Anda di halaman 1dari 7

Diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia - www.onlinedoctranslator.

com

Eksakta: Jurnal Ilmu-ilmu MIPAdoi: P. ISSN: 1411-1047


10.20885/eksakta.vol19.iss2.art9 e. ISSN: 2503-2364

Produksi Bioetanol dari Jerami Padi Berbantuan Enzim Selulosik


Batang Jamur Tiram Menggunakan Sakarifikasi Simultan
dan Fermentasi (SSF)
Pembuatan Bioetanol dari Jerami Padi Berbantukan Ekstrak
Enzim Selulase Batang Jamur Tiram Menggunakan Metode
Sakarifikasi dan Fermentasi Simultan (SSF)
Tatang Shabur JuliantoA,*, M. Arsyik KurniawanA, dan Ikhwan ArifinA

AProgram Studi Kimia, Fakutas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,


Universitas Islam Indonesia
* Penulis korespondensi: tatang_shabur@uii.ac.id

Abstrak

Bioetanol merupakan sumber energi alternatif pengganti bahan bakar fosil yang dapat
dihasilkan dari limbah pertanian seperti jerami padi. Proses fermentasi dapat membantu
menghidrolisis senyawa lignoselulosa dalam jerami padi menjadi gula sederhana dan
mengubahnya menjadi bioetanol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu
fermentasi dan jumlah ekstrak enzim selulase intraseluler dari batang jamur tiram terhadap
konsentrasi bioetanol yang dihasilkan. Metode yang digunakan dalam produksi bioetanol
adalah Simultaneous Saccharification and Fermentation (SSF). Bioetanol yang dihasilkan
kemudian dianalisis dengan kromatografi gas dan spektrofotometer UV-Vis. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa konsentrasi bioetanol tertinggi yaitu 14,52% diperoleh pada waktu
fermentasi 10 hari dan jumlah ekstrak enzim selulase sebanyak 25 mL.

Kata kunci: bioetanol, jerami padi, jamur tiram, selulosa, SSF

Abstrak

Bioetanol merupakan salah satu sumber energi alternatif pengganti bahan bakar fosil
yang dapat dihasilkan dari limbah pertanian seperti jerami padi. Proses fermentasi
dapat membantu menghidrolisis senyawaan lignoselulosa dalam jerami padi gula-
gula sederhana dan mengubahnya menjadi bioetanol. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh waktu fermentasi dan jumlah ekstrak enzim selulase
intraseluler dari batang jamur tiram terhadap kadar bietanol yang dihasilkan. Metode
yang digunakan dalam pembuatan bioethanol ini adalahSakarifikasi dan Fermentasi
Simultan (SSF). Bioetanol yang dihasilkan selanjutnya dianalisis dengan gas
kromatografi dan spektrofotometer UV-Vis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kadar bioetanol yang tertinggi adalah 14,52% yang diperoleh pada waktu fermentasi
10 hari dan jumlah ekstrak enzim selulase sebanyak 25 mL.

kata kunci: bioetanol, jerami padi, jamur tiram, selulase, SSF

193 EKSAKTA Vol. 19, Is. 02 Agustus 2019, 193-199


Eksakta: Jurnal Ilmu-ilmu MIPA P. ISSN: 1411-1047
e. ISSN: 2503-2364

pengantar Serentak Sakarifikasi dan


Pengembangan bahan bakar Proses Fermentasi (SSF) (Dahnum, 2015;
nabati seperti bioetanol dari biomassa Suttikul, 2016). Salah satu keunggulan
sebagai sumber bahan baku terbarukan proses SSF adalah hidrolisis dan
merupakan alternatif pengganti minyak fermentasi dilakukan secara bersamaan
bumi yang memiliki nilai positif dari dalam satu wadah atau reaktor sehingga
aspek lingkungan dan sosial (Costa, 2012; dapat berlangsung secara efisien (Pinaki,
Nenad, 2018). Bioetanol dapat dihasilkan 2016). Tahap hidrolisis pada proses SSF
dari limbah organik (biomassa) yang biasanya dilakukan dengan metode
banyak mengandung lignoselulosa konvensional menggunakan asam sulfat
seperti jerami padi (Binod, 2010; Belal, (H2JADI4) atau asam klorida (HCl), namun
2013; Takano, 2018). Selama ini cara ini kurang ramah lingkungan.
pemanfaatan limbah jerami padi masih

