Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM

PEMBUATAN ETANOL DAN ASAM SITRAT DENGAN


FERMENTASI ANAEROB DAN FERMENTASI AEROB
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Laboratorium Bioproses

Tanggal Praktikum : Selasa, 9 dan 16 Oktober 2018

Tanggal Pengumpulan Laporan : Jum’at, 19 Oktober 2018

Dosen Pembimbing : Ayu Ratna Permanasari, S.T., M.T.

Oleh :

Dinda Nurhalizzah 171411041


Fanny Ainunnisa 171411042
Galuh R Utami 171411043
Harry Pujianto 171411044

Kelompok 3 (2B)

PROGAM STUDI D3-TEKNIK KIMIA

JURUSAN TEKNIK KIMIA

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

2018
I. TUJUAN PERCOBAAN
1) Memahami perbedaan komposisi media fermentasi untuk pertumbuhan dan produksi;
2) Memahami kondisi operasi optimum untuk pembentukan produk asam sitrat;
3) Memahami jenis pola pembentukan produk asam sitrat.
4) Memahami proses fermentasi etanol secara anaerobik yang dijalankan secara batch;
5) Menguasai teknik pembuatan inokulum dan persiapan untuk proses fermentasi
anaerobik;
6) Menentukan kurva kalibrasi untuk konsentrasi etanol dan konsentrasi sukrosa terhadap
indeks bias;
7) Menentukan kurva perubahan konsentrasi sel, konsentrasi etanol, dan konsentrasi
substrat terhadap sisa waktu;
8) Menentukan konstanta Michaelles Menten untuk proses fermentasi etanol.

II. LANDASAN TEORI

Pengertian Fermentasi
Kata “Fermentasi” berasal dari bahasa Latin “Ferment” yang artinya adalah enzim.
Pengertian Fermentasi adalah proses terjadinya penguraian senyawa-senyawa organik untuk
menghasilkan energi serta terjadi pengubahan substrat menjadi produk baru oleh mikroba
(Madigan, 2011).

Pengertian Fermentasi Dalam Biologi


Pengertian fermentasi dalam biologi adalah proses perubahan gula menjadi alkohol atau
asam dengan adanya bantuan ragi atau bakteri. Ragi membantu perubahan atau konversi gula
tersebut menjadi alkohol, sedangkan bakteri mengubahnya menjadi asam. Fermentasi tersebut
berlangsung dalam kondisi anaerobik, yaitu tidak menggunakan oksigen. Awalnya, proses
fermentasi ini hampir mirip dengan proses glikolisis. Untuk makanan yang di fermentasi,
biasanya akan bertahan lebih lama.

Jenis-jenis Fermentasi
Berdasarkan produk yang dihasilkan, fermentasi dibagi menjadi dua jenis, yaitu (Belitz, 2009):
1. Homofermentatif, yaitu fermentasi yang produk akhirnya hanya berupa asam laktat.
Contoh homofermentatif adalah proses fermentasi yang terjadi dalam pembutaan
yoghurt.
2. Heterofermentatif, yaitu fermentasi yang produk akhirnya berupa asam laktat dan
etanol sama banyak. Contoh heterofermentatif adalah proses fermentasi yang terjadi
dalam pembuatan tape.
Berdasarkan penggunaan oksigen, fermentasi dibagi menjadi dua jenis yaitu (Fardiaz, 1992):
1. Aerobik, yaitu fermentasi yang memerlukan oksigen. contohnya ialah fermentasi asam
sitrat.
2. Anaerobik, yaitu fermentasi yang tidak memerlukan oksigen. Contohnya ialah
fermentasi etanol, fermentasi asam asetat, dan sebagainya.
Berdasarkan proses yang dihasilkan oleh mikroba, fermentasi dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
1. Fermentasi yang memproduksi sel mikroba (biomass).
Produksi komersial dari biomass dapat dibedakan menjadi produksi yeast untuk
industri roti, dan produksi sel mikroba untuk digunakan sebagai makanan manusia dan
hewan.
2. Fermentasi yang menghasilkan enzim dari mikroba.
Secara komersial, enzim dapat diproduksi oleh tanaman, hewan, dan mikroba,
namun enzim yang diproduksi oleh mikroba memiliki beberapa keunggulan yaitu,
mampu dihasilkan dalam jumlah besar, dan mudah untuk meningkatkan produktivitas
bila dibandingkan dengan tanaman atau hewan.
3. Fermentasi yang menghasilkan metabolit mikroba.
Metabolit mikroba dapat dibedakan menjadi metabolit primer dan metabolit
sekunder. Produk metabolisme primer yang dianggap penting contohnya etanol, asam
sitrat, polisakarida, aseton, butanol, dan vitamin. Sedangkan metabolit sekunder yang
dihasilkan mikroba contohnya antibiotik, pemacu pertumbuhan, inhibitor enzim, dan
lain-lain.
Berdasarkan Silcox dan Lee, proses fermentasi yang baik yaitu :

