Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Dalam dunia perdagangan yang disebut alkohol adalah etanol atau etil
alkohol dengan rumus kimia C2H5OH. Komposisi etanol dalam campuran akan
menentukan kualitas produknya, berikut daftar nama etanol di perdagangan dan
penggunaannya :
 Industrial etanol (95%) : bahan pelarut/ solvent.
 Denatured etanol (88%) : bahan intermediate.
 Fine etanol (96 – 96,5%) : untuk pabrik farmasi dan kosmetik.
 Anhydrous etanol (99,6 – 99,8%) : bahan bakar (fuel).
Etanol dapat dibuat secara kimiawi dengan sintesis dari etilen, atau dengan
cara fermentasi.
Indonesia merupakan salah satu negara dengan wilayah yang luas dan
mempunyai berbagai kekayaan alam yang melimpah. Sumber daya alam minyak
bumi adalah salah satu kekayaan alam yang potensial untuk kepentingan
masyarakat. Hasil dari minyak bumi sebagai sumber energi digunakan untuk
berbagai kebutuhan masyarakat dan juga merupakan penunjang kegiatan produksi.
Sehingga minyak bumi merupakan salah satu penunjang perekonomian negara
yang sangat penting. Kemajuan perekonomian sangat dipengaruhi hasil dari
minyak bumi sebagai sumber energi. Pada saat kebutuhan minyak bumi semakin
meningkat , cadangan minyak bumi ternyata semakin menipis. Sehingga pada saat
ini yang produksi minyak bumi semakin menurun dan berakibat pada krisis
energi, dimana minyak bumi sebagai sumber energi menjadi barang yang langka
dan mahal.(Kompas, 16 Februari 2008)
Menjawab permasalahan diatas, pemerintah telah mengeluarkan
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2006 tentang Kebijakan
Energi Nasional untuk mengarahkan upaya-upaya dalam mewujudkan keamanan
pasokan energy dalam negeri, tercapainya elastisitas energi lebih kecil, dan
terwujudnya energy mix yang optimal.
Bab I Pendahuluan I- 2

Selain itu pemerintah juga telah memberikan perhatian serius untuk


pengembangan bahan bakar nabati (biofuel) ini dengan menerbitkan Instruksi
Presiden No 1 Tahun 2006 tanggal 25 Januari 2006 tentang Penyediaan dan
Pemanfaatan Bahan Bakar Nabati (Biofuel) sebagai bahan bakar lain. Oleh karena
itu eksplorasi dan eksploitasi terhadap sumber-sumber alternatif saat ini menjadi
sebuah kebutuhan. Saat ini melalui kementerian Energi dan Sumber Daya
Mineral, pemerintah sedang gencar memasyaratkan penggunaan biofuel untuk
penghematan energi dan penyelamatan lingkungan.
Pemerintah Indonesia, dalam hal ini Kementrian Negara Riset dan
Teknologi telah mentargetkan pembuatan minimal satu pabrik biodiesel dan
gasohol (campuran gasolin dan alkohol) pada tahun 2005-2006. Selain itu,
ditargetkan juga bahwa penggunaan bioenergy tersebut akan mencapai 30% dari
pasokan energi nasional pada tahun 2025. (Kompas, 26 Mei 2005)
Salah satu sumber energi alternatif yang dihasilkan dari bahan baku
nabati seperti biofuel, yaitu bensin (gasoline) yang telah dicampur bioetanol
99.6% sebanyak 20% wt. Diharapkan dengan adanya bahan bakar yang berasal
dari bahan nabati yang bisa diperbaharui dapat mengatasi masalah krisis energy
yang dikarenakan cadangan minyak bumi dunia yang semakin menipis.
Selain itu biofuel juga memiliki kandungan oksigen yang lebih tinggi
(35%) sehingga akan terbakar lebih sempurna, bernilai oktan tinggi (118), dan
lebih ramah lingkungan karena mengandung emisi gas karbon monoksida yang
lebih rendah (19-25%) dibandingkan dengan bahan bakar fosil.(www.bppt.go.id)
Baggase sorgum merupakan salah satu dari lignoselulose, yang dapat
digunakan sebagai sumber bahan baku bioetanol. Selama ini baggase sorgum
hanya digunakan sebagai bahan bakar proses secara langsung, padahal jika diolah
terlebih dahulu dapat diperoleh bioetanol dalam jumlah yang cukup besar, yaitu
0,158 liter etanol/ 1 kg baggase sorgum, dimana tanaman sorgum di Indonesia
cukup melimpah yaitu sekitar 17.200 ha. Sedangkan industry bioetanol yang

“Pra Desain Pabrik Bioetanol dari Baggase Sorgum”

Jurusan Teknik Kimia FTI - ITS


Bab I Pendahuluan I- 3

berbahan baku batang sorgum, khususnya baggase sorgum belum ada. Sehingga
latar belakang inilah yang mendasari pemilihan judul :

“ Pradesain Pabrik Bioetanol dari Baggase Sorgum”

