Disusun oleh:
Kelompok 4 Kelas XI MIPA 5
2018/2019
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut segala puji bagi Allah subhanahu wa ta’ala yang maha
pengasih lagi maha penyayang yang telah memberikan kita karunia dan rahmat-
Nya, sehingga dapat menyusun laporan ini. Laporan ini berisikan peraktikum dan
pengamatan asli penyusun mengenai proses dan pembuatan mayonaise.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
halaman
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 2
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Koloid .................................................................................... 3
B. Jenis Koloid Berdasarkan Fungsinya ....................................................... 3
C. Sifat Koloid ............................................................................................... 4
1. Efek Tyndall ......................................................................................... 4
2. Gerak Brown ....................................................................................... 4
3. Adsorpsi .............................................................................................. 4
4. Koagulasi ............................................................................................ 5
D. Sistem Koloid Pada Mayonaise ............................................................... 5
E. Proses Pembuatan Mayonaise .................................................................. 7
BAB III PENUTUP
A. Simpulan .................................................................................................... 9
B. Saran .......................................................................................................... 9
ii
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
B. Rumusan Masalah
Dalam menyusun makalah ini penyusun menyesuaikan isi makalah dengan
situasi dan kondisi serta tuntutan yang relevan bagi kehidupan yang berkaitan
dengan aspek ilmu pengetahuan dan teknologi. Rumusan masalah dari penyusunan
makalah ini adalah:
1. Apa itu sistem koloid?
2. Bagaimana penerapan sistem koloid pada mayonaise?
3. Bagaimana proses pembuatan mayonaise?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apa itu sistem koloid.
2. Untuk mengetahui penerapan sistem koloid pada mayonise.
3. Untuk mengetahui proses pembuatan mayonise.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Koloid
Koloid merupakan campuran dari dua zat atau lebih yang tersebar secara merata
dengan ukuran partikel terdispersi antara 1-1000 nm. Sedangkan, sistem koloid
adalah bentuk campuran yang keadaanya terletak di antara larutan dan suspensi
(campuran kasar) dan memiliki sifat-sifat yang khas.
Berbagai bahan makanan yang merupakan campuran dua zat (larutan dan
suspensi) itu juga termasuk ke dalam sistem koloid. Seperti misalnya, mayonaise,
keju, nasi, dan roti. Contoh di luar bahan makanan yaitu cat, kosmetik, dan obat-
obatan juga termasuk. Bahkan, darah yang ada di dalam tubuh kita itu sistem koloid.
3
4
C. Sifat Koloid
Sistem koloid mempunyai sifat khas yang berbeda dengan sifat sistem-sistem
dispersi lainnya. Berikut merupakan sifat-sifat koloid :
1. Efek Tyndall
Efek Tyndall adalah efek penghamburan cahaya oleh partikel koloid. Ketika
berkas cahaya diarahkan ke larutan, cahaya tersebut akan diteruskan sehingga kita
tidak bisa melihatnya. Kenapa? Hal ini dikarenakan larutan bersifat homogen. Di
sisi lain, ketika berkas cahaya diarahkan ke partikel-partikel koloid dan suspensi,
berkas sinar akan dihamburkan sehingga jejaknya dapat terlihat. Contoh Efek
Tyndall dalam kehidupan sehari-hari yaitu saat di bioskop. Sorot lampu proyektor
akan tampak jelas ketika ada asap rokok yang melewatinya, sehingga gambar film
yang ada di layar menjadi tidak jelas. Hal ini karena adanya hamburan cahaya oleh
partikel-partikel asap rokok yang menyebabkan daya tembus lampu proyektor
menjadi berkurang.
2. Gerak Brown
Gerak Brown adalah gerak acak, gerak tidak beraturan atau gerak zig zag partikel
koloid. Gerakan ini terjadi karena benturan tidak teratur antara partikel koloid
terdispersi dan medium pendispersi. Benturan ini mengakibakan partikel koloid
bergetar dengan arah tidak beraturan dan jarak yang pendek. Gerak zig zag akibat
benturan dari partikel pendispersi menyebabkan sistem koloid tetap stabil, tetap
homogen, dan tidak mengendap.
3. Adsorpsi
Adsorpsi merupakan peristiwa menempelnya muatan di permukaan parikel-
partikel koloid. Adsorpsi terjadi karena adanya kemampuan partikel koloid untuk
menarik (ditempeli) oleh partikel-partikel kecil. Kemampuan untuk menarik ini
disebabkan adanya tegangan permukaan koloid yang cukup tinggi. Alhasil, ketika
ada partikel kecil yang menempel ke koloid, partikel itu akan cenderung tidak
mudah lepas (tetap menempel). Zat-zat teradsorpsi dapat terikat kuat membentuk
lapisan yang tebalnya tidak lebih dari satu atau dua lapisan partikel. Partikel koloid
mampu menyerap molekul netral atau ion-ion pada permukaannya. Ketika partikel
koloid menyerap ion bermuatan, ion-ion tersebut akan menempel pada
permukaannya dan partikel koloid tersebut menjadi bermuatan.
