Anda di halaman 1dari 5

Produksi Bioetanol Dari Bonggol Jagung Melalui Proses Hidrolisa Selulosa … (I.

Riwayati)

PRODUKSI BIOETANOL DARI


BONGGOL JAGUNG MELALUI PROSES
HIDROLISA SELULOSA SECARA
ENZYMATIS MENGGUNAKAN
TRICHORDEMA REESEI
Penggunaan bahan bakar dari fosil meningkatkan jumlah karbondioksida
I. Riwayati diudara yang pada akhirnya dapat meningkatkan suhu dipermukaan bumi .
e-mail: riway79@yahoo.com Disamping itu ketersediaan bahan bakar fosil yang tidak dapat diperbaharui
menyebabkan dicarinya alternative bahan bakar yang lebih ramah
I. Hartati lingkungan dan dapat diperbaharui . Salah satu bahan bakar tersebut adalah
e-mail: indah_hartati@yahoo.com bioetanol . Bioetanol dapat dibuat dari berbagai sumber bahan baku .
L. Kurniasari Secara garis besar bahan baku bioetanol dapat diperoleh dari bagian-
e-mail: laeli_kurniasari@yahoo.co.id bagian tumbuhan ,salah satunya adalah biomasa bersellulosa seperti
bonggol jagung . Bonggol jagung sampai saat ini menjadi limbah pertanian
R. D. Ratnani dan dipergunakan hanya sebagai bahan bakar untuk pemanfaatannya.
e-mail : Ratnani_unwahas@yahoo.com Bonggol jagung ini mengandung selulosa yang merupakan suatu bentuk
karbohidrat komplek . Untuk dapat difermentasikan menjadi etanol, maka
Laboratorium Proses Kimia selulosa ini harus dipecah terlebih dulu menjadi karbohidrat sederhana yang
Jurusan Teknik Kimia disebut glukosa . Proses pemecahan ini disebut sebagai hidrolisa . Hidrolisa
Fakultas Teknik dapat dilakukan dengan cara kimia ataupun enzimatis. Pada percobaan ini
Universitas Wahid Hasyim dilakukan pemecahan selulosa yang ada pada bonggol jagung dengan enzim
Semarang selulase yang dihasilkan dari Trichordema reseei. Tahap pertama dari
Jl Menoreh Tengah X/22 percobaan adalah menentukan variabel yang berpengaruh dalam proses dan
Semarang
tahap selanjutnya adalah melakukan optimasi terhadap variabel
berpengaruh yang diperoleh dari tahap pertama percobaan. Dari hasil
percobaan tahap pertama diperoleh variabel yang berpengaruh adalah pH
dan rasio substrat-enzim . Sedangkan hasil optimasi pada percobaan
selanjutnya diperoleh kondisi optimum dari percobaan adalah pada pH = 4
dan rasio substrat-enzim = 1 : 1,5 dengan kadar glukosa sebesar 18,001 %.

Kata Kunci : Bonggol jagung , hidrolisa enzimatis , Trichordema resei

Pendahuluan Tabel 1. Komposisi kimia berbagai biomassa


Saat ini etanol diproduksi dari tetes tebu
maupun dari jagung. Biomassa berselulosa merupakan Biomassa Selulosa(% Lignin (%
sumber daya alam yang berlimpah dan murah yang b/b) b/b)
memiliki potensi mendukung produksi komersial Kayu spruce 41.9 27.1
industri bahan bakar seperti etanol dan butanol. Kayu poplar 49.9 18.1
Biomassa berselulosa diantaranya diperoleh Kayu pine 37.7 27.5
dari limbah pertanian, limbah perkebunan, limbah Jerami gandum 38.2 23.4
kehutanan, limbah padat kertas dan beberapa limbah Bonggol jagung 36.4 16.6
industri. Penelitian mengenai hidrolisa biomassa Switchgrass 31.0 17.6
secara enzymatis telah dilakukan oleh beberapa
peneliti, diantaranya hidrolisa berbahan baku limbah Biomassa berselulosa terbentuk dari tiga
kayu softwood (Wamgren, 2003), jerami gandum komponen utama yakni selulosa, hemiselulosa dan
(Shcmitd, 1998) dan pinus (Manzanares, 2003). Yield lignin. Beberapa varietas fungi dan bakteri dapat
yang diperoleh dari hidrolisa biomassa terutama mendegradasi lignoselulosa dengan memanfaatkan
dipengaruhi oleh jenis bahan baku (Palonen, 2004). enzyme oksidatif dan enzym hidrolitik (Erikson dkk,
Perbandingan komposisi kimia beberapa 1990). Selulosa merupakan komponen utama yang
biomassa disajikan pada Tabel 1 berikut. terkandung dalam dinding sel tumbuhan dan
mendominasi hingga 50% berat kering tumbuhan.