1. Mikroorganisme dapat membentuk produk yang diinginkan;


2. Organisme ini harus berpropagasi secara cepat dan dapat mempertahankan
keseragaman biologis, sehingga memberikan yield yang dapat diprediksi;
3. Raw material sebagai substrat ekonomis;
4. Yield-nya dapat diterima;
5. Fermentasi cepat;
6. Produk mudah diambil dan dimurnikan.
 FERMENTASI ASAM SITRAT

Pengertian Asam Sitrat

Asam sitrat adalah asam organik lemah, biasanya asam sitrat dapat diperoleh dari sari buah
lemon, nanas, jeruk, dan buah-buahan yang lain. Asam sitrat dari sari buah disebut asam sitrat
alam. Asam sitrat juga dapat dibuat dari gula dengan cara fermentasi yang menggunakan
yeast Aspergillus niger.
Sebagian besar asam sitrat digunakan untuk keperluan farmasi, industri pangan, misalnya pada
minuman-minuman ringan, sirup, manisan sebagai penguat rasa dan aroma, industri permen,
dan industri tinta.

Gambar 1 : Proses Reaksi Fermentasi Asam Sitrat

Sifat-sifat Asam Sitrat

Keasaman asam sitrat didapatkan dari tiga gugus karboksil COOH yang dapat melepas
proton ke dalam larutan. Jika hal ini terjadi, ion yang dihasilkan adalah ion sitrat. Sitrat sangat
baik digunakan dalam larutan penyangga untuk mengendalikan pH larutan. Ion sitrat dapat
bereaksi dengan banyak ion logam membentuk garam sitrat. Selain itu, sitrat dapat mengikat
ion-ion logam dengan pengkelatan, sehingga digunakan sebagai pengawet dan penghilang
kesadahan air.

Pada temperatur kamar, asam sitrat berbentuk serbuk kristal berwarna putih. Serbuk
kristal tersebut dapat berupa bentuk anhydrous (bebas air), atau bentuk monohidrat yang
mengandung satu molekul air untuk setiap molekul asam sitrat. Bentuk anhydrous asam sitrat
mengkristal dalam air panas, sedangkan bentuk monohidrat didapatkan dari kristalisasi asam
sitrat dalam air dingin. Bentuk monohidrat tersebut dapat diubah menjadi bentuk anhydrous
dengan pemanasan diatas 74 °C. Secara kimia, asam sitrat bersifat seperti asam karboksilat
lainnya. Jika dipanaskan di atas 175 °C, asam sitrat terurai dengan melepaskan karbon dioksida
dan air.

Pertimbangan Pemilihan Bakteri Aspergillus niger


1) Penanganan mudah ;
2) Harga substrat yang digunakan murah ;
3) Dapat memecah substrat yang bervariasi;
4) Yield tinggi dan;
5) Bernilai ekonomis.

