com
Abstrak
Bioetanol merupakan sumber energi alternatif pengganti bahan bakar fosil yang dapat
dihasilkan dari limbah pertanian seperti jerami padi. Proses fermentasi dapat membantu
menghidrolisis senyawa lignoselulosa dalam jerami padi menjadi gula sederhana dan
mengubahnya menjadi bioetanol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu
fermentasi dan jumlah ekstrak enzim selulase intraseluler dari batang jamur tiram terhadap
konsentrasi bioetanol yang dihasilkan. Metode yang digunakan dalam produksi bioetanol
adalah Simultaneous Saccharification and Fermentation (SSF). Bioetanol yang dihasilkan
kemudian dianalisis dengan kromatografi gas dan spektrofotometer UV-Vis. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa konsentrasi bioetanol tertinggi yaitu 14,52% diperoleh pada waktu
fermentasi 10 hari dan jumlah ekstrak enzim selulase sebanyak 25 mL.
Abstrak
Bioetanol merupakan salah satu sumber energi alternatif pengganti bahan bakar fosil
yang dapat dihasilkan dari limbah pertanian seperti jerami padi. Proses fermentasi
dapat membantu menghidrolisis senyawaan lignoselulosa dalam jerami padi gula-
gula sederhana dan mengubahnya menjadi bioetanol. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh waktu fermentasi dan jumlah ekstrak enzim selulase
intraseluler dari batang jamur tiram terhadap kadar bietanol yang dihasilkan. Metode
yang digunakan dalam pembuatan bioethanol ini adalahSakarifikasi dan Fermentasi
Simultan (SSF). Bioetanol yang dihasilkan selanjutnya dianalisis dengan gas
kromatografi dan spektrofotometer UV-Vis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kadar bioetanol yang tertinggi adalah 14,52% yang diperoleh pada waktu fermentasi
10 hari dan jumlah ekstrak enzim selulase sebanyak 25 mL.
hanya digunakan untuk pakan ternak dan dengan menggunakan enzim dalam proses
polutan yang dapat merusak lingkungan 2000). Keuntungan hidrolisis dengan enzim
dan menyumbang gas rumah kaca. antara lain mengurangi penggunaan asam
kandungan selulosa yang tinggi yaitu untuk mengubah glukosa menjadi etanol.
yang berasal dari biomassa terdiri dari dua umumnya tersedia secara komersial,
tahap utama, yaitu hidrolisis, dan sehingga membutuhkan biaya yang cukup
proses hidrolisis dan fermentasi dilakukan biomassa penghasil selulase yang belum
secara terpisah atau sering disebut dimanfaatkan secara optimal adalah batang
Separated Hydrolysis and Fermentation jamur tiram. Pada batang jamur tiram
berfungsi sebagai penghasil enzim selulase. ekstrak enzim selulase batang jamur tiram
yang memberikan tiga manfaat sekaligus, Serbuk jerami padi sebanyak 10 gram
yaitu (i) nilai ekonomis, (ii) menjadi solusi dimasukkan ke dalam botol kaca 250 mL. Kemudian
penanganan limbah jerami padi dan (iii) ditambahkan 100 mL aquadest, 4 g ragi tape
reagen dan dianalisis pada panjang reaktan sehingga suatu senyawa dapat
Fermentation (SSF) adalah metode katalis. Katalis yang biasa digunakan dalam
hidrolisis dan fermentasi yang dilakukan reaksi hidrolisis adalah katalis asam dan
secara bersamaan. Bahan baku yang katalis enzim karena penggunaan asam
hidrolisis terlebih dahulu menjadi glukosa korosif, maka pada penelitian ini dilakukan
etanol. Metode ini digunakan karena terjadi pada proses hidrolisis adalah
reaktor, selain itu selulosa yang dimungkinkan oleh kerja sinergis dari
Proses hidrolisis dan fermentasi ini akan ikatan internal glukosidik yang berada di
sangat efisien dan efektif jika dilakukan antara rantai glukan yang utuh. 2. Exo-
penguraian gula menjadi etanol dan karbon menunjukkan adanya aktivitas enzim
dioksida yang disebabkan oleh enzim yang lignoselulosa pada batang jamur tiram.
dihasilkan oleh massa sel mikroba. Perubahan Semakin besar jumlah ekstrak enzim
yang terjadi selama proses fermentasi adalah yang ditambahkan maka semakin tinggi
merupakan salah satu jenis fermentasi jumlah ekstrak enzim batang jamur tiram
dalam prosesnya. Fermentasi glukosa pada diperoleh dari jerami padi dengan
jerami padi dilakukan dengan menggunakan metode SSF disajikan pada Gambar 1.
10 8.14
pada media fermentasi. 8 6.1
S. cerevisiae digunakan karena ada 6
(%)
4 3.13
banyak jenis ragi dalam ragi, tetapi hanya 2 0,23
satu spesies yang diketahui dapat 0
0 10 15 20 25
mengubah gula menjadi etanol yang Jumlah ekstrak enzim selulase
(mL)
sangat tinggi, S. cerevisiae. Reaksi yang
Gambar 1. Pengaruh volume selulase
terjadi pada proses fermentasi adalah :
ekstrak enzim untuk konsentrasi
S. cerevisiae
20
(C6H12HAI6) 2C2H5OH + 2CO2
14.52
konsentrasi dari
15
Bioetanol (%)
Glukosa etanol
10.96
9.31
Pada penelitian ini, enzim selulase
10 7.36
ekstraseluler yang diisolasi dari media konsentrasi bioetanol. Semakin lama waktu
semakin tinggi konsentrasi bioetanol yang dan produksi bahan bakar nabati, Ind.
Eng. Kimia res., 48, 3713-3729.
dihasilkan.
menjadi glukosa. Hal ini dikarenakan Dahnum, D., Tasum, S., O., Triwahyuni,
Melo Costa, D., 2012, Energi terbarukan Takano, M., dan Hoshino, K., 2018,
dan biofuel: biodiesel dan Produksi bioetanol dari jerami
bioetanol sebagai peluang padi secara simultan
investasi, REUNA, Belo sakarifikasi dan fermentasi dengan
Horizonte MG, 17(3), 15-32. koktail selulase yang dioptimalkan
secara statistik dan jamur fermentasi,
pandey, A., Soccol, CR, Nigam, P., dan Bioresour. Bioproses,5(16), 1- 12.
Soccol, VT, 2000, Potensi
bioteknologi residu
agroindustri: Ampas tebu, Yulianto, SAYA, 2009, pengembangan
Teknologi Sumber Daya Hayati, Hidrolisis Enzimatis Biomassa
74, 69-80. Jerami Padi Untuk Produksi
Bioetanol, Pers UNDIP,
Pinaki, 2016, Sakar Serentak Semarang.
fication and Fermentation (SSF),
proses yang efisien untuk produksi
bioetanol: gambaran umum, Biosci.
Biotek. Res. Asia,12(1), 87-100.