1.2.Definisi Etanol dan Sorgum


1.2.1. Etanol
Etanol atau etil alkohol merupakan senyawa organik yang terdiri dari
karbon, hidrogen, oksigen dengan rumus molekul CH3CH2OH dan merupakan
derivat senyawa hidrokarbon, yang mempunyai gugus hidroksil sehingga dapat
dioksidasi atau esterifikasi.
Etanol merupakan alkohol yang paling sering digunakan dalam
kehidupan sehari-hari. Karena sifatnya yang tidak beracun bahan ini banyak
dipakai sebagai pelarut dalam dunia farmasi dan industri makanan dan minuman.
Etanol tidak berwarna dan tidak berasa tapi memilki bau yang khas. Bahan ini
dapat memabukkan jika diminum.
Etanol bisa digunakan dalam bentuk murni ataupun sebagai campuran
untuk bahan bakar gasolin (bensin) maupun hidrogen. Interaksi etanol dengan
hidrogen bisa dimanfaatkan sebagai sumber energi fuel cell ataupun dalam mesin
pembakaran dalam (internal combustion engine) konvensional.(www.beritaiptek.com)
Bioetanol (C2H5OH) adalah cairan biokimia dari proses fermentasi gula
dari sumber karbohidrat menggunakan bantuan mikroorganisme. Bioetanol
merupakan bahan bakar dari minyak nabati yang memiliki sifat menyerupai
minyak premium. Untuk pengganti premium, terdapat alternatif gasohol yang
merupakan campuran antara bensin dan bioetanol. Adapun manfaat pemakaian
gasohol di Indonesia yaitu memperbesar basis sumber daya bahan bakar cair,
mengurangi impor BBM, menguatkan security of supply bahan bakar,
meningkatkan kesempatan kerja, berpotensi mengurangi ketimpangan pendapatan
antar individu dan antar daerah, meningkatkan kemampuan nasional dalam

“Pra Desain Pabrik Bioetanol dari Baggase Sorgum”

Jurusan Teknik Kimia FTI - ITS


Bab I Pendahuluan I- 4

teknologi pertanian dan industri, mengurangi kecenderungan pemanasan global


dan pencemaran udara (bahan bakar ramah lingkungan), dan berpotensi
mendorong ekspor komoditi baru.
Terdapat 3 bahan baku utama dalam pembuatan Bioetanol dengan cara
fermentasi :
• Bahan berpati (starch base): ubi kayu, ubi jalar, jagung, biji sorgum, sagu,
ubi jalar, ganyong, garut, umbi dahlia dan lain-lain

• Bahan bergula (sugar base) : nira & tetes tebu, nira nipah, nira sorgum
manis, nira siwalan, nira aren.

• Bahan berserat (⇒ cellulose base) : kayu, jerami, sekam padi, tandan


kosong sawit, baggase, dan lain-lain. Dimana teknologinya sedang
dikembangkan.
(Wahono Sumaryono, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi)
1.2.2. Baggase Sorgum
Baggase sorgum merupakan limbah (ampas) dari pabrik gula dari nira
sorgum. Sorgum sendiri merupakan salah satu tanaman pangan yang sedang
dibudidayakan di Indonesia, dimana direncanakan luas lahan sorgum akan
mencapai 17.200 ha di Indonesia pada tahun 2010. Sorgum yang ada di
Indonesia adalah sorgum jenis keller. Sorghum dapat dipanen tiga kali setahun.
Biji sorghum biasanya digunakan sebagai bahan pembuat tepung pati, sedangkan
dengan mengolah batang sorgum akan bisa menghasilkan nira yang dapat
digunakan sebagai bahan pangan (seperti gula), dan baggase yang selama ini
hanya digunakan sebagai bahan bakar proses saja, padahal baggase sorgum
dengan proses lebih lanjut juga bisa menghasilkan bioetanol. Selain itu dalam
tanaman sorgum juga terdapat daun yang biasanya digunakan sebagai pakan
ternak.

“Pra Desain Pabrik Bioetanol dari Baggase Sorgum”

Jurusan Teknik Kimia FTI - ITS


Bab I Pendahuluan I- 5

1.3.Sejarah dan Perkembangan Industri Etanol.


