Anda di halaman 1dari 10

Pembuatan Etanol dari Biji Kapas (Isni Utami dan Kindriari) 129

PEMBUATAN ETANOL DARI BIJI KAPAS


DENGAN PROSES HIDROLISA DAN FERMENTASI

Isni Utami dan Kindriari


Teknik KImia FTI-UPNV Jatim

ABSTRAKSI

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kondisi proses terbaik pada pembuatan etanol dengan
bahan baku biji kapas.
Bahan yang digunakan untuk penelitian ini adalah biji kapas dengan kg berat yang bervariasi.
Pada proses hidrolisa digunakan H2SO4 sebagai katalisator dan untuk pengatur pH fermentasi
digunakan NaOH 0,1 N. Saccharomyces cereviciae digunakan sebagai bakteri dalam proses
fermentasi dan sebagai nutrient digunakan Amonium Hipophospat (NH.j) HPO4.
Alat yang digunakan adalah autoclave yang dilengkapi dengan thermometer, pressure gauge dan
erlemeyer, fermentor, dimana fermentor ini dilengkapi dengan thermometer dan selang,.
kondunsor, water bath, thermometer.
Kata kunci : biji kapas, fermentasi

ABSTRACT

This research intent to determine condition of best process on etanol's makings with cotton seed.
Material that used in this research is cotton seed with kg heavy that varying. On hidroysa process
is utilized H 2 SO 4 as catalyst and for pH regulator ferment was utilized by NaOH 0,1 N.
Saccharomyces Cereviciae is utilized as bacteria in processes ferment and as nutrient was
utilized By Amonium Hipophospat (NH. j. ) H2PO4 .
Tool that is utilized is autoclave that proveded with by thermometer, pressure gauge and
erlemeyer, fermentor, where does this fermentor provede with thermometer and after,.
kondunsor, water bath, thermometer.
Keyword : cotton seed, ferment

PENDAHULUAN alkohol, selulosa dari biji kapas tersebut


dihidrolisa terlebih dahulu sehingga didapat
Alkohol dapat diperoleh melalui glukosa, Kemudian difermentasi menjadi
proses fermentasi dan sintesis. Proses alkohol.
pembuatan alcohol untuk skala industri Pemanfaatan biji kapas untuk bahan
biasanya menggunakan bantuan baku etanol masih jarang dilakukan
mikroorganisme untuk merubah bahan dasar penelitiannya, sehingga akan memberikan
yang mengandung gula menjadi alkohol. nilai tambah yang cukup besar.
Pada umumnya untuk membuat alkohol
digunakan tetes atau molase sebagai bahan Kandungan Biji Kapas
bakunya. Karena banyakanya kebutuhan Dalam buah kapas 2/3 kandungannya
industri yang menggunakan tetes sebagai berupa biji kapas. sedangkan sisanya berupa
bahan baku, maka secara tidak langsung serat kapas. Biji kapas tersebut merupakan
persediaan tetes akan semakin habis sehingga hasil samping dari kapas yang masih bisa
dicoba bahan baku lain selain tetes. dimanfaatkan, diantaranya sebagai bahan
Penelitian ini dipilih biji kapas baku pembuatan minyak biji kapas, bahan
sebagai bahan alternatif, karena kandungan makanan ternak dan juga sebagai bahan baku
selulosa cukup banyak. Untuk mendapatkan pembuatan ethanol.(Aak, 1988)
Pembuatan
130 Etanol dari Biji Kapas (Isni Utami
Jurnal dan Kindriari)
Penelitian 130
Ilmu Teknik Vol.8, No.2 Desember 2008 : 129-138