1
Momentum, Vol. 5, No. 2, Oktober 2009 : 1 - 5

Dilute Acid Hydrolysis (DAH) merupakan glucose residues are rotated by 180 relative to each
tehnologi tertua yang digunakan untuk menghidrolisa other, sehingga unit berulang pada rantai selulosa
selulosa. Proses DAH melibatkan larutan asam sulfat merupakan unit sellobiose. Derajat polimerisasi (DP)
1% dalam reaktor kontinyu yang beroperasi pada suhu rata-rata selulosa pada tumbuh-tumbuhan bervariasi
tinggi, 2500C. Konversi dari proses tersebut hanya 50 antara 7000-15000 unit glukosa, tergantung pada
%. Concentrated Acid Hydrolysis menggunakan asam sumber biomassanya (Fengel and Wegener, 1983).
sulfat konsentrat dan dilanjutkan dengan pelarutan
dalam air untuk melarutkan dan menghidrolisa
selulosa menjadi gula. Proses Saccharifikasi biomassa
berselulosa menggunakan asam pada suhu tinggi
maupun suhu rendah telah lama dipelajari dan Gambar 1. Struktur Kimia Selulosa
dilakukan oleh beberapa peneliti (Bjerr dkk, 1996;
Grohmann, 1985). Selulosa
Hidrolisa selulosa secara enzimatis memiliki Secara alami, beberapa macam
potensi untuk meningkatkan efisiensi, konversi dan mikroorganisme dan mekanisme enzimatik terlibat
produktifitas. Hidrolisa selulosa secara enzimatis dalam degradasi lignoselulosa yang sempurna.
memiliki beberapa keuntungan, yakni: Struktur dari lignoselulosa menghambat degradasi
1. Konversi lebih tinggi baik secara enzimatis maupun secara kimia. Bahkan
2. Menghasilkan produk samping yang minimal dalam hidrolisa selulosa murni secara enzimatis terjadi
3. Kebutuhan energi lebih rendah penurunan laju hidrolisa. Penurunan laju hidrolisa
4. Kondisi operasi yang lebih rendah tersebut disebabkan karena inhibisi produk akhir,
Degradasi enzymatis biomassa berselulosa deplesi oleh bagian yang dapat terdegradasi, inaktivasi
melibatkan beberapa enzyme yang berbeda. Enzyme enzim dan terjebanya celulases dalam pori-pori
yang disekresi dari filamentous fungi Trichordema selulosa (Valjamae, 2002).
reseei dapat mengkonversi biomassa menjadi gula
(Hayn,1993). Hidrolisa Enzimatis oleh Trichordema reesei
Trichordema reesei merupakan suatu
Perumusan Masalah filamenteus fungi yang dapat mendegradasi material
Hidrolisa sellulosa secara enzymatis dari tumbuhan dalam lingkungan alaminya. Enzim
dipengaruhi beberapa variable yakni rasio enzym- hidrolitik dari Trichordema reesei dapat dengan
substrat, rasio bonggol jagung-air, temperatur, pH efisien mendegradasi selulosa dan hemiselulosa
reaksi dan waktu reaksi. Dengan menggunakan menjadi gula sederhana.
metode factorial design, variabel yang paling
berpengaruh terhadap proses hidrolisa dapat diketahui, Metode Penelitian
sehingga setelah variabel berpengaruh diketahui. Bahan
Optimasi terhadap variabel proses dapat dilakukan Bahan utama untuk penelitian berupa
untuk mendapatkan kondisi optimum proses. Proses bonggol jagung diperoleh dari area penghasil jagung
pretreatment terhadap biomassa akan dijadikan tetapan di Kecamatan Gunungpati. Bahan-bahan kimia untuk
yakni proses hot water. keperluan analisa diperoleh dari PT. Bratachem
Semarang. Bahan-bahan kimia tersebut adalah:
Tinjauan Pustaka 1. Buffer acetate
Komposisi kimia bonggol jagung dibedakan 2. Trichordema reesei
menjadi dua yakni karbohidrat dan komponen non 3. Cellulase
karbohidrat. Selulosa merupakan komponen utama 4. Bovin serum albumin
pada sel tumbuhan yang mendominasi sekitar 36% 5. Benedict reagent
berat kering bonggol jagung. 6. Demin Water
Selulosa 7. Asam Sulfat
Selulosa seringkali diasosiasikan dengan
hemiselulosa dan lignin. Isolasi selulosa memerlukan Alat
perlakuan kimiawi yang intensif dan spesifik. Selulosa Beberapa alat yang digunakan untuk
terdiri dari unit-unit monomer D-glucopyranose yang percobaan dan sebagai pendukung terutama untuk
terikat oleh ikatan B-1-4 glukosidik. The successive keperluan analisa adalah:

