Jl. Srijaya Negara, Bukit Besar, Kota Palembang, Sumatera Selatan30139 Telepon:+6285366985838/Fax:+62711355918
e-mail : saputra.angga1232@gmail.com
ABSTRACT
Ethanol can be produced using bagasse as raw material through the Organosolv process with dilute acid hydrolysis,
thereby increasing ethanol production with the same area of sugarcane cultivation. Bioethanol production from
sugarcane is discussed as an alternative energy source to reduce regional economic dependence on fossil fuels.
Although the production of bioethanol from sugarcane is considered a profitable and cost-effective greenhouse gas
(GHG) mitigation strategy. There are efforts worldwide to make the use of lignocellulosic biomass economically
viable for biofuel production. In the sugarcane industry, sugarcane juice (sucrose) is fermented for the production of
bioethanol. Bagasse is used as fuel in cogeneration systems, to generate steam and electric power to factories, and
excess electricity can be sent to the grid. Sugarcane bagasse hydrolysis to produce second generation ethanol poses a
challenge: how much bagasse can be diverted, because the process must continue to be done independently
Tabel 3. Fermentasi hidrolisat ampas tebu. SCB telah terbukti menjadi bahan baku yang
layak untuk produksi etanol bahan bakar karena kandungan ligninnya yang relatif rendah dan produksi gula yang tinggi
Sebelum
dengan Metode
perlakuan kondisi
awal yang tepat. Has terbaru dalam produksi etanol bahan bakar menggunakan ampas
Beberapa kemajuan
Perawatan detokside
tebu melaporkan hasil alkohol hingga 48% (% b/b il gula pereduksi) (lihat Tabel 3). Hernandez-Salas dkk. (2009) telah
Awal mikoorga
melakukan praperlakuan terhadap seluruh SCB dan etafraksi yang berbeda dengan asam encer (HCl) dan praperlakuan basa
nismeterpilih difermentasi dengan
(NaOH). Hidrolisat nolstrain nonrekombinan dari S. cerevisiae dan rendemen alkohol
maksimum melalui fermentasi (32,6%) diperoleh dari hidrolisat ampas tebu yang dipisahkan dari ampas tebu. Hasil untuk
Hidrolisis Elektrodia Fermentasi batch 34
pecahan lain ditunjukkan padaTabel 3. Di sisi lain, menggunakan Pachysolen tannophilus DW06 untuk fermentasi
asam lisis di 30 °C selama
hidrolisat SCB yang diperoleh dari pretreatment asam (H2SO4) dan didetoksifikasi dengan elektrodialisis, dimungkinkan
dengan 14 jam dengan
untuk memperoleh hasil etanol 34% (Cheng dkk., 2008). Hasil yang lebih tinggi diperoleh dengan Chandel dkk. (2007)
(H2SO4) pH 5.
dengan C. shehatae NCIM 3501 memfermentasi hidrolisat SCB yang diperoleh dengan perlakuan awal asam encer (HCl)
Tanpa yangFermentasi
dan metode detoksifikasi berbeda: 48%
batch
detoksifik di 30 °C selama 0.0
asi 3
14 jam dengan
pH 5
Ampas Jenis distilasi proses Dua konfigurasi untuk kolom distilasi Dias dkk. (2009)
tebu yaitu Organosolv dipertimbangkan, yaitu, kolom
konvensional dengan hidrolisis distilasi konvensional (tekanan
dan efek ganda asam encer tunggal) dan efek ganda. Ditunjukkan
bahwa 76% ampas tebu yang
dihasilkan di pabrik tersedia untuk
hidrolisis bila sistem distilasi
konvensional digunakan, sedangkan
90% tersedia dalam distilasi efek
ganda. Dalam kasus pertama, jumlah
102,5 L etanol anhidrat per ton tebu
dan 33,0 kWh/t tebu diperoleh,
sedangkan dalam kasus kedua angka
105,7 L/t dan 13,5 kWh/t dicapai
untuk parameter ini, masing-masing.
Jadi, pada kasus pertama terjadi
peningkatan sebesar 22,5% pada
produksi etanol
Ampas Jenis meto dan Metode Hasil yang lebih tinggi diperoleh Cardona dkk (2010)
tebu penggunaan ofermentasi; SSF, dengan C. shehatae NCIM 3501
mikroorganisme sakarifikasi dan memfermentasi hidrolisat SCB yang
fermentasi diperoleh dengan perlakuan awal
simultan; SSCF, asam encer (HCl) dan metode
sakarifikasi detoksifikasi yang berbeda: 48%
simultan dan
fermentasi
bersama.)
4. KESIMPULAN
untuk menggunakan produk turunan dari biji kopi
Berdasarkan data perbandingan dari keempat di tingkat petani. Memperluas produksi bioetanol
penelitian di atas, dapat diambil kesimpulan sebagai dapat memerlukan pengalihan lahan pertanian
berikut : yang berharga dari memproduksi tanaman
1. Penelitian yang dilakukan oleh Dias dkk. 2009 berkadar gula tinggi ini.
menghasilkan hasil yang optimum untuk produksi
etanol berbahan dasar ampas tebu dengan metode
yang digunakan yaitu proses Organosolv dengan
hidrolisis asam encer
2. Produksi etanol dari ampas tebu merupakan
temuan penting yang dapat menjadi cara yang
berharga
DAFTAR PUSTAKA