Sebelum biji kapas dipakai sebagai h id rol i si s


bahan baku pembuatan etanol, maka harus Selulosa ___________ gula
melalui beberapa tahapan proses (C6H10O5) n + n H2O H2SO4n ( C6 H12 06)
pendahuluan diantaranya pembersihan,
pemisahan serat pendek, pengupasan dan Beberapa faktor yang mempengaruhi proses
pemisahan dari kotorannya. Pada proses ini hidrolisa, antara lain:
biji kapas direndam dalam aquadest.
Kemudian dibiarkan selama semalam, dan a. Jumlah kandungan karbohidrat pada
dikeringkan pada suhu kamar. Setelah itu bahan baku
dihancurkan dan disamakan ukurannya Jumlah kandungan karbohidrat pada
dengan ukuran 20 mesh. Biji kapas diambil bahan baku sangat berpengaruh terhadap
sebagian untuk digunakan sebagai contoh hasil hidrolisis asam, dimana bila
analisa.(Foster A. Agblevor, 2003) kandungan karbohidrat sedikit maka
Kandungan biji kapas terdiri dari 90 jumlah gula yang terjadi juga sedikit, dan
% sellulosa, 20-25% pentosa, 8-12% linter, bila sebaliknya bila kandungan
30-35% hull, 50-55% kernels dan 10-15% karbohidrat terlalu tinggi mengakibatkan
kelembaban.(Mc. Ketta, vol 12) kekentalan campuran akan meningkat,
sehingga tumbukkan antara molekul
Alkohol karbohidrat dan molekul air semakin
Alkohol yang dimaksud disini, yaitu berkurang dengan demikian kecepatan
etil alkohol atau etanol dengan rumus kimia reaksi pembentukan glukosa semakin
C 2 H 5 OH . Produk yang diharapkan berupa berkurang pula.
alkohol teknis. Alkohol teknis adalah alkohol b. PH Hidrolisa
yang masih mengandung bahan ikutan lain PH berpengaruh terhadap jumlah produk
yang membahayakan manusia, antara lain hidrolisis, pH ini erat hubungannya
methil alkohol, aldehide, fusel, ester dll. dengan kosentrasi asam, dimana pH
Alkohol teknis biasanya didenaturasi makin rendah bila kosentrasi asam yang
memakai (0,5-1)% piridin, dan diberi warna digunakan lebih besar, pH optimum
memakai 0,005% metil violet. adalah 2,3. (Tina Jeoh, 1998 dan P.H.
Selulosa yang terkandung didalam Groggins, 1958)
biji kapas dapat diubah menjadi alkohol c. Waktu hidrolisa
melalui proses biologi dan kimia (bio kimia). Semakin lama pemanasan, warna semakin
Disini kita menggunakan basis berat 20, 40, keruh dan semakin besar pula konversi
60, 80, 100 gram yang dilarutkan dalam 1000 pati yang dihasilkan. Waktu yang
ml aquadest. dibutuhkan untuk proses hidrolisa asam
ini yaitu 1 sampai dengan 3 jam. (Foster
Hidrolisis fermentasi A. Agblevor, 2003)
selulosa ----------------- gula------------------------alkohol d. Suhu
Semakin besar suhunya semakin besar
Sumber-sumber selulosa seperti kertas, pula konversinya karena konstata
triplek, kayu, limbah pertanian dan mat er ial kecepatan reaksi juga semakin besar.
lain sangat banyak ter s ebar dan Suhu yang digunakan untuk mencapai
ter sedia. Sebagai contoh hutan konversi selulosa adalah antara 120C
menyedia kan sekitar 80% materi tersebut. 180C.
Untuk mengubah selulosa menjadi gula e. Tekanan
diperlukan proses hidrolisis dengan Tekanan berpengaruh terhadap jumlah
katalisator asam sulfat (H2SO4). Dan untuk produk hidrolisis. Tekanan yang
mempercepat proses hidrolisis diperlukan digunakan untuk titik didih 1 20 C,
pemanasan 120C sampai dengan 180C. tekanan atmosfernya adalah 1 atm. (Tina
Jeoh, 1998)
Pembuatan Etanol dari Biji Kapas (Isni Utami dan Kindriari) 131