Etanol (CH3CH2OH) secara umum telah dikenal oleh umat manusia sejak
awal peradabannya. Pada 3000 SM telah diproduksi anggur yang merupakan hasil
fermentasi. Keahlian memisahkan alkohol dari bahan-bahan terfermentasi telah
dimiliki oleh bangsa Mesir sejak masa pemerintahan Firaun (abad ke-7 sampai ke-
12 masehi). Sementara itu proses distilasi kemungkinan telah dimulai sejak abad
ke-10 sampai abad ke-14 Masehi.
Sampai abad ke-17, fermentasi alkohol dianggap sebagai proses
pembusukan dengan jalan mengeluarkan yeast yang diproduksi. Arti fermentasi
yang sebenarnya diklarifikasi pada abad ke-19 dengan adanya penemuan
mikroskop yang menunjukkan bahwa sel yeast adalah makhluk hidup.
Etanol dan air membentuk larutan azeotrop. Karena itu pemurnian etanol
yang mengandung air dengan cara penyulingan biasa hanya mampu menghasilkan
etanol dengan kemurnian 96%. Etanol murni (absolut) dihasilkan pertama kali
pada tahun 1796 oleh Johan Tobias Lowitz yaitu dengan cara menyaring alkohol
hasil distilasi melalui arang.
Sampai abad ke-17, fermentasi alkohol dianggap sebagai proses
pembusukan dengan jalan mengeluarkan yeast yang diproduksi. Arti fermentasi
yang sebenarnya diklarifikasi pada abad ke-19 dengan adanya penemuan
mikroskop, menunjukkan bahwa sel yeast adalah organisme hidup. Bagaimanapun
juga, fakta bahwa organisme hidup ini berperan terhadap proses fermentasi selama
kurang lebih 150 tahun.
Sementara itu pada tahun 1908, di Indonesia telah didirikan suatu pabrik
alkohol di daerah Cirebon, Jawa Barat dengan merk dagang PBN (Pabuaran) oleh
suatu perusahaan swasta Belanda yang menggunakan molasses sebagai bahan
bakunya. Pada tahun 1926 pabrik ini dipindah ke desa Wates (Mojokerto) sampai
tahun 2002.
Penggunaan alkohol sebagai bahan bakar mulai diteliti dan
diimplementasikan di USA dan Brazil sejak terjadinya krisis bahan bakar fosil di

“Pra Desain Pabrik Bioetanol dari Baggase Sorgum”

Jurusan Teknik Kimia FTI - ITS


Bab I Pendahuluan I- 6

kedua negara tersebut pada tahun 1970-an. Brazil tercatat sebagai salah satu
negara yang memiliki keseriusan tinggi dalam implementasi bahan bakar alkohol
untuk keperluan kendaraan bermotor dengan tingkat penggunaan bahan bakar
etanol saat ini mencapai 40% secara nasional. Di USA, bahan bakar relatif murah,
E85, yang mengandung etanol 85% semakin populer di masyarakat. (Nature, 1 July
2006).
Tabel I.1 Bakteri dan yeast yang biasa digunakan pada proses fermentasi
Bakteri Ragi/yeast
Zymomonas mobilis Saccharomyches cereviseae
Streptococcus lactis Schizosaccharomyces pombe
Sarcina ventriculli Saccharomyces uvarum
Spirochaeta litoralis Kluyueromyces sp.
Spirochaeta aurantia
Clostridium sordelli

Tabel I.2 Perbandingan kemampuan Produksi etanol dengan Z.mobilis dan Yeast
dari glukosa
Parameter Z.mobilis Yeast
% glukosa mula-mula 100 100
Konsentrasi etanol akhir (g/ltr) 41,6 35,2
Biomassa akhir 1,75 5
Yield etanol (g/g) 0,43 0,38
Laju spesifik produktivitas etanol 1,55 0,52
(g/g/jam)
Volumetrik produktivitas etanol (g/l/jam) 0,87 0,73
Laju pertumbuhan spesifik (jam-1) 0,03 0,04
Yield biomassa 0,02 0,05
Yield teoritis (%) 81,2 68,7

“Pra Desain Pabrik Bioetanol dari Baggase Sorgum”

Jurusan Teknik Kimia FTI - ITS


Bab I Pendahuluan I- 7

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa dalam fermentasi glukosa


menjadi etanol, Z.mobilis menghasilkan yield yang lebih besar dibandingkan
dengan yeast.
Zymomonas mobilis adalah bakteri gram negative, obligatif fermentative,
merupakan bakteri anaerobic fakultatif. Fermentasi etanol menggunakan Z.mobilis
memberikan beberapa keuntungan daripada fermentasi dengan menggunakan
yeast yaitu toleran terhadap etanol konsentrasi tinggi dan pH rendah.
Reaksi yang terjadi adalah :
Z.mobilis
(C6H12O6) 2C2H5OH + 2CO2
Glukosa etanol
Meskipun demikian, Z. mobilis mempunyai kelemahan yaitu tidak mampu
mengubah polimer karbohidrat kompleks, seperti selulosa, hemiselulosa, dan pati
menjadi etanol. Selain itu Z. mobilis juga menghasilkan produk samping antara
lain asam asetat, gliserol, aseton, dan sorbitol serta terjadi pembentukan levan
(polimer ekstraseluler).
(Gunasekaran & Raj,1999)

1.4 Penggunaan Etanol


Etanol digunakan dalam berbagai bidang, dan secara garis besar dapat
diklarifikasikan dalam 4 kelompok yaitu,
1. Bahan bakar
2. Bahan pelarut
3. Bahan baku industri lainnya
4. Bahan pembersih, untuk rumah tangga, rumah sakit, dan laboratorium

“Pra Desain Pabrik Bioetanol dari Baggase Sorgum”