belum optimal. Umumnya jerami padi Pengembangan teknologi bioproses

hanya digunakan untuk pakan ternak dan dengan menggunakan enzim dalam proses

sisanya dibakar atau dibiarkan hidrolisisnya diyakini menjadi proses yang

membusuk yang akan menghasilkan lebih ramah lingkungan (Pandey et al.,

polutan yang dapat merusak lingkungan 2000). Keuntungan hidrolisis dengan enzim

dan menyumbang gas rumah kaca. antara lain mengurangi penggunaan asam

Produksi jerami padi dapat melimpah sehingga mengurangi efek negatif

tergantung pada variasi lokasi dan terhadap lingkungan. Kemudian setelah

varietas tanaman padi yang digunakan. proses hidrolisis dilakukan fermentasi

Jerami padi diketahui memiliki menggunakan ragi seperti:S. cerevisiae

kandungan selulosa yang tinggi yaitu untuk mengubah glukosa menjadi etanol.

mencapai 34,2% berat kering,24. Enzim yang digunakan sebagai agen

Secara umum, sintesis bioetanol penghidrolisis seperti enzim selulase

yang berasal dari biomassa terdiri dari dua umumnya tersedia secara komersial,

tahap utama, yaitu hidrolisis, dan sehingga membutuhkan biaya yang cukup

fermentasi. Pada metode sebelumnya, mahal untuk mendapatkannya. Salah satu

proses hidrolisis dan fermentasi dilakukan biomassa penghasil selulase yang belum

secara terpisah atau sering disebut dimanfaatkan secara optimal adalah batang

Separated Hydrolysis and Fermentation jamur tiram. Pada batang jamur tiram

(SHF) dan yang terbaru adalah metode terdapat miselium yang

Produksi Bioetanol dari Jerami Padi Berbantuan Enzim Selulosik Batang


Jamur Tiram Menggunakan Simultaneous Saccharification and
Fermentation (SSF)
194
(Julianto, TS, Kurniawan, MA, Arifin, I.)
Eksakta: Jurnal Ilmu-ilmu MIPA P. ISSN: 1411-1047
e. ISSN: 2503-2364

berfungsi sebagai penghasil enzim selulase. ekstrak enzim selulase batang jamur tiram

Miselium secara keseluruhan memiliki dan disaring menggunakan filter vakum.

kekuatan untuk menyerap nutrisi. Miselium Pembuatan bioetanol


menggunakan SSF dengan variasi
berhubungan langsung dengan substrat
jumlah ekstrak enzim selulase
dan mensekresikan enzim yang dapat
Serbuk jerami padi sebanyak 10 gram
memecah komponen organik kompleks
dimasukkan ke dalam botol kaca 250 mL.
menjadi komponen sederhana yang
Kemudian ditambahkan 100 mL aquadest
selanjutnya dapat diserap secara difusi
dan 4 g ragi yang mengandungS. cerevisiae
melalui dinding miselium (Kalmis, 2008).
yang kemudian ditambahkan ekstrak
Pada penelitian ini, enzim selulase dari
batang jamur tiram (enzim selulase)
batang jamur tiram akan digunakan
dengan berbagai variasi yaitu 0, 10, 15, 20
sebagai agen hidrolisis dalam produksi
dan 25 mL kemudian diaduk hingga
bioetanol dari jerami padi menggunakan
homogen, tertutup rapat dan difermentasi
metode SSF.
selama 9 hari.
Konversi jerami padi menjadi
Pembuatan bioetanol menggunakan
bioetanol merupakan langkah cerdas SSF dengan variasi waktu fermentasi

yang memberikan tiga manfaat sekaligus, Serbuk jerami padi sebanyak 10 gram

yaitu (i) nilai ekonomis, (ii) menjadi solusi dimasukkan ke dalam botol kaca 250 mL. Kemudian

penanganan limbah jerami padi dan (iii) ditambahkan 100 mL aquadest, 4 g ragi tape

