengaruh Indeks Bias Terhadap etanol 0,788 g/ml dan indeks bias etanol
Densitas Etanol
1,35806 pada keadaan hidrolisa 1,5 jam
Grafik hubungan indeks bias terhadap
densiti etanol serta penambahan ragi 1 gram untuk
0.789
0.788
proses fermentasi adalah sesuai dengan
Densiti etanol (g/ml)

0.787
0.786
0.785 Standar Nasional Indonesia (SNI)
0.784
0.783 sebagai etanol.
0.782
0.781
DAFTAR PUSTAKA
0.78
0.779
1.348 1.35 1.352 1.354 1.356 1.358 1.36 Aak, “Teknik Bercocok Tanam”,
Penerbit Kanisius, Yogyakarta,
Indeks bias
1993.
Fardiaz. S,”Mikrobiologi Pangan”, Jilid
Berdasarkan grafik hubungan indeks II, diterbitkan bekerjasama
dengan PAU Pangan dan Gizi
bias vs densitas etanol dapat dilihat IPB, Penerbit Gramedia, Jakarta,
1998.
bahwa pada waktu indeks bias 1,35806 Irianto.K, ”Mikrobiologi”, Penerbit
Yrama Widya, Bandung 2006.
densitas etanol yang diperoleh 0,788. Judoamidjojo, M.,”Teknologi
Fermentasi”, Penerbit Rajawali
Untuk indeks bias 1,35743 densitas Press, Jakarta, 1997.
Riawan.S,”Kimia Organik”, Penerbit
etanol yang diperoleh 10,9971. Dari Binarupa Aksara, Jakarta, 1990.
Sa’id.E.G.,”Bioindustri Penerapan
grafik di tas dapat disimpulan bahwa Teknologi Fermentasi”, Edisi
Kedua, Penerbit
indeks bias berbanding lurus dengan Mediyatama Sarana Prakarsa,
Jakarta, 1997.
densitas etanol. Semakin tinggi indeks Winarno.F.G.,”Pengantar Teknologi
Pangan”, Penerbit Gramedia,
bias maka densitas etanol semakin Jakarta, 1980.

tinggi pula.

Anda mungkin juga menyukai