Jurusan Teknik Kimia FTI - ITS


Bab I Pendahuluan I- 8

Kegunaan etanol (alkohol) adalah sebagai berikut,


 Minuman
"Alkohol" yang terdapat dalam minuman beralkohol adalah etanol.
 Spirit (minuman keras) bermetil yang diproduksi dalam skala industri
Etanol biasanya dijual sebagai spirit (minuman keras) bermetil yang
diproduksi dalam skala industri yang sebenarnya merupakan sebuah etanol
yang telah ditambahkan sedikit metanol dan kemungkinan beberapa zat warna.
Metanol beracun, sehingga spirit bermetil dalam skala industri tidak cocok
untuk diminum. Penjualan dalam bentuk spirit dapat menghindari pajak tinggi
yang dikenakan untuk minuman beralkohol (khususnya di Inggris).
 Sebagai bahan bakar
Etanol dapat dibakar untuk menghasilkan karbon dioksida dan air serta bisa
digunakan sebagai bahan bakar baik sendiri maupun dicampur dengan petrol
(bensin). "Gasohol" adalah sebuah petrol / campuran etanol yang mengandung
sekitar 10-20% etanol. Karena etanol bisa dihasilkan melalui fermentasi, maka
alkohol bisa menjadi sebuah cara yang bermanfaat bagi negara-negara yang
tidak memiliki industri minyak untuk mengurangi import petrol mereka.
CH3CH2OH + 3 O2 2CO2 + 3 H2O
Etanol mempunyai nilai kalor (Q) = 75.700 Btu/galon
sedangkan kalau dicampur dengan gasoline dengan presentase 10% etanol dan
90% gasoline (menghasilkan produk dengan nama dagang Gasohol) maka
akan dihasilkan nilai kalor (Q) = 112.000 Btu/galon
 Sebagai pelarut
Etanol banyak digunakan sebagai sebuah pelarut. Etanol relatif aman, dan bisa
digunakan untuk melarutkan berbagai senyawa organik yang tidak dapat larut
dalam air. Sebagai contoh, etanol digunakan pada berbagai parfum dan
kosmetik. (http://www.chem-is-try.org.alkohol)

“Pra Desain Pabrik Bioetanol dari Baggase Sorgum”

Jurusan Teknik Kimia FTI - ITS


Bab I Pendahuluan I- 9

 Sebagai bahan baku (raw material)


Untuk membuat ratusan senyawa kimia lain, seperti asetaldehid, etil asetat,
asam asetat, etilen dibromida, glicol, etil klorida, dan semua etil ester.
Penggunaan etanol yang disesuaikan dengan kualitas produknya
dibedakan menjadi :
- Anhydrous ethanol (99,7-99,8%) : bahan bakar (fuel)
- Fine ethanol (96-96,5%) : untuk pabrik farmasi dan kosmetik
- Industrial ethanol (95%) : digunakan untuk keperluan pelarutan
- Denatured ethanol (88%) : bahan intermediate

I.5 Sifat Fisika dan Kimia


1.5.1. Bahan Baku Utama
Baggase Sorgum
Komposisi (% berat) baggase sorgum adalah sebagai berikut:
1. Glukan 55 %
2. Xylan 20 %
3. Lignin 17 %
4. Ash 1,5 %
5. Moisture (air) 4,5 %
Kegunaan : 1. Bahan bakar proses.
2. Bahan baku untuk produksi bioetanol.
1.5.2. Produk Utama
Etil Alkohol (Etanol)
 Merupakan senyawa aromatik yang volatile (mudah menguap)
 Keasaman (pKa): 15,9 (H+ dari grup OH)
 Mudah terbakar, termasuk B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)
 Berbau tajam (menyengat)

“Pra Desain Pabrik Bioetanol dari Baggase Sorgum”

Jurusan Teknik Kimia FTI - ITS


Bab I Pendahuluan I- 10

Tabel 1.3 Sifat Fisika Etanol


Besaran Nilai
Berat Molekul 46,07
Titik beku, ºC -114,1
Titik didih normal, ºC +78,32
Temperatur kritis, ºC 243,1
Tekanan kritis, kPa 6383,48
Volume kritis, L/mol 0,167
Faktor kompressibilitas kritis, z 0,248
Densitas, pada 20 ºC , g/ml 0,7893
Viskositas, pada 20 ºC, mPa.s (=cP) 1,17
Kelarutan dalam air, pada 20 ºC Larut
Panas penguapan, pada t.d normal, J/g 839,31
Panas pembakaran, pada 25 ºC, J/g 29676,69
Panas pembentukan 104,6
Panas spesifik, pada 20ºC, J/g.C.s 2,42
Warna cairan Jernih

( Sumber : Kirk-Othmer, 339 )

Spesifikasi etanol dalam perdagangan menurut LCC (Lyondell Chemical


Company) dapat dilihat pada Tabel 1.3.

