Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH KOLOID

DI SUSUN OLEH :
NADHIRA AULIA LUBIS
19110106
S1 FARMASI SEMESTER II B
UNIVERSITAS KADER BANGSA PALEMBANG
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan
rahmat dan hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah saya yang berjudul “
KOLOID “. Pada makalah ini saya banyak mengambil dari berbagai sumber dan refrensi. oleh
sebab itu, dalam kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih sebesar-sebesarnya kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penyusunan menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini sangat jauh dari kata sempurna,
untuk itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata penyusun saya mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat untuk semua pihak yang membaca…

Palembang, 28 April 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..................................................................................................................... i
Daftar Isi.............................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................... 1
A. Latar Belakang...................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................................. 2
C. Tujuan Makalah.................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................... 3
A. Pengertian Koloid................................................................................................. 3
.................................................................................................................................
B. Jenis-Jenis Koloid................................................................................................. 4
C. Pembuatan Koloid................................................................................................. 5
D. Penggunaan Koloid Dalam Kehidupan Sehari – Hari.......................................... 6
....................................................................................................................................
BAB III PENUTUP............................................................................................................. 8
A. Kesimpulan........................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................... 9
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering bersinggungan dengan sistem koloid
sehingga sangat penting untuk dikaji. Sebagai contoh, hampir semua bahan pangan
mengandung partikel dengan ukuran koloid, seperti protein, karbohidrat, dan lemak.
Emulsi seperti susu juga termasuk koloid. Dalam bidang farmasi, kebanyakan produknya
juga berupa koloid, misalnya krim, dan salep yang termasuk emulsi. Dalam industri cat,
semen, dan industri karet untuk membuat ban semuanya melibatkan sistem koloid.
Semua bentuk seperti spray untuk serangga, cat, hair spray, dan sebagainya adalah juga
koloid. Dalam bidang pertanian, tanah juga dapat digolongkan sebagai koloid. Jadi
sistem koloid sangat berguna bagi kehidupan manusia.
Sistem koloid berhubungan dengan proses-proses dialam yang mencakup
berbagai bidang. Hal itu dapat kita perhatikan didalam tubuh makhluk hidup, yaitu
makanan yang kita makan (dalam ukuran besar) sebelum digunakan oleh tubuh terlebih
dahulu diproses sehingga berbentuk koloid. Juga protoplasma dalam makhluk hidup
merupakan suatu koloid sehingga proses-proses dalam sel melibatkan sistem koloid.
Dalam udara juga terdapat sistem koloid, misalnya polutan padat yang
terdispersi dalam udara, yaitu asap dan debu. Juga air yang terdispersi dalam udara yang
disebut kabut merupakan sistem koloid. Mineral-mineral yang terdispersi dalam tanah
yang dibutuhkan oleh tumbuh-tumbuhan juga merupakan sistem koloid. Proses majunya
garis diakibatkan pembentukan sistem koloid yang disebut proses pengendapan koloid
dan terbentuknya delta pada muara sungai juga proses pembentukan koloid. Penggunaan
sabun untuk mandi dan mencuci berfungsi untuk membentuk koloid antara air dan
kotoran yang melekat (minyak). Campuran logam selenium dengan kaca lampu belakang
mobil yang menghasilkan cahaya warna merah merupakan sistem koloid. Banyak sekali
campuran dialam ini yang kita lihat dalam kehidupan sehari-hari yang merupakan
system koloid. Untuk mengetahui apakah AgCl termasuk koloid maka disusunlah
makalah yang berjudul sol AgCl.
B. Rumusan Masalah
1.     Apa pengertian Koloid ?
2.     Apa saja jenis-jenis Koloid?
3.     Bagaimana cara pembuatan Koloid?
4.     Untuk apa saja penggunaan Koloid dalam kehidupan sehari – hari ?