Proses fermentasi alkohol dengan (Kelompok perhimpunan mahasiswa


bantuan ragi tergantung dari faktor-faktor mikrobiologi III Fakultas Pertanian
yang mempengaruhi, antara lain: UGM, 1983)
a. Kosentrasi gula e. Waktu yang diperlukan untuk fermentasi
Kosentrasi gula yang digunakan untuk Waktu yang diperlukan untuk fermentasi
fermentasi diantara 10 18 walaupun tergantung pada temperatur, kosentrasi
dapat pula dipergunakan kosentrasi selain gula dan faktor-faktor lainnya. Waktu
itu. Apabila dipergunakan kosentrasi gala fermentasi sempurna biasanya selama
terlalu tinggi hal ini dapat nlenurunkan kurang lebih 24 jam.(Foster A. Agblevor,
pertumbuhan ragi, sehingga waktu 2003)
fermentasi akan lebih lama dan ada Reaksinya :
kemungkinan adanya gula tidak
S. cereviciae
ekonomis. Kosentrasi gula yang sering (C6H12O6) ---->2C2H5OH+ 2 CO2
kali dipergunakan adalah 12% atau sedikit
lebih tinggi. (Prescott and Dunn, 1959) Untuk memisahkan alkohol dari
b. Bahan nutrient fermentasi dapat dilakukan dengan distilasi.
Bahan nutrient yang bisa ditambahkar, Titik didih alkohol (etanol) 76C, sedangkan
kedalam bahan yang di fermentasi adalah air 100C. Syarat dasar pemisahan suatu
zat-zat yang mengandung fosfor dan komponen larutan dengan distilasi ialah
nitrogen, seperti . super fosfat, ammonium komponen uapnya harus berbeda dengan
sulfat, ammonium fosfat, urea, dan lain- komposisi liquidanya saat terjadi
lain. (Prescott and Dunn, 1959) kesetimbangan.
c. PH fermentasi Jadi dapat disimpulkan bahwa
Pada kemasaman di bawah pH 0,3 proses alkohol diperoleh dari semua macam
fermentasi akan berkurang kecepatannya, tumbuhan atau zat-zat yang mengandung
pH optimum pada pH 4,5-5,0. Bila karbohidrat, dimana dari karbohidrat ini
medium fermentasi mempunyai kapasitas diubah dahulu menjadi zat gula yang
buffer yang tinggi, basil fermentasi kemudian difermentasikan dengan
terbaik tercapai bila pH awal pa(ht pH menggunakan yeast dan yang terakhir
4,5-4,7; sedangkan pada medium dilakukan distilasi, sehingga diperoleh
berkapasitas buffer rendah, nilai pH awal alkohol.
yang paling baik pH 5,5. Karena aktivitas
fementasi, maka pH medium akan turun Hipotesa
dan pada pH yang lebih tinggi gliserol Ethanol yang dihasilkan dan biji
dan asam organik terbentuk lebih banyak. kapas dengan proses fermentasi dan
Pemberian asam sulfat dan pemanasan distilasi dipengaruhi oleh adanya berat biji
untuk mengurangi kontaminan akan kapas, penambahan nutrient dan waktu
mengendapkan garam-garam yang tidak fermentasi yang dijalankan.
dikehendaki, mempertinggi kemurnian
alkohol yang diperoleh. METODE PENELITIAN
d. Temperatur
Temperatur berpengaruh terhadap proses Penelitian ini bertujuan untuk
fermentasi melaluil dua hal yaitu secara menentukan kondisi proses terbaik pada
langsung mempengaruhi aktivitas enzim pembuatan etanol dengan babas baku biji
khamir dan secara tidak langsung kapas.
mengurangi hasil alkohol karena Bahan yang digunakan untuk
penguapan. Seperti proses biologi penelitian ini adalah biji kapas dengan kg
(enzimatik) yang lain, kecepatan berat yang bervariasi. Pada proses hidrolisa
fermentasi akan bertambah sesuai dengan digunakan H2SO4 sebagai katalisator dan
kenaikan suhu sampai suhu optimum untuk pengatur pH fermentasi digunakan
132
Pembuatan Jurnal
Etanol dari Biji Kapas (Isni Penelitian
Utami Ilmu Teknik Vol.8, No.2 Desember 2008 : 129-138
dan Kindriari) 132

