Oleh :
Kelompok 3 (2B)
2018
I. TUJUAN PERCOBAAN
1) Memahami perbedaan komposisi media fermentasi untuk pertumbuhan dan produksi;
2) Memahami kondisi operasi optimum untuk pembentukan produk asam sitrat;
3) Memahami jenis pola pembentukan produk asam sitrat.
4) Memahami proses fermentasi etanol secara anaerobik yang dijalankan secara batch;
5) Menguasai teknik pembuatan inokulum dan persiapan untuk proses fermentasi
anaerobik;
6) Menentukan kurva kalibrasi untuk konsentrasi etanol dan konsentrasi sukrosa terhadap
indeks bias;
7) Menentukan kurva perubahan konsentrasi sel, konsentrasi etanol, dan konsentrasi
substrat terhadap sisa waktu;
8) Menentukan konstanta Michaelles Menten untuk proses fermentasi etanol.
Pengertian Fermentasi
Kata “Fermentasi” berasal dari bahasa Latin “Ferment” yang artinya adalah enzim.
Pengertian Fermentasi adalah proses terjadinya penguraian senyawa-senyawa organik untuk
menghasilkan energi serta terjadi pengubahan substrat menjadi produk baru oleh mikroba
(Madigan, 2011).
Jenis-jenis Fermentasi
Berdasarkan produk yang dihasilkan, fermentasi dibagi menjadi dua jenis, yaitu (Belitz, 2009):
1. Homofermentatif, yaitu fermentasi yang produk akhirnya hanya berupa asam laktat.
Contoh homofermentatif adalah proses fermentasi yang terjadi dalam pembutaan
yoghurt.
2. Heterofermentatif, yaitu fermentasi yang produk akhirnya berupa asam laktat dan
etanol sama banyak. Contoh heterofermentatif adalah proses fermentasi yang terjadi
dalam pembuatan tape.
Berdasarkan penggunaan oksigen, fermentasi dibagi menjadi dua jenis yaitu (Fardiaz, 1992):
1. Aerobik, yaitu fermentasi yang memerlukan oksigen. contohnya ialah fermentasi asam
sitrat.
2. Anaerobik, yaitu fermentasi yang tidak memerlukan oksigen. Contohnya ialah
fermentasi etanol, fermentasi asam asetat, dan sebagainya.
Berdasarkan proses yang dihasilkan oleh mikroba, fermentasi dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
1. Fermentasi yang memproduksi sel mikroba (biomass).
Produksi komersial dari biomass dapat dibedakan menjadi produksi yeast untuk
industri roti, dan produksi sel mikroba untuk digunakan sebagai makanan manusia dan
hewan.
2. Fermentasi yang menghasilkan enzim dari mikroba.
Secara komersial, enzim dapat diproduksi oleh tanaman, hewan, dan mikroba,
namun enzim yang diproduksi oleh mikroba memiliki beberapa keunggulan yaitu,
mampu dihasilkan dalam jumlah besar, dan mudah untuk meningkatkan produktivitas
bila dibandingkan dengan tanaman atau hewan.
3. Fermentasi yang menghasilkan metabolit mikroba.
Metabolit mikroba dapat dibedakan menjadi metabolit primer dan metabolit
sekunder. Produk metabolisme primer yang dianggap penting contohnya etanol, asam
sitrat, polisakarida, aseton, butanol, dan vitamin. Sedangkan metabolit sekunder yang
dihasilkan mikroba contohnya antibiotik, pemacu pertumbuhan, inhibitor enzim, dan
lain-lain.
Berdasarkan Silcox dan Lee, proses fermentasi yang baik yaitu :
Asam sitrat adalah asam organik lemah, biasanya asam sitrat dapat diperoleh dari sari buah
lemon, nanas, jeruk, dan buah-buahan yang lain. Asam sitrat dari sari buah disebut asam sitrat
alam. Asam sitrat juga dapat dibuat dari gula dengan cara fermentasi yang menggunakan
yeast Aspergillus niger.
