Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH KOLOID

SMAT KRIDA NUSANTARA

PENYUSUN :
NAMA : MUHAMMAD WIRADHIKA HARDIYANTO
KELAS : XI-MIPA-2
MATA PELAJARAN : KIMIA
KATA PENGANTAR

Asslamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-
Nyalah saya dapat menyelesaikan makalah kami yang membahas Sistem Koloid.
Untuk kedua kalinya sholawat serta salam kami haturkan kepada junjungan nabi
Muhamad SAW semoga selalu terlimpahkan. Amin.

Tak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada Ibu guru yang telah
membimbing saya dalam menyelesaikan makalah ini. Dimana makalah ini saya
mengupas sekelumit tentang Sistem Koloid dan manfaatnya dalam kehidupan
sehari-hari.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi siswa siswa atau bagi pembacanya. Tiada
gading yang tak retak, demikian pula dengan penyusunan makalah ini yang masih
jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran
dari semua pihak maupun bagi pembaca makalah ini.

Wasalamu’alaikum Wr. Wb

Bandung, 17 maret 2018


Penyusun

2|Page
Daftar isi

Page
Kata pengantar………………………………………………… I
BAB 1 PENDAHULUAN…………………………………….. 1
1.1 Latar belakang………………………………… 1
1.2 Klasifikasi campuran…………………………… 2
BAB 2 ISI
2.1 A KLASIFIKASI KOLOID……………………… 5
2.1.1 Berdasarkan sifat…………………………… 5
2.1.2 Berdasarkan ukuran molekuler…………… 7
2.1.3 Berdasarkan fase terdispersi pendispersi…. 8
2.1 B SIFAT KOLOID………………………………. 9
2.1 C PEMBUATAN KOLOID……………………… 14
BAB 3 PENUTUP
3.1A.CONTOH PRODUK KOLOID DAN
CARA PEMBUATANYA(BAKPAO) ………………............. 18
3.1B. SOAL UN DAN PEMBAHASANNYA……………21
3.1C. KESIMPULAN…………………………………. 25
DAFTAR PUSTAKA………………………………………….. 26

3|Page
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Sistem koloid berhubungan dengan proses – proses di alam yang mencakup
berbagai bidang. Misalnya saja, makanan yang kita makan (dalam ukuran besar)
sebelum digunakan oleh tubuh,terlebih dahulu diproses sehingga berbentuk
koloid, dan protoplasma dalam sel – sel makhluk hidup. Dalam kehidupan sehari-
hari ini, sering kita temui beberapa produk yang merupakan campuran dari
beberapa zat, tetapi zat tersebut dapat bercampur secara merata. Misalnya saja saat
kita membuat susu, serbuk atau tepung susu bercampur secara merata dengan air
panas. Kemudian, es krim yang biasa kita konsumsi, mempunyai rasa yang
beragam, es krim tersebut haruslah disimpan dalam lemari es agar tidak meleleh.
Semua itu merupakan contoh sistem koloid.

Udara juga mengandung sistem koloid, misalnya polutan padat yang terdispersi
(tercampur) dalam udara, yaitu asap dan debu. Juga air yang terdispersi dalam
udara yang disebut kabut merupakan sistem koloid. Mineral – mineral yang
terdispersi dalam tanah, yang dibutuhkan oleh tumbuh – tumbuhan juga
merupakan koloid. Penggunaan sabun untuk mandi dan mencuci berfungsi untuk
membentuk koloid antara air dengan kotoran yang melekat (minyak). Campuran
logam selenium dengan kaca lampu belakang mobil yang menghasilkan cahaya
warna merah juga merupakan sistem koloid.

1|Page
1.2 Klasifikasi campuran
1. Larutan
Larutan adalah campuran homogen dari dua atau lebih zat (unsur/molekul). Ketika
ditempatkan dalam air, kebanyakan zat akan terlarut dan zat yang terlarut ini
disebut soluble (dapat larut) dan yang lainnya yang tidak dapat larut disebut
insoluble (tidak dapat larut). Garam dan gula sangat mudah larut dalam air.
Dalam suatu larutan, zat yang menunjukkan jumlah yang lebih besar disebut
dengan pelarut dan zat yang jumlahnya lebih sedikit disebut zat terlarut. Apa
artinya bahwa suatu zat terlarut dalam zat lainnya? Hal ini berarti bahwa molekul-
molekul dari zat terlarut terpisah dan terdistribusikan secara merata dalam pelarut.
Zat tidak dapat larut (insoluble) mempertahankan keadaannya agar tidak
terdistribusi dalam pelarut. Biasanya yang digunakan sebagai pelarut adalah air,
karena kebanyakan zat padat akan terlarut dalam air, tetapi sebenarnya hampir
semua cairan dapat dijadikan pelarut.
Zat terlarut pun bisa berada dalam kondisi, padat, cair atau gas. Contoh larutan
logam padat adalah baja (Fe+C), kuningan (Cu+Zn) dan perunggu (Cu+Sn).
Kedua komponen logam tersebut saling elarutkan, sama seperti larutan dengan
komponen cair atau gas. Contohnya adalah karbondioksida yang ditambahkan ke
dalam minuman agar berbuih. Dalam air kolam, sungai dan juga laut, gas semisal
oksigen, karbondioksida dan gas lainnya masuk ke dalam larutan secara alami.
Kehadiran gas-gas ini dalam air memungkinkan adanya kehidupan dasar laut