“Pra Desain Pabrik Bioetanol dari Baggase Sorgum”

Jurusan Teknik Kimia FTI - ITS


Bab I Pendahuluan I- 11

Tabel 1.3 Spesifikasi Etanol


Spesifikasi 190° proof 200° proof
Spesific gravity, 60/60 oF (maks.) 0,816 0,79421
Kemurnian, % wt (min.) 92,42 100
Bahan tidak menguap, mg/100 mL (maks.) 2,5 2,5
Kelarutan dengan air larut semua larut semua
Bau tidak ada bau asing
Warna, (maks.) - -
Air, % berat (maks.) 7,58
Proof adalah kandungan alkohol yang dibuat dengan cara mengukur
spesifik gravitasi dengan hidrometer pada temperatur standar 15,5 oC.
Sebagai contoh, 190o proof mengandung 95 % alkohol dan 200o proof
mengandung 100 % alkohol.
a. Sifat Kimia
Etanol merupakan gugus hidroksil dan dapat bereaksi. Sifat kimia etanol
dengan senyawa lain yaitu,
 Bereaksi dengan Alkali
2CH3CH2OH + 2Na → 2CH3CH2ONa + H2,
 Halogenasi
Etanol beraksi dengan hidrogen halida menghasilkan etil halida seperti
etil klorida dan etil bromide.
CH3CH2OH + HCl → CH3CH2Cl + H2O
 Pembentukan Ester
Pada kondisi terkatalisasi asam, etanol bereaksi dengan asam
karboksilat menghasilkan etil ester dan air.
RCOOH + HOCH2CH3 → RCOOCH2CH3 + H2O
 Dehidrasi
Asam kuat seperti asam sulfat menyebabkan etanol terdehidrasi
menjadi dietil eter atau etilen.

“Pra Desain Pabrik Bioetanol dari Baggase Sorgum”

Jurusan Teknik Kimia FTI - ITS


Bab I Pendahuluan I- 12

2 CH3CH2OH → CH3CH2OCH2CH3 + H2O CH3CH2OH → H2C=CH2


+ H2O
 Oksidasi
Etanol dapat dioksidasi menjadi asetaldehid, dan oksidasi lebih lanjut
menjadi asam asetat. Larutan oksidator kuat, seperti asam kromat dan
kalium permanganat, mengoksidasi etanol menjadi asam asetat.
C2H5OH + 2O → CH3COOH + H2O
 Klorinasi
Etanol dapat dioksidasi oleh klorin dan alfa karbon klorinasi untuk
membentuk senyawa
4Cl2 + C2H5OH → CCl3CHO + 5HCl
 Pembakaran
Pembakaran etanol menghasilkan karbon dioksida dan air.
C2H5OH(g) + 3 O2(g) → 2 CO2(g) + 3 H2O(l) (∆Hr )= −1409 kJ/mol
(Frederick D. Rossini (1937). "Heats of Formation of Simple Organic Molecules“;
www.wikipedia.com/etanol)
Perbandingan sifat termal, kimia, dan fisika dari etanol/bioetanol dan premium
dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

“Pra Desain Pabrik Bioetanol dari Baggase Sorgum”

Jurusan Teknik Kimia FTI - ITS


Bab I Pendahuluan I- 13

Tabel 1.4 Perbandingan Sifat Thermal, Kimia, dan Fisika dari


Etanol dan Premium
No Keterangan Unit Etanol Premium
1 Sifat Termal
• Nilai kalor (kkal/liter) 5023,3 8308,0
• Panas penguapan pada 20°C (kkal/liter) 6,4 1,8

• Tekanan uap pada 38°C (bar) 0,2 0,8


(MON) 94 82
• Angka oktan motor
(RON) 111 91
• Angka oktan riset
°C 3 10
• Index cetan
363 221-260
• Suhu pembakaran sendiri
0,6 1
• Perbandingan nilai bakar terhadap premium
2 Sifat Kimia
a. Analisa berat :
C 52,1 87
H 13,1 13
O 34,7 0
C/H 4 6,7
b. Keperluan udara (kg udara / kg bahan bakar) 9 14,8

3 Sifat Fisika
1. Berat jenis (g/cm3) 0,8 0,7
2. Titik didih (°C) 78 32-185
3. Kelarutan dalam air ya tidak
(Djojonegoro, W, 1981)

“Pra Desain Pabrik Bioetanol dari Baggase Sorgum”

Jurusan Teknik Kimia FTI - ITS


Bab I Pendahuluan I- 14

Tabel 1.5 Perbandingan Emisi Bahan Pencemar dari Campuran


Etanol (E10) dengan Premium (E85)
Emisi E10 E85
Carbon Monoxide (CO) Berkurang 25-30 % Berkurang 40 %
Carbon Dioxide (CO2) Berkurang 10 % Berkurang 14-102 %
Nitrogen Oxides Berkurang 5 % Berkurang 30 %
Volatile Organic Compound (VOCS) Berkurang 7 % Berkurang 30 % lebih
Sulfur Dioxide (SO2) Beberapa pengurangan Berkurang sampai 80 %
Particulates Beberapa pengurangan Berkurang 20 %
Aldehydes Meningkatkan 30-50 % Tidak cukup data
Aromatic (benzene dan butadiene) Beberapa pengurangan Berkurang lebih 50 %
( http://www.renewableenergypartners.org/ethanol.html)
1.5.3. Bahan Pembantu
a. Asam Sulfat
Sifat fisika asam sulfat sebagai berikut :
• Korosif dan reaktif
• Specific gravity asam sulfat murni 1,84
• Titik leleh 10,4 oC
• Titik didih 315 – 338 oC
• Tidak berwarna atau berwarna coklat tua (tergantung kemurnian)
• Larut dalam air
Kegunaan :
• Memecah lignin dalam proses hydrolysis.
(Gessner Hawley, “The Condensed Dictionary”, 13th edition)