Sebagian besar asam sitrat digunakan untuk keperluan farmasi, industri pangan, misalnya pada
minuman-minuman ringan, sirup, manisan sebagai penguat rasa dan aroma, industri permen,
dan industri tinta.
Keasaman asam sitrat didapatkan dari tiga gugus karboksil COOH yang dapat melepas
proton ke dalam larutan. Jika hal ini terjadi, ion yang dihasilkan adalah ion sitrat. Sitrat sangat
baik digunakan dalam larutan penyangga untuk mengendalikan pH larutan. Ion sitrat dapat
bereaksi dengan banyak ion logam membentuk garam sitrat. Selain itu, sitrat dapat mengikat
ion-ion logam dengan pengkelatan, sehingga digunakan sebagai pengawet dan penghilang
kesadahan air.
Pada temperatur kamar, asam sitrat berbentuk serbuk kristal berwarna putih. Serbuk
kristal tersebut dapat berupa bentuk anhydrous (bebas air), atau bentuk monohidrat yang
mengandung satu molekul air untuk setiap molekul asam sitrat. Bentuk anhydrous asam sitrat
mengkristal dalam air panas, sedangkan bentuk monohidrat didapatkan dari kristalisasi asam
sitrat dalam air dingin. Bentuk monohidrat tersebut dapat diubah menjadi bentuk anhydrous
dengan pemanasan diatas 74 °C. Secara kimia, asam sitrat bersifat seperti asam karboksilat
lainnya. Jika dipanaskan di atas 175 °C, asam sitrat terurai dengan melepaskan karbon dioksida
dan air.
Jenis Proses
1) Surface proses : fermentasi dengan suhu sekitar 28-30 oC dan waktu 8-12 hari;
2) Submerged process: fermentasi dengan suhu sekitar 25-30 oC dan waktu 3-5 hari;
3) Solid state fermentation : fermentasi dengan suhu sekitar 25-30 oC dan waktu 6-7 hari.
Inoculum dan pH
Inokulum untuk fermentasi dapat berupa spora ataupun mycelia 0,1 – 10 juta spora/mL
dan umurnya tidak lebih dari 7-8 hari tumbuh. Jika menggunakan spora maka dibuat suspensi
spora dalam air steril atau air steril yang mengandung Tween 80.
pH diatur 1,4 – 3,0,,agar tidak terbentuk asam oksalat. Selama produksi pH akan turun
dan dikendalikan dengan penambahan kalsium karbonat atau sodium hidroksida untuk menjaga
agar pH berkisar 2.
FERMENTASI ETANOL
Fermentasi etanol, juga disebut sebagai fermentasi alkohol, adalah proses biologi di
mana gula seperti glukosa, fruktosa, dan sukrosa diubah menjadi energi seluler dan juga
menghasilkan etanol dan karbon dioksida sebagai produk sampingan
Saccharomyces cerevisiae telah lama digunakan dalam industri alkohol dan minuman
berakohol sebab memiliki kemampuan dalam memfermentasi glukosa menjadi etanol. Hal
yang menarik bahawa proses fermentasi dalam khamir tersebut berlangsung dalam keadaan
anaerob. Fermentasi etanol oleh ragi Saccharomyces cerevisiae akan berjalan secara optimal
pada temperatur 32 oC dengan pH medium 4,5 (Maziar, 2009).
Proses fermentasi menggunakan teknik Fed batch diketahui memiliki efisiensi yang
lebih tinggi daripada teknik batch. Menurut Pasteur, keberadaan oksigen akan menghambat
jalur fermentasi di dalam sel khamir sehingga sumber karbon yang ada akan digunakan melalu
jalur respirasi (Pasteur effect). Berdasarkan fenomena ini, seharusnya produksi etanol oleh
khamir terjadi pada kondisi anaerob. Namun ternyata,Pasteur effect pada sel khamir diamati
pada sel stasioner, sedangkan produksi alkohol terjadi ketika sel berada pada fase pertumbuhan
(fase log). Hal inilah yang diduga bahwa Pasteur effect bukan fenomena yang terjadi saat
produksi etanol oleh Saccharomyces cerevisiae.