2. Suspensi ( Campuran )
Bilamana kita mencampurkan gula dengan air maka akan didapatkan larutan,
namun jika kita mencampurkan pasir kedalam air, kita akan mendapatkan
campuran. Ketika kita mencampurkan garam dan pasir maka yang akan kita
dapatkan juga adalah campuran. Dengan menggunakan sepasang penjepit tipis
akan dimungkinkan untuk memisahkan butiran pasir dari air atau sepotong
batubara dari bubuk campuran, tetapi hal ini tidak dapat dilakukan untuk
memisahkan molekul-molekul gula dari air, karena ukurannya yang sangat kecil.
Karena hal itulah yang membedakan suatu campuran dengan larutan. Dalam suatu

2|Page
campuran partikel-partikelnya berukuran cukup besar, sehingga mungkin untuk
dipisahkan dengan menggunakan metode mekanik.
Misalnya dengan menggunakan ayakan campuran dapat dipisahkan menjadi
bagian-bagian penyusunnya. Tetapi hal ini tidak bisa dilakukan terhadap larutan
dikarenakan ukurannya yang sangat kecil. Untuk memisahkan komponen dalam
larutan harus menggunakan metode fisika seperti destilasi.
Jadi campuran tersusun dari pertikel-partikel yang berukuran cukup besar,
sedangkan larutan tersusun dari partikel-partikel yang sangat kecil. Suspensi yang
kadang kita temui, misalnya minuman kopi/ teh tubruk yang ampasnya bisa kita
saring.

3. KOLOID
Pada larutan, partikel-partikel tersebar secara merata, tetapi tidaklah terjadi pada
campuran. Dalam campuran molekul-molekul tidak terpisah dan menyisakan
partikel padat. Dari bagian ini terlihat ukurannya, bahwa larutan terbentuk dari
partikel-partikel yang sangat kecil dan campuran terbentuk dari partikel-partikel
yang cukup besar.
Koloid adalah kondisi pertengahan, antara campuran dan larutan. Pada koloid
terjadi dispersi (penyebaran) partikel-partikel kecil tetapi bukan berukuran
molekul. Hal yang membedakan koloid dari larutan dan campuran adalah pada
ukurannya.
Koloid adalah tersebarnya partikel-partikel kecil dengan ukuran 10-7 sampai 10-5
cm. Jika partikel yang lebih besar dari 10-5 cm maka disebut dengan campuran
dan jika ukuran partikel lebih kecil dari 10-7 cm maka disebut dengan larutan.

3|Page
Perbedaan Larutan, Koloid dan Suspensi
Perbandingan campuran
Aspek Larutan Koloid Suspensi
Ukuran Partikel < 10-7 cm 10-7 < s.d <10-5 cm 10-5 cm <
Jumlah Fasa 1 2 2
Distribusi homogen heterogen Heterogen
Partikel
Penyaringan Tidak dapat Tidak dapat disaring Dapat disaring
disaring kecuali dengan
penyaring ultra

Kestabilan Stabil, tidak Stabil,tidak memisah Tidak stabil, memisah


memisah
Contoh Larutan gula, Tepung kanji dalamair, Campuran pasir dan air,
larutan garam, mayonase, debu di sel darah merah dan
udara bersih udara plasma putih dalam
plasma darah.

BAB II
ISI

4|Page
2.1 A. KLASIFIKASI KOLOID
2.1.1 BERDASARKAN SIFAT
Liofilik dan Liofobik
Sol adalah suatu sistem koloid jika partikel dapat terdispersi dalam suatu cairan.
Berdasarkan medium pendispersinya, disebut hidrosol jika mediumnya air, alkosol
bila mediumnya alkohol. Berdasarkan afinitas (daya gabung atau tarik-menarik)
fase terdispersi terhadap medium pen-dispersi, sol dibagi menjadi dua macam
yaitu sol liofob dan sol liofil.

Liofobik
Sol liofob ialah sol yang fase terdispersinya mempunyai afinitas yang kecil atau
menolak medium pendispersinya. Liofob artinya takut cairan (bahasa Yunani,
lio= cairan, phobia = takut). Kebanyakan sol liofob dalam larutan air
mendapatkan kestabilannya karena partikel bermuatan.
Muatan diperoleh, antara lain karena terjadi adsorpsi ion sejenis oleh partikel
koloid. Misalnya, pencampuran perak nitrat dan kalium iodida dalam larutan air.
Bila perak nitrat dalam konsentrasi berlebih, maka partikel akan bermuatan
positif, sedangkan bila kalium iodida berlebih, maka partikel akan bermuatan
negatif.
Dalam kedua hal, ion lawan tetap harus ada dalam larutan akibat gaya
elektrostatik. Elektrolit dalam jumlah yang kecil akan menstabilkan koloid, tetapi
jika dalam jumlah yang besar akan mengakibatkan koagulasi. Misalnya, sol
Fe(OH)3, As2S3, AgI, AgCl, dan sol belerang.