2
Produksi Bioetanol Dari Bonggol Jagung Melalui Proses Hidrolisa Selulosa … (I. Riwayati)

1. Fluidised Sand Bath Reactor akan dilakukan terhadap variabel paling


2. Digester berpengaruh.Variabel percobaan diperoleh dengan
3. Buret, dengan volume 10 ml dan skala 0,02 membuat interval terhadap variabel paling
4. Piknometer, dengan volume 5 ml berpengaruh yang telah ditentukan dari tahap
5. Erlenmeyer, dengan volume 250 ml penentuan variabel berpengaruh.
6. Pipet volum, dengan volume 10 ml
7. Beaker glass , dengan volume 500 ml dan 100 ml Hasil Dan Pembahasan
8. Gelas ukur, dengan volume 10 ml, skala 0,01 dan Tahap Pertama ( Mencari Faktor yang
volume 25, skala 0,1 Berpengaruh Terhadap Percobaan )
9. Orbital Shaker bath Pada percobaan tahap yang pertama ini
dilakukan dengan enambelas ( 16 ) buah running dan
Tahapan Penelitian variabel empat jenis variabel yang mungkin
Tahap I. Penentuan Variabel Berpengaruh berpengaruh dalam percobaan serta dengan
memberikan suatu batas bawah dan batas atas dari
Variabel Percobaan masing-masing variabel. Keempat jenis varabel serta
Variabel-variabel percobaan dalam reaksi batas atas dan bawah yang digunakan dalam
hidrolisa selulosa secara enzimatis adalah rasio enzim- percobaan dapat dilihat dari tabel berikut :
substrat, rasio bonggol jagung-air, pH reaksi dan Dari percobaan diperoleh data hasil kadar glukosa (%)
waktu reaksi. Batas atas dan batas bawah untuk untuk masing-masing tempuhan . kemudian dilakukan
masing masing variabel disajikan pada Tabel 4. analisa normal probability plot, setelah dilakukan
Adapun tetapan pada percobaan pertama adalah: perhitungan main efek dan perhitungan interaksi. .
Konsentrasi larutan sulfat = 1% Dari respon yang diperoleh dari perhitungan tersebut
Volume buffer = 50 ml dianalisa nilai yang paling signifikan merupakan
Suhu pretreatment = 1400C variabel yang paling berpengaruh terhadap percobaan
Waktu pretreatment = 40 menit A , adalah variabel rasio enzim –substrat ; B : variabel
Waktu preinkubasi = 10 menit rasio limbah jagung-air ; C : variabel pH ; dan D :
variabel waktu . Dari tabel hasil analisa respon
Prosedur Percobaan terhadap variabel dapat dilihat bahwa variabel AC
Bonggol jagung dihancurkan dan digiling mempunyai nilai yang paling signifikan sebesar
kemudian direndam dalam larutan asam sulfat 1% 2,02225 . Dengan demikian dapat diambil suatu
selama satu malam dengan konsentrasi 5% berat. kesimpulan bahwa variabel A ( rasio enzim-substrat )
Slurry hasil perendaman kemudian dimasukkan dan variabel C ( pH ) , merupakan faktor yang paling
kedalam fluidised sand bath reaktor dan dipanaskan berpengaruh dalam percobaan ini.
hingga 1400C selama 40 menit. Slurry hasil Tahap Kedua ( Optimasi dari Variabel yang
pretreatment dihidrolisa dengan rasio enzim-substrat, Berpengaruh pada Percobaan )
dan konsentrasi padatan sesuai variabel dalam 50 ml
larutan buffer acetate. Larutan di preinkubasi pada Tabel 2. Hasil Optimasi pada Variabel yang
suhu 500C didalam air menggunakan orbital shaker Berpengaruh
bath pada 150 rpm selama 10 menit. Enzim rasio pH Kadar
ditambahkan untuk memulai reaksi hidrolisis segera substart - Glukosa
Run
setelah proses aklimatisasi. Sampel diambil untuk enzim %
dianalisa kadar glukosanya setiap 6 jam sekali.
Rancangan proses hidrolisa enzimatis bonggol jagung 1:1 pH=4.
disajikan pada gambar 4. 1 15.294