Dalam fermentasi alkohol, satu molekul glukosa hanya dapat menghasilkan 2 molekul
ATP, dibandingkan dengan respirasi aerob, satu molekul glukosa dapat menghasilkan 38
molekul ATP. Jalur biokimia yang terjadi sebenarnya bervariasi tergant jenis gula yang
digunakan tetai pada umumnya melibatkan jalur glikolisis yang merupakan bagian awal dari
tahap respirasi aerobik pada sebagian besar organisme. Jalur terakhir akan bervariasi
tergantung produk akhir yang dihasilkan.
Persiapan
Bahan-bahan
7.5 gram gula pasir,
225 mg(𝑁𝐻4 )2 𝑆𝑂4 , Penimbangan
112.5 mg 𝐾𝐻2 𝑃𝑂4 , Bahan-bahan
dan 1 gram yeast
extract
Sterilisasi
T = 121℃
t = 15 menit
Pendinginan
hingga suhu
ruang
Aspergillus
niger 2 ose Penanaman
inkubasi
pH = 6
t = 24
jam
b. Pembuatan Media Fermentasi
Persiapan Bahan-bahan
15% Gula
Pasir, 0.6% Penimbangan Bahan-
(𝑁𝐻4 )2 𝑆𝑂4 , bahan
0.3%𝐾𝐻2 𝑃𝑂4
Penambahan
Erlenmeyer 1000 ml Pencampuran Media Aquadest
Fermentasi Hingga 450 ml
pH = 3
Sterilisasi
T = 121℃
t = 15 menit
Pendinginan hingga
suhu ruang
c. Proses Fermentasi
Merangkai alat
2. Fermentasi Anaerob
Pembuatan media fermentasi
Masukan bahan media pertumbuhan dan media fermentasi. Tambahkan aquadest hingga
volume 450 mL
Masukan bahan media pertumbuhan dan media fermentasi. Tambahkan aquadest hingga
volume 50 mL
Pembiakan Mikroba :
Apabila sudah 24 jam dan terlihat keruh keputihan, maka dapat langsung dicampur dengan
media fermentasi (sudah dalam temperatur kamar)
Lakukan sampling terhadap indeks bias serta % brix, sebanyak satu hari 3x sampling selama
3 hari
IV. DATA PENGAMATAN
1. Fermentasi Anaerob
10
8
y = 647.92x - 863.3
% Indeks Bias
R² = 0.9906
6
0
1.3365 1.3385 1.3405 1.3425 1.3445 1.3465 1.3485
Indeks Bias
10
8
% Brix
2 y = -0.002x + 9.5526
R² = 0.7927
0
0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500
Waltu (menit)
2. Fermentasi Aerob
y = 7.2534x - 31.112
10 R² = 0.6186
8
% Brix
0
4.8 4.9 5 5.1 5.2 5.3 5.4 5.5 5.6 5.7 5.8
pH
5.3
5.2
5.1
5 y = -9E-05x + 5.6679
R² = 0.8348
4.9
4.8
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 9000
Waktu
Fermentasi etanol merupakan salah satu jenis fermentasi anaerob atau tanpa
menggunakan oksigen pada prosesnya, karena apabila di supplai oksigen maka akan
terjadi perubahan jalur metabolisme biokatalis ragi sehingga terbentuk metabolit
alkohol . Pada fermentasi ini digunakan bakteri Saccharomyces cereviciae yang dapat
hidup dengan atau tanpa oksigen.Saccharomyces cereviciae disebut juga khamir yang
mempunyai ukuran lebih besar dari bakteri dan mempunyai miselium seperti jamur.