Liofilik

Sol liofil adalah sol yang fase terdispersinya mempunyai afinitas yang besar atau
mudah menarik medium pendispersinya. Liofil artinya suka cairan (bahasa

5|Page
Yunani, Philia = cinta). Partikel dari dispersi liofil ini sebenarnya adalah molekul
tunggal yang besar sehingga terdapat dalam daerah ukuran koloid. Sifat dari
dispersi jenis ini bergantung pada konsentrasi dan bentuk molekulnya. Misalnya,
protein, kanji, gom, dan karet alam.
Tabel 4 Perbedaan sel hidrofil dengan sel hidrofob.

Sel Hidrofil Sel Hidrofob


Mengadsorbsi mediumnya Tidak mengadsorbsi mediumnya
Dapat dibuat dengan konsentrasi yang
relatif besar Hanya stabil pada konsentrasi kecil
Tidak mudah menggumpal pada Mudah menggumpal padya penambahan
penambahan elektrolit elektrolit
Viskositas lebih besar daripada Viskositas hampir sama dengan
mediumnya mediumnya
Bersifat reversible Tidak reversible
Efek tyndall lemah Efek tyndall lebih jelas
Koloid organik Umumnya koloid anorganik
Gerak Brown tidak jelas Gerak Brown jelas

Jika medium pendispersinya air, kedua koloid tersebut masing-masing disebut


hidrofil jika suka kepada air dan di sekitar partikel mempunyai selubung air yang
tebal, dan disebut hidrofob jika takut kepada air dan mempunyai selubung air
yang tipis.

Untuk mengendapkan koloid hidrofil diperlukan elektrolit yang lebih banyak. Hal
ini disebabkan untuk menetralkan muatan dan juga untuk menghilangkan
selubung air. Cara lain untuk menghilangkan selubung air digunakan alkohol.
Oleh karena itu, koagulasi koloid hidrofil dapat berlangsung menurut beberapa
langkah sebagai berikut.

6|Page
 Jika koloid hidrofil mula-mula diberi elektrolit, kemudian alkohol, maka
pertama-tama terbentuk hidrofob yang tak bermuatan, kemudian akan
mengendap.
 Jika koloid hidrofil ditambah alkohol, lalu elektrolit, mula-mula terbentuk
koloid bermuatan, kemudian mengendap.

2.1.2 BERDASARKAN UKURAN MOLEKULER


Klasifikasi koloid yang lain adalah berdasarkan rentang ukuran partikel fase
pendispersi. Berdasarkan ukurannya, koloid dapat digolongkan menjadi:

-Koloid Multimolekul
Ketika molekul kecil zat terdispersi dengan jumlah banyak membentuk molekul
berukuran besar atau partikel yang berukuran koloid, maka disebut dengan koloid
multimolekul. Atom atau partikel bergabung menggunakan gaya van der Waals
yang lemah. Sebagai contoh adalah sol emas yang mengandung partikel yang
ukurannya bervariasi.

-Koloid Makromolekul
Koloid makromolekul menyerupai polimer yang berperan sebagai medium
pendispersi. Makromolekul ketika dilarutkan dalam medium pendispersi yang
sesuai, maka akan membentuk larutan yang mana molekulnya mempunyai ukuran
sebesar koloid. Polimer seperti pati, protein, selulosa membentuk koloid
makromolekul. Koloid makromolekul bersifat stabil.

-Koloid Terasosiasi
Larutan koloid ini dikenal dengan misel (Inggris: Micelles). Koloid ini ketika fase
terdispersi terlarut dalam medium pendispersi dalam konsentrasi rendah, mereka
berperilaku seperti elektrolit kuat. Tetapi jika konsentrasi meningkat, sifat koloid
mulai tampak karena adanya pembentukan partikel besar yang mana adalah
gabungan antara partikel kecil yang ada dalam larutan.

7|Page
2.1.3 BERDASARKAN FASA TERDISPERSI PENDISPRESI

Sifat fisik zat terdispersi ada 3 macam yaitu padat, cair dan gas. Inilah kombinasi
fase terdispersi dan fase terdispersi sistem koloid:

a. Sol padat (padat-padat)


Sol padat ialah jenis koloid dengan zat fase padat terdispersi dalam zat fase padat.
Contoh:’ logam paduan, kaca berwama, intan hitam, dan baja.

b. Sol cair (padat-cair)


Sol cair ialah jenis koloid dengan zat fase padat terdispersi dalam zat fase cair.
Berarti, Hal ini berarti zat terdispersi fase padat dan medium fase cair. Contoh:
cat, tinta, dan kanji.

c. Sol gas (padat-gas)


Sol gas (aerosol padat) ialah koloid dengan zat fase padat terdispersi dalam zat
fase gas. Hal ini berarti zat terdispersi fase padat dan medium fase gas. Contoh:
asap dan debu.

Fase Terdispersi Medium Pendispersi Nama Contoh


Padat Padat Sol padat Perunggu
Padat Cair Sol Cat
Padat Gas Aerosol Asap
Cair Padat Gel Keju
Cair Cair Emulsi Susu
Cair Gas Aerosol Kabut
Gas Padat Busa padat Batu apung
Gas Cair Busa Busa sabun

8|Page
2.1 B. SIFAT KOLOID
1. Efek Tyndall
Efek Tyndall adalah terhamburnya cahaya oleh partikel koloid. Bila seberkas
sinar dilewatkan pada supspensi (dispersi pasir dalam air), koloid (air teh), dan
larutan (gula dalam air), dan dilihat tegak lurus dari arah datangnya cahaya maka
lintasan cahaya akan terlihat jejaknya pada suspensi dan koloid, sedangkan larutan
tidak akan tampak sama sekali. Terlihatnya lintasan cahaya ini disebabkan cahaya
yang dihamburkan oleh partikel-partikelnya dimana pada saat itu melewati
suspensi atau koloid, sedangkan pada larutan tidak. Partikel koloid dan
suspensinya cukup besar untuk dapat menghamburkan sinar, sedangkan partikel-
partikel larutan berukuran sangat kecil sehingga tidak dapat menghamburkan
cahaya.