1 : 1,25 pH=4.
Rancangan Riset 2 16.664
Percobaan direncanakan dengan
menggunakan faktorial design dengan ulangan 2 kali. 3 1 : 1,50 pH=4.
18.001
Tahap II Optimasi Parameter Proses
Tetapan pada proses optimasi sama dengan 1 : 1,75 pH=4.
4 18.076
tetapan pada penentuan variabel berpengaruh
ditambah dengan parameter proses selain variabel
yang paling berpengaruh. Optimasi parameter proses
3
Momentum, Vol. 5, No. 2, Oktober 2009 : 1 - 5

rasio pH Kadar Kesimpulan


substart - Glukosa Dari hasil percobaan dan pembahasan
Run
enzim % didepan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Berdasarkan percobaan pada tahap I ,
1:1 pH=5
diperoleh hasil bahwa variabel yang
5 14.158 berpengaruh terhadap percobaan adalah
variabel pH dan rasio enzim-substrat .
1 : 1,25 pH=5
6 13.425 2. Percobaan pada tahap II , dilakukan optimasi
terhadap variabel pH dan rasio enzim-
7 1 : 1,50 pH=5
15.134 substrat diperoleh kondisi optimum untuk
proses hidrolisa adalah pada pH = 4 dan rasio
1 : 1,75 pH=5 enzim-substrat = 1 : 1, 5 dengan kadar
8 15.420
glukosa yang diperoleh sebesar 18, 001.