NaOH 0,1 N. Saccharomyces cereviciae HASIL DAN PEMBAHASAN


digunakan sebagai bakteri dalam proses Hasil yang diperoleh diamati
fermentasi dan sebagai nutrient digunakan terhadap kadar gula dan kadar ethanol yang
Amonium Hipophospat (NH.j) HPO4. diperoleh. Pengaruh berat biji kapas,
Alat yang digunakan adalah autodave yang penambahan nutrient, dan lama fermentasi
dilengkapi dengan thermometer, pressure terhadap kadar gula dan kadar ethanol yang
gauge dan erlemeyer, fermentor, dimana diperoleh dapat dilihat dalam Grafik 1
fermentor ini dilengkapi dengan thermometer sampai dengan 11.
dan selang,. kondunsor, water bath,
thermometer.

Grafik 1 : Hubungan antara kadar gula yang dihasilkan dengan berat biji kapas
20 sampai dengan 100gr

Kadar gula dalam biji kapas sellulosa yang terdapat pada biji kapas yang
berbanding lurus dengan berat biji kapas, hal dapat mempengaruhi kadar alkohol.
ini disebabkan banyaknya kandungan

Grafik 2 Hubungan antara kadar gula terhadap waktu fermentasi pada rentang 12 s/d 96 jam dan
variasi berat nutrient .1 s/d 9 gr/It dengan berat biji kapas 20 gr

Grafik 2 didapat bahwa semakin semakin menurun dan kandungan kadar


lama waktu fermentasi kadar gala semakin alkoholnya semakin banyak, sehingga kadar
menurun (1,111 semakin banyak gulanya relatif rendah. Hal ini ini disebabkan
penambahan nutrient, maka kadar gula juga karena adanya gula yang telah banyak
Pembuatan Etanol dari Biji Kapas (Isni Utami dan Kindriari) 133

terkonversi menjadi alkohol. pada grafik diatas kadar gula mengalami


penurunan. Hal ini disebabkan karena adanya
Seharusnya apabila mengacu pada bakteri yang masih hidup dan terus
grafik kurva pertumbuhan mikroorganisme, berkembang biak, karena dalam penambahan
setelah jangka waktu diatas 48 jam kadar stater terlalu banyak.
gula yang diperoleh stasioner, sedangkan

Grafik 3 Hubungan antara kadar gula terhadap waktu fermentasi pada rentang 12 s/d 96 jam dan
variasi berat nutrient1 s/d 9 gr/lt dengan berat biji kapas 40 gr

Dari gambar diatas dapat kita lihat Seharusnya apabila mengacu pada
terjadi penurunan kadar gula yang sangat grafik kurva pertumbuhan mikroorganisme,
tinggi pada selang waktu 48 jam. Hal ini ini setelah jangka waktu diatas 48 jam kadar
disebabkan karena bakteri mulai berkembang gula yang diperoleh stasioner, sedangkan
biak dengan cepat. Setelah waktu 48 jam pada grafik diatas kadar gula mengalami
kandungan kadar gula semakin sedikit dan penurunan. Hal ini disebabkan karena adanya
kadar alkohol yang diperoleh semakin bakteri yang masih hidup dan terus
banyak, sehingga menyebabkan berkembang biak, karena stater yang
perkembangan bakteri semakin menurun. ditambahkan terlalu banyak.