C.  Tujuan
1.     Untuk mengetahui apa pengertian Koloid.
2.     Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis Koloid.
3.     Untuk mengetahui bagaimana cara pembuatan Koloid.
4.     Untuk mengetahui ntuk apa saja penggunaan Koloid dalam kehidupan sehari – hari.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Koloid
Sistem koloid banyak digunakan pada kehidupan sehari-hari, terutama dalam
kehidupan sehari-hari. Hal ini disebabkan sifat karakteristik koloid yang penting, yaitu
dapat digunakan untuk mencampur zat-zat yang tidak dapat saling melarutkan secara
homogen dan bersifat stabil untuk produksi dalam skala besar. Salah satu sistem koloid
adalah emulsi. Emulsi terbentuk karena pengaruh suatu pengelmusi (emuglator). Salah
satu contoh aplikasi dalam kehidupan sehari-hari dari sistem koloid adalah lulur, berikut
penjelasannya
Koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya antara larutan dan
suspensi. Larutan memiliki sifat homogen dan stabil. Suspensi memiliki sifat heterogen
dan labil. Sedangkan koloid memiliki sifat heterogen dan stabil. Koloid merupakan
sistem heterogen, dimana suatu zat "didispersikan" ke dalam suatu media yang homogen.
Ukuran zat yang didispersikan berkisar dari satu nanometer (nm) hingga satu
mikrometer (µm). Perhatikan perbedaan tiga contoh campuran di bawah ini :
1.     Campuran antara air dengan sirup.
2.     Campuran antara air dengan susu.
3.     Campuran antara air dengan pasir.
Jika kita campurkan air dengan sirup maka sirup akan terdispersi (bercampur)
dengan air secara homogen (bening) Jika didiamkan, campuran itu tidak memisah dan
juga tidak dapat dipisahkan dengan penyaringan biasa maupun penyaringan yang lembut
(penyaringan mikro). Secara makroskopis maupun mikroskopis campuran ini tampak
homogen, tidak dapat dibedakan mana yang air dan mana yang sirup. Campuran seperti
inilah yang disebut larutan.
Jika kita campurkan susu (misalnya, susu instan) dengan air, ternyata susu
"larut" tetapi "larutan" itu tidak bening melainkan keruh. Jika didiamkan, campuran itu
tidak memisah dan juga tidak dapat dipisahkan dengan penyaringan (hasil penyaringan
tetap keruh). Secara makroskopis campuran ini tampak homogen. Akan tetapi, jika
diamati dengan mikroskop ultra ternyata masih dapat dibedakan partikel-partikel lemak
susu yang tersebar di dalam air. Campuran seperti inilah yang disebut koloid.
Jika kita campurkan air dengan pasir maka pasir akan terdispersi (bercampur)
dengan air secara heterogen dan langsung  memisah antara air dengan pasir, yang
keadaannya pasir akan mengendap di dasar air dan dapat dipisahkan dengan penyaringan
biasa, bahkan dapat dipisahkan dengan cara dituang perlahan-lahan. Secara makroskopis
campuran ini sudah tampak hetrogen, dapat dibedakan mana yang air dan mana yang
pasir. Campuran seperti inilah yang disebut suspensi.
Jadi, koloid tergolong campuran heterogen (dua fase) dan stabil. Zat yang
didipersikan disebut fase terdispersi, sedangkan medium yang digunakan untuk
mendispersikan zat disebut medium dispersi. Fase terdispersi bersifat diskontinu
(terputus-putus), sedangkan medium dispersi bersifat kontinu.