Tahap kedua dari percobaan adalah dengan Saran


melakukan optimasi terhadap dua jenis variabel yang Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh ,
berpengaruh hasil analisa dari tahap pertama . maka untuk melakukan proses hidrolisa bonggol
Percobaan tahap dua ini dilakukan dengan delapan ( 8 jagung harus benar-benar dikontrol variabel pH dan
) tempuhan dengan variabel rasio enzim-substrat = 1: rasio substrat –enzim serta kondisi optimum pada pH
1 ; 1: 1,25 ; 1: 50 dan 1 : 1,75 . Hasil kadar glukosa = dan rasio substrat –enzimnya.
pada masing-masing tempuhan dapat dilihat pada
tabel berikut : Daftar Pustaka
Dari tabel dapat dilihat untuk variabel pH = 4 , Bjerre AB, Olesen AB, 1996,Pretreatment of Wheat
prosentase glukosa yang diperoleh semakin tinggi Straw Using Combined Wet Oxidation and
dengan semakin tingginya rasio enzim-substrat yang Alkaline Hydrolysis Resulting in Convertible
dipergunakan dalam percobaan . tetapi untuk Cellulose and Hemicellulose, Biotechnol
perubahan rasio enzim-substrat dari 1 : 1,50 dan 1 : Bioeng 49
1,75 menunjukan hasil kenaikan prosentase glukosa Bin yang, Wyman. E, 2005, ” BSA Treatment to
yang sangat sedikit . Prosentase kadar glukosa Enhance Enzymatic Hydrolisis of Cellulose in
maksimum untuk pH = 4 diperoleh dengan rasio Lignin Containing Substrat” Biotechnology and
enzim-substrat sebesar 1 : 1,75 sebesar 18,076 %. Bioengineering Journal Vol 94 No 4 jully
Untuk pH =5 , dan rasio ensim-substrat sama dengan Willey Interscience
yang dipergunakan pada pH = 4 menunjukan Erickson K, 1990” Microbial and Enzymatic
kecenderungan yang sama juga . Semakin tinggi rasio Degradation of Wood” Springer Berlin
enzim-substrat yang dipergunakan , maka akan Glasneer David, 1999, ” Corn Stover Potential” ASHS
semakin tinggi pula prosentase hasil yang diperoleh . Press, Alexandria ,VA
Pada pH = 5 , prosentase maksimum diperoleh dengan Grohman K, Torget R, 1985, „Optimization of Dilute
rasio enzim-substrat = 1 : 1,75 dengan hasil glukosa Acid Pretreatment of Biomass”,
sebesar 15,420 %. Biotechnol.Bioeng.15
Dari variabel pH dan rasio enzim-substrat dapat Hayn,M., Steiner W.,1993 ,” Basic Research and Pilot
diperoleh kondisi optimum untuk percobaan ini adalah Studies on the Enzymatic Conversion of
pada pH = 4 dan rasio enzim-substrat = 1 : 1,5 . Pada Lignocellulosic”, Bioconversion of Forest and
rasio enzim-substrat yang lebih tinggi dari ini Agricultural Plant Residues, Wallington, UK.
menunjukan kenaikan prosentase kadar glukosa yang Johanessen R, 1991, “Energy Efficiency and
tidak banyak , sehingga dapat ditentukan bahwa Environmental News Alcohol Production from
penambahan rasio yang lebih tinggi lagi tidak akan Biomass” , Florida Energy Extension news
banyak menaikan hasil .Oleh karena itu kondisi Ladish, M.R, Zeng M, 2005,” Microscopic
optimum adalah pada pH = 4 dan rasio enzim-substrat Examination of Changes of Plant Cell Structure
= 1 : 1,5. in Lignocellulosic Material Due to Hot Water
Treatment and Enzymatic Hydrolisis”

4
Produksi Bioetanol Dari Bonggol Jagung Melalui Proses Hidrolisa Selulosa … (I. Riwayati)

Lynd L.R., 1996, “Overview and Evaluation of fuel Wingren A, Galbe M., 2003 “ Techno Evaluation of
Ethanol from Cellulosic biomass” Annu Rev Producing Etanol From Softwood” Biotechnol
energy Environment Journal.
Media Pertanian; 2003, “ Pengembangan Jagung Wyman CE,2002, “Potential Synergies and
Hibrida Terbuka Lebar”, Situs Hijau Media Challenges in Refining Cellulosic Biomass to
Pertanian Online. Fuels” Biotechnol Progress.
Palonen,H.,Tjerneld,F.,2004, Adsorbtion of purified Zanin,G.M., 2005, “Determination of Inhibition in the
Trichordema reseei cellulases and their Enzymatic Hydrolysis of Cellobiose Using
catalytic domain to steam pretreatment Hybrid Neural Modelling” Brazillian Journal of
softwood and isolated lignin, J Biotechnology Chemical Engineering Vol 22
107
Schmidt AS,1998, ”Optimization of Wet Oxidation
Pretreatment of Wheat Straw” Biores.Technol .

Anda mungkin juga menyukai