menghasilkan produk bioetanol yang tradisional yang mengandung Saccharomyces

ramah lingkungan. cerevisiae (S. cerevisiae) dan 25 mL


ekstrak batang jamur tiram (enzim

Metode Eksperimental selulase) kemudian diaduk hingga

Bahan: homogen, tertutup rapat dan

Pembuatan Ekstrak Enzim difermentasi pada berbagai waktu


Selulosa Batang Jamur Tiram
fermentasi yaitu 2, 4, 6, 8 dan 10 hari.
Pembuatan ekstrak enzim selulase
Penentuan bioetanol
batang jamur tiram dilakukan dengan
Bioetanol dianalisis secara kualitatif
menimbang 100 g batang jamur tiram dan
menggunakan Kromatografi Gas
menambahkan buffer asetat pH 5,5
dibandingkan dengan standar etanol.
sebanyak 100 mL. Setelah itu, blender
Konsentrasi bioetanol ditentukan
hingga halus. Campuran larutan didiamkan
menggunakan Spektrofotometer UV-Vis
selama 1 hari untuk mendapatkan
dengan penambahan Jones

195 EKSAKTA Vol. 19, Is. 02 Agustus 2019, 193-199


Eksakta: Jurnal Ilmu-ilmu MIPA P. ISSN: 1411-1047
e. ISSN: 2503-2364

reagen dan dianalisis pada panjang reaktan sehingga suatu senyawa dapat

gelombang maksimum 580 nm. dipecah atau didekomposisi. Reaksi

hidrolisis merupakan reaksi yang

Diskusi berlangsung lambat, oleh karena itu untuk

Simultaneous Saccharification and mempercepat laju sering ditambahkan

Fermentation (SSF) adalah metode katalis. Katalis yang biasa digunakan dalam

hidrolisis dan fermentasi yang dilakukan reaksi hidrolisis adalah katalis asam dan

secara bersamaan. Bahan baku yang katalis enzim karena penggunaan asam

mengandung selulosa mengalami proses tergolong berbahaya karena sifatnya yang

hidrolisis terlebih dahulu menjadi glukosa korosif, maka pada penelitian ini dilakukan

kemudian difermentasi langsung menjadi hidrolisis menggunakan enzim. Reaksi yang

etanol. Metode ini digunakan karena terjadi pada proses hidrolisis adalah

Simultaneous Saccharification and sebagai berikut: (C6H10HAI5)n +n(C


nH 2HAI
6H 12HAI6)

Fermentation (SSF) memiliki beberapa Polisakarida Air Glukosa

keunggulan yaitu hidrolisis oleh enzim Enzim yang digunakan untuk

selulase dan fermentasi oleh mikroba menghidrolisis selulosa menjadi glukosa

dapat dilakukan secara bersamaan adalah enzim selulase. Konversi efektif

sehingga hanya menggunakan satu selulosa menjadi monosakarida hanya

reaktor, selain itu selulosa yang dimungkinkan oleh kerja sinergis dari

dihidrolisis menjadi glukosa akan tiga subkelompok selulase berikut: 1.

langsung difermentasi menjadi etanol. . Endo-β-1,4-D-glukanase yang memutus

Proses hidrolisis dan fermentasi ini akan ikatan internal glukosidik yang berada di

sangat efisien dan efektif jika dilakukan antara rantai glukan yang utuh. 2. Exo-

secara berkelanjutan tanpa melalui β-1,4-D-glukanase / exo-β-1,4-

jangka waktu yang lama. Dselobiohydrolase yang memecah dimer

Langkah pertama dalam metode selubiosa dari rantai glukan dan

SSF adalah proses hidrolisis. Hidrolisis melepaskannya ke dalam larutan.

adalah proses penguraian polisakarida 3. -glukosidase yang menyelesaikan

dalam biomassa lignoselulosa, yaitu hidrolisis selulosa menjadi glukosa

hemiselulosa dan selulosa menjadi dengan memecah selubiosa menjadi

monomer gula penyusunnya. Reaksi monomer glukosa (Pinaki, 2016).