“Pra Desain Pabrik Bioetanol dari Baggase Sorgum”

Jurusan Teknik Kimia FTI - ITS


Bab I Pendahuluan I- 15

b. Antifoam ( Turkey Red Oil)


Sifat-sifat fisik dari Turkey red oil adalah:
• Warna kuning kecoklatan
• Merupakan cairan yang viscous
• Titik didih 150oC
• Titik lebur 0oC
• Larut dalam air dan membentuk larutan encer
• Specific gravity 1,015 (20oC) untuk 50% dan 1,03 (20oC) untuk 70%
Kegunaan:
• Untuk pupuk organik
• Sebagai surfaktan dan wetting agent pada industri tekstil
• Sebagai defoaming pada industri kertas
• Sebagai emulsifier pada industri kosmetik
• Sebagai pelumas pada industri cat
(www.porwal.net)
c. Z.mobilis
Merupakan bakteri fakultatif anaerob, dan memiliki kelebihan dapat
mengkonversi heksosa seperti glukosa, xylose, arabinose menjadi etanol
dengan yield yang tinggi dengan waktu yang lebih singkat. Namun
kelemahannya sebagai berikut :
1. Tidak mampu mengkonversi polimer karbohidart kompleks seperti
sellulose,hemisellulose dan pati menjadi etanol.
2. Menghasilkan by product seperti sorbitol, aceton, gliserol dan asam asetat.
d. Diamonium Fosfat
Sebagai bahan baku pembantu pada proses produksi etanol, mempunyai
sifat fisika sebagai berikut: Bentuk kristal putih
 Specific gravity 1,619
 Bersifat alkali pada saat bereaksi

“Pra Desain Pabrik Bioetanol dari Baggase Sorgum”

Jurusan Teknik Kimia FTI - ITS


Bab I Pendahuluan I- 16

 Larut dalam air, tidak larut dalam alkohol


 Tidak mudah terbakar
Kegunaan :
 Sebagai larutan nutrisi
 Memurnikan gula
 Pembiakan yeast
(Gessner Hawley, The Condensed Dictionary 10th edition)

1.6 Aspek Ekonomi


Pertumbuhan industri etanol di Indonesia khususnya yang berasal dari
bahan-bahan terbarukan diperkirakan akan mengalami pertumbuhan yang pesat
seiring dengan pertumbuhan kebutuhan akan etanol sebagai bahan bakar
alternatif. Etanol dimanfaatkan sebagai bahan campuran bensin dengan komposisi
10% etanol atau yang disebut dengan gasohol E-10. Hal ini juga didukung oleh
ketersediaan, harga, dan dampak lingkungan pada penggunaan bahan bakar fosil.
Berdasarkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
No.32/2008 tentang Penyediaan, Pemanfaatan, dan Tata Niaga Bahan Bakar
Nabati (Bio-Fuel) Sebagai Bahan Bakar Lain, dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

“Pra Desain Pabrik Bioetanol dari Baggase Sorgum”

Jurusan Teknik Kimia FTI - ITS


Bab I Pendahuluan I- 17

Tabel 1.6 Pentahapan Kewajiban Minimal Pemanfaatan Bioetanol E100


Oktober 2008
Januari Januari Januari Januari Januari
Jenis Sektor s.d. Desember Keterangan
2008 2010 2015** 2020** 2025**
2008
Saat ini
Rumah
- - - - - - tidak
Tangga
ditentukan
Terhadap
Transportasi
3% (existing) 1% 3% 5% 10% 15% kebutuhan
PSO
total
Terhadap
Transportasi
5% (existing) 5% 7% 10% 12% 15% kebutuhan
Non PSO
total
Terhadap
Industri dan
- 5% 7% 10% 12% 15% kebutuhan
Komersial
total
Saat ini
Pembangkit
- - - - - - tidak
Listrik
ditentukan
** Spesifikasi disesuaikan dengan spesifikasi global dan kepentingan domestik
(esdm.go.id)
Pra desain pabrik etanol dari baggase sorghum ini menggunakan proses
semi-batch dan direncanakan beroperasi pada tahun 2014 yaitu dengan masa
konstruksi 2 tahun. Berdasarkan Permenesdm di atas, pada tahun 2014 mengikuti
regulasi tahun 2010, minimum penggunaan bioetanol adalah sebesar 3% dari
kebutuhan bahan bakar total untuk transportasi PSO (Publik Service Obligation),
7% untuk Transportasi non-PSO, dan 7% untuk Industri dan Komersial, dimana
data pertumbuhan pejualan bahan bakar premium dalam negeri adalah sebagai
berikut,

“Pra Desain Pabrik Bioetanol dari Baggase Sorgum”

