Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

Indonesia memiliki berbagai jenis bahan baku bioetanol, termasuk tetes tebu,
sagu, ubi jalar, dan ubi kayu. Sebagai bahan baku bioetanol, ubi kayu memiliki
banyak keuntungan, seperti dapat tumbuh di tempat yang tidak subur, sangat
tahan terhadap penyakit, dan dapat mengatur masa panen. Dari tahun 2000 hingga
2008, produksi ubi kayu di Indonesia meningkat sekitar 23% dari 16 ton menjadi
20 ton.

Singkong adalah tanaman tropis yang termasuk dalam keluarga Euphorbiaceae.


Umbi singkong telah digunakan oleh masyarakat umum sebagai pengganti
makanan pokok dan untuk membuat tepung tapioka. Singkong memiliki banyak
karbohidrat.Hasil pemeriksaan awal kulit singkong menunjukkan bahwa
mengandung 36,5% amilum tinggi atau pati.Bagian kulit luar umbi singkong,
yang disebut kulit singkong, tidak digunakan saat umbi singkong digunakan,
hanya digunakan untuk pakan ternak. Tanaman singkong di Indonesia banyak
diproduksi, dan kulit singkong tersedia dalam jumlah besar, tetapi belum
dimanfaatkan dengan baik.Dengan 18,9 juta ton singkong yang digunakan setiap
tahun, limbah kulit dalam putih dapat mencapai 1,5–2,8 juta ton, sedangkan
limbah kulit luar coklat dapat mencapai 0,04–0,09 juta ton.

Sumber energi bahan bakar fosil dapat mencemari lingkungan. Gas rumah kaca
seperti CO2, CH4, dan NO2 adalah penyebab pencemaran lingkungan tersebut,
serta pemanasan global. Gas rumah kaca ini dapat membentuk lapisan di atmosfir
untuk menahan panas yang keluar dari Bumi. Akibatnya, atmosfir bumi semakin
panas.

Selain mencemari lingkungan, penggunaan bahan bakar fosil memiliki


ketersediaan yang terbatas, yang menyebabkan krisis energi global. Banyak
negara, termasuk Indonesia, saat ini menghadapi masalah krisis energi global.
Krisis saat ini disebabkan oleh ketergantungan pada pemenuhan energi dengan
bahan bakar fosil.Upaya untuk menggunakan sumber energi alternatif dapat
mengatasi masalah ini. Salah satu sumber energi alternatif adalah bioetanol, yang
dapat dibuat dari bahan yang mengandung karbohidrat melalui fermentasi glukosa
oleh ragi saccharomyces cerevisiae.

Etanol, bahan bakar energi, dapat dihasilkan dari limbah kulit singkong.
Ethanol semakin dibutuhkan sebagai pelarut, desinfektan, bahan baku pabrik
kimia, dan sumber energi alternatif untuk menggantikan bahan bakar minyak
(BBM). Ethanol (C2H5OH) adalah cairan yang dihasilkan dari fermentasi gula
dari sumber karbohidrat dengan bantuan mikroorganisme. Bioetanol adalah bahan
kimia yang dibuat dari bahan pangan yang mengandung pati, seperti jagung, sagu,
ubi kayu, dan ubi jalar. Bioetanol juga dapat digunakan sebagai bahan bakar dari
minyak nabati yang memiliki sifat mirip dengan minyak premium. Produk
fermentasi sumber hayati adalah etanol. Ada kemungkinan bahwa bahan yang
mengandung selulosa, polisakarida, dan monosakarida berfungsi sebagai bahan
baku untuk membuat etanol. Ada empat komponen utama yang berperan dalam
pembuatan bioetanol: bahan baku, teknologi konversi, dan proses hidrolisis.

Bioetanol (C2H5OH) adalah salah satu biofuel alternatif yang terbarukan dan
ramah lingkungan. Bioetanol dapat dibuat dari berbagai bahan baku yang mudah
ditemukan di Indonesia. Karena bahan bakunya populer di masyarakat, sangat
potensial untuk diolah dan dikembangkan. Tanaman dengan kadar karbohidrat
tinggi, seperti tebu, nira, aren, sorgum, ubi kayu, jambu mete (juga disebut jambu
mete), garut, batang pisang, ubi jalar, jagung, bonggol jagung, dan jerami, adalah
tanaman yang dapat menghasilkan bioetanol.

Karena sel ragi tidak dapat hidup pada konsentrasi etanol yang lebih tinggi,
etanol yang dihasilkan dari fermentasi glukosa ini berkisar antara 12 persen dan
15 persen. Kadar etanol yang lebih tinggi juga dapat diperoleh melalui pemekatan
melalui destilasi. Destilasi ini dapat menghasilkan alkohol hingga 95,5%. etanol
dapat digunakan sebagai bahan dasar untuk membuat senyawa lain, seperti asam
ulfat, pelarut organik, parawatan kimia (dalam industri kosmetik, farmasi, dll.),
dan minuman beralkohol.Etanol berkadar 100 % dapat diperoleh dengan
memekadestilasi dengan menggunakan zat pengikat air, seperti CaO. Etanol
berkadar 100 % disebut etanol absolut.

Anda mungkin juga menyukai