Penerapan Efek Tyndall kehidupan sehari-hari. Contoh Efek Tyndall adalah


sebagai berikut...
 Sorot lampu mobil atau senter di udara berkabut
 Pada sore hari munculnya warna biru dan jingga
 Sinar matahari melalui celah-celah dari daun pada waktu pagi hari

2. Gerak Brown
Gerak Brown adalah gerakan partikel koloid dengan lintasan lurus dan arah yang
acak. Apabila dispersi koloid diamati dibawah mikroskop dengan menggunakan
pembesaran tinggi, akan terlihat adanya partikel yang bergerak dengan arah yang
acak atau tidak beraturan, gerakan-gerakan tersebut mempunyai lintasan lurus.
Gerak Brown terjadi akibat adanya tumbukan partikel-partikel pendispersi
terhadap partikel terdispersi, sehingga partikel terdispersi akan terlontar. Lontaran
tersebut akan mengakibatkan partikel terdispersi menumbuk partikel terdispersi
yang lain dan akibatnya partikel yang tertumbuk akan terlontar. Kejadian tersebut
berulang secara terus-menerus, dan itu terjadi akibat ukuran partikel terdispersi

9|Page
yang relatif besar dibanding medium pendispersinya. Adapun gerak Brown ini
mengakibatkan partikel-partikel koloid relatif stabil meskipun ukuran yang relatif
besar, sebab dengan adanya partikel yang bergerak secara terus menerus,
pengaruh dari gaya gravitasi kurang berarti.

Penerapan Gerak Brown dalam kehidupan sehari-hari. Contoh Gerak


Brown adalah sebagai berikut...
 Susu

3. Adsorpsi
Adsorpsi adalah peristiwa penyerapan muatan oleh permukaan-permukaan
partikel koloid. Adsorpsi dapat terjadi karena adanya kemampuan pada partikel
koloid untuk menarik (ditempeli) oleh partikel-partikel kecil. Kemampuan
menarik tersebut, dapat terjadi karena disebabkanya adanya tegangan permukaan
koloid yang cukup tinggi, sehingga bila ada partikel yang menempel akan
cenderung dipertahankan pada permukaannya. Bila partikel-partikel koloid
mengadsorbsi ion yang bermuatan positif pada permukaannya maka koloid kana
menjadi bermuatan positif, dan sebaliknya bila yang diadsorbsi ion negatif akan
menjadi bermuatan negatif. Selain dari ion, partikel-partikel koloid dapat
menyerap muatan dari listrik statis, misalnya debu dapat menyerap muatan negatif
atau positif dari adanya elektron yang berak di udara atau dari arus listrik. Dari
adanya peristiwa adsorpsi partikel koloid yang bermuatan listrik, maka jika koloid
tersebut diletakkan dalam medan listrik partikelnya akan bergerak menuju kutub
yang bermuatan listrik yang berlawanan dengan muatan koloid.
Advertisement

Penerapan Adsorpsi dalam kehidupan sehari-hari. Contoh Adsorpsi adalah sebagai


berikut...
 Penjernihan air dengan menggunakan tawas
 Penjernihan air tebu dalam pembuatan gula
 Penyembuhan sakit perut dengan norit akibat dari bakteri patogen

10 | P a g e
 Pencelupan serat wol pada proses pewarnaan

4. Koagulasi
Koagulasi adalah peristiwa penggumpalan partikel koloid. Peristiwa koagulasi
pada koloid dapat terjadi diakibatkan oleh peristiwa mekanis atau peristiwa kimia.
Peristiwa mekanis misalnya pemanasan atau pendinginan. Darah merupakan sol
butir-butir darah merah yang terdispersi dalam plasma darah, bila dipanaskan akan
menggumpal, sedangkan agar-agar akan mengumpal bila didinginkan. Peristiwa
kimia yang dapat menyebabkan terjadinya koagulasi. Hal-hal yang dapat
menyebabkan koagulasi adalah sebagai berikut...
 Pencampuran Koloid yang Berbeda Muatan. Bila sistem koloid yang
berbeda muatan dicampurkan akan terjadi koagulasi dan akhirnya
mengendap. Misalnya sol Fe(OH)3 yang bermuatan positif akan
mengalami koagulasi bila dicampur sol As2S3.Dengan adanya peristiwa
tersebut maka bila anda mempunyai tinta dari merek yang berbeda, yang
satu merupakan koloid negatif dan yang lain merupakan koloid positif,
jangan sampai dicampurkan karena akan dapat terkoagulasi.
 Adanya Elektrolit. Bila koloid yang bermuatan positif dicampurkan
dengan suatu larutan elektrolit maka ion-ion negatif dari larutan elektrolit
tersebut akan segera ditarik oleh partikel-partikel koloid tersebut, dan
akibatnya ukuran koloid menjadi sangat besar dan akan mengalami
koagulasi. Sebaliknya, koloid negatif akan menyerap ion-ion positif dari
suatu larutan elektrolit.
Penerapan Koagulasi dalam kehidupan sehari-hari. Contoh koagulasi adalah
sebagai beirkut...
 Penjernihan air
 Proses penggumpalan debu atau asap pabrik
 Pengolahan karet dengan lateks
 Pembentukan delta di muara