B.  Jenis-Jenis Koloid


Sistem koloid banyak digunakan pada kehidupan sehari. Hal ini disebabkan sifat
karakteristik koloid yang penting, yaitu dapat digunakan untuk mencampur zat-zat yang
tidak dapat saling melarutkan secara homogen dan bersifat stabil untuk produksi dalam
skala besar. Ada banyak penggunaan sistem koloid baik di dalam kehidupan sehari-hari
maupun dalam berbagai industri seperti industri kosmetik, makanan, farmasi dan
sebagainya. Beberapa macam koloid tersebut antara lain;
1.     Aerosol
Aerosol adalah sistem koloid di mana partikel padat atau cair terdispersi dalam gas.
Aerosol yang dapat kita saksikan di alam adalah kabut, awan, dan debu di udara.
Dalam industri modern, banyak sediaan insektisida dan kosmetika yang diproduksi
dalam bentuk aerosol, dan sering kita sebut sebagai obat semprot, Contohnya antara
lain adalah hair spray, deodorant dan obat nyamuk.
2.     Sol
Sol adalah sistem koloid di mana partikel padat terdispersi dalam cairan. Berdasarkan
sifat adsorpsi dari partikel padat terhadap cairan pendispersi, kita mengenal dua
macam sol yaitu:
a. Sol liofil, dimana partikel-partikel padat akan mengadsorpsi molekul cairan,
sehingga terbentuk suatu selubung di sekeliling partikel padat itu. Liofil artinya
“cinta cairan” (Bahasa Yunani; lio=cairan; philia=cinta). Sol liofil yang setengah
padat disebut gel. Contoh gel antara lain selai dan gelatin.
b. Sol liofob, dimana partikel-partikel padat tidak mengadsorpsi molekul cairan.
Liofib artinya “takut cairan” (phobia=takut).
3.     Emulsi
Emulsi adalah suatu system koloid di mana zat terdispersi dan medium
pendispersi sama-sama merupakan cairan. Agar terjadi suatu campuran koloid, harus
ditambahkan zat pengemulsi (emulgator). Susu merupakan emulsi lemak dalam air,
dengan kasein sebagai emulgatornya. Obat-obatan yang tidak larut dalam air banyak
yang dibuat dan dipanaskan dalam bentuk emulsi. Contohnya emulsi minyak ikan.
Emulsi yang dalam bentuk semipadat disebut krim.

C.  Pembuatan Koloid


Jika kita atau sebuah industri akan memproduksi suatu produk berbentuk koloid,
bahan bakunya adalah larutan (partikel berukuran kecil) atau suspensi (partikel
berukuran besar). Didasarkan pada bahan bakunya, pembuatan koloid dapat dilakukan
dengan dua cara, yaitu sebagai berikut.
1.     Kondensasi
Kondensasi adalah cara pembuatan koloid dari partikel kecil (larutan) menjadi
partikel koloid. Proses kondensasi ini didasarkan atas reaksi kimia; yaitu melalui
reaksi redoks, reaksi hidrolisis, dekomposisi rangkap, dan pergantian pelarut.
a. Reaksi Redoks
Contoh:
 Pembuatan sol belerang dari reaksi redoks antara gas H 2 S dengan larutan
SO2.
Persamaan reaksinya: 2 H 2 S (g) + SO 2 (aq) →2 H 2 O (l) + 3 S (s)
 Pembuatan sol emas dari larutan AuCl 3 dengan larutan encer formalin
(HCHO).
Persamaan reaksinya:
2 AuCl 3(aq) + 3 HCHO (aq) + 3H 2 O (l) → 2 Au (s) + 6HCl (aq) + 3 HCOOH (aq)
b. Reaksi Hidrolisis
Contoh, pembuatan sol Fe(OH) 3 dengan penguraian garam FeCl 3 Persamaan
reaksinya adalah: mengunakan air mendidih.
FeCl 3 (aq) + 3 H 2 O (l) → Fe(OH) 3 (s) + 3 HCl ( aq)
c. Reaksi Dekomposisi Rangkap
Contoh:
       Pembuatan sol As 2 S 3, dibuat dengan mengalirkan gas H 2 S dan asam arsenit
(H 3 AsO 3 ) yang encer.
reaksinya: 2 H 3 AsO 3 (aq) + 3 H 2 S (g) → As 2 S 3 (s) + 6H 2 O (l)
       Pembuatan sol AgCl dari larutan AgNO 3 dengan larutan NaCl encer.
Persamaan reaksinya: AgNO 3 (aq) + NaCl (aq) → AgCl (s) + NaNO 3 (aq)
Sol AgCl juga dapat dibuat dengan mencampurkan larutan AgNO 3 encer dan 
larutan HCl encer. AgNO3(aq) +  HCl(aq) → AgCl(koloid) + HNI3(aq)
d. Reaksi Pergantian Pelarut
Contoh, pembuatan sol belerang dari larutan belerang dalam alkohol ditambah
dengan air. Persamaan reaksinya:
S (aq) + alkohol + air → S (s) Larutan S
2. Dispersi
Dispersi adalah pembuatan partikel koloid dari partikel kasar (suspensi).
Pembuatan koloid dengan dispersi meliputi: cara mekanik, peptisasi, busur Bredig,
dan ultrasonik.
a. Proses Mekanik
Proses mekanik adalah proses pembuatan koloid melalui penggerusan atau
penggilingan (untuk zat padat) serta dengan pengadukan atau pengocokan (untuk
zat cair). Setelah diperoleh partikel yang ukurannya sesuai dengan ukuran koloid,
kemudian didispersikan ke dalam medium (pendispersinya). Contoh, pembuatan
sol belerang.
a. Peptisasi
Peptisasi adalah cara pembuatan koloid dengan menggunakan zat kimia (zat
elektrolit) untuk memecah partikel besar (kasar) menjadi partikel koloid. Contoh,
proses pencernaan makanan dengan enzim dan pembuatan sol belerang dari
endapan nikel sulfida, dengan mengalirkan gas asam sulfida.

