TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Etanol
Etanol disebut juga etil alkohol, alkohol murni, alkohol absolut,yaitu sejenis cairan yang
mudah menguap, mudah terbakar, tak berwarna, dan merupakan alkohol yang paling sering
digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Etanol termasuk ke dalam alkohol rantai tunggal,
dengan rumus kimia C2H5OH. Etanol memiliki sifat fisik dan kimia, diantaranya seperti
ditunjukkan pada tabel 2.1 sebagai berikut. (yuni nainggolan.2012.etanol)
(http://yuninainggolan.wordpress.com/2012/07/18/etanol/)
Tabel 2.1 Sifat Fisika dan Kimia Etanol
Etanol dapat diproduksi secara komersial dengan dua cara, yaitu secara petrokimia
dengan hidrasi etilen dan secara biologis dengan fermentasi.
a. Hidrasi Etilen
Ada dua cara untuk mensintesis etanol dari etilen. Cara pertama adalah indirecthydration process yang pertama kali dikembangkan oleh Union Carbide Corporation,
Amerika Serikat, pada 1930 (Kirk dan Othmer, 1980).
Cara kedua adalah direct-hydration process yang pertama kali digunakan oleh Shell Chemical
Corporation, Houston, Texas, pada 1948 (McKetta,1983).
(Adam K. Rianto dan Anggreni Junita.2013.Perancangan Pabrik Etanol)
b. Fermentasi
Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik (tanpa
oksigen). Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi anaerobik, akan tetapi,
terdapat definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi dalam
lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor elektron eksternal.
Gula adalah bahan yang umum dalam fermentasi. Beberapa contoh hasil fermentasi
adalah etanol, asam laktat, dan hidrogen. Akan tetapi beberapa komponen lain dapat juga
dihasilkan dari fermentasi seperti asam butirat dan aseton. Ragi dikenal sebagai bahan yang
umum digunakan dalam fermentasi untuk menghasilkan etanol dalam bir, anggur dan
minuman beralkohol lainnya. Respirasi anaerobik dalam otot mamalia selama kerja yang
keras (yang tidak memiliki akseptor elektron eksternal), dapat dikategorikan sebagai bentuk
fermentasi yang mengasilkan asam laktat sebagai produk sampingannya. Akumulasi asam
laktat inilah yang berperan dalam menyebabkan rasa kelelahan pada otot.
Fermentasi ada tiga jenis, yaitu :
1. Fermentasi alkohol
Fermentasi alkohol merupakan suatu reaksi pengubahan glukosa menjadi etanol (etil
alkohol) dan karbon dioksida. Organisme yang paling umum berperan yaitu Saccharomyces
cerevisiae (ragi) untuk pembuatan tape, roti atau minuman keras. Reaksi Kimia:
tersebut akan hilang. Tingkat keasaman sangat berpengaruh dalam perkembangan bakteri.
Kondisi keasaman yang baik untuk bakteri adalah 4,5-5,5.
b. Mikroba
Fermentasi biasanya dilakukan dengan kultur murni yang dihasilkan dilaboratorium. Kultur
ini dapat disimpan dalam keadaan kering atau dibekukan.
c. Suhu
Suhu fermentasi sangat menentukan macam mikroba yang dominan selama fermentasi. Tiaptiap mikroorganisme memiliki suhu pertumbuhan yang maksimal, suhu pertumbuhan
minimal, dan suhu optimal yaitu suhu yang memberikan terbaik dan perbanyakan diri
tercepat.
d. Oksigen
Udara atau oksigen selama fermentasi harus diatur sebaik mungkin untuk memperbanyak atau
menghambat pertumbuhan mikroba tertentu. Setiap mikroba membutuhkan oksigen yang
berbeda jumlahnya untuk pertmbuhan atau membentuk sel-sel baru dan untuk fermentasi.
Misalnya ragi roti (Saccharomycess cereviseae) akan tumbuh lebih baik dalam keadaan
aerobik, tetapi keduannya akan melakukan fermentasi terhadap gula jauh lebih cepat dengan
keadaan anaerobik.
e. Waktu
Laju perbanyakan bakteri berfariasi menurut spesies dan kondisi pertumbuhannya. Pada
kondisi optimal, bakteri akan membelah sekali setiap 20 menit. Untuk beberapa bakteri
memilih waktu generasi yaitu selang waktu antara pembelahan, dapat dicapai selama 20
menit. Jika waktu generasinya 20 menit pada kondisi yang cocok sebuah sel dapat
menghasilkan beberapa juta sel selama 7 jam. (Ratna Juwita.2012. STUDI PRODUKSI
ALKOHOL DARI TETES TEBU (Saccharum officinarum L) SELAMA PROSES
FERMENTASI)
Produksi etanol dengan cara fermentasi bisa diproduksi dari 4 macam karbohidrat, yaitu :
1. Bahan-bahan yang mengandung gula atau disebut juga substansi sakharin yang rasanya
manis, seperti misalnya gula tebu, gula bit, molase (tetes), macammacam sari buahbuahan dan lain-lain. Molase mengandung 50-55% gula yang dapat difermentasi, yang
terdiri dari atas 69% sakhrosa dan 30% gula inversi.