11 | P a g e
 Proses penetralan partikel albuminoid dalam darah oleh ion Fe3 + atau
Al3+

5. Elektroforesis
Elektroforesis adalah Peristiwa bergeraknya partikel koloid dalam medan listrik.
Manfaat Elektroforesis ini ada pada proses pemisahan potongan-potongan gen
pada proses bioteknologi, penyaringan debu pabrik pada cerobong asap yang
disebut dengan pesawat cottrel. Koloid logam atau basa umumnya mengadsorbsi
ion-ion logam pada saat proses pembentuk sehingga akan menjadi bermuatan
positif. As2S3 dan kelompok koloid sulfida lainnya, dimana pada umumnya
mengadsorbsi ion negatif, sehingga akan menjadi koloid negatif.
Penerapan Elektroforesis dalam kehidupan sehari-hari. Contoh
Elektroforesis adalah sebagai berikut...
 Identifikasi DNA
 Mendeteksi kelainan genetic
 Proses penyaringan debu pabrik

6. Koloid Pelindung
Koloid pelindung adalah koloid yang ditambahkan ke dalam sistem koloid agar
menjadi stabil. Misalnya penambahan gelatin pada pembuatan es krim
dimaksudkan agar es krim tidak dapat memisah sehingga tetap terus kenyal, serta
penambahan gum arab dalam pembuatan semir dan lain-lainnya.

Penerapan Koloid Pelindung dalam kehidupan sehari-hari. Contoh Koloid


Pelindung adalah sebagai berikut...
 Penambahan minyak silikon pada cat
 Penambahan kasein pada susu
 Penambahan gelatin pada es krim
 Penambahan lestin pada margarin

12 | P a g e
7. Dialisis
Dialisis adalah menghilangkan muatan koloid dengan cara memasukkan koloid ke
dalam membran semipermeabel dengan cara memasukkan koloid ke dalam
membran semipermeabel. Membran ini mempunyai pori-pori yang mampu
ditembus oleh ion, tetapi tidak mampu ditembus partikel koloid. Bila kantong
semipermeabel tersebut dimasukkan ke dalam aliran air, maka ion-ion yang keluar
dari membran semipermeabel akan terbawa aliran air, sedangkan koloidnya masih
tetap di dalam kantung semipermeabel.

Penerapan Dialisis dalam kehidupan sehari-hari. Contoh Dialisis adalah sebagai


berikut....
 Proses cuci darah
 Memisahkan ion-ion sianida dan tepung tapioka

2.1 C. CARA PEMMBUATAN KOLOID

cara Kondensasi
Pembuatan koloid dengan cara kondensasi dibedakan menjadi dua, yaitu cara
kimia dan fisika. Kedua cara ini banyak diterapkan untuk membuat koloid tipe
sol, khususnya sol emas dan sol belerang.

13 | P a g e
a. Cara Kimia
Pembuatan koloid dari larutan sejati dengan cara reaksi kimia dapat dilakukan
dengan empat macam, yaitu melalui reaksi pengendapan, reaksi hidrolisis, reaksi
pemindahan, dan reaksi redoks.

Reaksi pengendapan
Pembuatan koloid melalui reaksi pengendapan dilakukan dengan cara
mencampurkan dua macam larutan elektrolit, hingga menghasilkan endapan yang
berukuran koloid, contoh pembuatan sol AgCI.
Sol AgCI dibuat dengan cara mencampurkan larutan AgN03 encer dengan larutan
HCI encer atau NaCI encer. Reaksi yang terjadi sebagai berikut.
AgNO3(aq) + HCl(aq)→AgCl(s) + HNO3(aq)
AgNO3(aq) + NaCI(aq) AgCI(s) + NaN03(aq)

Reaksi hidrolisis
Koloid dapat dibuat melalui reaksi hidrolisis, yaitu dengan mereaksikan garam
tertentu dengan air. Misalnya Sol Fe(OH)3. Sol Fe(OH)3 dibuat dengan cara
menambahkan larutan FeCI3 ke dalam air mendidih. Larutan FeCI3 akan
terionisasi menghasilkan ion Fe3+. Ion Fe3+ ini akan mengalami reaksi hidrolisis
menjadi Fe(OH)3. Reaksi yang terjadi:
FeCI3(aq) + 3H20(ℓ) → Fe(OH)a(s) + 3HCl(aq).

Reaksi pemindahan/substitusi

Contoh koloid yang dibuat dengan cara pemindahan yaitu sol As2S3. Sol As2S3
dibuat dengan cara mengalirkan gas asam sulfida ke dalam larutan arsen(lll)
oksida. Reaksinya:
As203(aq) + 3H2S(g) →As2S3(s) + 3H20(ℓ).

