Disusun oleh:
KELOMPOK 8
Cadangan energi fosil (minyak bumi) yang tidak terbarukan sudah sangat
menipis dan tidak akan bertahan selamanya. Maka dari itu diperlukan untuk melestarikan
bahan bakar fosil tersebut.Dalam menghemat bahan bakar fosil diperlukan untuk
melakukan hal-hal yang efektif yaitu dengan mengurangi atau menghemat jumlah
pemakaian gas yang digunakan.Adapun energi alternatif telah dikembangkan dalam
menghemat pemakaian energi fosil yaitu bioethanol.Bioetanol adalah salah satu bahan
bakar alternatif yang dibuat dari tumbuhan yang mengandung pati, gula dan serat
selulosa.Bioetanol adalah cairan dari fermentasi gula yang bersumber dari karbohidrat
dengan bantuan mikroorganisme. Bioetanol merupakan bahan bakar dari minyak nabati
yang memiliki sifat menyerupai minyak premium.
1.3 Tujuan
1. Mencari bahan bakar alternatif (bioethanol) sebagai pengganti bahan bakar minyak
untuk kebutuhan rumah tangga.
2. Mengetahui cara pemanfaatan limbah organik sebagai bahan utama pembuatan
bioetanol.
BAB II
ISI
2.2 Ulasan
a. Pemanfaatan bioetanol sebagai sumber energi
Akibat kriris harga minyak mineral pada akhir tahun 2008 yang
mencapai harga lebih dari 120 dollar/barel, menyebabkan masyarakat dunia
berusaha untuk mencari alternatif bahan bakar cair yang berasal dari tumbuhan.
Dengan harapan tidak akan terjadi krisis bahan bakar lagi karena bahan-bahan
yang dapat diolah menjadi etanol sangat beragam jenisnya (Anonim, 2008
dalam Senam, 2009). Beberapa kelebihan bioetanol dibanding bensin, antara
lain lebih aman, memiliki titik nyala tiga kali lebih tinggi dibanding bensin, dan
menghasilkan emisi gas hidrokarbon lebih sedikit. Etanol mampu meningkatkan
angka oktan bensin, maka dalam kasus ini etanol berperan sebagai octan
enhancer.Penggunaan etanol sebagai octan enhancer ini sangat menarik
perhatian dunia, karena ramah lingkungan dan mudah diperbaharui. Dengan
digunakannya etanol ini lambat laun akan mengurangi emisi timbal yang
dikeluarkan dari asap kendaraan bermotor selama pembakaran (Senam, 2009).
Berbagai macam bahan dapat dikonversi menjadi etanol dengan
bantuan mikroorganisme.Bahan yang mengandung pati seperti jagung, ubi kayu,
gandum, tapioka dan kentang merupakan sumber utama bioetanol.Dua jenis
yang disebut permulaan itu sangat produktif untuk menghasilkan etanol.
Sebanyak 11,7 Kg tepung jagung dapat dikonversi menghasilkan alkohol
sebanyak 7 liter (Senam, 2009). Selain itu juga tapioka, ketela rambat, dan
bahan lain yang berkarbohidrat dapat dikonversi menghasilkan etanol. Bahan
yang mengandung selulosa juga sangat potensial untuk diubah menjadi etanol
diantaranya adalah limbah pertanian dan hasi hutan berupa kayu.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Alkohol/bio-ethanol dapat diproduksi dari tanaman yang mengandung pati atau
karbohydrat, dilakukan melalui proses konversi karbohidrat menjadi gula (glukosa)
larut air. Proses pembuatan glukosa dibedakan berdasarkan zat pembantu yang
dipergunakan, yaitu Hydrolisa asam dan Hydrolisa enzyme. Selanjutnya dilakukan
proses peragian atau fermentasi gula menjadi ethanol dengan menambahkan
yeastatau ragi.
2. Keekonomian program pemanfaatan ethanol/bio-ethanol untuk bahan bakar
kendaraan bukan saja ditentukan oleh harga bahan bakar premium saja, tetapi
ditentukan pula oleh harga bahan baku pembuatan ethanol/bio-ethanol, oleh
karenanya produksi ethanol/bio-ethanol harus mempertimbangkan keekonomiannya
dari dua sisi kepentingan, yaitu sisi produsen ethanol/bio-ethanol dan dari segi
petani penghasil bahan baku.
3. Sampai saat ini belum ada sinergi yang diwujudkan dalam satu dokumen rencana
strategis yang komprehensif dan terpadu, sehingga akan timbul beberapa kendala
yang harus diselesaikan. Namun agar kendala tersebut dapat diatasi harus didukung
adanya kebijakan Pemerintah mengenai pertanian dan kehutanan yang terkait
dengan peruntukan lahan, kebijakan insentif bagi pengembangan bio-ethanol,
tekno-ekonomi produksi dan pemanfaatan bio-ethanol, sehingga ada kejelasan
informasi bagi pengusaha yang tertarik dalam bisnis bio-ethanol.
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, Dian. 2012. Potensi Energi Dari Pemanfaatan Air Limbah Industri Bioetanol
Berbahan Baku Ubikayu (Thinslop) Dan Tetes Tebu (Vinasse).Skripsi. Fakultas
Pertanian. Universitas Bandar Lampung.
Senam.2009. Prospek Bioetanol Sebagai Bahan Bakar yang Terbarukan dan Ramah
Lingkungan.Fakultas MIPA. Universitas Negeri Yogyakarta.
Wulandari, Retno. 2017. Pengaruh Suhu, pH, Waktu Hidrolisis, dan Konsentrasi H2so4
Terhadap Kadar Glukosa Yang Dihasilkan Dari Limbah Kulit Kakao.
Skripsi.Fakultas Teknik. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Susmiati, Yuana. 2018. Prospek Produksi Bioetanol dari Limbah Pertanian dan Sampah
Organik.Jurnal Teknologi dan Manajemen Agroindustri, 2(7), 67-80.
Wusnah, Samsul Bahri, dan Dwi Hartono. 2016. Proses Pembuatan Bioetanol dari Kulit Pisang
Kepok (Musa acuminata B.C) Secara Fermentasi. Jurnal Teknologi Kimia Unimal,
5(1), 57-65.