Grafik 4 Hubungan antara kadar gula terhadap waktu fermentasi pada rentang 12 s/d 96 jam dan
variasi berat nutrient 1 s/d 9 gr /lt dengan berat biji kapas 60 gr
Pembuatan
134 Etanol dari Biji Kapas (Isni Utami
Jurnal dan Kindriari)
Penelitian 134
Ilmu Teknik Vol.8, No.2 Desember 2008 : 129-138

Grafik diatas dapat kita lihat bahwa Seharusnya apabila mengacu pada
terjadi penurunan kadar gula, selang waktu grafik kurva pertumbuhan mikroorganisme,
48 jam terjadi penurunan kadar gula yang setelah jangka waktu diatas 48 jam kadar
sangat tinggi. Hal ini ini disebabkan karena gula yang diperoleh stasioner, sedangkan
bakteri mulai berkembang biak dengan cepat. pada grafik diatas kadar gula mengalami
Setelah waktu 48 jam kandungan kadar gula penurunan. Hal ini disebabkan karena adanya
semakin sedikit dan kandungan kadar bakteri yang masih hidup dan terus
alkoholnya semakin banyak, sehingga berkembang biak, karena stater yang
menyebabkan perkembangan bakteri semakin ditambahkan terlalu banyak.
menurun.

Grafik 5 Hubungan antara kadar gula terhadap waktu fermentasi pada rentang 12 s/d 96 jam dan
variasi berat nutrient 1 s/d 9 gr/It dengan berat biji kapas 80 gr
Grafik 5 diatas dapat kita lihat bahwa menurun.
terjadi penurunan kadar gala, selang waktu Seharusnya apabila mengacu pada
48 jam terjadi penurunan kadar gula yang grafik kurva pertumbuhan mikroorganisme,
sangat tinggi. Hal ini disebabkan karena setelah jangka waktu diatas 48 jam kadar
bakteri mulai berkembang biak dengan cepat. gula yang diperoleh stasioner, sedangkan
Setelah waktu 48 jam kandungan kadar gula pada grafik diatas kadar gula mengalami
semakin sedikit dan kandungan kadar penurunan. Hal ini disebabkan karena adanya
alkoholnya semakin banyak, sehingga bakteri yang masih hidup
menyebabkan perkembangan bakteri semakin

Grafik 6 : Hubungan antara kadar gula terhadap waktu fermentasi pada rentang 12 s/d 96 jam
dan variasi berat nutrient 1 s/d 9 gr/It dengan berat biji kapas 100 gr
Pembuatan Etanol dari Biji Kapas (Isni Utami dan Kindriari) 135

Grafik 6 diatas dapat kita lihat bahwa Seharusnya apabila mengacu pada
terjadi penurunan kadar gula, selang waktu graft kurva pertumbuhan mikroorganisme,
48 jam terjadi penurunan kadar gula yang setelah jangka waktu diatas 48 jam kadar
sangat tinggi. Hal ini ini disebabkan karena gula yang diperoleh stasioner, sedangkan
bakteri mulai berkembang biak dengan cepat. pada grafik diatas kadar gula mengalami
Setelah waktu 48 jam kandungan kadar gula penurunan. Hal ini disebabkan karena adanya
semakin sedikit dan kandungan kadar bakteri yang masih hidup dan terus
alkoholnya semakin banyak, sehingga berkembang blak, karena stater yang
menyebabkan perkembangan bakteri semakin ditambahkan terlalu banyak.
menurun.