hidrolisis adalah reaksi yang Kemudian pada tahap kedua, sampel

melibatkan air atau asam sebagai yang terhidrolisis akan mengalami

Produksi Bioetanol dari Jerami Padi Berbantuan Enzim Selulosik Batang


Jamur Tiram Menggunakan Simultaneous Saccharification and
Fermentation (SSF)
196
(Julianto, TS, Kurniawan, MA, Arifin, I.)
Eksakta: Jurnal Ilmu-ilmu MIPA P. ISSN: 1411-1047
e. ISSN: 2503-2364

fermentasi. Fermentasi adalah proses Munculnya etanol dari proses SSF

penguraian gula menjadi etanol dan karbon menunjukkan adanya aktivitas enzim

dioksida yang disebabkan oleh enzim yang lignoselulosa pada batang jamur tiram.

dihasilkan oleh massa sel mikroba. Perubahan Semakin besar jumlah ekstrak enzim

yang terjadi selama proses fermentasi adalah yang ditambahkan maka semakin tinggi

perubahan glukosa menjadi etanol dengan pula kandungan bioetanol yang

caraS. cerevisiaesel. Fermentasi glukosa diperoleh. Data tertinggi pengaruh

merupakan salah satu jenis fermentasi jumlah ekstrak enzim batang jamur tiram

anaerobik atau tanpa menggunakan oksigen terhadap kandungan bioetanol yang

dalam prosesnya. Fermentasi glukosa pada diperoleh dari jerami padi dengan

jerami padi dilakukan dengan menggunakan metode SSF disajikan pada Gambar 1.

ragi tape merk NKL 4 g sebagai sumber:S. 14 12.91

cerevisiae yang dapat hidup secara anaerob 12


Konsentrasi Bioetanol

10 8.14
pada media fermentasi. 8 6.1
S. cerevisiae digunakan karena ada 6
(%)

4 3.13
banyak jenis ragi dalam ragi, tetapi hanya 2 0,23
satu spesies yang diketahui dapat 0
0 10 15 20 25
mengubah gula menjadi etanol yang Jumlah ekstrak enzim selulase
(mL)
sangat tinggi, S. cerevisiae. Reaksi yang
Gambar 1. Pengaruh volume selulase
terjadi pada proses fermentasi adalah :
ekstrak enzim untuk konsentrasi

S. cerevisiae
20
(C6H12HAI6) 2C2H5OH + 2CO2
14.52
konsentrasi dari

15
Bioetanol (%)

Glukosa etanol
10.96
9.31
Pada penelitian ini, enzim selulase
10 7.36

diperoleh dari batang jamur tiram. Jamur tiram 5 2.14


diketahui memiliki enzim selulase. Batangnya 0
2 4 6 8 10
merupakan bagian dari jamur tiram yang tidak
Waktu Fermentasi (hari)
dimanfaatkan dalam pengolahannya sebagai
Gambar 2. Pengaruh waktu fermentasi terhadap
makanan dan dibuang begitu saja. Secara konsentrasi bioetanol
umum, enzim selulase diperoleh sebagai enzim Waktu fermentasi juga mempengaruhi

ekstraseluler yang diisolasi dari media konsentrasi bioetanol. Semakin lama waktu

pertumbuhannya. NS fermentasi yang diterapkan, semakin

197 EKSAKTA Vol. 19, Is. 02 Agustus 2019, 193-199


Eksakta: Jurnal Ilmu-ilmu MIPA P. ISSN: 1411-1047
e. ISSN: 2503-2364

semakin tinggi konsentrasi bioetanol yang dan produksi bahan bakar nabati, Ind.
Eng. Kimia res., 48, 3713-3729.
dihasilkan.