Jenis Proses
1) Surface proses : fermentasi dengan suhu sekitar 28-30 oC dan waktu 8-12 hari;
2) Submerged process: fermentasi dengan suhu sekitar 25-30 oC dan waktu 3-5 hari;
3) Solid state fermentation : fermentasi dengan suhu sekitar 25-30 oC dan waktu 6-7 hari.

Pengaruh Makro Komponen


Pada umumnya, strain dari Aspergillus niger membutuhkan kondisi dengan konsentrasi
awal gula sekitar 15-18%. Jika lebih tinggi maka residu gula yang tertinggal lebih banyak yang
menyebabkan tidak ekonomis tetapi kila terlalu rendah kadar gulanya maka yield menurun dan
terjadi akumulasi asam oksalat. Unsur-unsur lain yang diperlukan oleh Aspergillus niger antara
lain nitrogen dan fosfat. Sumber nitrogen dapat diperoleh dengan menambahkan (NH4)2SO4,
NH4NO3, KNO3, urea, dan lain-lain.

Pengaruh Mikro Elemen


Walaupun untuk pertumbuhan maupun produksi asam sitrat diperlukan kation Fe, Cu,
Zn , Mn, dan Mg. Akan tetapi, jika berlebihan akan menjadi racun. Batas kandungan kation
adalah sebagai berikut :
 Mg = 0,02 – 0,025%
 Fe < 0,2 ppm
 Cu = 0,1 – 500 ppm
 Zn = 1 -2 µ M

Inoculum dan pH
Inokulum untuk fermentasi dapat berupa spora ataupun mycelia 0,1 – 10 juta spora/mL
dan umurnya tidak lebih dari 7-8 hari tumbuh. Jika menggunakan spora maka dibuat suspensi
spora dalam air steril atau air steril yang mengandung Tween 80.
pH diatur 1,4 – 3,0,,agar tidak terbentuk asam oksalat. Selama produksi pH akan turun
dan dikendalikan dengan penambahan kalsium karbonat atau sodium hidroksida untuk menjaga
agar pH berkisar 2.

Aerasi, Temperatur, dan Waktu Inkubasi


Proses fermentasi asam sitrat berjalan secara aerob sehingga diperlukan aerasi dan
kecepatan aerasi dapat mempengaruhi produksi asam sitratnya. Dengan menaikkan kecepatan
aerasi, waktu fermentasi menjadi lebih pendek dan yield akan naik.
Temperatur optimum fermentasi adalah sekitar 25º dan 30ºC. Jika di atas 30ºC akan
menurunkan jumlah asam sitrat dan menaikkan akumulasi asam oksalat. Waktu optimum
inkubasi untuk menghasilakan asam sitrat yang maksimum tergantung pada organisme yang
dipakai dan kondisi fermentasi.

 FERMENTASI ETANOL

Pengertian Fermentasi Etanol

Fermentasi etanol, juga disebut sebagai fermentasi alkohol, adalah proses biologi di
mana gula seperti glukosa, fruktosa, dan sukrosa diubah menjadi energi seluler dan juga
menghasilkan etanol dan karbon dioksida sebagai produk sampingan

Mikroba yang Digunakan

Saccharomyces cerevisiae telah lama digunakan dalam industri alkohol dan minuman
berakohol sebab memiliki kemampuan dalam memfermentasi glukosa menjadi etanol. Hal
yang menarik bahawa proses fermentasi dalam khamir tersebut berlangsung dalam keadaan
anaerob. Fermentasi etanol oleh ragi Saccharomyces cerevisiae akan berjalan secara optimal
pada temperatur 32 oC dengan pH medium 4,5 (Maziar, 2009).