Hasil Pengamatan Kadar Alkohol Pada Saat Distilasi

Grafik7 : Hubungan antara kadar alkohol terhadap waktu fermentasi pada rentang 12 s/d 96 jam
dengan variasi berat nutrient 1 s/d 9 gr/It dengan berat biji kapas 20 g

Pada percobaan pembuatan alkohol mikroorganisme berkembang biak secara


dare 20 gram biji kapas dengan variasi perlahan. Karena Adanya nutrisi yang cukup
penambahan nutrient 1/9 gr/lt pada rentang, menyebabkan mikroorganisme bekerja
waklu 12 s/d 96 jam didapat kondisi terbaik maksimal untuk mengkonversi gula menjadi
pada selang waktu 72 jam dan penambahan alkohol.
nutrien 9 gr/lt dengan hasil alkohol 5.55%
volume. Pada waktu tersebut kemungkinan

Grafik 8 : Hubungan antara kadar alkohol terhadap waktu fermentasi pada rentang 12 s/d 96 jam
dengan variasi berat nutrient 1 s/d 9 gr/It dengan berat biji kapas 40 gr
Pembuatan
136 Etanol dari Biji Kapas (Isni Utami
Jurnal dan Kindriari)
Penelitian 136
Ilmu Teknik Vol.8, No.2 Desember 2008 : 129-138

Pada percobaan pembuatan alkohol Keadaan tersebut memperlihatkan


dari 40 gram biji kapas dengan variasi bahwa kadar alkohol semakin besar sesuai
penambahan nutrient 1 s/d 9 gr/It pada dengan penambahan jumlah nutrient. Sebab
rentang waktu 12 s/d 96 jam didapat kondisi fungsi dari nutrient itu adalah sebagai nutrisi
terbaik pada selang waktu 72 jam dan dari mikroorganisme, jika nutrisi yang
penambahan nutrien 9 gr/It dengan basil ditambahkan semakin banyak maka kadar
alkohol 5.50% volume. alkohol juga akan semakin meningkat.

Grafik.9 : Hubungan antara kadar alkohol terhadap waktu fermentasi pada rentang 12 s/d 96 jam
dengan variasi berat nutrient 1 s/d 9 gr/It dengan berat biji kapas 60 gr

Pada percobaan pembuatan alkohol karena jumlah gula yang tersisa sangat
dari 60 gram biji kapas dengan variasi sedikit sehingga tidak dapat dikonversikan
penambahan nutrient 1 s/d 9 gr/It pada menjadi alkohol.
rentang waktu 12 s/d 96 jam didapat kondisi Kondisi tersebut sama dengan
terbaik pada selang waktu 72 jam dan kondisi pada gambar 3 dan 4, akan tetapi
penambahan nutrien 9 gr/It dengan hasil kadar alkohol semakin meningkat dari
alkohol 5.90% volume. Kondisi tersebut sebelumnya. Hal ini dikarenakan adanya
memperlihatkan bahwa kadar alkohol kenaikan kadar gula dari hasil proses
semakin besar sesuai dengan bertambahnya hidrolisa. Kadar alkohol akan mengalami
waktu fermentasi, tetapi akan berhenti pada penurunan pada waktu fermentasi diatas 72
waktu fermentasi tertentu. Hal ini disebabkan jam.

Grafik 10 : Hubungan antara kadar alkohol terhadap waktu fermentasi pada rentang 12 s/d 96 jam
dengan variasi berat nutrient 1 s/d 9 gr/It dengan berat biji kapas 80 gr

Pada percobaan pembuatan kondisi terbaik pada selang waktu 72 jam


alkohol dari 80 gram biji kapas dengan dan penambahan nutrien 9 gr/It dengan hasil
variasi penambahan nutrient 1 s/d 9 gr/It alkohol 7,35% volume. Kondisi tersebut
pada rentang waktu 12 s/d 96 jam didapat memperlihatkan bahwa kadar alkohol
Pembuatan Etanol dari Biji Kapas (Isni Utami dan Kindriari) 137

semakin besar sesuai dengan bertambahnya fermentasi 72 jam. Hal ini disebabkan karena
waktu fermentasi, tetapi akan mengalami gula yang tersisa sangat sedikit sehingga
penurunan kadar alkohol pada waktu tidak ada lagi yang dapat dikonversi menjadi
fermentasi tertentu. Kadar alkohol alkohol.
mengalami penurunan diatas waktu