Jurusan Teknik Kimia FTI - ITS


Bab I Pendahuluan I- 18

Tabel 1.7 Data Pertumbuhan Pejualan Bahan Bakar Premium Dalam Negeri
Tahun Penjualan (kL/tahun) Pertumbuhan
2002 13345194,00 -
2003 13235789,.12 -0,008198
2004 13407985,54 0,013010
2005 17480327,00 0,303725
2006 17071164,00 -0,023407
2007 16616342,82 -0,026643
Rata-Rata Pertumbuhan 0,05169744
( dtwh2.esdm.go.id)

“Pra Desain Pabrik Bioetanol dari Baggase Sorgum”

Jurusan Teknik Kimia FTI - ITS


Bab I Pendahuluan I- 19

Dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 5,17% maka diperoleh prediksi


kebutuhan premium 2014 berdasarkan persamaan:
F = P (1 + i )
n

dimana:
F = Nilai pada tahun ke-n
P = Nilai pada tahun awal
n = tahun
i = pertumbuhan
Dari data di atas diperoleh penjualan premium pada 2014 sebesar
22.091.899,54 kL/tahun. Dengan regulasi di atas, diambil kebutuhan bio-etanol
pada tahun 2014 sebesar 7% dari kebutuhan bahan bakar per tahun, sehingga
diperleh perhitungan kebutuhan etanol sebagai berikut:
Kebutuhan etanol 2014 = 7% x konsumsi Premium
= 0,07 x 22091899.54 kL/tahun
= 1.546.432,968 kL/tahun
Data ekspor etanol Indonesia dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel 1.8 Data Ekspor Etanol Indonesia
Tahun Ekspor ($) Pertumbuhan
2003 2.045.488 0
2004 2902.587 0,419019324
2005 1.890.433 -0,34870755
2006 1.277.737 -0,324103525
2007 1.105.706 -0,134637253
2008 986.481 -0,107827035
Rata-rata = -0,08270934

Ekspor etanol 2014 = 698419,9096 $


Data impor etanol Indonesia adalah sebagai berikut,

“Pra Desain Pabrik Bioetanol dari Baggase Sorgum”

Jurusan Teknik Kimia FTI - ITS


Bab I Pendahuluan I- 20

Tabel 1.9 Data Impor Etanol Indonesia


Tahun Impor ($) Pertumbuhan
2003 15.518 0
2004 35.324 1,276324269
2005 2.508 -0,929000113
2006 11.899 3,744417863
2007 25.717 1,161274057
2008 36.811 0,431387798
Rata-rata= 0,947400645

Impor etanol 2014 = 529.418,184 $


Selisih Ekspor-Impor = 698.419,9096 $ - 529.418,184 $
= 169.001,7256 $
= 1.859.018.982 rupiah
(Asumsi kurs dolar ke rupiah sebesar Rp 11.000)
Ekspor-Impor = Rp 1.859.018.982 / Rp 9.000,00/liter Etanol
= 206.557,6646 liter per tahun
= 206,558 kiloliter per tahun
Jumlah Etanol yang harus disuplai oleh industri dalam negeri adalah :
= kebutuhan etanol + ekspor - impor
= 1.546.432,968 + 206,558
= 1.546.639,526 kL/tahun

“Pra Desain Pabrik Bioetanol dari Baggase Sorgum”

Jurusan Teknik Kimia FTI - ITS


Bab I Pendahuluan I- 21

Di bawah ini merupakan tabel nama perusahaan etanol yang telah


beroperasi di Indonesia.
Tabel 1.10 Nama perusahaan etanol yang telah beroperasi di Indonesia
Kapasitas Produksi Bahan
Nama Perusahaan Lokasi
(kL/tahun) Baku
PT Aneka Kimia Nusantara Mojokerto 5.000 Molasses
PT Basis Indah Sulawesi 1.600 Molasses
PT Bukitmanikam SuburPersada Lampung 42.000 Molasses
PT Indo Acidatama Chemical Surakarta 51.282 Molasses
PT Madu Baru Yogyakarta 6.720 Molasses
PT Molindo Raya Industrial Malang 45.000 Molasses
BPPT Lampung 30 Cassava
PT Indo Lampung Distillery Lampung 70.000 Molasses
PT. Basis Indah Makasar 1.600 Molasses
PT. PN XI Surabaya 6.000 Molasses
PT RNI Jawa Timur 100.000 Molasses
PT. Rhodia Manyar Surabaya 11.000 Molasses
TOTAL 370.000
(Science and Technology Seminar Jakarta March 7 2007, http://indonetwork.co.id)

Apabila dibandingkan dengan kapasitas produksi total pabrik etanol yang


telah berdiri saat ini yaitu sebesar 370.000 kL/tahun, maka terdapat kekurangan
suplai etanol untuk tahun 2014 sebesar 1.176.639,526 kL/tahun. Pada pra rancang
pabrik ini, diambil kapasitas sebesar 1,53% dari kekurangan suplai etanol tersebut.
Kapasitas Produksi = 1,53% x 1.176.639,526 kL/tahun
= 18.046,05 kL/tahun
= 54,685 kL/hari

“Pra Desain Pabrik Bioetanol dari Baggase Sorgum”

Jurusan Teknik Kimia FTI - ITS


Bab I Pendahuluan I- 22

Pertimbangan diambilnya kapasitas pabrik di atas antara lain


memperhatikan kapasitas pabrik etanol yang telah berdiri serta kemungkinan
adanya pendirian pabrik etanol yang lain baik berbahan baku biomassa
lignoselulosa maupun pati atau molases.