Proses Fermentasi Etanol

Proses fermentasi menggunakan teknik Fed batch diketahui memiliki efisiensi yang
lebih tinggi daripada teknik batch. Menurut Pasteur, keberadaan oksigen akan menghambat
jalur fermentasi di dalam sel khamir sehingga sumber karbon yang ada akan digunakan melalu
jalur respirasi (Pasteur effect). Berdasarkan fenomena ini, seharusnya produksi etanol oleh
khamir terjadi pada kondisi anaerob. Namun ternyata,Pasteur effect pada sel khamir diamati
pada sel stasioner, sedangkan produksi alkohol terjadi ketika sel berada pada fase pertumbuhan
(fase log). Hal inilah yang diduga bahwa Pasteur effect bukan fenomena yang terjadi saat
produksi etanol oleh Saccharomyces cerevisiae.

Dalam fermentasi alkohol, satu molekul glukosa hanya dapat menghasilkan 2 molekul
ATP, dibandingkan dengan respirasi aerob, satu molekul glukosa dapat menghasilkan 38
molekul ATP. Jalur biokimia yang terjadi sebenarnya bervariasi tergant jenis gula yang
digunakan tetai pada umumnya melibatkan jalur glikolisis yang merupakan bagian awal dari
tahap respirasi aerobik pada sebagian besar organisme. Jalur terakhir akan bervariasi
tergantung produk akhir yang dihasilkan.

Gambar 2 : Proses Reaksi Fermentasi Etanol


III. PROSEDUR KERJA
1. Fermentasi Aerob
a. Pembuatan Media Pertumbuhan

Persiapan
Bahan-bahan
7.5 gram gula pasir,
225 mg(𝑁𝐻4 )2 𝑆𝑂4 , Penimbangan
112.5 mg 𝐾𝐻2 𝑃𝑂4 , Bahan-bahan
dan 1 gram yeast
extract

Pencampuran Media Penambahan


Erlenmeyer 100 ml Aquadest
Pertumbuhan
Hingga 50 ml

Sterilisasi
T = 121℃
t = 15 menit

Pendinginan
hingga suhu
ruang

Aspergillus
niger 2 ose Penanaman

inkubasi
pH = 6
t = 24
jam
b. Pembuatan Media Fermentasi

Persiapan Bahan-bahan

15% Gula
Pasir, 0.6% Penimbangan Bahan-
(𝑁𝐻4 )2 𝑆𝑂4 , bahan
0.3%𝐾𝐻2 𝑃𝑂4

Penambahan
Erlenmeyer 1000 ml Pencampuran Media Aquadest
Fermentasi Hingga 450 ml

pH = 3

Sterilisasi
T = 121℃
t = 15 menit

Pendinginan hingga
suhu ruang
c. Proses Fermentasi

Campurkan media pertumbuhan dengan media


fermentasi yang telah dibuat ke dalam erlenmeyer
1000 ml

Merangkai alat

inkubasi dalam inkubator selama 36-72 jam

dilakukan sampling tiga (3) kali sehari dan


dilakukan pengecekan %Brix dan pH

2. Fermentasi Anaerob
Pembuatan media fermentasi

Siapkan labu Erlenmeyer 1 L.

Masukan bahan media pertumbuhan dan media fermentasi. Tambahkan aquadest hingga
volume 450 mL

Sterilkan media dalam autoclaf.


Pembuatan Media Pertumbuhan

Siapkan labu Erlenmeyer 250

Masukan bahan media pertumbuhan dan media fermentasi. Tambahkan aquadest hingga
volume 50 mL

Sterilkan media dalam autoclaf.

Pembiakan Mikroba :

Gesekan jarum ose


Siapkan biakan ragi
sebanyak 5 gesekan Lakukan sebanyak 3
Saccharomyces
lalu celupkan dalam kali dengan
cerevisiae dalam
inokulum yang telah perlakuan aseptis.
agar miring.
disterilkan.