D.  Penggunaan Koloid Dalam Kehidupan Sehari – Hari


Sistem koloid banyak digunakan dalam kehidupan manusia, terutama dalam
kehidupan sehari-hari. Hal ini disebabkan sifat karakteristik koloid yang penting, yaitu
dapat digunakan untuk mencampur zat-zat yang tidak dapat saling melarutkan secara
homogen dan bersifat stabil untuk produksi dalam skalabesar.
Berikut ini adalah tabel aplikasi koloid:
Jenis industry Contoh aplikasi
Industri makanan Keju, mentega, susu, saus salad
Industri kosmetika dan perawatan tubuh Krim, pasta gigi, sabun
Industri cat Cat
Industri kebutuhan rumah tangga Sabun, deterjen
Industri pertanian Peptisida dan insektisida
Industri farmasi Minyak ikan, pensilin untuk suntikan

  Bahan Kosmetik    
Bahan – bahan kosmetika sangat banyak jenisnya, akan tetapi pada prinsipnya
hampir 90% dari bahan itu dibuat dalam keadaan koloid. Hal itu disebabkan sifat
koloid yang mudah menyerap pewangi dan pewarna, lembut, mudah dibersihkan, tidak
merusak kulit dan rambutm dan sekaligus mengandung dua macam bahan yang tidak
dapat saling larut. Macam – macam bentuk bahan kosmetik sebagai berikut :
1. Bahan kosmetika yang berbentuk aerosol, misalnya parfum dan deodorant spray,
hair spray, dan penghilang bau mulut yang disemprotkan.
2. Bahan kosmetika yang berbentuk sol, misalnya susu pembersih muka dan kulit,
cairan untuk masker, dan cat kuku.
3. Bahan kosmetika yang berbentuk emulsi, misalnya susu pembersih muka dan
kulit. 
4. Bahan kosmetika yang berbentuk gel, misalnya deodorant stick dan minyak rambut
(jelly).
5. Bahan kosmetika yang berbentuk buih, misalnya sabun cukur dan sabun
kecantikan.
6. Bahan kosmetika yang berbentuk sol padat misalnya pemerah bibir, pensil alis dan
mascara

BAB IV
PENUTUP

A.  Kesimpulan
AgCl termasuk koloid jenis sol karena merupakan padatan yang terdispersi dalam
cairan. Berdasarkan sifat adsorbsinya AgCl termasuk sol liofob, yang berarti partikel AgCl
tidak mengadsorbsi molekul cairan pendispersinya. Sol AgCl dapat dibuat dari larutan
AgNO3 encer direaksikan dengan larutan NaCl atau HCl encer melalui cara kondensasi,
dengan reaksi dekomposisi rangkap. Persamaan reaksinya sebagai berikut:
AgNO 3 (aq) + NaCl (aq) → AgCl (s) + NaNO 3 (aq)
AgNO3(aq) +  HCl(aq) → AgCl (s) + HNI3(aq)

DAFTAR PUSTAKA
- http://www.psb-psma.org/forum/bahan-ajar/kimia/koloid, diakses pada 22 Mei 2012
- http://kimiadahsyat.blogspot.com/2009/06/kegunaan-koloid-dalam-kehidupan-
manusia.html, diakses pada 22 Mei 2012
- http://sahri.ohlog.com/pembuatan-sistem-koloid.oh85102.html, diakses pada 23 Mei 2012
- file:///D:/makalah%20koloid%20sol%20agcl/SISTEM%20KOLOID%20%C2%AB
%20chemistry%20for%20peace%20not%20for%20war.htm, diakses pada tanggal 23 Mei
2012

Anda mungkin juga menyukai