2. Bahan yang mengandung pati misalnya: padi-padian, jagung, gandum, kentang sorgum,
malt, barlrey, ubi kayu dan lain-lain.
3. Bahan-bahan yang mengandung selulosa, misalnya: kayu, cairan buangan pabrik pulp
dan kertas (waste sulfire liquor).
4. Gas-gas hidrokarbon
Dalam proses fermentasi alkohol digunakan ragi. Ragi ini dapat mengubah glukosa
menjadi alkohol dan gas CO2. Ragi merupakan mikroorganisme bersel satu, tidak
berklorofil
dan
termasuk
golongan
eumycetes.
(Ratna
Juwita.2012.
STUDI
ketersediaan
sumber-sumber
karbon
dan
nitrogen
yang
akan
digunakan
oleh
ketersediaan zat gizi khusus tertentu yang merupakan persyaratan karakteristik bagi
mikroorganisme tertentu untuk tumbuh dengan baik,
Ebookpangan.com, 2006)
Spesies
Clostridium acetobutylicum
Kelebihan
Untuk proses fermentasi
Kegunaan
Fermentasi aseton,
butanol, isopropanol
Fermentasi aseton,
butanol, isopropanol
Bakteri
Amylomyces rouxii
beras ketan
Sebagai fermentasi
Chlamidomucor Sp.
Saccharomyces Sp.
Khamir
cairan aren
Saccharomyces cerevisiae
(top yeast)
Saccharomyces
carlesbergensis
(bottom yeast)
Saccharomycopsis fibuliger
Saccharomyces carbajaii
Saccharomyces sake
Zygosaccharomyces soja B
Zygosaccharomyces mellacei
Jamur
beras ketan
Sebagai fermentasi
Jorgenson
Schizosaccharomyces pombe.
Rhizopus Sp.
Sebagai fermentasi
ketela pohon
Golongan
Spesies
Kelebihan
Kegunaan
Aspergillus onzae
(Sumber: http://n4n1k.tripod.com/mikrobia/id4.html diakses pada 14 oktober 2014)
mempunyai 3 lapisan, yaitu lapisan dalam alkali in-soluble (30-35%), lapisan tengah alkalisoluble a glukan (20-22%), serta lapisan luar adalah glikoprotein(30%) yaitu suatu karbohidrat
yang tersusun dari manan yang terfosforilasi.
Saccahromyses Cerevisiae bersifat fakultatif anaerobik mengandung 68-83% air,
nitrogen, karbohidrat, lipid, vitamin, mineral dan 2,5-14% kadar N total. Cara hidupnya
kosmopolitan dan mudah dijumpai pada permukaan buah-buahan, nektar bunga dan dalam cairan
yang mengandung gula, namun ada pula yang ditemukan pada tanah dan serangga. Selain
kosmopolitan, S. Cerevisiae ini dapat pula hidup secara saprofit maupun bersimbiosis.
2.4.1 Taksonomi
Taksonomi adalah ilmu yang mengkaji tantang klasifikasi biologis, agar dapat lebih
mudah dalammemahami dan mengenali keberagaman organisme dalam penataan hirarki tanpa
tumpang tindih8. Taksonomi daripada S.Cerevisiae adalah sebagai berikut7:
2.4.2
Kingdom
: Fungi
Division
: Ascomycota
Class
: Ascomycetes
Ordo
: Saccharomycetales
Familia
: Saccharomycetaceae
Genus
: Saccharomyces
Species
: Saccharomyces cerevisiae
Komposisi
Komposisi kimia S. cerevisiae terdiri atas : protein kasar 50-52%, karbohidrat ; 30-37%;
Jumlah (%)
Abu
Asam Nukleat
Lemak
Nitrogen
5,0-9,5
6,0-12,0
2,0-6,0
7,5-8,5
Jumlah (%)
4,1-4,8
4,6-5,3
7,7-7,8
7,0-7,8
1,6-1,7
0,9
4,8-54
1,1-1,3
5,3-5,8
S. cerevisiae mempunyai beberapa enzim yang mempunyai fungsi penting yaitu intervase,
peptidase dan zimase . Enzim peptidase mempunyai 96 gen dan yang homolog inaktif sebanyak
32.
2.4.3
Cara Reproduksi
Saccharomyces cerevisiae dapat berkembang biak secara seksual dan aseksual.
Perkembangbiakan aseksual diawali dengan menonjolnya dinding sel ke luar membentuk tunas
kecil. Tonjolan membesar dan sitoplasma mengalir ke dalamnya, sehingga sel menyempit pada
bagian dasarnya. Selanjutnya nucleus dalam sel induk membelah secara mitosis dan satu anak
inti bergerak ke dalam tunas tadi. Sel anak kemudian memisahkan diri dari induknya atau
membentuk tunas lagi hingga membentuk koloni. Dalam keadaan optimum satu sel dapat
membentuk koloni dengan 20 kuncup.