Taruh Inokulum dalam Inkubator shaker selama 24 Jam

Apabila sudah 24 jam dan terlihat keruh keputihan, maka dapat langsung dicampur dengan
media fermentasi (sudah dalam temperatur kamar)

Lakukan sampling terhadap indeks bias serta % brix, sebanyak satu hari 3x sampling selama
3 hari
IV. DATA PENGAMATAN
1. Fermentasi Anaerob

No Tanggal Waktu Indeks Bias % Brix t (menit)


1 4/10/2018 16:09 1.3485 10.3 0
2 8:44 1.3465 9 960
3 5/10/2018 12:36 1.3453 8.6 1200
4 15:32 1.3385 4.6 1375
5 7:46 1.338 3.4 2335
6 8/10/2018 12:48 1.3379 3.3 2635
7 15:10 1.3375 3.1 2810
8 6:55 1.3372 3 3530
9 9/10/2018 11:11 1.3371 2.9 3770
10 16:08 1.3366 2.9 4070

Kurva Indeks Bias Terhadap % Brix

10

8
y = 647.92x - 863.3
% Indeks Bias

R² = 0.9906
6

0
1.3365 1.3385 1.3405 1.3425 1.3445 1.3465 1.3485
Indeks Bias

4.1 Kurva Indeks bias terhadap % Brix


Kurva Waktu terhadap % Brix
12

10

8
% Brix

2 y = -0.002x + 9.5526
R² = 0.7927

0
0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500
Waltu (menit)

4.2 Kurva Waktu terhadap % Brix

2. Fermentasi Aerob

No Tanggal Waktu pH % Brix t (menit)


Cek pH sebelum
1 9/10/2018 14:29 6.3
Steril
2 10/10/2018 12:54 5.7 10.3 0
3 9:08 5.6 10.0 1268
4 11/10/2018 12:29 5.6 9.2 1469
5 15:32 5.5 9.0 1646
6 8:40 5.5 8.9 2674
12/10/2018
7 16:01 5.2 8.0 3133
8 15-10-18 10:11 5 7.6 6494
9 9:39 5.2 3.1 7834
16-10-18
10 14:14 4.9 3.5 8109
Kurva antara pH terhadap %Brix
12

y = 7.2534x - 31.112
10 R² = 0.6186

8
% Brix

0
4.8 4.9 5 5.1 5.2 5.3 5.4 5.5 5.6 5.7 5.8
pH

4.3 Kurva pH terhadap % Brix

Kurva antara pH terhadap Waktu


5.8
5.7
5.6
5.5
5.4
% Brix

5.3
5.2
5.1
5 y = -9E-05x + 5.6679
R² = 0.8348
4.9
4.8
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 9000
Waktu

4.4 Kurva pH terhadap Waktu


V. PEMBAHASAN

 Harry Pujianto (171411044)


 Fermentasi Anaerob

Fermentasi etanol merupakan salah satu jenis fermentasi anaerob atau tanpa
menggunakan oksigen pada prosesnya, karena apabila di supplai oksigen maka akan
terjadi perubahan jalur metabolisme biokatalis ragi sehingga terbentuk metabolit
alkohol . Pada fermentasi ini digunakan bakteri Saccharomyces cereviciae yang dapat
hidup dengan atau tanpa oksigen.Saccharomyces cereviciae disebut juga khamir yang
mempunyai ukuran lebih besar dari bakteri dan mempunyai miselium seperti jamur.
.Saccharomyces cereviciae. Adapun reaksi yang terjadi pada fermentasi adalah sebagai
berikut:

C6H12O6→ 2 C2H5OH + 2 CO2+ 2 ATP

Dilakukan pembuatan media dengan beberapa zat seperti MgSO4.7H2O,


(NH)2SO4 , KH2PO4 dan Glukosa . Zat-zat tersebut merupakan tambahan nutrisi dan
zat pendukung yang dibutuhkan oleh ragi selama proses berlangsung. Fungsi
(NH)2SO4 ditambahkan sebagai sumber nitrogen untuk ragi dan KH2PO4 sebagai
penstabil pH media. Ditambahkan juga Yeast Extract sebagai nutrisi tambahan untuk
ragi. Juga disini, glukosa merupakan substrat. Setelah itu dilakukan sterilisasi
menggunakan autoclave dengan tujuan untuk memusnahkan semua bentuk kehidupan
mikroorganisme patogen termasuk spora, yang ada pada alat.