.Saccharomyces cereviciae. Adapun reaksi yang terjadi pada fermentasi adalah sebagai
berikut:
Setelah itu dilakukan penginokulasian bakteri dari kultur murni secara aseptis,
dengan tujuan mencegah masuknya mikroorganisme ke dalam tubuh yang
kemungkinan besar akan mengakibatkan kontaminasi produk. Setelah itu media
pertumbuhan dimasukkan ke dalam incubator shaker selama 24 jam dengan tujuan agar
lebih homogen sehingga makronutrien yang terdapat dalam media lebih tersebar
merata. Setelah 24 jam, media pertumbuhan akan berwarna putih-keruh (sebelumnya
bening-kecoklatan) dan ada gumpalan putih, hal ini mengindikasikan bahwa bakteri
Saccharomyces cereviciae ada didalam media tersebut.
Fermentasi Aerob
Pada praktikum fermentasi asam sitrat yang bersifat aerob oleh jamur
Aspergillus niger . Aspergillus niger butuh oksigen agar proses fermentasi
berjalan dengan optimal. Aerasi berfungsi untuk mempertahankan kondisi
aerobik untuk desorbsi CO2, mengatur temperatur substrat, mengatur kadar air.
, agitator dan sebagai pelarut oksigen ke dalam media. Aerasi harus terus
dilakukan selama proses fermentasi, jika aerasi dihentikan sesaat maka akan
menghambat proses pembentukan asam sitrat secara irreversibel. proses
fermentasi dilakukan dengan menggunakan reaktor erlenmeyer berleher angsa
dengan larutan asam sulfat di tubenya. Ini berfungsi untuk menghindari udara
yang tidak steril masuk kedalam medium, sehingga kontaminasi dengan udara
luar dapat dihindari.
Dilakukan pembuatan media dengan beberapa zat seperti
MgSO4.7H2O, (NH)2SO4 , KH2PO4 dan Glukosa . Zat-zat tersebut
merupakan tambahan nutrisi dan zat pendukung yang dibutuhkan oleh ragi
selama proses berlangsung. Fungsi (NH)2SO4 ditambahkan sebagai sumber
nitrogen untuk ragi dan KH2PO4 sebagai penstabil pH media. Juga disini,
glukosa merupakan substrat.
Sebelum dilakukan sterilisasi, dilakukan pengecekan pH pada media
pertumbuhan, didapat yakni 6.3 , pH seharusnya adalah 2.6 untuk mejaga pH
dilakukan penambahan HCl (namun kami tidak melakukan penambahan
tersebut). Setelah itu dilakukan sterilisasi menggunakan autoclave dengan
tujuan untuk memusnahkan semua bentuk kehidupan mikroorganisme patogen
termasuk spora, yang ada pada alat. Setelah itu dilakukan penginokulasian
bakteri dari kultur murni secara aseptis, dengan tujuan mencegah masuknya
mikroorganisme ke dalam tubuh yang kemungkinan besar akan mengakibatkan
kontaminasi produk. Setelah itu media pertumbuhan dimasukkan ke dalam
incubator shaker selama 24 jam dengan tujuan agar lebih homogen sehingga
makronutrien yang terdapat dalam media lebih tersebar merata. Setelah 24 jam,
media pertumbuhan akan terdapat bulatan-bulatan putih keabu-abuan
(sebelumnya tidak ada, hanya bening saja), hal ini mengindikasikan bahwa
bakteri Aspergillus niger ada didalam media tersebut.
Dilakukan pencampuran media pertumbuhan terhadap media
fermentasi, dengan catatan media fermentasi terlebih dahulu dikembalikan
temperaturnya ke dalam temperatur kamar (sebelumnya media fermentasi
berada dalam showcase), hal tersebut menghindari terjadinya shocked pada
bakteri yang kemungkinan besar hanya sebagian bakteri yang dapat bekerja
dalam fermentasi tersebut. Apabila sudah, maka langsung dapat dilakukan
sampling pertama (t0) terhadap pH dan % Brix. Kemudian apabila sudah
melakukan sampling, media dikembalikan ke dalam Lemari Aerasi.
Setiap harinya terjadi perubahan yang signifikan terhadap
penampilannya . Semakin bertambahnya waktu, semakin banyak gumplan-
putih dan semakin kental. Dan didapat data selama pengamatan 9 kali sampling
sebagai berikut :