Perkembangbiakan seksual terjadi jika keadaan lingkungan tidak menguntungkan. Pada
prosesnya, sel Saccharomyces cerevisiae berfungsi sebagai askus. Nukleus nya yang diploid
(2n) membelah secara meiosis, membentuk empat sel haploid (n). Inti-inti haploid tersebut akan
dilindungi oleh dinding sel sehingga mem-bentuk askospora haploid (n). Dengan perlindungan
ini askospora lebih tahan terhadap lingkungan buruk. Selanjutnya, empat askospora akan tumbuh
dan menekan dinding askus hingga pecah, akhirnya spora menyebar. Jika spora jatuh pada
tempat yang sesuai, sel-sel baru akan tumbuh membentuk tunas, sebagaimana terjadi pada fase
aseksual. Dengan demikian Saccharomyces cerevisiae mengalami fase diploid (2n) dan fase
haploid (n) dalam daur hidupnya.
2.4.4
Pemanfaatan
Spesies khamir yang paling umum digunakan dalam industri makanan adalah S. cerevisiae,
misalnya dalam pembuatan roti dan produksi minuman beralkohol (bir dan anggur) 10. Selain
digunakan dalam industri makanan manusia, S. cerevisiae jg bisa dimanfaatkan sebagai probiotik
makanan
ternak.
(Putri,dkk.2012.Khamir/Yeast
Saccharomyces
cerevisiae)
(http://teenagerssukses.blogspot.com/2012/04/saccharomyces-cerevisiae.html)
Immobilized cell adalah teknik penambatan sel di dalam suatu media penambat.
Imobilisasi sel mikroba memiliki keuntungan teknis dan ekonomis tertentu atas sistem sel bebas.
Imobilisasi sel untuk fermentasi telah dikembangkan untuk menghilangkan hambatan yang
disebabkan oleh konsentrasi tinggi dari substrat dan produk, juga untuk meningkatkan
produktivitas dan hasil produksi etanol (Williams and Munnecke, 1981; Sakurai et al., 2000;
Kourkoutas et al., 2004; Strehaiano et al., 2006; Baptista et al., 2006) .
Bioprocessing for Value-Added Products from Renewable Resources: New Technologies and
Applications-edited by Shang-Tian Yang, 2007
2.7.1
Stirred-tank Fermentor
Di dalam Laboratorium, sel biasanya dibudidayakan di dalam labu Erlenmeyer di atas
shaker. Pengocokan lembut pada labu Erlenmeyer tersebut efektif untuk menunda sel
menambahkan oksigenasi pada permukaan cairan, juga untuk membantu transfer massa nutrien
tanpa membahayakan struktur sel.
Untuk operasi skala besar, stirred-tank fermentor adalah yang paling banyak digunakan di
industri fermentasi. Fermentor ini dapat dioperasikan dalam keadaan fermentasi anaerobik dan
aerobik. Intensitas pengadukan dapat divariasikan dengan memilih impeler dan kecepatan
pengadukan yang sesuai. Pengadukan mekanik dan aerasi efektif untuk oksigenasi sel,
pencampuran, dan perpindahan panas. Fermentor ini juga digunakan untuk larutan dengan
viskositas tinggi.
Kelemahan stirred-tank fermentor adalah akibat dari kelebihannya sendiri. Agitator sangat
efektif di dalam pencampuran, namun membutuhkan konsumsi power yang besar pula. Selain itu
pemilihan tipe dan ukuran impeler juga harus sesuai agar proses pencampuran tidak terganggu.
2.7.2
Column Fermentor
Fermentor yang paling sederhana adalah bubble column fermentor (atau disebut juga
tower fermentor). Pada umumnya fermentor ini berbentuk silinder panjang dengan perangkat
sparging dibawahnya. Isian fermentor tercampur oleh bubble yang juga mengandung Oksigen
yang dibutuhkan oleh sel.
Karena tidak memiliki bagian bergerak di dalamnya, efisiensi energi fermentor ini lebih
hemat terhadap jumlah transfer oksigen per unit energi yang masuk. Sel yang menetap membuat
konsentrasi sel yang tinggi dapat dipertahankan di bagian bawah kolom tanpa perangkat
pemisah. Sayangnya, bubble column fermentor terbatas untuk fermentasi anaerobik dan bubble
yang ada mungkin tidak memberikan pencampuran yang cukup untuk pertumbuhan optimal sel.
Saat konsentrasi sel di dalam fermentor tinggi, disarankan menaikkan laju alir udara untuk
mempertahankan suspensi sel dan pencampuran. Tetapi menaikkan laju alir udara dapat
menyebabkan foaming yang berlebihan dan penumpukan bubble di fermentor yang dapat
menyebabkan penurunan produktivitas fermentor.