Setelah itu dilakukan penginokulasian bakteri dari kultur murni secara aseptis,
dengan tujuan mencegah masuknya mikroorganisme ke dalam tubuh yang
kemungkinan besar akan mengakibatkan kontaminasi produk. Setelah itu media
pertumbuhan dimasukkan ke dalam incubator shaker selama 24 jam dengan tujuan agar
lebih homogen sehingga makronutrien yang terdapat dalam media lebih tersebar
merata. Setelah 24 jam, media pertumbuhan akan berwarna putih-keruh (sebelumnya
bening-kecoklatan) dan ada gumpalan putih, hal ini mengindikasikan bahwa bakteri
Saccharomyces cereviciae ada didalam media tersebut.

Dilakukan pencampuran media pertumbuhan terhadap media fermentasi,


dengan catatan media fermentasi terlebih dahulu dikembalikan temperaturnya ke dalam
temperatur kamar (sebelumnya media fermentasi berada dalam showcase), hal tersebut
menghindari terjadinya shocked pada bakteri yang kemungkinan besar hanya sebagian
bakteri yang dapat bekerja dalam fermentasi tersebut. Apabila sudah, maka langsung
dapat dilakukan sampling pertama (t0) terhadap indeks bias dan % Brix. Kemudian
apabila sudah melakukan sampling, media dikembalikan ke dalam shaker.

Setiap harinya terjadi perubahan yang signifikan terhadap bau serta


kekentalannya . Untuk baunya, semakin lama semakin seperti bau tape, untuk
kekentalan, semakin lama semakin kental serta berwarna putih-kekuningan. Dan
didapat data selama pengamatan 10 kali sampling sebagai berikut :

No Tanggal Waktu Indeks Bias % Brix t (menit)


1 4/10/2018 16:09 1.3485 10.3 0
2 8:44 1.3465 9 960
3 5/10/2018 12:36 1.3453 8.6 1200
4 15:32 1.3385 4.6 1375
5 7:46 1.338 3.4 2335
6 8/10/2018 12:48 1.3379 3.3 2635
7 15:10 1.3375 3.1 2810
8 6:55 1.3372 3 3530
9 9/10/2018 11:11 1.3371 2.9 3770
10 16:08 1.3366 2.9 4070

Pengukuran %Brix bertujuan untuk mengetahui kadar glukosa sisa yang


terdapat dalam media, yang mana semakin bertambahnya waktu semakin kadar glukosa
semakin berkurang. Berdasarkan pengukuran % Brix dan Indeks bias yang semakin
bertambahnya waktu semakin berkurang, hal ini mengindikasikan bahwa produk
(Ethanol) tidak terbentuk . Hal ini dapat disebabkan , karena tidak diberlakukannya
purge N2 sehingga dalam media fermentasi masih terdapat oksigen dan memungkinkan
terjadinya metabolisme ragi dan pertumbuhan sel. Hal ini mengakibatkan tidak
maksimal produksi metabolit sekunder (alkohol) . Dapat disimpulkan bahwa dalam
media tidak terjadi proses fermentasi sehingga tidak terjadi pembentukan etanol tetapi
hanya terjadi pertumbuhan biomassa saja.