1.7 Ekspor & Impor Etanol


Perkembangan volume ekspor etanol Indonesia selama periode tahun
2000 s.d. 2004 berfluktuasi dengan menunjukan trend yang menurun. Pada tahun
2000 volume ekspor etanol sebesar 36.840 kL dan menurun sebesar 39,4% di
tahun 2001 menjadi 22.315 kL, ditahun berikutnya volume ekspor kembali
meningkat sebesar 50,4% menjadi 33.572 kL. Setelah itu pada tahun 2003 s.d.
2004 volume ekspor terus menurun hingga menjadi 27.082 kL di tahun 2004.
Perkembangan volume impor etanol selama periode tahun 2000 s.d. 2004
terus mengalami fluktasi dengan menunjukan trend yang menurun. Pada tahun
2000, volume impor etanol 2.688 kL, setelah itu berfluktuasi dan meningkat
menjadi 3.453 kL di tahun 2002. Di tahun 2003 volume impor turun drastis
sebesar –99,3% menjadi hanya 23 kL, dan ditahun 2004 kembali meningkat
menjadi 759 kL. Berfluktuasi dan cenderung menurunnya trend volume impor
etanol selama periode tersebut disebabkan oleh karena mulai berkembangnya
industri etanol dalam negeri yang pada akhirnya konsumsi dalam negeri dapat
dipenuhi oleh produksi dalam negeri sendiri. Saat ini, ada 10 perusahaan etanol
yang beroperasi dengan kapasitas produksi 170 juta kiloliter (KL) per tahun.
(http://migas-indonesia.html)
Kebutuhan premium saat ini 17 miliar liter per tahun. Jika 10 persen
dialihkan, produksi premium-bio bisa 1,7 miliar liter sehingga mendongkrak
produksi etanol. Meski pasar etanol di dalam negeri tidak tinggi, produsen belum
bisa mengalihkan ke luar negeri. Volume ekspor etanol hanya 200 ribu kL per
tahun. Harga etanol di pasar dalam negeri saat ini Rp 9000,00 per liter.

“Pra Desain Pabrik Bioetanol dari Baggase Sorgum”

Jurusan Teknik Kimia FTI - ITS


Bab I Pendahuluan I- 23

1.8 Pemilihan Lokasi Pabrik


Lokasi yang dipilih sebagai tempat pendirian Pabrik Etanol adalah di
Kabupaten Rembang, Jawa tengah. Pertimbangan pemilihan lokasi tersebut adalah
sebagai berikut.
1. Ketersediaan Bahan Baku
Sampai tahun 2010 pemerintah Indonesia berencana membudidayakan
tanaman sorghum sebesar 17200 ha di beberapa lokasi yang tersebar di
Indonesia. Pemerintah berencana membudidayakan sebesar 12000 ha di tiga
lokasi yaitu Indramayu, Rembang dan Mojokerto. Selain itu di Rembang
direncanakan akan didirikan pabrik bioetanol dari nira sorgum, dan baggase
sebagai limbahnya bisa kita manfaatkan sebagai bahan baku.
2. Ketersediaan Listrik
Kabupaten Rembang memiliki pembangkit listrik yang cukup memadai untuk
sebuah industri etanol.
3. Ketersediaan Air
Di dalam suatu proses industri diperlukan air dalam jumlah yang cukup besar,
apalagi untuk industry etanol dengan proses fermentasi. Oleh karena itu harus
dipilih lokasi pabrik yang dapat dengan mudah mendapatkan air dalam
jumlah besar.
4. Ketersediaan Lahan
Sebagian besar lahan di Kabupaten Rembang masih dimanfaatkan sebagai
lahan pertanian. Penggunaan lahan sebagai industri atau perumahan relatif
masih sangat sedikit, sehingga akan mendukung pemilihan lokasi yang tepat
untuk pembangunan pabrik etanol.
5. Tenaga Kerja
Pabrik bioetanol ini membutuhkan tenaga kerja yang jumlahnya relatif cukup
banyak, sehingga dapat direkrut dari masyarakat Kabupaten Rembang yang
sebagian besar bekerja sebagai buruh pabrik di luar kabupaten. Dengan
adanya pabrik di Kabupaten Rembang, maka akan menarik minat masyarakat

“Pra Desain Pabrik Bioetanol dari Baggase Sorgum”

Jurusan Teknik Kimia FTI - ITS


Bab I Pendahuluan I- 24

untuk bergabung menjadi karyawan karena akan menghemat biaya


transportasi.
6. Sarana Transportasi
Kabupaten Rembang cukup memiliki sarana transportasi yang baik dilihat
dari pengambilan bahan baku maupun sarana transportasi untuk pemasaran
produk.

“Pra Desain Pabrik Bioetanol dari Baggase Sorgum”

Jurusan Teknik Kimia FTI - ITS

Anda mungkin juga menyukai