Gambar 4.11 : Hubungan antara kadar alkohol terhadap waktu fermentasi pada rentang 12 s/d 96
jam dengan variasi berat nutrient 1 s/d 9 gr/It dengan berat biji kapas 100 gr

Pada percobaan pembuatan alkohol KESIMPULAN DAN SARAN


dan 100 gram biji kapas dengan variasi Kesimpulan
penambahan nutrient 1 s/d 9 gr/lt pada Pada penelitian yang telah dilakukan,
rentang waktu 12 s/d 96 jam didapat kondisi dapat diambil kesimpulan bahwa kondisi
terbaik pada selang waktu 72 jam dan terbaik diperoleh pada penambahan berat
penambahan nutrien 9 gr/lt dengan hasil nutrient 9 gr/lt, berat biji kapas 100 gr
alkohol 7,86% volume. Dan akan mengalami dengan lama fermentasi 72 jam dihasilkan
penurunan pada waktu fermentasi diatas 72 kadar alkohol 7,86 % volume.
jam. keadaan tersebut memperlihatkan bahwa Saran
kadar alkohol semakin besar sesuai dengan Bagi peneliti lain yang akan
bertambahnya waktu. fermentasi, tetapi akan mengembangkan penelitian ini dapat
mengalami penurunan pada waktu fermentasi mencoba menggunakan jenis bakteri yang
tertentu. berbeda, atau dengan menggunakan peubah
Pembahasan pembuatan starter waktu yang berbeda dan juga dicoba dengan
Bahwa dalam penelitian ini, starter menggunakan proses hidrolisa enzim.
yang ditambahkan pada waktu proses
fermentasi yang akan dikerjakan terlalu
banyak (berlebih), hal ini menyebabkan
kadar gula hasil hidrolisa lebih rendah dari
pada sisa kadar gula setelah proses
fermentasi. Semakin sedikit sisa kadar gula
yang diperoleh maka semakin banyak kadar
alkohol yang didapat.
Pembuatan
138 Etanol dari Biji Kapas (Isni Utami
Jurnal dan Kindriari)
Penelitian 138
Ilmu Teknik Vol.8, No.2 Desember 2008 : 129-138

DAFTAR PUSTAKA

Aak, 1988, Bertanam Kapas, Penerbit


Kanisius.
Agblevor. Foster A., 2003, Conposition
and Ethanol Production
Potention Of Cotton Gin
Residues, Journal.
BPPI, 1990, Pembudidayaan tanaman
pisang, Surabaya.
Demirbas. Ayhan, 2003. Bioethanol From
Cellulosic materials:A Renewable
Motor Fuel from Biomas, Journal
Groggins P. H., 1958. Unit Processes In
Organic Synthesis. McGraw-Hill
International Book Company.
Jeoh. Tina, 1998, Steam Explosion of
cotton Gin Waste For Fuel
Ethanol Production, Journal.
Keyes, Donald B., Faith W. L., Clark
Ronald L., 1961, Industrial
Chemical, John Wiley and Son.
Kirk-Othnmer, Encyclopedia of Chemical
Technology, 2nd Edition, Vol 8.
McKetta. Jhon J. Encyclopedia of
Chemical Processing and Design,
Vol 12.
Prescott. Samuel cate, Dunn. Cecil
Gordon, 1959, Industrial
Microbiology, 3 rd Edition
Said. E. Gumbira, 1987, Bioindustri
Penerapan Teknologi Fermentasi,
ed. 1, Mediyatama Sarana Perkasa.
Sudarmaji, S, Hariyono. B dan Suhardi,
1984, Prosedur Analisa untuk
Bahan Makanan Dan Pertanian,
Edisi 3, Liberty, Yogyakarta
Unus suriawiria, Pengantar Mikrobiologi
Umum, Penerbit Angkasa
Bandung.

Anda mungkin juga menyukai