 Fermentasi Aerob
Pada praktikum fermentasi asam sitrat yang bersifat aerob oleh jamur
Aspergillus niger . Aspergillus niger butuh oksigen agar proses fermentasi
berjalan dengan optimal. Aerasi berfungsi untuk mempertahankan kondisi
aerobik untuk desorbsi CO2, mengatur temperatur substrat, mengatur kadar air.
, agitator dan sebagai pelarut oksigen ke dalam media. Aerasi harus terus
dilakukan selama proses fermentasi, jika aerasi dihentikan sesaat maka akan
menghambat proses pembentukan asam sitrat secara irreversibel. proses
fermentasi dilakukan dengan menggunakan reaktor erlenmeyer berleher angsa
dengan larutan asam sulfat di tubenya. Ini berfungsi untuk menghindari udara
yang tidak steril masuk kedalam medium, sehingga kontaminasi dengan udara
luar dapat dihindari.
Dilakukan pembuatan media dengan beberapa zat seperti
MgSO4.7H2O, (NH)2SO4 , KH2PO4 dan Glukosa . Zat-zat tersebut
merupakan tambahan nutrisi dan zat pendukung yang dibutuhkan oleh ragi
selama proses berlangsung. Fungsi (NH)2SO4 ditambahkan sebagai sumber
nitrogen untuk ragi dan KH2PO4 sebagai penstabil pH media. Juga disini,
glukosa merupakan substrat.
Sebelum dilakukan sterilisasi, dilakukan pengecekan pH pada media
pertumbuhan, didapat yakni 6.3 , pH seharusnya adalah 2.6 untuk mejaga pH
dilakukan penambahan HCl (namun kami tidak melakukan penambahan
tersebut). Setelah itu dilakukan sterilisasi menggunakan autoclave dengan
tujuan untuk memusnahkan semua bentuk kehidupan mikroorganisme patogen
termasuk spora, yang ada pada alat. Setelah itu dilakukan penginokulasian
bakteri dari kultur murni secara aseptis, dengan tujuan mencegah masuknya
mikroorganisme ke dalam tubuh yang kemungkinan besar akan mengakibatkan
kontaminasi produk. Setelah itu media pertumbuhan dimasukkan ke dalam
incubator shaker selama 24 jam dengan tujuan agar lebih homogen sehingga
makronutrien yang terdapat dalam media lebih tersebar merata. Setelah 24 jam,
media pertumbuhan akan terdapat bulatan-bulatan putih keabu-abuan
(sebelumnya tidak ada, hanya bening saja), hal ini mengindikasikan bahwa
bakteri Aspergillus niger ada didalam media tersebut.
Dilakukan pencampuran media pertumbuhan terhadap media
fermentasi, dengan catatan media fermentasi terlebih dahulu dikembalikan
temperaturnya ke dalam temperatur kamar (sebelumnya media fermentasi
berada dalam showcase), hal tersebut menghindari terjadinya shocked pada
bakteri yang kemungkinan besar hanya sebagian bakteri yang dapat bekerja
dalam fermentasi tersebut. Apabila sudah, maka langsung dapat dilakukan
sampling pertama (t0) terhadap pH dan % Brix. Kemudian apabila sudah
melakukan sampling, media dikembalikan ke dalam Lemari Aerasi.
Setiap harinya terjadi perubahan yang signifikan terhadap
penampilannya . Semakin bertambahnya waktu, semakin banyak gumplan-
putih dan semakin kental. Dan didapat data selama pengamatan 9 kali sampling
sebagai berikut :

No Tanggal Waktu pH % Brix t (menit)


Cek pH sebelum
1 9/10/2018 14:29 6.3
Steril
2 10/10/2018 12:54 5.7 10.3 0
3 9:08 5.6 10.0 1268
4 11/10/2018 12:29 5.6 9.2 1469
5 15:32 5.5 9.0 1646
6 8:40 5.5 8.9 2674
12/10/2018
7 16:01 5.2 8.0 3133
8 15-10-18 10:11 5 7.6 6494
9 9:39 5.2 3.1 7834
16-10-18
10 14:14 4.9 3.5 8109

Data yang didapat bersifat fluktuatif. Hal ini disebabkan :


a) Pada saat hari ke-2 dilakukan percabangan aerator, aerator terhenti
selama beberapa jam , pasokan oksigen untuk pertumbuhan jamur Aspergillus
niger kurang.
b) Tidak dilakukan agitasi dalam fermentor sehingga media fermentasi
tidak homogen.

Anda mungkin juga menyukai