14 | P a g e
Koloid lain yang dibuat melalui reaksi pemindahan yaitu sol belerang. Sol ini
dibuat dengan menambahkan larutan HCI ke dalam larutan Na2S203. Campuran
ini akan menghasilkan partikel- partikel belerang yang berukuran partikel koloid.
Reaksi pada pembuatan koloid belerang sebagai berikut.
Na2S203(aq) + 2HCI (aq) → 2NaCl(aq) + H2SO 3(aq) + S (s).

Reaksi redoks
Pembuatan koloid dengan reaksi redoks selalu disertai dengan perubahan bilangan
oksidasi, misal pada pembuatan sol emas den sol belerang.
Sol emas (Au)
Sol emas dibuat dengan mereduksi larutan garamnya menggunakan reduktor non-
elektrolit seperti formaldehid.
Reaksinya: 2AuCI3 (aq) + 3HCHO(aq) + 3H20 (ℓ) → 2Au(s)+ 6HCI (aq) +
3HCOO H(aq)
Sol belerang (s)
Sol belerang dibuat dengan mengalirkan gas H2S ke dalam larutan S02 atau ke
dalam larutan H2O2. Reaksi yang terjadi:
2H2S(g) + S02(aq) → 3S(s) + 2H2O(ℓ)
H2S (g) + H202(aq) → S(s) + 2h2O(ℓ)

b. Cara Fisika
Cara fisika digunakan untuk membuat koloid dengan cara mengkondensasikan
partikel koloid. Proses ini dilakukan melalui cara-cara berikut.

Pengembunan uap
Cara pengembunan uap diterapkan pada pembuatan sol raksa (Hg). Sol raksa
dibuat dengan menguapkan raksa. Uap raksa selanjutnya dialirkan melalui air
dingin sehingga mengembun dan diperoleh partikel raksa berukuran koloid.

Pendinginan

15 | P a g e
Suatu koloid dapat dibuat melalui proses pendinginan, tujuannya untuk
menggumpalkan suatu larutan sehingga menjadi koloid karena kelarutan suatu zat
sebanding dengan suhu.

Penggantian pelarut
Penggantian pelarut digunakan untuk mempermudah pembuatan koloid yang tidak
dapat larut dalam suatu pelarut tertentu, misalnya pada pembuatan sol belerang.
Belerang sukar larut dalam medium air. Oleh karena itu, air diganti dengan
alkohol. Sol belerang dalam air, dibuat dengan cara melarutkan belerang ke dalam
alkohol hingga diperoleh larutan jenuh. Larutan jenuh ini selanjutnya diteteskan
sedikit demi sedikit ke dalam air hingga terbentuk sol belerang.

Cara Dispersi
Dispersi merupakan cara pembuatan koloid yang berasal dari suspensi. Pembuatan
koloid dengan cara dispersi dapat dilakukan dengan cara busur Bredig, mekanik,
peptisasi, dan homogenisasi.

Cara Busur Bredig


Pembuatan koloid dengan cara busur Bredig sering disebut juga dengan
elektrodispersi. Cara ini dilakukan untuk membuat partikel-partikel fase
terdispersi dengan menggunakan loncatan bunga api listrik. Cara ini banyak
digunakan untuk membuat sol logam. Logam yang akan didispersikan dipasang
sebagai elektrode-elektrode yang dihubungkan dengan sumber arus listrik
bertegangan tinggi. Loncatan bunga api listrik yang muncul di antara kedua
elektrode akan menguapkan sebagian logam. Uap logam yang terbentuk di dalam
medium dispersi akan menyublim dan membentuk partikel halus. Cara busur
Bredig biasa digunakan untuk membuat sol emas dan sol platina.

Cara Mekanik
Pembuatan koloid dengan cara mekanik dilakukan dengan cara penggerusan zat
padat hingga halus, kemudian didispersikan ke dalam medium pendispersi.

16 | P a g e
Namun, pada proses ini fase terdispersinya kadang-kadang mengalami
penggumpalan kembali sehingga perlu ditambahkan stabilizer atau zat pemantap.
Contoh pada pembuatan mentega, tinta, dan cat.

Cara Peptisasi
Cara peptisasi adalah cara pembuatan koloid dengan jalan memecah partikel zat
yang mengendap dalam medium pendispersi air menjadi berukuran partikel
koloid. Proses ini diikuti dengan penambahan suatu elektrolit atau dengan
menghilangkan ion-ion elektrolit penyebab pengendapan.

Cara peptisasi ini digunakan pada pembuatan sol perak iodida (Agl). Sol perak
iodida dibuat dengan cara mencampur larutan AgN03 dengan larutan Kl berlebih.
Campuran kedua larutan ini menghasilkan endapan Agl. Endapan Agl kemudian
dicuci agar mengalami peptisasi, yaitu terbentuknya partikel koloid Agl.
Pencucian mengakibatkan hilangnya kelebihan elektrolit sehingga Agl dapat
terdispersi kembali.