Dari data tersebut, tampak bahwa Belal, EB, 2013, Bioetanol


fase eksponensial pertumbuhan S. produksi dari sisa jerami padi,
Jurnal Mikrobiologi Brasil,
cerevisiae masih berlangsung selama
44(1), 225-234.
proses fermentasi menggunakan metode

SSF. Hal ini menunjukkan bahwa proses


196 Binod, P., Sindhu, R., Singhania, RR,
Vikram, S., Devi, L.,
hidrolisis enzimatis masih berlangsung
Nagalakshmi, S., Kurien, N.,
hingga waktu fermentasi 10 hari. Sukumaran, RK, Pandey, A.,
2010, Produksi bioetanol dari
jerami padi: Tinjauan,
Kesimpulan
Teknologi Sumber Daya Hayati,
Bioetanol dapat dibuat dari jerami 101, 4767–4774.
padi dengan metode SSF (Saccharification
Busic, A., Mardetko, N., Kundas, S.,
and Simultaneous Fermentation),
Morzak, G., Belskaya, H., Ivancic,
campuran selulosa dari jerami padi akan M., Santek, Komes, D., Novak, S.,
dihidrolisis dengan bantuan enzim dan Santek, B., 2018, Produksi
bioetanol dari bahan baku
selulase menjadi timbal, kemudian akan
terbarukan serta pemisahan dan
dipindahkan ke etanol oleh S. cerevisiae pemurniannya: tinjauan,
ragi. Semakin banyak volume enzim Teknologi Pangan. Bioteknologi.,
56(3), 289- 311.
selulase, semakin cepat hidrolisis selulosa

menjadi glukosa. Hal ini dikarenakan Dahnum, D., Tasum, S., O., Triwahyuni,

penggunaan enzim dalam reaksi Eka, Nurdin, M., Abimanyu, H.,


2015, Perbandingan proses SHF
mengurangi energi aktivasi sehingga
dan SSF menggunakan enzim dan
energi yang dibutuhkan untuk mencapai ragi kering untuk optimasi
produk akhir lebih kecil dibandingkan produksi bioetanol dari tandan
kosong buah, prosedur energi,
dengan reaksi tanpa enzim. Kadar etanol
68, 107–116.
tertinggi dihasilkan pada volume enzim
Kalmıs, E., Yasa, I., Kalyoncu, F.,
selulase 25 mL yaitu sebesar 12,91% pada
Pazarbasi, B., dan Kocyigit, A.,
waktu fermentasi 10 hari.
2008, aktivitas enzim
Referensi ligninolitik dalam miselium
Barrett, DM, 2009, Metode untuk beberapa jamur liar dan
pretreatment biomassa lignoselulosa komersial,Jurnal Bioteknologi
untuk hidrolisis yang efisien Afrika, 7(23), 4314-4320.

Produksi Bioetanol dari Jerami Padi Berbantuan Enzim Selulosik Batang


Jamur Tiram Menggunakan Simultaneous Saccharification and
Fermentation (SSF)
198
(Julianto, TS, Kurniawan, MA, Arifin, I.)
Eksakta: Jurnal Ilmu-ilmu MIPA P. ISSN: 1411-1047
e. ISSN: 2503-2364

Melo Costa, D., 2012, Energi terbarukan Takano, M., dan Hoshino, K., 2018,
dan biofuel: biodiesel dan Produksi bioetanol dari jerami
bioetanol sebagai peluang padi secara simultan
investasi, REUNA, Belo sakarifikasi dan fermentasi dengan
Horizonte MG, 17(3), 15-32. koktail selulase yang dioptimalkan
secara statistik dan jamur fermentasi,
pandey, A., Soccol, CR, Nigam, P., dan Bioresour. Bioproses,5(16), 1- 12.
Soccol, VT, 2000, Potensi
bioteknologi residu
agroindustri: Ampas tebu, Yulianto, SAYA, 2009, pengembangan
Teknologi Sumber Daya Hayati, Hidrolisis Enzimatis Biomassa
74, 69-80. Jerami Padi Untuk Produksi
Bioetanol, Pers UNDIP,
Pinaki, 2016, Sakar Serentak Semarang.
fication and Fermentation (SSF),
proses yang efisien untuk produksi
bioetanol: gambaran umum, Biosci.
Biotek. Res. Asia,12(1), 87-100.

Suttikul, S., Srinorakutaro, T., Butivate, E.


dan Orasoon, K., 2016,
Perbandingan proses SHF dan
SSF untuk produksi etanol dari
sampah tebu pra-perlakukan
asam alkali, KKU Res. J., 21(2),
229-235.

199 EKSAKTA Vol. 19, Is. 02 Agustus 2019, 193-199

Anda mungkin juga menyukai