5
4. Koagulasi
Koagulasi adalah peristiwa terjadinya pengendapan pada koloid. Penggumpalan
partikel terjadi karena adanya kerusakan stabilitas sistem koloid atau karena
penggabungan partikel koloid yang berbeda muatan sehingga membentuk partikel
yang lebih besar. Koagulasi dapat dipengaruhi oleh pemanasan, pendinginan,
penambahan elektrolit, pembusukan, pencampuran koloid yang berbeda muatan,
dan elektroforesis. Contoh koagulasi koloid dalam kehidupan sehari-hari yaitu pada
penggumpalan susu yang basi dan telur yang direbus hingga membeku.
Mekanisme lesitin dapat menyatukan minyak (lemak) dan air (asam cuka/lemn
juice pada pembuatan mayonaise) adalah fosfolipid yang merupakan pembentuk
lesitin terdiri dari bagian yang polar (air) dan bagian yang non polar
(minyak/lemak). Bagian kepala fosfolipid merupakan bagian yang hidrofilik
(tertarik pada air) dan bagian ekor yaitu tertarik pada hidrofobik (tidak suka dengan
air/menjauhi air dan lebih terikat pada minyak/lemak). Kepala hidrofilik berisi
gugus fosfat bermuatan negative, yang kemungkinan juga terdiri dari
kelompok/jenis polar yang lainnya. Ekornya yang bersifat hidrofobik terdiri dari
asam lemak rantai hidrokarbon. Ketika berada pada kondisi di dalam air fosfolipid
tersebut membentuk berbagai struktur tergantung pada sifat spesifiknya dan dalam
hal pembuatan mayonaise fosfolipid tersebut membentuk/berperan sebagai
emulsifier dimana yang berperan dalam menyatukan antara minyak nabati dan sam
cuka/lemon juice yang merupakan bahan utama pembuatan mayonaise menjadi
suatu emulsi setengah padat yang kompak/mantap atau sering disebut juga emulsi
permanen. Emulsi permanen yang dimaksud disini yaitu pada campuran tersebut
antara minyak nabati dan asam cuka/lemon juice yang dicampurkan tidak terpisah
lagi, berbeda dengan emulsi temporer yang terjadi pada french dressing yang selalu
memisah antara minyak dan air jika tidak dikocok, oleh karenanya pada
penggunaan French dressing ini harus segera digunakan sesaat etelah dilakukan
pengocokan karena pada saat pengocokan inilah minyak dan air dapat bersatu
namun jika tidak langsung digunakan maka akan cepat memisah. Hal ini berbeda
dengan mayonaise yang stabil dan tidak memisah lagi walaupun lama
didiamkan/tidak langsung digunakan.
Rahasia membuat mayonaise terletak pada pemisahan bahan penyusunnya
menjadi emulsi. Perbandingan yang tepat bahan-bahan penyusunnya akan
mempengaruhi hasil. Berapapun banyaknya telur dan larutan asam dalam hal ini
adalah jus lemon yang dikocok, keduanya akan memisah. Untuk mengikatnya
diperlukan lesitin dari kuning telur sebagai penstabil. Kuning telur berfungsi
melarutkan seperti deterjen yang melarutkan minyak dan jus lemon.
7
Proses pembuatan :
1. Mengaduk kuning telur sampai mengembang
2. Memasukkan minyak sedikit demi sedikit ke dalam kuning telur tersebut sambil
terus diaduk. Campuran tidak boleh dikocok dan hanya boleh diaduk. Proses
pengocokan hanya akan memungkinkan masuknya udara ke dalam campuran
sehingga mayonaise akan pecah.
3. Menambahkan perasan lemon, garam, dan gula sambil diaduk.
4. Jika ingin menambahkan bahan lain sebagai perasa, masukkan dalam bentuk
bubuk, jangan cairan. Cairan menurunkan volume mayonaise, mayonaise akan
mengempis. Banyak orang melakukan kesalahan ini yaitu menambahkan
kocokan putih telur di akhir proses. Hal ini akan mengakibatkan mayonaise
mengempis. Jika telah selesai menambahkan bahan-bahan bubuk, diamkan
mayonaise agar terbentuk emulsi sempurna. Tutup mayonaise dan simpan di
lemari es.
2. Kuning telur berfungsi sebagai emulgator larutan asam dengan minyak nabati.
Bisa saja menggunakan putih telur, tetapi diperlukan pengadukan yang sangat
cepat jika menggunakan putih telur.
3. Perasan lemon berfungsi sebagai pembunuh kuman pada telur dan merupakan
zat terdespersi dalam medium pendispersi minyak nabati, serta lemon
memberikan rasa dan aroma yang khas.
4. Garam berfungsi sebagai penyedap pada mayonaise.
5. Gula memiliki fungsi yang sama dengan garam, gula berfungsi sebagai
penyedap mayonaise.
B. Saran
Sebaiknya konsumen mengurangi penggunaan mayonaise dalam makanannya
karena kandungan kolesterolnya yang tinggi. Selain itu konsumen juga harus
berhati-hati dalam memilih mayonaise yang akang digunakan. Lebih baik membuat
mayonaise sendiri agar lebih terjamin kualitasnya, walau daya simpannya singkat.
9
DAFTAR PUSTAKA
10
LAMPIRAN
Dokumentasi 1 Kegiatan
11