Cara Homogenisasi
Homogensasi adalah cara yang digunakan untuk membuat suatu zat menjadi
homogen dan berukuran partikel koloid. Misal untuk membuat koloid tipe emulsi,
seperti susu. Pada pembuatan susu, ukuran partikel lemak pada susu diperkecil
hingga berukuran partikel koloid. Caranya dengan melewatkan zat tersebut
melaiui lubang berpori yang mempunyai tekanan tinggi. Apabila partikel lemak
dengan ukuran partikel koloid sudah terbentuk, zat tersebut kemudian
didispersikan ke dalam medium pendispersinyA
BAB III
PENUTUP

3.1 A. CONTOH PRODUK KOLOID DAN CARA PEMBUATANNYA


MEMBUAT PRODUK KOLOID

17 | P a g e
BAKPAO

TUJUAN
a. Mengetahui dan mempraktikan cara membuat bakpao
b. Menjelaskan dan mengidintifikasi koloid dalam bakpao

PELAKSANAAN PERCOBAAN
a. Hari/Tanggal : Senin, 24 Februari 2014
b. Waktu : 14.00 s/d selesai.
c. Tempat : Jl. Sukajadi (Kediaman Andina Damayanti)

ALAT DAN BAHAN


1. Alat
- Baskom
- Timbangan
- Sendok
- Pisau
- Papan Talenan
- Panci kukus
- Lap lembab
- Piring Besar/Tatakan
2. Bahan
Gambar: Terlampir
- Tepung terigu 300 gr
- Air dingin 150 cc
- Gula tepung 75 gr
- Garam 1/3 sdt
- Ragi 1 sdm
- Mentega putih 25 gr
- Coklat/Ayam (untuk isian) secukupnya.

18 | P a g e
CARA KERJA

1. Aduklah susu, gula dan garam sampai rata di dalam gelas. Agar
mendapatkan hasil bersih sebaiknya disaring.
2. Ayak tepung terigu, masukkan ke dalam baskom, campurkan ragi dan
aduk sampai rata.
3. Buatlah lubang pada bagian tengahnya(untuk memudahkan). Masukkan
campuran di nomor 1 sedikit demi sedikit kemudian aduk sampai rata.
4. Masukkan mentega dan uleni sampai adonan kalis. Bulatkan adonan,
tutuplah dengan lap lembab (Perlu diingat, lap hanya lembab, bukan basah).
Biarkan selama 35 menit sampai mengembang.
5. Setelah 35 menit, pukul-pukul adonan untuk mengeluarkan udara dari
dalam adonan. Timbang dan bagi rata adonan masing-masing seberat 50
gram.
6. Pipihkan adonan, lalu ditengahnya isi dengan coklat blok yang sudah
dipotong dadu. Bulatkan kembali lalu biarkan selama kira-kira 15 menit
diatas kertas roti. (Bila ingin isi ayam, buatlah tumis ayam cincang lalu
masukkan dengan cara yang sama)
7. Setelah 15 menit selesai, kukus selama 10 menit.
8. Bakpao siap dinikmati selagi hangat.

Bakpao
Bakpao merupakan makanan tradisional Tionghoa. Pao berarti
bungkusan dan Bak artinya daging, jadi arti Bakpao yang sbenarnya adalah
“bungkusan daging” Bakpao sendiri berarti harfiah adalah baozi yang berisi
daging. Pada awalnya dagig yang lazim digunakan adalah daging babi.
Walaupun di Indonesia sendiri Bakpao memiliki beragam isi, bukan hanya

19 | P a g e
daging, ada Strawberry, Coklat, dll..Kulit bakpao beasal dari tepung terigu
yang diberi ragi untuk mengembangkan adonan. Setelah diberikan
isian,adonan dibiarkan sampai mengembang lalu dikukus sampai matang.
Untuk membedakkan isian bakpao, biasanya dibedakan dari warna titik
diatas bakpao.

DISKUSI HASIL PERCOBAAN


Setelah melakukan pembuatan, pengamatan, dan diskusi, didapatkan bahwa
:
1. Saat pengadonan dilakukan, dimana terigu dicampurkan dengan cairan
berupa susu dan bahan dasar lain, dapat dilihat bahwa adonan tersebut
merupakan salah satu jenis koloid, yakni koloid sol. Karena fase
terdispersinya (terigu) merupakan fase padat dan medium pendispersinya
cair, maka adonan bakpao termasuk pada sol cair atau dikenal juga dengan
kolid liofil karena sifatnya stabil dimana terdapat gaya tarik menarik yang
cukup besar antara fase terdispersi dengan medium pendispersi.
2. Bakpao yang dicampur ragi dan hasilnya mengembang termasuk pada
buih padat karena ragi yang dimasukkan ke dalam campuran mengeluarkan
gas CO2 sehingga terdapat gelembung-gelembung udara. Dalam peristiwa
ini menandakan bahwa adanya gas yang terdisperi dalam fase padat. Buih
Padat adalah sistem koloid dengan fase terdisperasi gas dan dengan medium
pendisperasi zat padat. Kestabilan buih ini dapat diperoleh dari zat pembuih
(surfaktan).
3. Fermentasi alkohol merupakan suatu reaksi pengubahan glukosa
menjadi etanol (etil alkohol) dan karbondioksida. Organisme yang
berperan yaitu Saccharomyces cerevisiae (ragi) untuk pembuatan
tape, roti atau minuman keras. Reaksi Kimia:
C6H12O6 → 2C2H5OH + 2CO2 + 2 ATP
4. Tujuan dari pencampuran adalah untuk membuat adonan yang
sempurna agar adonan mengembang dan mempunyai tekstur yang lembut,
pori-pori kecil, dan tidak bantat. Pada proses pencampuran adonan terjadi

20 | P a g e
perubahan sebagian dari pati berubah menjadi gula. Selanjutnya pada
proses fermentasi terjadi perubahan senyawa kompleks menjadi senyawa
sederhana.

3.1 B SOAL UN DAN PENYELESAINNYA


1. Berikut ini adalah beberapa sifat koloid: (UN TAHUN 2010)
1. efek Tyndall 4. elektroforesis;
2. gerak Brown 5. dialisis
3. koagulasi
Aspek sifat koloid pada proses pengolahan air untuk memperoleh air
bersih adalah ........
A.1
B.2
C.3
D.4
E.5
2. Berikut ini yang bukan merupakan sistem koloid adalah ….
a. Lateks
b. Air sadah
c. Tinta
d. Margarine
e. Batu apung

3. Perhatikan tabel berikut!

No Terdispersi Pendispersi Sistem koloid

1 Gas Cair Aerosol


2 Padat Gas Sol
3 Padat Cair Aerosol

21 | P a g e
4 Cair Gas Aerosol
5 Cair Cair Sol
Fase terdispersi, pendispersi, dan sistem koloid yang sesuai ditunjukkan oleh
….
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
4. Efek penghamburan cahaya dari lampu mobil oleh partikel dalam kabut
disebut ….
a. Elektroforesis
b. Tyndall
c. Brown
d. Dialisis
e. Adsorpsi

5. Perhatikan contoh berikut!


1. Susu sapi
2. Susu kedelai
3. Air santan
4. Lem kanji
Yang merupakan koloid emulsi adalah ….
a. 1, 2, dan 3

22 | P a g e
b. 1 dan 3
c. 2 dan 4
d. 4
e. Semua benar

6. Minyak kelapa dan air tidak dapat bercampur dan terjadi dua lapisan
yang tidak saling melarutkan. Emulsi akan terjadi bila campuran dikocok
dan ditambah dengan ….
a. Air panas
b. Es
c. Air sabun
d. Minyak tanah
e. Larutan garam

7. Di bawah ini yang termasuk koloid hidrofil adalah ….


a. Susu
b. Agar-agar
c. Mayonaise
d. Sol logam
e. Sol sulfida

8. Perhatikan sifat-sifat berikut!


1. Dapat mengadorpsi ion
2. Menghamburkan cahaya
3. Partikelnya selalu bergerak
4. Dapat bermuatan listrik
Yang merupakan sifat koloid yaitu ….
a. 1, 2, dan 3
b. 1 dan 3
c. 2 dan 4

23 | P a g e
d. 4
e. Semua benar

9. Contoh koloid yang merupakan sistem koloid padat di dalam gas adalah
….
a. Kabut
b. Embun
c. Asap
d. Buih
e. Batu apung

10. Berikut ini beberapa fenomena sehari-hari yang menunjukkan sifat koloid dalam
kehidupan.
1. Proses cuci d–arah
2. Kabut di pegunungan
3. Pembentukan delta di muara sungai
4. Pemutihan gula
5. Proses kerja obat diare
Sifat koagulasi dapat ditunjukkan dalam contoh kejadian nomor ….
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5

3.1C KESIMPULAN
 Koloid adalah suatu campuran zat heterogen antara dua zat atau
lebih di mana partikel-partikel zat yang brukuran koloid tersebar
merata dalam zat lain.

24 | P a g e
 Sistem koloid adalah suatu campuran yang keadaannya terletak di
antara campuran homogen (larutan) dan heterogen (suspensi). Sistem
koloid terdiri atas dua fase yakni fase terdispersi (fase dalam) dan
fase pendispersi (fase luar, medium). Zat yang fasenya tetap, disebut
zat pendispensi. Sementara itu, zat yang fasenya berubah merupakan
zat terdispensi.
 Sifat-sifat Koloid yaitu : efek tyndall, gerak brown, adsorpsi koloid,
muatan koloid sol, koagulasi, dan koloid pelindung.
 Cara pembuatan koloid secara kimia maupun fisika

DAFTAR PUSTAKA
https://linayohananana.wordpress.com/kimia-xi/9-koloid/jenis-jenis-koloid/
http://kimiaeducation7.blogspot.co.id/2013/03/larutan-suspensi-dan-
koloid.html
http://myteknikkimiablogaddress.blogspot.co.id/2018/01/sistem-koloid.html

25 | P a g e
https://polarisasi.wordpress.com/materi-kimia-kelas-xi/koloid/jenis-jenis-
koloid/
http://www.artikelsiana.com/2015/03/koloid-sifat-sifat-koloid-contoh-
pengertian.html
http://www.pelajaran.co.id/2016/07/cara-pembuatan-koloid-cara-kondensasi-
dan-cara-dispersi.html
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-smk/kelas_x/koloid-liofil-
dan-koloid-liofob/
http://www.google.com/search?q=koloid+liofil&ie=utf-8&oe=utf
8&aq=t&rls=com.yahoo:id:official&client=firefox
http://jend3la-sains.blogspot.com/2012/05/koloid-pada-roti.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_koloid
http://id.wikipedia.org/wiki/Buih
http://id.m.wikipedia.org/wiki/Bakpao
http://usaha321.net/soal-dan-pembahasan-sistem-koloid-pilihan-ganda.html

26 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai